LKP : Aplikasi Recording Satwa Sub Pertukaran Pada Perusahaan Daerah Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya.

(1)

APLIKASI RECORDING SATWA SUB PERTUKARAN PADA PERUSAHAAN DAERAH TAMAN SATWA KEBUN BINATANG SURABAYA

KERJA PRAKTIK

Program Studi

S1 Sistem Informasi

Oleh:

Ryan Alfian Widyantoro

11410100045

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA

INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM SURABAYA 2016


(2)

Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ... .…....Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI...x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii BAB I ... Error! Bookmark not defined. PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1 Latar Belakang ... Error! Bookmark not defined. 1.2 Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.3 Batasan Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.4 Tujuan... Error! Bookmark not defined. 1.5 Manfaat... Error! Bookmark not defined. 1.6 Sistematika Penulisan ... Error! Bookmark not defined. BAB II ... Error! Bookmark not defined. GAMBARAN UMUM INSTANSI ... Error! Bookmark not defined. 2.1 Sejarah PD Kebun Binatang Surabaya ... Error! Bookmark not defined. 2.2 Visi PD Kebun Binatang Surabaya ... Error! Bookmark not defined. 2.3 Misi PD Kebun Binatang Surabaya ... Error! Bookmark not defined. 2.4 Keunggulan PD Kebun Binatang Surabaya ... Error! Bookmark not defined. 2.5 Struktur Organisasi ... Error! Bookmark not defined. 3.1 Sistem ... Error! Bookmark not defined. 3.2 Data ... Error! Bookmark not defined.


(3)

3.5 Pertukaran Satwa ... Error! Bookmark not defined. 3.5.1 Undang-undang dan pasal mengenai pertukaran satwa menurut peraturan Mentri Kehutanan republik Indonesia ... Error! Bookmark not defined.

3.5.1.1 Tujuan pertukaran ... Error! Bookmark not defined. 3.5.1.3 Kegiatan Pertukaran ... Error! Bookmark not defined. 3.5.1.4 Izin Pertukaran oleh Mentri ... Error! Bookmark not defined. BAB IV ... Error! Bookmark not defined. DESKRIPSI PEKERJAAN ... Error! Bookmark not defined. 4.1 Identifikasi Masalah ... Error! Bookmark not defined. 4.2 Analisis Sistem ... Error! Bookmark not defined. 4.3 Perancangan Sistem... Error! Bookmark not defined. 4.3.1 Document Flow ... Error! Bookmark not defined. 4.3.2 System Flow... Error! Bookmark not defined. 4.3.3 Diagram Hipo... Error! Bookmark not defined. 4.3.4 Context Diagram ... Error! Bookmark not defined. 4.3.5 Data Flow Diagram ... Error! Bookmark not defined. 4.3.6 Perancangan Database ... Error! Bookmark not defined. 4.3.7 Struktur Basis Data dan Tabel ... Error! Bookmark not defined. 4.3.8 Desain Input/Output ... Error! Bookmark not defined. 4.4 Kebutuhan Sistem ... Error! Bookmark not defined. BAB V ... Error! Bookmark not defined. PENUTUP... Error! Bookmark not defined. 5.1 Kesimpulan... Error! Bookmark not defined.


(4)

(5)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

PD. (Perusahaan Daerah) Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya (KBS) adalah perusahaan daerah yang bergerak dalam bidang pelestarian satwa terletak di Surabaya. Pelestarian satwa di KBS terdiri dari dalam maupun luar Indonesia dan jumlah satwa yang ada di KBS sendiri terhitung sebanyak kurang lebih ribuan satwa. Proses-proses yang ada di KBS perlu dilakukan pengarsipan di antaranya kelahiran, kematian, pertukaran, kehilangan, dan penitipan.

Di dalam pengarsipan data kelahiran dan penitipan satwa, data tersebut di bedakan berdasarkan kelas dari satwa di antaranya mamalia atau predator dan lain sebagainya. Selain itu juga terdapat ordo atau bangsa di antaranya carnivora atau herbivora dan lain sebagainya. Selanjutnya juga terdapat famili di antaranya felidae, ursidae dan lain sebagainya. Dan yang terakhir dibedakan menurut spesies yang ada di antaranya singa, harimau putih, harimau sumatera dan lain sebagainya. Data-data tersebut yang menjadi patokan dalam pengarsipan data satwa di KBS.

Di dalam kelahiran dan penitipan, pengarsipan dan pelaporan yang telah berjalan saat ini di KBS yaitu mencatat menggunakan microsoft office. Hal ini kurang efisien karena dalam pengarsipan data harus dipilah-pilah sesuai dengan kelas atau spesies yang ada. Selain itu dampak yang timbul adalah dokumen laporan satwa yang di cetak sering hilang dan atau terkena kotoran.


(6)

Dari permasalahan yang ada dalam KBS maka kerja praktek ini memberikan solusi atau alternatif untuk membangun sebuah aplikasi yaitu Aplikasi recording sub topik kelahiran dan penitipan satwa pada PD. Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya” untuk mempermudah dalam pengolahan dan

pengarsipan data satwa.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalah yang ada yaitu :

1. Bagaimana membuat aplikasi recording satwa atau pengarsipan satwa untuk topik kelahiran dan penitipan satwa pada PD. Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya?

2. Bagaimana membuat laporan jumlah satwa dan laporan studbook satwa?

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah Aplikasi recording sub topik kelahiran dan penitipan satwa pada PD. Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya adalah sebagai berikut

1. Berfokus pada proses pengarsipan pertukaran satwa. 2. Aplikasi di buat menggunakan vb.net dan berdiri sendiri. 3. Aplikasi tidak menangani data karyawan secara detil.

