PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMP NEGERI KABUPATEN KARAWANG.

(1)

PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU

DI SMPN KABUPATEN KARAWANG

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar

Magister Pendidikan Pada Program Studi Administrasi Pendidikan

Disusun oleh:

YANTI HAERIAH WIJAYANTI NIM. 0907821

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU

DI SMPN KABUPATEN KARAWANG

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar

Magister Pendidikan Pada Program Studi Administrasi Pendidikan

© Yanti Haeriah Wijayanti 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.


(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan tesis dengan judul: Pe garuh Super isi Akade ik Kepala

Sekolah dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru di SMP Negeri Kabupaten Kara a g , beserta seluruh isinya,adalah benar-benar karya saya, dan saya tidak

melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat ilmiah. Dengan pernyataan ini, saya bersedia menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila di kemudian hari ditemukan pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini.

Bandung, Desember 2012 Pembuat Pernyataan

Yanti Haeriah Wijayanti


(4)

LEMBAR PENGESAHAN

Disetujui dan disahkan oleh:

PEMBIMBING I

Prof. H. Udin Syaefudin Saud, Ph.D NIP. 19530612 198103 1 003

PEMBIMBING II


(5)

NIP.19620504 198803 1 002

Mengetahui dan menyetujui,

Ketua Program Studi administrasi Pendidikan Program Pascasarjana

Universitas Pendidikan Indonesia

Prof. H. Udi Syaefudi Sa’ud, Ph.D NIP. 19530612 198103 1 003


(6)

ABSTRAK

PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU

DI SMP NEGERI KABUPATEN KARAWANG Oleh:

Yanti Haeriah Wijayanti NIM

0907821

Masalah yang menjadi kajian dari penelitian ini adalah mengenai kinerja mengajar guru . Inti kajiannya difokuskan pada faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja mengajar guru, diantaranya supervisi akademik kepala sekolah dan motivasi kerja.

Tujuan penelitian ini yaitu : a) Mengetahui gambaran supervisi akademik kepala sekolah di SMP Negeri Kabupaten Karawang b) Mengetahui motivasi kerja guru di SMP Negeri Kabupaten Karawang. c) Mengetahui gambaran Kinerja mengajar guru di SMP Negeri Kabupaten Karawang d)Menganalisis seberapa besar pengaruh supervisi akademik kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru di SMP Negeri Kabupaten Karawang e) Menganalisis sebarapa besar pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja mengajar di SMP Negeri Kabupaten Karawang f) Menganalisis seberapa besar pengaruh supervisi akademik kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja mengajar guru di SMP Negeri Kabupaten Karawang.

Metode penelitian yang digunakan adalah Explanatory Survey Method, dengan teknik pengumpulan data angket di 30 SMP Negeri Kabupaten Karawang.Teknik pengolahan data menggunakan Model PPM ( Pearson Product Moment).

Berdasarkan perhitungan maka diperoleh hasil bahwa supervisi akademik kepala sekolah, motivasi kerja dan kinerja mengajar guru di SMPN kabupatn Karawang dikategorikan baik, serta supervisi akademik kepala sekolah dan motivasi kerja baik secara sendiri-sendiri atau bersamaan berpengaruh terhadap kinerja mengajar guru.

Disarankan sebaiknya dalam supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap guru khususnya memiliki karakteristik berupa bantuan (bukan perintah) dimana inisiatif tetap berada ditangan guru yang dikaji bersama kepala sekolah sebagai supervisor sehingga terdapat perubahan perilaku guru yang positif sebagai hasil pembinaan yang dapat meningkatkan motivasi intrinsik kerja guru serta dapat meningkatkan kinerja mengajar ke arah yang lebih baik dan terstruktur, maka direkomendasikan kinerja mengajar guru bisa meningkat jika dilakukan supervisi akademik kepala sekolah dan pemberian motivasi.


(7)

ABSTRACT

THE IMPACT OF HEADMASTERS’ ACADEMIC SUPERVISION AND WORK MOTIVATION ON TEACHERS’ TEACHING PERFORMANCE

IN THE JUNIOR HIGH SCHOOL IN KARAWANG

By:

Yanti Haeriah Wijayanti Student ID

0907821

The main issue of this research is teachers’ teaching performance, focusing

ultimately on the factors influencing teachers’ teaching performance, which are headmaster’s academic supervision and work motivation.

The research aimed to: a) Find the general picture of headmasters’

academic supervision in Junior High Schools in Karawang; b) Find the work motivation of teachers of Junior High Schools in Karawang ; c) Find the

description of teachers’ teaching performance in Junior High Schools in

Karawang ; d) Analyze how big the impact of headmasters’ academic supervision

on teachers’ teaching performance in Junior High Schools in Karawang ; e) Analyze how big the impact of teachers’ work motivation on their teaching

performance in Junior High Schools in Karawang ; and f) Analyze how big the

impact of headmaster’s academic supervision and teachers’ teaching motivation on teachers’ teaching performance in Junior High Schools in Karawang.

The research employed explanatory survey method, using data collection technique with a questionnaire. The questionnaires were distributed to 30 Junior High Schools in Karawang . The data were processed using Pearson Product Moment.

Based on the calculation of the obtained results that the principal academic supervision, motivation and performance of teachers in junior high school in karawang categorized good and principal academic supervision with motivation, either individually or collectively affect the performance of teachers to teach.

Suggested preferably in supervision which is done by the headmaster to the teachers in particular has a characteristic form of relief (not orders) where the initiative remains in the hands of teachers who studied with the principal as a supervisor so that there are positive changes in teacher behavior as a result of coaching can enhance intrinsic motivation work teachers and to improve the performance of teaching towards a better structured, teaching performance it is recommended that teachers be increased if performed principal academic supervision and motivation.


(8)

DAFTAR ISI

Hal

LEMBAR PENGESAHAN……….. ii

LEMBAR PERNYATAAN……….. iv

KATA PENGANTAR………... v

UCAPAN TERIMA KASIH………. vi

ABSTRAK……… vii

DAFTAR ISI………. ix

DAFTAR TABEL………. x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN………. Xii BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Penelitian………... 1

B Identifikasi dan Perumusan Masalah ………... 9

C Tujuan Penelitian ………..………... 11

D Metode Penelitian ... 12

E Manfaat Penelitian .………... 14

F Struktur Organisasi Tesis ………. 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN,DAN HIPOTESIS PENELITIAN A Kajian Pustaka ...………. 16

1.Kedudukan Kinerja Mengajar Guru dalam Konteks Administrasi Pendidikan ... 16 2.Kinerja Guru ... 18

3.Supervisi Akademik Kepala Sekolah...……….. 27

4.Motivasi Kerja……… 30

B Kerangka Pemikiran……….. 50


(9)

BAB III METODE PENELITIAN

A Lokasi & Sampel Penelitian……….. 52

B Design Penelitian………... 55

C Metode Penelitian……….. 57

D Definisi Operasional……….. 57

E Instrument Penelitian……… 58

F Proses Pengembangan Instrument……… 61

G Teknik Pengumpulan Data……… 65

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A Pemaparan Data……… 72

B Pembahasan Data………. 92

1.Kinerja Mengajar Guru……… 92

2.Supervisi Akademik Kepala Sekolah……….. 93

3. Motivasi Kerja... 94

4.Analisis Pengaruh Supervisi Akademik Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru………. 95 5.Analisis Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru………... 95 6.Analisis Supervisi Akademik Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja secara bersama-sama Terhadap Kinerja Mengajar Guru………... 96 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A Kesimpulan………... 97

B Saran………. 99

DAFTAR PUSTAKA……… 100 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(10)

(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Sekolah sebagai suatu organisasi yang kompleks, dimana banyak terdapat dimensi di dalamnya yang saling terikat dan saling mempengaruhi. Sekolah juga mempunyai suatu keunikan dimana sekolah satu tidak sama dengan sekolah yang lain. Keberhasilan di suatu sekolah tidak serta merta dapat di tiru di sekolah yang lain dan berhasil. Sebagai suatu organisasi yang benar-benar mengandalkan manusia untuk dapat berhasil tentunya sekolah memerlukan pengelolaan sesuai dengan Manajemen Sumber daya Manusia yang terkini, up to date atau canggih. Manajemen Sumber daya manusia ini akan mengelola, mengatur dan mendayagunakan kepala sekolah, guru dan pegawai lainnya di sekolah dengan tidak melupakan murid sebagai tujuan utama peningkatan pendidikan agar bisa menjalankan fungsinya masing-masing dengan baik.

UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Selain itu dalam Peraturan Pemerintah No 74 tentang Guru, Pasal 1 ayat 1 adalah : Pendidik profesional dengan tugas utama


(12)

mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Menyadari hal tersebut, betapa pentingnya untuk meningkatkan aktivitas, kreatifitas, kualitas, dan profesionalisme guru. Guru sebagai tenaga profesional harus memiliki kemandirian dalam keseluruhan kegiatan pendidikan baik dalam jalur sekolah maupun luar sekolah, guru memegang posisi yang paling strategis. Dalam tingkatan operasional, guru merupakan penentu keberhasilan pendidikan melalui kinerjanya pada tingkat institusional, instruksional, dan eksperiensial (Surya, 2005:4). Guru merupakan sumber daya manusia yang mampu mendayagunakan faktor-faktor lainnya sehingga tercipta pembelajaran yang bermutu dan menjadi faktor utama dalam menentukan mutu pendidikan.

Tugas guru sebagai profesi menurut Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran,menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan. Untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab tersebut, seorang guru dituntut memiliki beberapa kemampuan dan keterampilan tertentu. Kemampuan dan keterampilan tersebut sebagai bagian dari kompetensi profesionalisme guru. Tugas guru erat kaitannya dengan peningkatan sumber daya manusia melalui sektor pendidikan, oleh karena itu perlu upaya-upaya untuk meningkatkan mutu guru untuk menjadi tenaga profesional. Untuk menjadikan guru sebagai tenaga profesional maka perlu diadakan pembinaan secara terus menerus dan berkesinambungan, dan menjadikan guru sebagai tenaga kerja perlu diperhatikan, dihargai dan diakui keprofesionalannya. Untuk membuat mereka


(13)

menjadi profesional tidak semata-mata hanya meningkatkan kompetensinya baik melalui pemberian penataran, pelatihan maupun memperoleh kesempatan untuk belajar lagi namun perlu juga memperhatikan guru dari segi yang lain seperti peningkatan disiplin, pemberian motivasi, pemberian bimbingan melalui supervisi, pemberian insentif, gaji yang layak dengan keprofesionalannya sehingga memungkinkan guru menjadi puas dalam bekerja sebagai pendidik. Salah satu faktor yang menjadi tolak ukur keberhasilan sekolah adalah kinerja guru dalam mengajar. Kinerja guru atau prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu (Hasibuan, 2007). Kinerja mengajar guru akan baik jika guru telah melakukan unsur-unsur yang terdiri dari kesetiaan dan komitmen yang tinggi pada tugas mengajar, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran, kedisiplinan dalam mengajar dan tugas lainnya, kreativitas dalam pelaksanaan pengajaran, kerjasama dengan semua warga sekolah, kepemimpinan yang menjadi panutan siswa, kepribadian yang baik, jujur dan objektif dalam membimbing siswa, serta tanggung jawab terhadap tugasnya.

Edward Murray (dalam Mangkunegara, 2005) berpendapat bahwa karakteristik orang yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi adalah sebagai berikut : (1) Melakukan sesuatu dengan sebaik-baiknya, (2) Melakukan sesuatu dengan mencapai kesuksesan, (3) Menyelesaikan tugas-tugas yang memerlukan usaha dan keterampilan, (4) Berkeinginan menjadi orang terkenal dan menguasai bidang tertentu, (5) Melakukan hal yang sukar dengan hasil yang memuaskan, (6)


(14)

Mengerjakan sesuatu yang sangat berarti, dan (7) Melakukan sesuatu yang lebih baik dari orang lain. Kinerja dikatakan baik dan memuaskan apabila tujuan yang dicapai sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Oleh karena itu tugas kepala sekolah selaku manager adalah melakukan penilaian terhadap kinerja mengajar guru. Penilaian ini penting untuk dilakukan mengingat fungsinya sebagai alat motivasi bagi pimpinan kepada guru maupun bagi guru itu sendiri. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kinerja guru dalam mengajar, namun penulis mencoba mengkaji masalah supervisi yang diberikan oleh kepala sekolah dan motivasi kerja guru.

Dalam Permendiknas Nomor 13 tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah, dijelaskan salah satu dimensi kompetensi kepala sekolah adalah Kompetensi Supervisi, yaitu: 1) merencanakan program supervisi akademik, 2) melaksanakan supervisi akademik terhadap guru, dan 3) menindaklanjuti hasil supervisi akademik.

Berdasarkan jenisnya supervisi ada empat jenis yaitu , supervisi pembelajaran, supervisi akademik, supervisi klinis, dan supervisi manajerial. Supervisi pembelajaran adalah serangkaian kegiatan guna membantu guru dalam mengembangkan kemampuan mengelola proses pembelajaran demi pencapaian tujuan pembelajaran, Jamal Ma’mur Asmani (2012:82) . Jamal Ma’mur Asmani (2012:92) supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru dalam mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Akhmad Sudrajat (dalam Jamal Ma’mur Asmani 2012:104) supervisi klinis adalah supervisi yang difokuskan pada perbaikan


(15)

pembelajaran melalui siklus yang sistematis. Siklus ini dimulai dari perencanaan, pengamatan, hingga analisis yang intensif terhadap penampilan pembelajaran dengan tujuan memperbaiki proses pembelajaran. Jamal Ma’mur Asmani (2012: 116) esensi dari supervisi manajerial adalah berupa kegiatan pemantauan, pembinaan, dan pengawasan terhadap kepala sekolah dan seluruh elemen sekolah lainnya dalam mengelola, mengadministrasikan, dan melaksanakan seluruh aktivitas sekolah.

Supervisi dalam hal ini adalah mengenai pelaksanaan pembinaan dan bimbingan yang diberikan oleh kepala sekolah yang nantinya berdampak kepada kinerja mengajar guru yaitu kualitas pengajaran. Sebagaimana diungkapkan oleh Djam’an Satori (Dadang Suhardan, 2010 : 26) bahwa supervisi merupakan salah satu komponen yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam proses kegiatan belajar mengajar karena supervise akademik adalah kegiatan yang berurusan dengan perbaikan dan peningkatan proses dan hasil pembelajaran. Kegiatan supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja guru akan berpengaruh secara psikologis terhadap kinerja guru dalam mengajar, guru yang puas dengan pemberian supervisi kepala sekolah dan motivasi kerjanya yang tinggi maka ia akan bekerja dengan sukarela yang akhirnya dapat membuat kinerja guru meningkat. Tetapi jika guru kurang puas terhadap pelaksanaan supervisi kepala sekolah dan motivasi kerjanya yang rendah maka guru dalam bekerja kurang bergairah, hal ini mengakibatkan kinerja guru menurun.

Menurut pendapat Moh Uzer usman menyatakan bahwa tugas guru sangat banyak, baik yang terikat oleh dinas maupun diluar dinas dalam bentuk


(16)

pengabdian. Ia mengelompokkan 3 tugas guru yaitu tugas dalam bidang profesi, tugas kemanusiaan dan tugas dalam bidang kemasyarakatan. Pada intinya ruang lingkup tugas guru sangat luas, sangat premature jika kita mengatakan penurunan nilai Ujian Nasional (UN) tahun ini sebagai indikator menurunnya kinerja guru. Banyak faktor yang menyebabkan nilai UN tahun ini menurun. Salah satunya adalah dimajukannya tanggal Ujian Nasional. Penulis yakin bahwa etos kerja para guru kelas 6, 9, 12, khususnya yang mengampu mata pelajaran yang di UN kan sangat tinggi, sebab ini menyangkut kredibilitas dan nama baik mereka. Tetapi biarpun begitu kalau mereka masih meragukan,lebih baik juga dievaluasi kinerjanya, Joko Sulistya (Edukasi Kompasiana 24 November 2011 )

Selain itu juga dalam harian Indonesia online tertulis hasil pengumuman Ujian Nasional ( UN) tahun 2011 Tingkat kelulusan ujian nasional siswa SMP sederajat di Jawa Barat pada tahun 2011 menurun. Dari 636.511 peserta ujian, kelulusannya sebesar 97,59 persen dan 15 ribu siswa diantaranya belum lulus. Pada 2009 mencapai lebih dari 98 persen. Dalam media tersebut dituliskan pula bahwa kelulusan terendah terdapat di Kabupaten Karawang (92,23). Siswa yang belum lulus saat ini, masih punya kesempatan mengikuti ujian nasional ulangan pada Juni mendatang, Audi Yudhasmara ( Indoline 3 Juni 2011).

