10
BAB I PENDAHULUAN
1.1 . Latar Belakang
Penduduk Indonesia saat ini berjumlah 240 juta jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,49 per tahun.Jumlah penduduk Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat.
Seperti yang dilansir oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional BAPPENAS memprediksikan bahwa jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2035 mendatang berjumlah
305,6 juta jiwa. Indonesia akan mengalami bonus demografi, dimana jumlah penduduk usia produktif lebih besar dari pada jumlah penduduk non-produktif, dan akan menjadikan usia
produktif mejadi tonggak dari usia yang tidak produktif. Pada tahun 2025 nanti anak-anak yang sudah dewasa dan termasuk dalam usia produktif harus segera mempersiapkan diri agar
mampu bersaingmeraih kesempatan kerja, Artinya mulai sekarang, anak-anak harus lebih meningkatkan kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdsan spiritual secara
optimal. http:www.antaranews.comberita432287indonesia-harus-manfaatkan-bonus-demografi-
2025-2035. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting untuk membangun suatu
Negara.Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu keharusan bagi setiap manusia secara keseluruhan. Setiap manusia berhak mendapatkan atau memperoleh pendidikan baik secara
formal, informal maupun non-formal sebagaimana terdapat dalam pembukaaan Undang- Undang Dasar 1945, dinyatakan bahwa salah satu tujuan Pemerintah Republik Indonesia
adalah “mencerdaskan kehidupan bangsa”, kalimat tersebut berimplikasi bahwa setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan tanpa memandang suku, agama, ras dan antar
Universitas Sumatera Utara
11
golongan agar seluruh lapisan masyarakat bisa mendapatkan pendidikan yang layak dan bermutu.Secara Nasional, tujuan pendidikan diletakkan pada tiga pilar yaitu; pemerataan
kesempatan , peningkatan mutu dan daya saing serta penguatan tata kelola. Pilar peemerataan kesempatan salah satu upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia, melalui
penciptaan dan peningkatan layanan pendidikan kepada seluruh warga Negara. Masalah sumber daya manusia yang tidak berkualitas didukung dengan pernyataan
dari Komisi Nasional Perlindungan Anak yang mengatakan bahwa angka putus sekolah di negara Indonesia termasuk tinggi. Setiap tahunnya lebih dari 1,5 juta anak sekolah tidak
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Salah satu penyebabnya adalah biaya pendidikan yang mahal dan keterbatasan ekonomi orang tuanya. http:edukasi.kompasiana.c
om20131224tinginya-angka-putus-sekolah-di-indonesia-622368.html. Kelurahan Kenangan Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang
merupakan kelurahan yang didiami oleh berbagai jenis ras, agama dan beragam latar belakang memiliki jumlah penduduk berkisar 26.624 jiwa
Data Kecamatan Percut Sei Tuan, tahun 2010.
Kelurahan Kenangan merupakan bagian dari Kecamatan Percut Sei Tuan yang mempunyai penduduk yang lebih banyak dari pada Kecamatan yang lain, jumlah penduduk
Kecamatan Percut Sei Tuan berkisar 396.656 Jiwa atau 21,49 dari jumlah penduduk Kabaupaten Deli Serdang. Perumnas mandala dulunya mempunyai hanya satu Kelurahan
yaitu kelurahan Kenangan, namun setelah terjadi perluasan daerah yang memungkinkan terbentuknya Kelurahan Baru, yaitu Kelurahan Kenangan Baru. Masing-masing kelurahan
memiliki 6-8 lingkungan, yang tiap lingkungannya dipegang oleh Kepling Kepala Lingkungan. Perumnas mandala merupakan daerah yang sangat kompleks, karena
banyaknya ditemukan ormas-ormas dan organisasi-orgaisasi. Dengan beragam dan banyaknya ormas-ormas sering memicu terjadinya konflik antar ormas dan sering sampai
terjadinya pertikaian yang megakibatkan korban jiwa, baik anggota antar ormas dan juga
Universitas Sumatera Utara
12
masyarakat yang tempat tinggalnya dekat dengan tempat terjadinya konflik, karea sering terjadiya konflik tersebut membuat masyarakat memiliki stigma yang negatif yang
menganggap bahwa daerah Perumnas Mandala khususnya merupakan sarang kriminal. Pendidikan di kelurahan ini meupakan hal yang sangat penting bagi masyarakat,
karena dengan didukungnya fasilitas seperti; TKTaman Kanak-Kanak, sekolah dan wadah nformal lainnya. Namun dikelurahan ini termasuk dearah yang memiliki angka putus sekolah
yang tinggi dibandingkan dengan keluarahan yang lainnya. Permasalahan tingginya tingkat anak putus sekolah terjadi pada anak di Perumnas Mandala II, Kelurahan Kenengan,
Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang. Wilayah ini sangat banyak ditemukan anak-anak yang tidak melanjutkan sekolah baik itu melanjutkan ke SMP, ataupun
melanjutkan ke jenjang SMA. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan anak-anak di Perumnas Mandala II, Kelurahan Kenangan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli
Serdang tidak melanjutkan sekolah ke jenjang selanjutnya salah satunya faktor ekonomi keluarga dan mengganggap bahwa pendidikan tidak teramat perlu sehingga anak-anak
memilih tidak melanjutkan sekolah karena menyadari biaya sekolah yang mahal dan mempuyai persepsi bahwa tidak perlu sekolah tinggi-tinggi kalau saat ini saja sudah bisa
menghasilkan uang, dan mendapat pekerjaan. Lingkungan sosial yang berda di wilayah ini mendukung para anak-anak agara tidak melanjutkan sekolah.Diantaranya lingkungan tempat
tinggal yang paling sangat mempengaruhi anak-anak untuk tidak melanjutkan sekolah. Mereka lebih memilih untuk bekerja sebagai buruh yang berpenghasilan jauh dibawah Upah
Minumum Regional UMR itu semua karena mereka berkaca pada teman mereka yang ada di sekitar lingkungan tempat tinggal mereka yang bayak tidak tamat sekolah namun sampai
sekarang mereka dapat bekerja dan menghasilkan uang sendiri daripada harus bergantung dan menambah beban keluarga.
