Perancangan Awal Pembangunan IPAL RSU XXX

4.1 Perancangan Awal Pembangunan IPAL RSU XXX

4.1.1 Kapasitas IPAL

Langkah awal untuk menentukan kapasitas IPAL adalah dengan cara menghitung debit limbah air buangan yang dihasilkan. Ada beberapa pendekatan yang dapat dilakukan, diantaranya adalah dengan menghitung debit air buangan berdasarkan kebutuhan pemakaian air bersih atau menentukan debit air buangan melalui studi literatur berdasarkan riset terdahulu.

A. Menentukan debit air limbah berdasarkan sumber riset terdahulu Berdasarkan riset yang dilakukan oleh BPLHD Provinsi Jakarta tahun 2010 seperti yang terlihat pada Gambar 4.1, jumlah volume limbah cair yang

dihasilkan oleh RSU XXX adalah sebesar 350 m 3 /hari.

Gambar 4.1 : Perkiraan Volume Limbah Rumah Sakit DKI Jakarta

B. Menghitung debit berdasarkan jumlah kebutuhan pemakaian air bersih RSU XXX termasuk dalam golongan rumah sakit tipe B (menengah) dengan jumlah keseluruhan bed sekitar 730 bed, yang mana jika dilihat dari gambar 4.2 tentang standar pemakaian air bersih, diasumsikan pemakaian air bersih rata- rata sebesar 600 liter/bed.hari. Maka dapat dihitung debit air limbah yakni sebagai berikut :

Asumsi : 80 % dari kebutuhan air bersih akan menjadi air limbah. Standar kebutuhan air bersih : 600 liter/bed.hari Jumlah perkiraan air limbah = 0,8 x 730 bed x 600 liter/bed.hari

3 = 350.400 liter/hari = 350 m /hari

Sumber : Soufyan Moh. Noerbambang dan Takeo Morimura, 2005 Gambar 4.2 : Rata-rata Kebutuhan Air Per Orang Per Hari

Faktor keamanan ditentukan 15 %

3 Kapasitas IPAL yang direncanakan = 1,15 x 350 m 3 /hari = 402,5 m /hari

(Dibulatkan 405 m 3 /hari)

4.1.2 Desain Volume IPAL

Kapasitas IPAL = 405 m 3 /hari Ditetapkan konsentrasi parameter pencemar (BOD, COD, dan SS) mengacu pada

tabel 4.1 tentang karakteristik air limbah rumah sakit di daerah Jakarta, yakni sebagai berikut:

Konsentrasi BOD = 400 mg/l Konsentrasi COD = 700 mg/l Konsentrasi SS

= 200 mg/l

Total Effisiensi = 90 % BOD olahan

= 30 mg/l

SS olahan

= 30 mg/l

4.1.3 Kriteria Desain

Direncanakan metode pengolahan air limbah di IPAL RSU XXX menggunakan Proses Biologis Biofilter Anaerob-Aerob, yang mana secara keseluruhan teknis terdiri dari beberapa unit pengolahan, yaitu bak pengendap awal, bak anaerobik, bak aerasi-aerob, dan bak pengendap akhir. Kriteria desain dan skema pengolahan seperti yang terlihat pada tabel 4.2 dan gambar 4.3.

Tabel 4.1 : Karakteristik Air Limbah Rumah Sakit di Daerah Jakarta

NO PARAMETER MINIMUM MAKSIMUM RATA-RATA

1 BOD (mg/l)

2 COD (mg/l)

3 KMnO4 (mg/l)

4 NH3 (mg/l)

5 NO2- (mg/l)

6 NO3- (mg/l)

7 Cl- (mg/l)

8 SO4 (mg/l)

10 SS (mg/l)

11 MBAS (mg/l)

12 Minyak/lemak (mg/l)

13 Cd (mg/l)

14 Pb (mg/l)

0,245 Sumber : PD PAL JAYA 1995

15 Cu (mg/l)

ttd

Tabel 4.2 : Kriteria Perencanaan Biofilter Anaerob - Aerob Bak Pengendap Awal

- Waktu Tinggal (Retention Time) rata – rata = 3 – 5 jam

3 - 2 Beban permukaan = 20 – 50 m /m .hari (JWWA) Biofilter Anaerob

- Beban BOD per satuan permukaan media (L A ) = 5 – 30 g BOD/m 2 .hari ( EBIE Kunio.,”Eisei Kougaku Enshu”, 1992)

- 3 Beban BOD 0,5 – 4 kg BOD/m media - Waktu tinggal rata – rata = 6 – 8 jam

- Tinggi ruang lumpur = 0,15 - 0,5 m - Tinggi bed media pembiakan mikroba = 0,9 – 1,5 m

- Tinggi air di atas bed media = 0,2 – 0,35 m Biofilter Aerob

- Beban BOD per satuan permukaan media (L A ) = 5 – 30 g BOD/m 2 .hari ( EBIE Kunio.,”Eisei Kougaku Enshu”, 1992)

- 3 Beban BOD 0,5 – 4 kg BOD/m media - Waktu tinggal rata – rata = 6 – 8 jam

- Tinggi ruang lumpur =0,15 - 0,5 m - Tinggi bed media pembiakan mikroba = 1,2 m - Tinggi air di atas bed media = 0,2 – 0,35 m

Bak Pengendapan - Waktu Tinggal (Retention Time) rata – rata = 3 – 5 jam Akhir

- Beban permukaan ( surface loading ) rata – rata = 10

3 2 m /m .hari

3 - 2 Beban permukaan = 20 – 50 m /m .hari (JWWA) Rasio Sirkulasi

Sumber : BPPT,2010

Bak Pengumpul

Bak Pengumpul

Bak Pengumpul

INLET

Bak Pemisah Minyak/Lemak

Bak Ekualisasi

Bak Pengendap Awal

OB R

-A OB R

Bak Filter Anaerob

Bak Filter Aerob

IOFI B Bak Pengendap Akhir

OUTLET

Bak Outlet