Di samping itu dilapangan juga ditemukan indikasi yang menunjukkan bahwa kinerja sebagian guru masih kurang maksimal, seperti : kedatangan terlambat, tidak memberitahu ketidakhadiran, datang ke sekolah tanpa persiapan mengajar, datang kesekolah tapi tidak mengajar ke kelas, dan datang ke kelas hanya menugaskan untuk mengisi LKS. Banyak guru kurang berhasil dalam


(17)

mengajar dikarenakan mereka kurang termotivasi untuk mengajar sehingga berdampak terhadap menurunnya kinerja guru. Untuk itu diperlukan peran kepala sekolah sebagai supervisor dapat memberi bantuan, bimbingan, ataupun layanan kepada guru dalam menjalankan tugas maupun dalam memecahkan hambatannya dan memotivasi para guru untuk meningkatkan kinerjanya. Selain itu pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah belum maksimal. Secara umum persoalan tersebut meliputi : kualitas dan kuantitas supervisi dari kepala sekolah yang masih kurang. Tinggi rendahnya peran kepala sekolah sebagai supervisor menjadi hal yang patut untuk dipertanyakan, hal ini dikarenakan banyaknya tugas dan tanggungjawab kepala sekolah menjadi salah satu alasan minimnya pelaksanaan supervisi di sekolah. Bahkan tidak jarang kepala sekolah hanya menekankan pada sisi tanggungjawab administratif guru tanpa memperhatikan pembinaan kompetensi profesionalnya yang jauh lebih penting. Pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah harus dilakukan secara berkesinambungan mengingat peningkatan kompetensi profesional guru tidak bisa dilakukan secara instan. Sebagai supervisor, kepala sekolah harus mampu memahami karakteristik dan kondisi setiap guru sehingga apa yang menjadi esensi ataupun tujuan supervisi dapat tercapai. Selain itu kepala sekolah juga harus bisa merencanakan, melaksanakan, dan membuat tindak lanjut dari hasil pelaksanaan supervisi.

Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan masalah mendasar yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional Penataan sumber daya manusia perlu diupayakan secara bertahap dan berkesinambungan melalui sistem pendidikan yang berkualitas baik pada jalur


(18)

pendidikan formal, informal, maupun non formal, mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi (Mulyasa 2004:4). Dikatakan lebih lanjut oleh Mulyasa tentang pentingnya pengembangan sistem pendidikan yang berkualitas perlu lebih ditekankan, karena berbagai indikator menunjukkan bahwa pendidikan yang ada belum mampu menghasilkan sumber daya sesuai dengan perkembangan masyarakat dan kebutuhan pembangunan.

Menurut Bappenas Kinerja adalah catatan hasil akhir setelah suatu pekerjaan atau aktivitas tertentu dilakukan selama kurun waktu tertentu. Sedangkan evaluasi kinerja adalah penilaian secara menyeluruh yang mencakup masukan (inputs), keluaran (outputs), hasil (results), manfaat (benefits) dan dampak (impacts). Komponen evaluasi kinerja digunakan sebagai ukuran pencapaian tujuan, yakni efektivitas, efisiensi, produktivitas, dan profitabilitas. Efektivitas adalah keberhasilan pencapaian tujuan dengan tanpa memperhatikan besaran input. Efisiensi adalah keberhasilan pencapaian tujuan dengan perbandingan output yang lebih besar dari input. Produktivitas adalah pencapaian hasil akhir yang diperoleh dalam proses produksi. Profitabilitas adalah besaran keuntungan yang diperoleh dalam proses produksi.

Sedangkan panduan dari Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional tahun 2008 Berkenaan dengan standar kinerja guru Piet A. Sahertian (dalam Kusmianto 1997: 49) bahwa, standar kinerja guru itu berhubungan dengan kualitas guru dalam menjalankan tugasnya seperti: (1) bekerja dengan siswa secara individual, (2) persiapan dan perencanaan


(19)

pembelajaran, (3) pendayagunaan media pembelajaran, (4) melibatkan siswa dalam berbagai pengalaman belajar, dan (5) kepemimpinan yang aktif dari guru.Kinerja guru mempunyai spesifikasi tertentu. Kinerja guru dapat dilihat dan diukur berdasarkan spesifikasi/kriteria kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru. Berkaitan dengan kinerja guru, wujud perilaku yang dimaksud adalah kegiatan guru dalam proses pembelajaran yaitu bagaimana seorang guru merencanakan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan menilai hasil belajar.

Melalui peran kepala sekolah sebagai supervisor tersebut diharapkan dapat memberikan pengaruh terhadap motivasi kerja dan kinerja guru selain dari usaha yang dilakukan oleh guru itu sendiri.

Berdasarkan uraian di atas, maka pelaksanaan supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja guru berpengaruh terhadap kinerja mengajar guru. Dilatar belakangi kondisi saat ini sebagaimana paparan di atas, maka penulis mencoba melakukan penelitian tentang : Apakah ada pengaruh supervisi akademik kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja mengajar guru di SMP Negeri Kabupaten Karawang ?

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja menurut Hubeis & Mangkunegara (2007:160) yaitu faktor ekstrinsik dan intrinsik. Faktor-faktor ekstrinsik meliputi : (1) fasilitas, (2) beban kerja, (3) fisik dan non fisik, (4)


(20)

konvensasi kontrol ( penilaian kerja) (5) komunikasi vertikal dan horizontal, (6) kepemimpinan, (7) pelatihan, (8) prosedur kerja,(9) reward dan punishment .

dan spiritual (5) pengalaman,(6) motivasi,(7) kesehatan

Karena keterbatasan waktu, biaya dan tenaga maka peneliti tidak dapat meneliti semua faktor yang mempengaruhi kinerja.

Inti kajian penelitian ini adalah kinerja mengajar guru. Banyak faktor yang mempengaruhinya kinerja mengajar guru. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja mengajar yang akan dikaji dalam penelitian ini meliputi supervisi akademik kepala sekolah dan motivasi kerja.

Secara lebih rinci pokok masalah di atas dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran Supervisi akademik kepala sekolah di SMP Negeri Kabupaten Karawang ?

2. Bagaimana gambaran motivasi kerja guru di SMP Negeri Kabupaten Karawang ?

3. Bagaimana gambaran kinerja mengajar guru di SMP Negeri Kabupaten Karawang?

4. Bagaimana pengaruh supervisi akademik kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru di SMP Negeri Kabupaten Karawang ?

5. Bagaimana pengaruh motivasi kerja guru terhadap kinerja mengajar guru di SMP Negeri Kabupaten Karawang ?

6. Bagaimana pengaruh supervisi akademik kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja mengajar guru di SMP Negeri Kabupaten Karawang ?


(21)

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan pengaruh supervisi akademik kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja mengajar guru di SMP Negeri Kabupaten Karawang

2. Tujuan Khusus

Secara Khusus penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memperoleh gambaran empiris mengenai hal-hal sebagai berikut :

a. Mengetahui gambaran supervisi akademik kepala sekolah di SMP Negeri Kabupaten karawang

b. Mengetahui gambaran motivasi kerja guru di SMP Negeri Kabupaten Karawang

c. Mengetahui gambaran kinerja mengajar guru di SMP Negeri Kabupaten Karawang

d. Menganalisis seberapa besar pengaruh supervisi akademik kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru di SMP Negeri Kabupaten Karawang e. Menganalisis seberapa besar pengaruh motivasi kerja guru terhadap kinerja

mengajar guru di SMP Negeri Kabupaten Karawang

f. Menganalisis seberapa besar pengaruh supervisi akademik kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja mengajar guru di SMP Negeri Kabupaten Karawang.


(22)

D. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara atau langkah-langkah yang dipergunakan sebagai alat bantu untuk mengumpulkan data dan kemudian mengolah data sehingga menghasilkan data yang diteliti dapat memecahkan masalah.

Metode yang digunakan adalah Explanatory Survey Method, yakni suatu metode penelitian survey yang bertujuan menguji hipotesis dengan cara mendasarkan pada pengamatan terhadap akibat yang terjadi dan mencari faktor-faktor yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu (Rusidi, 1989:19). Konsekuensi metode penelitian ini memerlukan operasionalisasi variabel-variabel yang dapat diukur secara kuantitatif sedemikian rupa untuk dapat digunakan model uji hipotesis dengan metode statistika.

Metode ini digunakan antara lain karena alasan sebagai berikut: 1. Tidak semua anggota populasi dijadikan sampel.

2. Unit analisa bersifat individual.

3. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif.

Penelitian ini memiliki dua variabel independen dan satu variabel dependen. Variabel independen yaitu supervisi akademik kepala sekolah (X1) dan motivasi kerja (X2). Variabel dependen yaitu kinerja mengajar guru (Y).

Dari variabel-variabel tersebut yang dilihat adalah ada tidaknya pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen, baik secara sendiri-sendiri atau secara bersama-sama. Paradigma penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:


(23)

Gambar 1

Hubungan antar Variabel

Keterangan:

X1 = Supervisi Akademik Kepala Sekolah X2 = Motivasi Kerja Guru

Y = Kinerja mengajar Guru

E. Manfaat Penelitian

1. Secara praktis bagi kepala sekolah, hasil penelitian ini berguna sebagai bahan informasi untuk dapat memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja mengajar guru, dimana hasil penelitiannya diharapkan dapat

X1

Y


(24)

berguna, baik secara segi teoritis maupun segi praktis. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan berdasarkan bukti-bukti empiris tentang bagaimana kinerja mengajar guru dipengaruhi oleh supervisi akademik kepala sekolah dan motivasi kerja. Sedangkan bagi para pengambil keputusan, merupakan bahan masukan dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan peningkatan kinerja mengajar guru yang berakar dari supervisi akademik kepala sekolah dan motivasi kerja.