4. Penyimpanan file menggunakan metode copyfile melalui openfiledialog.

1.4 Tujuan

Sesuai dengan masalah yang dihadapi, tujuan kerja praktek ini adalah untuk membangun aplikasi recording sub topik kelahiran dan penitipan satwa


(7)

pada PD. Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya yang dapat menyajikan informasi yang tepat dan mambantu mempermudah pengarsipan dan pengolahan data satwa baik kelahiran ataupun penitipan satwa. Selain itu menghasilkan laporan yang terdiri dari inventarisasi dan Studbook.

1.5 Manfaat

Manfaat yang didapatkan dari perancangan aplikasi recording sub topik kelahiran dan penitipan satwa pada PD. Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya ini adalah :

5. Proses pengarsipan satwa dilakukan dengan cepat dan mudah.

6. Proses pemantauan data satwa lebih mudah pada PD. Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya.

7. Tersedianya database untuk menyimpan seluruh data satwa hingga data satwa lebih teratur dan tidak dapat terkena musibah atau kehilangan data.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika yang digunakan dalam penulisan laporan kerja praktek ini adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang dan perumusan masalah dari sistem pengarsipan data kelahiran satwa yang masih manual yang ada pada PD. Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya, dan selain itu juga menjelaskan mengenai manfaat serta tujuan dari pembuatan aplikasi recording kelahiran satwa pada PD. Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya berbasis desktop.


(8)

BAB II : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bab ini berisi tentang gambaran umum ataupun profil perusahaan, terkait sejarah, visi dan misi, struktur organisasi dan bagian-bagian yang ada di dalam PD. Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya beserta deskripsi pekerjaan yang ada dalam perusahaan sehingga dapat menghasilkan informasi yang lebih lengkap tentang perusahaan agar lebih terpercaya.

BAB III : LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tentang penjelasan teori-teori yang digunakan dalam membantu proses analisa dan desain sistem, yaitu sistem informasi yang terdiri dari SQL Server 2008, Visual Studio 2010, Data Flow Diagram.

BAB IV : DESKRIPSI KERJA PRAKTEK

Bab ini berisi tentang teori-teori yang digunakan dalam merancang suatu sistem informasi. Landasan teori yang dibahas berupa landasan dari teori yang terkait dengan masalah maupun landasan teori yang digunakan untuk memecahkan suatu permasalahan yang ada.

BAB V : PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan yang diperoleh dari pembuatan sistem ini serta saran yang bertujuan untuk pengembangan sistem ini dimasa yang akan datang.


(9)

11 BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1

Sistem

Definisi sistem menurut dari Jogiyanto (2005:2) dalam buku yang berjudul

Analisis dan Desain Sistem Informasi menjelaskan bahwa: “sistem adalah kumpulan

dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan-tujuan tertentu”.

Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak, contoh umum misalnya seperti negara. Negara merupakan suatu kumpulan dari beberapa elemen kesatuan lain seperti provinsi yang saling berhubungan sehingga membentuk suatu negara dimana yang berperan sebagai penggeraknya yaitu rakyat yang berada dinegara tersebut.

3.2

Data

Data adalah bentuk jamak dari datum. Data merupakan keterangan-keterangan tentang suatu hal, dapat berupa sesuatu yang punya makna. Data dapat diartika sebagai sesuatu yang diketahui atau yang dianggap atau anggapan.

Sesuatu yang diketahui biasanya didapat dari hasil pengamatan atau percobaan dan hal itu berkaitan dengan waktu dan tempat. Anggapan atau asumsi merupakan suatu perkiraan atau dugaan yang sifatnya masih sementara, sehingga belum tentu benar. Oleh karena itu, anggapan atau asumsi perlu dikaji kebenarannya.


(10)

Menurut Arikunto (2002), data merupakan segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi, sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu keperluan.

3.3

Informasi

Istilah informasi Sering kita soroti dalam lingkup Teknologi, seperti istilah teknologi informasi yang umum kita ketahui. Namun informasi memiliki pengertian yang sangat luas bukan hanya ada dalam teknologi. Meskipun kenyataannya tidak bisa kita pungkiri bahwa informasi ini memiliki kaitan erat dengan teknologi, karena dengan perkembangan teknologi itu sendiri informasi juga berkembang dengan pesat, karena itu tepat lah bahwa perkembangan teknologi dan informasi ini membentuk

sebuah era yaitu “Era Informasi”.

Menurut Sutabri (2005:42), sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.

3.4

Arsip

Secara etimologi (Ilmu asal usul kata) “ARSIP” berasal dari bahasa yunani yaitu “ARCHEA” kemudian berubah menjadi “ARCHEON” yang berarti catatan atau

dokumen mengenai masalah pemerintah. Dan “FELUM” (latin) berarti bendel ataupun kumpulan dari warkat atau dokumen atau juga yang berarti benang atau tali.


(11)

Dalam bahasa Inggris, arsip dinyatakan dengan istilah file. Karena pada awalnya orang-orang Inggris menyatukan warkat dengan cara mengikatnya dengan tali atau benang.

Bukti-bukti kegiatan kantor didalam Ilmu Kearsipan dinamakan arsip. Proses pekerjaan yang berhubungan dengan pengelolaan arsip disebut dengan kearsipan atau filling.

Menurut Doserno dan Kynaston (2005) Yaitu dokumen dalam media yang mempunyai nilai historis atau hokum sehingga disimpan secara permanen.

