Pelaksanaan Penegakan Peraturan Daerah Yang Dilakukan Oleh Satuan Polisi Pamong Praja Di Kota Medan

B. Pelaksanaan Penegakan Peraturan Daerah Yang Dilakukan Oleh Satuan Polisi Pamong Praja Di Kota Medan

Peran Polisi Pamong Praja dalam menegakkan Peraturan Daerah di Kota Medan cukup berperan karena Polisi Pamong Praja sudah melaksanakan tugas pokok yaitu membantu Walikota atau Kepala Daerah dalam melaksanakan tugas Pemerintahan dibidang ketentraman dan ketertiban masyarakat serta penegakan Peraturan Daerah. Berdasarkan wawancara dengan Kepala Polisi Pamong Praja Kota Medan ”Polisi Pamong Praja sudah cukup berperan dalam rangka penegakan Peraturan Daerah dengan melakukan kegiatan penyuluhan, mengadakan operasi dengan sistem stasioner, operasi dengan sistem hunting (mobil), mengadakan patroli- patroli rutin dan kewilayahan, mengadakan penjagaan tempat-tempat rawan, pembinaan sarana lalu lintas”.

Kegiatan operasi Polisi Pamong Praja dalam penegakan Peraturan Daerah di Kota Medan :

1. Kegiatan operasi (Patroli) wilayah yang dilakukan setiap hari pada waktu pagi, sore dan malam. Kegiatan operasi Polisi Pamong Praja Kota Medan tahun 2012 adalah :

a. Operasi Pekat ( Penyakit Masyarakat ) dilakukan 1 (satu) minggu sekali.

b. Operasi Penertiban HO (Hinder Ordonansie) atau Ijin Gangguan dilakukan 1 (satu) bulan sekali.

c. Operasi Penertiban IMB (ijin mendirikan bangunan) dilakukan 1 (satu) bulan sekali.

d. Operasi Penertiban reklame dilakukan 1 (satu) bulan sekali.

e. Operasi Penertiban PKL (pedagang kaki lima) dilakukan 1 (satu) Minggu sekali.

f. Patroli rutin terhadap para pelanggan Peraturan Daerah dilaksanakan secara rutin setiap hari pagi, sore dan malam.

2. Penyuluhan terhadap masyarakat tentang Peraturan Daerah yang menyangkut penertiban kepentingan umum. Dengan adanya kegiatan operasi dan penyuluhan yang dilakukan Polisi Pamong Praja, pelanggaran Peraturan Daerah Kota Medan dari tahun ke tahun mengalami penurunan. Hal tersebut dilihat dari jumlah pelanggaran Peraturan Daerah yang masuk ke Kantor polisi Pamong Praja Kota Medan selama 3 tahun terakhir. Hal itu berdasarkan data yang diambil pada waktu mencari data di Kantor Polisi Pamong Praja. 39

Dari penelitian yang dihasilkan diatas menunjukkan adanya penurunan jumlah pelanggaran Peraturan Daerah di Kota Medan. Namun pada dasarnya perlu dikaji pula mengenai kegiatan, prosedur pelaksanaan dan dasar hukum yang melatarbelakangi menurunnya pelanggaran Peraturan Daerah karena hal tersebut dapat menambah pengetahuan data mengenai Polisi Pamong Praja di Kota Medan. Berdasarkan hasil wawancara ”Peran Polisi Pamong Praja di Kota Medan cukup berperan dalam penegakan Peraturan Daerah, ini dilihat menurunnya tingkat

39 Hasil Wawancara Dengan Bapak Safrizal, selaku Kepala Seksi Pembinaan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Medan, tanggal 12 Mei 2013.

pelanggaran Peraturan Daerah di Kota Medan”. 40 Hal itu juga diungkapkan dari hasil wawancara bahwa ”Peran Polisi Pamong Praja

cukup berperan dalam penegakan Perturan Daerah, dengan aktif mengadakan kegiatan operasi ketentraman, ketertiban dan Peraturan Daerah di Kota Medan”. 41

Hasil wawancara juga menjelaskan ”Saya rasa peran Polisi Pamong Praja sudah cukup dalam melaksanakan tugasnya karena saya dan anggota lainnya melakukan patroli atau operasi setiap hari pada waktu pagi dan sore, Polisi Pamong Praja hanya bertugas memberi teguran secara lesan dan tertulis kepada pelanggar dan sering melakukan kegiatan operasi agar penegakan Peraturan Daerah dapat

berjalan lancar”. 42 Secara operasional teguran secara lesan dan tertulis sebanyak 3 kali, setelah itu di

lakukan penindakan. Pembentukan dan susunan organisasi Polisi Pamong Praja sebagaimana dalam tugasnya membantu Kepala Daerah berpedoman pada Peraturan Pemerintah. Dimana peran dari Polisi Pamong Praja sudah cukup dan sesuai dengan prosedur yang ada dan berpijak pada Peraturan Daerah yang berlaku. Jika semua itu dipatuhi mungkin tidak akan terjadi kesalahpahaman antara satuan Polisi Pamong Praja dengan masyarakat. Hal tersebut menjelaskan “Peran Polisi Pamong Praja dalam menegakkan Peraturan Daerah sudah baik dan cukup,

