PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA GURU EKONOMI AKUNTANSI SMA MA SMK DI KOTA PEKALONGAN

(1)

PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH

DAN MOTIVASI KERJA GURU

TERHADAP KINERJA GURU EKONOMI/AKUNTANSI

SMA/MA/SMK DI KOTA

PEKALONGAN

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Ekonomi pada Universitas Negeri Semarang

Oleh

Happy Purwaningsih NIM. 7101408106

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2012


(2)

panitia ujian skripsi pada : Hari : Kamis

Tanggal : 13 September 2012

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Drs. Subkhan Agung Yulianto, S.Pd, M.Si

NIP. 195003271978031002 NIP. 197407072003121002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi

Dra. Nanik Suryani, M.Pd


(3)

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang pada :

Hari : Kamis

Tanggal : 1 November 2012

Penguji Skripsi

Dra. Margunani, M.P

NIP. 195703181986012001

Anggota I Anggota II

Drs. Subkhan Agung Yulianto, S.Pd, M.Si

NIP. 195003271978031002 NIP. 197407072003121002

Mengetahui : Dekan Fakultas Ekonomi,

Dr. S. Martono, M.Si


(4)

hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Semarang, 25 September 2012

Happy Purwaningsih


(5)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

¾ Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan”.

(QS. At-Taubah:105)

¾ “Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendakiNya diantara hamba-hambaNya dan Dia (pula) yang menyempitkan baginya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”. (QS. Al’Ankabuut:62)

¾ “Dan bersabarlah, karena sesungguhnya Allah tiada menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan”. (QS. Huud:115)

PERSEMBAHAN :

Kupersembahkan karya sederhana ini untuk :

1. Kedua orang tuaku (Bapak Suhaji, S.Pd dan Ibu Saparita Triwaningrum). Terimakasih untuk doa, cinta, kasih sayang dan pengorbanannya. 2. Adik- adikku (Enggar Kesawa dan Pygasta

Bagaskara) yang kusayang.

3. Teman-teman Pendidikan Akuntansi 2008 atas kebersamaan kita


(6)

memberikan segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul : “Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Guru terhadap Kinerja Guru Ekonomi/Akuntansi SMA/MA/SMK di Kota Pekalongan”, dalam rangka menyelesaikan studi Strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.

Dalam penyusunan skripsi ini, penyusun telah menerima banyak bimbingan, dorongan dan bantuan dari berbagai pihak yang tak ternilai harganya. Jasa baik mereka tentu tidak dapat penyusun lupakan begitu saja. Dan pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si, Rektor Universitas Negeri Semarang yang memberikan kesempatan untuk dapat menuntut ilmu di UNNES.

2. Dr. S. Martono, M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin dan kesempatan untuk mengadakan penelitian. 3. Dra. Nanik Suryani, M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas

Negeri Semarang yang telah memberikan ijin dan kesempatan untuk mengadakan penelitian.

4. Drs. Subkhan, Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktu dan membimbing penyusunan skripsi ini dengan sabar dan penuh perhatian.


(7)

5. Agung Yulianto, S.Pd, M.Si, Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan membimbing penyusunan skripsi ini dengan sabar dan penuh perhatian.

6. Dra. Margunani, M.P, Dosen Penguji Skripsi yang telah memberi masukan dan pengarahan pada penyusunan skripsi ini.

7. Kepala Sekolah SMA/ MA/ SMK di Kota Pekalongan yang telah bersedia memberikan ijin dan fasilitas selama penyusun melakukan penelitian.

8. Seluruh guru ekonomi/ akuntansi SMA/ MA/ SMK di Kota Pekalongan yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

9. Semua pihak yang membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.

Semoga segala bantuan dan kebaikan tersebut mendapat limpahan balasan dari Allah SWT. Akhirnya penyusun berharap semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca. Amien.

Semarang, 25 September 2012

Penyusun


(8)

Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I : Drs. Subkhan, Pembimbing II : Agung Yulianto, S.Pd., M.Si. 166 hal.

Kata Kunci : Supervisi Kepala Sekolah, Motivasi Kerja Guru, Kinerja Guru

Hasil observasi awal dengan media angket yang dilaksanakan dengan melibatkan guru-guru di SMA/MA/SMK di Kota Pekalongan, dapat digambarkan bahwa yang masih diperlukan pengoptimalan kemampuan guru dalam perencanaan pembelajaran, pemahaman mengenai landasan kependidikan, serta pengembangan pengajaran yang berkaitan dengan metode dan bahan ajar. Tujuan dari penelitian: (1) mengetahui bukti empiris pengaruh supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja guru terhadap kinerja guru ekonomi/akuntansi SMA/MA/SMK di Kota Pekalongan; (2) mengetahui bukti empiris pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru ekonomi/akuntansi SMA/MA/SMK di Kota Pekalongan , dan (3) mengetahui bukti empiris pengaruh motivasi kerja guru terhadap kinerja guru ekonomi/akuntansi SMA/MA/SMK di Kota Pekalongan.

Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan populasi, yaitu seluruh guru ekonomi/akuntansi SMA/MA/SMK di Kota Pekalongan yang berjumlah 49 guru. Variabel dalam penelitian ini yaitu supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja guru sebagai variabel bebas dan kinerja guru sebagai variabel terikat. Teknik pengumpulan data menggunakan angket, sedangkan teknik pengolahan dan analisis data menggunakan analisis deskriptif persentase dan analisis regresi berganda.

Hasil penelitian: (1) ada pengaruh positif supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja guru terhadap kinerja guru ekonomi/akuntansi SMA/MA/SMK di Kota Pekalongan secara simultan; (2) ada pengaruh positif supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru ekonomi/akuntansi SMA/MA/SMK di Kota Pekalongan secara parsial; (3) ada pengaruh positif motivasi kerja guru terhadap kinerja guru ekonomi/akuntansi SMA/MA/SMK di Kota Pekalongan secara parsial.

Disimpulkan bahwa hipotesis kerja diterima, pada variabel supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja guru terhadap kinerja guru berpengaruh positif dan signifikan, baik secara simultan maupun parsial. Saran yang dapat diajukan yaitu: (1) pihak kepala sekolah dianjurkan tetap mengadakan supervisi pengajaran/pendidikan dan lebih memperhatikan teknik-teknik evaluasi pembelajaran yang tepat sehingga dapat digunakan guru dalam pembelajaran karena hal ini mampu meningkatkan rasa tanggungjawab guru sebagai pengajar; (2) guru ekonomi/akuntansi hendaknya tetap memotivasi dirinya dalam pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya menjadi lebih efektif dengan lebih meningkatkan dirinya dan ulet dalam bekerja;(3) para guru dianjurkan sesering mungkin membaca, menerapkan dan membuat penelitan pendidikan yang berkaitan dengan pengajaran.


(9)

ABSTRACT

Purwaningsih, Happy. 2012. The influency of Headmaster Supervision and Motivation of Work on Economic/Accounting Teacher’s Effort. Final project. Accounting Education Departement. Economic Faculty. University State of Semarang. Consultant I: Drs. Subkhan. Consultant II: AgungYulianto, S.Pd.,M.Si. 166 papers.

Keyword: Headmaster Supervision, Motivationof Work, Teacher’s Effort

The result of observation by questionnaire for high school teacher’s SMA/MA/SMK in Pekalongan City, shows that still required optimalization ability of teachers in lesson planning, understanding the foundation of education, and the development of related teaching methods and materials. The purpose of this research are: (1) knows an empiric influence of headmaster supervision and motivation of work on economic/accounting teacher’s effort, (2) knows an empiric influence of headmaster supervision on economic/accounting teacher’s effort,(3) knows an empiric influence motivation of work on economic/accounting teacher’s effort.

Population approach research is used in this research, there are 49 economic/accounting teachers SMA/MA/SMK in Pekalongan City. Variables in this research include of head master supervision and motivation of work as independent variable and teacher’s effort as dependent variable. Questionnaire is used for gathering data. While, descriptive analysis percentage and double regression analysis are used as analysis method.

The result: (1) positive influence of head master supervision and motivation of work on economic/accounting teacher’s effort simultaneously; (2) a positive influence of head master supervision and motivation of work on economic/accounting teacher’s effort partially; (3) a positive influence of head master supervision and motivation of work on economic/accounting teacher’s effort partially.

The conclution of this research is hypothesis accepted, both headmaster supervision and motivation of work to teacher’s effort by positive influency and significant, simultaneously and partially. Based on the findings the writer suggest: (1) the principal is recommended still hold supervision of teaching/education and more attention to evaluation techniques appropriate learning that can be used by teachers in teaching because it is able to increase the sense of responsibility as a teacher of teachers, (2) teacher economics/accounting should remain motivated himself in the performance of duties and responsibilities to be more effective with more resilient in improving themselves and working, (3) the teachers are encouraged to read as much as possible, applying and educational research related to teaching.


(10)

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

SARI ... viii

ABTRACT ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1LatarBelakangMasalah ... 1

1.2PerumusanMasalah ... 8

1.3TujuanPenelitian ... 9

1.4Kegunaan Penelitian ... 9

BAB IIKERANGKA TEORITIS ... 11

2.1Kinerja Guru ... 11

2.1.1 Pengertian Kinerja ... 11


(11)

2.1.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru ... 26

2.2Supervisi Kepala Sekolah ... 31

2.2.1 Pengertian Supervisi Kepala Sekolah ... 31

2.2.2 Tujuan Supervisi ... 32

2.2.3 Supervisi Pendidikan ... 34

2.2.4 Fungsi Supervisi ... 38

2.2.5 Prinsip-prinsip Supervisi ... 42

2.2.6 Teknik Supervisi ... 43

2.3Motivasi Kerja ... 50

2.3.1 Pengertian Motivasi Kerja ... 50

2.3.2 Ciri-ciri Motivasi ... 52

2.3.3 Fungsi Motivasi ... 55

2.4Hasil Peneltian Terdahulu ... 57

2.5Kerangka Berfikir dan Perumusan Hipotesis ... 59

2.5.1 Kerangka Berpikir ... 59

2.5.2 Perumusan Hipotesis ... 67

BAB III METODE PENELITIAN ... 68

3.1Jenis dan Desain Penelitian ... 68

3.2Subjek dan Objek Penelitian ... 68

3.3Variabel Penelitian ... 69

3.3.1 Variabel Terikat (Y) ... 69

3.3.2 Variabel Bebas (X) ... 70

3.4Teknik Pengumpulan Data ... 72

3.4.1 Instrumen Penelitian ... 72

3.4.2 Uji Coba Instrumen Penelitian ... 73

3.5Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data... 75

3.5.1. Analisis Deskriptif Presentase ... 75

3.5.2. Analisis Statistik Inferensial ... 77

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 84

4.1Hasil Penelitian ... 84


(12)

4.2.2 Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah terhadap Kinerja

Guru ... 157

4.2.3 Pengaruh Motivasi Kerja Guru terhadap Kinerja Guru ... 161

BAB V PENUTUP ... 165

5.1Simpulan ... 165

5.2Saran ... 166

DAFTAR PUSTAKA ... 167


(13)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Daftar Nama Sekolah dan Jumlah Guru ...69

Tabel 3.2 Kriteria Persentase Variabel Motivasi Kerja Guru ...77

Tabel 3.3 Kriteria Persentase Variabel Supervisi Kepala Sekolah dan Kinerja Guru ...77

