Applied Conjoint Analysis at Students Preferences of The Quality Lecturer in Sekolah Tinggi Ilmu Statistik

(1)

FITRI CATUR LESTARI

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2011


(2)

dalam Menelaah Preferensi Mahasiswa terhadap Kualitas Dosen Sekolah

Tinggi Ilmu Statistik” adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing

dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Juli 2011

Fitri Catur Lestari NRP G151050211


(3)

HARI WIJAYANTO and I MADE SUMERTAJAYA.

The goal of this educational research is to analyze student’s preferences to the lecturer quality using conjoint analysis. This research compared 3(three) methods in conjoint analysis: method A (full profile design and ranking evaluation), method B (full profile design and rating evaluation), and method C (pairwise comparison design and ranking evaluation). There are 125 students of STIS are selected as samples with purposive sampling method. Student’s preference of lecturer quality in method A and C are: mastery of course material, ability to motivate students, character, communication and teaching method. While the method B, the sequence attributes that prefer are: mastery of lecture, character, communication, ability to motivate students, and learning method. Preferences of students to lecturer quality varies according to the score achievement segment, level / grade, high school origin, gender, and economic ability (income) parents. The method A is a method with the longest time to finished it, and supposed as the most difficult and respondents are not sure about their answer. In contrast, the method C is a method in the shortest time to finished it and supposed as the easiest method and the respondents feel confident with their answer.


(4)

bimbingan HARI WIJAYANTO dan I MADE SUMERTAJAYA.

Pendidikan merupakan ranah kehidupan yang sangat penting dalam peningkatak kualitas hidup manusia. Dosen sebagai komponen dalam perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan memegang peranan yang sangat besar. Oleh karenanya perlu dilakukan evaluasi terhadap dosen. Evaluasi yang sangat berarti adalah evaluasi sari mahasiswa yang merupakan pihak yang terlibat langsung dengan dosen dalam proses pembelajaran. Proses evaluasi dosen tentu berkaitan erat dengan preferensi mahasiswa terhadap kualitas dosen itu sendiri. Pengukuran preferensi dapat dilakukan dengan berbagai macam metode. Namun dari bermacam-macam metode tersebut, analisis yang khusus mengkaji tentang preferensi adalah analisis konjoin. Berbagai macam penelitian mengenai konjoin sudah dilakukan, baik konjoin tradisional, pilihan diskrit maupun konjoin dengan metode estimasi yang modern. Dari berbagai macam jenis analisis konjoin, kiranya perlu dilakukan perbandingan di antaranya yang diterapkan pada preferensi mahasiswa terhadap kualitas dosen.

Metode yang dibandingkan adalah metode A (pengumpulan data full profile dan evaluasi ranking), metode B (pengumpulan data full profile dan evaluasi rating), dan metode C (pengumpulan data pairwise dan evaluasi ranking). Perbandingan ini ditinjau dari aspek pengumpulan data dan hasil prosedur analisis. Aspek pengumpulan data meliputi unsur durasi (waktu), tingkat kemudahan dan tingkat keyakinan kebenaran hasil evaluasi (respon) berdasarkan pengakuan responden (self-enumeration). Selain perbandingan tersebut, terdapat dugaan bahwa karakteristik reponden membedakan preferensinya terhadap kualitas dosen. Karakteristik yang dimaksud adalah Indeks Prestasi Kumulatif (IPK), tingkat/kelas, asal SMA, jenis kelamin, dan kemampuan ekonomi (pendapatan) orang tua.

Data pada penelitian ini merupakan data primer yang dikumpulkan melalui survei dengan menggunakan kuesioner dan kartu-kartu stimuli yang berisi tentang karakteristik atau profil yang menggambarkan kualitas dosen. Penelitian ini melibatkan 125 mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS) yang terpilih sebagai sampel. Metode penarikan sampelnya berupa non-probability sampling yaitu metode purpossive sampling. Pemilihan sampel juga didasarkan pemerataan pada segmen yang diduga terdapat perbedaan preferensi mahasiswa terhadap kualitas dosen yaitu IPK, tingkat/kelas, asal SMA, jenis kelamin, dan kemampuan ekonomi (pendapatan) orang tuanya. kartu yang dievaluasi responden pada pendekatan pairwise comparison ada 5(5-1)/2 yaitu 10 kartu. Sedangkan pada pendekatan full profile ada 25 atau 32 kartu. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan pengisian kuesioner oleh mahasiswa. Data respon yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah ranking (mengurutkan) dan rating (menilai). Prosedur analisis konjoin yang digunakan dalam penelitian ini adalah Thurstone, regresi monotonik, dan regresi linear berganda. Data preparation dan analisis tersebut dilakukan dengan menggunakan software pengolah data: SPSS


(5)

yakin dengan kebenaran jawaban yang diberikannya. Sebaliknya, metode C merupakan metode yang dikerjakan oleh reponden dalam waktu yang paling singkat, dirasakannya sebagai metode yang paling mudah serta reponden merasa yakin dengan kebenaran jawaban yang diberikannya.

Perbandingan metode dari aspek hasil prosedur analisis, preferensi mahasiswa terhadap kualitas dosen pada metode A dan C berdasarkan Nilai Relatif Penting (NRP) dan nilai skala secara berurutan yaitu penguasaan materi kuliah, kemampuan memotivasi mahasiswa, pembawaan diri, penyampaian materi, dan metode pembelajaran. Sedangkan pada metode B hasilnya berbeda dengan metode A dan C pada urutan kedua, ketiga dan keempat atribut yang disukai responden. Urutan atribut yang disukai pada metode B secara berurutan penguasaan materi kuliah, pembawaan diri, penyampaian materi, kemampuan memotivasi mahasiswa, dan metode pembelajaran. Metode C dengan rancangan pairwise comparison, respon berupa ranking dan prosedur analisis menggunakan Thurstone merupakan metode terbaik dalam analisis konjoin pada studi kasus pengukuran preferensi mahasiswa terhadap kualitas dosen.

Preferensi mahasiswa terhadap kualitas dosen berdasarkan metode berbeda-beda menurut segmen IPK, tingkat/kelas, asal SMA, jenis kelamin, dan kemampuan ekonomi (pendapatan) orang tuanya. Mahasiswa yang mempunyai IPK tinggi sangat menyukai dosen yang menguasai materi. Sedangkan mahasiswa yang mempunyai IPK rendah sangat menyukai dosen yang pembawaan dirinya humoris. Mahasiswa tingkat I lebih menyukai dosen yang memotivasi mahasiswanya daripada dosen yang humoris. Sebaliknya, mahasiswa tingkat IV lebih menyukai dosen yang humoris daripada dosen yang memotivasi mahasiswanya. Mahasiswa yang SMA-nya berasal dari wilayah Jabodetabek lebih menyukai dosen yang humoris. Sedangkan mahasiswa yang asal SMA-nya dari luar wilayah Jabodetabek lebih menyukai dosen yang mampu memotivasi mahasiswanya. Mahasiswa laki-laki lebih menyukai dosen yang komunikatif (menyampaikan materi secara dua arah) daripada dosen yang suka memotivasi mahasiswanya. Sedangkan mahasiswa perempuan sebaliknya, lebih menyukai dosen yang suka memotivasi mahasiswanya daripada dosen yang komunikatif. Mahasiswa yang orang tuanya berpendapatan rendah lebih menyukai dosen yang memotivasi mahasiswanya. Sedangkan mahasiswa yang orang tuanya berpendapatan tinggi tampaknya lebih menyukai dosen yang humoris.


(6)

© Hak Cipta milik IPB, tahun 2011

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruhnya karya tulis ini tanpa mencantunkan atau menyebutkan sumber

a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah

b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB

2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB


(7)

FITRI CATUR LESTARI

Tesis

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Sains pada

Program Studi Statistika

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2011


(8)

(9)

Disetujui Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Hari Wijayanto, M.Si.

Ketua Anggota

Dr. Ir. I Made Sumertajaya, M.Si.

Diketahui,

Ketua Program Studi Statistika Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr. Ir. Erfiani, M.Si. Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc. Agr.


(10)

Tercinta

Almamater

Universitas Gadjah Mada

dan

Institut Pertanian Bogor

Terhormat

Bapak Wakito

dan

Ibu Tusirah

Tersayang

Asih Purwanti

Adhi Dwiyanto

Asih Triyanti

Yudya Cadita Rokhman

Yudya Cadita Rokhim


(11)

Analisis Konjoin dalam Menelaah Preferensi Mahasiswa terhadap Kualitas Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Statistik“ untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan program pendidikan Strata-2 (S-2) Program Studi Statistika Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Tiada daya dan kekuatan melainkan bersumber dari Allah SWT.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak dan ibu yang selalu mendo’akan dan mencurahkan kasih dan sayangnya.

2. Kakak-kakakku (Asih Purwanti S.Pd dan Samsuri S.Pd, Adhi Dwiyanto S.Pi dan Desi Nurhidayati, S.Pd, Asih Triyanti S.Pd dan Abadi Pitojo S.Pd), adik-adikku (Yudya Cadita Rokhman dan Yudya Saddita Rokhim), keponakan-keponakanku (Farras, Rafi, Ammar, Nisa, Azka, Is’ad, Azhar dan Sinta) dan semua keluarga yang telah memberikan motivasi yang sangat berarti

3. Dr. Ir. Hari Wijayanto, M. Si dan Dr. Ir. I Made Sumertajaya, M. Si selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dengan penuh kesabaran.

4. Mahasiswa S2 angkatan 2005 (Mba Astri, Bu Fia, Mba Ulfa, Ani, Mung, Mba Ida, Mba Silva, Mas Rahman, Mba Dewi, Mba Kisti, Mas Iwan, Pak Edward, Mas Herdi, Mas Ali, Ibu Maryana, Bu Tutus, Bu Tori, dan Mas Anjar) yang menemani proses belajar ini dengan sempurna.

5. Pak Heri yang telah membantu kelancaran proses administrasi dan lain-lainnya.

6. Semua civitas akademika Program Studi Statistika Sekolah Pascasarjana IPB 7. Rekan-rekan kerja di STIS, PT Astra International AstraWorld, Primagama

Bogor dan Milleni@ Statistics Center

8. Tim survei Rais, Nurmi, Ilung, Wira, Adi, Muiz, Adam, Syukur , Ridha, Hamdi, Berthyn, Eka, Mimi, Dewi, Vivin, Erma, Isna, dan Tanti yang bekerja keras membantu dalam pengumpulan dan pengentrian data.

9. mYZté atas kemisteriusannya

10.semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan tugas akhir ini.

Semoga Allah SWT membalasnya dengan sesuatu yang lebih baik.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan tugas akhir ini. Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan laporan tugas akhir ini. Semoga laporan tugas akhir ini bermanfaat dunia dan akhirat. Semoga Allah SWT ridha.

Bogor, Juli 2011


(12)

Tahun 1999 penulis lulus dari SMU Negeri 1 Tegal dan pada tahun yang sama lulus Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN) untuk jenjang Strata 1 (S-1) Program Studi Statistika, Jurusan Matematika, Universitas Gadjah Mada (UGM). Penulis lulus pendidikan kesarjanaannya tersebut pada tahun 2004. Pada tahun 2005, penulis mendapat kesempatan untuk mengikuti program magister pada Program Studi Statistika, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor (IPB).

Pada tingkat akhir pendidikan S-1, penulis bekerja sebagai konsultan statistika di Millenia@ Statistics Center Yogyakarta. Tahun 2006 penulis bekerja sebagai tentor Matematika di Lembaga Pendidikan Primagama Bogor dan satu tahun kemudian penulis mendapat kesempatan bekerja sebagai Data Analyst pada PT. Astra International, Tbk. - AstraWorld Jakarta. Pada tahun 2009 penulis mengabdikan diri sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Badan Pusat Statistik (BPS) khususnya sebagai staf dan pengajar pada Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS).


