PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN, KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP KINERJA MELALUI MOTIVASI KERJA GURU DI SMP KOTA PEKALONGAN
i
PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK, PENDIDIKAN DAN
PELATIHAN, KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP
KINERJA MELALUI MOTIVASI KERJA GURU
DI SMP KOTA PEKALONGAN
TESIS
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan
Oleh:
Slamet Suroso
0102513027
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
(2)
ii
PENGESAHAN UJIAN TESIS
Tesis dengan judul “Pengaruh Supervisi Akademik, Pendidikan dan Pelatihan, Kompetensi Profesional terhadap Kinerja melalui Motivasi Kerja Guru di SMP Kota Pekalongan” karya,
nama : Slamet Suroso
NIM : 0102513027
Program Studi : Manajemen Pendidikan
telah dipertahankan dalam Sidang Panitia Ujian Tesis Program Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang pada hari Selasa, tanggal 3 Nopember 2015.
Semarang, Nopember 2015
Panitia Ujian
Ketua, Sekretaris,
Prof. Dr. rer. nat. Wahyu Hardyanto, M.Si Dr. Titi Prihatin, M.Pd NIP. 196011241984031002 NIP. 196302121999032001
Penguji I, Penguji II,
Dr. Kardoyo, M.Pd Dr. Cahyo Budi Utomo, M.Pd NIP. 196205291986011001 NIP. 196111211986011001
Penguji III,
Prof. Dr. Rusdarti, M.Si NIP. 195904211984032001
(3)
iii
PERNYATAAN KEASLIAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam tesis dengan judul “Pengaruh Supervisi Akademik, Pendidikan dan Pelatihan, Kompetensi Profesional terhadap Kinerja melalui Motivasi Kerja Guru di SMP Kota Pekalongan” ini benar-benar karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam tesis ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Atas pernyataan ini saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan apabila ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini.
Semarang, Nopember 2015 Yang membuat pernyataan,
Slamet Suroso NIM. 0102513027
(4)
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Prestasi adalah apa yang mampu anda lakukan. Motivasi menentukan apa yang anda lakukan. Sikap menentukan seberapa baik anda melakukannya (Lois Holts)
Produktivitas kerja seseorang ditentukan oleh seberapa puas seseorang memandang pekerjaannya. (Utoyo).
PERSEMBAHAN
Tesis ini Peneliti Persembahkan untuk : Almameter Tercinta Program Studi Manajemen Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang
(5)
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, atas Rahmat-Nya peneliti dapat menyelesaikan penyusunan tesis dengan judul “Pengaruh Supervisi Akademik, Pendidikan dan Pelatihan, Kompetensi Profesional terhadap Kinerja melalui Motivasi Kerja Guru di SMP Kota Pekalongan”.
Tesis ini disusun sebagai salah satu persyaratan meraih gelar Magister Pendidikan Program Studi Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Semarang.
Penelitian ini diangkat guna mengetahui seberapa besar pengaruh supervisi akademik, pendidikan dan pelatihan, kompetensi profesional guru serta motivasi kerja terhadap kinerja guru SMP di Kota Pekalongan, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan harapan hasil penelitian ini dapat memberikan inspirasi dalam upaya meningkatkan kinerja guru pada umumnya, khususnya guru SMP di Kota Pekalongan.
Terselesaikannya penyusunan tesis ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan berbagai pihak. Oleh sebab itu peneliti menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang setulus- tulusnya kepada :
1. Rektor, Direktur, Asisten Direktur I dan II Program Pascasarjana, dan Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang yang telah memberi kesempatan dan fasilitas untuk menempuh studi magister.
(6)
vi
2. Prof. Dr. Rusdarti, M.Si selaku pembimbing I dan Dr. Cahyo Budi Utomo, M.Pd. selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan dan motivasi dalam penyelesaian tesis ini.
3. Segenap Civitas Akademika Universitas Negeri Semarang yang telah mendukung terselesaikannya tesis ini.
4. Pemerintah Kota Pekalongan yang memberikan ijin belajar/studi lanjut S-2 dan ijin penelitian di SMP Kota Pekalongan.
5. Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Pekalongan yang telah memberikan ijin penelitian di SMP Kota Pekalongan.
6. Kepala sekolah dan guru-guru SMP di Kota Pekalongan yang telah memberikan dukungan dan peran serta dalam pengambilan data penelitian. 7. Istri, anak-anakku dan teman-teman sejawat yang telah memberikan dorongan
dan semangat hingga tesis ini dapat selesai.
8. Semua pihak yang tidak dapat disebut satu persatu, yang telah memberikan dukungan kontribusi dalam penyelesaian tesis ini.
Peneliti sadar bahwa dalam tesis ini mungkin masih terdapat kekurangan, baik isi maupun tulisan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat peneliti harapkan.
Semoga hasil penelitian ini bermanfaat dan ikut berkontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
Semarang, Nopember 2015 Peneliti
(7)
vii
ABSTRAK
Suroso,Slamet. 2015. Pengaruh Supervisi Akademik, Pendidikan dan Pelatihan, Kompetensi Profesional terhadap Kinerja melalui Motivasi Kerja Guru di SMP Kota Pekalongan. Tesis Program Studi Manajemen Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Prof. Dr. Rusdarti, M.Si; Pembimbing II Dr. Cahyo Budi Utomo, M.Pd.
Kata kunci: Supervisi akademik, pendidikan dan pelatihan, kompetensi profesional guru, motivasi kerja dan kinerja guru.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh supervisi akademik, pendidikan dan pelatihan, kompetensi profesional guru, serta motivasi kerja terhadap kinerja guru di SMP Kota Pekalongan. Populasi penelitian ini adalah guru-guru SMP Kota Pekalongan, sampel diambil dengan teknik proportional cluster random sampling dari tiap sekolah pada empat kecamatan di Kota Pekalongan. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui kuisioner yang diberikan kepada responden secara langsung, dengan melalui uji validitas dan realibilitas. Teknik analisis data menggunakan regresi dengan uji prasyarat analisis dan uji t parsial serta uji path analysis.
Hasil uji di antaranya : (1) Uji Validitas, item pertanyaan dalam angket untuk semua variabel penelitian valid, (2) Uji Reliabilitas, item pertanyaan dalam angket semua variabel penelitian reliabel, (3) Uji prasyarat analisis semua variabel penelitian lolos uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heterogenitas dan uji linieritas.
Hasil penelitian menunjukkan: (1) Supervisi akademik, pendidikan dan pelatihan, kompetensi profesional guru berpengaruh langsung terhadap motivasi. (2) Supervisi akademik, pendidikan dan pelatihan, kompetensi profesional guru, dan motivasi kerja berpengaruh langsung terhadap kinerja guru. (3) Supervisi akademik, pendidikan dan pelatihan, kompetensi profesional guru berpengaruh tidak langsung terhadap kinerja guru melalui motivasi kerja.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah : (1) Kompetensi profesional guru memiliki pengaruh lebih besar dibandingkan dengan supervisi akademik, pendidikan dan pelatihan terhadap motivasi kerja. (2) Motivasi kerja mempunyai pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan supervisi akademik, pendidikan dan pelatihan serta kompetensi profesional guru terhadap kinerja guru. (3) Supervisi akademik, pendidikan dan pelatihan dan kompetensi profesional guru berpengaruh terhadap kinerja guru melalui motivasi kerja. Disarankan sebagai berikut: (1) Kepala sekolah harus dapat meningkatkan supervisi akademik agar pencapaian tujuan sekolah dapat tercapai secara efektif dan efisien. (2) Guru diberikan kesempatan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan untuk mengembangkan diri. (3) Kepala sekolah harus selalu memperhatikan motivasi kerja guru, agar kinerjanya selalu meningkat.