2. Kegunaan teoretis dari hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan bagi ilmu administrasi pendidikan. Temuan-temuan ini dapat dijadikan bahan pengembangan teoritik, atau dijadikan bahan kajian untuk mengkaji berbagai teori yang selama ini telah terakumulasi, sehingga dapat melahirkan kembali temuan ilmiah yang lebih produktif.

F. Struktur Organisasi Tesis

Tesis ini ditulis dengan struktur sebagai berikut : BAB 1: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

C. Tujuan Penelitian D. Metode Penelitian

E. Manfaat / Signifikansi Penelitian F. Struktur Organisasi Tesis


(25)

BAB II: KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN,DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kajian Pustaka B. Kerangka Pemikiran C. Hipotesis Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian B. Metode Penelitian

C. Instrumen Penelitian

D. Proses Pengembangan instrument E. Teknik Pengumpulan data

F. Analisis data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pemaparan Data

B. Pembahasan Data

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan


(26)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Sampel Penelitian

1. Lokasi

Lokasi penelitian merupakan tempat dilaksanakan penelitian, dimana dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi di Sekolah Menengah Pertama Negeri Kabupaten Karawang yang terdiri dari 70 Sekolah Menengah Pertama Negeri.

2. Populasi

Populasi menurut Sugiyono (2003:57) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek / subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”.

Hal ini sejalan dengan pendapat Sugiyono (2002:73), bahwa:

Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu, sampel dari populasi harus benar-benar mewakili.

Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh SMP Negeri yang ada di kabupaten Karawang. Lokasi penelitian dalam penelitian ini yaitu Pada 30 SMP Negeri di Kabupaten Karawang.


(27)

3. Sampel Penelitian

Menurut Arikunto (1998:117), yang dimaksud dengan sampel adalah “sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Sedangkan menurut Sugiyono (2002:73), yang dimaksud dengan sampel adalah “bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tertentu”.

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik random sampling dengan anggapan bahwa populasi SMP Negeri di Kabupaten Karawang adalah homogen.

Di Kabupaten karawang terdapat 70 SMP Negeri, karena keterbatasan waktu, tenaga dan biaya maka peneliti mengambil sampel sebanyak 30 sekolah yang dapat dijadikan wakil dalam penelitian. Adapun sampel yang diambil yaitu sebanyak 5 guru yang mewakili dari satu sekolah yang terdiri dari 3 tingkatan yaitu kelas 7, 8, 9 masing – masing sebanyak 4 guru mata pelajaran yang di UN kan dan 1 guru mata pelajaran yang tidak di UN kan. Jadi jumlah sampel sebanyak 150 responden ( guru ) dirata-ratakan menjadi 30 responden.


(28)

SMP Negeri yang Berada di Wilayah Kabupaten Karawang

No KOMISARIAT NAMA SMP

1

KOMISARIAT

KARAWANG BARAT 01

*SMPN 1 KARAWANG BARAT

2 SMPN 2 KARAWANG BARAT **

3 *SMPN 3 KARAWANG BARAT

4 SMPN 4 KARAWANG BARAT

5 *SMPN 5 KARAWANG BARAT

6 SMPN 6 KARAWANG BARAT **

7 SMPN 7 KARAWANG BARAT **

8 SMPN 1 KARAWANG TIMUR **

9 *SMPN 2 KARAWANG TIMUR

10

KOMISARIAT TELUK JAMBE 02

*SMPN 1 CIAMPEL

11 *SMPN 2 CIAMPEL

12 *SMPN 1 KLARI

13 SMPN 3 KLARI

14 SMPN 4 KLARI

15 SMPN 1 PANGKALAN

16 SMPN 2 PANGKALAN

17 SMPN 1 TEGALWARU **

18 *SMPN 1 TELUKJAMBE BARAT

19 SMPN 2 TELUKJAMBE BARAT **

20 *SMPN 1 TELUKJAMBE TIMUR

21 *SMPN 2 TELUKJAMBE TIMUR

22 SMPN SATU ATAP PANGKALAN

23

KOMISARIAT

RENGASDENGKLOK 03

SMPN 1 BATUJAYA

24 SMPN 1 CIBUAYA

25 SMPN 2 CIBUAYA

26 *SMPN 1 CILEBAR

27 SMPN 2 CILEBAR

27 *SMPN 1 JAYAKERTA

28 *SMPN 2 JAYAKERTA

29 *SMPN 1 KUTAWALUYA

30 *SMPN 2 KUTAWALUYA

31 SMPN 1 PAKISJAYA **

32 SMPN 2 PAKISJAYA

33 SMPN 1 PEDES

34 *SMPN 2 PEDES

35 *SMPN 1 RENGASDENGKLOK

36 SMPN 2 RENGASDENGKLOK

37 *SMPN 1 TIRTAJAYA

38 SMPN 2 TIRTAJAYA

39 *SMPN 3 TIRTAJAYA


(29)

41 SMPN SATU ATAP 2 BATUJAYA

42 SMPN SATU ATAP JAYAKERTA **

43 SMPN SATU ATAP PAKISJAYA

44

KOMISARIAT TELAGASARI 04

*SMPN 1 LEMAHABANG

45 SMPN 2 LEMAHABANG

46 *SMPN 1 MAJALAYA

47 *SMPN 1 RAWAMERTA

48 *SMPN 2 RAWAMERTA

49 *SMPN 1 TELAGASARI

50 SMPN 2 TELAGASARI **

51 SMPN 1 TEMPURAN **

52 SMPN 2 TEMPURAN

53 SMPN 1 CIKAMPEK

54 SMPN 2 CIKAMPEK **

55 SMPN 1 KOTABARU

56 SMPN 2 KOTA BARU **

57 *SMPN 1 TIRTAMULYA

58

KOMISARIAT CIKAMPEK 05

SMPN 2 TIRTAMULYA

59 *SMPN 2 KLARI

60 SMPN SATU ATAP PURWASARI

61

KOMISARIAT BANYUSARI 06

*SMPN 1 BANYUSARI **

62 SMPN 2 BANYUSARI

63 SMPN 3 KOTABARU **

64 SMPN 1 CILAMAYA KULON

65 SMPN 2 CILAMAYA KULON **

66 *SMPN 1 CILAMAYA WETAN

67 SMPN 2 CILAMAYA WETAN

68 *SMPN 1 JATISARI

69 *SMPN 2 JATISARI

70 SMPN SATU ATAP JATISARI

JUMLAH 70 SMPN

Keterangan : * Data Uji Instrumen ** Data Uji Validitas

B. Desain Penelitian

Pola hubungan antar variabel yang akan diteliti disebut sebagai desain penelitian. Jadi desain penelitian dalam hal ini diartikan sebagai pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus memcerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu


(30)

dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan digunakan. Berdasarkan hal ini maka bentuk desain atau model penelitian kuantitatif khususnya untuk penelitian survey seperti gambar berikut

(Sugiyono, 2008:65-66)

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Keterangan:

X1 = Supervisi Akademik Kepala Sekolah X2 = Motivasi Kerja Guru

Y = Kinerja mengajar Guru

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan adalah Explanatory Survey Method, yakni suatu metode penelitian survey yang bertujuan menguji hipotesis dengan cara

X1

Y


(31)

mendasarkan pada pengamatan terhadap akibat yang terjadi dan mencari faktor-faktor yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu (Rusidi, 1989:19).

D. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi salah pengertian atau salah persepsi yang terdapat dalam judul, maka terlebih dahulu penulis mencoba menjelaskan pengertian dan maksud dari setiap variabel judul.

Adapun definisi operasional masing-masing variabel tersebut diuraikan berikut ini:

1. Supervisi Akademik Kepala Sekolah

Menurut Dadang Suhardan (2010:26) pengertian supervisi akademik mengacu pada usaha-usaha memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran disekolah sebagai misi utama pendidikan, kegiatannya ditujukan untuk meningkatkan situasi belajar mengajar yang dilaksanakan oleh gurunya.

Djam’an Satori dalam Dadang Suhardan (2010:27) ” Dengan kata lain supervise akademik adalah kegiatan yang berurusan dengan perbaikan dan peningkatan proses dan hasil pembelajaran”

2. Motivasi Kerja Guru

McClelland berpendapat (dalam Hasibuan, 2010:111), bahwa karyawan mempunyai cadangan energi potensial. Bagaimana energi ini dilepaskan dan digunakan tergantung pada kekuatan dorongan seseorang dan situasi serta peluang yang tersedia. Energi ini akan dimanfaatkan oleh karyawan karena didorong oleh


(32)

(1) kekuatan motif dan kebutuhan dasar yang terlihat, (2) harapan keberhasilannya, dan (3) nilai insentif yang terletak pada tujuan.