(13)

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR GAMBAR... xiii

DAFTAR LAMPIRAN... xiv

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Tujuan... 3

Batasan Masalah ... 3

TINJAUAN PUSTAKA Kualitas Dosen... 4

Analisis Konjoin... 5

Uji t dan Uji W Kendall... 10

METODOLOGI PENELITIAN Sumber Data... 12

Metode Analisis... 12

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden... 15

Perbandingan Metode... 20

Segmentasi Preferensi Mahasiswa terhadap Kualitas Dosen... 26

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan... 32

Saran... 33

DAFTAR PUSTAKA... 34


(14)

1 Metode yang Akan Dibandingkan dalam Penelitian ... 10

2 Atribut yang Diduga Berpengaruh pada preferensi Mahasiswa terhadap Kualitas Dosen ... 13

3 Deskripsi Ukuran Pembanding Tiap Metode ... 20

4 Uji Perbedaan Durasi Responden dalam Mengevaluasi Kartu Stimuli .... 21

5 Hasil Prosedur Analisis pada Metode A ... 23

6 Hasil Prosedur Analisis pada Metode B ... 24

7 Hasil Prosedur Analisis pada Metode C ... 25


(15)

1 Sebaran responden menurut jenis kelamin ... 15

2 Sebaran responden menurut tingkat ... 15

3 Sebaran responden menurut kelas ... 16

4 Sebaran responden menurut IPK ... 16

5 Sebaran responden menurut asal SMA ... 17

6 Sebaran responden menurut keaktifan dalam organisasi ... 17

7 Sebaran responden menurut pendidikan orang tua ... 18

8 Sebaran responden menurut pekerjaan orang tua ... 18

9 Sebaran responden menurut pendapatan orang tua ... 19

10 Sebaran responden menurut jumlah saudara ... 19

11 Perbandingan tingkat keyakinan responden pada tiap metode ... 22

12 Perbandingan hasil prosedur analisis metode A, B dan C ... 25

13 Perbandingan preferensi mahasiswa terhadap kualitas dosen berdasarkan segmen IPK... 27

14 Perbandingan preferensi mahasiswa terhadap kualitas dosen berdasarkan segmen tingkat ... 28

15 Perbandingan preferensi mahasiswa terhadap kualitas dosen berdasarkan segmen asal SMA ... 29

16 Perbandingan preferensi mahasiswa terhadap kualitas dosen berdasarkan segmen jenis kelamin ... 30

17 Perbandingan preferensi mahasiswa terhadap kualitas dosen berdasarkan segmen pendapatan orang tua ... 31


(16)

1 ... Pengac akan Terhadap Petak Utama dan Anak Petak ... .... 30

2 Matriks Rancangan Percobaan untuk Fase Ekstraksi (z) dan Fase gerak (x)

dengan Jumlah Puncak pada Pengamatan Panjang Gelombang 210, 225, 254, 260, dan 270 nm... 31

3 N

ilai Koefisien Parameter dan Nilai t-hitung pada 49 Kombinasi Lengkap 33

4 Plot kuantil-kuantil pada panjang gelombang 225, 254, 260, 270 nm... 34

5 Nilai Koefisien 26 Kombinasi Menggunakan Metode GLS pada panjang

gelombang 225 nm ... ... 35

6 Nilai Koefisien 18 Kombinasi Menggunakan Metode GLS pada panjang

gelombang 254 nm ... ... 36

7 Nilai Koefisien 24 Kombinasi Menggunakan Metode GLS pada panjang


(17)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu ranah kehidupan yang sangat penting. Pendidikan adalah alat yang paling efektif untuk mengubah manusia dan dampaknya dalam pembentukan kualitas manusia dua atau tiga kali lebih kuat bila dibandingkan dengan yang lain (Haryadi, 2008). Perguruan tinggi sebagai lembaga penyelenggara pendidikan mempunyai dua tugas pokok yaitu mendidik putra-putri bangsa agar menguasai IPTEKS dan melokomotifi pembangunan nasional dan daerah, termasuk mempersiapkan calon-calon pemimpin bangsa yang bermoral tinggi serta berbudaya demokratis (Effendi, 2003). Menurut Wahab (2003), perguruan tinggi berfungsi sebagai produsen utama sumber daya manusia bagi kebutuhan masyarakat, dan untuk meningkatkan, menyebarluaskan, dan mengembangkan IPTEKS itu sendiri. Mengingat pentingnya tugas dan fungsi perguruan tinggi, maka kualitas perguruan tinggi menjadi suatu hal yang perlu diperhatikan.

Kualitas perguruan tinggi tentu dipengaruhi oleh komponen-komponen yang terlibat di dalamnya. Salah satu komponen yang memegang peranan penting adalah guru atau pendidik atau pengajar atau dalam perguruan tinggi disebut sebagai dosen. Hal ini didukung oleh Sudiana (2003) bahwa dosen sebagai salah satu komponen perguruan tinggi berperan sangat besar dalam mewujudkan kualitas perguruan tinggi. Penelitian yang dilakukan Pujadi (2007) menghasilkan kesimpulan yang senada yaitu faktor kualitas dosen terbukti berpengaruh signifikan terhadap motivasi belajar mahasiswa dengan tingkat signifikansi 0,01 dan memiliki korelasi yang paling kuat di antara faktor yang lain.

Dosen sebagai salah satu komponen dalam perguruan tinggi mempunyai 3 (tiga) tugas utama dalam rangka penyelenggaraan Tridharma perguruan tinggi yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdiaan kepada masyarakat. DPPM (2002) menyebutkan bahwa bidang utama kegiatan dosen adalah melaksanakan pendidikan dan pengajaran. Karena pentingnya tugas-tugas dosen


(18)

terutama dalam melaksanakan pendidikan dan pengajaran maka perlu adanya telaah mengenai kualitas dosen.

Salah satu cara untuk mengetahui kualitas dosen yang berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran yaitu dengan cara mengadakan penilaian atau evaluasi. Penilaian yang obyektif mencakup beberapa sudut pandang atau biasa disebut360 degree evaluation, dalam hal ini, penilaian yang dilakukan oleh mahasiswa, dosen senior atau atasan sebagai pejabat fungsional/struktural, rekan kerja dan masyarakat. Penilaian dari sisi mahasiswa menjadi poin paling utama karena mahasiswa terlibat langsung dalam proses belajar-mengajar dan mahasiswa merupakan konsumen atau pihak yang berkepentingan (stakeholders). Segala hal tentang penilaian biasanya berkaitan dengan kepuasan. Kepuasan mahasiswa terhadap kualitas dosen terjadi ketika harapannya terhadap kualitas dosen minimal sama dengan kenyataan yang dialaminya dalam proses pembelajaran. Oleh sebab itu, harapan mahasiswa terhadap dosen merupakan hal yang menarik dan perlu untuk diteliti. Pada penelitian ini, harapan mahasiswa terhadap kualitas dosen diwujudkan dalam studi tentang studi tentang preferensi mahasiswa terhadap kualitas dosen.

Terkait dengan analisis preferensi tentu saja banyak metode statistik yang dapat digunakan sebagai alat, antara lain Fuzzy-Servqual, analisis diskriminan, analisis faktor, Chi-Square, Multidimensional Scaling (MDS), analisis konjoin, dll. Namun analisis yang khusus dan mengkaji tentang preferensi adalah analisis konjoin. Berbagai macam penelitian mengenai konjoin sudah dilakukan, baik konjoin tradisional, pilihan diskrit maupun konjoin dengan metode estimasi yang modern. Dari berbagai macam jenis analisis konjoin, kiranya perlu dilakukan perbandingan di antaranya yang diterapkan pada preferensi mahasiswa terhadap kualitas dosen.

Metode yang dibandingkan adalah metode A (pengumpulan data full profile dan evaluasi ranking), metode B (pengumpulan data full profile dan evaluasi rating), dan metode C (pengumpulan data pairwise dan evaluasi

ranking). Perbandingan ini ditinjau dari aspek pengumpulan data dan hasil prosedur analisis. Aspek pengumpulan data meliputi unsur durasi (waktu), tingkat


(19)

kemudahan dan tingkat keyakinan kebenaran hasil evaluasi (respon) berdasarkan pengakuan responden (self-enumeration). Selain perbandingan tersebut, terdapat dugaan bahwa karakteristik reponden membedakan preferensinya terhadap kualitas dosen. Karakteristik yang dimaksud adalah Indeks Prestasi Kumulatif (IPK), tingkat/kelas, asal SMA, jenis kelamin, dan kemampuan ekonomi (pendapatan) orang tua.

Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Membandingkan efisiensi dan efektivitas beberapa cara pengumpulan data dalam analisis konjoin pada preferensi mahasiswa terhadap kualitas dosen. 2. Mengetahui preferensi mahasiswa terhadap kualitas dosen.

3. Mengkaji perbedaan preferensi antar segmen mahasiswa terhadap kualitas dosen.

Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini ada dua hal:

1. Dosen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dosen pengajar mata kuliah eksak.

2. Responden yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS) tahun akademik 2010/2011.


(20)

TINJAUAN PUSTAKA

Kualitas Dosen

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) tahun 2002, kualitas diartikan sebagai : (1) tingkat baik buruknya sesuatu atau kadar; (2) derajat atau taraf (kepandaian, kecakapan, dsb) atau mutu. Definisi dosen menurut KBBI adalah tenaga pengajar pada perguruan tinggi sedangkan mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi. Undang-Undang Republik Indonesia No.14 Tahun 2005 Pasal 1 Ayat 2 menyebutkan bahwa dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Sudiana (2003) menyatakan bahwa dosen yang tugas utamanya dalam bidang pendidikan dan pengajaran dituntut memiliki empat kompetensi, yaitu kompetensi bidang studi, kompetensi pemahaman tentang peserta didik, kompetensi penguasaan pembelajaran yang mendidik, dan kompetensi pengembangan kepribadian dan keprofesionalan. Kompetensi bidang studi mencakup dua hal, yaitu penguasaan disiplin ilmu dan penguasaan kurikuler. Penguasaan disiplin ilmu berkaitan dengan substansi dan metodologi keilmuaan. Penguasaan kurikuler berhubungan dengan pemilihan, penataan, pengemasan, dan representasi materi yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

Mahmud (2000) menyatakan bahwa kualitas profesional dosen masih rendah. Hal ini didukung oleh hasil pengamatan Semiawan (1998) yang menunjukkan bahwa di kelasnya, dosen adalah sebagai aktor utama sehingga mahasiswa secara dominan bersikap pasif. Menurut Brodjonegoro (2002) seharusnya ada perubahan orientasi pendidikan tinggi yaitu : pengajaran menjadi pembelajaran; mahasiswa pasif menjadi pembelajar aktif; berpusat pada kemampuan (faculty) ke berpusat pada pembelajar; pembelajaran solitari (solitary learning) ke pembelajaran interaktif, dan koperatif; pembelajaran di kelas menjadi pembelajaran di masyarakat. Arah perubahan ini jelas menuju pada model pembelajaran yang dilandasi oleh prinsip-prinsip atau teori-teori pembelajaran


(21)

modern, seperti pembelajaran koperatif (cooperative learning), pembelajaran siswa aktif (student active learning), dan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student-centered learning).

Prinsip kebebasan perlu diterapkan dalam pendidikan andragogi, yaitu kebebasan mahasiswa untuk menyampaikan opini. Jadi pada proses pembelajaran pada perguruan tinggi, perlu adanya komunikasi dua arah. Sehingga melakukan tukar pendapat, diskusi, dan tanya jawab adalah pendekatan yang sesuai diterapkan dalam pembelajaran di perguruan tinggi.

Analisis Konjoin

Kata conjoint menurut para praktisi riset pemasaran diduga berasal dari kata CONsidered JOINTly. Sebenarnya kata conjoint diturunkan dari kata to conjoint yang berarti joined together atau bekerja sama suatu teknik yang secara spesifik digunakan untuk memahami keinginan atau preferensi konsumen terhadap suatu produk atau jasa dengan mengukur tingkat kegunaan dan nilai kepentingan relatif berbagai atribut suatu produk (Hair et. al., 1995).