(8)
viii
ABSTRACT
Suroso,Slamet. 2015. Influence of Academic Supervision, Education and Training, Professional Competency on The Performance of Teacher in Junior High School Pekalongan. Thesis Studies Program Management Education Graduate Program, State University of Semarang. Supervisor I Prof. Dr. Rusdarti, M.Si; Supervisor II Dr. Cahyo Budi Utomo, M.Pd.
Keywords: academic supervision, education and training, professional competence of teachers, teachers' motivation and performance.
This study aims to determine the influence of academic supervision, education and training, professional competency on the performance of teacher in junior high school Pekalongan. The population in this study were teachers junior high school Pekalongan, samples were taken by proportional cluster random sampling technique from each school in the four districts in Pekalongan. Data was collected through questionnaires given to the respondent directly, by means of testing the validity and reliability. Data were analyzed using regression analysis prerequisite test and t test and partial path analysis test.
The test results include: (1) Validity, item questions in the questionnaire for all study variables valid, (2) Test Reliability, item questions in the questionnaire for all study variables reliable, (3) Test prerequisite analysis of all study variables pass the normality test, multicolinierity test, test of heterogeneity and linearity test.
The results showed: (1) Academic supervision, education and training, professional competence of teachers directly effect on motivation. (2) Academic supervision, education and training, professional competence of teachers, working motivation, directly effect performance of the teachers. (3) Academic supervision, education and training, professional competence of teachers have an effect on the academic performance of teachers with mediation work motivation.
The study concluded: (1) Professional competence of teachers have a greater influence than supervision of academic, education and training on work motivation. (2) Work motivation has a greater influence than the academic supervision, education and training and professional competence on performance of teachers. To be suggested as follows: (1) The principal must be able to improve the academic supervision so that the achievement of school goals can be achieved effectively and efficiently. (2) The principal needs to give attention to the professional competence of teachers, teacher education and training. (3) The principal must always pay attention to employee motivation of teachers, so that performance is always increasing.
(9)
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
PENGESAHAN TESIS ... ii
PERNYATAAN KEASLIAN ... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
KATA PENGANTAR ... v
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 16
1.3 Cakupan Masalah ... 18
1.4 Rumusan Masalah ... 18
1.5 Tujuan Penelitian ... 19
1.6 Manfaat Penelitian ... 20
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 22
2.1 Kajian Pustaka ... 22
2.2 Kerangka Teoritis ... 26
2.2.1 Kinerja Guru ... 26
2.2.2 Supervisi Pendidikan ... 34
2.2.3 Teknik Supervisi ... 40
2.2.4 Supervisi Akademik ... 43
(10)
x
2.2.6 Kompetensi Profesional Guru ... 56
2.2.7 Motivasi Kerja ... 65
2.3 Kerangka Berfikir ... 73
2.4 Hipotesis Penelitian ... 81
BAB 3 METODE PENELITIAN ... 83
3.1 Desain Penelitian ... 83
3.2 Populasi dan Sampel ... 84
3.3 Variabel Penelitian ... 87
3.4 Instrumen Penelitian ... 90
3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 96
3.6 Teknik Analisis Data ... 99
3.7 Jalannya Penelitian ... ... 107
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 108
4.1 Hasil Penelitian ... 108
4.1.1 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian ... 108
4.1.1.1 Deskriptif Variabel Supervisi Akademik ... 109
4.1.1.2 Deskriptif Variabel Pendidikan dan Pelatihan ... 110
4.1.1.3 Deskriptif Variabel Kompetensi Profesional Guru .... 112
4.1.1.4 Deskriptif Variabel Motivasi Kerja ... 113
4.1.1.5 Deskriptif Variabel Kinerja Guru ... 115
4.2 Analisis Data ... 117
4.2.1 Prasyarat Analisis ... 117
4.2.1.1 Uji Normalitas ... 117
4.2.1.2 Uji Multikolinieritas ... 118
4.2.1.3 Uji Heteroskedastisitas ... 119
4.2.1.4 Uji Linieritas ... 119
4.2.2 Analisis Regresi ... 121
4.2.3 Path Analisis ... 129
4.3 Pembahasan ... 134
(11)
xi
4.3.2 Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan terhadap Motivasi Kerja
... 137
4.3.3 Pengaruh Kompetensi Profesional Guru terhadap Motivasi Kerja ... 140
4.3.4 Pengaruh Supervisi Akademik tarhadap Kinerja Guru .... 143
4.3.5 Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan terhadap Kinerja Guru 145 4.3.6 Pengaruh Kompetensi Profesional terhadap Kinerja Guru .. 147
4.3.7 Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru ... 150
4.3.8 Pengaruh Supervisi Akademik terhadap Kinerja Guru melalui Motivasi Kerja ... 153
4.3.9 Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan terhadap Kinerja Guru melalui Motivasi Kerja ... 153
4.3.10 Pengaruh Kompetensi Profesional Guru terhadap Kinerja Guru melalui Motivasi Kerja ... 154
BAB 5 PENUTUP ... 156
5.1 Kesimpulan ... 156
5.2 Saran ... 156
5.3 Implikasi ... 157
5.4 Riset yang akan datang dan Keterbatasan Penelitian ... 158
DAFTAR PUSTAKA ... 159
(12)
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Ranah Kompetensi Guru Kelas/Mata Pelajaran ... 10
2.1 Besaran Angka Kredit Diklat Fungsional Guru ... 55
3.1 Sampel Penelitian ... 86
3.2 Variabel dan Indikator Penelitian ... 92
3.3 Hasil Uji Validitas Instrumen ... 94
3.4 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ... 96
3.5 Gradasi Jawaban Angket X1, X3, X4 dan Y... 98
3.6 Gradasi Jawaban Angket X2 ... 98
4.1 Analisis Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ... 108
4.2 Frekuensi Supervisi Akademik ... 109
4.3 Frekuensi Pendidikan dan Pelatihan ... 111
4.4 Frekuensi Kompetensi Profesional ... 112
4.5 Frekuensi Motivasi Kerja ... 114
4.6 Frekuensi Kinerja Guru ... 115
4.7 Hasil Uji Multikolinieritas ... 118
4.8 Hasil Uji Linieritas Variabel Supervisi Akademik Kepala Sekolah 119
4.9 Hasil Uji Linieritas Variabel Pendidikan dan Pelatihan ... 120
4.10 Hasil Uji Linieritas Variabel Kompetensi Profesional Guru ... 120 4.11 Persamaan Regresi dengan Variabel Motivasi Kerja sebagai
Variabel Dependen ...