40 Hasil Wawancara Dengan Bapak Safrizal, selaku Kepala Seksi Pembinaan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Medan, tanggal 12 Mei 2013.

41 Hasil Wawancara Dengan Bapak Safrizal, selaku Kepala Seksi Pembinaan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Medan, tanggal 12 Mei 2013.

42 Hasil Wawancara dengan Bapak Herman, selaku Kepala Sub Bagian Kepegawaian Satuan Polisi Pamong Praja Pemerintah Kota Medan, tanggal 11 Mei 2013.

ini dilihat dari adanya pemberian izin usaha dan saya sebagai pengusaha akan lebih tenang dalam melakukan pekerjaan”. 43

Sebagaimana diketahui dalam pasal 148 ayat 1 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah dimana tugas pokok dari Polisi Pamong Praja adalah membantu Walikota atau Kepala Daerah dalam melaksanakan tugas pemerintahan dibidang ketentraman dan ketertiban masyarakat serta penegakan peraturan daerah, oleh karena itu didalam susunan organisasi Kantor Polisi Pamong Praja Kota Medan ada Seksi Penegakan Peraturan Daerah yang sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 20 tahun 2000 pasal 143 tentang organisasi dan tata kerja perangkat Daerah Kota Medan.

Didalam pelaksanaan Peraturan Daerah, Polisi Pamong Praja Kota Medan cukup berperan karena sering melakukan kegiatan operasi dan penyuluhan terhadap masyarakat tentang Peraturan Daerah. Hal ini dilihat dari menurunnya tingkat pelanggaran Peraturan Daerah di Kota Medan dan juga tingkat kedisiplinan Polisi Pamong Praja yang tinggi.

Pelaksanaan penegakan Peraturan Daerah oleh Polisi Pamong Praja harus sesuai dengan prosedur yang ada. Prosedur Operasional :

1. Investasi para pelanggar Peraturan Daerah atau Perda

2. Pembinaan dengan pendekatan kemanusiaan

3. Pemanggilan atau teguran.

43 Hasil Wawancara dengan Bapak Herman, selaku Kepala Sub Bagian Kepegawaian Satuan Polisi Pamong Praja Pemerintah Kota Medan, tanggal 11 Mei 2013.

4. Koordinasi dengan instansi terkait.

5. Operasi preventif non Yustisia atau pengambilan (penyitaan) barang

6. Kelengkapan administrasi (surat tugas)

7. Pembuataan berita acara pengambilan barang.

8. Kegiatan operasi yang dilaksanakan oleh Polisi Pamong Praja Kota Medan selalu melibatkan dinas atau instansi terkait.

9. PPNS yang ada di Kota Medan (termasuk yang berada di Kantor Polisi Pamong Praja) belum dilantik sehingga manakala ada kegiatan operasi Yustisi penyidikan dilaksanakan oleh penyidik kepolisian.

Dalam mewujudkan tugas dan fungsi pokoknya, Polisi Pamong Praja Kota Medan sudah berupaya optimal, ini dilihat dengan melakukan kegiatan operasional. Kegiatan operasional Polisi Pamong Praja tahun 2012 sebagai berikut :

1. Kegiatan Dalam Tahun anggaran 2012 kegiatan di bidang pembinaan (preventif) maupun penindakan (represif) adalah sebagai berikut :

a) Penyuluhan kepada masyarakat terutama kepada pengusaha dan awak kendaraan angkutan umum, dan masyarakat yang lain baik di tempat maupun di lapangan melalui surat-surat edaran, selebaran, spanduk, sticker dan siaran keliling serta radio.

b) Mengadakan operasi dengan sistem stasioner yang meliputi :

1) Operasi kendaraan umum/lalu lintas

2) Operasi penertiban becak

3) Operasi KTP

c) Operasi dengan sistem mobil (Hunting) yang meliputi :

1) Operasi penertiban lalu lintas

2) Operasi Yustisi Kebersihan dan Tertib Pedagang Kaki Lima

3) Operasi penertiban IMB

4) Operasi PGOT dan WTS/germo liar

5) Operasi penertiban spanduk

6) Operasi minuman keras.

d) Mengadakan patrolli-patroli rutin terhadap pelanggaran produk Hukum Daerah.

e) Mengadakan penjagaan tempat-tempat rawan pelanggaran

f) Mengadakan patroli kewilayahan.

g) Pembinaan sarana lalu lintas

h) Monitoring, evaluasi dan pelaporan.

i) Pengiriman personil Polisi Pamong Praja dalam diklat teknis maupun fungsional.

j) Pembinaan dan pendekatan teknis bagi personil Polisi Pamong Praja.

