SA¥¥â, PERSEPSI, DALAM SEBELAS KELOMPOK

3. SA¥¥â, PERSEPSI, DALAM SEBELAS KELOMPOK

Sang Bhagavà bersabda, Yæ kæci saññæ atøtænægatæpaccuppannæ, .... p .... santike væ sabbæ saññæ netam mama ... p ... yathæbhþtam Sammappaññaya dathabban.”

“Sa¤¤à apapun, apakah di masa lampau, masa depan atau masa sekarang; internal atau eksternal; kasar atau halus; baik

Komentar Bagian ketujuh

atau buruk; jauh atau dekat harus dilihat dengan pengalaman pribadi, sebagaimana adanya bahwa ‘Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku.’”

Ini adalah nasihat untuk merenungkan sa¤¤à dalam sebelas kelompok seperti masa lampau, masa sekarang atau masa depan, secara analitis sehingga memperlihatkan karakteristik anicca, dukkha, anatta dari sa¤¤à. Di sini sa¤¤à masa lampau artinya adalah persepsi yang dialami dalam kehidupan lampau, juga persepsi beberapa bulan yang lalu dalam kehidupan ini dan yang baru saja dialami. Dari persepsi-persepsi lampau ini, jelas bahwa persepsi dari kehidupan lampau telah lama lenyap. Tetapi bagi mereka yang memiliki kemelekatan yang kuat terhadap diri, atta, tidak cukup jelas karena mereka menganut pandangan bahwa diri yang sama yang mengenali dan mengingat hal-hal dalam kehidupan lampau masih terus mengenali dan mengingat hal-hal pada saat ini. Semua tindakan mengenali telah dilakukan dan sedang dilakukan oleh diri yang satu ini, diri yang sama. Dalam kehidupan ini juga, apa yang dikenali pada masa kecil atau baru-baru ini adalah pekerjaan diri yang sama, seluruhnya oleh diri yang satu ini.

Yogã yang penuh perhatian terhadap fenomena naik dan turun, dan sebagainya pada saat menyentuh, berpikir, mendengar, melihat, dan seterusnya, menemukan persepsi suara seketika lenyap ketika dicatat sebagai mendengar, mendengar; persepsi penglihatan lenyap ketika dicatat sebagai melihat, melihat; demikian pula dengan persepsi pikiran; gagasan-gagasan lenyap segera setelah dicatat sebagai pikiran, pikiran atau gagasan, gagasan. Dengan mengamati demikian, penembusan datang melalui pengetahuan pribadi bahwa persepsi adalah tidak bertahan lama; persepsi bahkan tidak bertahan selama satu detik dan terus-menerus lenyap. Jangankan sa¤¤à dari kehidupan lampau, bahkan yang dalam kehidupan ini, persepsi yang dialami beberapa saat yang lalu sudah tidak

Anattalakkhaõa Sutta

ada lagi pada saat ini. Semuanya telah lenyap dan hilang; demikianlah Yogã dapat memutuskan untuk dirinya sendiri. Bahkan persepsi yang telah terjadi sesaat yang lalu telah berlalu saat ini. Demikian pula dengan sa¤¤à dalam tindakan melihat, mendengar, menyentuh, yang terbentuk pada saat ini, telah lenyap. Semua itu terus-menerus muncul, lenyap, muncul dan lenyap. Demikianlah dapat disimpulkan bahwa persepsi yang akan muncul di masa depan juga akan lenyap pada setiap saat kemunculannya.

1. Sa¤¤à di masa lampau telah lenyap di masa lampau; tidak sampai ke masa sekarang. Karena telah lenyap dan berhenti pada saat ini, maka tidak kekal. Karena tidak kekal, maka merupakan penderitaan yang menakutkan. Bukan suatu otoritas yang mengendalikan, bukan suatu entitas permanen, bukan seorang yang mengenali dan mengingat hal-hal, bukan diri dengan inti apapun, tetapi hanya fenomena Tanpa-diri.

2. Sa¤¤à dari kehidupan sekarang akan lenyap dan hilang sekarang. Tidak akan mencapai kehidupan mendatang. Karena hilang dan lenyap, maka tidak kekal. Karena tidak kekal, maka merupakan penderitaan yang menakutkan. Bukan diri dengan inti apapun, tetapi hanya fenomena Tanpa-diri.

3. Sa¤¤à yang akan terbentuk di masa depan akan lenyap di sana pada saat itu. Tidak akan terbawa lebih jauh ke kehidupan mendatang. Oleh karena itu, bersifat anicca, dukkha dan anatta.

Ini adalah bagaimana sa¤¤à direnungkan dalam tiga aspek. Kita akan membacakan bagaimana merenungkannya.