121 4.12 Uji t test dengan Variabel Motivasi Kerja Guru sebagai Variabel
Dependen ...
122 4.13 Koefisien Determinasi dengan Variabel Motivasi Kerja sebagai
Variabel Dependen ...
122 4.14 Persamaan Regresi dengan Variabel Kinerja Guru sebagai Variabel
Dependen ...
125 4.15 Uji t test dengan Variabel Kinerja Guru sebagai Variabel
Dependen ...
125 4.16 Koefisien Determinasi dengan Variabel Kinerja Guru sebagai
Variabel Dependen ...
126 4.17 Rekapitulasi Direct Effect (DE), Indirect Effect (IE) dan Total
Effect (TE) ...
(13)
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Kerangka Konseptual Penelitian ... 81
3.1 Diagram Rancangan Penelitian ... 83
4.1 Histogram Frekuensi Variabel Supervisi Akademik ... 110
4.2 Histogram Frekuensi Variabel Pendidikan dan Pelatihan ... 112
4.3 Histogram Frekuensi Variabel Kompetensi Profesional Guru .. 113
4.4 Histogram Frekuensi Variabel Motivasi Kerja Guru ... 115
4.5 Histogram Frekuensi Variabel Kinerja Guru ... 116
4.6 Hasil Uji Normalitas Menggunakan P-Plot ... 117
4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas Menggunakan Scatter Plot ... 119
4.8 Path Analisis... 129
4.9 Jalur Supervisi Akademik-Motivasi Kerja-Kinerja Guru ... 129
4.10 Jalur Diklat-Motivasi Kerja-Kinerja Guru ... 131
(14)
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Angket Instrumen Observasi Awal ... 163
2 Hasil Uji Validitas ... 168
3 Hasil Uji Reliabilitas ... 174
4 Instrumen Penelitian ... 187
5 Frekuensi Data Variabel X1, X2, X3, X4 dan Y ... 201
6 Tabel Frekuensi ... 216
6 Hasil Uji SPSS 218
7 Hasil Uji SPSS 231
8 Tabel Krijcie 237
9 Tabel r Korelasi Product Moment 238
10 Tabel t 239
11 Surat Ijin Observasi Awal 240
12 Surat Ijin Penelitian 241
13 Surat Rekomendasi Permohonan Ijin Penelitian 242
(15)
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan agar seluruh bangsa Indonesia mendapatkan pelayanan pendidikan yang berkualitas secara adil dan merata, sehingga tujuan pendidikan seperti yang tersurat pada rumusan pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara dapat terwujud. Hakikat hidup manusia pada dasarnya membutuhkan proses pendidikan untuk membina dan mengembangkan potensinya sebagai makhluk individu, sosial dan juga makhluk berketuhanan.
Mulyasa (2013:24) menyatakan bahwa pendidikan memberikan keleluasaan kepada sekolah dalam mengembangkan berbagai potensinya memerlukan peningkatan kemampuan kepala sekolah dalam berbagai aspek manajerialnya agar dapat mencapai tujuan sesuai dengan visi dan misi yang diemban sekolahnya. Dalam proses pendidikan, di dalamnya terdapat aktivitas guru mengajar, peran serta siswa dalam belajar, sistem pengelolaan administrasi,
(16)
2
serta mekanisme kepemimpinan kepala sekolah merupakan hal yang perlu dioptimalkan fungsinya agar kualitas pendidikan dapat ditingkatkan.
Pendidikan merupakan upaya manusia untuk memperluas cakrawala pengetahuannya dalam rangka membentuk nilai, sikap, dan perilaku. Sebagai upaya yang bukan saja membuahkan manfaat yang besar, pendidikan juga merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang sering dirasakan belum memenuhi harapan. Hal itu disebabkan oleh banyak lulusan pendidikan formal yang belum dapat memenuhi kriteria tuntutan lapangan kerja yang tersedia, apalagi menciptakan lapangan kerja baru sebagai perwujudan penguasaan ilmu yang diperolehnya dari lembaga pendidikan. Kondisi seperti ini merupakan gambaran belum maksimalnya kualitas pendidikan kita.
Salah satu faktor yang menjadi tolak ukur keberhasilan sekolah adalah kinerja guru. Kinerja guru dimaksud adalah hasil kerja guru yang terefleksi dalam cara merencanakan, melaksanakan, dan menilai proses pembelajaran yang intensitasnya dilandasi oleh etos kerja, disiplin serta profesional guru dalam pembelajaran.
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dilihat bahwa tugas guru bukan mengajar semata, tetapi dimulai dari proses perencanaan sampai dengan penilaian. Tugas tersebut tidak mudah dilakukan, apabila guru tidak memiliki motivasi kerja yang baik serta koordinasi dari kepala sekolah.
Sekolah Menengah Pertama (SMP) merupakan suatu organisasi yang memerlukan pengelolaan terpadu, baik oleh guru sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran di kelas maupun oleh kepala sekolah sebagai pengendali kegiatan di
(17)
3
sekolah. Keterpaduan kinerja guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran serta penciptaan situasi yang kondusif merupakan modal untuk mencapai keberhasilan tujuan sekolah.
Dengan demikian, guru SMP memegang peranan penting, baik dalam mengelola kegiatan belajar mengajar maupun dalam mengelola administrasi yang dapat menunjang keberhasilan tujuan sekolah. Aktivitas kerja guru SMP dalam melaksanakan tugasnya juga dipengaruhi oleh kemampuan kepala sekolah dalam melaksanakan kegiatan supervisi akademik. Peran kepala sekolah sebagai supervisor diharapkan dapat meningkatkan kinerja guru di sekolah. Masalahnya, bagaimana pengaruh kemampuan supervisi akademik kepala sekolah di SMP. Hal ini merupakan pertanyaan yang perlu diadakan pengkajian melalui penelitian. Melalui kemampuan kepala sekolah dalam melaksanakan kegiatan supervisi akademik yang terdiri dari supervisi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, penilaian pembelajaran yang terdiri dari kegiatan remidi dan kegiatan pengayaan, diharapkan dapat berpengaruh terhadap kinerja guru.
Guru yang belum merasakan manfaat yang nyata dalam peningkatan kualitas pembelajaran dari kegiatan supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah maka akan berpengaruh terhadap kinerjanya. Masih terdapat guru-guru yang kebingungan dalam membuat perangkat pembelajaran atau perencanaan pembelajaran. Masih banyak guru hanya mengcopy-paste perangkat pembelajaran yang dibuat di tingkat Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) atau Musyawarah Guru Bimbingan Konseling (MGBK). Dalam hal ini perangkat pembelajaran belum disesuaikan dengan kebutuhan sekolah masing-masing.
(18)
4
Proses penyusunan perencanaan pembelajaran ini merupakan salah satu tanggung jawab dari kepala sekolah dalam membina kinerja para gurun di sekolahnya. Hal ini memberikan gambaran bahwa salah satu kegiatan pelaksanaan pembinaan dari kepala sekolah dalam kegiatan supervisi akademik di SMP Negeri Kota Pekalongan perlu diefektifkan lagi.