3.5

Pertukaran Satwa

3.5.1 Undang-undang dan pasal mengenai pertukaran satwa

menurut peraturan Mentri Kehutanan republik Indonesia

3.5.1.1 Tujuan pertukaran

Menurut pasal 2 mengenai pertukaran satwa adalah pertukaran jenis tumbuhan atau satwa liar dilindungi dengan lembaga konservasi di luar negeri dilakukan dengan tujuan untuk mempertahankan atau meningkatkan populasi jenis secara ex-situ, menambah keanekaragaman jeniskoleksi, penelitian dan ilmu pengetahuan, dan/atau penyelamatan jenis yang bersangkutan.

3.5.1.2 Izin Pertukaran

1. Menurut pasal 3 mengenai pertukaran satwa adalah :

a. Pertukaran jenis tumbuhan atau satwa liar dilindungi dengan lembaga konservasi di luar negeri, hanya dapat dilakukan melalui izin.


(12)

b. Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat diberikan kepada lembaga konservasi yang telah memperoleh registrasi dari Kementerian Kehutanan.

c. Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan oleh Menteri.

d. Dalam hal tertentu Menteri dalam memberikan izin pertukaran sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat melimpahkan kewenangannya kepada Direktur Jenderal.

2. Menurut pasal 4 mengenai pertukaran satwa adalah :

a. Izin pertukaran jenis tumbuhan atau satwa liar dilindungi dengan lembaga konservasi di luar negeri yang diberikan oleh Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3).

b. Izin pertukaran jenis tumbuhan atau satwa liar dilindungi dengan lembaga

konservasi di luar negeri yang diberikan oleh Direktur Jenderal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (4), untuk jenis tumbuhan dan satwa liar dilindungi selain sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

c. Izin pertukaran jenis tumbuhan atau satwa liar dilindungi dengan lembaga konservasi di luar negeri yang diberikan oleh Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah mendapat persetujuan Presiden Republik Indonesia.

3. Menurut pasal 5 mengenai pertukaran satwa adalah Izin pertukaran jenis tumbuhan atau satwa liar dilindungi dengan lembaga konservasi di luar negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, diberikan berdasarkan :


(13)

a. permohonan langsung lembaga konservasi yang telah mempunyai mitra lembaga konservasi di luar negeri; atau

b. permohonan langsung lembaga konservasi luar negeri dan/atau melalui perwakilan diplomatik (diplomatic channel) kepada Pemerintah.

3.5.1.3 Kegiatan Pertukaran

1. Menurut pasal 6 mengenai pertukaran satwa adalah

a. Kegiatan pertukaran jenis tumbuhan atau satwa liar dilindungi, hanya dapat dilakukan antara satwa dengan satwa, atau tumbuhan dengan tumbuhan.

b. Kegiatan pertukaran jenis tumbuhan atau satwa liar dilindungi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan terhadap jenis tumbuhan atau satwa liar yang sudah dipelihara atau merupakan spesimen koleksi Lembaga Konservasi.

2. Menurut pasal 7 mengenai pertukaran satwa adalah

a. Kegiatan pertukaran jenis tumbuhan atau satwa liar dilindungi yang dilakukan berdasarkan permohonan sebagaimana dalam Pasal 5 huruf b, pelaksanaannya dilakukan oleh lembaga konservasi yang telah teregistrasi yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal.

b. Penunjukan lembaga konservasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan atas penilaian lembaga konservasi yang dilakukan secara internal dan secara eksternal.


(14)

c. Lembaga konservasi yang ditunjuk Direktur Jenderal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan lembaga konservasi yang telah dinilai dengan predikat sangat baik (A) dan baik (B).

d. Penilaian lembaga konservasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dengan Peraturan Direktur Jenderal.

3. Menurut pasal 8 mengenai pertukaran satwa adalah Kegiatan pertukaran jenis tumbuhan atau satwa liar dilindungi antar lembaga konservasi dalam negeri diatur dengan Peraturan Menteri tersendiri.

4. Menurut pasal 9 mengenai pertukaran satwa adalah :

a. Kegiatan pertukaran jenis tumbuhan atau satwa liar dilindungi dengan lembaga konservasi di luar negeri, hanya dapat dilakukan terhadap jenis yang mempunyai keseimbangan nilai konservasi.

b. Keseimbangan nilai konservasi jenis tumbuhan atau satwa liar dilindungi yang dipertukarkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyatakan dalam bentuk rekomendasi dari tim penilai keseimbangan nilai konservasi jenis tumbuhan dan satwa dilindungi.

c. Tim penilai keseimbangan nilai konservasi jenis tumbuhan dan satwa liar dilindungi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dibentuk berdasarkan Keputusan Menteri. d. Penilaian keseimbangan nilai konservasi jenis tumbuhan atau satwa liar dilindungi

yang akan dipertukarkan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilakukan berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal.


