2.3 Kerangka Penelitian
Peningkatan aktivitas manusia menyebabkan tingginya permintaan terhadap energi. Selama ini minyak mentah internasional digunakan sebagai
sumber energi utama untuk menghidupkan mesin dan peralatan lainnya. Akan tetapi sumber energi minyak mentah internasional tidak dapat diperbarui dan akan
habis suatu saat nanti. Untuk mengantisipasi krisis energi tersebut, para ahli melakukan riset
mengenai biofuel sebagai sumber energi alternatif. Biofuel terbuat dari minyak nabati seperti minyak kedelai, minyak bunga matahari, minyak kanola, dan
minyak kelapa sawit yang dapat diperbaharui. Penggunaan biofuel sendiri akan menyebabkan harga minyak nabati meningkat karena permintaan yang meningkat
sehingga return harganya pun meningkat. Minyak kelapa sawit memiliki dua fungsi yaitu sebagai barang substitusi
dari minyak mentah internasional dan minyak nabati lainnya. Seperti diuraikan diatas, minyak kelapa sawit dapat diubah menjadi biofuel. Apabila permintaan
terhadap minyak mentah internasional meningkat maka harga minyak mentah internasional akan naik. Kenaikan tersebut menyebabkan permintaan biofuel
meningkat sehingga return harga minyak kelapa sawit juga akan meningkat. Faktor alam kelapa sawit berpengaruh terhadap harga komoditas tersebut.
Saat musim panen tiba, penawaran kelapa sawit akan meningkat yang menyebabkan harga minyak kelapa sawit murah. Panen minyak kelapa sawit
terjadi pada bulan Juli dan Agustus.
Kacang kedelai merupakan bahan baku dari pembuatan minyak kedelai. Jadi musim panen kedelai akan meningkatkan penawaran minyak kedelai
sehingga menurunkan harga kedelai di pasar internasional. Penurunan harga tersebut akan menyebabkan permintaan minyak kelapa sawit turun yang berakibat
penurunan harga minyak kelapa sawit. Amerika Serikat merupakan produsen utama kedelai. Jadi musim panen kedelai di Amerika Serikat pada bulan oktober
dan november akan menurunkan harga minyak kelapa sawit sehingga return harga minyak kelapa sawit juga mengalami penurunan.
Selain faktor tersebut, adanya perubahan kebijakan pemerintah, kondisi pasar saham yang tidak menarik, peremajaan perkebunan kelapa sawit, perubahan
musim dan hama yang menyerang menyebabkan kegagalan panen akan mempengaruhi volatilitas return harga minyak kelapa sawit yang lebih tinggi di
bursa berjangka komoditi. Hal ini dikarenakan pelaku bisnis di pasar minyak kelapa sawit melakukan spekulasi akibat adanya berita.
Gambar 2.7 Kerangka Pemikiran
Sumber: Firmansyah dalam Pratamasari 2008, dimodifikasi
2.4 Hipotesis