Tabel 4.1 Distribusi Indikator Variabel Kinerja Guru ...85

Tabel 4.2 Proporsi Tiap Item Sub-Indikator Menguasai Bahan ...86

Tabel 4.3 Distribusi Indikator Menguasai Bahan ...87

Tabel 4.4 Proporsi Tiap Item Sub-Indikator Mengelola Program Belajar Mengajar ...88

Tabel 4.5 Distribusi Indikator Mengelola Program Belajar Mengajar ...89

Tabel 4.6 Proporsi Tiap Item Sub-Indikator Mengelola Kelas...90

Tabel 4.7 Distribusi Indikator Mengelola Kelas ...91

Tabel 4.8 Proporsi Tiap Item Sub-Indikator Menggunakan Media/ Sumber Belajar ...92

Tabel 4.9 Distribusi Indikator Menggunakan Media/ Sumber Belajar ...93

Tabel 4.10 Proporsi Tiap Item Sub-Indikator Menguasai Landasan- Landasan Kependidikan ...94

Tabel 4.11 Distribusi Indikator Menguasai Landasan- Landasan Kependidikan...95

Tabel 4.12 Proporsi Tiap Item Sub-Indikator Mengelola Interaksi Belajar- Mengajar...96

Tabel 4.13 Distribusi Indikator Mengelola Interaksi Belajar- Mengajar ...97

Tabel 4.14 Proporsi Tiap Item Sub-Indikator Menilai Prestasi Siswa untuk Kepentingan Pengajaran ...98

Tabel 4.15 Distribusi Indikator Menilai Prestasi Siswa untuk Kepentingan Pengajaran ...99


(14)

Tabel 4.18 Proporsi Tiap Item Sub-Indikator Mengenal dan Menyelenggarakan

Administrasi Sekolah...102

Tabel 4.19 Distribusi Indikator Mengenal dan Menyelenggarakan Administrasi Sekolah ...103

Tabel 4.20 Proporsi Tiap Item Sub-Indikator Memahami dan Menafsirkan Hasil Penelitian Pendidikan Guna Kepentingan Pengajaran ...104

Tabel 4.21 Distribusi Indikator Memahami dan Menafsirkan Hasil Penelitian Pendidikan Guna Kepentingan Pengajaran ...105

Tabel 4.22 Distribusi Variabel Supervisi Kepala Sekolah ...106

Tabel 4.23 Proporsi Tiap Item Sub-Indikator Kunjungan Kelas ...107

Tabel 4.24 Distribusi Indikator Kunjungan Kelas ...108

Tabel 4.25 Proporsi Tiap Item Sub-Indikator Pemberian Semangat Kerja Guru109 Tabel 4.26 Distribusi Indikator Pemberian Semangat Kerja Guru ...110

Tabel 4.27 Proporsi Tiap Item Sub-Indikator Rapat-Rapat Pembinaan ...111

Tabel 4.28 Distribusi Indikator Rapat-Rapat Pembinaan ...112

Tabel 4.29 Proporsi Tiap Item Sub-Indikator Pemahaman Tentang Kurikulum 113 Tabel 4.30 Distribusi Indikator Pemahaman Tentang Kurikulum ...114

Tabel 4.31 Proporsi Tiap Item Sub-Indikator Pengembangan Metode Pengajaran ...115

Tabel 4.32 Distribusi Indikator Pengembangan Metode Pengajaran ...116

Tabel 4.33 Proporsi Tiap Item Sub-Indikator Pengembangan Bahan Ajar ...117

Tabel 4.34 Distribusi Indikator Pengembangan Bahan Ajar ...118

Tabel 4.35 Proporsi Tiap Item Sub-Indikator Potensi Pembelajaran ...119

Tabel 4.36 Distribusi Indikator Potensi Pembelajaran ...120

Tabel 4.37 Proporsi Tiap Item Sub-Indikator Evaluasi Pendidikan ...121

Tabel 4.38 Distribusi Indikator Evaluasi Pendidikan ...122


(15)

Tabel 4.40 Distribusi Indikator Kegiatan diluar Mengajar ...124

Tabel 4.41 Distribusi Indikator Variabel Motivasi Kerja Guru ...125

Tabel 4.42 Proporsi Tiap Item Sub-Indikator Tekun Menghadapi Tugas ...126

Tabel 4.43 Distribusi Indikator Tekun Menghadapi Tugas ...127

Tabel 4.44 Proporsi Tiap Item Sub-Indikator Ulet Menghadapi Kesulitan ...128

Tabel 4.45 Distribusi Indikator Ulet Menghadapi Kesulitan ...129

Tabel 4.46 Proporsi Tiap Item Sub-Indikator Menunjukkan Minat terhadap Bermacam-macam Masalah ...130

Tabel 4.47 Distribusi Indikator Menunjukkan Minat terhadap Bermacam-macam Masalah ...131

Tabel 4.48 Proporsi Tiap Item Sub-Indikator Lebih Senang Bekerja Mandiri ...132

Tabel 4.49 Distribusi Indikator Lebih Senang Bekerja Mandiri...133

Tabel 4.50 Proporsi Tiap Item Sub-Indikator Cepat Bosan pada Tugas yang Rutin ...134

Tabel 4.51 Distribusi Indikator Cepat Bosan pada Tugas yang Rutin ...135

Tabel 4.52 Proporsi Tiap Item Sub-Indikator Dapat Mempertahankan Pendapatnya ...136

Tabel 4.53 Distribusi Indikator Dapat Mempertahankan Pendapatnya ...137

Tabel 4.54 Proporsi Tiap ItemSub-Indikator Tidak Mudah Melepaskan Hal yang Diyakini ...138

Tabel 4.55 Distribusi Indikator Tidak Mudah Melepaskan Hal yang Diyakini ..139

Tabel 4.56 Proporsi Tiap Item Sub-Indikator Senang Mencari dan Memecahkan Masalah Soal-Soal ...140

Tabel 4.57 Distribusi Indikator Senang Mencari dan Memecahkan Masalah Soal-Soal ...141

Tabel 4.58 Hasil One- Sampel Kolmogrov- Smiornov Test ...142

Tabel 4.59 Hasil Perhitungan Uji Linearitas Data Penelitian Compare Means ..144

Tabel 4.60 Hasil Perhitungan Regresi ...145

Tabel 4.61 Besaran Nilai Toleransi dan Variance Inflation Factor (VIF) ...147

Tabel 4.62 Hasil Perhitungan Uji Heteroskedastisitas Data Penelitian Pada Uji Glejser ...149 


(16)

(17)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir ...66 Gambar 4.1 Grafik Normal P-Plot ...143 Gambar 4.2 Sebaran Scatterlot pada Uji Heteroskedastisitas ...148


(18)

Lampiran 2.Hasil Analisis Angket Observasi Awal ... 177

Lampiran 3.Kisi- Kisi Uji Coba Instrumen Penelitian ... 178

Lampiran 4. Uji Coba Instrumen Penelitian ... 180

Lampiran 5.Validitas dan Reliabilitas Variabel Supervisi Kepala Sekolah .... 188

Lampiran 6.Validitas dan Reliabilitas Variabel Motivasi Kerja Guru ... 190

Lampiran 7.Validitas dan Reliabilitas Variabel Kinerja Guru ... 192

Lampiran 8.Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ... 194

Lampiran 9.Instrumen Penelitian ... 196

Lampiran 10 Distribusi Hasil Peneltian Variabel Supervisi Kepala Sekolah .. 203

Lampiran 11Distribusi Hasil Peneltian Variabel Motivasi Kerja Guru ... 204

Lampiran 12.Distribusi Hasil Peneltian Variabel Kinerja Guru ... 205

Lampiran 13. Analisis Hasil Penelitian Variabel Supervisi Kepala Sekolah .. 206

Lampiran 14.Analisis Hasil Penelitian Variabel Motivasi Kerja Guru ... 207

Lampiran 15.Analisis Hasil Penelitian Variabel Kinerja Guru ... 208

Lampiran 16.Analisis Deskriptif Persentase Per Indikator Variabel Supervisi Kepala Sekolah ... 209

Lampiran 17Analisis Deskriptif Persentase Per Indikator Variabel Motivasi Kerja Guru ... 210

Lampiran 18.Analisis Deskriptif Persentase Per Indikator Variabel Kinerja Guru ... 211

Lampiran 19 Analisis Deskriptif Persentase Variabel Penelitian ... 212

Lampiran 20 Output SPSS ... 213

Lampiran 21 Data Guru Ekonomi/Akuntansi SMA/MA/SMK di Kota Pekalongan 218 Lampiran 22 Surat Ijin Penelitian ... 219


(19)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Mutu pendidikan yang baik akan menghasilkan sumber daya manusia yang baik pula. Tujuan dari pendidikan dan pengajaran tidak terlepas dari adanya guru yang memiliki kompetensi optimal dalam dunia pendidikan. Guru tidak semata hanya mendidik, melainkan juga mengajar dan melatih. Guru dituntut memiliki kemampuan dan kompetensi yang baik agar tugas dan tanggung jawabnya dapat terlaksana dengan baik pula.

Pencapaian kompetensi guru yang sesuai dengan standar kualifikasi akademik sehingga kinerja para guru sesuai dengan yang ditetapkan Permendiknas. Standar kualifikasi akademik menjadi dasar pendidikan minimum bagi guru pada suatu instansi kependidikan. Kualifikasi akademik bagi guru SMA/MA/SMK harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi (Aqib,2008:40).

Ditinjau dari segi tingkat pendidikan, baik pendidikan menengah umum maupun kejuruan, masing-masing memiliki tujuan yang berbeda. Pendidikan di tingkat menengah atas/madrasah aliyah (SMA/MA) memiliki tujuan yaitu meningkatkan prestasi siswa di bidang akademik untuk bekal melanjutkan di


(20)

Perguruan Tinggi, dan menumbuhkan kedisiplinan peserta didik agar memiliki kepribadian yang baik dan kemampuan yang mantap untuk bekal kerja nantinya. Sedangkan ditingkat menengah kejuruan (SMK) memiliki tujuan yaitu memberikan bekal keterampilan bagi peserta didik agar siap memasuki dunia kerja. Dilihat dari mata pelajaran ekonomi/akuntansi pendidikan memiliki tujuan khusus yaitu membuat anak didik untuk bisa mendalami serta menguasai tentang ekonomi dan memahamkan tentang kegiatan ekonomi/perekonomian Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Namun, guru ekonomi/akuntansi yang mengajar pada SMA/MA/SMK memiliki standar kompetensi yang sama, yakni menguasai kompetensi guru pada mata pelajaran ekonomi/akuntansi berupa: (1) memahami materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran ekonomi/akuntansi; (2) membedakan pendekatan-pendekatan ekonomi/akuntansi; (3) menunjukkan manfaat mata pelajaran ekonomi/akuntansi (Aqib,2008:71). Oleh karena itu, guru yang memiliki kompetensi tersebut dipastikan mampu memberikan ilmu kepada peserta didik dengan optimal.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru pada Bab II tentang Kompetensi dan Sertifikasi pasal 2 menyebutkan bahwa hal yang wajib bagi guru yaitu memiliki kualifikasi akademik, memiliki kompetensi, bersertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, sehingga diharapkan guru dapat optimal dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Dijelaskan bahwa kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru yang baik yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi


(21)

3

 

sosial, dan kompetensi profesional, dimana kompetensi-kompetensi tersebut merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayatai, dikuasai serta kemudian diaktualisasikan oleh guru dalam tugasnya. Apabila guru mampu menguasai kompetensi tersebut, maka guru tersebut dapat dikatakan memiliki kinerja yang baik, sehingga mampu memberikan dan merealisasikan harapan masyarakat dan semua pihak yang telah mempercayai sekolah dan guru dalam mendidik peserta didik.