Kepala sekolah pada umumnya dianggap supervisor pengajaran di sekolahnya, karena dialah yang bertanggungjawab mengkoordinasikan semua program pengajaran. Kepala sekolah dihadapkan pada tantangan untuk melakukan perubahan dan pengembangan pendidikan secara berencana, terarah dan berkesinambungan untuk meningkatkan mutu pendidikan agar proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien, maka kepala sekolah dituntut untuk melakukan kegiatan supervisi yang terencana dan berkesinambungan, sehingga terwujud guru yang profesional yang selalu ingin mengaktualisasikan dalam bentuk peningkatan kinerjanya di sekolah. Kegiatan supervisi akademik yang dilakukan kepala sekolah bertujuan untuk membantu guru agar dapat mengembangkan kemampuannya dalam mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Penelitian yang dilakukan oleh Hasan Basri Memduhogen (2007) yang berjudul The Process of Supervision in the Turkish Educational System: Purpose, Structure, Operation, menyatakan bahwa supervisor tidak memiliki cukup waktu dan paham terhadap pengetahuan untuk bertindak sebagai pemandu. Mereka perlu memperbaiki diri terlebh dahulu melalui kepemimpinan pembelajaran, pembinaan dan juga pelatihan. Hal lain supervisor tidak memiliki banyak waktu untuk
(19)
5
pembinaan terhadap guru dan diri mereka sendiri untuk bertindak sebagai panduan karena beban kerja mereka sudah banyak. Bahkan tingkat kekhawatiran para guru ketika hendak disupervisi karena kurang siap dan tidak mau secara sadar untuk berkonsultasi dengan supervisor menjadikan hambatan dalam pengembangan profesi guru.
Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan, antara lain : guru, peserta didik, sarana dan prasarana, lingkungan sekolah, kurikulum. Dari beberapa faktor tersebut, guru dalam kegiatan proses pembelajaran di sekolah menempati kedudukan yang sangat penting dan tanpa mengabaikan faktor penunjang yang lain, guru sebagai subyek pendidikan sangat menentukan keberhasilan pendidikan. Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya kinerja guru yaitu bantuan supervisi oleh kepala sekolah yang belum optimal, di samping itu diperlukan rekan sejawat guru yang menjadi teman untuk tukar pengalaman.
Dari hal tersebut maka guru sebenarnya perlu dibantu dalam meningkatkan kinerjanya agar memberikan layanan belajar yang prima bagi peserta didik. Bantuan tersebut dapat dilakukan melalui pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah yang dilakukan secara sungguh-sungguh, sesuai dengan aturan, sistematis dan berkesinambungan dengan dilakukannya tindak lanjut hasil supervisi akademik.
Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sehingga supervisi akademik memberikan layanan dan
(20)
6
bantuan untuk meningkatkan kualitas mengajar guru di kelas untuk meningkatkan kualitas belajar siswa. Fungsi utamanya ditujukan pada perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran, bukan pengawasan dan penyilidikan terhadap kesalahan-kesalahan guru dalam proses pembelajaran. Keberhasilan supervisi akademik di samping prinsip sistematis, berencana dan kontinyu juga ditunjang oleh hubungan kesejawatan yaitu hubungan yang dibangun secara akrab atas dasar kemanusiaan dengan menjunjung tinggi harga diri dan martabat guru, sehingga guru merasa aman dan nyaman dan kepala sekolah dapat membantu mengembangkan guru secara maksimal untuk maju bersama.
Kepala sekolah sebagai supervisor akademik hendaknya menjadi idola para guru, karena keberadaan kepala sekolah di tengah-tengah mereka menjadi narasumber bagi guru untuk mengatasi berbagai masalah yang berkaitan dengan tugas mengajar. Pelaksanaan supervisi akademik yang dilaksanakan oleh kepala sekolah perlu dimaksimalkan sehingga dapat memberikan kontribusi yang memadai untuk meningkatkan mutu layanan belajar, dengan tidak mengesampingkan pada dua hal yaitu beban kerja kepala sekolah terlalu berat dan latar belakang pendidikan mereka kurang sesuai dengan bidang studi yang disupervisi. Sehingga diharapkan kehadiran kepala sekolah di tengah-tengah mereka dapat membantu memperbaiki dan mengatasi kesulitan guru dalam merencanakan, melaksanakan, menilai dan melaksanakan kegiatan remidi dan pengayaan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi guru. Hal lain yang menjadi kendala adalah kepala sekolah hanya menekankan pada bidang administrasi saja.
(21)
7
Hal yang sering terjadi kepala sekolah hanya melaksanakan pemeriksaan administrasi pembelajaran saja.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah / Madrasah menegaskan bahwa seorang kepala sekolah / madrasah harus memiliki lima dimensi kompetensi minimal yaitu : kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi dan sosial. Supervisi ialah suatu aktivitas yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif. Strategi sosialisasi dan startegi bimbingan supervisi telah dilaksanakan selama ini ternyata masih belum memadai untuk menjangkau seluruh kepala sekolah dalam waktu yang singkat. Intensitas dan kedalaman penguasaan materi kurang dapat dicapai dengan terbatasnya waktu.
Supervisi dilaksanakan untuk; a) membangkitkan semangat dan merangsang guru-guru dan staf sekolah lainnya untuk menjalankan tugas dengan baik; b) berusaha mengadakan dan melengkapi kebutuhan sekolah untuk kelancaran proses belajar mengajar; c) bersama guru-guru berusaha mengembangkan, mencari dan menggunakan metode-metode baru dalam proses belajar mengajar yang lebih baik; d) membina kerja sama yang baik dan harmonis antara, guru, murid dan staf sekolah lainnya; dan e) berusaha mempertinggi mutu dan pengetahuan guru-guru dan staf sekolah, antara lain dengan mengadakan pelatihan- pelatihan peningkatan profesionalisme tenaga pendidik.
Tujuan supervisi akademik adalah untuk membantu guru belajar bagaimana meningkatkan kapasitas dirinya untuk mencapai tujuan pembelajaran,
(22)
8
sehingga dapat dinyatakan bahwa supervisi akademik diperlukan untuk membantu guru meningkatkan kinerjanya. Untuk itu diperlukan kerjasama antara guru dan supervisor saling memberi dan mengisi, artinya memberi kelebihan yang dimiliki oleh supervisor dan guru yang disupervisi menerima untuk mengisi kekurangan yang ada pada dirinya.
Pada kenyataannya supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah masih sebatas supervisi yang bersifat umum tentang langkah-langkah yang terbiasa ditempuh oleh guru secara administratif. Supervisi yang dilakukan meliputi persiapan pembelajaran, proses pelaksanaan pembelajarn, dan penilaian di kelas.