2. Pelaksanaan dan Penyuluhan

a. Penyuluhan kepada pengusaha dan awak kendaraan angkutan umum dilaksanakan dalam bentuk temu muka Walikota dan Muspida dengan para pengusaha dan Awak Kendaraan Angkutan Umum sebanyak dua kali dalam setahun. Unsur-unsur yang terkait :

- Unsur Muspida - Pengadilan Negeri - Seluruh anggota tim pengadilan lalu lintas terpadu.

Penyuluhan lapangan kepada para pengemudi dan kernet serta masyarakat pemakai jalan lainnya, yang dilaksanakan secara rutin pada jam-jam sibuk. Materi yang disampaikan berupa himbauan, peringatan/teguran, arahan dan penerangan- penerangan yang berhubungan dengan tata tertib lalu lintas, K3, kewaspadaan.

b. Razia stasioner dengan pelaksanaan sidang di tempat.

1. Operasi lalu lintas terpadu sistem stationer dengan sasaran operasi kepada pelanggaran muatan lebih, kelengkapan dan sebagainya, operasi setiap hari pada waktu jam sibuk dilakukan oleh : - Kepolisian Kota Medan - Dinas Perhubungan Kota Medan. - Polisi Pamong Praja Kota Medan - Kejaksaan - Pengadilan.

2. Operasi becak dengan tindakan tipiring : Sasaran operasi diarahkan pada kelengkapan becak dan penggunaan becak siang dan malam. Unsur yang terlibat : - Polisi Pamong Praja Kota Medan - Dinas Perhubungan Kota Medan.

3. Razia KTP dilaksanakan pada tempat-tempat keramaian seperti pasar, 3. Razia KTP dilaksanakan pada tempat-tempat keramaian seperti pasar,

c. Operasi penertiban

1. Operasi lalu lintas dengan sistem hunting dilakukan dengan sasaran kendaraan yang kedapatan melakukan pelanggaran mencolok seperti melanggar rambu larangan, muatan dan pelanggaran yang bisa mengakibatkan kesemrawutan jalan, yang dilakukan setiap hari secara rutin.

2. Operasi Yustisi kebersihan dan tertib pedagang kaki lima dilakukan secara rutin tiap bulan. Sasaran operasi yaitu masyarakat yang kedapatan membuang sampah/kotoran tidak pada tempatnya dan para PKL/masyarakat lain yang berjualan pada tempat yang bukan peruntukannya. - Kepolisian Kota Medan - Polisi Pamong Praja Kota Medan - Sub Dinas Kebersihan dan Pertamanan pada Dinas Pekerjaan Umum

Kota Medan - PPNS - Kejaksaan.

- Pengandilan - Bagian Perekonomian Setda Kota Medan. Operasional Penertiban IMB dilakukan secara rutin setiap bulan dengan sasaran bangunan baru, memperbaiki atau merubah bangunan tanpa IMB. Unsur yang terlibat : - Kepolisian Kota Medan - Polisi Pamong Praja - Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan.

3. Operasi PGOT, WTS / Germo liar dilakukan setiap hari secara terpadu. Unsur yang terlibat : - Kepolisian Kota Medan - Polisi Pamong Praja - Dinas Pariwisata Kota Medan.

4. Operasi penertiban spanduk dilakukan dengan sasaran spanduk yang tidak berizin, izin habis dan spanduk yang tidak dipasang pada tempat spanduk yang disediakan, penertiban dilakukan setiap bulan sekali. Unsur yang terlibat : - Kepolisian Kota Medan - Polisi Pamong Praja - Dinas Pertamanan Kota Medan.