(15)

3.5.1.4 Izin Pertukaran oleh Mentri

1. Menurut pasal 10 mengenai pertukaran satwa adalah :

a. Permohonan izin pertukaran jenis tumbuhan atau satwa liar dilindungi dengan lembaga konservasi luar negeri diajukan oleh pemohon kepada Menteri dengan tembusan kepada Direktur Jenderal, bagi jenis tumbuhan dan satwa liar dilindungi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1).

b. Permohonan izin pertukaran jenis tumbuhan atau satwa liar dilindungi dengan xlembaga konservasi luar negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilampiri dengan:

1. perjanjian kerjasama;

2. rekomendasi tim penilai keseimbangan nilai konservasi jenis;

3. rekomendasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, bagi jenis tumbuhan atau satwa liar dilindungi dan termasuk apendiks I CITES;

4. rekomendasi Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam dilengkapi berita acara pemeriksaan tumbuhan atau satwa liar;

5. urat keterangan kesehatan jenis tumbuhan atau satwa liar dari instansi yang berwenang; dan


(16)

2. Menurut pasal 11 mengenai pertukaran satwa adalah :

a. Direktur Jenderal dalam waktu 10 (sepuluh) hari kerja menyampaikan pertimbangan teknis atas permohonan izin pertukaran jenis tumbuhan atau satwa liar dilindungi dengan lembaga konservasi di luar negeri kepada Menteri. b. Atas dasar pertimbangan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Menteri

dapat menyetjui atau menolak permohonan. c. Dalam hal permohonan izin pertukaran :

1. disetujui, Direktur Jenderal dalam waktu 17 (tujuh belas) hari kerja, menyampaikan konsep Keputusan Menteri melalui Sekretaris Jenderal untuk dilakukan penelaahan.

2. ditolak, Direktur Jenderal atas nama Menteri dalam waktu 17 (tujuh belas) hari kerja, menyampaikan konsep surat penolakan.

d. Berdasarkan hasil telaahan Sekretaris Jenderal sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a, permohonan telah memenuhi persyaratan, dalam jangka waktu 10 (sepuluh) hari kerja Sekretaris Jenderal menyampaikan konsep Keputusan Menteri tentang Pemberian Izin Pertukaran jenis tumbuhan atau satwa liar dilindungi tertentu dengan lembaga konservasi di luar negeri kepada Menteri.


(17)

e. Berdasarkan telaahan Sekretaris Jenderal sebagaimana dimaksud pada ayat (4), Menteri menerbitkan Keputusan tentang Izin Pertukaran Jenis Tumbuhan atau Satwa Liar Dilindungi tertentu dengan lembaga konservasi di Luar Negeri.

3.5.1.5 Izin Pertukaran oleh Direktur Jendral

1. Menurut pasal 12 mengenai pertukaran satwa adalah :

a. Permohonan izin pertukaran jenis tumbuhan atau satwa liar dilindungi dengan lembaga konservasi luar negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2), diajukan kepada Direktur Jenderal dengan tembusan kepada Direktur Teknis. b. Berdasarkan permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Direktur Teknis

dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja, menyampaikan pertimbangan teknis kepada Direktur Jenderal.

c. Atas dasar pertimbangan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Direktur Jenderal dapat menyetujui atau menolak permohonan.

d. Dalam hal permohonan izin pertukaran sebagaimana dimaksud pada ayat (3): 1. disetujui, Direktur Teknis dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja, menyampaikan

konsep Keputusan Menteri kepada Direktur Jenderal melalui Sekretaris Direktorat Jenderal untuk dilakukan penelaahan.

2. ditolak, Direktur Teknis dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja, atas nama Direktur Jenderal menyampaikan surat penolakan.


(18)

e. Berdasarkan telaahan Sekretaris Direktorat Jenderal sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf a permohonan telah memenuhi persyaratan, Sekretaris Direktorat Jenderal dalam waktu 10 (sepuluh) hari kerja, menyampaikan konsep Keputusan Direktur Jenderal tentang pemberian izin pertukaran jenis tumbuhan atau satwa liar dilindungi dengan lembaga konservasi di luar negeri kepada Direktur Jenderal.

f. Direktur Jenderal berdasarkan telaahan Sekretaris Direktorat Jenderal dimaksud pada ayat (4), menerbitkan Keputusan tentang izin pertukaran jenis tumbuhan atau satwa liar dilindungi dengan lembaga konservasi di luar negeri.

2. Menurut pasal 13 mengenai pertukaran satwa adalah Izin pertukaran jenis tumbuhan atau satwa liar dilindungi dengan lembaga konservasi di luar negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (5) dan Pasal 12 ayat (5) termasuk izin pengangkutannya.

3.5.1.6 Hak dan Kewajiban

1. Menurut pasal 14 mengenai pertukaran satwa adalah Pemegang izin pertukaran jenis tumbuhan atau satwa liar dilindungi, mempunyai hak:

a. mengkoleksi, memelihara dan mengelola jenis tumbuhan atau satwa liar hasil pertukaran sesuai kaedah etika dan kesejahteraan satwa;

b. memperagakan kepada umum jenis tumbuhan atau satwa liar hasil pertukaran di dalam areal pengelolaannya atau di luar areal pengelolaannya peraturan perundang-undangan;


(19)

c. melakukan penelitian terhadap jenis tumbuhan atau satwa liar hasil pertukaran; dan

d. turunan hasil pertukaran jenis tumbuhan atau satwa liar dapat dipertukarkan kembali berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2. Menurut pasal 15 mengenai pertukaran satwaadalah pemegang izin pertukaran jenis tumbuhan atau satwa liar dilindungi wajib:

a. melaporkan hasil realisasi pertukaran jenis tumbuhan atau satwa liar hasil pertukaran kepada Direktur Jenderal;

b. memelihara jenis tumbuhan atau satwa liar hasil pertukaran sesuai kaidah kesejahteraan satwa; dan

c. menjamin pengelolaan jenis tumbuhan atau satwa liar hasil pertukaran dalam lingkungan yang terkontrol untuk menghindari dampak jenis tersebut menjadi impasif.