Kinerja guru juga dipengaruhi oleh pendidikan dan pelatihan yang diikutinya. Mulyasa (2013:3) menyatakan bahwa sedikitnya terdapat tiga syarat utama yang harus diperhatikan dalam pembangunan pendidikan agar dapat berkontribusi terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia, yakni: (1) sarana gedung, (2) buku yang berkualitas, (3) guru dan tenaga kependidikan yang profesional. Berkaitan dengan syarat guru yang profesional maka guru hendaknya secara berkesinambungan mengikuti program pendidikan dan pelatihan, baik yang dilaksanakan di lingkungan sekolah secara mandiri dengan melaksanakan kegiatan In House Trainning (IHT), maupun pendidikan dan pelatihan di luar sekolah yang berhubungan dengan tugas dan kewajibannya sebagai guru.
Sugiyono (2008) menyatakan bahwa pendidikan dan pelatihan (diklat) bagi karyawan dalam sebuah organisasi merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi kinerjanya. Dengan demikian pendidikan dan pelatihan dapat
(23)
9
membantu guru lebih profesional dan produktif. Pendidikan dan pelatihan (diklat) yang sesuai dengan bidangnya maka akan dapat mengembangkan kemampuan untuk mengatasi tantangan dari tugas-tugas yang semakin kompleks. Pendidikan dan pelatihan merupakan investasi pengembangan kompetensi profesional guru sehingga mampu meningkatkan kinerjanya.
Berdasarkan hasil uji kompetensi guru yang dilaksanakan pada awal tahun 2012, distribusi nilai secara nasional nilai uji kompetensi terhadap guru di seluruh Indonesia nilai tertinggi 97,0 nilai terendah 1,0 dengan rata-rata nilai tingkat nasional adalah 42,25. Nilai uji kompetensi guru untuk provinsi Jawa Tengah adalah 45,2.
Hasil uji kompetensi guru SMP di Kota Pekalongan tahun 2012 rata-rata kompetensi profesional yaitu 40,56. Dapat dilihat bahwa guru SMP Kota Pekalongan dalam hal ini Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga menyimpulkan bahwa kompetensi profesional guru SMP di Kota Pekalongan masih jauh dari yang diharapkan karena belum mencapai target 70% atau kategori B (wawancara dengan Kasi Pengembangan tanggal 6 Februari 2015). Pada saat sekarang guru SMP di Kota Pekalongan secara umum masih relatif rendah pada kompetensi profesional yang terdiri dari penguasaan materi, struktur, konsep, dan pola keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampunya. Dalam Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 dinyatakan bahwa untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan guru hendaknya melakukan tindakan yang reflektif dengan mengikuti perkembangan jaman dengan belajar dari berbagai sumber. Belajar dari berbagai sumber dapat dilakukan dengan mengikuti kegiatan pendidikan dan
(24)
10
pelatihan, yang menyangkut standar kompetensi maupun kompetensi dasar mata pelajaran yang diampunya.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, kompetensi guru dikelompokkan dalam kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional. Kemudian oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dari empat kompetensi guru tersebut dijabarkan dalam 14 (empat belas) kompetensi untuk guru mata pelajaran. Rincian jumlah kompetensi tersebut seperti dalam tabel berikut :
Tabel 1.1 Ranah Kompetensi Guru Kelas/Mata Pelajaran
No Ranah Kompetensi Jumlah
Kompetensi Indikator
1 Pedagogik 7 45
2 Kepribadian 3 18
3 Sosial 2 6
4 Profesional 2 9
Total 14 78
Sumber : Buku 2 Pedoman Penilaian Kinerja Guru Kemendiknas Tahun 2010
Dalam kompetensi yang dituangkan dalam program penilaian kinerja guru untuk guru mata pelajaran terdiri dari 14 kompetensi, dua di antaranya merupakan standar kompetensi profesional, yang tertera pada kompetensi yang ke 13 dan 14. Kompetensi tersebut adalah penguasaan materi struktur konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. Sedangkan kompetensi profesional guru lainnya adalah mengembangkan keprofesian melalui tindakan reflektif, hal ini diharapkan guru melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri secara terus menerus dan memanfaatkan hasil refleksi untuk meningkatkan keprofesionalan. Hasil observasi awal di bidang kompetensi professional guru
(25)
11
yang diobservasi melalui kunjungan kelas oleh kepala sekolah maupun guru senior di SMP se Kota Pekalongan menunjukkan hasil yang masih belum ideal.
Kompetensi profesional guru yang masih kurang adalah mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif. Pada tahap berikutnya adalah kompetensi profesional di bidang pengembangan standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampunya. Hal ini dimungkinkan sekali karena telah disediakannya standar kompetensi dan kompetensi dasar pada silabus yang ada pada kurikulum dari pusat. Sebagian besar guru telah menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu, tentu saja dalam hal ini dikarenakan setiap guru latar belakang pendidikannya sesuai dengan bidang yang diampu.
Suryadi (2009:108) menyatakan bahwa dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berkewajiban meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik, dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Dalam peningkatan dan pengembangan kompetensi profesional guru tersebut dapat ditempuh melalui proses pendidikan dan pelatihan yang sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. Hal ini akan berpengaruh terhadap kinerja guru.
Disamping supervisi akademik, pendidikan dan pelatihan serta kompetensi profesional guru faktor lain yang turut menentukan kinerja guru adalah motivasi kerja. Munculnya motivasi kerja yang baik dari guru akan melahirkan kinerja yang baik pula. Bagi kepala sekolah, pesoalan yang dihadapi adalah bagaimana menciptakan suatu situasi agar bawahan dapat memperoleh
(26)
12
kepuasan kebutuhan individualnya dalam melaksanakan pekerjaan untuk mencapai tujuan sekolah.
Motivasi adalah proses psikologi yang terjadi pada diri seseorang akibat adanya interaksi antara sikap, kebutuhan, keputusan, dan persepsi seseorang dengan lingkungannya. Motivasi diartikan juga sebagai pendorong atau penggerak yang berasal dari dalam diri individu untuk bertindak ke arah satu tujuan tertentu. Guru perlu dikembangkan motivasi kerjanya. Motivasi kerja dimaksud adalah suatu dorongan mental yang muncul dari dalam dan luar diri guru untuk melaksanakan tugas. Motivasi kerja berkaitan dengan dorongan mental yang muncul dari diri seseorang untuk melaksanakan tugas secara keseluruhan berdasarkan tanggung jawab masing-masing.
Mukhtar (2013:13) menyatakan bahwa motivasi merupakan bagian terpenting dalam menciptakan produktivitas sekolah. Tenaga kependidikan perlu memiliki motivasi yang tinggi dalam melaksanakan kinerjanya yang optimal. Tidak bisa diabaikan motivasi merupakan daya dorong bagi setiap tenaga pendidik. Motivasi merupakan unsur psikologis bagi seorang guru dalam rangka untuk keberhasilan dalam mengajar dan mendidik siswa. Guru yang tidak punya motivasi tidak dapat menunjukkan kinerjanya dengan baik sehingga tidak akan berhasil dalam mengajar dan mendidik siswa. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Iskandar (2012) yang berjudul “Pengaruh Motivasi dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Guru SMA”, menyatakan bahwa motivasi memiliki pengaruh positif terhadap kinerja guru yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran. Hal ini patut dipahami
(27)
13
karena dengan adanya motivasi pada seorang guru maka akan mendorong segala aktivitas yang dilakukan guru tersebut untuk memperoleh hasil yang terbaik.