5. Operasi Minuman Keras dilakukan secara insidentil bersama-sama dengan Polres, Polisi Pamong Praja, Kodim, dan Dinas Kesehatan dengan sasaran toko / warung yang menjual minuman keras tanpa izin.

d. Patroli rutin terhadap pelanggaran Peraturan Daerah untuk pengendalian Kamtibcarlantas dilakukan patroli untuk mencegah terjadinya pelanggaran- pelanggaran yang terjadi, patroli ini bersifat prefentif dengan tujuan menekan kecenderungan para pengemudi dan masyarakat pemakai jalan untuk ditertibkan, Patroli ini dilakukan rutin setiap hari baik secara terpadu maupun fungsional.

e. Penjagaan tempat-tempat rawan pelanggaran. Mengingat bahwa para pemakai jalan belum sepenuhnya mentaati peraturan atau rambu-rambu lalu lintas yang ada maka pada jam-jam sibuk ditempatkan petugas penjaga bersama-sama dengan petugas Kepolisian dan Dinas Perhubungan dan Pariwisata.

f. Patroli Kewilayahan. Dalam rangka menggiatkan kegiatan Gerakan Siskampling di desa-desa dilakukan patroli kewilayahan yang sekaligus juga memonitor pelaksaan tugas jaga kantor desa atau kelurahan disamping untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap gangguan kamtibnas, yang dilakukan jam 22.00 sampai selesai setiap hari. Unsur-unsur yang terlibat : - Polisi Pamong Praja - Kepolisian Kota Medan.

g. Pembinaan sarana lalu lintas. Pembinaan sarana lalu lintas yang menyangkut perambuan, marka jalan dan prasarana jalan dilaksanakan secara rutin dan terpadu. Secara periodik mengadakan rapat koordinasi dengan semua anggota tim untuk membahas masalah-masalah yang timbul dalam rangka mewujudkan tibcarlantas dan untuk mempertahankan Penghargaan Wahana Tata Nugraha.

h. Monitoring, evaluasi dan pelaporan. Untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan hasil kegiatan-kegiatan operasi, selalu diadakan monitoring untuk dievaluasi yang selanjutnya dijadikan bahan laporan kepada Walikota Kota Medan. Dari hasil ini evaluasi tersebut digunakan sebagai pedoman untuk menentukan langkah-langkah kegiatan yang akan datang.

i. Pengiriman personil Polisi Pamong Praja dalam diklat teknis maupun fungsional. Guna meningkatkan profesiolisme dan kemampuan teknis dalam melaksanakan tugas, secara berkala mengirimkan personil Polisi Pamong Praja dalam diklat teknis maupun fungsional juga dalam rangka menyiapkan personil Polisi Pamong Praja menjadi Penyidik Pegawai Negeri Sipil, sebab sampai dengan saat ini belum ada Polisi Pamong Praja yang menjadi PPNS.

j. Pembinaan dan pembekalan teknis bagi personil Polisi Pamong Praja. Pembinaan dan pembekalan teknis disini bersifat intern yang dilakukan oleh Kepala Kantor Polisi Pamong Praja dalam rangka meningkatkan kinerja Polisi Pamong Praja dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya. Pelaksaanaan penegakan Peraturan Daerah oleh Polisi Pamong Praja di Kota Medan berpijak pada dasar hukum Peraturan Daerah antara lain :

1. Peraturan Daerah Nomor 5 tahun 2000 tentang Jalan.

2. Peraturan Daerah Nomor 10 tahun 1996 tentang K-3.

3. Peraturan Daerah Nomor 6 tahun 1999 tentang Izin Gangguan / HO.

4. Peraturan Daerah Nomor 3 tahun 2004 tentang IMB.

5. Peraturan Daerah Nomor 13 tahun 2004 tentang PKL atau Pedagang Kaki

Lima.

6. Peraturan Daerah Nomor 12 tahun 2004 tentang Minuman Beralkohol.

7. Peraturan Daerah Nomor 11 tahun 1998 tentang Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum.

8. Peraturan Daerah Nomor 9 tahun 1998 tentang Pajak Reklame.

9. Peraturan Daerah Nomor 2 tahun 1998 tentang Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan.

10. Peraturan Daerah Nomor 1 tahun 1998 tentang Pajak Pengambilan dan Pengolahan Bahan Galian Golongan C. Perihal pelaksanaan penegakan Peraturan Daerah yang dilakukan oleh Satuan

Polisi Pamong Praja di Kota Medan tatkala dipertanyakan langsung kepada masyarakat yang pada penelitian ini diwakili oleh dua orang pedagang pasar Petisah maka diketahui bahwa masyarakat kurang mengetahui peran dari Satuan Polisi Pamong Praja dalam kaitannya dengan pelaksanaan penegakan peraturan daerah. Masyarakat hanya mengetahui bahwa tugas Satuan Polisi Pamong Praja adalah sebagai aparatur pemerintahan yang berada di bawah perintah walikota Medan untuk

melakukan penertiban terhadap para pedagang, khususnya pedagang kaki lima. 44

44 Hasil Wawancara Dengan Ibu Ida Siregar dan Harman Koto, selaku Pedagang Pasar petisah Medan tanggal 27 Agustus 2013.

C. Faktor-Faktor Yang Menjadi Hambatan Yang Dihadapi Satuan Polisi Pamong Praja Dalam Penegakan Peraturan Daerah Di Kota Medan Dan Upaya Mengatasi Permasalahan Tersebut

Didalam melaksanakan kegiatan walaupun telah direncanakan dengan terarah, pasti akan terdapat hambatan atau kendala. Begitu juga dengan Polisi Pamong Praja dalam menegakkan Peraturan Daerah yang datangnya bisa didalam (intern) maupun dari luar (external).