Guru yang dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik, dapat diartikan bahwa guru memiliki kinerja yang baik pula. Hal ini sesuai dengan pendapat Saondi (2010:20) mengenai kinerja yang menyebutkan kinerja merupakan tingkat keberhasilan seseorang atau kelompok orang dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya serta kemampuan untuk mencapai tujuan dan standar yang telah ditetapkan. Kemampuan guru tersebut menjadi titik tolak dimana seorang guru memiliki kinerja yang baik, sehingga kinerja dapat diartikan sebagai tingkat pada tahap sejauh mana seorang guru mencapai persyaratan-persyaratan pekerjaan (Simamora, 2001:37).

Kinerja guru memberi pengaruh bagi keberhasilan tujuan pembelajaran, dimana didalamnya terdiri dari tiga aspek, yaitu kejelasan tugas atau pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya; kejelasan hasil yang diharapkan dari suatu pekerjaan atau fungsi; dan kejelasan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan agar hasil yang diharapkan dapat terwujud (Saondi, 2010:20). Oleh karena itu, guru sebagai pengemban tugas dan tanggung jawab keberhasilan tujuan pembelajaran diharuskan memiliki kinerja yang baik dan optimal agar


(22)

tujuan dari pembelajaran dapat tercapai sepenuhnya. Kinerja guru yang optimal berawal dari penguasaan guru dalam kompetensi-kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru pada umumnya, yang kemudian berbekal pengalaman mengajar dan belajar akan menjadikan seorang guru matang dalam penguasaan kompetensi-kompetensi tersebut. Sehingga pengoptimalisasian kinerja guru dalam pembelajaran dipastikan dapat menunjang dan memiliki pengaruh yang besar bagi keberhasilan pembelajaran.

Observasi awal yang dilaksanakan pada bulan Februari 2012 dengan media kuesioner untuk melihat tingkat kinerja guru, khususnya kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru, dilaksanakan dengan melibatkan guru-guru di SMA/MA/SMK di kota Pekalongan, terdiri dari 8 sekolah dan 8 orang guru ekonomi/akuntansi, dapat digambarkan bahwa yang masih diperlukan pengoptimalan kemampuan guru dalam perencanaan pembelajaran, pemahaman mengenai landasan kependidikan, serta pengembangan pengajaran yang berkaitan dengan metode dan bahan ajar. Pencapaian kompetensi yang optimal akan berimbas pada peningkatan kinerja guru yang optimal pula.

Pencapaian kinerja guru yang optimal dipengaruhi oleh adanya faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu dorongan untuk bekerja, tanggung jawab terhadap tugas, minat terhadap tugas. Sedangkan faktor eksternal yaitu penghargaan atas tugas, peluang untuk berkembang, perhatian dari kepala sekolah, hubungan interpersonal sesama guru, adanya pelatihan, kelompok diskusi terbimbing, dan layanan perpustakaan (Mulyasa,2007: 227). Faktor internal dalam kinerja yang digunakan yaitu motivasi karena terkait dengan adanya dorongan


(23)

5

 

dari dalam diri guru untuk melaksanakan tugas, sedangkan adanya supervisi kepala sekolah merupakan faktor eksternal dari kinerja guru. Hal ini berkaitan dengan penghargaan atas tugas, diskusi kelompok, perhatian kepala sekolah, dan adanya pelatihan-pelatihan yang dibina oleh kepala sekolah. Pengambilan motivasi dan supervisi kepala sekolah juga didasarkan pada hasil wawancara yang telah dilakukan sebelumnya. Kurnia (2011) menambahkan bahwa faktor yang tidak dapat diabaikan dalam meningkatkan kinerja guru adalah motivasi, keterbukaan manajemen kepala sekolah, dan supervisi kepala sekolah yang ideal dan sesuai dengan langkah kerja yang benar.

Kepala sekolah sebagai supervisor harus diwujudkan dalam kemampuan menyusun, dan melaksanakan program supervisi pendidikan, serta memanfaatkan hasilnya (Mulyasa,2004:45). Supervisi kepala sekolah merupakan suatu proses yang dirancang secara khusus untuk membantu para guru dan supervisor agar dapat menggunakan pengetahuan dan keterampilannya dalam memberikan layanan kepada orang tua peserta didik dan sekolah (Wahyudi,2009:97). Maka dari itu, kepala sekolah sebagai supervisor menjadi titik tolak dimana kinerja guru meningkat dengan memperhatikan fungsi dari supervisi yaitu: (1) meningkatkan mutu pembelajaran; (2) memicu unsur yang terkait dengan pembelajaran; serta (3) membina dan memimpin (Suharsimi,2004:13), sehingga pemberian supervisi yang efektif dan efisien akan berpengaruh pada kinerja guru yang optimal.

Faktor lain yang mempengaruhi kinerja guru yaitu motivasi kerja. Kebutuhan yang mendorong perbuatan ke arah suatu tujuan tertentu yang menimbulkan motif atau pemberian motif, menjadikan motivasi kerja merupakan


(24)

sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja (Anoraga,2006:34). Adanya motivasi kerja pada diri guru juga ikut mempengaruhi tinggi atau rendahnya kinerja yang dimiliki oleh guru, sehingga dengan adanya motivasi yang tinggi maka kinerja guru dapat dicapai secara optimal. Motivasi yang optimal juga harus memperhatikan fungsi untuk: (1) mendorong manusia untuk berbuat, sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Jadi motivasi adalah sebagai penggerak dari setiap kegiatan yang akan dilakukan; (2) menentukan arah perbuatan, yaitu ke arah tujuan yang hendak tercapai. Motivasi memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya; serta (3) menyeleksi perbuatan, yaitu dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan-tujuan tersebut (Sardiman,2011:85), sehingga dengan motivasi yang tinggi, guru dipastikan memiliki prestasi kerja/kinerja yang baik.

Secara logis, kegiatan supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja guru akan berpengaruh secara positif terhadap kinerja guru. Guru yang puas dengan pelaksanaan supervisi kepala sekolah dan memiliki motivasi kerja tinggi maka ia akan bekerja dengan sukarela yang akhirnya dapat membuat produktivitas kerja guru meningkat. Tetapi jika guru kurang puas terhadap pelaksanaan supervisi kepala sekolah dan motivasi kerjanya rendah maka guru dalam bekerja kurang bergairah, hal ini mengakibatkan produktivitas guru menurun. Meningkatkan maupun menurunkan kedua hal tersebut akan berdampak pada kinerja guru yang dicapai. Purwanto (2005) meneliti secara parsial variabel supervisi kepala sekolah berpengaruh 2% terhadap kinerja guru, dan variabel motivasi kerja guru berpengaruh 78,9% terhadap kinerja guru. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh


(25)

7

 

positif antara variabel supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja guru terhadap kinerja guru.

Teta (2011) menunjukkan bahwa secara parsial ada pengaruh positif yang signifikan dari supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru sebesar 70,2% dan secara simulatn berpengaruh positif yang signifikan antara variabel supervisi kepala sekolah dan fasilitas mengajar terhadap kinerja guru SMA Negeri 2 Sukoharjo. Pertiwi (2012) menunjukkan bahwa secara simultan ada pengaruh signifikan antar supervisi pengajaran dan gaya kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru, serta secara parsial ada pengaruh signifikan supervisi pengajaran terhadap kinerja guru SMA Negeri se-Kabupaten Lamongan. Widodo (2006) juga mengungkapkan bahwa secara simultan variabel supervisi kepala sekolah, sarana prasarana, dan lingkungan kerja berpengaruh signifikan sebesar 42,8% terhadap kinerja guru, secara parsial variabel supervisi kepala sekolah berpengaruh signifikan sebesar 10,17% terhadap kinerja guru. Melita (2008) juga menambahkan ada pengaruh positif dan signifikan secara simultan antara variabel kepemimpinan kognitif, supervisi, dan sarana prasarana terhadap kinerja guru, serta secara parsial variabel supervisi terhadap kinerja guru SMA Negeri 11 Padang. Hasil dari beberapa penelitian tersebut menunjukkan bahwa supervisi kepala sekolah berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru.

Hakim (2012) menunjukkan bahwa motivasi kerja berpengaruh positif sebesar 24% terhadap kinerja guru SMA PPMI Assalam Surakarta, sedangkan secara simultan variabel gaya kepemimpinan, motivasi kerja, dan kompensasi berpengaruh positif sebesar 57,9% terhadap kinerja guru. Khairuddin (2011) yang


(26)

menguji tentang ragam kecerdasan dan motivasi kerja terhadap kinerja guru SMAN Kota Jayapura, menunjukkan bahwa ragam kecerdasan dan motivasi kerja berperan penting dalam peningkatan kinerja guru. Rochmawati (2009) menunjukkan bahwa ada pengaruh positif antara kepemimpinan, motivasi dan kepuasan kerja terhadap kinerja guru di SMAN 1 Mojolaban, baik secara simultan maupun parsial. Ditambahkan pula Rahardja (2004), bahwa ada hubungan positif antara komunikasi antar pribadi guru dan motivasi kerja guru secara simultan, serta dapat disimpulkan semakin baik komunikasi antar pribadi dan semakin tinggi motivasi guru, maka kinerja guru pun meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa dari beberapa hasil penelitian diatas ada pengaruh positif motivasi kerja guru terhadap kinerja guru.

Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai “PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA GURU EKONOMI/AKUNTANSI SMA/MA/SMK DI KOTA PEKALONGAN”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja guru terhadap kinerja guru ekonomi/akuntansi SMA/MA/SMK di Kota Pekalongan secara simultan?


(27)

9

 

2. Bagaimana pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru ekonomi/akuntansi SMA/MA/SMK di Kota Pekalongan secara parsial?

3. Bagaimana pengaruh motivasi kerja guru terhadap kinerja guru ekonomi/akuntansi SMA/MA/SMK di Kota Pekalongan secara parsial?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasar rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui bukti empiris pengaruh supervisi kepala sekolah dan

motivasi kerja guru terhadap kinerja guru ekonomi/akuntansi SMA/MA/SMK di Kota Pekalongan secara simultan.

2. Untuk mengetahui bukti empiris pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru ekonomi/akuntansi SMA/MA/SMK di Kota Pekalongan secara parsial.

3. Untuk mengetahui bukti empiris pengaruh motivasi kerja guru terhadap kinerja guru ekonomi/akuntansi SMA/MA/SMK di Kota Pekalongan secara parsial.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi peneliti agar dalam kehidupan nyata dapat menerapkan teori yang telah dipelajari. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

1.4.2 Manfaat Praktis

1) Bagi kepala sekolah dapat dijadikan sebagai sumber informasi terkait dengan kualitas pelaksanaan tugasnya sebagai pemimpin di sekolah yang telah


(28)

dicapai saat ini dan ke depannya dapat dijadikan sebagai dasar dalam upaya perbaikan kinerja guru guna peningkatan kemajuan sekolah.

2) Bagi guru, memberikan dorongan kepada para guru untuk meningkatkan kinerjanya melalui peningkatan motivasi kerja yang nantinya dapat meningkatkan mutu pendidik.

3) Bagi Lembaga Perguruan Tinggi Universitas Negeri Semarang dapat dijadikan sebagai tolak ukur kualitas lulusannya dan dasar dalam meningkatkan kualitas akademik dan kompetensi mahasiswa program kependidikan sebagai calon guru yang profesional.