3.5.1.7 Ketentuan dan Larangan

1. Menurut pasal 16 mengenai pertukaran satwa adalah pemegang izin pertukaran jenis tumbuhan atau satwa liar dilindungi dilarang melakukan kegiatan :

a. memperjualbelikan jenis tumbuhan atau satwa liar hasil pertukaran; b. memindahtangankan izin pertukaran pada pihak lain;


(20)

d. menyilangkan satwa.

3.5.1.8 Sanksi

1. Menurut pasal 17 mengenai pertukaran satwa adalah :

a. Lembaga Konservasi pemegang izin pertukaran jenis tumbuhan atau satwa liar dilindungi dengan lembaga konservasi di luar negeri, yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 dapat dikenakan sanksi pencabutan izin. b. Pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelah diberikan

peringatan tertulis dari Direktur Jenderal atas nama Menteri sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut dengan jangka waktu masing-masing 30 (tiga puluh) hari.

3.5.1.9 Pengawasan dan Pelaporan

1. Menurut pasal 18 mengenai pertukaran satwa adalah :

a. Pengawasan terhadap lembaga konservasi dalam melakukan kegiatan pertukaran jenis tumbuhan atau satwa liar dilindungi dilakukan oleh Kepala UPT setempat.

b. Kepala UPT melakukan pemeriksaan jenis yang akan dipertukarkan dan jenis hasil pertukaran yang dimuat dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) dan dilaporkan kepada Direktur Jenderal dengan tembusan Direktur Teknis.


(21)

23

BAB IV

DESKRIPSI PEKERJAAN

4.1 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah adalah tahap yang pertama harus dilakukan sebelum proses analisis sistem. Pada tahapan identifikasi masalah dilakukan survei, wawancara kepada pihak perusahaan secara langsung dan pengumpulan data yang dibutuhkan dalam pembuatan aplikasi. Selain itu, juga dilakukan peninjauan dan pemahaman terhadap sistem pencatatan data yang telah berlangsung dan pencatatan yang dilakukan bagaimana. Berdasarkan data dan informasi yang didapat terdapat masalah dalam pencatatan dan pelaporan data satwa seperti pertukaran satwa.

Dari identifikasi masalah yang didapat, diputuskan untuk merancang dan membangun aplikasi recording satwa sub topik pertukaran satwa pada PD. Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya.

4.2 Analisis Sistem

Analisis sistem merupakan tahap setelah identifikasi masalah. Tahap ini merupakan langkah awal dalam pembuatan sistem yang baru. Untuk menanggapi adanya suatu permasalahan yang terjadi berdasarkan hasil survey dan wawancara, akan dibuat suatu aplikasi recording satwa sub topik pertukaran satwa pada PD. Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya


(22)

4.3 Perancangan Sistem

Perancangan sistem dimaksudkan untuk membantu menyelesaikan masalah pada sistem yang sedang berjalan saat ini, sehingga sistem menjadi lebih baik lagi dengan adanya sistem informasi terkomputerisasi. Dalam merancang sistem yang baik, harus melalui tahap-tahap perancangan sistem. Tahap-tahap perancangan sistem meliputi :

1. Pembuatan Document Flow 2. Pembuatan System Flow 3. Pembuatan Context Diagram

4. Pembuatan Diagram Berjenjang (HIPO) 5. Pembuatan Data Flow Diagram (DFD) 6. Pembuatan Conceptual Data Model (CDM) 7. Pembuatan Phisical Data Model (PDM) 8. Pembuatan Desain Tabel

9. Pembuatan Desain Input/Output (I/O)

4.3.1 Document Flow

Dalam pengembangan teknologi informasi saat ini, dibutuhkan analisa dan perancangan sistem pengelolaan data yang diharapkan mampu meningkatkan kinerja pada aplikasi Recording satwa sub topik pertukaran satwa yang akan dibuat.

Pada gambar 4.1 di bawah ini menggambarkan proses pertukaran satwa yang sudah ada menurut hasil analisis dan dibuat berdasarkan hasil survey pada perusahaan PD. Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya.


(23)

a. Document Flow pertukaran satwa

Pertukaran Satwa

Admin KBS

Lembaga konservasi lain Direktur Operasional BKSDA Dept. Kesehatan

Ph as e Start Mem buat Proposal pertukara n satwa

Proposal bala san Pertuka ran sa twa

Mem buat proposa l bala san Menyetujui ? Mengajuan sura t pertukaran sura t satwa LK la in

Surat pertukaran dari BKSDA Mengajuan

sura t pertukaran satwa KB S

1 1 Pengajuan Surat Kesehatan Pengajuan sura t kese hatan 2 2

Surat kete rangan seha t 1 2 Pengajuan SADN Selesai SADN Sehat ? Peny am pa ia n

dokumen ke dirop

Mengece k dokumen

Peng eceka n kondisi satwa

Sura t ketera ng an seha t satwa Sura t ketera ng an

seha t satwa

Mengirim satwa da n SA DN Meneri ma satwa SADN 3 3 Ya Proposal pertukaransatwa Proposal pertukaransatwa SADN SADN tidak 1. Over Populasi

2. Breeding Loan

3. Fresh Blood Mengec

ek data satwa

Laporan data satwa


(24)

Pada proses Document Flow pertukaran satwa dilakukan mulai dari Lembaga Konservasi selain KBS Kebun Binatang Surabaya yang akan membuat proposal pertukaran satwa yang sudah di izinkan oleh BKSDA Badan Konservasi Sumber Daya Alam setempat. Kemudian Pihak KBS akan melihat satwanya apakah ada kreteria yang akan mau di tukarakan dengan sesame Lembaga Konservasi, jika ada maka pihak KBS akan membuat surat perizinan yang sudah di setujui oleh BKSDA, jika dokumen persyaratan untuk pertukaran sudah lengkap maka satwa yang siap di tukar segera di krirm ke Lembaga Konservasi yang bersangkutan. Dept. kesehatan membuat laporan satwa yang telah di cek atas proses pertukaran dari BKSDA dan diberikan ke Dept. Konservasi untuk membuat berita acara pertukaran sehingga dapat menghasilkan laporan untuk Direktur Operasional yaitu laporan studbook dan inventaris.