Hidayatullah (2013) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah, Kecerdasan Emosional dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru SMP” menyatakan bahwa kompetensi manajerial kepala sekolah, kecerdasan emosional dan motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru SMP.
Sehubungan dengan motivasi, Maslow dalam Mulyasa (2013:175) menyusun suatu teori tentang kebutuhan manusia yang bersifat hierarkhis, dan dikelompokkan dalam lima tingkat, yaitu: physiological needs, safety needs, belongingneeds and love needs, esteem needs, and need for self actualization. Motivasi merupakan serangkaian pemberian dorongan kepada seseorang untuk melakukan tindakan guna mencapai tujuan yang diinginkan. Sehingga dalam kaitannya dengan penelitian ini maka motivasi harus benar-benar dipahami oleh seorang kepala sekolah karena seorang kepala sekolah adalah orang yang bertindak dengan menggunakan orang lain yang dalam hal ini adalah guru. Untuk memotivasi para guru kepala sekolah harus mengetahui motif dan motivasi yang diinginkan guru. Orang mau bekerja adalah untuk memenuhi kebutuhan baik kebutuhan yang disadari (conscious needs) maupun kebutuhan yang tidak disadarai (unsconscious needs), berbentuk materi atau non materi, kebutuhan fisik maupun rohani. Motivasi merupakan daya dorong seseorang untuk melakukan kegiatan tertentu.
(28)
14
Guru menjadi seorang pendidik karena adanya motivasi untuk mendidik. Bila tidak punya motivasi maka la kurang berhasil untuk mendidik/mengajar atau jika dia mengajar karena terpaksa saja. Keberhasilan guru dalam mengajar karena dorongan/motivasi ini sebagai pertanda apa yang telah dilakukan oleh guru itu telah menyentuh kebutuhannya. Kegiatan mengajar yang dilakukan oleh guru yang diminatinya karena sesuai dengan kebutuhannya, jika orang lain tidak minat menjadi guru, hal itu disebabkan karena kebutuhan tidak sesuai dengan kepentingan dirinya. Guru yang termotivasi dalam bekerja maka akan menimbulkan kepuasan kerja, karena kebutuhan-kebutuhan guru yang terpenuhi mendorong guru meningkatkan tugas pokok dan fungsinya sebagai guru. Dengan demikian adanya motivasi kerja yang kuat guru memiliki dorongan untuk mengembangkan kompetensi profesionalnya yang pada dan akhirnya dapat meningkatkan kinerjanya.
Sekolah sebagai suatu organisasi yang di dalamnya terdapat personil guru, perlu dikembangkan motivasi kerjanya. Motivasi kerja berkaitan dengan dorongan mental yang muncul dari diri seseorang untuk melaksanakan tugas secara keseluruhan berdasarkan tanggung jawab masing-masing. Bagi seorang guru SMP, tugas dan tanggung jawab tersebut terlihat pada aktivitas pembelajaran dan administrasi sekolah yang dikerjakannya.
Bila kebutuhan dan keinginan guru dapat terfasilitasi, serta perasaannya dapat terjaga dengan baik maka akan timbul motivasi untuk bekerja dengan baik. Motivasi merupakan unsur psikologis bagi seorang guru dalam rangka untuk keberhasilan dalam mengajar dan mendidik siswa. Guru yang tidak punya
(29)
15
motivasi tidak dapat menunjukkan kinerjanya dengan baik sehingga guru kurang berhasil dalam mengajar dan mendidik siswa. Untuk memotivasi para guru kepala sekolah harus mengetahui motif dan motivasi yang diinginkan guru. Orang mau bekerja adalah untuk memenuhi kebutuhan baik kebutuhan yang disadari (conscious needs) maupun kebutuhan yang tidak disadarai (unsconscious needs), berbentuk materi atau non materi, kebutuhan fisik maupun rohani. Untuk itu kepala sekolah dituntut memiliki kompetensi manajerial yang baik.
Pada saat sekarang kinerja guru SMP Negeri di Kota Pekalongan secara umum masih perlu ditingkatkan sehingga mampu menyiapkan administrasi pembelajaran dengan baik. Program tahunan dan program semester dibuat dengan cermat sesuai alokasi waktu dan kalender pendidikan, demikian pula untuk rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) tidak hanya copy-paste dari administrasi pembelajaran tahun-tahun sebelumnya yang dibuat secara bersama-sama dalam forum MGMP oleh guru-guru dari berbagai sekolah. Hal ini dikarenakan latar belakang dan kodisi sekolah bervariasi sehingga diperlukan revisi atau penyesuaian-penyesuaian terhadap karakteristik masing-masing mata pelajaran dan karakteristik siswa di sekolahnya. Perencanaan pembelajaran yang dibuat tidak hanya sekedar untuk memenuhi tuntutan adminstrasi sekolah akan tetapi perangkat tersebut agar dapat dijadikan sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran.
Indikator masih perlu ditingkatkannya efektivitas kinerja guru SMP di Kota Pekalongan juga dapat dilihat dari pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Dari hasil supervisi kepala sekolah dan pengawas diketahui bahwa
(30)
16
dalam pelaksanaan pembelajaran masih banyak guru menggunakan metoda pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajakrkan. Metode pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan belum tampak dilakukan oleh sebagian besar guru. Media-media pembelajaran yang ada di sekolahpun belum dimanfaatkan secara maksimal dalam menunjang proses pembelajaran. Dengan potret pembelajaran seperti ini dapat dipastikan bahwa proses pembelajaran tidak mungkin efektif dan hal ini pasti akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, termasuk hasil ujian akhir dan pada gilirannya akan berpengaruh terhadap mutu pendidikan di Kota Pekalongan pada khususnya dan pendidikan nasional pada umumnya.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian tentang pengaruh supervisi akademik kepala sekolah, pendidikan dan pelatihan, kompetensi profesional guru serta motivasi kerja terhadap kinerja guru untuk memastikan bahwa antara supervisi akademik kepala sekolah, yang ditunjang oleh pendidikan dan pelatihan, serta kompetensi profesional guru yang baik dapat meningkatkan motivasi kerja yang berujung pada meningkatnya kinerja guru dalam mencapai tujuan pendidikan.
1.2 Identifikasi Masalah
Sebagaimana telah disebutkan pada latar belakang masalah bahwa kinerja guru dipengaruhi oleh berbagai faktor. Di antaranya yakni supervisi akademik kepala sekolah, pendidikan dan pelatihan, kompetensi profesional guru serta motivasi kerja. Keempat faktor tersebut diprediksi memberikan pengaruh pada keberhasilan kinerja guru. Namun jika ditelusuri esensi dari tugas guru SMP maka
(31)
17
ditemukan banyak faktor yang perlu pembenahan agar tugas guru tersebut dapat berjalan sesuai yang diharapkan serta memberikan hasil yang optimal.