Preferensi didefinisikan pada KBBI sebagai (1) (hak untuk) didahulukan dan diutamakan daripada yang lain atau prioritas; (2) pilihan atau kecenderungan atau kesukaan. Sedangkan menurut Chaplin (2002) preferensi adalah suatu sikap yang lebih menyukai sesuatu benda daripada benda lainnya. Karena banyak digunakan dalam bidang pemasaran, maka pembahasan mengenai analisis konjoin mengacu pada istilah-istilah pada bidang pemasaran. Jika disesuaikan dengan istilah dalam bidang pendidikan, maka konsumen dalam hal ini diartikan sebagai mahasiswa yang akan diukur preferensinya terhadap kualitas dosen (produk).

Tahapan analisis konjoin meliputi beberapa langkah yakni: 1. Perumusan masalah

2. Merancang kombinasi atribut (stimuli) 3. Menentukan metode pengumpulan data 4. Memilih prosedur analisis konjoin


(22)

5. Interpretasi hasil

Adapun paparan selengkapnya tentang tahapan analisis konjoin sebagai berikut:

1. Perumusan Masalah

Langkah awal dalam melakukan analisis konjoin yaitu perumusan masalah (Aaker et. al., 1980). Perumusan masalah dimulai dari mendefinisikan produk sebagai kumpulan dari atribut-atribut dimana setiap atribut terdiri atas beberapa taraf/level. Informasi mengenai atribut yang mewakili preferensi konsumen bisa diperoleh melalui diskusi dengan pakar, eksplorasi data sekunder, atau melakukan tes awal (Rosada, 2002).

Kemudian atribut yang sudah dianggap mewakili ditentukan skalanya. Skala atribut dibagi menjadi dua yaitu skala kualitatif atau non metrik atau kategori (nominal dan ordinal) dan skala kuantitatif atau metrik (interval dan rasio).

2. Merancang Kombinasi Atribut (Stimuli)

Setelah mengidentifikasi atribut beserta taraf-tarafnya, kemudian dilakukan perancangan stimuli yaitu kombinasi taraf antar atribut. Pendekatan yang umum digunakan untuk merancang stimuli yaitu kombinasi berpasangan (pairwise comparison) atau evaluasi dua faktor dan kombinasi lengkap (full profile) atau evaluasi banyak faktor

Pada pendekatan pertama, responden diminta untuk mengevaluasi pasangan-pasangan atribut secara bersamaan. Bila ada p atribut berarti jumlah pasangan yang dievaluasi sebanyak p(p-1)/2 pasangan.

Pendekatan kedua sangat baik digunakan jika faktor atau atribut dan taraf yang diteliti tidak terlalu banyak sehingga responden dapat mengevaluasi semua stimuli yang muncul. Pendekatan ini disebut desain faktorial. Banyaknya kombinasi bisa menyebabkan kesulitan pada konsumen dan dikhawatirkan terjadi ketidakkonsistenan. Untuk itu dilakukan pengurangan kombinasi dengan rancangan faktorial sebagian (fractional factorial design).


(23)

mengukur efek utamanya saja, sementara interaksi antar atribut tidak terukur atau diabaikan.

3. Menentukan Metode Pengumpulan Data

Langkah selanjutnya setelah merancang stimuli adalah menentukan jenis data yang diperlukan. Seperti halnya dalam menentukan skala atribut, terdapat dua macam jenis data pada proses pengumpulan data yaitu data non metrik dan data metrik. Pada data jenis non metrik responden diminta membuat ranking (pengurutan) terhadap stimuli. Pengurutan ini biasanya dimulai dari stimuli yang paling disukai (diberi nilai mulai dari 1) sampai pada stimuli yang paling tidak disukai. Sedangkan pada data jenis metrik responden diminta memberikan rating (penilaian) terhadap stimuli. Rating dapat dilakukan dengan menggunakan skala likert mulai dari 1 sampai 10 (nilai 10 adalah paling disukai dan sebaliknya) dan menggunakan nilai ranking terbalik (stimuli yang paling disukai diberi nilai tertinggi setara dengan jumlah stimulinya dan sebaliknya). Selain ranking dan rating, bentuk jawaban responden juga dapat berupa pilihan atau biasa dikenal sebagai discrete choice. Pada analisis konjoin yang berperan sebagai variabel tak bebas adalah preferensi atau keinginan untuk membeli. Sedangkan variabel bebasnya adalah kombinasi berbagai taraf dalam atribut yang berupa variabel dummy. Sehingga penentuan jenis data metrik maupun non metrik sangat penting.

4. Memilih Prosedur Analisis Konjoin

Berkaitan dengan tipe data dan cara pengumpulan datanya, prosedur analisis yang umum digunakan dalam analisis konjoin adalah:

a. Metode Thurstone

Prosedur ini digunakan untuk memberikan gambaran mengenai pasangan atribut yang dilakukan dalam pendekatan pairwise comparison

(Rosada, 2002). Langkah-langkah yang harus dilakukan yaitu:

i. Menghitung matriks frekuensi, dengan menjumlahkan skor seluruh pengamatan, dengan aturan sebagai berikut:


(24)

1, jika atribut i>atribut j 0, jika atribut i<atribut j 0.5, jika atribut i=atribut j ij

F

  =   

ij

F =Frekuensi baris ke-i kolom ke-j (kolom lebih penting dari baris) ii. Menghitung matriks proporsi (Pij) yaitu membagi setiap unsur matriks

frekuensi dengan jumlah responden. ij ij

F P

n

=

iii. Mentransformasi unsur matriks proporsi menjadi normal baku (Zij) iv. Mengurutkan kolom mariks Z dari kolom dengan rataan terkecil

hingga terbesar

v. Menghitung selisih antar kolom terdekat

vi. Menghitung nilai skala dengan nilai skala awal nol dan nilai skala berikutnya adalah nilai kumulatif dari nilai skala sebelumnya vii.Menyimpulkan faktor-faktor yang dianggap penting

b. Metode Regresi dengan variabel dummy

Prosedur analisis ini umumnya digunakan pada pengumpulan data

full profile. Jika data berasal dari penilaian dengan skala metrik maka regresi dengan variabel dummy dapat dihitung langsung dengan menggunakan pendekatan Ordinary Least Square (OLS). Jika data berupa ranking (urutan) maka data tersebut lebih dahulu diubah menjadi skala interval dengan menggunakan monotonic regression. Sedangkan jika data diperoleh melalui penilaian terpisah dari masing-masing atribut (taraf atribut) maka cara ini dikenal dengan istilah discret choice dimana variabel dependent-nya berupa intensitas pilihan atau aktual pembelian. Analisis yang digunakan adalah LOGIT model.

Adapun secara umum model dasar analisis konjoin (Kuhfeld, 2000) adalah:

Yij= β0 +

=

m i1 1

k


(25)

Keterangan : Yij

β

= Peringkat seluruh responden o

k = Banyak taraf dari atribut ke-i = Intersep

m = Jumlah atribut Xij

β

= Peubah boneka atau dummy variable dari atribut ke-i taraf ke-j ij

ε

= Part worth atau nilai kegunaan atribut ke-i taraf ke-j ij

Dengan model regresi tersebut, maka dapat ditentukan nilai kegunaan dari taraf-taraf tiap atribut (NKT) untuk menentukan nilai pentingnya suatu taraf relatif terhadap taraf yang lain pada suatu atribut. Setelah menentukan NKT, maka Nilai Relatif Penting (NRP) dapat dihitung dengan formula sebagai berikut:

= Galat

= − − = k i i i i i i UR UT UR UT NRP 1 ) ( Keterangan: NRPi UT

= NRP atribut ke-i i

UR

= NKT tertinggi atribut ke-i i

k = Jumlah atribut

= NKT terendah atribut ke-i

5. Interpretasi Hasil

Kuhfeld (2000) menyatakan ada beberapa ketentuan dalam melakukan interpretasi hasil, yaitu :

a. Taraf yang memiliki nilai kegunaan lebih tinggi adalah taraf yang lebih disukai.

b. Total nilai kegunaan masing - masing kombinasi sama dengan jumlah nilai kegunaan tiap taraf dari atribut-atribut tersebut.

c. Kombinasi yang memiliki total nilai kegunaan tertinggi adalah kombinasi yang paling disukai responden.


(26)

d. Atribut yang memiliki perbedaan nilai kegunaan lebih besar antara nilai kegunaan taraf tertinggi dan terendahnya merupakan atribut yang lebih penting.

Metode pada analisis konjoin yang digunakan untuk mengukur preferensi mahasiswa terhadap kualitas dosen dan akan dilakukan perbadingan dalam penelitian ini yaitu:

Tabel 1 Metode yang Akan Dibandingkan dalam Penelitian

Metode Rancangan Stimuli Jenis Data Respon Prosedur Analisis

A Full profile Ranking Regresi Monotonik B Full profile Rating Regresi Linear Berganda C Pairwise Comparison Ranking Thurstone

Uji t dan Uji W Kendall

Metode statistika yang digunakan untuk membandingkan efisiensi dan efektivitas metode konjoin pada preferensi mahasiswa terhadap kualitas dosen berdasarkan waktu adalah uji t dengan statistik uji (Walpole, 1992):

d d d t

s n µ

− =

Keterangan:

d = rata-rata selisih data sampel dengan dua perlakuan berbeda d

µ = rata-rata selisih data populasi dengan dua perlakuan berbeda

d

s = standar deviasi data sampel dengan dua perlakuan berbeda n = banyaknya sampel

Sedangkan perbandingan efisiensi dan efektivitas metode konjoin berdasarkan kemudahannya adalah uji W Kendall dengan statistik uji (TPPWK, 1997):

2

( 1) 1

( 1) 12

s

N K W

NK K

χ = = −


(27)

Keterangan: j

R = jumlah skor ranking dalam kolom ke j N = banyaknya pasangan sampel (baris) K = banyaknya sampel (kolom)

W = koefisien konkordansi W Kendall

2 3

1

( )

12 s W

N K K

=

dengan

2

1 1

K j K

j j j

R

s R

K

= =

 

 

 

= −

 

 

 


(28)

METODOLOGI PENELITIAN

Sumber Data

Data pada penelitian ini merupakan data primer yang dikumpulkan melalui survei dengan menggunakan kuesioner dan kartu-kartu stimuli yang berisi tentang karakteristik atau profil yang menggambarkan kualitas dosen. Penelitian ini melibatkan 125 mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS) yang terpilih sebagai sampel. Metode penarikan sampelnya berupa non-probability sampling

yaitu metode purpossive sampling. Metode purpossive sampling adalah salah satu metode penarikan contoh tak berpeluang dengan mengumpulkan informasi dari sumber yang tepat di antaranya anggota masyarakat yang dipandang dapat memberikan informasi yang dibutuhkan atau hanya mereka yang dirasa dapat memberikan informasi yang kita butuhkan (Wibisono, 2003). Pemilihan sampel juga didasarkan pemerataan pada segmen yang diduga terdapat perbedaan preferensi mahasiswa terhadap kualitas dosen yaitu IPK, tingkat/kelas, asal SMA, jenis kelamin, dan kemampuan ekonomi (pendapatan) orang tuanya.

Metode Analisis

Penelitian ini dilakukan dengan tiga alat ukur yaitu: (1) analisis konjoin untuk mengetahui preferensi mahasiswa terhadap kualitas dosen, (2) uji t dua populasi berpasangan untuk mengetahui perbedaan rata-rata durasi evaluasi kartu stimuli, (3) uji W-Kendall untuk mengetahui perbedaan tingkat kemudahan dalam mengevaluasi kartu stimuli dan tingkat keyakinan responden terhadap kebenaran jawaban (hasil evaluasi) yang diberikannya pada tiap metode.

Adapun tahapan dalam analisis konjoin sebagai berikut: 1. Perumusan masalah

Menentukan atribut dan taraf kualitas dosen yang digunakan dalam merancang kombinasi (stimuli) yang akan dievaluasi oleh mahasiswa. Dalam hal ini ada pembatasan bahwa dosen yang dimaksud adalah dosen yang mengajar mata kuliah eksak. Atribut dan taraf dosen pengajar mata kuliah eksak tersebut ditetapkan dengan melakukan penelitian pendahuluan.