(29)

BAB II

KERANGKA TEORITIS

2.1

Kinerja

2.1.1 Pengertian Kinerja

Saondi (2010:20), mengemukakan bahwa kinerja merupakan tingkat keberhasilan seseorang atau kelompok orang dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya serta kemampuan untuk mencapai tujuan dan standar yang telah ditetapkan, serta kinerja merupakan hasil dari fungsi pekerjaan atau kegiatan tertentu yang di dalamnya terdiri dari tiga aspek, yaitu kejelasan tugas atau pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya; kejelasan hasil yang diharapkan dari suatu pekerjaan atau fungsi; dan kejelasan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan agar hasil yang diharapkan dapat terwujud. Hal ini ditegaskan bahwa kinerja diartikan sebagai ungkapan kemajuan yang didasari oleh pengetahuan, sikap, dan motivasi dalam menghasilkan suatu pekerjaan. Mangkunegara (2001:13) mengemukakan kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh individu dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Simamora (2001:37) menerangkan kinerja adalah tingkat pada tahap mana guru mencapai persyaratan-persyaratan pekerjaan. Umam (2010:188) juga menambahkan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh individu sesuai dengan peran atau tugasnya dalam periode tertentu, yang dihubungkan


(30)

dengan ukuran nilai atau standar tertentu dari organisasi tempat individu tersebut bekerja.

Beberapa pengertian kinerja diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seseorang dalam tugas dan tanggung jawabnya dengan didasari aspek-aspek yang menunjukkan seseorang memiliki kemampuan mencapai suatu tujuan tertentu. Hasil kerja tersebut akan terpenuhi dengan optimal jika standar yang ditetapkan dapat ditempuh. Guru memiliki kinerja yang baik jika guru mampu mencapai suatu tingkatan pada tahap tertentu yang telah ditetapkan sesuai dengan peran dan tugasnya sebagai pengajar.

Kinerja di penelitian ini adalah kinerja guru ekonomi-akuntansi pada SMA/MA dan guru akuntansi SMK. Mata pelajaran ekonomi/ akuntansi adalah mata pelajaran yang cukup rumit karena berkisar masalah angka dan saling berkaitan satu dengan yang lain, memerlukan ketekunan, kesabaran, ketelitian siswa. Karena ekonomi/akuntansi masih dianggap sebagai materi pelajaran yang cukup sulit dan rumit untuk dimengerti maka untuk menanamkan pemahaman setiap materi yang diajarkan menjadi tugas dan tanggung jawab yang cukup berat bagi setiap guru ekonomi/akuntansi. Ini berarti untuk mencapai hasil belajar yang optimal guru harus memiliki kinerja semaksimal mungkin selama proses belajar mengajar.

Kinerja guru dapat dilihat pada saat guru melaksanakan proses belajar mengajar dengan siswa di kelas termasuk persiapannya dalam bentuk perangkat pembelajaran. UU No 14 Tahun 2005 Bab IV Pasal 20 (a) tentang Guru dan Dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan guru berkewajiban:


(31)

13

 

merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran. Usman (2005: 9) seorang guru hendaknya mampu dan terampil dalam merumuskan rancangan pembelajaran agar dapat mencapai belajar dengan sukses. Perencanaan pembelajaran yaitu persiapan mengelola pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam kelas pada setiap tatap muka.

Perencanaan pembelajaran yang dibuat guru berisi perumusan tujuan/kompetensi, pemilihan dan pengorganisasian materi, serta penilaian hasil akhir. Pada dasarnya sebelum melaksanakan pembelajaran hendaknya guru membuat program perencanaan terlebih dahulu sehingga tujuan dari program tersebut tercapai. Tujuan dari perencanaan pembelajaran yaitu :

1. Waktu mengajar dapat dialokasikan dan dimanfaatkan secara tepat.

2. Pokok bahasan dapat dibuat seimbang sehingga tidak ada materi pelajaran yang dibahas terlalu mendalam atau terlalu sedikit.

3. Guru dapat menetapkan berapa banyak materi pelajaran yang dapat atau sebaiknya disajikan dalam setiap jam pelajaran.

4. Guru dapat menetapkan urutan dan rangkaian materi pelajaran secara tepat. Artinya masing-masing materi pelajaran akan memudahkan siswa dalam mempelajari isi pelajaran.

5. Guru dapat dengan mudah mempersiapkan berbagai keperluan, peralatan maupun bahan dalam keperluan belajar.


(32)

7. Guru dapat menjamin bahwa hasil belajarnya akan lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar tanpa tujuan yang jelas.

Pelaksanaan pembelajaran yaitu kegiatan guru dalam mengelola pembelajaran di kelas. Kegiatan ini mencakup kegiatan pra pembelajaran (pengecekan kesiapan kelas dan apersepsi), kegiatan inti (penguasaan materi, strategi pembelajaran, pemanfaatan media/sumber belajar, evaluasi, penggunaan bahasa), dan penutup (refleksi, rangkuman dan tindak lanjut). Pelaksanaan proses belajar mengajar yaitu terjadinya interaksi guru dengan siswa dalam rangka menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan pengajaran (Suryosubroto, 2002 : 36). Pelaksanaan pengajaran terdiri dari kegiatan-kegiatan berikut : membuka pelajaran, penyampaian materi pelajaran, menggunakan metode pengajaran, menggunakan alat peraga dalam pengajaran, mengelola kelas, interaksi belajar mengajar, dan menutup pelajaran.

Untuk dapat menentukan tercapai tidaknya tujuan pendidikan dan pengajaran perlu diadakan usaha dan tindakan atau kegiatan untuk menilai hasil belajar. Penilaian hasil belajar bertujuan untuk melihat kemajuan belajar peserta didik dalam hal penguasaan materi yang telah dipelajari (Suryosubroto, 2002 : 53). Penilaian hasil belajar dalam Suryosubroto (2002 : 53-54) meliputi:

1. Evaluasi formatif adalah penilaian yang dilaksanakan oleh guru setelah satu pokok bahasan selesai dipelajari oleh siswa,

2. Evaluasi sumatif adalah penilaian yang dilaksanakan oleh guru setelah satu jangka waktu tertentu,


(33)

15

 

3. Pelaporan hasil evaluasi, setiap semester guru harus mengolah nilai akhir dan memasukkan dalam buku rapor yang merupakan laporan hasil belajar,

4. Pelaksanaan program perbaikan dan pengayaan dapat dilakukan dengan penjelasan kembali materi yang sedang dipelajari, pemberian tugas tambahan kepada perorangan siswa, sedangkan pelaksanaan pengajaran pengayaan dapat berupa membaca atau mempelajari bahan pelajaran baru atau penyelesaian tugas pekerjaan rumah.

Evaluasi pengajaran mempunyai tujuan menentukan angka kemajuan atau hasil belajar para siswa. Angka-angka yang diperoleh dicantumkan sebagai laporan kepada orang tua, untuk kenaikan kelas, dan penentuan kelulusan para siswa.

2.1.2 Indikator Kinerja

Pada organisasi atau unit kerja di mana input dapat teridentifikasi secara individu dalam bentuk kuantitas misalnya pabrik jamu, indikator kinerja pekerjaannya dapat diukur dengan mudah, yaitu banyaknya output yang dicapai dalam kurun waktu tertentu. Namun untuk unit kerja kelompok atau tim, kinerja tersebut agak sulit, dalam hubungan ini Simamora (2001:423) mengemukakan bahwa kinerja dapat dilihat dari indiktor-indikator sebagai berikut: (1) keputusan terhadap segala aturan yang telah ditetapkan organisasi, (2) Dapat melaksanakan pekerjaan atau tugasnya tanpa kesalahan (atau dengan tingkat kesalahan yang paling rendah), serta (3) Ketepatan dalam menjalankan tugas.

Dally (2010:34) mengungkapkan perlu adanya indikator kinerja yang digunakan untuk meyakinkan bahwa kinerja hari demi hari menunjukkan


(34)

kemajuan dalam rangka menuju terciptanya sasaran maupun tujuan organisasi yang bersangkutan. Terdapat lima indikator yang umum digunakan, yaitu: 1. Input

Merupakan indikator segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dapat menghasilkan keluaran yang ditentukan, misalnya dana, SDM, informasi, serta kebijakan.

2. Output

Merupakan sesuatu yang diharapkan langsung dicapai dari suatu kegiatan yang dapat berupa fisik maupun nonfisik.

3. Outcome

Yaitu segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka waktu menengah.

4. Manfaat

Yaitu sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir dari pelaksanaan kegiatan. 5. Dampak

Merupakan pengaruh yang ditimbulkan baik positif maupun negatif pada setiap indikator berdasarkan asumsi yang telah ditetapkan.

Iskandar (2011) mengemukakan tujuh indikator dari kinerja guru, diantaranya:

1. Mengenal Peserta didik

Guru dapat mengidentifikasi karakteristik belajar setiap peserta didik di kelasnya. Guru memastikan bahwa semua peserta didik mendapatkan kesempatan yang sama untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran.


(35)

17

 

Guru dapat mengatur kelas untuk memberikan kesempatan belajar yang sama pada semua peserta didik dengan kelainan fisik dan kemampuan belajar yang berbeda. Guru mencoba mengetahui penyebab penyimpangan perilaku peserta didik untuk mencegah agar perilaku tersebut tidak merugikan peserta didik lainnya. Guru membantu mengembangkan potensi dan mengatasi kekurangan peserta didik. Guru memperhatikan peserta didik dengan kelemahan fisik tertentu agar dapat mengikuti aktivitas pembelajaran, sehingga peserta didik tersebut tidak termarginalkan (tersisihkan, diolok-olok, minder, dsb.).

2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menguasai materi pembelajaran sesuai usia dan kemampuan belajarnya melalui pengaturan proses pembelajaran dan aktivitas yang bervariasi. Guru selalu memastikan tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran tertentu dan menyesuaikan aktivitas pembelajaran berikutnya berdasarkan tingkat pemahaman tersebut. Guru dapat menjelaskan alasan pelaksanaan kegiatan/aktivitas yang dilakukannya, baik yang sesuai maupun yang berbeda dengan rencana, terkait keberhasilan pembelajaran. Guru menggunakan berbagai teknik untuk memotiviasi kemauan belajar peserta didik. Guru merencanakan kegiatan pembelajaran yang saling terkait satu sama lain, dengan memperhatikan tujuan pembelajaran maupun proses belajar peserta didik. Guru memperhatikan respon peserta didik yang belum/kurang memahami materi pembelajaran yang diajarkan dan menggunakannya untuk memperbaiki rancangan pembelajaran berikutnya.


(36)

3. Pengembangan kurikulum

Guru dapat menyusun silabus yang sesuai dengan kurikulum. Guru merancang rencana pembelajaran yang sesuai dengan silabus untuk membahas materi ajar tertentu agar peserta didik dapat mencapai kompetensi dasar yang ditetapkan. Guru mengikuti urutan materi pembelajaran dengan memperhatikan tujuan pembelajaran. Guru memilih materi pembelajaran yang: a) sesuai dengan tujuan pembelajaran, b) tepat dan mutakhir, c) sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan belajar peserta didik, dan d) dapat dilaksanakan di kelas e) sesuai dengan konteks kehidupan sehari-hari peserta didik.

4. Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik

Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran sesuai dengan rancangan yang telah disusun secara lengkap dan pelaksanaan aktivitas tersebut mengindikasikan bahwa guru mengerti tentang tujuannya. Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran yang bertujuan untuk membantu proses belajar peserta didik, bukan untuk menguji sehingga membuat peserta didik merasa tertekan. Guru mengkomunikasikan informasi baru (misalnya materi tambahan) sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan belajar peserta didik. Guru menyikapi kesalahan yang dilakukan peserta didik sebagai tahapan proses pembelajaran, bukan semata-mata kesalahan yang harus dikoreksi. Misalnya: dengan mengetahui terlebih dahulu peserta didik lain yang setuju atau tidak setuju dengan jawaban tersebut, sebelum memberikan penjelasan tentang jawaban yang benar. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai isi kurikulum dan mengkaitkannya dengan konteks kehidupan sehari-hari peserta didik. Guru


(37)

19

 

melakukan aktivitas pembelajaran secara bervariasi dengan waktu yang cukup untuk kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan belajar dan mempertahankan perhatian peserta didik. Guru mengelola kelas dengan efektif tanpa mendominasi atau sibuk dengan kegiatannya sendiri agar semua waktu peserta dapat termanfaatkan secara produktif. Guru mampu menyesuaikan aktivitas pembelajaran yang dirancang dengan kondisi kelas. Guru memberikan banyak kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya, mempraktekkan dan berinteraksi dengan peserta didik lain. Guru mengatur pelaksanaan aktivitas pembelajaran secara sistematis untuk membantu proses belajar peserta didik. Sebagai contoh: guru menambah informasi baru setelah mengevaluasi pemahaman peserta didik terhadap materi sebelumnya. Guru menggunakan alat bantu mengajar, dan/atau audio-visual (termasuk TIK) untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran.

5. Memahami dan mengembangkan potensi

Guru menganalisis hasil belajar berdasarkan segala bentuk penilaian terhadap setiap peserta didik untuk mengetahui tingkat kemajuan masing-masing. Guru merancang dan melaksanakan aktivitas pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk belajar sesuai dengan kecakapan dan pola belajar masing-masing. Guru merancang dan melaksanakan aktivitas pembelajaran untuk memunculkan daya kreativitas dan kemampuan berfikir kritis peserta didik. Guru secara aktif membantu peserta didik dalam proses pembelajaran dengan memberikan perhatian kepada setiap individu. Guru


(38)

dapat mengidentifikasi dengan benar tentang bakat, minat, potensi, dan kesulitan belajar masing-masing peserta didik. Guru memberikan kesempatan belajar kepada peserta didik sesuai dengan cara belajarnya masing-masing. Guru memusatkan perhatian pada interaksi dengan peserta didik dan mendorongnya untuk memahami dan menggunakan informasi yang disampaikan.

6. Komunikasi dengan peserta didik

Guru menggunakan pertanyaan untuk mengetahui pemahaman dan menjaga partisipasi peserta didik, termasuk memberikan pertanyaan terbuka yang menuntut peserta didik untuk menjawab dengan ide dan pengetahuan mereka. Guru memberikan perhatian dan mendengarkan semua pertanyaan dan tanggapan peserta didik, tanpa menginterupsi, kecuali jika diperlukan untuk membantu atau mengklarifikasi pertanyaan/tanggapan tersebut. Guru menanggapinya pertanyaan peserta didik secara tepat, benar, dan mutakhir, sesuai tujuan pembelajaran dan isi kurikulum, tanpa mempermalukannya. Guru menyajikan kegiatan pembelajaran yang dapat menumbuhkan kerja sama yang baik antar pesertadidik. Guru mendengarkan dan memberikan perhatian terhadap semua jawaban peserta didik baik yang benar maupun yang dianggap salah untuk mengukur tingkat pemahaman peserta didik. Guru memberikan perhatian terhadap pertanyaan peserta didik dan meresponnya secara lengkap dan relevan untuk menghilangkan kebingungan pada peserta didik.


(39)

21

 

7. Penilaian dan evaluasi

Guru menyusun alat penilaian yang sesuai dengan tujuan pembelajaran untuk mencapai kompetensi tertentu seperti yang tertulis dalam RPP. Guru melaksanakan penilaian dengan berbagai teknik dan jenis penilaian, selain penilaian formal yang dilaksanakan sekolah, dan mengumumkan hasil serta implikasinya kepada peserta didik, tentang tingkat pemahaman terhadap materi pembelajaran yang telah dan akan dipelajari. Guru menganalisis hasil penilaian untuk mengidentifikasi topik/kompetensi dasar yang sulit sehingga diketahui kekuatan dan kelemahan masing-masing peserta didik untuk keperluan remedial dan pengayaan. Guru memanfaatkan masukan dari peserta didik dan merefleksikannya untuk meningkatkan pembelajaran selanjutnya, dan dapat membuktikannya melalui catatan, jurnal pembelajaran, rancangan pembelajaran, materi tambahan, dan sebagainya. Guru memanfatkan hasil penilaian sebagai bahan penyusunan rancangan pembelajaran yang akan dilakukan selanjutnya.

Alit Ana (1994:35) mengemukakan indikator prestasi kerja guru/kinerja guru berupa mutu proses pembelajaran yang sangat dipengaruhi oleh guru dalam:

a. Menyusun desain instruksional

b. Menguasai metode-metode mengajar dan menggunakannya sesuai dengan sifat kegiatan belajar murid


(40)

c. Melakukan interaksi dengan murid yang menimbulkan motivasi yang tinggi sehingga murid-murid merasakan kegiatan belajar-mengajar yang menyenangkan

d. Menguasai bahan dan menggunakan sumber belajar untuk membangkitkan proses belajar aktif melalui pengembangan keterampilan proses

e. Mengenal perbedaan individual murid sehingga ia mampu memberikan bimbingan belajar

f. Menilai proses dan hasil belajar, memberikan umpan balik kepada murid dan merancang program belajar remedial.

Depdikbud (1997:89) mengemukakan enam unsur yang merupakan indikator prestasi kerja guru/kinerja guru yaitu:

a. Penguasaan Landasan Kependidikan b. Penguasaan bahan pengajaran

c. Pengelolaan Program Belajar Mengajar d. Penggunaan Alat Pelajaran

e. Pemahaman Metode Penelitian f. Pemahaman Administrasi Sekolah


(41)

23

 

Ada beberapa indikator yang dapat dilihat peran guru dalam meningkatkan kemampuan dalam proses belajar-mengajar. Indikator kinerja tersebut adalah (Usman,2005:10-19):

1. Kemampuan merencanakan belajar mengajar

Kemampuan ini meliputi menguasai garis-garis besar penyelenggaraan pendidikan, menyesuaikan analisa materi pelajaran, menyusun program semester dan menyusun program atau pembelajaran.

2. Kemampuan melaksanakan kegiatan belajar mengajar

Kemampuan ini meliputi tahap pra intruksional, tahap intruksional, tahap evaluasi dan tidak lanjut.

3. Kemampuan mengevaluasi

Kemampuan ini meliputi evaluasi normatif, evaluasi formatif, laporan hasil evaluasi, dan pelakanaan program perbaikan dan pengayaan.

Jadi kinerja guru yang di atas merupakan indikator positif dari kinerja guru. Sedangkan kinerja guru yang bersifat negatif meliputi, guru belum menguasai penyusunan program semester, guru belum melaksanakan pra intruksional, dan guru tidak memperhatikan evaluasi yang bersifat normatif.

Saondi (2010:23) mengutarakan indikator dalam kinerja terdiri dari adanya unjuk kerja; penguasaan materi; pengusaan profesional keguruan dan pendidikan; penguasaan cara-cara penyesuaian diri; dan kepribadian untuk melaksanakan tugasnya dengan baik; sehingga kinerja guru sangat penting untuk diperhatikan dan dievalusi karena guru mengemban tugas profesional, artinya tugas-tugas hanya dapat dikerjakan dengan kompetensi khusus yang diperoleh


(42)

melalui program pendidikan. Guru memiliki tanggung jawab yang secara garis besar dapat dikelompokkan, yaitu guru sebagai pengajar, guru sebagai pembimbing, dan guru sebagai administrator kelas. Maka dari itu, indikator kinerja guru antara lain:

1. Kemampuan membuat perencanaan dan persiapan mengajar 2. Penguasaan materi yang akan diajarkan kepada siswa 3. Penguasaan metode dan strategi mengajar

4. Pemberian tugas-tugas kepada siswa 5. Kemampuan mengelola kelas

6. Kemampuan melakukan penilaian dan evaluasi

Namun dalam konteks kegunaan ada sepuluh kompetensi guru yang dapat dijadikan indikator untuk melihat kinerja guru yang juga digunakan dalam penelitian ini seperti yang diungkapkan Sardiman (2011: 163), diantaranya adalah:

1. Menguasai bahan

Sebelum tampil di depan kelas, guru terlebih dahulu harus menguasai bahan apa yang dikontakkan dan sekaligus bahan-bahan apa yang dapat mendukung jalannya proses belajarnya.

2. Mengelola program pembelajaran

Guru yang kompeten harus mampu mengelola program belajar-mengajar, antara lain: merumuskan tujuan instruksional/pembelajaran, melaksanakan proses belajar mengajar, mengenal kemampuan anak didik, merencanakan dan melaksanakan program remedial.


(43)

25

 

3. Mengelola kelas

Untuk mengajar suatu kelas, guru dituntut untuk mampu mengelola kelas, yakni menyediakan kondisi yang kondisional untuk berlangsungnya proses belajar mengajar.

4. Menggunakan media/sumber belajar

Guru harus mampu menggunakan media/sumber belajar sebagai variasi dalam menyampaikan materi agar siswa tidak mudah bosan.

5. Menguasai landasan- landasan kependidikan

Guru sebagai unsur manusiawi dalam kegiatan pendidikan harus memahami hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan nasional baik dasar, arah/ tujuan dan kebijaksanaan-kebijaksanaan pelaksanaannya.

6. Mengelola interaksi belajar mengajar

Di dalam proses belajar mengajar, kegiatan interaksi antara guru dan siswa merupakan kegiatan yang cukup dominan.

7. Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran

Untuk memperlancar kegiatan pengelolaan interaksi belajar mengajar, masih diperlukan kegiatan sarana-sarana pendukung lain, termasuk antara lain mengetahui prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran.

8. Mengenal fungsi dan layanan bimbingan dan penyuluhan di sekolah

Guru harus mengenal fungsi dan program layanan bimbingan dan penyuluhan di sekolah serta harus menyelenggarakan program tersebut agar kegiatan interaksi belajar mengajarnya bersama para siswa menjadi lebih tepat dan produktif.


(44)

9. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah

Guru harus mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah. Hal ini sebagai upaya penguasaan layanan terhadap para siswa.

10. Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian guna keperluan pengajaran

Dalam rangka pengabdiannya kepada masyarakat, nusa dan bangsa, guru juga harus memahami hal-hal yang berkaitan dengan penelitian. Hal ini dalam rangka menumbuhkan penalaran dan mengembangkan proses belajar mengajar.

2.1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Guru

Mangkunegara (2007:67), mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu faktor kemampuan dan faktor motivasi. Faktor kemampuan secara psikologis, kemampuan (ability) pegawai terdiri dari kemampuan potensial (IQ) dan kemampuan reality (knowledge + skill). Apabila seorang pegawai memiliki kemampuan yang tinggi dengan pendidikan yang memadai maka ia akan mudah untuk mencapai kinerjanya. Sedangkan faktor motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang pegawai dalam menghadapi situasi (situation) kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi (tujuan kerja). Seorang pegawai dapat mencapai kinerja yang maksimal apabila ia memiliki motif berprestasi tinggi. Motif berprestasi yang perlu dimiliki oleh pegawai harus ditumbuhkan dari dalam diri sendiri selain dari lingkungan.