Universitas Sumatera Utara
13
Grafik Tingkat Persentase Angka Putus Sekolah Kab. Deli Serdang
Sumber : Dinas P endidikan, Pemuda dan Olah Raga Kab. Deli Serdang, Tahun 2010
Persentase Angka Putus Sekolah naik di Kabupaten Deli Serdang dari tahun ajaran 20052006
– tahun ajaran 20092010 dibawah 1, baik untuk tingkat sekolah dasar, menengah pertama maupun menengah ataskejuruan. Bahkan pada tahun ajaran 20092010,
persentase Angka Putus Sekolah turun secara signifikan.Hal ini menggambarkan bahwa Pemerintah Kabupaten Deli Serdang mencapai keberhasilan dalam usahanya mengurangi
jumlah siswa yang putus sekolah. Selain data diatas juga diperoleh data pendukung lainnya berdasarkan Badan Pusat
Statistik Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2010sebagai berikut:
Data BPS Kecamatan P ercut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010
Putus Sekolah Mengenal pendidikan
belum pernah sekolah
Putus sekolah 11,52
Mengenal Pendidikan
87,31 belum pernah
sekolah 1,17
Universitas Sumatera Utara
14
Dapat dilihat pada diagram diatas masih dijumpai 1,17 dari jumlah penduduk yang tidakbelum pernah sekolah, dan 87,31 masih dan pernah duduk di bangku sekolah
dan sebanyak 11,52 sudah tidak sekolah lagi. Angka anak putus sekolah khususnya di Perumnas Mandala Kelurahan Kenangan Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli
Serdang. Diperkirakan penduduk Kabupaten Deli Serdang tahun 2012 sebanyak 1.845.615 jiwa, maka 11,52 dari jumlah penduduk adalah berkisar 212.615 merupakan anak yang
putus sekolah pada tingkat pendidikan SMP dan SMA, dan 1 dari angka putus sekolah Kabupaten Deli Serdang berkisar 2.127 anak dan Berdasarkan jumlah penduduk Kecamatan
Percut Sei Tuan yang mencapai 21,49 dari jumlah penduduk Kab. Deli Serdang, maka jumlah anak putus sekolah di Kecamatan Percut Sei Tuan berkisar 458 anak putus sekolah.
Tabel Jumlah Anak Putus Sekolah Pada Tingkat Pendidikan SMP dan SMA Kecamatanm Percut Sei Tuan Pada Tahun 2012
No DesaKelurahan Jumlah Penduduk Jiwa
Jumlah Putus
Sekolah Anak 1
Kel. Bandar Khalipah 18.784
10 2
Kel. Bandar Klippa 9.674
23 3
Kel. Cinta Rakyat 7.694
- 4
Kel. Kenangan 26.624
150 5
Kel. Kenangan Baru 24.101
32 6
Kel. Lau Dendang 8.086
14 7
Kel. Medan Estate 10.377
- 8
Kel. Percut 9.718
23 9
Kel. Sei Rotan 10.747
4 10
Kel. Sumber Rejo Timur 10.514
8 11
Kel. Sampali 15.355
- 12
Kel. Tembung 24.832
59 13
Desa Amplas 9.894
4
Universitas Sumatera Utara
15
14 Desa Bandar Setia
7.516 11
15 Desa Cinta Damai
4.843 16
16 Desa Kolam
6.968 27
17 Desa Pematang Lalang
9.718 14
18 Desa Saentis
9.087 23
19 Desa Tanjung Rejo
6.983 18
20 Desa Tanjung Selamat
3.599 22
Jumlah 235.352 Jiwa
458 Anak
Dapat dilihat bahwa terdapat 12 Kelurahan dan 8 Desa di Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang. Kelurahan Kenangan memiliki jumlah penduduk terbanyak dengan
26.624 Jiwa dan juga memiliki jumlah anak putus sekolah terbanyak dengan jumlah sekitar 150 Anak, dan disusl oleh Kelurahan Tembung dengan jumlah penduduknya 24.832 Jiwa
dengan jumlah anak putus sekolah sekitar 59 Anak. Dan jumlah penduduk terendah Desa Tanjung Selamat yang jumlah pendudukya 3.599 Jiwa.