(29)

Berdasarkan penelitian pendahuluan kualitas dosen tercakup dalam 5 (lima) atribut dengan masing-masing atribut terdiri atas 2 (dua) taraf dengan perincian : penyampaian materi kuliah (komunikasi dua dan satu arah), metode pembelajaran (kreatif dan tidak), penguasaan materi kuliah (menguasai dan tidak menguasai), pembawaan diri (humoris dan serius), dan kemampuan memotivasi mahasiswa (memotivasi dan tidak memotivasi). Berikut ini tebel hasil penelitian pendahuluan dalam penentuan atribut dan taraf:

Tabel 2 Atribut yang Diduga Berpengaruh pada preferensi Mahasiswa terhadap Kualitas Dosen

No. Atribut Persentase

1 Penyampaian materi 24,00%

2 Metode mengajar kreatif dan inovatif 20,00%

3 Penguasaan materi 19,00%

4 Pembawaan diri 11,50%

5 Suka memotivasi 9,00%

6 Penilaian obyektif 5,50%

7 Sistematika 3,00%

8 Pendidikan 2,00%

9 Wibawa 2,00%

10 Pengelolaan kelas 2,00%

11 Penampilan 1,50%

12 Penggunaan bahan ajar 1,00%

13 Umur 0,00%

2. Merancang kombinasi atribut (stimuli)

Rancangan kombinasi yang akan digunakan dalam penelitian ini disusun berdasarkan pendekatan pairwise comparison dan full profile. Karena terdapat 5 atribut, maka kartu yang dievaluasi responden pada pendekatan

pairwise comparison ada 5(5-1)/2 yaitu 10 kartu. Sedangkan pada pendekatan

full profile ada 25 atau 32 kartu. Pada tahap ini juga disusun pertanyaan yang berkaitan dengan peubah demografi dalam bentuk kuesioner untuk mengetahui karakteristik mahasiswa. Hal ini memungkinkan adanya temuan tentang segmen mahasiswa berdasarkan preferensinya terhadap kualitas dosen.


(30)

3. Menentukan metode pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan pengisian kuesioner oleh mahasiswa. Data respon yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah ranking (mengurutkan) dan rating (menilai).

4. Memilih prosedur analisis konjoin

Prosedur analisis konjoin yang digunakan dalam penelitian ini adalah Thurstone, regresi monotonik, dan regresi linear berganda. Data preparation

dan analisis tersebut dilakukan dengan menggunakan software pengolah data: SPSS 13.0, Microsoft Excel 2003, dan SAS versi 9.1. Hasil dari pengolahan tersebut kemudian diinterpretasikan.

5. Interpretasi hasil

Interpretasi hasil meliputi karakteristik mahasiswa dan preferensinya terhadap kualitas dosen melalui pendugaan nilai kegunaan masing-masing taraf serta mengetahui kombinasi atribut dan taraf penyusun kualitas dosen yang paling disukai dan yang paling tidak disukai. Interpretasi berikutnya mengenai prosedur analisis konjoin yang lebih efektif dan efisien dari sisi waktu dan kemudahan menurut mahasiswa.


(31)

TINGKAT I 50,40% TINGKAT IV

49,60% PEREMPUAN

68,00%

LAKI-LAKI 32,00%

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden

Sebanyak 125 mahasiswa STIS yang menjadi responden penelitian, 40 (32.00%) di antaranya laki-laki dan 85 (68.00%) lainnya perempuan. Rasio mahasiswa laki-laki dengan mahasiswa perempuan sekitar 1:2.

Gambar 1 Sebaran responden menurut jenis kelamin

Mahasiswa yang terpilih menjadi sampel pada penelitian ini terdiri dari mahasiswa tingkat I dan tingkat IV yang jumlahnya relatif seimbang pada tiap tingkat. Mahasiswa tingkat I sebanyak 63 orang (50.40%) dan mahasiswa tingkat IV sebanyak 62 orang (49.60%).

Gambar 2 Sebaran responden menurut tingkat

Mahasiswa tingkat I dan IV dipilih secara purposif yang meliputi 3 (tiga) kelas pada masing-masing tingkat. Perincian mahasiswa yang terpilih yaitu dari kelas IG (17.60%), IF (21.60%), ID (11.2%), IVSE1 (20.00%), IVSK1 (17.60%), IVKS2 (12.00%).


(32)

13,60%

61,60%

24,80%

IPK<3.0 3.0<=IPK<=3.5 IPK>=3.5

Gambar 3 Sebaran responden menurut kelas

Berdasarkan data respoonden dapat diketahui bahwa IPK mahasiswa yang menjadi sampel penelitian ini rata-ratanya 3.3022 dengan standar deviasi 0.2577. IPK berkisar pada angka 2.60 sampai 3.79. Prestasi mahasiswa terukur dari IPK yang terdistribusi menjadi kategori rendah (IPK<3.0) sebesar 13.60% (17 mahasiswa), kategori sedang (3.0<=IPK<=3.5) sebesar 61.60% (77 mahasiswa), kategori tinggi (IPK>3.5) sebesar 24.80% (31 mahasiswa).

Gambar 4 Sebaran responden menurut IPK

Jika ditinjau dari asal SMA-nya, maka responden dapat dikategorikan menjadi dua kelompok. Kelompok pertama mahasiswa yang berasal dari Jabodetabek (13.60%) dan dari luar Jabodetabek sebanyak 86.40%.

Other 49,60% 1G

17,60%

4SK1 17,60%

4KS2 12,00%

4SE1 20,00%

1F 21,60%

1D 11,20%


(33)

NON JABODETABEK

86,40%

Pasif 55,20%

Aktif 44,80%

Gambar 5 Sebaran responden menurut asal SMA

Proporsi responden yang aktif dalam organisasi dan yang pasif relatif seimbang. Mahasiswa yang aktif dalam organisasi sebanyak 44.80% dan sisanya (55.20%) hanya pasif dalam berorganisasi.

Gambar 6 Sebaran responden menurut keaktifan dalam organisasi

Pendidikan ayah responden sebagian besar DIV/S1 yaitu 38% kemudian 30% berpendidikan SMA/sederajat. Tetapi sebaliknya, pendidikan ibu responden sebagian besar SMA/sederajat yaitu 41% kemudian 30% berpendidikan DIV/S1.


(34)

3% 3% 9% 30% 2% 4% 38% 10%

5% 4% 6% 3% 6%

30% 6% Tidak /bel um tam

at S D SD /sede rajat SM P/s eder ajat SM A/s eder ajat Dipl om a I/II

Dipl om a I II/A kade mi Dipl om a I V/S 1 S2/ S3 Ayah Ibu 1% 3% 4% 19% 13% 42% 3% 10% 0% 5% 0% 2% 8% 7% 2% 35% 0% 1% 40% 6% Buru h Pet ani Pedag ang Wira sw ast a Pegaw ai s

wa sta PNS TN I/P olri Pens iunan Ibu rum ah tang ga Lain nya Ayah Ibu

Gambar 7 Sebaran responden menurut pendidikan orang tua

Pekerjaan ayah paling banyak adalah PNS (42%) hampir seimbang dengan ibu reponden yaitu 35% bekerja sebagai PNS. Namun ibu responden paling banyak berstatus ibu rumah tangga (40%).

Gambar 8 Sebaran responden menurut pekerjaan orang tua

Pendapatan orang tua responden cukup bervariasi, namun paling banyak berkisar di kelompok 2 juta - 5 juta rupiah (48.00%). Sedangkan urutan berikutnya ada pada kelompok pendapatan 1.5 juta – 1.99 juta rupiah (16.00%).


(35)

1,60% 12,80%

48,00%

16,00% 10,40%

11,20%

<1.00 1.00-1.49 1.50-1.99 2.00-4.99 5.00-9.99 >10.00

(juta rupiah)

Gambar 9Sebaran responden menurut pendapatan orang tua

Sebagian besar responden (38.40%) memiliki 2 (dua) saudara dalam keluarganya. Responden yang memiliki 1 (satu) saudara dalam keluarganya juga cukup banyak yaitu 31.20%.

Gambar 10 Sebaran responden menurut jumlah saudara

Adapun tabel yang memuat data mengenai karakteristik reponden dapat dilihat pada lampiran 21.

0,80% 0,80%

4,00% 6,40%

15,20% 38,40%

31,20%

3,20%


(36)

Perbandingan Metode

Perbandingan metode dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu aspek pengumpulan data dan aspek hasil prosedur analisis. Perbandingan dari aspek pengumpulan data meliputi 3 (tiga) hal yaitu durasi (waktu), tingkat kemudahan dan tingkat keyakinan responden.

Deskripsi perbandingan metode berdasarkan aspek pengumpulan data disajikan pada tabel berikut:

Tabel 3 Deskripsi Ukuran Pembanding Tiap Metode

A B C

Durasi (rata-rata waktu[menit]) 11,07 5,65 2,84 Tingkat kemudahan (rata-rata ranking) 2,71 2,04 1,25 Tingkat kemudahan (rata-rata ranking) 2,64 2,02 1,34

Ukuran Pembanding Metode

Berdasarkan tabel 3 dapat diperoleh gambaran durasi responden dalam mengevaluasi kartu stimuli. Pada metode A, rata-rata waktu yang diperlukan responden untuk mengevaluasi kartu adalah 11.072 menit. Pada metode B lamanya secara rata-rata 5.654 menit untuk mengevaluasi kartu stimuli. Sedangkan pada metode C hanya diperlukan rata-rata 2.839 menit saja untuk mengevaluasi kartu stimuli. Tabel 4 juga menunjukkan bahwa metode C memperoleh ranking terendah (1.25) dibandingkan metode lainnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode C dianggap metode yang paling mudah dikerjakan. Sedangkan metode A memperoleh ranking tertinggi yang artinya metode A dianggap paling sulit oleh responden. Sejalan dengan tingkat kemudahannya, tingkat keyakinan responden akan kebenaran jawaban yang diberikannya terdapat pada metode C dengan mean rank yang paling kecil 1,34. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa pada saat mengerjakan metode C, responden merasa yakin telah memberikan jawaban atau mengevaluasi kartu dengan benar. Sedangkan pada metode A, responden tidak yakin terhadap jawaban yang diberikannya dalam mengevaluasi kartu stimuli.


(37)

Uji inferensi perbedaan lamanya waktu, kemudahan dan keyakinan responden dalam mengevaluasi kartu stimuli dapat dilihat pada tabel 4 di bawah ini:

Tabel 4 Uji Perbedaan Durasi Responden dalam Mengevaluasi Kartu Stimuli

Pembanding Statistik

Hitung

Derajat Bebas

Tingkat Signifikansi

Pasangan Metode

A & B 14,556* 124 0,000 A & C 24,893* 124 0,000 B & C 19,346* 124 0,000 2. Tingkat Kemudahan 134,256** 2 0,000 3. Tingkat Keyakinan 105,024** 2 0,000 1. Durasi (Waktu)

Keterangan :

* t hitung

** Chi-Square hitung

Uji perbedaan rata-rata durasi responden dalam mengevaluasi kartu stimuli dilakukan pada tiga pasangan metode yaitu pada metode A dengan metode B, metode A dengan metode C, kemudian metode B dengan metode C. Berdasarkan pengujian tersebut disimpulkan secara signifikan terdapat perbedaan rata-rata durasi responden dalam mengevaluasi kartu stimuli pada metode A dan B, A dan C, serta B dan C dengan tingkat signifikansi 0,000 (kurang dari alpha=5%) dan t hitung berturut-turut 14.556, 24.893, dan 19.346. Perbandingan metode berdasarkan tingkat kemudahan dan tingkat keyakinan diukur dengan menggunakan uji W Kendall secara bersama-sama pada ketiga metode. Berdasarkan tabel 4, dapat juga disimpulkan terdapat perbedaan tingkat kemudahan pada ketiga metode yang dikerjakan oleh responden. Hal ini didasarkan pada nilai signifikansinya 0,000 yang kurang dari alpha 5% dengan nilai Chi-Square 134.256. Tabel 5 menunjukkan pula bahwa tingkat signifikansi dari uji perbedaan tingkat keyakinan jawaban responden adalah 0,000 (kurang dari alpha 5%) dan nilai Chi-Square 105.024. Hal ini diartikan bahwa terdapat perbedaan tingkat keyakinan responden dalam mengevaluasi kartu stimuli dengan


(38)

benar pada ketiga metode. Selain diminta untuk menjawab urutan metode yang paling diyakini kebenaran jawabannya, responden juga diminta untuk memberi nilai dengan skala likert 1 (satu) sampai 4 (empat). Hasil dari pemberian nilai tersebut ditampilkan pada grafik di bawah ini:

Gambar 11 Perbandingan tingkat keyakinan responden pada tiap metode

Grafik tersebut menunjukkan bahwa persentase responden yang sangat yakin benar dalam mengevaluasi kartu stimuli relatif rendah (6%) dan meningkat persentasenya sampai 54% pada opsi kurang yakin. Sehingga bisa disimpulkan bahwa tingkat keyakinan responden dalam mengevaluasi kartu pada metode A sangat rendah. Sebaliknya pada metode C, responden sangat yakin respon yang diberikannya benar. Hal ini ditunjukkan dari persentase responden yang sangat yakin adalah 50% dan menurun pada opsi kurang yakin yaitu hanya 7%.