(45)

27

 

Kurnia (2011) yang menyimpulkan bahwa ada tiga hal yang menjadi faktor penting dalam meningkatkan kinerja guru, yaitu motivasi; manajemen kepala sekolah; dan supervisi kepala sekolah. Dampak psikologis terhadap kinerja guru dari adanya motivasi yang tinggi dan supervisi kepala sekolah yang baik akan meningkatkan kinerja guru. Guru yang memiliki keinginan kuat pada pengetahuan dan berinovasi serta kreatif dalam pembelajaran, didukung pula dengan adanya supervisi kepala sekolah, maka hasil kerja guru menunjukkan hasil yang positif.

Peningkatan kinerja guru juga didorong oleh berbagai faktor dari internal maupun eksternal seorang guru, seperti yang diungkapkan oleh Mulyasa (2007:227) yaitu:

a. Dorongan untuk bekerja

Kecenderungan dan intensitas perbuatan seseorang dalam bekerja kemungkinan besar dipengaruhi oleh jenis kebutuhan yang ada pada diri orang yang bersangkutan. Demikian halnya guru, dalam mengembangkan Rencana pelaksanaan pembelajaran, tentu dipengaruhi oleh keinginan-keinginan yang kuat sesuai peranannya, maka akan berusaha melakukan tugas-tugas yang berkaitan dengan upaya penyusunan Rencana pelaksanaan pembelajaran secara optimal.

b. Tanggung jawab terhadap tugas

Setiap guru memiliki tanggung jawab terhadap sejumlah tugas yang harus dilakukan sesuai dengan jabatannya. Tanggung jawab guru merupakan tuntutan dalam melaksanakan tugas dan kewajiban, sehingga guru yang


(46)

bertanggung jawab, akan berusaha melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan baik.

c. Minat terhadap tugas

Tugas-tugas yang dikerjakan oleh seorang guru mencerminkan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan minat terhadap tugas yang dibebankannya. Dalam kaitannya dengan minat guru terhadap pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran, berarti dalam diri guru terdapat perasaan suka atau tidak suka untuk mengembangkan atau tidak rencana pelaksanaan pembelajaran setiap akan melakukan pembelajaran, dan meningkatkan kualitas pembelajaran.

d. Penghargaan atas tugas

Penghargaan atas keberhasilan yang dicapai guru dalam bekerja merupakan salah satu motivasi yang memacu dan mendorongnya untuk bekerja dan berprestasi lebih baik. Penghargaan dapat menumbuhkan rasa cinta, bangga, dan tanggung jawab terhadap tugas-tugas yang diberikan. e. Peluang untuk berkembang

Motivasi kerja yang tinggi antara lain ditandai oleh suatu kondisi ketika seseorang memiliki kesempatan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, serta mempunyai kesempatan untuk berkembang. Oleh karena itu, motivasi kerja seseorang dapat dilihat dari kesempatan yang bersangkutan untuk mengembangkan diri dalam rangka meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam bekerja.


(47)

29

 

f. Perhatian dari kepala sekolah

Perhatian kepala sekolah terhadap guru sangat penting untuk meningkatkan profesionalisme serta kinerja guru dan tenaga kependidikan lain di sekolah. Perhatian kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru dapat dilakukan melalui diskusi kelompok, dan kunjungan kelas.

g. Hubungan interpersonal sesama guru

Hubungan interpersonal sesama guru dapat mempengaruhi kualitas kinerja guru, karena motivasi kerja dapat terbentuk dari interaksi dengan lingkungan sosial disekitarnya, disamping hasil perubahan yang bersifat fisik, seperti suasana kerja, dan kondisi fisik gedung sekolah.

h. Adanya pelatihan

Melalui pelatihan yang berupa kegiatan MGMP, penataran, seminar, dll diharapkan semua kesulitan dan permasalahan yang dihadapi oleh guru dalam pembelajaran dapat dipecahkan, dan diharapkan dapat meningakatkan mutu pendidikan di sekolah melalui peningkatan mutu pembelajaran (efective teaching).

i. Kelompok diskusi terbimbing

Untuk menunjang pengembangan guru dalam mengembangkan kompetensi guru, perlu dibentuk kelompok diskusi terbimbing, untuk mengatasi guru yang kurang semangat dalam melaksanakan tugas-tugas pembelajaran. Diskusi terbimbing dapat membuahkan hasil yang memuaskan, dapat meningkatkan motivasi dan semangat kerja guru, dengan demikian


(48)

upaya ini perlu dikembangkan dengan cara mencari model-model pembinaan yang efektif dan efisien untuk meningkatkan profesionalisme dan kinerja guru.

j. Layanan perpustakaan

Salah satu sarana peningkatan profesinalisme guru adalah tersedianya buku dan sumber yang dapat menunjang kegiatan pmbelajaran dan pembentukan kompetensi guru. Pengadaan buku pustaka perlu diarahkan untuk mendukung kegiatan pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan peserta didik dan guru akan materi pembelajaran

Faktor yang mempengaruhi kinerja guru dalam penelitian ini pada faktor internal yaitu motivasi, karena terkait dengan adanya dorongan dari dalam diri guru untuk melaksanakan tugas. Hal ini juga didasarkan pada teori-teori yang telah diungkapkan bahwa motivasi merupakan faktor yang mempengaruhi kinerja guru dari aspek internal. Faktor eksternal dari kinerja guru dalam penelitian ini adalah supervisi kepala sekolah, karena dalam faktor yang diungkapkan oleh Mulyasa (2007:227) berkaitan dengan penghargaan atas tugas, diskusi kelompok, perhatian kepala sekolah, dan adanya pelatihan-pelatihan yang dibina oleh kepala sekolah. Selain itu, didukung pula teori yang mengungkapkan bahwa supervisi kepala sekolah menjadi salah satu faktor kinerja guru dapat meningkat.


(49)

31

 

2.2

Supervisi Kepala Sekolah

2.2.1 Pengertian Supervisi Kepala Sekolah

Purwanto (2005:76) mengemukakan bahwa supervisi suatu aktivitas yang menentukan kondisi-kondisi/ syarat-syarat yang esensial, yang akan menjamin tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Sehingga supervisi merupakan segala bantuan dari para pemimpin sekolah, yang tertuju kepada perkembangan kepemimpinan guru-guru dan personel sekolah lainnya di dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan, yang berupa dorongan, bimbingan, dan kesempatan bagi pertumbuhan keahlian dan kecakapan guru-guru, seperti bimbingan dalam usaha dan pelaksanaan pembaruan-pembaruan dalam pendidikan dan pengajaran, pemilihan alat-alat pelajaran dan metode-metode mengajar yang lebih baik, cara-cara penilaian yang sistematis terhadap fase seluruh proses pengajaran, dan sebagainya.

Indrafachrudi (2006:88) mengartikan supervisi sebagai berikut :

Supervision of instruction is the effort to stimulate, coordinate, and guide the continued growth of the teachers in a school, both individually and collectively, in better understanding and more effective performance at all the functions of instruction so that they may be bettter able to stimulate and guide the continued growth of every pupil toward the richest and most intelligent participation in modern democratic society, sehingga dapat disimpulkan bahwa supervisi kepala sekolah adalah usaha kepala sekolah untuk menstimulasi dan membimbing guru-guru agar lebih efektif dalam mengajar, yang berupa perbaikan dalam hal belajar dan mengajar.


(50)

Mulyasa (2004:45), mengungkapkan kepala sekolah sebagai supervisor harus diwujudkan dalam kemampuan menyusun, dan melaksanakan program supervisi pendidikan, serta memanfaatkan hasilnya Wahyudi (2009:97) menerangkan supervisi kepala sekolah merupakan suatu proses yang dirancang secara khusus untuk membantu para guru dan supervisor agar dapat menggunakan pengetahuan dan keterampilannya dalam memberikan layanan kepada orang tua peserta didik dan sekolah

Kepala sekolah dituntut memiliki kompetensi yang baik sebagai pemimpin sekolah. kemampuan kepala sekolah dalam melakukan supervisi merupakan salah satunya. Supervisi kepala sekolah yang dilaksanakan dengan efektif dan efisien akan membantu guru dalam pembelajaran serta dapat meningkatkan kinerja guru.

2.2.2 Tujuan Supervisi a. Tujuan Umum

Suharsimi (2004:40), Tujuan umum supervisi memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada guru (dan staf sekolah yang lain) agar personil tersebut mampu meningkatkan kualitas kinerjanya, terutama dalam melaksanakan tugas, yaitu melaksanakan proses pembelajaran. Yang terpenting adalah bahwa pemberian bantuan dan pembimbing tersebut didasarkan atas data yang lengkap, tepat, akurat, dan rinci, serta benar-benar sesuai dengan kenyataan.


(51)

33

 

b. Tujuan Khusus

Tujuan dari supervisi adalah:

1. Meningkatkan kinerja siswa sekolah dalam perannya sebagai peserta didik yang belajar dengan semangat tinggi, agar dapat mencapai prestasi belajar secara optimal.

2. Meningkatkan mutu kinerja guru di sekolah sehingga berhasil membantu dan membimbing siswa mencapai prestasi belajar dan pribadi sebagaimana diharapkan.

3. Meningkatkan keefektifan kurikulum sehingga berdaya guna dan terlaksana dengan baik di dalam proses pembelajaran di sekolah serta mendukung dimilikinya kemampuan pada diri lulusan sesuai dengan tujuan lembaga. 4. Meningkatkan keefektifan dan keefisiensian sarana dan prasarana yang ada

untuk dikelola dan dimanfaatkan dengan baik sehingga mampu mengoptimalkan keberhasilan belajar siswa.

5. Meningkatkan kualitas pengelolaan sekolah, khususnya dalam mendukung terciptanya suasana kerja yang optimal, yang selanjutnya siswa dapat mencapai prestasi belajar sebagaimana diharapkan. Dalam mensupervisi pengelolaan ini supervisor harus mengarahkan perhatiannya pada bagaimana kinerja kepala sekolah dan para walinya dalam mengelola sekolah, meliputi aspek-aspek yang ada kaitannya dengan faktor penentu keberhasilan sekolah. 6. Meningkatkan kualitas situasi umum sekolah sedemikian rupa sehingga


(52)

sekolah pada umumnya, khususnya pada kualitas pembelajaran yang menunjukkan keberhasilan lulusan.

Sahertian (2000:19), tujuan supervise merupakan pemberian layanan dan bantuan untuk mengembangkan situasi belajar-mengajar yang dilakukan guru di kelas. Tujuan dari supervisi semakin diperjelas dan dipertegaskan oleh Indrafachrudin (2006:88), yaitu:

1. Membantu guru melihat dengan lebih jelas tujuan pendidikan yang sebenarnya dan peranan khusus sekolah dalam usaha mencapai tujuan.

2. Membantu guru melihat dengan lebih jelas persoalan dan kebutuhan murid pemuda dan membantu mereka sedapat mungkin agar dapat memenuhi kebutuhan itu.

3. Membantu guru mengembangkan kecakapan mengajar yang lebih besar.

4. Membantu guru melihat kesukaran murid belajar dan membantu merencanakan pelajaran yang efektif.

5. Membentuk moral kelompok yang kuat dan mempersatukan guru dalam suatu tim efektif, bekerja sama secara intelligent, dan saling menghargai untuk mencapai tujuan yang sama.

6. Membantu memberi pengertian kepada masyarakat mengenai program sekolah agar mereka dapat mengerti dan membantu usaha sekolah.

