BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gel
Gel mengandung arti luas meliputi fase semipadat yang memiliki karakteristik seperti
gelatin slabs
potongan agar dalam bentuk koloid keras yang terasa licin Lieberman, 1990.
Klasifikasi gel, yaitu : A. Berdasarkan sifat fasa koloid
1. Gel anorganik, pembentuk gel berbahan dasar anorganik contoh : bentonit magma. 2. Gel organik, pembentuk gel berupa polimer alam dalam fase koloid seperti
natural gums
gum alam contohnya
acacia
,
karagenan
, dan
xanthan gum
yang merupakan polisakarida anionik Lieberman, 1990.
B. Berdasarkan sifat pelarut : 1. Hidrogel merupakan gel yang menggunakan pelarut air.
2. Organogel merupakan gel yang menggunakan pelarut bukan airpelarut organik. Contoh :
plastibase
suatu polietilen dengan berat molekul rendah yang terlarut dalam minyak mineral dan didinginkan secara
shock cooled
, dan dispersi logam stearat dalam minyak.
3. Xerogel merupakan gel padat dengan konsentrasi pelarut yang rendah. Xerogel dihasilkan oleh evaporasi pelarut, sehingga sisa - sisa rangka gel tertinggal. Kondisi
ini dapat dikembalikan pada keadaan semula dengan penambahan agen yang menyerap dan mengembangkan matriks gel seperti gelatin kering, selulosa kering,
dan polistirena Lieberman, 1990. Senyawa pembentuk gel, yaitu sejumlah polimer digunakan dalam
pembentukan struktur berbentuk jaringan jala yang merupakan bagian penting dari sistem gel. Termasuk dalam kelompok ini adalah gum alam, turunan selulosa, dan
karbomer. 1. Gum alam
Gum yang digunakan sebagai pembentuk gel dapat mencapai sasaran yang diinginkan dengan cara dispersi sederhana dalam air misal tragakan atau melalui
Universitas Sumatera Utara
cara interaksi kimia misal Na.alginat dan kalsium. Secara keseluruhannya, keberadaan gel disebabkan karena ikatan sambung silang yang mengikat molekul
polisakarida sesamanya, sedangkan sisanya tersolvasi. Beberapa gum alam yang digunakan sebagai pembentuk gel antara lain: alginat, karagen, tragakan, pektin,
gum xantan, dan gelatin Agoes Darijanto, 1993. 2. Karbomer
Karbomer membentuk gel pada konsentrasi 0,5. Dalam media air, yang diperdagangkan dalam bentuk asam, pertama-tama didispersikan terlebih dahulu.
Sesudah udara terperangkap keluar sempurna, gel akan terbentuk dengan cara netralisasi dengan basa yang sesuai. Pemasukan muatan negatif sepanjang rantai
polimer menyebabkan kumparan lepas dan berekspansi Agoes Darijanto, 1993. 3. Turunan selulosa
Turunan selulosa mudah terurai karena reaksi enzimatik dan karena itu harus terlindung dari kontak dengan enzim. Sterilisasi dari sistem dalam air atau
penambahan pengawet merupakan cara yang lazim untuk mencegah penurunan viskositas yang disebabkan karena terjadi depolimerisasi akibat pengaruh enzim
yang dihasilkan oleh mikroba. Turunan selulosa yang dapat digunakan untuk membentuk gel adalah metilselulosa, Na-CMC, hidroksietilselulosa dan
hidroksipropilselulosa larut dalam cairan polar organik Agoes Darijanto, 1993. Hidrogel merupakan bentuk tiga dimensi hasil ikat silang jaringan polimer
hidrofilik yang mengembang namun tidak terlalu larut ketika dibawa saat bersentuhan dengan air. Hidrogel memiliki bentuk yang bermacam-macam antara
lain seperti
slabs
potongan, mikropartikel, nanopartikel,
coating
pelapis, dan
film
lapisan tipis Ray
et al.
, 2010. Sebagai hasil, pada umumnya hidrogel digunakan pada bidang kesehatan dan
obat-obatan dalam aplikasi yang luas, termasuk biosensor, teknik jaringan dan obat regeneratif, pemisahan bimolekul atau sel dan pembawa materi pada pelekatan
pengaturan aktivitas biologi. Hidrogel dapat melindungi obat dari kondisi lingkungan yang tidak sesuai sebagai contoh kehadiran enzim dan pH rendah pada
cairan tubuh. Sifat penyerapannya mengijinkan obat-obatan dibuat dalam bentuk matriks gel dan melepas sebelum laju terurainya bahan aktif obat Ray
et al.
, 2010.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Aren