1. Sa¤¤à yang mengenali bentuk terlihat, suara, dan sebagainya, sesaat yang lalu, tidak sampai di masa

Komentar Bagian ketujuh

sekarang. Ia lenyap bahkan sewaktu dikenali. Oleh karena itu, bersifat anicca, dukkha, anatta.

2. Sa¤¤à yang mengenali dan mengingat hal-hal pada saat ini juga lenyap pada waktu mengenali dan, oleh karena itu, bersifat anicca, dukkha, anatta.

3. Sa¤¤à yang akan mengenali hal-hal di masa depan juga akan lenyap pada waktu mengenalinya, oleh karena itu, bersifat anicca, dukkha, anatta.

Berdasarkan pada pengetahuan sa¤¤à yang terbentuk pada saat mencatat, sa¤¤à dari masa lampau dan masa depan, serta dari seluruh dunia dapat direnungkan dengan menyimpulkan.

Bagaikan sa¤¤à yang tidak kekal yang lenyap bahkan selagi dicatat, demikian pula dengan sa¤¤à masa lampau juga lenyap pada saat kemunculannya dan oleh karena itu bersifat anicca, dukkha, anatta . Demikian pula dengan sa¤¤à yang akan datang di masa depan juga akan lenyap pada saat kemunculannya masing-masing dan oleh karena itu bersifat anicca, dukkha, anatta . Sa¤¤à dalam diri seseorang, dalam diri orang lain, di seluruh dunia juga lenyap dan hilang pada saat kemunculannya masing-masing dan semua itu bersifat anicca, dukkha, anatta.

Bahwa sa¤¤à yang mengenali dan mengingat hal-hal adalah tidak kekal dan cukup jelas jika kita menyadari betapa mudahnya kita melupakan apa yang telah kita pelajari atau hafalkan dalam hati. Kita akan membacakan bagaimana merenungkan sa¤¤à dalam aspek internal dan eksternal.

(4&5) Sa¤¤à sehubungan dengan diri seseorang tidak mencapai saat dari mengenali obyek luar. Sa¤¤à di luar tubuh juga tidak bertahan hingga obyek internal dikenali. Semua itu lenyap pada saat kemunculannya masing-masing, oleh karena itu, bersifat anicca, dukkha dan anatta.

Anattalakkhaõa Sutta

Sa¤¤à sehubungan dengan keinginan dan keserakahan, sehubungan dengan kemarahan dan pelanggaran, sehubungan dengan kesombongan, pandangan keliru, keraguan dan kekhawatiran, semuanya adalah sa¤¤à buruk berjenis kasar. Sa¤¤à sehubungan dengan pengabdian kepada Sang Buddha, dan sebagainya, sa¤¤à sehubungan dengan khotbah Dhamma, sehubungan dengan nasihat-nasihat dan instruksi-instruksi baik dari guru-guru dan orangtua. Ini adalah sa¤¤à jenis halus, sa¤¤à berjenis baik. Jenis kasar merupakan jenis sa¤¤à yang buruk. Dengan kata lain, mengenali obyek yang menonjol, kasar adalah sa¤¤à kasar; mengenali obyek halus adalah sa¤¤à halus. Kita akan membacakan bagaimana merenungkan sa¤¤à kasar dan halus ini.

(6&7) Sa¤¤à kasar tidak mencapai saat munculnya sa¤¤à halus. Sa¤¤à halus tidak mencapai saat munculnya sa¤¤à kasar. Semuanya lenyap pada saat kemunculannya masing-masing, oleh karena itu, bersifat anicca, dukkha dan anatta.

Kita juga akan membacakan bagaimana merenungkan sa¤¤à yang baik dan buruk.

(8&9) Sa¤¤à buruk tidak mencapai saat munculnya sa¤¤à baik; begitu juga sa¤¤à baik tidak mencapai saat munculnya sa¤¤à buruk. Semuanya lenyap pada saat kemunculannya masing- masing, oleh karena itu, bersifat anicca, dukkha dan anatta.

Berpikir tentang obyek-obyek yang jauh, obyek-obyek halus dan mengenalinya, mengingatnya disebut sa¤¤à jauh. Mengenali obyek-obyek kasar, obyek-obyek dekat, obyek- obyek dalam diri seseorang disebut sa¤¤à dekat.

(10&11) Sa¤¤à jauh tidak mencapai saat munculnya sa¤¤à dekat; sa¤¤à dekat tidak mencapai saat munculnya sa¤¤à jauh. Semuanya lenyap pada saat kemunculannya masing-masing, oleh karena itu, bersifat anicca, dukkha dan anatta.

Komentar Bagian ketujuh

Kita telah selesai menjelaskan sa¤¤à dalam sebelas kelompok. Kami akan melanjutkan dengan menjelaskan gugus saïkhàra.