2.2.3 Supervisi Pendidikan

Saud (2009:106), mengungkapkan bahwa supervisi mempunyai peranan cukup strategis dalam meningkatkan prestasi kerja guru, yang pada gilirannya akan meningkatkan prestasi sekolah. Ciri utama supervisi adalah perubahan ke


(53)

35

 

arah yang lebih baik, proses belajar mengajar lebih efektif dan efisien, sehingga supervisi pendidikan bertujuan meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses belajar mengajar yang akan diimbangi dengan meningkatnya kinerja guru dan berdampak positif terhadap prestasi sekolah. Sahertian (2000:130) mengutarakan supervisi pendidikan meliputi supervisi kurikulum, potensi pembelajaran, metode pengajaran, pengembangan bahan ajar, dan evaluasi pendidikan, dimana penjabarannya sebagai berikut:

a. Supervisi Kurikulum

Merupakan bantuan bimbingan yang diberikan oleh kepala sekolah maupun pengawas/penilik kepada para guru dalam menghadapi kesulitan-kesulitan dalam pelaksanaan kurikulum. Tugas supervisor adalah:

1. Mensupervisi tentang perangkat pembelajaran yang harus dibuat guru 2. Mensupervisi terhadap pemahaman kurikulum, termasuk di dalamnya yaitu

Standar Isi (SI), Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD). b. Supervisi tentang potensi pembelajaran

Supervisi tentang potensi pembelajaran digunakan untuk memotivasi guru agar merencanakan apa yang akan disajikan dalam proses pembelajaran. Bantuan yang diberikan supervisor adalah:

1. Merancangkan program belajar mengajar

Guru di bawah pembinaan supervisor dapat mengembangkan model-model rancangan belajar mengajar sesuai dengan kreatifitasnya. Misalnya: 1) Merencanakan mengenai segala apa yang akan diajarkan


(54)

3) Menyusun evaluasi hasil belajar 2. Melaksanakan proses belajar mengajar

Supervisor berfungsi memberikan motivai dan bantuan kepada guru dalam mengahadapi kesulitan belajar siswa yang bermasalah. Salah satu kemampuan guru yang perlu ditingkatkan adalah kemampuan dalam mengelola kelas, yaitu mengatur bagaimana agar suasana kelas hidup, memberdayakan berbagai sumber belajar sehingga menambah dorongan-dorongan yang kreatif dari para siswa yang belajar.

3. Menilai proses dan hasil belajar

Kunjungan kelas dapat digunakan oleh kepala sekolah sebagai salah satu cara melihat langsung proses pembelajaran. Hal ini dapat mengetahui kelemahan dan keunggulan guru dalam melaksanakan pembelajaran dan tingkat penguasaan kompetensi guru yang bersangkutan sehingga dapat diupayakan solusi, pembinaan dan tindak lanjut tertentu sehingga guru dapat memperbaiki kekurangan, mempertahankan maupun meningkatkan keunggulan dalam pembelajaran.

4. Mengembangkan manajemen kelas

Supervisor membantu guru daam menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya perilaku yang bermasalah. Siswa yang bermasalah mungkin disebabkan karena guru yang malas, suka mengkritik, terlalu keras dalam mendidik ataupun suka merokok, sehingga iklim belajar menjadi tdak menyenangkan.


(55)

37

 

c. Supervisi metode pengajaran Tugas supervisor adalah:

1. Menbantu guru merencanakan demontrasi mengajar dalam rangka memperkenalkan metode-metode pengajaran baru

2. Mendiskusikan metode-metode belajar dengan guru

3. Kepala sekolah melakukan peninjauan terhadap kesesuaian metode pembelajaran dengan pelaksanaan pembelajaran

d. Supervisi pengembangan bahan ajar Tugas supervisor adalah:

1. Membantu guru dalam memilih buku-buku yang diperlukan bagi murid-murid

2. Membimbing guru dalam menyusun dan mengembangkan sumber-sumber atau unit-unit pengajaran (pengembangan bahan ajar)

e. Supervisi evaluasi pendidikan

Evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagaimana tujuan pendidikan telah tercapai. Guru adalah pihak yang paling bertanggungjawab atas hasil yang diperoleh dalam proses pembelajaran. Guru perlu dibekali dengan evaluasi sebagai ilmu yang mendukung tugasnya, yakni mengevaluasi hasil belajar. Tugas supervisor adalah mengevaluasi apakah hasil belajar yang telah diciptakan dari tahun ke tahun mengalami kenaikan atau tidak, sudah memenuhi standar/ sesuai dengan harapan yang diinginkan oleh sekolah atau belum.


(56)

2.2.4 Fungsi Supervisi

Fungsi utama supervisi modern ialah menilai dan memperbaiki faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran peserta didik Sahertian (2000:21). Dijelaskan juga bahwa fungsi utama supervisi bukan perbaikan pembelajaran saja, tapi untuk mengkoordinasi, menstimulasi, dan mendorong ke arah pertumbuhan profesi guru. Ada analisis yang lebih luas yang terbagi menjadi delapan fungsi supervisi:

a. Mengkoordinasi semua usaha sekolah

Dikerenakan perubahan yang terus-menerus terjadi, maka kegiatan sekolah juga makin bertambah. Yang dimaksud dengan usaha-usaha sekolah misalnya:

1. Usaha tiap guru

Jika ada guru yang mengajar bidang studi yang sama dan tiap guru ingin mengemukakan idenya dan menguraikan materi pelajaran menurut pandangannya ke arah peningkatan. Usaha-usaha yang bersifat individu itu perlu dikoordinasi.

2. Usaha-usaha sekolah

Dalam menentukan kebijakan, merumuskan tujuan-tujuan atas setiap kegiatan sekolah termasuk program-program sepanjang tahun ajaran perlu ada koordinasi yang baik.

3. Usaha-usaha bagi pertumbuhan jabatan

Setiap guru ingiin bertumbuh dalam jabatannya. Melalui membaca buku-buku dan gagasan-gagasan baru guru-guru ingin belajar


(57)

terus-39

 

menerus, baik melalui inservice training, extension course, workshop, seminar guru-guru selalu berusaha meningkatkan diri sekaligus merupakan hiburan intelektual (intelectual intertainment). Untuk itu perlu ada koordinasi. Tugas mengkoordinasi ini adalah tugas supervisi.

b. Memperlengkapi kepemimpinan sekolah

Dalam masyarakat demokratis kepemimpinan yang demokratis perlu dikembangkan. Kepemimpinan itu suatu keterampilan yang harus dipelajari. Dan itu harus melalui latihan terus-menerus. Dengan melatih dan memperlengkapi guru-guru agar mereka memiliki keterampilan dalam kepemimpinan di sekolah.

c. Memperluas pengalaman guru-guru

Akar dari pengalaman terletak pada sifat dasar manusia. Manusia selalu ingin mencapai kemajuan yang semaksimal mungkin. Seorang yang akan jadi pemimpin, bila ia mau belajar dri pengalaman nyata di lapangan, melalui pengalaman baru ia dapat belajar untuk memperkaya dirinya dengan pengalaman belajar baru.

d. Menstimulasi usaha-usaha yang kreatif

Supervisi bertugas untuk menciptakan suasana yang memungkinkan guru-guru dapat berusaha meningkatkan potensi-potensi kreativitas dalam dirinya. Kemampuan untuk menstimulasi guru-guru agar mereka tidak hanya berdasarkan instruksi atasan, tapi mereka adalah pelaku aktif dalam proses belajar-mengajar.


(58)

e. Memberi fasilitas dan penilaian yang terus-menerus

Melalui penelitian dapat diketahui kelemahan dan kelebihan dari hasil dan proses belajar-mengajar. Penilaian itu harus bersifat menyeluruh dan kontinu. Menyeluruh berarti penilaian itu menyangkut semua aspek kegiatan di sekolah. Kontinu dalam arti penilaian berlangsung setiap saat, yaitu pada awal, pertengahan di akhiri dengan melakukan sesuatu tugas. Mengadakan penilaian secara teratur merupakan suatu fungsi utama dari supervisi pendidikan.

f. Menganalisis situasi belajar-mengajar

Analisis dilakukan agar usaha memperbaiki situasi belajar mengajar dapat tercapai. Fungsi dari supervisi adalah menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perbaikan belajar mengajar. Penganalisisan memberi pengalaman baru dalam menyusun strategis dan usaha ke arah perbaikan. g. Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada setiap anggota staf

Supervisi memberi dorongan stimulasi dan membantu guru agar mengembangkan pengetahuan dalam keterampilan hal mengajar. Kemampuan-kemampuan hanya dicapai bila ada latihan, mengulang dan dengan sengaja dipelajari.

h. Memberikan wawasan yang lebih luas dan terintegrasi dalam merumuskan tujuan-tujuan pendidikan dan meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru

Untuk mencapai suatu tujuan yang lebih tinggi harus berdasarkan pada tujuan-tujuan sebelumnya. Ada hierarki kebutuhan yang harus selaras. Setiap guru pada suatu saat sudah harus mampu mengukur kemampuannya.


(59)

41

 

Tujuan dari supervisi adalah meningkatkan kualitas pembelajaran, yang harapan akhirnya juga pada prestasi belajar siswa. Tentu saja peningkatan tersebut tidak dapat hanya mengenai satu aspek saja, tetapi semua unsur yang terkait dengan proses pembelajaran, antara lain siswa itu sendiri, guru dan personel lain, peralatan, pengelolaan, maupun lingkungan tempat belajar.

Dengan berpijak pada batasan tersebut diatas, maka disimpulkan ada tiga fungsi dari supervisi menurut Suharsimi (2004:13), yaitu:

a. Fungsi Meningkatkan Mutu Pembelajaran

Supervisi yang berfungsi meningkatkan mutu pembelajaran merupakan supervisi dengan ruang lungkup yang sempit, tertuju pada aspek akademik, khususnya yang terjadi diruang kelas ketika guru sedang memberikan bantuan dan arahan kepada siswa. Fokus utama supervisi adalah bagaimana dan perilaku siswa yang belajar, dengan bantuan atau tanpa bantuan guru secara langsung dan seberapa tinggi keberhasilan siswa kepada belajar.

b. Fungsi Memicu Unsur yang Terkait dengan pembelajaran

Supervisi yang berfungsi memicu atau penggerak terjadinya perubahan tertuju pada unsur-unsur yang terkait dengan atau bahkan yang merupakan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan kualitas pembelajaran. c. Fungsi Membina dan Memimpin

Supervisi adalah kegiatan yang diarahkan kepada penyediaan kepemimpinan bagi para guru dan tenaga pendidikan lain, maka sudah jelas bahwa supervisi mempunyai fungsi memimpin yang dilakukan oleh pejabat yang diserahi tugas memimpin sekolah, yaitu kepala sekolah, diarahkan kepada


(60)

guru dan tenaga tatausaha. Namun, dipertegas lagi bahwa sasaran utama dari supervisi adalah guru, dengan asumsi jika guru sudah baik, akan ada dampaknya bagi siswa.