Kebutuhan akan prestasi merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat kerja seseorang.Hasibuan (2010:112)

Model Sumber Daya Manusia, mengemukakan bahwa karyawan dimotivasi oleh banyak factor, bukan hanya uang / barang atau keinginan akan kepuasan saja, tetapi juga kebutuhan akan pencapaian dan pekerjaan yang berarti. Menurut model ini karyawan cenderung memeperoleh kepuasan dari prestasi kerjanya yang baik. Hasibuan (2010:101)

3. Kinerja Mengajar Guru

Kinerja guru atau prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu (Hasibuan, 2007).

E. Instrumen Penelitian

Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati ( sugiyono, 2008:148)

Instrumen dalam bidang pendidikan sering disusun sendiri, termasuk menguji validitas dan reliabilitasnya. Instrumen dalam penelitian ini ada 3 yaitu


(33)

instrumen untuk mengukur supervisi akademik kepala sekolah, motivasi kerja dan kinerja mengajar guru.

Sesuai dengan karakteristik penelitian dengan pendekatan kuantitatif, penyusunan instrumen penelitian sebagai alat untuk mengumpulkan data menjadi hal yang penting yang akan menentukan pada kualitas hasil penelitian. Dalam hubungan ini alat pengumpul data, khususnya angket, dimaksudkan untuk mengukur variabel-variabel penelitian sehingga dapat diperoleh data kuantitatif untuk kemudian dilakukan analisis dengan menggunakan formula statistik yang relevan dengan tujuan penelitian.

Untuk lebih jelasnya instrumen penelitian ini disusun dalam bentuk kisi-kisi sebagai berikut :

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN

Variabel X1 : Supervisi Akademik Kepala Sekolah Variabel X2 : Motivasi Kerja

Variabel Y : Kinerja Mengajar Guru

Tabel 3.2


(34)

Kinerja Mengajar Guru (Y)

1. Merencanakan pembelajaran

a. Merumuskan Tujuan pengajaran 1,2,3,4,5 b. Memilih dan mengembangkan

bahan pengajaran

6,7,8,9,10

c. Merumuskan Kegiatan Belajar Mengajar

11,12,13,14,15

d. Merencanakan Penilaian 16,17,18,19,20 2.Melaksanakan

pembelajaran

a. Memulai Pembelajaran 21,22,23,24,25 b. Menyampaikan Pembelajaran 26,27,28,29,30 c. Menutup Pembelajaran 31,32,33,34,35 3.Mengevaluasi

Pembelajaran

a. Melaksanakan Evaluasi 36,37,38,39 b. Tindak lanjut terhadap hasil

Evaluasi

40,41,42

Supervisi Akademik Kepala Sekolah (X1)

Perencanaan Supervisi

1. Tujuan Supervisi

2. Prosedur pelaksanaan supervisi

1,2,3,4,5 6,7,8,9,10 Pelaksanaan

Supervisi

1. Hubungan guru dengan supervisor 2. Bimbingan perencanaan mengajar

11,12,13,14,15 16,17,18,19,20 Tindaklanjut hasil

supervisi akademik

1. Bantuan dalam memecahkan masalah

2. Hasil dan tindaklanjut supervisi

21,22,23,24,25 26,27,28,29,30

Motivasi Kerja (X2) Dorongan ( Motif) 1. Alasan ekonomis

2. Hubungan kerja yang menyenangkan

3. Kesempatan berkembang 4. Memperoleh kemajuan

5. Pengakuan diri sebagai pegawai 6. Peningkatan kapasitas kerja 7. Sesuai dengan bakat dan

kemampuan yang dimiliki 8. Kepuasan diri

9. Semangat yang tinggi

1,2 3,4, 5,6 7,8 9,10 11,12 13,14 15,16 17,18 Harapan (expectancy)

1. Mendapatkan jabatan baru 2. Adanya promosi

3. Jaminan dan keamanan kerja 4. Penghargaan prestasi kerja 5. Ganjaran dan sanksi

6. Adanya perasaan tenang dalam bekerja

7. Lingkungan kerja yang kondusif 8. Insentif memadai

9. Dukungan atasan 10.Kondisi kerja yang baik

19,20 21,22 23,24 25,26 27,28 29,30 31,32 33,34 35,36 37,38

Imbalan ( insentive) 1. Gaji yang sepadan 2. Jaminan Kesehatan 3. Jaminan Hari tua

4. Adanya perlindungan hukum 5. Tunjangan yang memadai 6. Pencapaian prestasi

39,40 41,42 43,44 45,46 47,48 49,50


(35)

Pemantapan instrumen penelitian dilakukan dengan melakukan uji coba angket terhadap 150 orang responden. Data angket yang terkumpul, kemudian secara statistik dihitung validitas dan reliabilitasnya.

Sesuai dengan variabel yang akan diteliti, angket yang diujicobakan terdiri atas angket untuk mengukur variabel supervisi akademik kepala sekolah, motivasi kerja guru, kinerja mengajar guru. Penyebaran jumlah item angket pada masing-masing variabel tampak pada tabel berikut.

Tabel 3.3

Jumlah Item Angket untuk Ujicoba

No Variabel Jumlah Item Angket

1 Supervisi akademik kepala sekolah 30

2 Motivasi kerja 50

3 Kinerja mengajar guru 42

Total 122

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui jumlah item angket yang akan diujicobakan sebanyak 122 item.

a. Uji Validitas

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data ( mengukur ) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur (sugiyono, 2005:267) . Formula yang digunakan untuk mengukur validitas instrumen dalam penelitian ini adalah


(36)

  

 

 

2 2

 

2

 

2

   y y n x x n y x xy n rxy

Penulis menggunakan Microsoft Excel dan SPSS versi 14.0 diperoleh hasil uji validitas angket sebagaimana terlampir. Rekapitulasi jumlah item angket hasil ujicoba tampak pada tabel berikut.

Tabel 3.4

Jumlah Item Angket Hasil Ujicoba

No Variabel

Jumlah Item Angket Sebelum

Uji Coba

Tidak Valid

Valid

1 Supervisi akademik kepala sekolah 30 6 24

2 Motivasi kerja 50 8 42

3 Kinerja mengajar guru 42 16 26

Total 122 30 92

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 122 item angket yang diujicobakan, 30 item angket tidak valid dan 92 item angket valid. Dengan demikian jumlah item angket yang digunakan untuk mengumpulkan data sebanyak 92 item

Pengujian validitas terhadap 30 item angket untuk variabel supervisi akademik kepala sekolah , menunjukkan sebanyak 24 item dinyatakan valid.


(37)

Sebanyak 6 item dinyatakan tidak valid. Dengan demikian angket yang digunakan untuk mengumpulkan data variabel supervisi kepala sekolah sejumlah 24 item (perhitungan selengkapnya dilihat lampiran 2.1)

Pengujian terhadap 50 item angket untuk variabel motivasi kerja, menunjukkan sebanyak 42 item dinyatakan valid. Sebanyak 8 item dinyatakan tidak valid. Dengan demikian angket yang digunakan untuk mengumpulkan data variabel motivasi berjumlah 42 item.( perhitungan selengkapnya dilihat lampiran 2.2) . Pengujian terhadap 42 item angket variabel kinerja mengajar guru, menunjukkan sebanyak 26 item dinyatakan valid. Sebanyak 16 item dinyatakan tidak valid. Dengan demikian angket yang digunakan untuk mengumpulkan data variabel kinerja mengajar guru berjumlah 26 item

( Perhitungan selengkapnya dilihat lampiran 2.3)

Item angket yang tidak valid terletak pada dimensi dan indikator yang berbeda, sehingga walaupun item angket ini dibuang, angket yang lain masih dianggap representatif untuk mengukur dimensi dan indikator yang dimaksud.

b. Uji Reliabilitas

Rumus yang digunakan untuk uji reliabilitas adalah rumus alpha sebagai berikut:                2 t 2 b 11 1 1 k k r 


(38)

Perhitungan realibilitas dengan menggunakan Excel dan menggunakan SPSS 14.00. Rekapitulasi hasil uji reliabilitas tampak pada tabel berikut.