(25)

4.3.2 System Flow

System flow adalah bagan yang menunjukkan arus pekerjaan secara keseluruhan dari sistem. Berikut dalah system flow yang telah dirancang berdasarkan work flow.

a. System flow pertukaran satwa

Pertukaran satwa

Lembaga Konservasi lain Admin KBS Sistem Direktur KBS BKSDA Dep. kesehatan

P h a se Start Myerahkan proposal pertukaran Menerima Proposal pertukaran Database satwa Menyetujui ? Pengajuan surat pertukaran satwa Pengajuan surat pertukaran satwa 1 1 1 Pengajuan surat kesehatan satwa Pengajuan surat kesehatan satwa 2 2 2 Memasukan BAP ke

sistem

Memasukan BAP kesehatan ke sistem

Pengajuan SADN 3 3 Pengangkutan satwa Selesai Pengecekaan kesehatan satwa Sehat ? Penerimaan satwa Mengecek dokumen Tidak 1. Over populasi

2. Breeding Loan 3. fresh Blood

Surat Pertukaran Surat Keterangan Sehat Ya Tidak SADN SADN SADN

Proposal Balasan Ya

Surat Keretangan sehat Mengecek data satwa Laporan data satwa


(26)

4.3.3 Diagram Hipo

Gambar 4.3 Diagram Hipo

4.3.4 Context Diagram

Berikut ini adalah Context Diagram yang menjelaskan alur data dari PD. Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya saat memasukan data sistem informasi pada tiap transaksi


(27)

Gambar 4.4 Context Diagram aplikasi Recording satwa

Pada Gambar 4.4 merupakan rancangan aliran data secara garis besar pada proses pengarsipan atau pencatatan data satwa yang di rancang. Terdapat 2 external entity, meliputi Admin atau Dept. Konservasi dan Direktur operasional.

4.3.5 Data Flow Diagram

Data Flow Diagram (DFD) yaitu bagan yang memiliki arus data dalam suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara umum yang terjadi dalam proses bisnis pada PD. Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya.


(28)

a. DFD level 0

Gambar 4.5 DFD level 0.

Pada Gambar 4.5 merupakan aliran data dari hasil decompose pada level sebelumnya, yaitu level Context Diagram. Pada aliran level 0 ini dijelaskan lebih detil bagaimana proses aliran data berlangsung, dimana aliran data ini digunakan sebagai input, output atau laporan dari sistem yang dirancang.


(29)

b. DFD level 1 pengelolaan data master

Gambar 4.6 DFD pengelolaan data master level 1

Pada Gambar 4.6 merupakan hasil decompose dari proses pengelolaan data master yang ada pada level sebelumnya atau level 0, pada level ini akan dijelaskan secara detil bagaimana aliran data pada proses pengelolaan data ini berlangsung. Pada external entity admin atau Dept. Konservasi memasukkan data-data master kedalam proses memasukkan data dan Dept. Konservasi juga dapat mengubah data master pada proses ubah data. Setelah data terbuat, maka sistem akan melakukan Inputan data ke dalam masing tabel dan sistem juga dapat edit data yang ada pada masing-masing tabel.


(30)

c. DFD level 1 pertukaran satwa

Gambar 4.7 DFD level 1 pertukaran satwa

Pada Gambar 4.7 merupakan hasil decompose pada level 0. Pada proses level 1 ini terdapat external entity admin atau Dept. konservasi yang memasukkan data pertukaran pada proses memasukkan data yang tersimpan kedalam tabel transaksi pertukaran dan keluaran yang didapat yaitu informasi data pertukaran. Pada proses selanjutnya adalah ubah data pertukaran untuk dapat mengubah data transaksi pertukaran yang sudah terlanjur tersimpan pada proses memasukkan data pertukaran.


(31)

d. DFD level 1 laporan

Gambar 4.8 DFD level 1 laporan

Pada Gambar 4.8 merupakan hasil decompose pada level 0. Pada proses level 1 ini terdapat external entity Direktur operasional yang yang dapat meminta untuk pembuatan laporan dari transaksi pertukaran yang telah di inputkan oleh admin atau Dept. Konservasi.

4.3.6 Perancangan Database

Berikut ini merupakan gambaran rancangan Entity Relationship Diagram (ERD) dari Aplikasi Recording pertukaran satwa yang terdiri dari Conceptual Data Model (CDM) dan Physical Data Model (PDM).


(32)

a. ERD CDM

Gambar 4.9 Conceptual data model (CDM)

Pada gambar 4.9 merupakan conceptual data model CDM) pada Rancang Bangun Sistem Informasi pertukaran satwa pada PD. (Perusahaan Daerah) Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya (KBS).


(33)

b. ERD PDM

Gambar 4.10 Physical Data Model (PDM)

Pada gambar 4.10 merupakan Physical Data Model (PDM) pada Rancang Bangun Sistem Informasi pertukaran satwa pada PD. (Perusahaan Daerah) Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya (KBS).


(34)

4.3.7 Struktur Basis Data dan Tabel

Untuk mempermudah pengelolaan file basis data, digunakan Microsoft SQL Server 2008 Express.