2.2.5 Prinsip-prinsip Supervisi

Besarnya tanggung jawab kepala sekolah sebagi supervisor, maka untuk menjalankan tindakan-tindakan supervisi dengan baik hendaknya kepala sekolah memahami prinsip-prinsip pelaksanaan supervisi. Purwanto (2005:117), mengungkapkan bahwa prinsip supervisi adalah::

a. Supervisi hendaknya bersifat konstruktif dan kreatif, yaitu pada yang dibimbing dan diawasi harus dapat menimbulkan dorngan untuk bekerja. b. Supervisi harus didasarkan atas keadaan dan kenyataan yang

sebenar-benarnya (realistis, mudah dilaksanakan)

c. Supervisi harus sederhana dan informal dalam pelaksanaannya.

d. Supervisi harus dapat memberikan perasaan aman pada guru-guru dan pegawai-pegawai sekolah yang disupervisi.

e. Supervisi harus didasarkan atas hubungan profesional, bukan atas dasar hubungan pribadi.

f. Supervisi harus selalu memperhitungkan kesanggupan, sikap, dan mungkin prasangka guru-guru dan pegawai sekolah.

g. Supervisi tidak bersifat mendesak (otoriter) karena dapat menimbulkan perasaan gelisah atau bahkan antipati dari guru-guru.

h. Supervisi tidak boleh didasarkan atas kekuasaan pangkat, kedudukan, atau kekuasaan pribadi.


(61)

43

 

i. Supervisi tidak boleh bersifat mencari-cari kesalahan dan kekurangan.

j. Supervisi adalah sebuah kegiatan yang hsilnya memerlukan proses yang terkadang tidak sederhana. Oleh karena itu tidak dapat terlalu cepat mengharapkan hasil, dan tidak boleh lekas merasa kecewa.

k. Supervisi hendaknya juga bersifat preventif, korektif, dan kooperatif. Preventif berarti berusaha mencegah jangan sampai timbul hal-hal yang negatif, dengan cara mengantisipasi. Korektif berarti memperbaiki kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat. Kooperatif berarti berusaha melakukan dan mengatasi secara bersama-sama ketika terjadi hal yang tidak diinginkan.

2.2.6 Teknik Supervisi

Purwanto (2005:120), mengungkapkan bahwa supervisi dapat dilakukan dengan berbagai cara, dengan tujuan agar apa yang diharapkan tercapai. Secara garis besar, cara atau teknik supervisi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu teknik perseorangan dan teknik kelompok.

a. Teknik perseorangan

Yang dimaksud dengan teknik perseorangan ialah supervisi yang dilakukan secara perseorangan, yaitu:

1. Mengadakan kunjungan kelas (classroom visitation)

Tujuannya untuk mengobservasi bagaimana guru mengajar, apakah sudah memenuhi syarat-syarat didaktis atau metodik yang sesuai. Dengan kata lain, untuk melihat apa kekurangan atau kelemahan yang sekiranya masih perlu diperbaiki. Setelah kunjungan kelas selesai, selanjutnya diadakan diskusi empat mata antara supervisor dengan guru yang bersangkutan.


(62)

Supervisor memberikan saran-saran atau nasihat-nasihat yang diperlukan, dan gurupun dapat mengajukan pendapat dan asal-usul yang konstruktif demi perbaikan proses belajar-mengajar selanjutnya.

2. Mengadakan kunjungan observasi (observation visits)

Guru-guru dari suatu sekolah sengaja ditugaskan untuk melihat atau mengamati seorang guru yang sedang mendemontrasikan cara-cara mengajar suatu mata pelajaran tertentu. Demonstran ditunjuk seorang guru dari sekolah sendiri atau sekolah lain, yang dianggap memiliki kecakapan atau keterampilan mengajar sesuai dengan tujuan diadakan kunjungan kelas, atau akan lebih baik jika dilakukan oleh kepala sekolah. Pada prinsipnya hal ini sama dengan kegiatan kunjungan kelas.

3. Membimbing guru-guru tentang cara-cara mempelajari pribadi siswa dan atau mengatasi problema yang dialami siswa

Banyak masalah yang dialami guru dalam mengatasi kesulitan-kesulitan belajar siswa. Meskipun di sekolah telah dibentuk bimbingan dan konseling tetapi peran dari guru akan lebih efektif jika guru menjadi pembimbing yang utama. Oleh karena itu, peranan supervisor terutama kepala sekolah dalam hal ini sangat diperlukan.

4. Membimbing guru-guru dalam hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan kurikulum sekolah. Antara lain:

1) Menyusun Program semester

2) Menyusun atau membuat program satuan pelajaran 3) Mengorganisasi kegiatan-kegiatan pengelolaan kelas


(63)

45

 

4) Melaksanakan teknik-teknik evaluasi pengajaran

5) Menggunakan media dan sumber dalam proses belajar-mengajar

6) Mengorganisasi kegiatan-kegiatan siswa dalam bidang ekstrakurikuler, study tour dan sebagainya.

b. Teknik kelompok

1. Mengadakan pertemuan atau rapat (meetings)

Perencanaan yang didalamnya adanya rapat-rapat secara periodik dengan guru-guru untuk membicarakan berbagai hal yang berhubungan dengan proses dan hasil belajar-mengajar.

2. Mengadakan diskusi kelompok (group discussions)

Kelompok-kelompok yang telah terbentuk itu diprogramkan untuk mengadakan pertemuan atau diskusi guna membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan usaha pengembangan dan peranan proses belajar-mengajar.

3. Mengadakan penataran-penataran (inservice training)

Memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk mengikuti penataran yang sesuai dengan bidang tugasnya, dan membimbing guru-guru dalam mempraktekkan hasil-hasil penataran yang telah diikutinya. Kepala sekolah berperan mengelola dan membimbing pelaksanaan tidak lanjut dari hasil penataran agar dapat dipraktekkan oleh guru.

Sedangkan jika dari cara menghadapi guru yang dibimbing, menurut Indrafachrudi (2006:93), dapat dibedakan menjadi teknik langsung dan teknik tidak langsung:


(64)

a. Teknik langsung

1. Menyelenggarakan rapat guru 2. Menyelenggarakan workshop 3. Kunjungan kelas

4. Mengadakan conference b. Teknik tidak langsung

1. Melalui Bulletin board 2. Questionnaire

3. Membaca terpimpin

Supervisi kepala sekolah adalah pembinaan dari kepala sekolah yang diberikan kepada guru yang bertujuan memperbaiki dan mengoptimalkan proses belajar mengajar. Dalam penelitian ini indikator yang digunakan untuk supervisi kepala sekolah berdasar pendapat dan uraian diatas, peneliti menggabungkan beberapa pendapat dari Purwanto (2005:120) dan Sahertian (2000:130), sebagai indikator dalam penelitian ini, yaitu:

1. Kunjungan kelas

Tujuannya untuk mengobservasi bagaimana guru mengajar, apakah sudah memenuhi syarat-syarat didaktis atau metodik yang sesuai. Dengan kata lain, untuk melihat apa kekurangan atau kelemahan yang sekiranya masih perlu diperbaiki (Purwanto, 2005:120). Selama kunjungan kelas, kepala sekolah mengambil tempat di belakang kelas dan mengamati hal yang terjadi dari dekat. Supervisor tidak boleh mengganggu guru ketika guru itu bertugas (Indrafachrudin, 2006:98).


(65)

47

 

2. Pemberian semangat kerja guru

Banyak masalah yang dialami guru dalam mengatasi kesulitan-kesulitan belajar siswa. Meskipun di sekolah telah dibentuk bimbingan dan konseling tetapi peran dari guru akan lebih efektif jika guru menjadi pembimbing yang utama. Oleh karena itu, peranan supervisor terutama kepala sekolah dalam hal ini sangat diperlukan untuk memberikan semangat bagi guru (Purwanto,2005:121).

3. Rapat-rapat pembinaan

Perencanaan yang didalamnya adanya rapat-rapat secara periodik dengan guru-guru untuk membicarakan berbagai hal yang berhubungan dengan proses dan hasil belajar-mengajar (Purwanto,2005:122). Dimana ada pembedaan rapat berdasar waktu (Indrafachrudin;2006:99), yaitu: (1) rapat diadakan pada waktu tertentu, seperti rapat permulaan tahun ajaran baru; rapat akhir tahun ajaran; dan rapat mingguan, bulanan dan rapat kenaikan kelas; (2) rapat diadakan sewaktu-waktu, karena ada kejadian atau keperluan, guru diundang untuk berunding; (3) rapat dalam keadaan darurat, diadakan dalam keadaan mendesak.

4. Pemahaman tentang kurikulum

Merupakan bantuan bimbingan yang diberikan oleh kepala sekolah maupun pengawas/ penilik kepada para guru dalam menghadapi kesulitan-kesulitan dalam pelaksanaan dan pemahaman kurikulum. Tugas supervisor adalah: (1) mensupervisi tentang perangkat pembelajaran yang harus dibuat guru; (2) mensupervisi terhadap pemahaman kurikulum, termasuk di dalamnya


(66)

yaitu Standar Isi (SI), Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD) (Sahertian,2000:130).

5. Pengembangan metode pengajaran

Tugas supervisor adalah: (1) membantu guru merencanakan demontrasi mengajar dalam rangka memperkenalkan metode-metode pengajaran baru; (2) mendiskusikan metode-metode belajar dengan guru; (3) kepala sekolah melakukan peninjauan terhadap kesesuaian metode pembelajaran dengan pelaksanaan pembelajaran (Sahertian,2000:130).

6. Pengembangan bahan ajar

Pengembangan bahan ajar dilakukan berdasarkan suatu proses yang sistematik agar kesahihan dan keterpercayaan bahan ajar dapat dijamin. Ada beberapa faktor yang dapat berpengaruh terhadap kualitas bahan ajar yaitu isi, cakupan, keterbacaan, bahasa, ilustrasi, perwajahan, dan pengemasan. Kualitas bahan ajar sangat tergantung pada ketepatan dalam memperhitungkan faktor-faktor tersebut dalam pengembangan bahan ajar (Wuryanto,2010).

7. Potensi pembelajaran

Supervisi tentang potensi pembelajaran digunakan untuk memotivasi guru agar merencanakan apa yang akan disajikan dalam proses pembelajaran. Bantuan yang diberikan supervisor adalah: (1) merancangkan program belajar-mengajar; (2) melaksanakan proses belajar-belajar-mengajar; (3) menilai proses dan hasil belajar; (4) mengembangkan manajemen kelas (Sahertian,2000:134).


(67)

49

 

8. Evaluasi pendidikan

Evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagaimana tujuan pendidikan telah tercapai. Tugas supervisor adalah mengevaluasi apakah hasil belajar yang telah diciptakan dari tahun ke tahun mengalami kenaikan atau tidak, sudah memenuhi standar/ sesuai dengan harapan yang diinginkan oleh sekolah atau belum (Sahertian,2000:130).

9. Kegiatan diluar mengajar

Memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk mengikuti penataran yang sesuai dengan bidang tugasnya, dan membimbing guru-guru dalam mempraktekkan hasil-hasil penataran yang telah diikutinya. Kepala sekolah berperan mengelola dan membimbing pelaksanaan tidak lanjut dari hasil penataran agar dapat dipraktekkan oleh guru Purwanto(2005:120).

Kepala sekolah sebagai supervisor harus mempunyai kemampuan dalam menyusun dan melaksanakan program supervisi pendidikan, serta mampu menterjemahkan dan memanfaatkan hasil supervisi tersebut Kemampuan menyusun program supervisi pendidikan harus diwujudkan dalam penyusunan program supervisi kelas, pengembangan program supervisi untuk kegiatan kurikuler, pengembangan program supervisi perpustakaan, supervisi laboratorium, dan supervisi ujian. Kemampuan melaksanakan supervisi pendidikan dalam diwujudkan dalam pelaksanaan program supervisi klinis, program supervisi nonklinis, dan program supervisi kegiatan ekstrakurikuler. Sedangkan kemampuan memanfaatkan hasil supervisi pendidikan tercermin


(1)

234


(2)

235


(3)

236


(4)

237


(5)

238


(6)

239