Setelah menelaah perbandingan metode dari aspek pengumpulan data, maka perbandingan selanjutnya adalah perbandingan dari aspek hasil prosedur analisis. Prosedur analisis pada metode A dapat dilihat hasilnya pada lampiran 5. Berdasarkan hasil tersebut, atribut yang paling mempengaruhi preferensi mahasiswa terhadap kualitas dosen adalah penguasaan materi kuliah dengan Nilai Relatif Penting (NRP) sebesar 31.05%. Atribut berikutnya adalah kemampuan memotivasi mahasiswa, pembawaan diri, penyampaian materi, dan metode

4%

54%

36%

6% 2%

30%

55%

13%

0%

7%

43%

50%

Tidak yakin Kurang yakin Yakin Sangat Yakin

A B C


(39)

pembelajaran dengan NRP berturut-turut 21.01%, 20.29%, 17.44% dan 10.21%. Dosen yang paling disukai oleh mahasiswa adalah dosen yang menguasai materi kuliah karena Nilai Kegunaan Taraf (NKT) paling tinggi di antara taraf lainnya yaitu 9.20. Dosen berikutnya yang disukai secara berturut-turut adalah dosen yang mampu memberi motivasi kepada mahasiswanya (NKT=6.23), humoris (NKT=6.01), menyampaikan materi dengan komunikasi dua arah (NKT=5.17), dan metode pembelajarannya kreatif (NKT=3.03). Berikut ini tabel yang berkaitan dengan NKT dan NRP yang dihasilkan oleh metode A.

Tabel 5 Hasil Prosedur Analisis pada Metode A

Atribut Taraf Nilai Kegunaan Taraf Jarak Nilai Relatif Penting Urutan

a. Komunikasi dua arah 5,17 b. Komunikasi satu arah -5,17

a. Kreatif 3,03

b. Monoton -3,03

a. Menguasai materi 9,20 b. Tidak menguasai

materi

-9,20

a. Humoris 6,01

b. Serius -6,01

a. Memotivasi mahasiswa 6,23 b. Tidak memotivasi

mahasiswa

-6,23

Total 59,28 100%

4 5 1 3 2 Penyampaian materi Metode pembelajaran Penguasaan materi kuliah Pembawaan diri 18,40 12,03 Kemampuan memotivasi mahasiswa 12,45 17,44% 10,21% 31,05% 20,29% 21,01% 10,34 6,05

Keterangan: Urutan terkecil=paling disukai

Kemudian selanjutnya adalah hasil pengolahan data dengan menggunakan prosedur analisis pada metode B yang dapat ditelusuri pada lampiran 6. Tabel 6 menunjukkan bahwa atribut penguasaan materi menjadi atribut yang paling penting dalam mempengaruhi preferensi mahasiswa terhadap kualitas dosen dengan NRP tertinggi yaitu 32.79%. Kemudian atribut pembawaan diri (NRP=17.82%) menjadi atribut kedua yang mempengaruhi kesukaan mahasiswa terhadap kualitas dosen. NRP 17.20% dimiliki oleh atribut penyampaian materi.


(40)

Sehingga bisa dikatakan NRP tertinggi ketiga ini menyebabkan atribut penyampaian materi adalah atribut terpenting ketiga penentu preferensi mahasiswa terhadap kualitas dosen. Sedangkan kemampuan memotivasi (NRP=16.75%) dan metode pembelajaran (15.44%) merupakan dua atribut terakhir yang menentukan preferensi mahasiswa terhadap kualitas dosen. Ditinjau dari NKT pada tabel di bawah ini, profil dosen yang paling disukai mahasiswa berturut-turut adalah dosen yang menguasai materi (2.15), humoris (1.17), berkomunikasi secara dua arah (1.13), mampu memotivasi mahasiswa (1.10), dan metode pembelajarannya kreatif (1.01).

Tabel 6 Hasil Prosedur Analisis pada Metode B

Atribut Taraf Nilai Kegunaan Taraf Jarak Nilai Relatif Penting Urutan

a. Komunikasi dua arah 1,13 b. Komunikasi satu arah -1,13

a. Kreatif 1,01

b. Monoton -1,01

a. Menguasai materi 2,15 b. Tidak menguasai

materi

-2,15

a. Humoris 1,17

b. Serius -1,17

a. Memotivasi mahasiswa 1,10 b. Tidak memotivasi

mahasiswa

-1,10

Total 13,12 100%

4 3 5 1 2 17,20% Kemampuan memotivasi mahasiswa 2,20 16,75%

Pembawaan diri 2,34 17,82%

2,03 15,44% Penguasaan

materi kuliah 4,30 32,79%

Metode pembelajaran Penyampaian

materi 2,26

Keterangan: Urutan terkecil=paling disukai

SAS dan Microsoft Excel adalah software yang dipakai untuk melakukan prosedur analisis pada metode C. Prosedur tersebut meliputi langkah-langkah yang terdapat pada lampiran 7. Berdasarkan langkah 4 (hasil akhir), dapat dirangku m dalam tabel berikut:


(41)

Tabel 7 Hasil Prosedur Analisis pada Metode C

No. Atribut Nilai

Skala Urutan

1. Penyampaian materi 0,72 4

2. Metode pembelajaran 0,86 5

3. Penguasaan materi kuliah 0,00 1

4. Pembawaan diri 0,60 3

5. Kemampuan memotivasi mahasiswa 0,32 2

Keterangan: Urutan terkecil=paling disukai

Tabel 7 menerangkan bahwa nilai skala terkecil hingga terbesar yaitu pada atribut penguasaan materi kuliah (0.00), kemampuan memotivasi mahasiswa (0.32), pembawaan diri (0.60), penyampaian materi (0.72) dan metode pembelajaran (0.86). Untuk memperjelas perbandingan metode dari aspek hasil prosedur analisis pada ketiga metode, berikut disajikan grafiknya:

Gambar 12 Perbandingan hasil prosedur analisis metode A, B dan C

Berdasarkan uraian ketiga metode di atas, maka dapat ditarik kesimpulan tentang perbandingan metode dari aspek pengumpulan data maupun aspek hasil prosedur analisis seperti yang tertera pada tabel di bawah ini:

0 1 2 3 4 5 6

A B C

U

rut

an K

epent

ingan

Penyampaian materi

Metode pembelajaran

Penguasaan materi kuliah

Pembawaan diri

Kemampuan memotivasi mahasiswa


(42)

Tabel 8 Perbandingan Pengumpulan Data dan Hasil Prosedur Analisis

A B C

1. Pengumpulan data

a. Durasi (waktu) Lama Sedang Singkat

b. Tingkat kemudahan Susah Sedang Mudah c. Tingkat keyakinan Tidak Yakin Sedang Sangat Yakin

2. Hasil (urutan) 1. Penguasaan materi kuliah 1. Penguasaan materi kuliah 1. Penguasaan materi kuliah 2. Kemampuan memotivasi 2. Pembawaan diri 2. Kemampuan memotivasi 3. Pembawaan diri 3. Penyampaian materi 3. Pembawaan diri 4. Penyampaian materi 4. Kemampuan memotivasi 4. Penyampaian materi 5. Metode pembelajaran 5. Metode pembelajaran 5. Metode pembelajaran

Metode Aspek

Keterangan: Urutan terkecil=paling disukai

Metode A dianggap susah oleh responden pada saat evaluasi kartu-kartu stimulinya. Sehingga responden merasa tidak yakin dengan jawaban yang diberikannya pada metode ini. Waktu yang diperlukan dalam evaluasi juga lama. Sebaliknya, metode C dianggap mudah oleh responden dan responden yakin dengan jawabannya. Waktu yang dibutuhkan relatif singkat. Adapun metode B berada di antara metode A dan C dari sisi waktu, tingkat kemudahan dan tingkat keyakinan responden dalam mengevaluasi kartu stimuli. Pada ketiga metode, terdapat kesimpulan yang sama yaitu atribut yang paling disukai adalah penguasaan materi kuliah dan atribut yang paling tidak disukai adalah metode pembelajaran. Metode A dan metode C menghasilkan urutan yang sama pada atribut yang paling disukai sampai dengan atribut yang paling tidak disukai. Karena dua metode (A dan C) memberikan hasil yang sama dan metode C merupakan metode yang paling efektif dan efisien dari aspek pengumpulan datanya (waktu, tingkat kemudahan dan tingkat keyakinan responden terhadap kebenaran respon yang diberikannya pada saat evaluasi kartu stimuli), maka dapat disimpulkan bahwa metode C merupakan metode terbaik dalam kajian analisis konjoin ini.

Segmentasi Preferensi Mahasiswa terhadap Kualitas Dosen

Segmentasi preferensi mahasiswa terhadap kualitas dosen ditinjau menurut IPK, tingkat/kelas, asal SMA, jenis kelamin, dan kemampuan ekonomi (pendapatan) orang tuanya. Karena metode A dan C memberikan hasil yang sama,


(43)

0 1 2 3 4 5 6

IPK RENDAH IPK TINGGI

U

rut

a

n K

e

pe

nt

inga

n

Penyampaian materi

Metode pembelajaran

Penguasaan materi kuliah

Pembawaan diri

Kemampuan memotivasi mahasiswa

maka kedua metode dipilih untuk dasar segmentasi. Dalam penelitian ini, metode A yang terpilih sebagai dasar segmentasi prefernsi mahasiswa terhadap kualitas dosen. Data tentang NRP dan NKT pada tiap segmen disajikan pada lampiran 11 sampai lampiran 20. Berikut ini grafik preferensi mahasiswa terhadap kualitas dosen pada tiap segmen.

Gambar 13 Perbandingan preferensi mahasiswa terhadap kualitas dosen berdasarkan segmen IPK

Gambar 13 menunjukkan bahwa adanya kecenderungan mahasiswa yang mempunyai IPK tinggi paling menyukai dosen yang menguasai materi. Sedangkan mahasiswa yang mempunyai IPK rendah paling menyukai dosen yang pembawaan dirinya humoris. Bagi mahasiswa yang memiliki IPK tinggi, setelah penguasaan materi, dosen yang mampu memotivasi mahasiswa dan pembawaan diri yang humoris lebih disukai. Sedangkan mahasiswa yang memiliki IPK rendah, penguasaan materi dan kemampuan memotivasi mahasiswa adalah atribut terpenting kedua dan ketiga yang disukainya dari profil seorang dosen. Kemudian pada tingkat keempat dan kelima atribut yag disukai, baik mahasiswa yang IPK-nya tinggi maupun rendah, sama-sama menyukai dosen yang peIPK-nyampaian materinya dengan komunikasi dua arah dan metode pembelajarannya kreatif.


