ARAHAN PEMANFAATAN RUANG WILAYAH KABUPATEN Pasal 41

BAB IX ARAHAN PEMANFAATAN RUANG WILAYAH KABUPATEN Pasal 41

(1) Arahan pemanfaatan ruang terdiri dari indikasi program utama, lokasi kegiatan, indikasi sumber pendanaan, indikasi pelaksana kegiatan, dan waktu pelaksanaan.

(2) Indikasi program utama pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. indikasi program utama perwujudan struktur ruang yang sesuai dengan tujuan penataan ruang wilayah kabupaten;

b. indikasi program utama perwujudan pola ruang yang sesuai dengan tujuan penataan ruang wilayah kabupaten; dan

c. indikasi program utama perwujudan kawasan strategis yang sesuai dengan tujuan penataan ruang wilayah kabupaten.

(3) Indikasi.................

(3) Indikasi lokasi kegiatan terdiri dari seluruh wilayah Kabupaten Bener Meriah. (4) Indikasi sumber pendanaan terdiri dari APBD Kabupaten, APBD Provinsi,

APBN, Swasta, dan/atau Masyarakat. (5) Indikasi pelaksana kegiatan terdiri dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kota, swasta dan masyarakat. (6) Indikasi waktu pelaksanaan terdiri dari 4 (empat) tahapan, yaitu:

a. tahap pertama, yaitu tahun 2012–2017 diprioritaskan pada peningkatan fungsi dan pengembangan;

b. tahap kedua, yaitu tahun 2018–2022 diprioritaskan pada peningkatan fungsi dan pengembangan;

c. tahap ketiga, yaitu tahun 2023–2027 diprioritaskan pada pengembangan dan pemantapan; dan

d. tahap keempat, yaitu tahun 2028–2032 diprioritaskan pada pemantapan. (7) Indikasi program utama lebih rinci adalah sebagaimana tercantum dalam LampiranIV yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Qanun ini.

Pasal 42

(1) Indikasi program utama perwujudan struktur ruang wilayah kabupaten meliputi indikasi program untuk perwujudan sistem pusat kegiatan dalam wilayah kabupaten, sistem jaringan prasarana kabupaten, rencana pola ruang wilayah kabupaten dan kawasan strategis kabupaten.

(2) Indikasi program utama perwujudan sistem pusat kegiatan wilayah kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. pusat kegiatan dalam sistem nasional, yaitu pksn, pkw, pkl; dan

b. pusat kegiatan provinsi di kabupaten (3) Indikasi program utama perwujudan sistem jaringan prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. rencana pengembangan sistem jaringan prasarana transportasi:

1. sistem jaringan transportasi darat;dan

2. sistem jaringan transportasi udara.

b. rencana pengembangan sistem jaringan prasarana sumber daya air;

c. rencana pengembangan sistem jaringan prasarana energi dan kelistrikan; dan

d. rencana pengembangan sistem jaringan prasarana telekomunikasi.

Pasal 43

(1) Indikasi program utama perwujudan pola ruangkabupatenmeliputi indikasi program untuk perwujudan kawasan lindung dan perwujudan kawasan budidaya.

(2) Indikasi program utama perwujudan kawasan lindung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. kawasan hutan lindung;

b. kawasan perlindungan setempat;

c. kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya;

d. kawasan rawan bencana alam; dan

e. kawasan lindung lainnya. (3) Indikasi program untuk perwujudan kawasan budidaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. kawasan hutan produksi;

b. kawasan pertanian;

c. kawasan perikanan

d. kawasan pertambangan

e. kawasan...................

e. kawasan industri;

f. kawasan pariwisata;

g. kawasan permukiman; dan

h. kawasan lainnya.

Pasal 44

(1) Indikasi program utama perwujudan kawasan strategis Kabupaten adalah indikasi program untuk perwujudan kawasan strategis nasional (KSN), Kawasan Strategis Propinsi (KSP) dan Kawasan Strategis Kabupaten (KSK).

(2) Indikasi program utama kawasan strategis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. kawasan strategis nasional berdasarkan sudut kepentingan lingkungan hidup;

b. kawasan strategis provinsi berdasarkan sudut kepentingan ekonomi; dan

c. kawasan Strategis Kabupaten berdasarkan sudut kepentingan ekonomi dan lingkungan hidup.

Pasal 45

(1) Pembiayaan program pemanfaatan ruang bersumber pada:

a. anggaran pendapatan dan belanja negara (apbn);

b. anggaran pendapatan dan belanja aceh (apba);

c. anggaran pendapatan dan belanja kabupaten (apbk) bener meriah;

d. investasi swasta;

e. kerja sama pembiayaan; dan

f. sumber lain yang sah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Pengelolaan aset hasil kerja sama Pemerintah dengan swasta dapat dilakukan sesuai dengan analisa kelayakan ekonomi dan finansial.

Pasal 46

(1) Indikasi pelaksanaan kegiatan terdiri atas Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kota, swasta dan masyarakat. (2) Pemanfaatan ruang wilayah kabupaten berpedoman pada rencana struktur ruang dan pola ruang. (3) Pemanfaatan ruang wilayah kabupaten dilaksanakan melalui penyusunan dan pelaksanaan program pemanfaatan ruang beserta sumber pendanaannya

Dokumen yang terkait

Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Tembakau Dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ) Pada PT Mangli Djaya Raya

3 126 8

Hubungan Antara Kompetensi Pendidik Dengan Kecerdasan Jamak Anak Usia Dini di PAUD As Shobier Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember

4 116 4

Analisis Prioritas Program Pengembangan Kawasan "Pulau Penawar Rindu" (Kecamatan Belakang Padang) Sebagai Kecamatan Terdepan di Kota Batam Dengan Menggunakan Metode AHP

10 65 6

Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Laporan Keuangan Arus Kas Pada PT. Tiki Jalur Nugraha Ekakurir Cabang Bandung Dengan Menggunakan Software Microsoft Visual Basic 6.0 Dan SQL Server 2000 Berbasis Client Server

32 174 203

Penerapan Data Mining Untuk Memprediksi Fluktuasi Harga Saham Menggunakan Metode Classification Dengan Teknik Decision Tree

20 110 145

Pembangunan Sistem Informasi di PT Fijayatex Bersaudara Dengan Menggunakan Pendekatan Supply Chain Management

5 51 1

Prosedur Pelaporan Surat Pemberitahuan Pajak Pengahsilan (SPT PPn) Dengan Menggunakan Elektronik Surat Pemberitahuan (E-SPT PPn 1111) Pada PT. INTI (Persero) Bandung

7 57 61

Pembangunan Aplikasi Augmented reality Sistem Eksresi Pada Manusia Dengan Menggunakan Leap Motion

28 114 73

Sistem Pemasaran Dan Pemesanan Barang Dengan Metode Customer Relationship Management Berbasis Web Pada PT.Yoshindo Indoensia Technology Jakarta

11 68 215

Oksidasi Baja Karbon Rendah AISI 1020 Pada Temperatur 700 °C Yang Dilapisi Aluminium Dengan Metode Celup Panas (Hot Dipping)

3 33 84