HUBUNGAN PERSEPSI TENTANG SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DAN DISIPLIN KERJA DENGAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SMP MUHAMMADIYAH DI KOTA MEDAN.

(1)

HUBUNGAN PERSEPSI TENTANG SUPERVISI AKADEMIK

KEPALA SEKOLAH DAN DISIPLIN KERJA DENGAN

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SMP

MUHAMMADIYAH DI KOTA MEDAN

Tesis

Diajukan Untuk Memenuhi Sebahagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Pada Program Studi Administrasi Pendidikan Oleh :

MUHAMMAD NASIR

NIM.

8106131010

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

HUBUNGAN PERSEPSI TENTANG SUPERVISI AKADEMIK

KEPALA SEKOLAH DAN DISIPLIN KERJA DENGAN

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SMP

MUHAMMADIYAH DI KOTA MEDAN

Tesis

Diajukan Untuk Memenuhi Sebahagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Pada Program Studi Administrasi Pendidikan Oleh :

MUHAMMAD NASIR

NIM.

8106131010

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(3)

(4)

(5)

ABSTRACT

Muhammad Nasir, 8106131010. The Relationship Perceptions About Principal Academic Supervision And Discipline of Working With Professional Competence of TeachersAt Muhammadiyah Junior High School In Medan. Thesis. Post graduate. State University of Medan, 2013.

The aimed of the study was to determine: (1)the relationship perceptions about principal academic supervision with professional competence of teachers; (2) the relationship about discipline of working with professional competence of teachers; and (3) the relationship perceptions about principal academic supervision and discipline of working with professional competence of teachers.

This research method was a quantitative description of the type of correlational studies with correlative study pattern by putting the variables in two study groups independent and dependent variable. Population in this study was teachers of Muhammadiyah junior high school in Medan. Samples were used to determinethe random sampling proportional technique so get sample of 182 teachers of Muhammadiyah junior high school in Medan. The research instrument was questionnaire with likert scale. Data analysis techniques using simple correlation and regression techniques as well as double.

The results of this study are presented: (1) there is a positive and significant the relationship perception about principal academic supervision toprofessional competenceof teacher swith correlation coefficient rX1Y = 0.835. Effective contribution given by the variable of perceptions about principals academic supervision to professional competence of teachersis equal to61%; (2) there is a positive and significant relationship about discipline of working to professional competence of teachers with correlation coefficient 0.548. Effective contribution given by the variable of discipline of working to professional competence of teacher is equal to 14%; and (3) there is a positive and significant relationship perception about principal academic supervision and discipline of working with professional competenceof teacher with correlation coefficient of R = 0.869.

Based on the results obtained in this study suggested the need for the development of relationship perception about academic supervision and discipline of working tobe able to improve the professional competence of teachers who can create competent teacher who in turn able to create quality education.


(6)

ii ABSTRAK

Muhammad Nasir, 8106131010. Hubungan Persepsi Tentang Supervisi Akademik Kepala Sekolah Dan Disiplin Kerja Dengan Kompetensi Profesional Guru SMP Muhammadiyah Di Kota Medan. Tesis. Pascasarjana. Universitas Negeri Medan, 2013.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) hubungan persepsi tentang supervisi akademik kepala sekolah dengan kompetensi profesional guru, (2) hubungan disiplin kerja dengan kompetensi profesional guru, (3) hubungan persepsi tentang supervisi akademik kepala sekolah dan disiplin kerja dengan kompetensi profesional guru.

Metode penelitian ini adalah kuantitatif jenis deskriptif studi korelasional dengan pola kajian korelatif dengan menempatkan variabel penelitian dalam dua kelompok yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Populasi dalam penelitian ini adalah guru SMP Muhammadiyah di kota Medan. Untuk menentukan sampel digunakan teknik proforsional random sampling sehingga didapatkan sampel sebanyak 182 guru SMP Muhammadiyah di Kota Medan.Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket dengan skala likert.Teknik analisis data menggunakan teknik korelasi dan regresi sederhana serta ganda.

Hasil dari penelitian ini disajikan (1) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi tentang supervisi akademik kepala sekolah dengan kompetensi profesional guru dengan koefisien korelasi rX1Y= 0,835. Sumbangan efektif yang diberikan oleh variabel persepsi tentang supervisi akademik kepala sekolah terhadap kompetensi profesional guru adalah sebesar 61%; (2) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara disiplin kerja dengan kompetensi profesional guru dengan koefisien korelasirX2Y= 0,548. Sumbangan efektif yang diberikan oleh variabel disiplin kerja terhadap kompetensi profesional guru adalah sebesar14%; dan (3) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi tentangs upervisi akademik kepala sekolah dan disiplin kerja dengan kompetensi profesional guru dengan koefisien korelasi R = 0,869.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh disarankan dalam penelitian ini perlunya pengembangan hubungan persepsi tentang supervise akademik dan disiplin kerja untuk dapat meningkatkan kompetensi profesional guru guna menciptakan guru yang berkompeten yang pada akhirnya mampu menciptakan pendidikan yang bermutu.


(7)

KATA PENGANTAR ﻢــ ﺣ ﺮـﻟا ﻦﻤﺣﺮـﻟا ﷲ ﻢــــــــﺴﺑ

Pertama-tama penulis mengucapkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang selalu memberikan rahmat dan hidayah-Nya, Sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik. Tesis ini bertujuan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Magister Pendidikan pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Tesis ini berjudul Hubungan Persepsi Tentang Supervisi Akademik Kepala Sekolah dan Disiplin Kerja dengan Kompetensi Profesional Guru SMP Muhammadiyah di Kota Medan”. Meskipun dalam proses penulisan tesis ini banyak memenuhi hambatan dan rintangan namun dengan usaha maksimal serta bantuan dari berbagai pihak, akhirnya tesis ini dapat diselesaikan tepat waktu. Rasa terima kasih yang mendalam diucapkan untuk Prof. Dr. Zainuddin, M.Pd. dan Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd., selaku pembimbing I dan II yang telah banyak meluangkan waktu dalam mengarahkan, memotivasi serta memberi nasihat kepada penulis dalam penyelesaian tesis ini. Kemudian atas bantuan yang diberikan, maka penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Bapak Rektor Universitas Negeri Medan, Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si., yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

2. Bapak Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, M.Pd., dan Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd., sebagai Ketua dan Sekretaris Program Studi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.


(8)

iv

3. Bapak Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, M. Pd., Dr. Zulkifli Matondang, M.Si., dan Dr. Arif Rahman, M.Pd., selaku narasumber yang telah banyak memberikan masukan dan saran kepada penulis dalam penyelesaian tesis ini. 4. Bapak Direktur, Asisten Direktur, dan bapak/ibu dosen serta pegawai

Program Studi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah memberikan ilmu pengetahuan, bimbingan, dan pelayanan kepada penulis selama menjadi mahasiswa.

5. Bapak pimpinan Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Muhammadiyah Kota Medan yang telah memberikan izin bagi penulis untuk melakukan penelitian.

6. Bapak/ ibu Kepala Sekolah dan seluruh guru SMP Muhammadiyah Kota Medan yang telah membantu dalam pelaksanaan uji coba instrumen sampai pengumpulan data penelitian ini.