Tabel 3.5

Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas

No Variabel rhitung rtabel Keterangan

1 Supervisi akademik kepala sekolah 0,5978 0.15 Reliabel

2 Motivasi Kerja 0.664 0.15 Reliabel

3 Kinerja mengajar guru 0.839 0.15 Reliabel

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pada variabel supervisi akademik kepala sekolah (X1) , diperoleh r hitung = 0.5978 dan dari tabel r product moment diperoleh nilai r tabel dengan n = 150 dan taraf nyata () = 0, 05 sebesar rtabel = 0.15 . Hal ini berarti r hitung lebih besar r tabel (0,5978 > 0.15 ) dengan demikian angket untuk variabel Supervisi akademik kepala sekolah (X1) mempunyai daya ketetapan atau dengan kata lain reliable ( perhitungan selengkapnya lihat pada lampiran 2.4)

Pada variabel motivasi kerja (X2) , diperoleh r hitung = 0.664 dan dari tabel r product moment diperoleh nilai r tabel dengan n = 150 dan taraf nyata () = 0, 05 sebesar rtabel = 0.15 . Hal ini berarti r hitung lebih besar r tabel (0,664 > 0.15) dengan demikian angket untuk variabel motivasi (X2) mempunyai daya ketetapan atau dengan kata lain reliable ( perhitungan selengkapnya lihat pada lampiran 2.5)


(39)

Pada variabel kinerja mengajar guru (Y), diperoleh r hitung = 0.839 dan dari tabel r product moment diperoleh nilai r tabel dengan n = 150 dan taraf nyata () = 0, 05 sebesar rtabel = 0,15. Hal ini berarti r hitung lebih besarrtabel (0,839 > 0,15) dengan demikian angket untuk variabel Kinerja mengajar guru (Y) mempunyai daya ketetapan atau dengan kata lain reliabel. ( perhitungan selengkapnya lihat pada lampiran 2.6)

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan teknik yang digunakan dalam rangka mengumpulkan data dan informasi yang berhubungan dengan permasalahan penelitian. Sebagaimana dikemukakan Sugiyono ( 1999:7) bahwa :” teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang ditempuh dan alat-alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan datanya”

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Dikatakan oleh Rusidi (1989:16) bahwa “ciri lainnya dari pendekatan survey explanatory adalah pengumpulan informasi diambil dari sampel atas populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul datanya”. Selain disandarkan kepada pendapat di atas, alasan lain digunakannya angket sebagai pengumpul data adalah sebagai berikut :

1 Penulis dapat menghimpun data dalam waktu yang relatif singkat.

2 Penulis akan mendapatkan jawaban yang relatif seragam, sehingga memudahkan dalam pengolahan data.


(40)

3 Pengumpulan data akan lebih efisien ditinjau dari segi waktu, tenaga dan biaya.

Kuesioner dalam penelitian ini dikonstruksi dalam tiga jenis angket meliputi:

1. Angket tentang Supervisi Akademik Kepala Sekolah 2. Angket tentang Motivasi Kerja Guru

3. Angket tentang Kinerja Mengajar Guru

Penyusunan angket yang digunakan dalam penelitian ini mengikuti langkah- langkah sebagai berikut.

1. Menyusun kisi-kisi angket

2. Merumuskan item-item pertanyaan dan alternatif jawaban. Angket yang digunakan merupakan angket tertutup dengan lima alternatif jawaban.

3. Menetapkan skala penilaian angket

Skala penilaian jawaban angket yang digunakan adalah skala lima kategori model Likert (Sugiyono, 2002), tiap alternatif jawaban diberi skor yang terentang dari 1 sampai dengan 5

4. Melakukan Uji Coba Angket

Sebelum kegiatan pengumpulan data yang sebenarnya dilakukan, angket yang akan digunakan terlebih dahulu diujicobakan. Pelaksanaan uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan pada item angket berkaitan dengan redaksi, alternatif jawaban yang tersedia maupun maksud yang terkandung dalam pernyataan item angket tersebut.


(41)

Formula yang digunakan untuk menguji validitas instrumen angket dalam penelitian ini adalah Pearson’s Coefficient of Correlation (Product Moment Coefficient) dari Karl Pearson.

Rumus :

  

 

 

                   

   2 1 2 2 1 2 1 n y y n x x n y x y x r i n i i i n i i i i n i i i

Azwar (1992:4) mengemukakan hasil pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama (homogen) diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah. Dalam hal ini, relatif sama berarti tetap adanya toleransi terhadap perbedaan-perbedaan kecil di antara hasil beberapa kali pengukuran.

H. Analisis Data

Teknik mengolah data diantaranya perhitungan persentase yaitu untuk mengetahui gambaran variabel penelitian, melalui perhitungan frekuensi skor jawaban responden pada setiap alternatif jawaban angket, sehingga diperoleh

persentase jawaban setiap alternatif jawaban dan skor rata-rata. Interpretasi skor rata-rata jawaban responden dalam penelitian ini menggunakan rumus interval sebagai berikut :

Panjang Kelas Interval = Rentang


(42)

Sesuai dengan skor alternatif jawaban angket yang terentang dari 1 samapi dengan 5, banyak kelas interval ditentukan sebanyak 5 kelas, sehingga diperoleh panjang kelas interval sebagai berikut :

Tabel 3.6

Skala Penafsiran Skor Rata-rata Jawaban Responden

Rentang Penafsiran

1,00- 1,79 Sangat Tidak Baik/Sangat Rendah 1,80 – 2,59 Tidak Baik/ Rendag

2,60 – 3,39 Cukup/Sedang

3,40 – 4,19 Baik/ Tinggi

4,20 – 5,00 Sangat Baik/Sangat Tinggi

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Uji Normalitas

Uji normalitas, dilakukan untuk mengetahui kenormalan distribusi data, untuk masing-masing variabel penelitian. Uji normalitas data ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang dikumpulkan berdistribusi normal atau tidak. Apabila data nya berdistribusi normal maka olah data yang digunakan adalah dengan statistik parametrik dan apabila datanya tidak normal maka olah data yang digunkan dengan statistik non parapetrik ( Sugiyono, 2007: 233) dan sumus yang digunakan untuk uji normalaitas data adalah :


(43)

k

i fe

fe fo

1

2 ( )

Penulis menggunakan bantuan Microsoft Excel, diperoleh hasil uji normalitas sebagaimana dikemukakan berikut ini. Pada variabel kinerja mengajar guru, diperoleh nilai hitung 2hitung = 4,427, dan nilai tabel 2tabel pada α = 0.05

sebesar 2tabel (6,0.95) = 14,067. Dengan demikian 2hitung 2tabel . Hasil ini

menunjukkan data variabel Y dinyatakan berdistribusi normal. ( perhitungan selengkapnya lihat pada lampiran 2.7)

Pada variabel Supervisi akademik kepala sekolah, diperoleh nilai hitung

2

 = 8,399 , dan nilai tabel 14,067 α = 0.05 sebesar 2tabel (6,0.95) = 14,067. Dengan demikian 2hitung 2tabel. Hasil ini menunjukkan data variabel

X1 dinyatakan berdistribusi normal. ( perhitungan selengkapnya lihat pada lampiran 2.8)

Pada variabel motivasi Kerja, diperoleh nilai 2hitung = 4,327 , dan nilai tabel 14,067 α = 0.05 sebesar 2tabel (6,0.95) = 14,067. Dengan demikian

hitung

2

 2tabel. Hasil ini menunjukkan data variabel X2 dinyatakan berdistribusi normal. ( perhitungan selengkapnya lihat pada lampiran 2.9)

Tabel berikut menampilkan rekapitulasi hasil uji normalitas data setiap variabel penelitian.

Tabel 3.6


(44)

No. Variabel hitungtabel Kesimpulan

1 Kinerja Mengajar 4.327 14.067 Normal

2 Supervisi akademik 8.399 14.067 Normal

3 Motivasi 6.42 14.067 Normal

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa data pada masing-masing variabel dalam penelitian ini berdistribusi normal. Hasil ini memberikan makna bahwa pengolahan data memungkinkan dilanjutkan dengan menggunakan statistik parametrik.

b. Uji Linieritas

Uji linieritas, dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel terikat dengan masing-masing variabel bebas bersifat linier. Uji linieritas dilakukan dengan uji kelinieran regresi. Salah satu asumsi dari analisis regresi adalah linieritas. Maksudnya apakah garis regresi antar variabel indipenden dan variabel dependen membentuk garis linear atau tidak. Kalau tidak liner maka analisis regresi tidak dapat dilanjutkan.

Pengujian linieritas data X1 atas Y, diperoleh F hitung sebesar 0.488. Nilai Ftabel pada taraf signifikansi 95% atau α = 5% 67.511. Dengan demikian nilai hitung F < nilai tabel F. Hasil ini menunjukkan data variabel X1 atas Y linier. Pengujian linieritas data X2 atas Y, diperoleh F hitung sebesar 0.264. Nilai Ftabel pada taraf signifikansi 95% atau α = 5% adalah 0.264. Dengan demikian


(45)

nilai hitung F < nilai tabel F. Hasil ini menunjukkan data variabel X2 atas Y linier. ( perhitungan selengkapnya lihat pada lampiran 2.10)

Tabel berikut menampilkan rekapitulasi hasil uji linieritas data setiap variabel penelitian

Tabel 3.7

Hasil Uji Linieritas Data

No. Linieritas F hitung F tabel (α =0,05) Kesimpulan

1 X1 atas Y 0.488 67.511 Linier

2 X2 atas Y 0.264 67.511 Linier

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa data pada variabel terikat mempunyai linieritas dengan data pada masing-masing variabel bebas. Hasil ini memberikan makna bahwa pengolahan data memungkinkan dilanjutkan dengan menggunakan statistik parametrik.