Berdasarkan hasil wawancara” Polisi Pamong Praja dalam melaksanakan tugas penegakan Peraturan Daerah mempunyai hambatan”. Hambatan hambatan tersebut

adalah : 45

1. Kelembagaan : Meskipun sudah ada program kerja tahunan tentang rencana operasional pembinaan dan penegakan Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah, namun pada pelaksanaan masyarakat di daerah (yang jauh dari pusat Kota Kota Medan) cenderung tidak taat pada peraturan yang berlaku.

2. Sumber Daya Manusia : Adanya tuntutan masyarakat terhadap kecepatan pelayanan oleh aparat, namun kemampuan dan ketrampilan teknis operasi kurang memadai.

3. Jaringan Kerja : Kurangnya kerjasama dengan instansi terkait dalam rangka penegakan Peraturan Daerah dan kurangnya peraturan yang mendasari tentang koordinasi Polisi Pamong Praja dengan instansi lainnya.

45 Hasil Wawancara dengan Bapak Herman, selaku Kepala Sub Bagian Kepegawaian Satuan Polisi Pamong Praja Pemerintah Kota Medan, tanggal 11 Mei 2013.

4. Lingkungan yang belum Kondusif : Sarana dan prasarana pendukung teknis operasional pembinaan ketentraman dan ketertiban serta penegakan Peraturan Daerah masih kurang. Di sisi lain terjadi penurunan tingkat kesadaran dan ketaatan masyarakat terhadap peraturan yang berlaku.

Selain hambatan-hambatan diatas disebutkan juga gangguan- gangguan yang terjadi di bidang ketentraman dan ketertiban yaitu : 46

1. Gangguan yang di timbulkan oleh alam. Banjir yang menyebabkan berbagai kendala dan hambatan Polisi Pamong Praja dalam melakukan tugas dilapangan dan juga sebagai penghambat pembangunan daerah Kota Medan.

2. Gangguan yang di timbulkan oleh manusia. Perkelahian antar Pelajar di Kota Medan juga banyak terjadi di tempat-tempat umum dan hal ini sangat meresahkan dan mengganggu ketentraman dan ketertiban masyarakat.

3. Gangguan di bidang ekonomi. Banyak Pedagang Kaki Lima berjualan tidak pada tempatnya atau berjualan diatas trotoar dan dipinggir jalan yang mengganggu pengguna jalan, dan tidak sesuai dengan Tata Ruang Kota.

4. Gangguan di bidang sosial budaya. Pengamen yang banyak dijumpai di jalan terutama di Trafik Light sangat meresahkan pengguna jalan raya.

Hal itu juga diungkapkan dari hasil wawancara ”Hambatan-hambatan dan gangguan dalam penegakan Peraturan Daerah yang pernah saya tangani dan ketahui adalah masalah sumber daya manusia berupa pelayanan pada masyarakat dan sosial

46 Hasil Wawancara dengan Bapak Hendro S.M. Mulianto TP Bolon, selaku Kepala Sub Bagian Umum Satuan Polisi Pamong Praja Pemerintah Kota Medan, tanggal 11 Mei 2013.

budaya termasuk penanganan pengamen jalanan yang meresahkan pengguna jalan”. Hal tersebut juga di ungkapkan dari hasil wawancara bahwa ”Pelanggaran Peraturan Daerah di Kota Medan memang sulit diatasi kebanyakan di bidang sosial budaya, seperti gelandangan dan pengamen jika sudah ditangkap beberapa hari

berkeliaran lagi di jalan” 47 Mungkin hal itu disebabkan oleh sanksi hukum pelanggaran yang sangat

ringan. Hal itu dikuatkan oleh Gunawan alias Cebol pengamen di Jalan Ahmad Yani “Pengamen dan Pengemis disini tidak takut sama sekali oleh razia Polisi Pamong Praja, paling kalau ketangkap didata lalu dilepas lagi kalau tidak dengan jaminan

keluarga”. 48 Mengenai gangguan penegakan Peraturan Daerah di Kota Medan, dilihat dari

data yang masuk ke Kantor Polisi Pamong Praja ternyata gangguan dibidang sosial budaya menempati urutan pertama, selanjutnya dibidang ekonomi, gangguan yang ditimbulkan manusia dan yang menempati urutan terakhir ditimbulkan oleh alam. Secara rata- rata 35% gangguan di bidang sosial budaya, 29% oleh faktor ekonomi, gangguan manusia 20%, terakhir yang di timbulkan alam 16%.