7. Teristimewa istriku yang tercinta, Nurwaida Arif Nasution, S.Pd., yang selalu setia dan sabar mendampingi, memberikan motivasi bagi penulis untuk dapat meyelesaikan pendidikan dan penulisan tesis ini.

8. Orangtua/ mertua terhormat, yang telah membesarkan, memberikan kasih sayang penuh kesabaran dan keikhlasan, dan senantiasa memberikan dorongan moril dan materil yang tiada terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan.

9. Seluruh guru-guru SMP Muhammadiyah 57 Medan yang merupakan rekan sejawat penulis.


(9)

10. Teman-teman Pascasarjana Universitas Negeri Medan khususnya program studi Adminstrasi Pendidikan, yang telah banyak memberikan bantuan moral berupa dorongan, semangat dan dukungan kepada penulis.

Akhirnya bagi semua pihak telah memberikan kontribusi terhadap penyelesaian pendidikan dan penyusunan tesis ini, penulis do’akan semoga mendapat limpahan rahmat dari ALLAH SWT. Amin

Medan, Nopember 2013 Penulis

MUHAMMAD NASIR NIM. 8106131010


(10)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRACT ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR... x

DAFTAR LAMPIRAN... xi

BAB I : PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 9

1.3 Pembatasan Masalah ... 9

1.4 Perumusan Masalah... 10

1.5 Tujuan Penelitian... 10

1.6 Manfaat Penelitian... 11

BAB II : LANDASAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS ... 12

2.1 Kajian Teoretis... 12

2.1.1 Kompetensi Profesional ... 12

2.1.1.1 Pengertian Kompetensi Profesional Guru... 12

2.1.1.2 Kompetensi Profesional Guru... 14

2.1.2 Persepsi tentang Supervisi Akademik... 16

2.1.2.1 Pengertian Persepsi ... 16

2.1.2.2 Aspek-aspek Persepsi... 18

2.1.2.3 Pengertian Supervisi Akademik... 19

2.1.2.4 Fungsi dan Tujuan Supervisi... 22

2.1.3 Disiplin Kerja... 25

2.1.3.1 Pengertian Disiplin Kerja... 25

2.1.3.2 Jenis-jenis Disiplin Kerja... 28

2.1.3.3 Faktor-faktor Menyebabkan Disiplin Kerja... 30

2.1.3.4 Aspek-aspek Disiplin Kerja ... 32

2.2 Penelitian Yang Relevan ... 34

2.3 Kerangka Berpikir ... 36


(11)

BAB III : METODE PENELITIAN... 40

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian... 40

3.2 Metode Penelitian... 40

3.3 Populasi dan Sampel ... 40

3.4 Defenisi Operasional Variabel Penelitian ... 45

3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ... 46

3.6 Uji Coba Instrumen ... 50

3.7 Hasil Uji Coba Instrumen... 51

3.7 Teknik Analisa Data... 52

3.8 Pengujian Hipotesis... 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 61

4.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 61

4.1.1 Kompetensi Profesional Guru... 61

4.1.2 Persepsi Tentang Supervisi Akademik Kepala Sekolah 63 4.1.3 Disiplin Kerja... 64

4.2 Uji Kecenderungan Variabel Penelitian ... 65

4.2.1 Uji Kecenderungan Kompetensi Profesional Guru... 65

4.2.2 Uji Kecenderungan Persepsi Tentang Supervisi Akademik Kepala Sekolah ... 66

4.2.3 Uji Kecenderungan Variabel Disiplin Kerja... 67

4.3 Pengujian Persyaratan Analisis... 67

4.3.1 Pengujian Normalitas Data ... 67

4.3.2 Pengujian Homogenitas Data... 68

4.3.3 Pengujian Linieritas dan Keberartian Regresi ... 69

4.3.4 Uji Independensi antar Variabel Bebas... 72

4.4 Pengujian Hipotesis ... 72

4.4.1 Hubungan Persepsi Tentang Supervisi Akademik Kepala Sekolah Dengan Kompetensi Profesional Guru ... 72

4.4.2 Hubungan Disiplin Kerja dengan Kompetensi Profesional Guru... 74

4.4.3 Hubungan Persepsi Tentang Supervisi Akademik Kepala Sekolah Dan Disiplin Kerja Dengan Kompetensi Profesional Guru... 76

4.5 Sumbangan Relatif Dan Efektif Variabel Bebas ... 78

4.6 Temuan Penelitian... 79

4.7 Pembahasan Hasil Penelitian ... 82

4.8 Keterbatasan Penelitian... 87

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 89

5.1 Simpulan ... 89

5.2 Implikasi ... 92

5.3 Saran ... 95

DAFTAR PUSTAKA... 97


(12)

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Hasil Ujian Nasional (UN) Siswa SMP Muhammadiyah Kota Medan

TP 2009-2011 ... 7

2.1 Fungsi dan Tujuan Supervisi Akademik... 23

3.1 Jumlah Guru SMP Muhammadiyah di Kota Medan ... 42

3.2 Sampel Guru SMP Muhammadiyah di Kota Medan... 65

3.3 Kisi-kisi Instrumen Persepsi tentang Supervisi Akademik Kepala Sekolah ... 48

3.4 Kisi-Kisi Instrumen Disiplin Kerja... 49

3.5 Kisi-Kisi Instrumen Kompetensi Profesional Guru... 49

4.1 Rangkuman Hasil Skor Variabel Penelitian ... 61

4.2 Distribusi Frekuensi Variabel Kompetensi Profesional Guru... 62

4.3 Distribusi Frekuensi Variabel Persepsi Tentang Supervisi Akademik Kepala Sekolah ... 63

4.4 Distribusi Frekuensi Variabel Disiplin Kerja... 64

4.5 Tingkat Kecenderungan Variabel Kompetensi Profesional Guru... 66

4.6 Tingkat Kecenderungan Variabel Persepsi tentang Supervisi Akademik Kepala Sekolah... 66

4.7 Tingkat Kecenderungan Variabel Disiplin Kerja... 67

4.8 Ringkasan Uji Normalitas ... 68

4.9 Hasil Perhitungan Homogenitas... 68

4.10 Rangkuman Anava Uji Linieritas Y atas X1... 70

4.11 Rangkuman Anava Uji Linieritas Y atas X2... 71

4.12 Rangkuman Anava Uji Regresi Ganda... 72


(14)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Paradigma Penelitian ... 39 4.1 Histogram Distribusi Skor Kompetensi Profesional Guru (Y)... 62 4.2 Histogram Distribusi Skor Persepsi tentang Supervisi

Akademik Kepala Sekolah (X1)... 64 4.3 Histogram Distribusi Skor Disiplin Kerja (X2) ... 65 4.4 Gambaran Umum Hubungan Variabel Penelitian ... 77


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Instrumen Angket ... 100

2. Validitas Angket ... 130

3. Reliabilitas Angket ... 109

4. Data Pokok Penelitian... 113

5. Prosedur Perhitungan Statistik Dasar/ Uji Deskripsi Data ... 125

6. Uji Kecenderungan Data ... 130

7. Perhitungan Uji Normalitas ... 134

8. Perhitungan Uji Homogenitas... 146

9. Perhitungan Uji Linieritas dan Keberartian Persamaan Regresi... 158

10. Uji Independensi Antar Variabel Bebas ... 172

11. Perhitungan Korelasi Sederhana... 174

12. Perhitungan Korelasi Parsial... 177

13. Perhitungan Korelasi Ganda... 180

14. Perhiungan Regresi Ganda ... 182


(16)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah proses pelatihan dan pengembangan pengetahuan, keterampilan, pikiran, karakter, dan khususnya melalui persekolahan. Bukan hanya semata-mata merupakan untuk dapat menyiapkan individu agar dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya melainkan lebih diarahkan pada upaya pembentukan dan kesediaan melestarikan lingkungan dalam jalinan yang selaras.