Lingkungan tempat tinggal merupakan suasana dimana si anak lebih banyak berinteraksi dan belajar, baik itu dengan keluarga, teman bermain maupun dengan
masyarakat lainnya. Apalagi pada lokasi penelitian ini merupakan daerah yang sering dianggap orang luar tidak baik, atau memiliki stigma yang negatif dari orang yang tinggal di
luar daerah tersebut. Adapun fungsi sosial lingkungan adalah; melestarikan budaya, sebagai sarana untuk berinterkasi dengan orang lain.adanya interaksi tersebut secara langsung
akanmempengaruhi pada psikologi anak, baik dalam berpikir maupun bertindak. Tingkat pendidikan masyarakat yang rendah membentuk norma yang berdampak pada anak-anak.
Lingkungan tempat tinggal yang tidak kondusif dan adanya persepsi masyarakat sekitar, bahwa orang yang sekolahnya tinggipun masih banyak yang menjadi pengangguran yang
sebagai salah satu faktor yang menjadikan minat anak untuk tidak melanjutkan sekolah ke tingkat selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
16
Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kecerdasan dan keteram pilan manusia yang menjadi keharusan bagi setiap manusia secara keseluruhan baik
itupendidikan secara formal, informal, non-formal sehingga menjadi manusia yang berbudaya tinggi dalam melaksanakan tugas, kewajiban dan tanggung jawabnya di dalam masyarakat.
Pendidikan merupakan salah satu faktor mencapai kemakmuran suatu negara, sebagaimana diatur secara tegas dalam pasal 31 ayat 1 Undang Undang Dasar 1945 yang menyatakan
bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan. Ayat 2 menegaskan bahwa setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membianyainya.Ayat
3 menetapkan bahwa Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sisten pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaaan serta akhlak mulia dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dalam Undang Undang. Pendidikan merupakan sektor yang memang perlu diprioritaskan negara karena menyentuh langsung hak
masyarakat, dan sangat terkait dengan pembangunan sumber daya manusia di masa depan. Lembaga yang berada di daerah tersebut juga dapat menjadi penunjang sarana pendidikan.
Kesadaran akan pendidikan, kesadaran akan pentingnya sekolah barangkali sudah tumbuh sejak lama di negeri ini. Namun, rendahnya sarana fisik, mahalnya biaya pendidikan,
rendahnya prestasi siswa, rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan , kurangnya pemerataan kesempatan pemerataan kesempatan pendidikan. Selain itu, kondisi ekonomi
yang memburuk, sempitnya lapangan kerja yang tersedia, membuat sebagian keluarga dinegeri ini tidak mampu menyekolahkan anak mereka sebagaimana mestinya yang berakibat
pada banyaknya remaja yang tidak melanjutkan sekolah. Anak-anak di di Perumnas Mandala II, Kelurahan Kenangan, Kecamatan Percut Sei
Tuan, Kabupaten Deli Serdang, memiliki banyak pilihan ketika mereka memutuskan putus sekolah baik ke jenjang SMP maupun jenjang SMA, seperti bekerja sebagai buruh kasar
pabrik,menjadi buruh bangunan yang tidak tetap kerjanya, atau merantau agar dapat merubah
Universitas Sumatera Utara
17
hidup. Selain hal-hal tersebut penganggunran bisa menjadi sebuah pilihan ketika mereka memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolah.Anak-anak yang putus sekolah yang menjadi
pengagguran, seperti yang kita ketahuijuga rawan untuk dipegaruhi dari lingkungan tempat tinggal mereka. Mereka rawan untuk melekukan kenakalan-kenakalan, yakni melakukan
perbuatan penyimpangan tingkah laku oleh anak-anak, berupa pelanggaran hukum, pelanggaran norma agama, maupun pelanggaran norma sosial yang berlaku di masyarakat
seperti mencuri, mencopet, .merampok, konsumsi minuman keras, perjudian,pecandu norkoba bahkan sampai menjadi kurir yang berperan dalam pendistribusian narkoba. Padahal
idealnya masa ini adalah suatu periode kehidupan dimana putus kapasitas untuk memperoleh dan menggunakan pengetahuan secara efisien, karena dalamperiode ini anak-anak yanbg
dapat dikatakan sebagai remaja ini, merupakan proses pertumbuhan otak mencapai kesempurnaan. http:eprints.uny.ac.idBAB20120-2008104241012.pdf.
Anak-anak yang putus sekolah ini sering kali dipandang sebelah mata oleh masyarakat awam.Penilaian masyarakat menyebabkan masyarakat anak-anak yang putus
sekolah ini mempunyai konsep diri yang rendah. Dari latar belakang tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai mengenai Pengaruh Lingkungan Tempat Tinggal
Terhadap Tingginya Tingkat Anak Putus Sekolah Pada Usia Anak SMP dan SMA dengan tujuan untuk melakukan identifikasi dari pengaruh lingkungan tempat tinggal anak terhadap
putus sekolah.
1.2. Pembatasan Masalah