Dilihat dari segi aspek hukum Peraturan Daerah, sanksinya memang rendah ditambah lagi menurut penulis di Kota Medan sangat jarang terjadi pelanggaran Peraturan Daerah yang berat tidak seperti di daerah-daerah besar lainnya.

47 Hasil Wawancara dengan Bapak Hendro S.M. Mulianto TP Bolon, selaku Kepala Sub Bagian Umum Satuan Polisi Pamong Praja Pemerintah Kota Medan, tanggal 11 Mei 2013.

48 Hasil Wawancara dengan Bapak Hendro S.M. Mulianto TP Bolon, selaku Kepala Sub Bagian Umum Satuan Polisi Pamong Praja Pemerintah Kota Medan, tanggal 11 Mei 2013.

Sudah barang tentu dalam melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan seringkali mengalami kendala atau hambatan. Dimana hambatan atau kendala tersebut datangnya bisa dari dalam (intern) maupun dari luar (ekstern). Demikian juga dengan Polisi Pamong Praja Kota Medan dalam melaksanakan kegiatan yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya mengalami hambatan antara lain :

1. Kelembagaan Meskipun sudah ada program kerja tahunan tentang rencana operasional pembinaan dan penegakan Peraturan Daerah, namun pada masa transisi pelaksanaan debirokrasi dan demokrasi masyarakat di daerah (yang jauh dari pusat Kota Kota Medan) cenderung tidak taat pada peraturan yang berlaku dan hal ini disebabkan karena belum adanya petunjuk pelaksanaan atau teknis tentang prosedur penanganan pelanggaran terhadap Peraturan Daerah.

2. Sumber Daya Manusia Adanya tuntutan masyarakat terhadap kecepatan dan ketepatan pelayanan oleh Sumber Daya Manusia aparatnya, namun kemampuan dan ketrampilan teknis aparat kurang memadai. Hal ini disebabkan belum optimalnya diklat teknis atau fungsional bagi personil Polisi Pamong Praja.

3. Jaringan Kerja Di dalam Polisi Pamong Praja sudah ada Tim Tibcarlantas yang merupakan dasar dalam melakukan koordinasi dibidang ketertiban dan kelancaran lalu lintas, dan 3. Jaringan Kerja Di dalam Polisi Pamong Praja sudah ada Tim Tibcarlantas yang merupakan dasar dalam melakukan koordinasi dibidang ketertiban dan kelancaran lalu lintas, dan

4. Lingkungan yang Belum Kondusif. Sarana dan prasarana pendukung teknis operasional pembinaan ketentraman dan ketertiban serta penegakan Peraturan Daerah masih kurang. Disisi lain terjadi penurunan tingkat kesadaran dan ketaatan masyarakat terhadap peraturan yang berlaku, dimana hal ini disebabkan oleh kondisi politik yang saat ini belum mantap (tidak menentu).

Prinsip dasar yang diambil Satuan Polisi Pamong Praja di Kota Medan dalam penertiban dan penegakkan Peraturan Daerah adalah diupayakan tidak menimbulkan masalah baru dan lebih mengutamakan pendekatan kemanusiaan dan koordinasi.

Contoh penertiban yang dilaksanakan tidak adanya hambatan yang fatal antara lain :

1. Pembongkaran tower

2. Penghentian pembangunan rumah yang belum memiliki IMB

3. Pembongkaran rumah di bataran sungai

4. Pemindahan PKL dari trotoar.

5. Pemindahan warga yang menempati tanah PJKA.

6. Dan lain-lain. Berdasarkan data yang diperoleh melalui pengamatan dan penelitian di lapangan maupun berdasarkan laporan-laporan dari daerah, terdapat berbagai bentuk 6. Dan lain-lain. Berdasarkan data yang diperoleh melalui pengamatan dan penelitian di lapangan maupun berdasarkan laporan-laporan dari daerah, terdapat berbagai bentuk

1. Gangguan yang ditimbulkan karena alam. Banjir yang melanda Kota Medan membuat Polisi Pamong Praja mengalami hambatan dalam rangka penegakan Peraturan Daerah dan menghambat pembangunan yang sedang dan akan dilaksanakan di daerah. Untuk itu Polisi Pamong Praja secara koordinatif dengan instansi terkait memberikan bimbingan atau motivasi dan pengawasan kepada aparat tingkat bawah dan masyarakat luas mengenai usaha dan kegiatan penanggulangan sampah atau kebersihan lingkungan dengan sasaran pusat- pusat kegiatan masyarakat seperti pasar, pertokoan, terminal, sekolah, pemukiman berupa selokan, saluran gorong-gorong, genangan, pembuatan dan pemanfaatan saluran air limbah.

2. Gangguan yang ditimbulkan oleh manusia. Perkelahian antar pelajar di Kota Medan merupakan permasalahan yang sering terjadi dan sangat meresahkan warga masyarakat, untuk itu Polisi Pamong Praja melakukan penertiban pelajar pada waktu jam pelajaran di tempat-tempat umum. Dan dalam penertiban Polisi Pamong Praja memberi penyuluhan pada para Pelajar dengan cara mendatangi sekolah-sekolah.

3. Gangguan dibidang ekonomi. Pedagang Kaki Lima (PKL) yang banyak dijumpai di atas trotoar atau di 3. Gangguan dibidang ekonomi. Pedagang Kaki Lima (PKL) yang banyak dijumpai di atas trotoar atau di

4. Gangguan dibidang sosial budaya . Banyak Pengamen jalanan yang mengganggu para pengguna jalan raya disekitar wilayah kota, Polisi Pamong Praja berupaya menertibkan atau merazia dengan cara menangkap dan mendata untuk diserahkan ke tempat rehabilitasi untuk penampungan, penyantunan, pendidikan (panti karya), pemulihan kemampuan dan penyaluran kembali ke daerah asal atau transmigrasi untuk mengembalikan peran mereka sebagai masyarakat.

Prinsip dasar yang diambil Polisi Pamong Praja di Kota Medan dalam mengatasi hambatan dalam rangka penegakkan Peraturan Daerah adalah diupayakan tidak menimbulkan masalah baru dan lebih mengutamakan pendekatan kemanusiaan dan koordinasi.

Berdasarkan hasil wawancara”Polisi Pamong Praja sudah cukup berupaya dalam mengatasi hambatan-hambatan dibidang kelembagaan, sumber daya manusia, jaringan kerja, lingkungan yang belum kondusif”.

Untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut maka Polisi Pamong Praja melakukan berbagai upaya antara lain :

1. Kelembagaan : Penanganan pelanggaran ketentraman dan ketertiban Peraturan Daerah di wilayah yang sama pada wilayah berbeda ditangani oleh Polisi Pamong Praja tingkat kecamatan di bawah komando Polisi Pamong Praja.

2. Sumber Daya Manusia : Dalam rangka peningkatan kinerja Polisi Pamong Praja di Kota Medan rekruitment personil Polisi Pamong Praja harus sesuai ketentuan yang berlaku dan Polisi Pamong Praja berupaya mengirimkan personilnya dalam diklat teknis maupun fungsional.

3. Jaringan Kerja : Menjalin kerja sama dengan instansi-instansi terkait dalam penanganan Peraturan Daerah dengan didasari hukum yang berlaku.

4. Lingkungan yang belum kondusif : Memberikan penyuluhan dan bimbingan terhadap masyarakat tentang Peraturan Daerah dan personil Polisi Pamong Praja memerlukan sarana dan prasarana yang memadai agar kinerja Polisi Pamong Praja bisa optimal.

”Polisi Pamong Praja cukup berupaya dalam mengatasi hambatan yang dihadapi dengan mengirim personil dalam diklat teknis untuk kelembagaan dan

penyuluhan terhadap masyarakat agar terciptanya lingkungan yang kondusif”. 49

49 Hasil Wawancara Dengan Bapak Rushendi, selaku Kepala Bidang Operasi dan Pembinaan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Medan, tanggal 12 Mei 2013.

“Saya dan anggota Polisi Pamong Praja lainnya memang pernah di kirim dalam diklat teknis yang bertujuan untuk mewujudkan anggota Polisi Pamong Praja

yang mampu melaksanakan tugas secara efektif dan efisien” . 50 Polisi Pamong Praja dalam menegakkan Peraturan Daerah belum pernah melakukan

penindakan, paling teguran secara lesan atau tertulis tetapi Polisi Pamomg Praja sering melakukan operasi mengenai Peraturan Daerah dan juga saya bersama pengusaha di Kota Medan lainnya sering di beri penyuluhan tentang Peraturan Daerah.

Menurut pernyataan di atas Polisi Pamong Praja dalam mengatasi hambatan- hambatan dalam- melaksanakan tugas dan fungsinya sudah berupaya optimal dalam menegakan Peraturan Daerah. Upaya–upaya yang telah di lakukan dengan cara sering melakukan pengiriman personil Polisi Pamong Praja ke dalam diklat dan penyuluhan terhadap masyarakat tentang Peraturan Daerah. Dalam pelaksaan kegiatan operasional Polisi Pamong Praja bekerjasama dengan instansi-instansi terkait.

Pada Bab 1V telah dijelaskan, bahwa berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan nomor 20 tahun 2000, Polisi Pamong Praja Kota Medan merupakan unsur penunjang pemerintah Kota Medan dibidang ketentraman dam ketertiban masyarakat serta melakukan penegakan Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah.

Dalam mewujudkan tugas dan fungsi pokoknya, Polisi Pamong Praja Kota Medan sudah cukup berupaya optimal. Namun masih ada hambatan yang dihadapi Polisi Pamong Praja dalam melakukan tugas penegakan Peraturan Daerah. Untuk

50 Hasil Wawancara dengan Bapak Hendro S.M. Mulianto TP Bolon, selaku Kepala Sub Bagian Umum Satuan Polisi Pamong Praja Pemerintah Kota Medan, tanggal 11 Mei 2013.

mengatasi hambatan-hambatan tersebut maka Polisi Pamong Praja melakukan berbagai upaya antara lain :

1. Kelembagaan Satuan Polisi Pamong Praja disamping sebagai aparat daerah juga sangat terkait dengan kepentingan pusat sehingga disini kedudukan Polisi Pamong Praja sebagai perekat kesatuan bangsa, karena langkah dibidang ketentraman dan ketertiban tidak bersifat kedaerahan akan tetapi bersifat nasional dengan demikian kepanjangan tanganan lembaga Polisi Pamong Praja mempunyai peran yang strategis di tiap-tiap kecamatan Satuan Polisi Pamong Praja di bawah komando langsung Kantor Polisi Pamong Praja

2. Sumber Daya Manusia Dalam rangka pengembangan sumber daya manusia Polisi Pamong Praja ke depan seiring dengan berlakunya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 maka tugas pokok dan fungsi Polisi Pamong Praja semakin luas. Untuk itu perlu didukung oleh personil Polisi Pamong Praja yang kualitas dan kuantitasnya memenuhi kebutuhan dan profesional di bidang tugasnya baik pada saat rekruitment maupun mengirim personil Polisi Pamong Praja secara berkala dalam diklat teknis dan fungsional guna peningkatan ketrampilan serta pengembangan lebih lanjut di bidang keahlian dalam proses penyelesaian perkara.

3. Jaringan Kerja Guna pencapaian sasaran-sasaran tugas suatu lembaga sangat memerlukan landasan hukum dan kerjasama dengan lembaga-lembaga lain. Begitu juga dengan Polisi Pamong Praja dalam gerak operasionalnya harus didukung oleh peraturan- peraturan yang jelas baik dalam bentuk Keputusan Presiden atau Keputusan Walikota yang dijabarkan dalam Peraturan Daerah, sehingga dalam melaksanakan tugas pokok dan wewenangnya mempunyai landasan yang kuat dan bekerjasama dengan instansi terkait dalam penanganan pelanggaran Peraturan Daerah.

4. Lingkungan yang Belum Kondusif Keberhasilan tugas suatu lembaga tidak mungkin terwujud tanpa didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai sesuai dengan ruang lingkup dan beban tugas. Sehingga di Kantor Polisi Pamong Praja diperlukan kelengkapan kantor, personil dan mobilitas serta anggaran yang memadai agar dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya bisa optimal.

Untuk penurunan tingkat kesadaran masyarakat terhadap hukum Peraturan Daerah Polisi Pamong Praja memberikan penyuluhan dan bimbingan kepada masyarakat tentang Peraturan Daerah guna terciptanya lingkungan yang kondusif.

BAB V

Dokumen yang terkait

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL AGRIBISNIS PERBENIHAN KENTANG (Solanum tuberosum, L) Di KABUPATEN LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

27 309 21

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

47 440 21

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada Pemerintah Daerah Kabupaten Jember)

37 330 20

EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP SIKAP MASYARAKAT DALAM PENANGANAN KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS (Studi Di Wilayah RT 05 RW 04 Kelurahan Sukun Kota Malang)

45 393 31

PENGALAMAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA DENGAN GANGGUAN JIWA (SKIZOFRENIA) Di Wilayah Puskesmas Kedung Kandang Malang Tahun 2015

28 256 11

STUDI PENGGUNAAN SPIRONOLAKTON PADA PASIEN SIROSIS DENGAN ASITES (Penelitian Di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

13 140 24

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65