(46)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh dari hasil pengolahan dan analisis data dari penelitian yang berjudul ”Pengaruh Supervisi akademik kepala

sekolah dan motivasi kerja guru terhadap kinerja mengajar guru ”, maka penulis

dapat mengambil kesimpulan yang tentunya merujuk pada rumusan masalah yang telah diajukan pada penelitian ini, yang terperinci sebagai berikut:

1. Supervisi akademik kepala sekolah di kategorikan baik yang diamati dari indikator : tujuan supervisi, prosedur pelaksanaan supervisi, hubungan guru dengan supervisor, bimbingan perencanaan mengajar, bantuan dalam memecahkan masalah dan hasil dari tindaklanjut supervisi.

2. Motivasi kerja di kategorikan baik dilihat dari pencapaian indikator : alasan ekonomis, hubungan kerja yang menyenangkan, kesempatan berkembang, memperoleh kemajuan, pengakuan diri sebagai pegawai, peningkatan kapasitas kerja, sesuai dengan bakat dan kemampuan yang dimiliki, kepuasan diri, semangat yang tinggi, mendapatkan jabatan baru, adanya promosi, jaminan dan keamanan kerja, penghargaan prestasi kerja, ganjaran dan sanksi, adanya perasaan tenang dalam bekerja, lingkungan kerja yang kondusif, insentif memadai, dukungan atasan. Kondisi yang baik baik, gaji yang


(47)

sepadan, jaminan kesempatan, jaminan hari tua, adanaya perlingdungan hukum, tunjangan yang memadai, dan pencapaian prestasi.

3. Kinerja Mengajar Guru di kategorikan baik. Hal ini bisa dilihat dari indikator Merumuskan tujuan pengajaran, Memilih dan mengembangkan bahan pengajaran, Merumuskan kegiatan belajar mengajar, Merencanakan penilaian, Memulai pembelajaran, Menyampaikan materi, Menutup pembelajaran, Melaksanakan evaluasi, Tindaklanjut terhadap hasil

4. Terdapat Pengaruh yang signifikan antara supervisi akademik kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru.

5. Terdapat Pengaruh yang signifikan antara motivasi kerja terhadap kinerja mengajar guru.

6. Terdapat Pengaruh yang signifikan antara supervisi akademik kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja mengajar guru.

B. Saran

Sebaiknya dalam supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap tenaga kependidikan khususnya guru memiliki karakteristik berupa bantuan (bukan perintah) dimana inisiatif tetap berada ditangan guru yang dikaji bersama kepala sekolah sebagai supervisor sehingga terdapat perubahan perilaku guru yang positif sebagai hasil pembinaan sehingga dapat meningkatkan motivasi intrinsik kerja guru yang dapat meningkatkan kinerja mengajar ke arah yang lebih baik dan terstruktur, maka direkomendasikan kinerja mengajar guru bisa meningkat jika dilakukan supervisi akademik kepala sekolah dan pemberian motivasi.


(48)

DAFTAR PUSTAKA

Arep, Ishak dkk. (2004) Manajemen Motivasi. Jakarta : PT. Gramedia Widia Sarana Indonesia

Arikunto, Suharsimi (1993). Manajemen Pengajaran Secara Manusia. Jakarta: Rineka Cipta

Anwar Prabu Mangkunegara. 2005. Evaluasi Kinerja. Bandung : Refika Aditama Asmani, Jamal Ma’mur (2012). Tips Efektif Supervisi Pendidikan Sekolah.

Yogyakarta : Diva Press.

Daryanto, Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, Surabaya: PT Apollo. Depag, Pedoman Pelaksanaan Supervisi Pendidikan, Depag, 2000.

Engkoswara. (1999). Menuju Indonesia Modern 2020. Bandung: Yayasan Amal Keluarga.

Edukasi:kompasiana.com/2011/11/24mengusik-sertifikasi.html

Gibson, James L., John M. Ivancevich dan James H. Donnelly, Jr. (1996). Organisasi, Perilaku, Struktur, Proses, (Alih Bahasa Nunuk Adiarni), Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta.

Hamalik, Oemar. (2001). Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara Harahap, Baharuddin. (1983). Supervisi Pendidikan yang Dilaksanakan oleh Guru, Kepala Sekolah, Penilik dan Pengawas Sekolah. Jakarta:Damai Jaya.

Hasibuan, Malayu S.P (2010). Organisasi dan Motivasi.Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Hendiyat Soetopo, Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan, Jakarta: Bina Aksara,1984.

Hoy, Wayne K R Miskel, (2001) Educational Administration theory, research and practice 6th

ed international edition , Singapore : Mc Graw Hill

co

http://Motivasispdyahoocoid.blogspot.com/2007/05pentingnya supervisi


(49)

http://newindonesiaonline.wordpress.com/2011/06/03/pengumuman-ujian-nasional-smp-2011-di-seluruh-indonesia/

Indrawijaya, Adam I (1989) Perilaku Organisasi, Bandung : Sinar Baru Koontz, Harold, et.al (1986) Manajemen. Edisi Kedelapan. Diterjemaahkan oleh Antarikso, dkk. Jakarta : Erlangga

Majid, Abdul. (2005). Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar KompetensiGuru.Bandung:RemajaRosdakarya.

Moore, Kenneth, D. (2001). Classroom Teaching Skill. New York: McGraw Hill Morphet, E.L., Johns, R.L., Reller, T.L., (1974). Educational Organization and Administration: Concept, Practice, and Issues. Englewood Cliffs, New

:Prentice-Hal,Inc.

Mulyasa, E. (2004:80). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya

Mangkunegara, AA. Anwar Prabu, Evaluasi Kinerja SDM, Bandung: PT Refika

Mantja, William (1998) Manajemen Pembinaan Profesional Guru Berwawasan Peng-embangan Sumber Daya Manusia: Suatu Kajian

Konseptual-Historik dan Empirik. (Pidato Pengukuhan Guru Besar), Malang, IKIP Malang.

Purwanto, M. Ngalim, Administrasi Pendidikan, Jakarta: PT Remaja Rosdakarya ,

Reece, Ian & Walker, Stephen (1997). Teaching, Training and Learning: A Practical Guide. Sunderland:BusinessEducationPublisherLtd.

Rasto (2006). Pengaruh Kompetensi, Motivasi, Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Mengajar Guru Tesis. Bandung: Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

Raharja, Alice Tjandalila(2004) Hubungan antara komunikasi antar pribadi guru dan motivasi kerja guru SMUK BPK Penabur Jakarta. Jurnal Pendidikan Penabur. III (3) (Online) tersedia : www.bpkpenabur.or.id/jurnal

Nasucha, Choyatin (2010). Pengaruh Supervisi Pembelajaran Pengawas Dan Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Tesis. Bandung: Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.


(50)

Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta .

Surakhmad, Winarno. (1979). Metodologi Pengajaran Nasional. Bandung: JemmarsWinaya.

Sugiarti, Tuti (2010). Manajemen Lesson Study Berbasis Sekolah dan Supervisi Akademik Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru .Tesis. Bandung: Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Sutisna, Oteng ( 1989 ). Administrasi Pendidikan. Bandung : Angkasa Suhardan, Dadang (2010). Supervisi Profesional. Bandung : Alfabeta

Siagian, Sondang P (2004). Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Sujana, Adang (2010). Manajemen Lesson Study Berbasis MGMP dan Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Tesis. Bandung: Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005, Sinar Grafika, 2006 Ukas, Maman (2004) Manajemen : konsep, prinsip, dan aplikasi. Bandung : Agnini

Wahjosumidjo (1994) Kepemimpinan dan motivasi. Jakarta : Ghalia Indonesia .

Winardi (200) Motivasi dan Pemotivasian dalam manajemen. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada


(1)

71

Yanti Haeriah Wijayanti, 2013

Pengaruh Supervisi Akademik Kepala Sekolah Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di SMP Negeri Kabupaten Karawang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

nilai hitung F < nilai tabel F. Hasil ini menunjukkan data variabel X2 atas Y linier. ( perhitungan selengkapnya lihat pada lampiran 2.10)

Tabel berikut menampilkan rekapitulasi hasil uji linieritas data setiap variabel penelitian

Tabel 3.7

Hasil Uji Linieritas Data

No. Linieritas F hitung F tabel (α =0,05) Kesimpulan

1 X1 atas Y 0.488 67.511 Linier

2 X2 atas Y 0.264 67.511 Linier

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa data pada variabel terikat mempunyai linieritas dengan data pada masing-masing variabel bebas. Hasil ini memberikan makna bahwa pengolahan data memungkinkan dilanjutkan dengan menggunakan statistik parametrik.


