pada  daun,  pembuluh  xylem  dan  floem  akan  terletak  berdampingan  dan  jaringannya tersusun  pada  tulang  daun.  Meskipun    susunan  jala  yang  tampak  pada  daun.  Kedua
jaringan  ini  akan  disatukan  dalam  berkas – berkas bundles yang direkatkan oleh  pectin
dan  selulosa.Selulosa  pada  hewan  tingkat  rendah  terdapat  di  dalam  organism  primitif, seperti  rumput    laut,  flagelata,  dan  bakteri,  misalnya  pada  bakteri  Acetobacter  xylinum.
Nata de coco merupakan sumber selulosa yang diproduksi sebagai hasil proses fermentasi dalam  substrat  air  kelapa  dengan  menggunakan  bakteri  Acetobacter  xylinum.  Kelebihan
selulosa  yang  dihasilkan  dari  nata  de  coco  adalah  tidak  bercampur  dengan  lignin  dan hemiselulosa Saxena, 1995.
2.2.3 Jenis – Jenis Selulosa
Struktur Kristal Selulosa Selulosa I adalah  suatu agregat  dari rantai  glukan  yang  disusun  secara  spesifik ke
dalam  bagian  kristallin.  Meskipun  pada  kenyataannya,  bahwa  semua  selulosa,  dihasilkan dari  tumbuhan,  bakteri,  atau  organisme  lainnya,  mempunyai  beberapa  kandungan  yang
sama,  terdapat  beberapa  rumus  kimia  yang  sebenarnya  antara  selulosa  dari  sumber  yang berbeda, terutama terminologi dari sifat fisikanya, seperti rantai glukannya, Kristal yang di
peroleh  dari  selulosa.  Bagian  Kristal  ,  yang  sifat  fisikanya,  seperti  kekuatanya, kelarutannya dalam berbagai berbagai pelarut Saxena, 1995.
Struktur  Kristal  selulosa  merupakan  satu  dari  banyak  pembelajaran  masalah struktur dalam kimia polimer.Selulosa terdiri dari bagian yang tidak beraturan dan bagian
kristallin Thygesen, 2005. Dapat dilakukan pengujian dari kristallin mikrofibril dari selulosa I, II, III, dan IV
Marchessault and Sarko, 1967, Walton and Slackwell, 1967. Fraksi kristallin ditunjukkan sebagai suatu hasil indeks kristal. Berbagai metode kristalinitas, digunakan melalui metode
difraksi sinar x Segal et al., 1959, NMR Van der Hurtand, 1984, and Fourier Transform Infra Red FTIR-
spectroscopy Nelson and O’Connor, 1964. Selulosa  I  merupakan  bentuk  asli  dari  selulosa.bentuk  selulosa  disusun  dari
perbandingan  yang  spesifik  antara  dua,  yaitu  kristal  dan  amorf,  ditunjukkan  sebagai selulosa alfa dan selulosa beta Van der Hart, 1984.
Bentuk  kristal  selulosa  I  mempunyai  perbedaan  ikatan  hydrogen  intermolekul,  meskipun susunan konfigurasi atomnya  mirip. Penggunaan  difraksi  electron dan kombinasi  sinar  x,
dan  difraksi  neutron  dinyatakan  bahwa  selulosa  alfa  mempunyai  unit  triklinik,  dan
Universitas Sumatera Utara
terutama  selulosa  yang  berasal  dari  bakteri  serta  alga,  yang  mana  selulosa  betanya mempunyai  unit  monoklinik  dan  terdapat  dalam  selulosa  yang  berasal  dari  tumbuhan
tingkat  tinggi  seperti  jenis  kapas  Horri,  1987  and  Bielecki,    2005.  Terdapat  beberapa perbedaan  yang  dapat  mempengaruhi  sifat  fisika  selulosa.  Selulosa  beta  lebih  stabil  dari
pada  selulosa  alfa,  tetapi  kenyataannya  selulosa  alfa  lebih  mudah  dikonversikan  ke selulosa  beta  ketika  dilarutkan  dalam  hidrolisis  asam  Atalla,  1989,  atau dimasukkan  ke
dalam uap air Horri, 1987. Selulosa  II,  yang  mana  di  temukan  di  alam,  dihasilkan  dengan  merkerisasi  dari
bentuk selulosa atau regenerasi  selulosa I yang dilarutkan dalam pelarut dan di tunjukkan dengan re
– presipitasi oleh pencairan dalam air.Merkerisasi pelarut kristallin yang besar dari
selulosa dalam
konsentrasi NaOH
dan dilakukan
penurunan serta
rekristalisasi.Regenerasi  pelarut disiapkan  dalam larutan  dari  selulosa dalam  pelarut yang tepat atau penyediaan dari  tingkat penurunan  yang  ditunjukkan dengan adanya koagulasi.
Sel satuan selulosa ditunjukkan pada Gambar 2.2 dan model struktur kristal selu losa α dan
β ditunjukkan pada Gambar 2.3 a dan 2.3 b.
Gambar 2.2  Sel Satuan Selulosa
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.3 . Model  struktur  kristal  selulosa  Iα  a  dan  Iβ  b    rantai  satu-triklinik  dan
kristal monoklinik rantai dua
Berdasarkan  Derajat  Polimerisasi  DP  dan  kelarutan  dalam  senyawa  natrium hidroksida NaOH 17,5, selulosa dapat dibedakan menjadi tiga jenis :
1. α-Selulosa  :  selulosa  berantai  panjang,  tidak  larut  dalam  larutan  NaOH  17,5  atau
larutan basa kuat dengan DP Derajat Polimerisasi 600 – 1500
2. β-Selulosa : selulosa berantai pendek, larut dalam larutan NaOH 17,5 atau basa kuat
dengan DP 15 – 90 dan juga dapat mengendap bila di netralkan
3. Selulosa gamma : sama seperti selulosa beta, tetapi DP nya kurang dari 15
Selulosa  alfa  merupakan  kualitas  selulosa  yang  paling  tinggi  murni.  Selulosa  alfa digunakan sebagai penentu tingkat kemurnian selulosa. St
ruktur α dan β selulosa dapat dilihat pada gambar 2.4a dan 2.4b.
Gambar 2.4 a Struktur α-Selulosa, b Struktur β-Selulosa Sugiyama et al., 1991.
a b
a b
Universitas Sumatera Utara
2.2.4 Sifat Kimia Selulosa