Pendidikan merupakan wahana yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang merupakan faktor determinan pembangunan. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang (UU SPN No. 20 Tahun 2003).

Keberhasilan penyelenggaraan dapat dipengaruhi oleh berbagai komponen di antaranya komponen guru, komponen peserta didik, komponen pengelolaan, komponen pembiayaan, dan komponen sarana dan prasarana. Keseluruhannya saling berkaitan satu sama lainnya dan sangat menentukan bagi keberhasilan penyelenggaraan pendidikan dan dalam mencapai tujuan penyelenggaraan pendidikan.

Guru merupakan salah satu unsur di bidang kependidikan yang harus berperan secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Dalam hal ini guru


(17)

2

tidak semata-mata sebagai pengajar yang melakukan transfer ilmu pengetahuan, tetapi juga sebagai pendidik yang melakukan transfer nilai-nilai sekaligus sebagai pembimbing yang memberikan pengarahan dan menuntun siswa dalam belajar. Kelengkapan dari jumlah tenaga pengajar dan kualitas dari guru tersebut akan sangat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar yang berujung pada peningkatan mutu pendidikan. Untuk itu guru dituntut profesional dalam menjalankan tugasnya.

Usaha untuk menciptakan guru yang profesional, pemerintah telah membuat aturan persyaratan untuk menjadi guru. Dalam pasal 8 undang- undang No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen menyebutkan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Namun dalam kenyataannya masih sedikit guru yang memenuhi syarat tersebut.

Guru berada pada titik sentral dari setiap usaha reformasi pendidikan yang diarahkan pada perubahan-perubahan kualitas. Setiap usaha pendidikan seperti pengembangan kurikulum, pengembangan metode mengajar, penyediaan sarana dan prasarana hanya akan berarti jika melibatkan guru. Selain itu guru diposisikan sebagai garda terdepan di dalam pelaksanaan proses belajar mengajar karena guru memegang posisi yang sangat strategis dalam upaya menciptakan lulusan yang kompeten dan berkualitas untuk memenuhi kebutuhan SDM yang profesional. Oleh karena itu, maka kualitas dan kuantitas guru perlu ditingkatkan dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan sekarang dan yang akan datang.


(18)

3

Peningkatan profesionalitas guru akan berpengaruh pada peningkatan kualitas output SDM yang dihasilkan dalam proses pendidikan dan pembelajaran. Kualitas pendidikan dan lulusan sering kali dipandang tergantung kepada peran guru dalam pengelolaan komponen-komponen pengajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar yang menjadi tanggung jawabnya. Untuk dapat mencapai hasil belajar yang optimal tentunya guru harus memiliki dan menampilkan kompetensi yang maksimal selama proses belajar mengajar dengan menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 74 Tahun 2008 tentang guru, dinyatakan bahwa salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh guru adalah kompetensi profesional. Kompetensi profesional yang dimaksud dalam hal ini merupakan kemampuan guru dalam penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. Penguasaan materi secara luas dan mendalam termasuk didalamnya penguasaan kemampuan akademik lainnya yang berperan sebagai pendukung profesionalisme guru. Kemampuan akademik tersebut antara lain, memiliki kemampuan dalam menguasai ilmu, jenjang dan jenis pendidikan yang sesuai. Guru yang memiliki kompetensi profesional harus memiliki kemampuan untuk menggali informasi kependidikan dan bidang studi dari berbagai sumber, termasuk dari sumber elektronik dan pertemuan ilmiah, serta melakukan kajian atau penelitian untuk menunjang pembelajaran yang mendidik. Jika mengacu pada empat kompetensi yang harus dikuasai guru menurut undang-undang, maka kompetensi yang sangat penting dan terkait langsung dengan tugas guru adalah kompetensi profesional.


(19)

4

Kompetensi profesional yang merupakan kemampuan dasar guru menurut Cooper (1984:15) terbagi empat komponen, yakni: (a) mempunyai pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia, (b) mempunyai pengetahuan dan menguasai bidang studi yang dibinanya, (c) mempunyai sikap yang tepat tentang diri sendiri, sekolah, teman sejawat, dan bidang studi yang dibinanya, dan (d) mempunyai keterampilan dalam teknik mengajar.

Menurut Lefra Cois dalam Jamal (2009:37), kompetensi merupakan kapasitas untuk melakukan sesuatu yang dihasilkan dari proses belajar. Selama proses belajar stimulus akan bergabung dengan isi memori dan menyebabkan terjadinya perubahan kapasitas untuk melakukan sesuatu. Guru memiliki tanggung jawab besar dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Untuk itu guru harus memiliki kualitas yang baik dan memadai sebagai seorang guru. Guru dapat menjadi penentu bagi keberhasilan pendidikan melalui kompetensi profesionalnya. Maka meningkatkan mutu pendidikan harus memperhatikan aspek kompetensi guru menyangkut kompetensi profesional maupun kesejahteraannya.

Akan tetapi realita tentang kompetensi guru saat ini sepertinya masih sangat beragam. Komptensi guru Indonesia khususnya sumatera utara saat ini mendapat sorotan yang tajam karena masih adanya guru yang dianggap belum layak mengajar di jenjangnya masing-masing. Berdasarkan data dari hasil uji kompetensi awal (UKA) guru tahun 2012 untuk wilayah Sumatera utara termasuk dalam kategori rendah. Dari 33 provinsi, Sumatera utara menempati peringkat ke-25, dengan nilai rata-rata 37,4 berdasarkan hasil ujian UKA. Ini jauh di bawah rata-rata nasional yakni 42,25. UKA tahun 2012 telah dilaksanakan pada Pebruari


(20)

5

2012 lalu. Provinsi yang memiliki nilai rata-rata UKA tertinggi adalah Daerah Istimewa Jogjakarta dengan nilai rata-rata 50,1. Setelah Jogjakarta, provinsi yang masuk 10 besar adalah propinsi DKI Jakarta (49,2), Bali (48,9), Jawa Timur (47,1), Jawa Tengah (45,2), Jawa Barat (44,0), Kepulauan Riau (43,8), Sumatera Barat (42,7), Papua (41,1), dan Banten (41,1). Sedangkan untuk nilai tertinggi nasional adalah 97,0 dan nilai terendah adalah 1,0. Sehingga, rata-rata nasional nilai UKA 2012 ini adalah 42,25 dengan standar deviasi 12,72. Untuk terbaik kabupaten/kota diduduki Blitar, dengan skor 56,41. Tidak satu pun kabupaten/kota di Sumut yang masuk 10 besar terbaik. Yang ada justru masuk 10 besar terendah, yakni Nias Selatan, dengan skor rata-rata 30,28. Yang paling rendah adalah Halmahera dengan nilai 30,68. (http://www.hariansumutpos.com/-2012/03/29082/peringkat-guru-di-sumutjeblok-.htm). Hal ini tentunya akan berakibat pada penurunan kualitas SDM yang dihasilkan dari proses pendidikan.

Menurut Engkoswara (2008:126) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa guru profesional adalah guru yang melaksanakan tugas keguruan dengan kemampuan tinggi sebagai sumber kehidupan. Dalam menjalankan tugas profesionalnya, guru dituntut memiliki keanekaragaman kecakapan yang bersifat psikologis kognitif afektif dan psikomotor. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa 1) terdapat pengaruh positif dan signifikan antara supervisi kepala sekolah dengan kompetensi guru, 2) terdapat pengaruh positif dan signifikan antara motivasi dengan kompetensi guru, dan 3) terdapat pengaruh positif dan signifikan antara supervisi kepala sekolah dan motivasi dengan kompetensi guru.


(21)

6

Dalam penelitian diatas, kepala sekolah dianggap berperan dalam meningkatkan kompetensi guru karena merupakan atasan langsung guru. Kepala sekolah harus dapat menciptakan iklim kerja yang baik dan menjadi mitra guru dalam pelaksanaan supervisi pembelajaran. Pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah sangat perlu dilakukan untuk memberikan masukan kepada guru- guru dalam menjalankan tugasnya. Pelaksanaan supervisi kepala sekolah yang ideal dan sesuai dengan langkah kerja yang benar. Arikunto (2004:23) menyatakan, kegiatan pokok supervisi adalah melakukan pembinaan kepada personil sekolah pada umumnya dan guru pada khususnya, agar kualitas pembelajarannya meningkat. Sebagai dampak dari meningkatnya kualitas pembelajaran, diharapkan dapat meningkat pula prestasi belajar siswa, dan hal itu berarti meningkat pula kualitas lulusan sekolah. Untuk itu pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah harus dilasanakan secara baik dan berkelanjutan sehingga dapat meningkatkan kompetensi profesional guru.

Hal lain yang tidak dapat diabaikan dalam meningkatkan kompetensi profesional guru yakni peningkatan disiplin kerja. Guru mengajar karena ada sesuatu yang menjadi tugas dirinya untuk bekerja. Disiplin kerja ini menyebabkan seorang guru dapat melakukan dan menjalankan tugas sebagai pendidik dengan baik. Disiplin merupakan kesadaran dan kesediaan seseorang untuk mentaati semua peraturan organisasi dan norma-norma sosial yang berlaku. Disiplin pada hakikatnya merupakan kemampuan untuk mengendalikan diri dalam bentuk tidak melakukan suatu tindakan yang bertentangan dengan sesuatu yang telah ditetapkan.


(22)

7

Observasi awal yang penulis lakukan terhadap 20 guru dari 15 SMP Muhammadiyah di Kota Medan ditemukan bahwa guru kurang memiliki kompetensi dalam mengajar, disiplin guru yang masih rendah, motivasi kerja rendah, masih banyak guru yang mengajar menggunakan cara tradisional dan belum sepenuhnya mengacu pada tuntutan kurikulum. Belum semua guru mampu menyiapkan RPP pada saat mengajar sehingga tujuan pembelajaran yang akan dicapai kurang jelas sehingga berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa. Dan hal tersebut diperkuat dengan data dari Dinas Pendidikan Kota Medan tentang nilai ujian nasional siswa SMP Muhammadiyah di Kota Medan pada dua tahun terakhir memiliki rata- rata yang rendah, dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut:

Tabel 1.1

Hasil Ujian Nasional Siswa SMP Muhammadiyah Kota Medan Tahun Pelajaran 2009-2011

Nilai Ujian B. Indonesia B.Inggris MM IPA Tahun Pelajaran Rata-rata 7,00 5,50 5,50 6,00

2009/2010 Terendah 3,00 2,50 2,00 2,50

Tertinggi 9,00 9,00 9,50 9,50 Rata-rata 7,15 5,86 5,50 6,50

2010/2011 Terendah 3,30 2,55 2,08 3,00

Tertinggi 9,50 9,20 9,55 9,40

Fakta lain dari hasil observasi terhadap kepala sekolah dari 15 SMP Muhammadiyah di Kota Medan ditemukan 4 kepala sekolah yang sama sekali tidak melakukan dan melaksanakan supervisi akademik dengan baik dan berkelanjutan, terutama pengawasan terhadap pengajaran dan pembelajaran secara


(23)

8

teratur, kepemimpinan kepala sekolah tidak dapat memberikan motivasi dan inspirasi bagi guru-guru, sehingga adanya keluhan ketidakpuasan guru terhadap tempat kerja dan keadaan siswa, seperti kerja yang menjenuhkan, iklim kerja yang tidak kondusif, sikap sesama guru yang tidak saling mendukung, guru menurun semangatnya dalam mengajar, merasa bosan, jenuh dengan pekerjaannya dan masih ada guru yang belum merasa bangga memiliki peran sebagai guru sehingga keinginannya untuk terus meningkatkan kompetensi profesional dan disiplin kerja masih kurang.

Selama melaksanakan tugas mendidik di sekolah, guru menunjukkan sifat dan perilaku yang berbeda-beda, ada yang memiliki semangat dan tanggung jawab, juga ada yang tidak menunjukkan tanggung jawab yang baik. Masih ada di antara guru dalam menjalankan profesinya tidak menunjukkan panggilan jiwa dan idealismenya. Guru ini sepertinya malu dengan pekerjaan yang dilakukannya.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa kompetensi profesional guru dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor internal dari guru itu sendiri maupun faktor eksternal dari luar diri guru. Faktor internal seperti motivasi guru untuk berprestasi, keinginan untuk maju dan berkembang, komitmen guru untuk berhasil, dan lain sebagainya. Sementara faktor ekstenal yaitu di antaranya adalah supervisi akademik kepala sekolah, disiplin kerja dan sebagainya berhubungan dengan peningkatan kompetensi guru di sekolah


(24)

9

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dikemukakan identifikasi masalah yaitu: Faktor-faktor apa saja yang berhubungan yang bedampak langsung dengan kompetensi profesional seorang guru di sekolah? Apakah tingkat pendidikan yang dimiliki guru ada hubungannya dengan kompetensi yang dimiliki guru? Bagaimana disiplin kerja guru? Apakah disiplin kerja memiliki hubungan dengan kompetensi profesional guru? Bagaimana persepsi guru tentang supervisi akademik yang dilaksanakan kepala sekolah? Apakah supervisi akademik kepala sekolah berhubungan dengan kompetensi profesional guru? Apakah disiplin kerja berhubungan dengan kompetensi pofesional guru? Apakah persepsi tentang supervisi akademik kepala sekolah dan disiplin kerja secara bersama-sama berhubungan dengan kompetensi profesional guru?.

