Latar Belakang Analisis Utilisasi Kapasitas Produksi pada PT. Asia Raya Foundry dengan Pendekatan Theory of Constraints (TOC)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di era globalisasi dan perdagangan bebas saat ini, Perusahaan perusahaan manufaktur seringkali dihadapkan dengan masalah adanya stasiun kerja yang menghambat aliran produksi dan menjadi kendala dalam kelancaran proses produksi. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya perbedaan kapasitas karena ada proses yang membutuhkan waktu yang sangat lama. Penyebab lamanya waktu proses tersebut karena ketidak efisienan dalam mengelola sumber daya yang ada. Untuk itu, faktor-faktor yang ikut berkontribusi di dalamnya, seperti sumber daya manusia, mesin, material, metode kerja dan lain sebagainya harus senantiasa dievaluasi apakah masih relevan atau perlu dilakukan revisiperbaikan. Faktor utilisasi adalah ukuran kemampuan stasiun kerja dalam memanfaatkan kapasitas tersedia secara tersedia available capacity secara efektif. Dengan kata lain utilisasi merupakan ukuran seberapa intensif sumberdaya dapat dimanfaatkan. PT. Asia Raya Foundry merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri pengecoran logam dengan memproduksi berbagai spare part industri. Produk hasil coran tersebut beserta jumlah permintaan setiap bulan pada tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 1.1. Universitas Sumatera Utara Tabel 1.1. Produk Hasil Pengcoran PT Asia Raya Foundry Bulan Worm Screw Press unit Roda Lorry unit Press Cage unit Roda Gigi unit Sprocket unit Lorry unit Bearing House unit Bollard unit Scrapper unit Jaw Crusher unit Januari 194 160 100 60 30 25 15 8 4 2 Februari 195 160 106 62 29 25 16 8 4 1 Maret 190 165 105 62 28 20 15 8 4 2 April 205 165 110 61 31 15 19 7 5 2 Mei 206 165 110 62 31 15 18 8 5 1 Juni 190 170 102 63 27 25 17 8 4 3 Juli 198 170 105 67 30 20 18 10 5 2 Agustus 200 173 110 68 34 10 19 10 6 2 September 205 178 110 69 34 15 20 12 6 2 Oktober 205 182 120 71 32 25 22 12 5 2 November 208 186 130 72 36 25 21 11 7 3 Desember 212 188 125 75 35 20 22 12 6 3 Sumber: PT. Asia Raya Foundry Proses pengecoran adalah proses penuangan materi cair seperti logam yang dimasukkan kedalam cetakan. Proses ini merupakan proses yang membutuhkan waktu yang lama. Aliran produksi proses pengecoran logam terdiri dari enam stasiun kerja yaitu stasiun pattern pembuatan mal, stasiun moulding pencetakan, stasiun furnace peleburan logam, stasiun fettling pembersihan, stasiun machining permesinan, dan stasiun despatch. Berdasarkan pengamatan, terlihat bahwa tidak semua aliran produksi berjalan dengan lancar. Beberapa masalah yang terjadi antara lain adanya bottleneck yang menyebabkan terjadinya penumpukan work in process WIP Universitas Sumatera Utara pada lantai produksi terutama pada stasiun kerja machining permesinan, hal ini dikarenakan proses pengerjaan produk membutuhkan waktu yang sangat lama yaitu 3 sampai 5 jam. Pada stasiun kerja machining permesinan produk akan melewati beberapa proses yaitu proses penggerindaan dengan mesin grinda proses pembubutan dengan mesin bubut, proses pembuatan spie dengan mesin milling, proses melubangi produk dengan mesin bor dan proses meratakasn sisi dengan mesin skrap dan lain-lain. Proses-proses inilah yang menyebabkan penumpukan terjadi pada stasiun kerja machining permesinan yang menyebabkan keterlambatan dalam proses produksi dan penurunan jumlah produk yang dihasilkan perusahaan. Aliran proses masing-masing stasiun kerja proses pengecoran logam dapat dilihat pada Gambar 1.1. Stasiun pattern pembuatan mal SK-I Stasiun moulding pencetakan SK-II Stasiun despatch SK-VI Stasiun machining pemesinan SK-V stasiun fettling pembersihan SK-IV Stasiun furnace peleburan logam SK-III Jalur Kritis 3629 detik 1604 detik 16854 detik 1832 detik 7041 detik 1921 detik Gambar 1.1. Aliran Proses Setiap Stasiun Kerja di PT. Asia Raya Foundry Adanya perbedaan waktu yang cukup besar dari setiap stasiun kerja, dari setiap stasiun kerja terutama stasiun kerja machining permesinan dalam proses produksi di PT. Asia Raya Foundry , menyebabkan adanya penumpukan work in process WIP atau bottleneck pada. Data penumpukan yang terjadi di PT. Asia Raya Foundry pada periode kerja 5 Januari-9 Januari 2015 dapat dilihat pada Tabel 1.2. Universitas Sumatera Utara Tabel 1.2. Data Penumpukan Periode 5 Januari-9 Januari 2015 di Stasiun Kerja Machining Permesinan pada PT. Asia Raya Foundry Tanggal Rencana Produksi unit Penumpukan unit Persentase Penumpukan Persentase Produksi 5 Januari 2015 24 5 20,83 79,17 6 Januari 2015 25 6 24 76 7 Januari 2015 24 6 25 75 8 Januari 2015 20 4 20 80 9 Januari 2015 22 4 18,18 81,82 Rata-rata 23 5 21,6 78,4 Sumber: PT. Asia Raya Foundry Berdasarkan data pada Tabel 1.2. diketahui bahwa rata-rata penumpukan selama lima hari pengamatan adalah 5 unit dengan rencana produksi rata-rata 23 unit. Dengan demikian, realisasi rencana produksi harian perusahaan hanya sebesar 78,4 dan 21,6 dari rencana produksi harian menumpuk di stasiun kerja machining permesinan. Angka kecil dari kendala yang berupa penumpukan bottleneck ini akan mempengaruhi kinerja perusahaan secara keseluruhan. Oleh karena itu, kendala ini harus dapat diselesaikan agar kinerja perusahaan seluruhnya dapat diperbaiki Tersine, 1994. Peningkatan kinerja perusahaan dapat dilakukan dengan melakukan Penambahan jam kerja lembur untuk optimalisasi stasiun kerja agar tidak terjadi bottleneck. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah bottleneck adalah theory of constraints TOC. 1 Theory of Constaint TOC yang juga dikenal sebagai Constraint Management CM atau Syncrhonous 1 Shamuvel.V.Pandit .,“Application Of Theory Of Constraints On Scheduling Of Drum-Buffer- Rope System”, Kolhapur: Department of Engineering. KIT’S College of Engineering,2013, h. 1 Universitas Sumatera Utara Management SM adalah metodologi menejerial global yang berfokus pada masalah-masalah penting pada sebuah sistem. Kendala harus diidentifikasi dan diselesaikan secara logis untuk meningkatkan kinerja sistem. TOC merupakan pendekatan berkelanjutan yang berfokus pada identifikasi dan penyelesaian kendala yang membatasi perusahaan Berdasarkan defenisi dan review penelitian yang pernah dilakukan, metode yang lebih sesuai digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dalam penelitian ini adalah penerapan lima langkah perbaikan theory of constraints TOC karena TOC memfokuskan perhatian pada kendala yang memperlambat proses produksi dan membantu memaksimumkan tingkat keluaran produk atau throughput Tunggal, 2003. TOC akan memeriksa kendala dan menemukan bagaimana kendala tersebut mempengaruhi tujuan perusahaan.

1.2. Perumusan Masalah