1. Nama table : Master admin

Fungsi : Menyimpan data master admin

Primary key : No_urut

Field name Type Field

Size Description

No_urut Integer No_urut

Username Varchar 20 Username

Password Varchar 20 Password

Nama Varchar 20 Nama admin


(35)

2. Nama tabel : Master kelas

Fungsi : Menyimpan data master kelas satwa Primary key : Id_kelas

Field name Type Field

Size Description

Id_kelas Integer 8 Id kelas

Nama kelas Varchar 20 Nama kelas

Tabel 4.2 Master Kelas

3. Nama tabel : Master ordo

Fungsi : Menyimpan data master ordo

Primary key : Id_ordo

Foreign key : Id_kelas

Tabel 4.3 Master Ordo

Field name Type Field

Size Description

Id_ordo Integer Id_ordo

Id_kelas Integer Id_kelas


(36)

4. Nama tabel : Master famili

Fungsi : Menyimpan data family satwa Primary key : Id_famili

Foreign key : Id_ordo

Field name Type Field

Size Description

Id_famili Integer Id_famili

Id_ordo Integer Id_ordo

Nama_famili Varchar 20 Nama_famili

Tabel 4.4 Master Famili

5. Nama tabel : Master spesies

Fungsi : Menyimpan data spesies satwa

Primary key : Id_spesies

Foreign key : Id_ordo

Field name Type Field

Size Description

Id_spesies Integer Id_spesies

Id_ordo Integer Id_ordo

Nama_ind Varchar 50 Nama_indonesia

Nama_latin Varchar 50 Nama_latin


(37)

6. Nama tabel : Transaksi satwa

Fungsi : Menyimpan data transaksi satwa

Primary key : Id_satwa

Foreign key : Id_spesies Id_pertukaran

Field name Type Field

Size Description

Id_satwa Integer Id_satwa

Id_pertukaran Integer Id_penitipan

Id_spesies Integer Id_spesies

Nama_panggilan Varchar 20 Nama_panggilan

Jenis_kelamin Varchar 1 Jenis_kelamin

Tanggal lahir Date Tanggal_lahir

Estimasi umur Integer Estimasi_umur

Induk_jantan Varchar 20 Induk_jantan

Induk_betina Varchar 20 Induk_betina

No_microchip Varchar 20 No_microchip

Asal Varchar 20 Asal

Status_konservasi Varchar 10 Status_konservasi

Saksi_1 Varchar 20 Saksi_1


(38)

Field name Type Field

Size Description

Keterangan Varchar 10 Keterangan

Tanggal_input Date Tanggal input

Tabel 4.6 Transaksi Satwa

7. Nama tabel : Transaksi pertukaran

Fungsi : Menyimpan data transaksi pertukaran

Primary key : Id_pertukaran

Foreign key : id_satwa

Field name Type Field

Size Description

Id_satwa Integer Id_satwa

Id_penitipan Integer Id_penitipan

Tanggal_masuk Date Tanggal_masuk

Tanggal_keluar Date Tanggal_keluar

Tabel 4.7 Transaksi Pertukaran

4.3.8 Desain Input/Output

Desain input/output merupakan desain awal rancangan input berupa form untuk memasukkan data kelas, ordo, famili, spesies, satwa dan penitipan, ataupun output seperti laporan studbook dan inventaris. Desain ini merupakan


(39)

acuan dalam pembuatan aplikasi recording satwa sub topik kelahiran dan penitipan satwa pada PD. Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya. Berikut merupakan gambar rancangan desain input/outputnya.

1. Desain atmpilan login

Gambar 4.11 Tampilan login

Form login merupakan form awal yang tampil apabila program dijalankan. Fungsinya untuk pengamanan dalam penggunaan program dan memberikan hak akses khusus untuk user tertentu.


(40)

2. Desain Menu Utama

Gambar 4.12 Desain Tampilan Menu Utama

Form menu awal merupakan form yang tampil setelah user melakukan login ke dalam program. Dalam form menu utama ini user dapat melakukan proses memasukkan pencatatan data admin, satwa, master data, dan melihat laporan. Dalam form master tersebut adalah form untuk mengisi penamaan biologis satwa seperti Kelas, Ordo, Famili, Spesies satwa.

3. Gambar 4.13 , 4.14, 4.15, 4.16 merupakan Desain Tampilan master. Pada form ini digunakan untuk input data master satwa.


(41)

Gambar 4.13 Desain menu master kelas

Gambar 4.14 Desain menu master ordo


(42)

Gambar 4.16Desain menu master spesies

Dalam form ini mempunyai hubungan layaknya urutan, urutan ini berguna sebagai klasifikasi satwa sehigga dapat dibedakan pada berdasarkan kategori – kategori yang dimiliki oleh satwa tersebut.


(43)

Gambar 4.17 Desain transaksi pertukaran satwa masuk

Gambar 4.18 Desain transaksi pertukaran satwa keluar satwa

Setelah salah satu type data keluar tersebut dipilih maka dapat diisi sesuai dengan inputan yang harus diisi. Untuk pengubahan data, hal yang pertama

dilakukan harus mengklik “Lihat Data”, setelah itu dipilih berdasarkan statusnya apakah kematian atau kehilangan.

5. Desain admin


(44)

Form input data admin difungsikan untuk mencatat data admin yang bisa mengoperasikan aplikasi recording satwa ini. proses mendaftarkan admin ini adalah proses awal yang berguna untuk memberikan hak akses hanya pada karyawan yang berkepentingan.