1.3. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang diuraikan di atas, maka masalah dalam penelitian ini harus dibatasi. Adapun batasan masalahnya adalah sebagai berikut: persepsi tentang supervisi akademik kepala sekolah dan hubungannya dengan kompetensi profesional guru, disiplin kerja dan hubungannya dengan kompetensi profesional guru, persepsi tentang supervisi akademik kepala sekolah dan disiplin kerja serta hubungannya dengan kompetensi profesional guru.

Persepsi tentang supervisi akademik kepala sekolah adalah sebagai variabel bebas pertama (X1), disiplin kerja adalah sebagai variabel bebas kedua (X2) dan


(25)

10

kompetensi profesional guru adalah sebagai variabel terikat (Y). subjek dalam penelitian dibatasi hanya pada guru SMP Muhammadiyah di Kota Medan.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah terdapat hubungan positif persepsi tentang supervisi akademik kepala sekolah dengan kompetensi profesional guru SMP Muhammadiyah di Kota Medan?

2. Apakah terdapat hubungan positif disiplin kerja dengan kompetensi profesional guru SMP Muhammadiyah di Kota Medan?

3. Apakah terdapat hubungan positif persepsi tentang supervisi akademik kepala sekolah dan disiplin kerja secara bersama-sama dengan kompetensi profesional guru SMP Muhammadiyah di Kota Medan?

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui tentang:

1. Hubungan persepsi tentang supervisi akademik kepala sekolah dengan kompetensi profesional guru SMP Muhammadiyah di Kota Medan.

2. Hubungan disiplin kerja dengan kompetensi profesional guru SMP Muhammadiyah di Kota Medan.

3. Hubungan persepsi tentang supervisi akademik kepala sekolah dan disiplin kerja secara bersama-sama dengan kompetensi profesional guru SMP Muhammadiyah di Kota Medan.


(26)

11

1.6. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka manfaat yang di dapat dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoretis

a. Menambah khasanah pengetahuan tentang persepsi tentang supervisi akademik kepala sekolah, displin kerja guru, dan kompetensi profesional guru.

b. Bahan acuan bagi penelitian lebih lanjut tentang, supervisi akademik kepala sekolah, disiplin kerja guru, dan kompetensi profesional guru. 2. Manfaat Praktis

a. Sebagai bahan masukan bagi kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi profesional guru.

b. Sebagai bahan masukan bagi guru untuk meningkatkan kompetensinya, terutama kompetensi profesionalnya.

c. Sebagai bahan masukan bagi kepala sekolah, pengawas sekolah, dan supervisor lainnya dalam membimbing dan melaksanakan supervisi kepada guru demi peningkatan kompetensi profesional guru.


(27)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data, temuan dan pembahasan penelitian maka dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut.

1. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara persepsi tentang supervisi akademik kepala sekolah dengan kompetensi profesional guru SMP Muhammadiyah di Kota Medan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa persepsi tentang supervisi akademik kepala sekolah memiliki hubungan dengan kompetensi profesional guru SMP Muhammadiyah di Kota Medan. Artinya semakin baik persepsi tentang supervisi akademik kepala sekolah maka semakin baik pula kompetensi profesional guru SMP Muhammadiyah di Kota Medan.

2. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara disiplin kerja dengan kompetensi profesional guru SMP Muhammadiyah di Kota Medan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja memiliki hubungan dengan kompetensi profesional guru SMP Muhammadiyah di Kota Medan. Artinya semakin baik disiplin kerja maka semakin baik pula kompetensi profesional guru SMP Muhammadiyah di Kota Medan.

3. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara persepsi tentang supervisi akademik kepala sekolah dan disiplin kerja secara bersama dengan kompetensi profesional guru SMP Muhammadiyah di Kota Medan. Dengan


(28)

89

demikian, dapat disimpulkan bahwa persepsi tentang supervisi akademik kepala sekolah dan disiplin kerja berhubungan dengan kompetensi profesional guru SMP Muhammadiyah di Kota Medan. Artinya semakin baik persepsi tentang supervisi akademik kepala sekolah dan disiplin kerja maka semakin baik pula kompetensi profesional guru SMP Muhammadiyah di Kota Medan.

5.2 Implikasi

Terujinya hipotesis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi tentang supervisi akademik kepala sekolah dan disiplin kerja secara bersama-sama dapat meningkatkan kompetensi profesional guru. Hasil analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa persepsi tentang supervisi akademik kepala sekolah dan disiplin kerja secara bersama-sama menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan dengan kompetensi profesional guru. Berdasarkan hal tersebut maka implikasi dari yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan penelitian.

5.2.1 Upaya Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru Melalui Peningkatan Persepsi Tentang Supervisi Akademik Kepala Sekolah

Dengan diterimanya hipotesis pertama yakni persepsi tentang supervisi akademik kepala sekolah menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan dengan kompetensi profesional guru, maka upaya meningkatkan kompetensi profesional guru adalah dengan meningkatkan kualitas persepsi tentang supervisi akademik kepala sekolah. Atas dasar temuan di atas, dikemukakan sejumlah implikasi terkait dengan upaya peningkatan persepsi tentang supervisi akademik kepala sekolah. Kepala sekolah harus mampu untuk menjadi pemimpin yang


(29)

90

terbaik di sekolah sehingga kepala sekolah bisa menjadi teladan dalam setiap aktivitas di sekoah terutama dalam melaksanakan supervisi akademik. Persepsi tentang supervisi akademik kepala sekolah memilik peran yang siginifikan dalam meningkatkan kompetensi profesional guru, kepala sekolah adalah orang yang paling bertanggung jawab dalam mendorong dan memberikan motivasi terhadap semua warga sekolah.

Pemerintah kabupaten/kota adalah penanggung jawab utama dalam pengangkatan calon kepala sekolah, untuk itu dalam pengangkatan kepala sekolah harus mengacu kepada Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 tentang standar kompetensi dan kualifikasi kepala sekolah. Hal ini dikarenakan masih banyaknya pengangkatan calon kepala sekolah tidak mengacu kepada peraturan pemerintah yang berlaku, namun lebih didasarkan kepada faktor kedekatan atau hubungan emosional serta isme tertentu.

Peningkatan kompetensi dan profesionalisme kepala sekolah menjadi tanggung jawab pemerintah daerah. Untuk itu diperlukan usaha-usaha nyata dan komperhensif dari pemerintah daerah dalam melakukan pembinaan, pelatihan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia bagi para kepala sekolah untuk mewujudkan kepala sekolah yang berkualitas.