(2)

Yanti Haeriah Wijayanti, 2013

Pengaruh Supervisi Akademik Kepala Sekolah Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di SMP Negeri Kabupaten Karawang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh dari hasil pengolahan dan analisis data dari penelitian yang berjudul ”Pengaruh Supervisi akademik kepala sekolah dan motivasi kerja guru terhadap kinerja mengajar guru ”, maka penulis dapat mengambil kesimpulan yang tentunya merujuk pada rumusan masalah yang telah diajukan pada penelitian ini, yang terperinci sebagai berikut:

1. Supervisi akademik kepala sekolah di kategorikan baik yang diamati dari indikator : tujuan supervisi, prosedur pelaksanaan supervisi, hubungan guru dengan supervisor, bimbingan perencanaan mengajar, bantuan dalam memecahkan masalah dan hasil dari tindaklanjut supervisi.

2. Motivasi kerja di kategorikan baik dilihat dari pencapaian indikator : alasan ekonomis, hubungan kerja yang menyenangkan, kesempatan berkembang, memperoleh kemajuan, pengakuan diri sebagai pegawai, peningkatan kapasitas kerja, sesuai dengan bakat dan kemampuan yang dimiliki, kepuasan diri, semangat yang tinggi, mendapatkan jabatan baru, adanya promosi, jaminan dan keamanan kerja, penghargaan prestasi kerja, ganjaran dan sanksi, adanya perasaan tenang dalam bekerja, lingkungan kerja yang kondusif, insentif memadai, dukungan atasan. Kondisi yang baik baik, gaji yang


(3)

98

Yanti Haeriah Wijayanti, 2013

Pengaruh Supervisi Akademik Kepala Sekolah Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di SMP Negeri Kabupaten Karawang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

sepadan, jaminan kesempatan, jaminan hari tua, adanaya perlingdungan hukum, tunjangan yang memadai, dan pencapaian prestasi.

3. Kinerja Mengajar Guru di kategorikan baik. Hal ini bisa dilihat dari indikator Merumuskan tujuan pengajaran, Memilih dan mengembangkan bahan pengajaran, Merumuskan kegiatan belajar mengajar, Merencanakan penilaian, Memulai pembelajaran, Menyampaikan materi, Menutup pembelajaran, Melaksanakan evaluasi, Tindaklanjut terhadap hasil

4. Terdapat Pengaruh yang signifikan antara supervisi akademik kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru.

5. Terdapat Pengaruh yang signifikan antara motivasi kerja terhadap kinerja mengajar guru.

6. Terdapat Pengaruh yang signifikan antara supervisi akademik kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja mengajar guru.

B. Saran

Sebaiknya dalam supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap tenaga kependidikan khususnya guru memiliki karakteristik berupa bantuan (bukan perintah) dimana inisiatif tetap berada ditangan guru yang dikaji bersama kepala sekolah sebagai supervisor sehingga terdapat perubahan perilaku guru yang positif sebagai hasil pembinaan sehingga dapat meningkatkan motivasi intrinsik kerja guru yang dapat meningkatkan kinerja mengajar ke arah yang lebih baik dan terstruktur, maka direkomendasikan kinerja mengajar guru bisa meningkat jika dilakukan supervisi akademik kepala sekolah dan pemberian motivasi.


(4)

Yanti Haeriah Wijayanti, 2013

Pengaruh Supervisi Akademik Kepala Sekolah Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di SMP Negeri Kabupaten Karawang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Arep, Ishak dkk. (2004) Manajemen Motivasi. Jakarta : PT. Gramedia Widia Sarana Indonesia

Arikunto, Suharsimi (1993). Manajemen Pengajaran Secara Manusia. Jakarta: Rineka Cipta

Anwar Prabu Mangkunegara. 2005. Evaluasi Kinerja. Bandung : Refika Aditama Asmani, Jamal Ma’mur (2012). Tips Efektif Supervisi Pendidikan Sekolah.

Yogyakarta : Diva Press.

Daryanto, Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, Surabaya: PT Apollo. Depag, Pedoman Pelaksanaan Supervisi Pendidikan, Depag, 2000.

Engkoswara. (1999). Menuju Indonesia Modern 2020. Bandung: Yayasan Amal Keluarga.

Edukasi:kompasiana.com/2011/11/24mengusik-sertifikasi.html

Gibson, James L., John M. Ivancevich dan James H. Donnelly, Jr. (1996). Organisasi, Perilaku, Struktur, Proses, (Alih Bahasa Nunuk Adiarni), Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta.

Hamalik, Oemar. (2001). Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara Harahap, Baharuddin. (1983). Supervisi Pendidikan yang Dilaksanakan oleh

Guru, Kepala Sekolah, Penilik dan Pengawas Sekolah.

Jakarta:Damai Jaya.

Hasibuan, Malayu S.P (2010). Organisasi dan Motivasi.Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Hendiyat Soetopo, Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan, Jakarta: Bina Aksara,1984.

Hoy, Wayne K R Miskel, (2001) Educational Administration theory, research

and practice 6th

ed international edition , Singapore : Mc Graw Hill

co

http://Motivasispdyahoocoid.blogspot.com/2007/05pentingnya supervisi


(5)

100

Yanti Haeriah Wijayanti, 2013

Pengaruh Supervisi Akademik Kepala Sekolah Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di SMP Negeri Kabupaten Karawang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

http://newindonesiaonline.wordpress.com/2011/06/03/pengumuman-ujian-nasional-smp-2011-di-seluruh-indonesia/

Indrawijaya, Adam I (1989) Perilaku Organisasi, Bandung : Sinar Baru Koontz, Harold, et.al (1986) Manajemen. Edisi Kedelapan. Diterjemaahkan oleh Antarikso, dkk. Jakarta : Erlangga

Majid, Abdul. (2005). Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar

KompetensiGuru.Bandung:RemajaRosdakarya.

Moore, Kenneth, D. (2001). Classroom Teaching Skill. New York: McGraw Hill Morphet, E.L., Johns, R.L., Reller, T.L., (1974). Educational Organization and

Administration: Concept, Practice, and Issues. Englewood Cliffs, New

:Prentice-Hal,Inc.

Mulyasa, E. (2004:80). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya

Mangkunegara, AA. Anwar Prabu, Evaluasi Kinerja SDM, Bandung: PT Refika

Mantja, William (1998) Manajemen Pembinaan Profesional Guru Berwawasan

Peng-embangan Sumber Daya Manusia: Suatu Kajian Konseptual-Historik dan Empirik. (Pidato Pengukuhan Guru Besar), Malang, IKIP

Malang.

Purwanto, M. Ngalim, Administrasi Pendidikan, Jakarta: PT Remaja Rosdakarya ,

Reece, Ian & Walker, Stephen (1997). Teaching, Training and Learning: A

Practical Guide. Sunderland:BusinessEducationPublisherLtd.

Rasto (2006). Pengaruh Kompetensi, Motivasi, Dan Budaya Organisasi

Terhadap Kinerja Mengajar Guru Tesis. Bandung: Program Pascasarjana

Universitas Pendidikan Indonesia.

Raharja, Alice Tjandalila(2004) Hubungan antara komunikasi antar pribadi guru

dan motivasi kerja guru SMUK BPK Penabur Jakarta. Jurnal Pendidikan

Penabur. III (3) (Online) tersedia : www.bpkpenabur.or.id/jurnal

Nasucha, Choyatin (2010). Pengaruh Supervisi Pembelajaran Pengawas Dan

Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru

Tesis. Bandung: Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Sagala, Syaiful. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran: Untuk Membantu


(6)

Yanti Haeriah Wijayanti, 2013

Pengaruh Supervisi Akademik Kepala Sekolah Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di SMP Negeri Kabupaten Karawang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta

.

Surakhmad, Winarno. (1979). Metodologi Pengajaran Nasional. Bandung: JemmarsWinaya.

Sugiarti, Tuti (2010). Manajemen Lesson Study Berbasis Sekolah dan Supervisi

Akademik Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru .Tesis.

Bandung: Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Sutisna, Oteng ( 1989 ). Administrasi Pendidikan. Bandung : Angkasa Suhardan, Dadang (2010). Supervisi Profesional. Bandung : Alfabeta

Siagian, Sondang P (2004). Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Sujana, Adang (2010). Manajemen Lesson Study Berbasis MGMP dan Perilaku

Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Tesis.

Bandung: Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005, Sinar Grafika, 2006 Ukas, Maman (2004) Manajemen : konsep, prinsip, dan aplikasi. Bandung : Agnini

Wahjosumidjo (1994) Kepemimpinan dan motivasi. Jakarta : Ghalia Indonesia .

Winardi (200) Motivasi dan Pemotivasian dalam manajemen. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada