Nijatullah Siddiqi, Bank Islam, Pustaka, Bandung, 1984, hal. 161

c terjadinya konsentrasi kekuatan ekonomi ditangan kelompok elit, para Bankir dan pemilk modal; d kurangnya peluang bagi kekuatan ekonomi lemah bawah untuk mengembangkan potensi usaha. 6 Selain mampu menghindarkan dari dampak negatif penerapan bunga, Bank Islam dengan sistem bagi hasil dinilai mengalokasikan sumber daya dan sumber dana secara efesien 7 . Kemampuan untuk mengalokasikan sumber secara efesien inilah merupakan modal utama untuk menghadapi persaingan pasar dan perolehan laba. Di dalam Peraturan Pemerintah dijelaskan lebih lanjut bahwa “yang dimaksud dengan prinsip bagi hasil dalam peraturan ini adalah prinsip muamalat berdasarkan syariat dalam melakukan kegiatan usaha Bank.” 8 Manajemen Bank Konvensional dan Bank Syariah pada umumnya memiliki persamaan terutama dalam sisi teknis penerimaan uang, mekanisme transfer, tehnologi komputer yang digunakan, syarat-syarat umum memperoleh pembiayaan, proposal, laporan keuangan dan sebagainya. Namun dengan adanya landasan syariah serta sesuai dengan Peraturan Pemerintah menyangkut Bank Syariah antara lain UU No. 10 Tahun 1998 sebagai revisi UU No. 7 Tahun 1992 juga terdapat beberapa hal perbedaan diantaranya yang menyangkut aspek legal, struktur organisasi, usaha yang dibiayai, dan lingkungan kerja serta adanya 5 Ibid, hal. 61 6 Warkum Sumitro, SH, MH, Asas-Asas Perbankan Islam dan Lembaga-Lembaga Terkait BMI 7 TAKAFUL, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1996, hal 51 7

M. Nijatullah Siddiqi, Bank Islam, Pustaka, Bandung, 1984, hal. 161

8 Wijarno, Hukum dan Ketentuan Perbankan di Indonesia, Pustaka Utama Grafiti, Jakarta, 1995 Dewan Pengawas Syariah dalam struktur organisasi serta adanya sistem bagi hasil. Secara umum pembiayaan yang diberikan atau dikeluarkan oleh Bank Syariah meliputi tiga 3 kerangka aqad pembiayaan besar : 1. Pembiayaan ber-aqad tijarah Jual-beli. Pembiayaan ini digolongkan sebagai pembiayaan yang bersifat investasi, jenis produk pembiayaan yang dikeluarkan meliputi : a. al-Bai’u Bitsaman Ajil jual beli dengan cara angsuran; b. al-Murabaha jual beli dengan cara jatuh tempo; c. Produk ijarah sewa menyewa; 2. Pembiayaan ber-aqad syarikah kerja sama kongsi. Digolongkan sebagai pembiayaan yang bersifat modal kerja, jenis produk pembiayaan syarikah meliputi : a. Pembiayaan al-Musyarakah pembiayaan dengan jumlah modal sebagian- sebagian antara pihak Bank dengan pihak peminjam; b. Pembiayaan al-Mudharobah pembiayaan dengan dana 100 dari pihak Bank. 3. Pembiayaan ber-aqad hasan kebajikan Pembiayaan ber-aqad hasan adalah pembiayaan yang berorentasi pada kebajikan, yaitu Bank yang memberikan pembiayaan kepada pihak-pihak yang tergolong dalam delapan asnaf. 9 9 Muhamad, Sistem Prosedur Operasional Bank Syariah, UII Press, Yogyakarta, 2000, hal 5 Dalam uraian pembiayaan diatas, maka sistem pengembangan produk di Bank Syariah dapat dilakukan melalui lima 5 prinsip yaitu : 1. Prinsip Wadiah simpanan 2. Prinsip Syarikah bagi hasil 3. Prinsip Tijarah jual beli pengembalian keuntungan 4. Prinsip Al-Ajr pengambilan fee 5. Prinsip al-Qard biaya administrasi Berdasarkan lima 5 prinsip pengembangan produk tersebut, maka produk-produk Bank Syariah sangat berfariasi, tergantung pada prinsip apa yang dijadikan rujukan dalam pengembangan produk. 10 Hadirnya Bank Syariah dewasa ini menunjukkan kecendrungan semakin membaik. Produk-produk yang dikeluarkan Bank Syariah cukup variatif, sehingga mempu memberikan pilihan atau alternatif bagi calon nasabah dalam untuk memanfaatkannya. Dari survei yang pernah dilakukan, kebanyakan Bank Syariah masih mengedepankan produk dengan akad jual beli, diantaranya adalah Murabahah dan Al-Bai’u Bithaman Ajil. Padahal sebenarnya Bank Syariah memiliki produk unggulan yang merupakan produk khas dari Bank Syariah yaitu al-Musyarakah dan al-Mudharabah. 11 Penyebab hal tersebut itu ditempuh oleh para pengelola Bank Syariah karena berkaitan dengan resiko Bank yang ditimbulkan apabila menerapkan produk Mudharabah adalah cukup tinggi, namun saat ini Bank Syariah sudah 10 Ibid, hal 6 11 Muhamad,Tehnik Perhitungan Bagi Hasil dan Profit Margin Pada Bank Syariah, UII Press, Yogyakarta, 2001, hal. 39 memikirkan cara-cara yang tepat dalam melakukan pembiayaan khususnya pembiayaan yang berkaitan dengan konsep Mudharabah. Al-Mudharabah adalah akad kerjasama antara pemilik dana shahibul Maal dengan pengusaha mudharib untuk melakukan suatu usaha bersama. Keuntungan yang diperoleh dibagi antara keduanya dengan perbandingan nisbah yang disepakati sebelumnya.

B. Perumusan Masalah.