(44)

Gambar 14 Perbandingan preferensi mahasiswa terhadap kualitas dosen berdasarkan segmen tingkat

Preferensi mahasiswa terhadap kualitas dosen ternyata berbeda pada mahasiswa tingkat I dan tingkat IV terutama pada atribut kedua dan ketiga. Mahasiswa tingkat I lebih menyukai dosen yang memotivasi mahasiswanya daripada dosen yang humoris. Sebaliknya, mahasiswa tingkat IV lebih menyukai dosen yang humoris daripada dosen yang memotivasi mahasiswanya. Hal ini diduga dikarenakan mahasiswa tingkat I memang membutuhkan motivasi pada masa-masa awal proses belajarnya di perguruan tinggi sedangkan mahasiswa tingkat IV lebih memerlukan suasana belajar yang santai dengan pembawaan diri dosen yang humoris pada masa-masa akhir proses belajarnya di perguruan tinggi.

0 1 2 3 4 5 6

TINGKAT I TINGKAT IV

U

rut

a

n K

e

p

e

nt

ing

a

n

Penyampaian materi

Metode pembelajaran

Penguasaan materi kuliah

Pembawaan diri

Kemampuan memotivasi mahasiswa


(45)

Gambar 15 Perbandingan preferensi mahasiswa terhadap kualitas dosen berdasarkan segmen asal SMA

Pada grafik 14, dapat dideskripsikan bahwa mahasiswa yang asal SMA-nya di wilayah Jabodetabek lebih menyukai dosen yang humoris, peSMA-nyampaian materi komunikatif, serta memotivasi mahasiswanya. Sedangkan mahasiswa yang asal SMA-nya di luar wilayah Jabodetabek lebih menyukai dosen yang mampu memotivasi mahasiswanya, humoris dan penyampaian materinya komunikatif. Hal ini diperkirakan karena mahasiswa yang asalnya dari luar Jabodetabek lebih membutuhkan motivasi terutama akibat jauhnya mereka dari lingkungan keluarga. Demikian pula dengan mahasiswa yang asalnya dari Jabodetabek, karena sudah terbiasa dengan lingkungan perkotaan bertekanan jiwa serta sosial yang tinggi, maka dosen yang humoris lebih membawa suasana kelas yang dapat mengurangi tekanan tersebut terutama dalam proses belajar.

0 1 2 3 4 5 6

LUAR JABODETABEK JABODETABEK

U

ru

ta

n

K

e

p

e

n

ti

n

g

a

n

Penyampaian materi

Metode pembelajaran

Penguasaan materi kuliah

Pembawaan diri


(46)

Gambar 16 Perbandingan preferensi mahasiswa terhadap kualitas dosen berdasarkan segmen jenis kelamin

Hal menarik dari preferensi mahasiswa terhadap kualitas dosen ditinjau dari segmen jenis kelamin adalah mahasiswa laki-laki lebih menyukai dosen yang komunikatif (menyampaikan materi secara dua arah) daripada dosen yang suka memotivasi mahasiswanya. Sedangkan mahasiswa perempuan sebaliknya, lebih menyukai dosen yang suka memotivasi mahasiswanya daripada dosen yang komunikatif. Hal ini mungkin disebabkan karena mahasiswa perempuan lebih didominasi oleh perasaannya yang lebih membutuhkan motivasi daripada mahasiswa laki-laki yang didominasi oleh akal pikirannya.

0 1 2 3 4 5 6

LAKI-LAKI PEREMPUAN

U

rut

a

n K

e

pe

nt

inga

n

Penyampaian materi

Metode pembelajaran

Penguasaan materi kuliah

Pembawaan diri

Kemampuan memotivasi mahasiswa


(47)

Gambar 17 Perbandingan preferensi mahasiswa terhadap kualitas dosen berdasarkan segmen pendapatan orang tua

Seperti halnya pada segmentasi sebelumnya, perbedaan preferensi juga tampak pada segmen pendapatan orang tua. Mahasiswa yang orang tuanya berpendapatan rendah lebih menyukai dosen yang memotivasi mahasiswanya, humoris dan komunikatif. Sedangkan mahasiswa yang orang tuanya berpendapatan tinggi tampaknya lebih menyukai dosen yang humoris, komunikatif, dan kemudian mampu memotivasi mahasiswanya. Hal ini diduga terjadi karena pada kondisi ekonomi yang sulit, mahasiswa lebih membutuhkan motivasi dari dosennya daripada pada kondisi ekonomi yang berkecukupan. Sedangkan pada kondisi ekonomi yang memadai, kecenderungan manusia ingin memenuhi kebutuhan tersiernya seperti hiburan, kenyamanan, dll.

0 1 2 3 4 5 6

PENDAPATAN ORANG TUA RENDAH

PENDAPATAN ORANG TUA TINGGI

U

ru

ta

n

K

e

p

e

n

ti

n

g

a

n

Penyampaian materi

Metode pembelajaran

Penguasaan materi kuliah

Pembawaan diri


(48)

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa :

1. Perbandingan metode dari aspek pengumpulan data, metode A merupakan metode yang membutuhkan waktu yang paling lama dalam mengerjakannya. Metode A juga dianggap sebagai metode yang paling susah dan responden tidak yakin dengan kebenaran jawaban yang diberikannya. Sebaliknya, metode C merupakan metode yang dikerjakan oleh reponden dalam waktu yang paling singkat, dirasakannya sebagai metode yang paling mudah serta reponden merasa yakin dengan kebenaran jawaban yang diberikannya.

2. Perbandingan metode dari aspek hasil prosedur analisis, preferensi mahasiswa terhadap kualitas dosen pada metode A dan C berdasarkan Nilai Relatif Penting (NRP) dan nilai skala secara berurutan yaitu penguasaan materi kuliah, kemampuan memotivasi mahasiswa, pembawaan diri, penyampaian materi, dan metode pembelajaran. Sedangkan pada metode B hasilnya berbeda dengan metode A dan C pada urutan kedua, ketiga dan keempat atribut yang disukai responden. Urutan atribut yang disukai pada metode B secara berurutan penguasaan materi kuliah, pembawaan diri, penyampaian materi, kemampuan memotivasi mahasiswa, dan metode pembelajaran.

3. Metode C dengan rancangan pairwise comparison, respon berupa ranking dan prosedur analisis menggunakan Thurstone merupakan metode terbaik dalam analisis konjoin pada studi kasus pengukuran preferensi mahasiswa terhadap kualitas dosen.

4. Preferensi mahasiswa terhadap kualitas dosen berdasarkan metode berbeda-beda menurut segmen IPK, tingkat/kelas, asal SMA, jenis kelamin, dan kemampuan ekonomi (pendapatan) orang tuanya. Mahasiswa yang mempunyai IPK tinggi sangat menyukai dosen yang menguasai materi. Sedangkan mahasiswa yang mempunyai IPK rendah sangat menyukai dosen yang pembawaan dirinya humoris. Mahasiswa tingkat I lebih menyukai dosen yang memotivasi mahasiswanya daripada dosen yang humoris. Sebaliknya,


(49)

mahasiswa tingkat IV lebih menyukai dosen yang humoris daripada dosen yang memotivasi mahasiswanya. Mahasiswa yang SMA-nya berasal dari wilayah Jabodetabek lebih menyukai dosen yang humoris. Sedangkan mahasiswa yang asal SMA-nya dari luar wilayah Jabodetabek lebih menyukai dosen yang mampu memotivasi mahasiswanya. Mahasiswa laki-laki lebih menyukai dosen yang komunikatif (menyampaikan materi secara dua arah) daripada dosen yang suka memotivasi mahasiswanya. Sedangkan mahasiswa perempuan sebaliknya, lebih menyukai dosen yang suka memotivasi mahasiswanya daripada dosen yang komunikatif. Mahasiswa yang orang tuanya berpendapatan rendah lebih menyukai dosen yang memotivasi mahasiswanya. Sedangkan mahasiswa yang orang tuanya berpendapatan tinggi tampaknya lebih menyukai dosen yang humoris.

Saran

1. Sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan pada preferensi mahasiswa terhadap kualitas dosen pengajar mata kuliah non eksak dan kemudian hasilnya dibandingkan. Penelitian lanjutan juga dapat berupa perbandingan ketiga metode dengan metode pilihan diskrit.

2. Sebaiknya kajian preferensi mahasiswa terhadap kualitas dosen ini dilakukan secara periodik (tahunan) kemudian ditelaah perubahannya dari waktu ke waktu.


(50)

DAFTAR PUSTAKA

.

Aaker DA, Day GS. 1980. Marketing Research. New York : John Willey&Son, Inc.

Brodjonegoro SS. 2002. Perguruan Tinggi Sebagai Kekuatan Moral.

Disampaikan dalam Rapat Kerja Nasional Pimpinan Perguruan Tinggi Negeri Seluruh Indonesia. Yogyakarta.

Chaplin JP. 2002. Kamus Lengkap Psikologi. Edisi kelima. Terjemahan: dr. Kartini Kartono. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

[DPPM] Direktorat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat. 2002. Kebijakan dan Program Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Effendi S. 2003. Pengelolaan Perguruan Tinggi Menghadapi Tantangan Global.

Disampaikan dalam Seminar Nasional Majelis Rektor Indonesia, Makassar.

Hair JF, Anderson RE, Tatham RL & Black WC. 1995. Multivariate Analysis with Reading. Fourth Edition. New Jersey: Prentice-Hall International-Englewood Cliffs..

Haryadi. 2008. Analisis Pengaruh Kepuasan Mahasiswa terhadap Proses Pembelajaran E-Learning. Business & Management Journal Bunda Mulia, Vol: 4, No. 1.

Conjoint Analysis, 2001.

Conjoint Analysis, 2002.

Kuhfeld WF. 2000. “Conjoint Analysis Examples”, SAS Institut, Inc. http://www. sawtooth software.com

Mahmud A. 2002. Performansi dan Motivasi Dosen Ditinjau dari Gaya Pimpinan PTS di Propinsi NTB. Jurnal Kependidikan Media Komunikasi Ilmiah, No. 2, Th. 1.

. [28 Januari 2004]

Pujadi A. 2007. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Mahasiswa: Studi Kasus pada Fakultas Ekonomi Universitas Bunda Mulia. Business & Management Journal Bunda Mulia, Vol: 3, No. 2.

Rosada R. 2002. Perbandingan Metode Pairwise Comparison dan Full profile dalam Pengumpulan Data untuk Analisis Konjoin. Skripsi. Jurusan Statistika IPB. Bogor.

Semiawan, C.R. 1998. Pendidikan Tinggi Peningkatan Kemampuan Manusia Sepanjang Hayat Seoptimal Mungkin. Jakarta: Depdikbud.

Sudiana IN. 2003. Peranan Profesionalisme Tenaga Pengajar (Dosen) terhadap Proses Pembelajaran di Perguruan Tinggi. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXVI.

[TPPWK] Tim Penelitian dan Pengembangan Wahana Komputer. 1997. Analisis Statistik Nonparametrik dengan SPSS 7.5 for Windows 95. Ed. 1. Cet. 1. Hlm 153-154 dan 162-166. Semarang & Yogyakarta: Wahana Komputer & Andi.


(51)

[TPKPB] Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Ed. 3 Cet. 2. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta: Balai Pustaka.

Wahab AA. 2003. Perspektif Pendidikan Tinggi Indonesia Menyongsong Abad Globalisasi. Disampaikan dalam Seminar Nasional Majelis Rektor Indonesia, Makassar.

Walpole RE. 1992. Pengantar Statistika. Edisi ke-3. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.


(52)

(53)

1. No. Absen : ………..

2. Nama : ………..

3. NIM : ………..

4. Kelas : ………..

5. IPK : ………..

6. Asal SMA/MA : ………..

Kota/Kab : ………... Provinsi : ….………...

7. Tempat lahir (provinsi) : ………..

8. Tanggal/bulan/tahun lahir : ………..…-……….- 19..……….

9. Alamat asal (provinsi) : ………..

10.Alamat kos : ………..

………..

11.No Telpon : ………..