Kepala sekolah adalah orang yang paling bertanggung jawab terhadap keberhasilan tujuan suatu sekolah. Untuk itu kepala sekolah harus paham tugas dan fungsi sebagai pemimpin tertinggi di sekolah. Kepala sekolah harus melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab. Pengembangan kualitas pendidikan di sekoah menuju kompetensi profesional guru yang tinggi menuntut


(30)

91

kinerja kepala sekolah yang lebih optimal. Untuk itu, kepala sekolah harus mempunyai ketrampilan dan kompetensi yang cukup memadai dalam mengelola sekolah. Kepala sekolah diharapkan dapat membuat dan mengembangkan sebuah visi, misi, dan tujuan sekolah yang rasional dan realistis sesuai dengan situasi dan kondisi yang dimiliki sekolah. Kepala sekolah diharapkan mempunyai kemampuan untuk mengelola dan menggerakkan berbagai sumber daya yang dimilliki sekolah, semata-mata untuk kemajuan sekolah yang dipimpinnya. Pengembangan kompetensi profesional guru menuntut kepala sekolah yang mandiri dan mempunyai kepemimpian yang baik dalam membuat berbagai kebijakan dan keputusan yang menyangkut sekolah. Kepala sekolah diharapkan memiliki kemampuan, ketrampilan kepemimpinan, integritas tinggi, dan profesionalitas dalam melaksanakan dan memimpin berbagai tugas dan perannya. Tanpa memiliki berbagai ketrampilan dan kemampuan tersebut, maka kepala sekolah tidak akan mampu melaksanakan kegiatan dan program sekolahnya dengan optimal.

Di samping itu kepala sekolah diharapkan memiliki kemampuan untuk menciptakan suasana kerja yang kondusif serta membangun kerjasama yang harmonis dengan komite sekolah, wali murid, masyarakat dan pemerintah.

5.2.2 Upaya Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru Melalui Peningkatan Disiplin Kerja

Dengan diterimanya hipotesis kedua yakni disiplin kerja menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan dengan kompetensi profesional guru, maka upaya meningkatkan kompetensi profesional guru adalah dengan menciptakan


(31)

92

disiplin kerja yang mampu menciptakan rasa memiliki dan tanggung jawab yang tinggi terhadap sekolah.

Keberhasilan guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam proses pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor yang berasal dari guru maupun faktor yang berasal dari luar diri guru. Tugas dan tanggung jawab guru dalam proses pembelajaran bukanlah tugas yang mudah. Dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab tersebut, guru membutuhkan daya dukung yang mencukupi sehingga guru dapat melaksanakan tugas sesuai yang diharapkan.

Disiplin kerja dapat dikatakan ideal apabila memenuhi syarat sebagai berikut: (1) para guru datang ke kantor teratur dan tepat waktu; (2) berpakaian rapi dan sopan di sekolah; (3) menggunakan alat peraga disekolah dengan hati-hati; (4) menghasilkan jumlah dan kualitas pekerjaan yang memuaskan; (5) mengikuti cara kerja yang ditentukan oleh sekolah; dan (6) menyelesaikan tugas dengan semangat dan dedikasi yang tinggi.

Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kesetiaan, dan ketertiban. Disiplin adalah sebagai sikap mental yang tercermin dalam perbuatan atau tingkah laku perorangan, kelompok atau masyarakat berupa ketaatan-ketaatan yang ditetapkan pemerintah atau etika, norma, dan atau kaidah-kaidah yang berlaku untuk tujuan tertentu.


(32)

93

5.2.3 Upaya Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru Melalui Peningkatan Persepsi Tentang Supervisi Akademik Kepala Sekolah Dan Disiplin Kerja

Dengan diterimanya hipotesis ketiga yakni persepsi tentang supervisi akademik kepala sekolah dan disiplin kerja menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan dengan kompetensi profesional guru, maka upaya meningkatkan kompetensi profesional guru adalah dengan meningkatkan kualitas persepsi tentang supervisi akademik kepala sekolah dan menciptakan motivasi guru yang mampu merangsang timbulnya rasa disiplin dan rasa memiliki dan tanggung jawab terhadap sekolah sehingga mampu meningkatkan kompetensi profesional guru. Keberhasilan guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam proses pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor yang berasal dari guru maupun faktor yang berasal dari luar diri guru. Tugas dan tanggung jawab guru dalam proses pembelajaran bukanlah tugas yang mudah. Dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab tersebut, guru membutuhkan daya dukung yang mencukupi sehingga guru dapat melaksanakan tugas sesuai yang diharapkan.

Persepsi guru tentang supervisi akademik kepala sekolah yaitu, kepala sekolah mampu merencanakan dan melaksanakan program supervisi akademik secara benar dan baik dilaksanakan secara terus menerus dan berkelanjutan, guru merasa bahwa kepala sekolah adalah seorang yang dapat dijadikan panutan bagi dirinya, dimana guru dapat memberikan penilaian pada kepemimpinan kepala sekolahnya melalui proses kognitif dan visual. Kepemimpinan kepala sekolah merupakan daya dukung yang dapat mempengaruhi kompetensi profesional guru


(33)

94

dalam proses pembelajaran. Demikian juga dengan disiplin kerja sebagai daya penggerak yang memotivasi semangat bekerja seseorang, mengarahkan semua kemampuan serta energi yang dimilikinya demi mencapai prestasi kerja. Persepsi tentang supervisi akademik kepala sekolah dan disiplin kerja secara bersama-sama berhubungan dengan kompetensi profesional guru.

5.3 Saran

Saran-saran yang dapat disampaikan sehubungan dengan temuan hasil penelitian adalah:

1. Untuk meningkatkan kompetensi profesional guru diharapkan kepada semua pihak yang memiliki kepentingan dalam memajukan pendidikan mulai dari kepala sekolah, guru, peserta didik, masyarakat umum, dunia usaha, komite sekolah, pemerintah baik pusat maupun daerah, harus mampu bekerja sama dan memberikan perhatian yang lebih dalam upaya menciptakan kompetensi profesional guru. Karena kompetensi profesional guru berdampak pada peningkatan kualitas peserta didik.

2. Selain faktor kepemimpinan berkaitan dengan pengembangan kompetensi profesional guru perlu didukung oleh perubahan berbagai aspek lainnya dalam pendidikan, salah satunya adalah dengan menciptakan disiplin kerja. Sekolah merupakan tempat terbaik untuk belajar oleh karena itu perlu dibangun disiplin kerja guru yang dapat memberikan pelayanan terbaik dalam belajar. 3. Kepada Dinas Pendidikan Kota Medan dan Majelis Pendidikan Dasar dan


(34)

95

terus menerus kepada kepala sekolah dan guru melalui pelatihan-pelatihan penguatan kompetensi/kemampuan kepala sekolah dan guru.

4. Kepada peneliti lain bahwa penelitian ini perlu ditindak lanjuti khususnya yang berkaitan dengan variabel-variabel berbeda seperti seperti: manajemen yang berkualitas, pembiayaan, sarana dan prasarana, pendidikan dan pelatihan, motivasi kerja dan berprestasi, insentif (remunirasi) dan lain sebagainya yang turut memberikan sumbangan terhadap kompetensi profesional guru.