Tugas sebagai seorang guru, jika dilihat dalam kegiatannya sehari-hari,
sebenarnya meliputi empat tugas utama yaitu: (1) merencanakan pembelajaran; (2) mengelola pembelajaran; (3) menilai proses dan hasil pembelajaran; dan (4)
melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian. Dari tugas utama tersebut, maka dapat diidentifikasikan masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut.
1. Masih ada guru SMP di Kota Pekalongan selama ini dalam melaksanakan tugas merencanakan pembelajaran belum optimal.
2. Masih ada sebagian guru SMP di Kota Pekalongan belum membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan karakteristik mata pelajaran dan karakteristik siswa di sekolahnya.
3. Guru SMP di Kota Pekalongan selama ini kurang mendapatkan supervisi akademik dan arahan dari kepala sekolah sehingga mereka kurang dapat meningkatkan kinerjanya dengan baik.
4. Guru SMP di Kota Pekalongan dalam melaksanakan pembelajaran, belum menyiapkan media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan. 5. Guru SMP di Kota Pekalongan selama ini belum melaksanakan evaluasi
pembelajaran sesuai dengan fungsinya.
6. Sarana dan prasarana yang tersedia di sekolah belum banyak mendukung guru untuk mengelola pembelajaran dengan baik.
7. Motivasi kerja guru belum optimal hal ini ditunjukkan dengan kurang maksimalnya kinerja yang dilakukan.
(32)
18
8. Kompetensi profesional guru belum optimal sehingga belum mampu untuk selalu menunjukkan kinerja yang baik
9. Guru SMP di Kota Pekalongan masih kurang mendapatkan kesempatan dalam mengikuti pendidikan dan pelatihan (diklat) untuk mengembangkan kompetensi dalam rangka peningkatan pelaksanaan kegiatan pembelajaran. 10. Motivasi kerja yang datang dari dalam dirinya sendiri belum dioptimalkan
sehingga mereka kurang maksimal dalam meningkatkan kompetensi profesionalnya.
1.3 Cakupan Masalah
Mengingat kompleksnya permasalahan yang berkaitan dengan kinerja guru serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, juga terbatasnya kemampuan peneliti, waktu dan pendukung lainnya, maka cakupan masalah penelitian ini dibatasi pada pengaruh supervisi akademik, pendidikan dan pelatihan (diklat), kompetensi profesional guru serta motivasi kerja, terhadap kinerja guru SMP di Kota Pekalongan.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan cakupan masalah tersebut, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.
1. Apakah terdapat pengaruh supervisi akademik kepala sekolah terhadap motivasi kerja guru SMP di Kota Pekalongan?
2. Apakah terdapat pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap motivasi kerja guru SMP di Kota Pekalongan?
(33)
19
3. Apakah terdapat pengaruh kompetensi profesional terhadap motivasi kerja guru SMP di Kota Pekalongan?
4. Apakah terdapat pengaruh supervisi akademik kepala sekolah terhadap kinerja guru SMP di Kota Pekalongan?
5. Apakah terdapat pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja guru SMP di Kota Pekalongan?
6. Apakah terdapat pengaruh kompetensi profesional terhadap kinerja guru SMP di Kota Pekalongan?
7. Apakah terdapat pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru SMP di Kota Pekalongan?
8. Apakah terdapat pengaruh supervisi akademik terhadap kinerja melalui motivasi kerja guru SMP di Kota Pekalongan?
9. Apakah terdapat pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja melalui motivasi kerja guru SMP di Kota Pekalongan?
10. Apakah terdapat pengaruh kompetensi profesional terhadap kinerja melalui motivasi kerja guru SMP di Kota Pekalongan?
1.5 Tujuan Penelitian
1 Mengetahui pengaruh supervisi akademik kepala sekolah terhadap motivasi kerja guru SMP di Kota Pekalongan.
2 Mengetahui pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap motivasi kerja guru SMP di Kota Pekalongan.
3 Mengetahui pengaruh kompetensi profesional terhadap motivasi kerja guru SMP di Kota Pekalongan?
(34)
20
4 Mengetahui pengaruh supervisi akademik kepala sekolah terhadap kinerja guru SMP di Kota Pekalongan.
5 Mengetahui pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja guru SMP di Kota Pekalongan.
6 Mengetahui pengaruh kompetensi profesional terhadap kinerja guru SMP di Kota Pekalongan.
7 Mengetahui pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru SMP di Kota Pekalongan.
8 Mengetahui pengaruh supervisi akademik terhadap kinerja melalui motivasi kerja guru SMP di Kota Pekalongan.
9 Mengetahui pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja melalui motivasi kerja guru SMP di Kota Pekalongan.
10 Mengetahui pengaruh kompetensi profesional guru terhadap kinerja melalui motivasi kerja guru SMP di Kota Pekalongan.
1.6 Manfaat Penelitian
1.6.1 Manfaat Praktis
1 Sebagai masukan bagi sekolah dalam rangka meningkatkan dan mengoptimalkan kinerja melalui pemantapan supervisi akademik, pendidikan dan pelatihan, kompetensi profesional serta motivasi kerja guru
2 Sebagai masukan dan saran bagi kepala sekolah untuk selalu meningkatkan kompetensi supervisi akademiknya.
3 Sebagai masukan dan saran bagi kepala sekolah untuk mengembangkan program kegiatan supervisi akademiknya.
(35)
21
4 Sebagai masukan dan saran bagi guru dalam meningkatkan kinerjanya dengan mengikuti pendidikan dan pelatihan secara berkelanjutan.
5 Sebagai masukan bagi sekolah dalam rangka meningkatkan dan mengoptimalkan kompetensi profesional guru.
6 Sebagai masukan kepada sekolah agar melakukan tindak lanjut hasil supervisi akademik dengan pendidikan dan pelatihan guna meningkatkan kinerja guru.
1.6.2 Manfaat Teoretis
1. Sebagai salah satu referensi bagi pengembangan penelitian sejenis di masa yang datang.
2. Memberikan sumbangan positif bagi penguatan teori tentang kinerja, supervisi akademik kepala sekolah, pendidikan dan pelatihan, kompetensi profesional , dan motivasi kerja guru.
(1)
16
dalam pelaksanaan pembelajaran masih banyak guru menggunakan metoda pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajakrkan. Metode pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan belum tampak dilakukan oleh sebagian besar guru. Media-media pembelajaran yang ada di sekolahpun belum dimanfaatkan secara maksimal dalam menunjang proses pembelajaran. Dengan potret pembelajaran seperti ini dapat dipastikan bahwa proses pembelajaran tidak mungkin efektif dan hal ini pasti akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, termasuk hasil ujian akhir dan pada gilirannya akan berpengaruh terhadap mutu pendidikan di Kota Pekalongan pada khususnya dan pendidikan nasional pada umumnya.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian tentang pengaruh supervisi akademik kepala sekolah, pendidikan dan pelatihan, kompetensi profesional guru serta motivasi kerja terhadap kinerja guru untuk memastikan bahwa antara supervisi akademik kepala sekolah, yang ditunjang oleh pendidikan dan pelatihan, serta kompetensi profesional guru yang baik dapat meningkatkan motivasi kerja yang berujung pada meningkatnya kinerja guru dalam mencapai tujuan pendidikan.