12.No HP : ………..

13.Email : ………..

14.Jumlah saudara kandung : ………..

15.Pendidikan ayah :

a. Tidak/belum tamat SD f. Tamat Dip I/II

b. Tamat SD/MI/sederajat g. Tamat Dip III/Akademi

c. Tamat SMP/MTs/sederajat h. Tamat Dip IV/S1

d. Tamat SMA/MA/sederajat i. Tamat S2/S3

e. Tamat SM Kejuruan

16.Pekerjaan ayah :

a. Buruh f. PNS

b. Petani g. TNI/Polri

c. Pedagang h. Pensiunan

d. Wiraswasta i. Lainnya

e. Pegawai swasta

17.Pendidikan ibu :

a. Tidak/belum tamat SD f. Tamat Dip I/II

b. Tamat SD/MI/sederajat g. Tamat Dip III/Akademi

c. Tamat SMP/MTs/sederajat h. Tamat Dip IV/S1

d. Tamat SMA/MA/sederajat i. Tamat S2/S3

e. Tamat SM Kejuruan

18.Pekerjaan ibu :

a. Buruh f. PNS

b. Petani g. TNI/Polri

c. Pedagang h. Pensiunan

d. Wiraswasta i. Ibu rumah tangga

e. Pegawai swasta j. Lainnya

19.Pendapatan orang tua perbulan (rupiah) :

a. < 300.000 f. 1.500.000-1.999.999

b. 300.000-499.999 g. 2.000.000-4.999.999

c. 500.000-749.999 h. 5.000.000-9.999.999

d. 750.000-999.999 i. >10.000.000

e. 1.000.000-1.499.999

20.Apakah Anda aktif organisasi ?


(54)

2. Metode pembelajaran kreatif (menggunakan alat peraga, dll) 2. Metode pembelajaran kreatif (menggunakan alat peraga, dll)

3. Menguasai materi kuliah 3. Menguasai materi kuliah

4. Humoris 4. Humoris

5. Memotivasi mahasiswa 5. Tidak memotivasi mahasiswa

DOSEN 3 DOSEN 4

1. Menyampaikan materi komunikatif (komunikasi 2 arah) 1. Menyampaikan materi komunikatif (komunikasi 2 arah) 2. Metode pembelajaran kreatif (menggunakan alat peraga, dll) 2. Metode pembelajaran kreatif (menggunakan alat peraga, dll)

3. Menguasai materi kuliah 3. Menguasai materi kuliah

4. Tidak humoris/serius 4. Tidak humoris/serius

5. Memotivasi mahasiswa 5. Tidak memotivasi mahasiswa

DOSEN 5 DOSEN 6

1. Menyampaikan materi komunikatif (komunikasi 2 arah) 1. Menyampaikan materi komunikatif (komunikasi 2 arah) 2. Metode pembelajaran kreatif (menggunakan alat peraga, dll) 2. Metode pembelajaran kreatif (menggunakan alat peraga, dll) 3. Tidak menguasai materi kuliah 3. Tidak menguasai materi kuliah

4. Humoris 4. Humoris

5. Memotivasi mahasiswa 5. Tidak memotivasi mahasiswa

DOSEN 7 DOSEN 8

1. Menyampaikan materi komunikatif (komunikasi 2 arah) 1. Menyampaikan materi komunikatif (komunikasi 2 arah) 2. Metode pembelajaran kreatif (menggunakan alat peraga, dll) 2. Metode pembelajaran kreatif (menggunakan alat peraga, dll) 3. Tidak menguasai materi kuliah 3. Tidak menguasai materi kuliah

4. Tidak humoris/serius 4. Tidak humoris/serius


(55)

2. Metode pembelajaran tidak kreatif (tidak menggunakan alat

peraga, dll) 2.

Metode pembelajaran tidak kreatif (tidak menggunakan alat peraga, dll)

3. Menguasai materi kuliah 3. Menguasai materi kuliah

4. Humoris 4. Humoris

5. Memotivasi mahasiswa 5. Tidak memotivasi mahasiswa

DOSEN 11 DOSEN 12

1. Menyampaikan materi komunikatif (komunikasi 2 arah) 1. Menyampaikan materi komunikatif (komunikasi 2 arah) 2. Metode pembelajaran tidak kreatif (tidak menggunakan alat

peraga, dll) 2.

Metode pembelajaran tidak kreatif (tidak menggunakan alat peraga, dll)

3. Menguasai materi kuliah 3. Menguasai materi kuliah

4. Tidak humoris/serius 4. Tidak humoris/serius

5. Memotivasi mahasiswa 5. Tidak memotivasi mahasiswa

DOSEN 13 DOSEN 14

1. Menyampaikan materi komunikatif (komunikasi 2 arah) 1. Menyampaikan materi komunikatif (komunikasi 2 arah) 2. Metode pembelajaran tidak kreatif (tidak menggunakan alat

peraga, dll) 2.

Metode pembelajaran tidak kreatif (tidak menggunakan alat peraga, dll)

3. Tidak menguasai materi kuliah 3. Tidak menguasai materi kuliah

4. Humoris 4. Humoris

5. Memotivasi mahasiswa 5. Tidak memotivasi mahasiswa

DOSEN 15 DOSEN 16

1. Menyampaikan materi komunikatif (komunikasi 2 arah) 1. Menyampaikan materi komunikatif (komunikasi 2 arah) 2. Metode pembelajaran tidak kreatif (tidak menggunakan alat

peraga, dll) 2.

Metode pembelajaran tidak kreatif (tidak menggunakan alat peraga, dll)

3. Tidak menguasai materi kuliah 3. Tidak menguasai materi kuliah

4. Tidak humoris/serius 4. Tidak humoris/serius


(56)

2. Metode pembelajaran kreatif (menggunakan alat peraga, dll) 2. Metode pembelajaran kreatif (menggunakan alat peraga, dll)

3. Menguasai materi kuliah 3. Menguasai materi kuliah

4. Humoris 4. Humoris

5. Memotivasi mahasiswa 5. Tidak memotivasi mahasiswa

DOSEN 19 DOSEN 20

1. Menyampaikan materi tidak komunikatif (komunikasi 1 arah) 1. Menyampaikan materi tidak komunikatif (komunikasi 1 arah) 2. Metode pembelajaran kreatif (menggunakan alat peraga, dll) 2. Metode pembelajaran kreatif (menggunakan alat peraga, dll)

3. Menguasai materi kuliah 3. Menguasai materi kuliah

4. Tidak humoris/serius 4. Tidak humoris/serius

5. Memotivasi mahasiswa 5. Tidak memotivasi mahasiswa

DOSEN 21 DOSEN 22

1. Menyampaikan materi tidak komunikatif (komunikasi 1 arah) 1. Menyampaikan materi tidak komunikatif (komunikasi 1 arah) 2. Metode pembelajaran kreatif (menggunakan alat peraga, dll) 2. Metode pembelajaran kreatif (menggunakan alat peraga, dll) 3. Tidak menguasai materi kuliah 3. Tidak menguasai materi kuliah

4. Humoris 4. Humoris

5. Memotivasi mahasiswa 5. Tidak memotivasi mahasiswa

DOSEN 23 DOSEN 24

1. Menyampaikan materi tidak komunikatif (komunikasi 1 arah) 1. Menyampaikan materi tidak komunikatif (komunikasi 1 arah) 2. Metode pembelajaran kreatif (menggunakan alat peraga, dll) 2. Metode pembelajaran kreatif (menggunakan alat peraga, dll) 3. Tidak menguasai materi kuliah 3. Tidak menguasai materi kuliah

4. Tidak humoris/serius 4. Tidak humoris/serius


(57)

2. Metode pembelajaran tidak kreatif (tidak menggunakan alat

peraga, dll) 2.

Metode pembelajaran tidak kreatif (tidak menggunakan alat peraga, dll)

3. Menguasai materi kuliah 3. Menguasai materi kuliah

4. Humoris 4. Humoris

5. Memotivasi mahasiswa 5. Tidak memotivasi mahasiswa

DOSEN 27 DOSEN 28

1. Menyampaikan materi tidak komunikatif (komunikasi 1 arah) 1. Menyampaikan materi tidak komunikatif (komunikasi 1 arah) 2. Metode pembelajaran tidak kreatif (tidak menggunakan alat

peraga, dll) 2.

Metode pembelajaran tidak kreatif (tidak menggunakan alat peraga, dll)

3. Menguasai materi kuliah 3. Menguasai materi kuliah

4. Tidak humoris/serius 4. Tidak humoris/serius

5. Memotivasi mahasiswa 5. Tidak memotivasi mahasiswa

DOSEN 29 DOSEN 30

1. Menyampaikan materi tidak komunikatif (komunikasi 1 arah) 1. Menyampaikan materi tidak komunikatif (komunikasi 1 arah) 2. Metode pembelajaran tidak kreatif (tidak menggunakan alat

peraga, dll) 2.

Metode pembelajaran tidak kreatif (tidak menggunakan alat peraga, dll)

3. Tidak menguasai materi kuliah 3. Tidak menguasai materi kuliah

4. Humoris 4. Humoris

5. Memotivasi mahasiswa 5. Tidak memotivasi mahasiswa

DOSEN 31 DOSEN 32

1. Menyampaikan materi tidak komunikatif (komunikasi 1 arah) 1. Menyampaikan materi tidak komunikatif (komunikasi 1 arah) 2. Metode pembelajaran tidak kreatif (tidak menggunakan alat

peraga, dll) 2.

Metode pembelajaran tidak kreatif (tidak menggunakan alat peraga, dll)

3. Tidak menguasai materi kuliah 3. Tidak menguasai materi kuliah

4. Tidak humoris/serius 4. Tidak humoris/serius


(58)

RANKING DOSEN KE- DOSEN KE- NILAI

1 1

2 2

3 3

4 4

5 5

6 6

7 7

8 8

9 9

10 10

11 11

12 12

13 13

14 14

15 15

16 16

17 17

18 18

19 19

20 20

21 21

22 22

23 23

24 24

25 25

26 26

27 27

28 28

29 29

30 30

31 31

32 32

B

A


(59)

2. Menyampaikan materi komunikatif (komunikasi 2 arah) &

Metode pembelajaran tidak kreatif (tidak

menggunakan alat peraga, dll) ……… 3. Menyampaikan materi tidak komunikatif

(komunikasi 1 arah) &

Metode pembelajaran kreatif

(menggunakan alat peraga, dll) ……… 4. Menyampaikan materi tidak komunikatif

(komunikasi 1 arah) &

Metode pembelajaran tidak kreatif (tidak

menggunakan alat peraga, dll) ………

RANKING

1. Menyampaikan materi komunikatif

(komunikasi 2 arah) & Menguasai materi kuliah ………. 2. Menyampaikan materi komunikatif

(komunikasi 2 arah) & Tidak menguasai materi kuliah ……… 3. Menyampaikan materi tidak komunikatif

(komunikasi 1 arah) & Menguasai materi kuliah ……… 4. Menyampaikan materi tidak komunikatif

(komunikasi 1 arah) & Tidak menguasai materi kuliah ………

RANKING

1. Menyampaikan materi komunikatif

(komunikasi 2 arah) & Humoris ………. 2. Menyampaikan materi komunikatif

(komunikasi 2 arah) & Tidak Humoris/serius ……… 3. Menyampaikan materi tidak komunikatif

(komunikasi 1 arah) & Humoris ……… 4. Menyampaikan materi tidak komunikatif

(komunikasi 1 arah) & Tidak Humoris/serius ………

RANKING

1. Menyampaikan materi komunikatif

(komunikasi 2 arah) & Memotivasi mahasiswa ………. 2. Menyampaikan materi komunikatif

(komunikasi 2 arah) & Tidak memotivasi mahasiswa ……… 3. Menyampaikan materi tidak komunikatif

(komunikasi 1 arah) & Memotivasi mahasiswa ……… 4. Menyampaikan materi tidak komunikatif

(komunikasi 1 arah) & Tidak memotivasi mahasiswa ………

RANKING

1. Metode pembelajaran kreatif

(menggunakan alat peraga, dll) & Menguasai materi kuliah ………. 2. Metode pembelajaran kreatif

(menggunakan alat peraga, dll) & Tidak menguasai materi kuliah ……… 3. Metode pembelajaran tidak kreatif (tidak

menggunakan alat peraga, dll) & Menguasai materi kuliah ……… 4. Metode pembelajaran tidak kreatif (tidak

menggunakan alat peraga, dll) & Tidak menguasai materi kuliah ………

DOSEN 2

DOSEN 5 DOSEN 4 DOSEN 3


(60)

2.