(35)

DAFTAR PUSTAKA

Amanah, Agustin. 2007. “Pentingnya Kedisiplinan Kerja Bagi Guru”. Jurnal IKIP Budi Utomo Malang, Paradigma (Nomor 23 Januari-Juni 2007)

Amriany A, F. Yusti, P. R. Gunadi. 2004. “Iklim Organisasi Yang Kondusif Meningkatkan Kedisiplinan Kerja”. Jurnal. Fakultas Psikologi Universitas Surabaya. Vol. 19 No. 2

Anton. 2010. “Hubungan Disiplin Kerja dan Iklim Organisasi dengan Kinerja Guru di SMP Negeri Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun”. Tesis. Medan: Program Pascasarjana UNIMED

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Barinto. 2010. “Hubungan Kompetensi Profesional Guru dan Supervisi Akademik dengan Kinerja Guru di SMP Negeri Kecamatan Percut Sei Tuan”. Tesis. Medan: Program Pascasarjana UNIMED

Cooper, D.R. dan C.W. Emory, 1984. Metode Penelitian Bisnis, Edisi Kelima, Alih Bahasa Widyono Soetjipto. Jakarta: Erlangga

Engkoswara. 2008. Dasar-Dasar Administrasi Pendidikan. Jakarta: Proyek Pengembangan LPTK Dikti

Gibson, Ivancevich, Donnelly. 2005. Organisasi, Prilaku, Struktur Proses. Terjemahan Agus Darma. Jakarta: Erlangga

Handoko, T. Hani. 2004. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE

Hasibuan, Malayu SP. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia “Edisi Revisi”. Jakarta: Bumi Aksara

Idochi, Anwar dan Yayat Hidayat Amir. 2003. Administrasi Pendidikan: Teori, Konsep & Issue. Bandung: Program Pascasarjana UPI

Kamars, D. 2005.Administrasi Pendidikan Teori dan Praktek.Jakarta: Bumi Aksara Mc Dowwel, M. & Newel, C. 1996. Measuring Health A guideto Rating Scales and


(36)

97

Mc Gee, G.W, & R.C. 1987. Two (or more) Dimensions of Organizational Commitment: Reexamination of the Affective and Continuance Commitment Scales”.Journal of Applied Psychology. 72.3.638-641

Muhibbin S. 2007.Psikologi Pendidikan (Suatu Pendekatan Baru). Bandung: Remaja Rosdakarya

Nitisemito, Alex S. 2004.Manajemen Personalia. Jakarta: Ghalia

Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 Tentang Guru

Pidarta. Made. 2001.Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara ____________. 2009. Peran Kepala Sekolah Pada Pendidikan Dasar. Seri

Manajemen Pendidikan. Jakarta: Grasindo

Rivai, V, dkk. 2008. Performance Appraisal Sistem yang Tepat untuk Menilai

Kinerja Karyawan dan Meningkatkan Daya Saing Perusahaan. Jakarta: Raja

Grafindo Persada

Robbins, Stephen P. 2005. Perilaku Organisasi: Konsep, Kontroversi dan Aplikasi. Alih Bahasa Hadyana Pujaatmaka. Jakarta: Prenhallindo

Sagala, Syaiful. 2009.Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta Satori, Djam’an. 1996. Pengawas Sekolah dan Pengelolaan Sekolah. Bandung:

Makalah Diklat Pengawas Sekolah

Sinungan, Muchdarsyah. 2002. Produktivitas Apa dan Bagaimana. Jakarta: Bumi Aksara

Siwantara, I Wayan. 2009. “Pengaruh Kompetensi Profesional dan Motivasi Kerja serta Iklim Organisasi terhadap Disiplin Kerja dan Kinerja Dosen Politeknik Negeri Bali”. Jurnal Politeknik Negeri Bali, Ragam (Vol. 9 No. 2 Agustus 2009)

Soejono, Imam. 2006.Teknik Memimpin Pegawai dan Pekerja. Jakarta: Jaya Sakti Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja

Rosda karya

____________. 2008.Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Sugiyono. 2005.Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Alfabeta


(37)

98

Sutakari, E. 2007. “Pengaruh Disiplin Kerja dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Guru SMK Negeri 2 Purworejo”.www. Google. Diakses 21 Juli 2013

Syaodih, Nana. 2007.Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung: Imtima

Undang Undang No.14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen

Undang Undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Usman, H & Akbar, P.S. 2008.Pengantar Statistik. Jakarta: Bumi Aksara Walgito, Bimo. 2005.Psikologi Sosial. Yogyakarta: Andi

Wirawan. 2002.Profesi dan Standar Evaluasi. Jakarta: Yayasan Bangun Indonesia & UHAMKA


(1)

93

5.2.3 Upaya Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru Melalui Peningkatan Persepsi Tentang Supervisi Akademik Kepala Sekolah Dan Disiplin Kerja

Dengan diterimanya hipotesis ketiga yakni persepsi tentang supervisi akademik kepala sekolah dan disiplin kerja menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan dengan kompetensi profesional guru, maka upaya meningkatkan kompetensi profesional guru adalah dengan meningkatkan kualitas persepsi tentang supervisi akademik kepala sekolah dan menciptakan motivasi guru yang mampu merangsang timbulnya rasa disiplin dan rasa memiliki dan tanggung jawab terhadap sekolah sehingga mampu meningkatkan kompetensi profesional guru. Keberhasilan guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam proses pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor yang berasal dari guru maupun faktor yang berasal dari luar diri guru. Tugas dan tanggung jawab guru dalam proses pembelajaran bukanlah tugas yang mudah. Dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab tersebut, guru membutuhkan daya dukung yang mencukupi sehingga guru dapat melaksanakan tugas sesuai yang diharapkan.

Persepsi guru tentang supervisi akademik kepala sekolah yaitu, kepala sekolah mampu merencanakan dan melaksanakan program supervisi akademik secara benar dan baik dilaksanakan secara terus menerus dan berkelanjutan, guru merasa bahwa kepala sekolah adalah seorang yang dapat dijadikan panutan bagi dirinya, dimana guru dapat memberikan penilaian pada kepemimpinan kepala sekolahnya melalui proses kognitif dan visual. Kepemimpinan kepala sekolah merupakan daya dukung yang dapat mempengaruhi kompetensi profesional guru


(2)

dalam proses pembelajaran. Demikian juga dengan disiplin kerja sebagai daya penggerak yang memotivasi semangat bekerja seseorang, mengarahkan semua kemampuan serta energi yang dimilikinya demi mencapai prestasi kerja. Persepsi tentang supervisi akademik kepala sekolah dan disiplin kerja secara bersama-sama berhubungan dengan kompetensi profesional guru.

5.3 Saran

Saran-saran yang dapat disampaikan sehubungan dengan temuan hasil penelitian adalah:

1. Untuk meningkatkan kompetensi profesional guru diharapkan kepada semua pihak yang memiliki kepentingan dalam memajukan pendidikan mulai dari kepala sekolah, guru, peserta didik, masyarakat umum, dunia usaha, komite sekolah, pemerintah baik pusat maupun daerah, harus mampu bekerja sama dan memberikan perhatian yang lebih dalam upaya menciptakan kompetensi profesional guru. Karena kompetensi profesional guru berdampak pada peningkatan kualitas peserta didik.