1.2 Identifikasi Masalah
Sebagaimana telah disebutkan pada latar belakang masalah bahwa kinerja guru dipengaruhi oleh berbagai faktor. Di antaranya yakni supervisi akademik kepala sekolah, pendidikan dan pelatihan, kompetensi profesional guru serta motivasi kerja. Keempat faktor tersebut diprediksi memberikan pengaruh pada keberhasilan kinerja guru. Namun jika ditelusuri esensi dari tugas guru SMP maka
(2)
17
ditemukan banyak faktor yang perlu pembenahan agar tugas guru tersebut dapat berjalan sesuai yang diharapkan serta memberikan hasil yang optimal.
Tugas sebagai seorang guru, jika dilihat dalam kegiatannya sehari-hari,
sebenarnya meliputi empat tugas utama yaitu: (1) merencanakan pembelajaran; (2) mengelola pembelajaran; (3) menilai proses dan hasil pembelajaran; dan (4)
melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian. Dari tugas utama tersebut, maka dapat diidentifikasikan masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut.
1. Masih ada guru SMP di Kota Pekalongan selama ini dalam melaksanakan tugas merencanakan pembelajaran belum optimal.
2. Masih ada sebagian guru SMP di Kota Pekalongan belum membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan karakteristik mata pelajaran dan karakteristik siswa di sekolahnya.
3. Guru SMP di Kota Pekalongan selama ini kurang mendapatkan supervisi akademik dan arahan dari kepala sekolah sehingga mereka kurang dapat meningkatkan kinerjanya dengan baik.
4. Guru SMP di Kota Pekalongan dalam melaksanakan pembelajaran, belum menyiapkan media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan. 5. Guru SMP di Kota Pekalongan selama ini belum melaksanakan evaluasi
pembelajaran sesuai dengan fungsinya.
6. Sarana dan prasarana yang tersedia di sekolah belum banyak mendukung guru untuk mengelola pembelajaran dengan baik.
7. Motivasi kerja guru belum optimal hal ini ditunjukkan dengan kurang maksimalnya kinerja yang dilakukan.
(3)
18
8. Kompetensi profesional guru belum optimal sehingga belum mampu untuk selalu menunjukkan kinerja yang baik
9. Guru SMP di Kota Pekalongan masih kurang mendapatkan kesempatan dalam mengikuti pendidikan dan pelatihan (diklat) untuk mengembangkan kompetensi dalam rangka peningkatan pelaksanaan kegiatan pembelajaran. 10. Motivasi kerja yang datang dari dalam dirinya sendiri belum dioptimalkan
sehingga mereka kurang maksimal dalam meningkatkan kompetensi profesionalnya.
1.3 Cakupan Masalah
Mengingat kompleksnya permasalahan yang berkaitan dengan kinerja guru serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, juga terbatasnya kemampuan peneliti, waktu dan pendukung lainnya, maka cakupan masalah penelitian ini dibatasi pada pengaruh supervisi akademik, pendidikan dan pelatihan (diklat), kompetensi profesional guru serta motivasi kerja, terhadap kinerja guru SMP di Kota Pekalongan.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan cakupan masalah tersebut, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.
1. Apakah terdapat pengaruh supervisi akademik kepala sekolah terhadap motivasi kerja guru SMP di Kota Pekalongan?
2. Apakah terdapat pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap motivasi kerja guru SMP di Kota Pekalongan?
(4)
19
3. Apakah terdapat pengaruh kompetensi profesional terhadap motivasi kerja guru SMP di Kota Pekalongan?
4. Apakah terdapat pengaruh supervisi akademik kepala sekolah terhadap kinerja guru SMP di Kota Pekalongan?
5. Apakah terdapat pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja guru SMP di Kota Pekalongan?
6. Apakah terdapat pengaruh kompetensi profesional terhadap kinerja guru SMP di Kota Pekalongan?
7. Apakah terdapat pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru SMP di Kota Pekalongan?
8. Apakah terdapat pengaruh supervisi akademik terhadap kinerja melalui motivasi kerja guru SMP di Kota Pekalongan?
9. Apakah terdapat pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja melalui motivasi kerja guru SMP di Kota Pekalongan?
10. Apakah terdapat pengaruh kompetensi profesional terhadap kinerja melalui motivasi kerja guru SMP di Kota Pekalongan?
1.5 Tujuan Penelitian
1 Mengetahui pengaruh supervisi akademik kepala sekolah terhadap motivasi kerja guru SMP di Kota Pekalongan.
2 Mengetahui pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap motivasi kerja guru SMP di Kota Pekalongan.
3 Mengetahui pengaruh kompetensi profesional terhadap motivasi kerja guru SMP di Kota Pekalongan?
(5)
20
4 Mengetahui pengaruh supervisi akademik kepala sekolah terhadap kinerja guru SMP di Kota Pekalongan.
5 Mengetahui pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja guru SMP di Kota Pekalongan.
6 Mengetahui pengaruh kompetensi profesional terhadap kinerja guru SMP di Kota Pekalongan.
7 Mengetahui pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru SMP di Kota Pekalongan.
8 Mengetahui pengaruh supervisi akademik terhadap kinerja melalui motivasi kerja guru SMP di Kota Pekalongan.
9 Mengetahui pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja melalui motivasi kerja guru SMP di Kota Pekalongan.
10 Mengetahui pengaruh kompetensi profesional guru terhadap kinerja melalui motivasi kerja guru SMP di Kota Pekalongan.
1.6 Manfaat Penelitian 1.6.1 Manfaat Praktis
1 Sebagai masukan bagi sekolah dalam rangka meningkatkan dan mengoptimalkan kinerja melalui pemantapan supervisi akademik, pendidikan dan pelatihan, kompetensi profesional serta motivasi kerja guru
2 Sebagai masukan dan saran bagi kepala sekolah untuk selalu meningkatkan kompetensi supervisi akademiknya.
3 Sebagai masukan dan saran bagi kepala sekolah untuk mengembangkan program kegiatan supervisi akademiknya.
(6)
21
4 Sebagai masukan dan saran bagi guru dalam meningkatkan kinerjanya dengan mengikuti pendidikan dan pelatihan secara berkelanjutan.
5 Sebagai masukan bagi sekolah dalam rangka meningkatkan dan mengoptimalkan kompetensi profesional guru.
6 Sebagai masukan kepada sekolah agar melakukan tindak lanjut hasil supervisi akademik dengan pendidikan dan pelatihan guna meningkatkan kinerja guru.
1.6.2 Manfaat Teoretis
1. Sebagai salah satu referensi bagi pengembangan penelitian sejenis di masa yang datang.
2. Memberikan sumbangan positif bagi penguatan teori tentang kinerja, supervisi akademik kepala sekolah, pendidikan dan pelatihan, kompetensi profesional , dan motivasi kerja guru.