(menggunakan alat peraga, dll) & Tidak Humoris/serius ……… 3. Metode pembelajaran tidak kreatif (tidak

menggunakan alat peraga, dll) & Humoris ……… 4. Metode pembelajaran tidak kreatif (tidak

menggunakan alat peraga, dll) & Tidak Humoris/serius ………

RANKING

1. Metode pembelajaran kreatif

(menggunakan alat peraga, dll) & Memotivasi mahasiswa ………. 2. Metode pembelajaran kreatif

(menggunakan alat peraga, dll) & Tidak memotivasi mahasiswa ……… 3. Metode pembelajaran tidak kreatif (tidak

menggunakan alat peraga, dll) & Memotivasi mahasiswa ……… 4. Metode pembelajaran tidak kreatif (tidak

menggunakan alat peraga, dll) & Tidak memotivasi mahasiswa ………

RANKING

1. Menguasai materi kuliah & Humoris ………. 2. Menguasai materi kuliah & Tidak Humoris/serius ……… 3. Tidak menguasai materi kuliah & Humoris ……… 4. Tidak menguasai materi kuliah & Tidak Humoris/serius ………

RANKING

1. Menguasai materi kuliah & Memotivasi mahasiswa ………. 2. Menguasai materi kuliah & Tidak memotivasi mahasiswa ……… 3. Tidak menguasai materi kuliah & Memotivasi mahasiswa ……… 4. Tidak menguasai materi kuliah & Tidak memotivasi mahasiswa ………

RANKING

1. Humoris & Memotivasi mahasiswa ………. 2. Humoris & Tidak memotivasi mahasiswa ……… 3. Tidak Humoris/serius & Memotivasi mahasiswa ……… 4. Tidak Humoris/serius & Tidak memotivasi mahasiswa ………

DOSEN 8

DOSEN 9

DOSEN 10 DOSEN 7


(61)

Model Summary

,757a ,573 ,573 6,036 Model

1

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Predictors: (Constant), ATRIBUT5, ATRIBUT4, ATRIBUT2, ATRIBUT3, ATRIBUT1

a.

ANOV Ab

195470,1 5 39094, 026 1072,917 ,000a 145529,9 3994 36,437

341000,0 3999 Regres sion

Residual Total Model 1

Sum of

Squares df Mean S quare F Sig.

Predic tors: (Constant), ATRIBUT5, A TRIBUT4, A TRIB UT2, ATRIBUT3, ATRIBUT1 a.

Dependent Variable: RA NKING2 b.

Coeffi cientsa

1,682 ,234 7,192 ,000 5,170 ,191 ,280 27,083 ,000 3,026 ,191 ,164 15,853 ,000 9,202 ,191 ,498 48,208 ,000 6,014 ,191 ,326 31,506 ,000 6,227 ,191 ,337 32,622 ,000 (Const ant)

ATRIB UT1 ATRIB UT2 ATRIB UT3 ATRIB UT4 ATRIB UT5 Model

1

B St d. E rror Unstandardized

Coeffic ients

Beta St andardiz ed

Coeffic ients

t Sig.

Dependent Variable: RA NK ING2 a.


(1)

Lampiran 15 Hasil Prosedur Analisis Metode A Segmen Asal SMA dari Luar

Jabodetabek

Regression

Model Summary

,732a ,536 ,532 6,322

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate Predictors: (Constant), ATRIBUT5, ATRIBUT3,

ATRIBUT2, ATRIBUT1, ATRIBUT4 a.

ANOV Ab

24872, 489 5 4974,498 124,458 ,000a

21503, 511 538 39,969

46376, 000 543

Regres sion Residual Total Model 1

Sum of

Squares df Mean S quare F Sig.

Predic tors: (Constant), ATRIBUT5, A TRIBUT3, A TRIB UT2, ATRIBUT1, ATRIBUT4 a.

Dependent Variable: RA NKING2 b.

Coeffi cientsa

2,750 ,664 4,140 ,000

4,745 ,542 ,257 8,752 ,000

2,513 ,542 ,136 4,635 ,000

10,160 ,542 ,550 18,741 ,000

5,450 ,542 ,295 10,052 ,000

4,612 ,542 ,250 8,508 ,000

(Const ant) ATRIB UT1 ATRIB UT2 ATRIB UT3 ATRIB UT4 ATRIB UT5 Model

1

B St d. E rror

Unstandardized Coeffic ients

Beta St andardiz ed

Coeffic ients

t Sig.

Dependent Variable: RA NK ING2 a.


(2)

Lampiran 16 Hasil Prosedur Analisis Metode A Segmen Asal SMA dari

Jabodetabek

Regression

Model Summary

,762a ,581 ,581 5,979

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate Predictors: (Constant), ATRIBUT5, ATRIBUT4,

ATRIBUT2, ATRIBUT3, ATRIBUT1 a.

ANOV Ab

171274,3 5 34254, 864 958,083 ,000a

123349,7 3450 35,754

294624,0 3455

Regres sion Residual Total Model 1

Sum of

Squares df Mean S quare F Sig.

Predic tors: (Constant), ATRIBUT5, A TRIBUT4, A TRIB UT2, ATRIBUT3, ATRIBUT1 a.

Dependent Variable: RA NKING2 b.

Coeffi cientsa

1,513 ,249 6,072 ,000

5,237 ,203 ,284 25,743 ,000

3,107 ,203 ,168 15,272 ,000

9,051 ,203 ,490 44,495 ,000

6,104 ,203 ,331 30,008 ,000

6,481 ,203 ,351 31,861 ,000

(Const ant) ATRIB UT1 ATRIB UT2 ATRIB UT3 ATRIB UT4 ATRIB UT5 Model

1

B St d. E rror

Unstandardized Coeffic ients

Beta St andardiz ed

Coeffic ients

t Sig.

Dependent Variable: RA NK ING2 a.


(3)

Lampiran 17 Hasil Prosedur Analisis Metode A Segmen Jenis Kelamin

Laki-laki

Regression

Model Summary

,768a ,589 ,589 5,922

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate Predictors: (Constant), ATRIBUT5, ATRIBUT3,

ATRIBUT2, ATRIBUT1, ATRIBUT4 a.

ANOV Ab

136692,4 5 27338, 475 779,478 ,000a

95187, 626 2714 35,073

231880,0 2719

Regres sion Residual Total Model 1

Sum of

Squares df Mean S quare F Sig.

Predic tors: (Constant), ATRIBUT5, A TRIBUT3, A TRIB UT2, ATRIBUT1, ATRIBUT4 a.

Dependent Variable: RA NKING2 b.

Coeffi cientsa

1,413 ,278 5,078 ,000

4,886 ,227 ,265 21,515 ,000

3,212 ,227 ,174 14,145 ,000

9,052 ,227 ,490 39,858 ,000

6,251 ,227 ,339 27,524 ,000

6,769 ,227 ,367 29,806 ,000

(Const ant) ATRIB UT1 ATRIB UT2 ATRIB UT3 ATRIB UT4 ATRIB UT5 Model

1

B St d. E rror

Unstandardized Coeffic ients

Beta St andardiz ed

Coeffic ients

t Sig.

Dependent Variable: RA NK ING2 a.


(4)

Lampiran 18 Hasil Prosedur Analisis Metode A Segmen Jenis Kelamin

Perempuan

Regression

Va riables Entere d/Re movedb

ATRIB UT5, ATRIB UT2, ATRIB UT4, ATRIB UT3,

ATRIB UT1a

. Enter

Model 1

Variables Entered

Variables

Removed Method

All reques ted variables ent ered. a.

Dependent Variable: RANK ING2 b.

Model Summary

,740a ,548 ,546 6,221

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate Predictors: (Constant), ATRIBUT5, ATRIBUT2,

ATRIBUT4, ATRIBUT3, ATRIBUT1 a.

ANOV Ab

59814, 627 5 11962, 925 309,110 ,000a

49305, 373 1274 38,701

109120,0 1279

Regres sion Residual Total Model 1

Sum of

Squares df Mean S quare F Sig.

Predic tors: (Constant), ATRIBUT5, A TRIBUT2, A TRIB UT4, ATRIBUT3, ATRIBUT1 a.

Dependent Variable: RA NKING2 b.

Coeffi cientsa

2,253 ,426 5,291 ,000

5,773 ,348 ,313 16,599 ,000

2,632 ,348 ,143 7,569 ,000

9,521 ,348 ,516 27,378 ,000

5,509 ,348 ,298 15,840 ,000

5,074 ,348 ,275 14,590 ,000

(Const ant) ATRIB UT1 ATRIB UT2 ATRIB UT3 ATRIB UT4 ATRIB UT5 Model

1

B St d. E rror

Unstandardized Coeffic ients

Beta St andardiz ed

Coeffic ients

t Sig.

Dependent Variable: RA NK ING2 a.


(5)

Lampiran 19 Hasil Prosedur Analisis Metode A Segmen Pendapatan Orang Tua

Rendah

Regression

Model Summary

,738a ,545 ,541 6,260

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate Predictors: (Constant), ATRIBUT5, ATRIBUT4,

ATRIBUT3, ATRIBUT2, ATRIBUT1 a.

ANOV Ab

26769, 361 5 5353,872 136,636 ,000a

22334, 639 570 39,184

49104, 000 575

Regres sion Residual Total Model 1

Sum of

Squares df Mean S quare F Sig.

Predic tors: (Constant), ATRIBUT5, A TRIBUT4, A TRIB UT3, ATRIBUT2, ATRIBUT1 a.

Dependent Variable: RA NKING2 b.

Coeffi cientsa

2,049 ,639 3,207 ,001

5,951 ,522 ,322 11,409 ,000

3,306 ,522 ,179 6,337 ,000

9,021 ,522 ,489 17,293 ,000

6,243 ,522 ,338 11,968 ,000

4,382 ,522 ,237 8,400 ,000

(Const ant) ATRIB UT1 ATRIB UT2 ATRIB UT3 ATRIB UT4 ATRIB UT5 Model

1

B St d. E rror

Unstandardized Coeffic ients

Beta St andardiz ed

Coeffic ients

t Sig.

Dependent Variable: RA NK ING2 a.


(6)

Lampiran 20 Hasil Prosedur Analisis Metode A Segmen Pendapatan Orang Tua

Tinggi

Regression

Model Summary

,762a ,580 ,580 5,986

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate Predictors: (Constant), ATRIBUT5, ATRIBUT4,

ATRIBUT2, ATRIBUT3, ATRIBUT1 a.

ANOV Ab

169403,8 5 33880, 767 945,403 ,000a

122492,2 3418 35,837

291896,0 3423

Regres sion Residual Total Model 1

Sum of

Squares df Mean S quare F Sig.

Predic tors: (Constant), ATRIBUT5, A TRIBUT4, A TRIB UT2, ATRIBUT3, ATRIBUT1 a.

Dependent Variable: RA NKING2 b.

Coeffi cientsa

1,620 ,251 6,464 ,000

5,038 ,205 ,273 24,622 ,000

2,979 ,205 ,161 14,560 ,000

9,233 ,205 ,500 45,125 ,000

5,975 ,205 ,324 29,204 ,000

6,538 ,205 ,354 31,951 ,000

(Const ant) ATRIB UT1 ATRIB UT2 ATRIB UT3 ATRIB UT4 ATRIB UT5 Model

1

B St d. E rror

Unstandardized Coeffic ients

Beta St andardiz ed

Coeffic ients

t Sig.

Dependent Variable: RA NK ING2 a.