2. Selain faktor kepemimpinan berkaitan dengan pengembangan kompetensi profesional guru perlu didukung oleh perubahan berbagai aspek lainnya dalam pendidikan, salah satunya adalah dengan menciptakan disiplin kerja. Sekolah merupakan tempat terbaik untuk belajar oleh karena itu perlu dibangun disiplin kerja guru yang dapat memberikan pelayanan terbaik dalam belajar. 3. Kepada Dinas Pendidikan Kota Medan dan Majelis Pendidikan Dasar dan


(3)

95

terus menerus kepada kepala sekolah dan guru melalui pelatihan-pelatihan penguatan kompetensi/kemampuan kepala sekolah dan guru.

4. Kepada peneliti lain bahwa penelitian ini perlu ditindak lanjuti khususnya yang berkaitan dengan variabel-variabel berbeda seperti seperti: manajemen yang berkualitas, pembiayaan, sarana dan prasarana, pendidikan dan pelatihan, motivasi kerja dan berprestasi, insentif (remunirasi) dan lain sebagainya yang turut memberikan sumbangan terhadap kompetensi profesional guru.


(4)

96

Amriany A, F. Yusti, P. R. Gunadi. 2004. “Iklim Organisasi Yang Kondusif Meningkatkan Kedisiplinan Kerja”. Jurnal. Fakultas Psikologi Universitas Surabaya. Vol. 19 No. 2

Anton. 2010. “Hubungan Disiplin Kerja dan Iklim Organisasi dengan Kinerja Guru di SMP Negeri Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun”. Tesis. Medan: Program Pascasarjana UNIMED

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Barinto. 2010. “Hubungan Kompetensi Profesional Guru dan Supervisi Akademik dengan Kinerja Guru di SMP Negeri Kecamatan Percut Sei Tuan”. Tesis. Medan: Program Pascasarjana UNIMED

Cooper, D.R. dan C.W. Emory, 1984. Metode Penelitian Bisnis, Edisi Kelima, Alih Bahasa Widyono Soetjipto. Jakarta: Erlangga

Engkoswara. 2008. Dasar-Dasar Administrasi Pendidikan. Jakarta: Proyek Pengembangan LPTK Dikti

Gibson, Ivancevich, Donnelly. 2005. Organisasi, Prilaku, Struktur Proses. Terjemahan Agus Darma. Jakarta: Erlangga

Handoko, T. Hani. 2004. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE

Hasibuan, Malayu SP. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia “Edisi Revisi”. Jakarta: Bumi Aksara

Idochi, Anwar dan Yayat Hidayat Amir. 2003. Administrasi Pendidikan: Teori, Konsep & Issue. Bandung: Program Pascasarjana UPI

Kamars, D. 2005.Administrasi Pendidikan Teori dan Praktek.Jakarta: Bumi Aksara Mc Dowwel, M. & Newel, C. 1996. Measuring Health A guideto Rating Scales and


(5)

97

Mc Gee, G.W, & R.C. 1987. Two (or more) Dimensions of Organizational Commitment: Reexamination of the Affective and Continuance Commitment Scales”.Journal of Applied Psychology. 72.3.638-641

Muhibbin S. 2007.Psikologi Pendidikan (Suatu Pendekatan Baru). Bandung: Remaja Rosdakarya

Nitisemito, Alex S. 2004.Manajemen Personalia. Jakarta: Ghalia Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 Tentang Guru

Pidarta. Made. 2001.Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara ____________. 2009. Peran Kepala Sekolah Pada Pendidikan Dasar. Seri

Manajemen Pendidikan. Jakarta: Grasindo

Rivai, V, dkk. 2008. Performance Appraisal Sistem yang Tepat untuk Menilai Kinerja Karyawan dan Meningkatkan Daya Saing Perusahaan. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Robbins, Stephen P. 2005. Perilaku Organisasi: Konsep, Kontroversi dan Aplikasi. Alih Bahasa Hadyana Pujaatmaka. Jakarta: Prenhallindo

Sagala, Syaiful. 2009.Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta Satori, Djam’an. 1996. Pengawas Sekolah dan Pengelolaan Sekolah. Bandung:

Makalah Diklat Pengawas Sekolah

Sinungan, Muchdarsyah. 2002. Produktivitas Apa dan Bagaimana. Jakarta: Bumi Aksara

Siwantara, I Wayan. 2009. “Pengaruh Kompetensi Profesional dan Motivasi Kerja serta Iklim Organisasi terhadap Disiplin Kerja dan Kinerja Dosen Politeknik Negeri Bali”. Jurnal Politeknik Negeri Bali, Ragam (Vol. 9 No. 2 Agustus 2009)

Soejono, Imam. 2006.Teknik Memimpin Pegawai dan Pekerja. Jakarta: Jaya Sakti Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja

Rosda karya

____________. 2008.Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Sugiyono. 2005.Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Alfabeta


(6)

Sutakari, E. 2007. “Pengaruh Disiplin Kerja dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Guru SMK Negeri 2 Purworejo”.www. Google. Diakses 21 Juli 2013

Syaodih, Nana. 2007.Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung: Imtima Undang Undang No.14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen

Undang Undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Usman, H & Akbar, P.S. 2008.Pengantar Statistik. Jakarta: Bumi Aksara Walgito, Bimo. 2005.Psikologi Sosial. Yogyakarta: Andi

Wirawan. 2002.Profesi dan Standar Evaluasi. Jakarta: Yayasan Bangun Indonesia & UHAMKA


Dokumen yang terkait

HUBUNGAN KOMPETENSI PROFESIONAL, MOTIVASI KERJA DAN PERSEPSI GURU TERHADAP KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN KINERJA GURU MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SMP DI KOTA BANDAR LAMPUNG ( Tesis)

0 23 1

HUBUNGAN PERSEPSI GURU TENTANG PELAKSANAAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN ETOS KERJA GURU DENGAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU. STUDI EMPIRIS DI SEBELAS SMK TEKNOLOGI INDUSTRI PADA SUB RAYON 12 KOTA MEDAN.

0 2 35

HUBUNGAN SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA GURU DENGAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SD DI KECAMATAN KABANJAHE KABUPATEN KARO.

0 2 72

HUBUNGAN SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH, KOMUNIKASI ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA GURU DENGAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SMP NEGERI DI KECAMATAN PANCUR BATU KABUPATEN DELI SERDANG.

0 3 43

HUBUNGAN SIKAP TENTANG SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA DENGAN DISIPLIN KERJA GURU DI SMP NEGERI KECAMATAN MEDAN KOTA.

0 3 30

HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DAN KOMUNIKASI ORGANISASI DENGAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DI SUB RAYON SMPN 39 KECAMATAN MEDAN MARELAN.

0 1 32

HUBUNGAN PERSEPSI GURU TENTANG SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM ORGANISASI DENGAN KEPUASAN KERJA GURU SMK SWASTA KECAMATAN BINJAI KOTA.

0 1 32

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN PERSEPSI GURU TERHADAP SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DENGAN KINERJA GURU SMP NEGERI DI KOTA MEDAN.

0 2 21

KONTRIBUSI SUPERVISI AKADEMIK DAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU

0 1 11

SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAI - Test Repository

2 6 95