4.4 Kebutuhan Sistem

Dari System Flow, DFD, ERD dan Struktur Tabel yang telah dibuat sebelumnya, maka dari hasil tersebut akan terbentuk suatu desain input dan output dari sistem atau aplikasi tersebut. Desain tersebut merupakan gambaran dari aplikasi recording satwa pada Perusahaan Daerah Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya. Dimana dalam sistem atau aplikasi ini hanya terdapat 1 jenis pengguna yang diberikan hak akses khusus untuk dapat masuk ke dalam sistem atau aplikasi tersebut, yaitu Admin untuk Perusahaan Daerah Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya.

Dalam hal ini pengoperasian sistem atau aplikasi, untuk Admin dapat memasukkan serta mengubah data-data master, dan berhak untuk menambah baru dan mengubah data-data yang ada di dalam sistem serta memasukkan data – data transaksi yang ada pada proses yang bersangkutan. Lebih lengkapnya akan di jelaskan pada desain di bawah ini:


(45)

1. form login

Gambar 4.20 Form Login

Pada gambar 4.20 Diatas terdapat tampilan halaman login dari aplikasi recording satwa PDTS Kebun Binatang Surabaya dimana user harus menginputkan terlebih dahulu username dan password.

2. Form Login (Berhasil)

Gambar 4.21 Form Login Berhasil

Pada Gambar 4.21 diatas ini menunjukkan tampilan form login berhasil dimana tampilan ini akan muncul saat pengguna menginputkan data username dan password pada saat login dengan benar.


(46)

3. From login (Gagal)

Gambar 4.22 Form Login Gagal

Pada Gambar 4.22 diatas menunjukkan tampilan form login gagal dimana tampilan ini akan muncul saat pengguna menginputkan data username dan password pada saat login tidak sesuai dengan username dan atau password yang telah disimpan.

4. Form Awal

Gambar 4.23 Form Awal

Pada Gambar 4.23 terlihat form awal, form ini berguna untuk memilih beberapa pilihan menu yang tersedia diantaranya adalah Admin untuk mengolah data admin


(47)

yang bisa mengakses aplikasi, master yang berguna untuk memasukkan penamaan satwa seperti kelas, ordo famili dan spesies, satwa sebagai transaksi satwa dimana transaksi yang dibahas pada buku ini hanya dfokuskan pada data keluar yaitu kematian dan kehilanhgan, lalu laporan yang berisi laporan inventaris satwa dan studbook satwa.

5. Form pengolaan data admin

Gambar 4.24 Form Pengolaan data admin

Pada Gambar 4.24 diatas ini menunjukan tampilan form menu pengolahan data admin yang berguna mendaftarkan admin, merubah data admin sehingga yang bisa mengakses aplikasi ini hanya pengguna yang telah terdaftar username dan passwordnya.


(48)

6. Form menu master

Gambar 4.25 Form Master Kelas Satwa


(49)

Gambar 4.27 Form Menu Master Famili Satwa


(50)

Pada Gambar 4.25 hingga gambar 4.28 adalah form master Satwa yang berguna sebagai pengurutan nama biologis satwa yang urutannya terdiri dari Kelas, Ordo, Famili, lalu yang terakhir adalah Spesies. Selain untuk pengurutan nama form ini juga menjelaskan nama latin satwa sehingga penamaan nama latin satwa dapat diketahui.

7. Form Transaksi Pertukaran Satwa Masuk


(51)

Gambar 4.30 Form Pertukaran Satwa Keluar

Pada Gambar 4.29 hingga gambar 4.30 ini menunjukan tampilan form transaksi data keluar yang berisi tentang pertukaran satwa masuk dan satwa keluar. Proses yang terjadi pada form transaksi ini berasal dari pengambilan data satwa yang telah tersimpan, lalu setelah data yang telah ada dipilih, lalu memilih opsi apakah proses tersebut berada pada tipe pertukaran masuk atau pertukaran keluar.


(52)

8. Form Input Satwa Masuk atau Keluar

Gambar 4.31 Form Input Satwa Masuk atau Keluar

Pada form ini hanya mengupdate tanggal satwa masuk dan satwa keluar. Proses yang terjadi pada form transaksi ini berasal dari pengambilan data satwa yang telah tersimpan, lalu setelah satwa keluar atau masuk kemudian pilih satwa yang akan di update tanggalnya.

9. Form Laporan (Studbook dan Inventaris)

Pada form ini berisikan 2 hal laporan yang disajikan yaitu laporan studbook dan inventaris satwa yang berada di Perusahaan Daerah Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya. Laporan Studbook berisi satwa – satwa yang ada di kebun binatang namun dikelompokkan sesuai dengan Spesies. Seperti dapat dilihat dalam gambar


(53)

4.32 satwa dikelompokkan berdasarkan spesies, namun untuk memudahkan pengelompokan maka dapat dipilih terlebih dahulu Kelas spesies tersebut.

Gambar 4.32 form Laporan (Studbook)

Gambar 4.33 form Laporan (Studbook)

Lalu terdapat juga yaitu laporan Inventaris seperti yang tertera pada gambar 4.32 laporan Inventaris yaitu laporan semua yang berada dalam KBS namun untuk inventaris adalah laporan keseluruhan kelas satwa yang dapat dilihat berdasarkan


(54)

tahun dan bulan. Sehingga dapat dipantau berapa jumlah kelas satwa tertentu hingga bulan yang dipilih.


(55)

57

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan proses analisa, perancangan dan implementasi aplikasi pada Perusahaan Daerah Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Dengan adanya aplikasi Recording Satwa ini dapat membantu perusahaan dalam mengelolah dan mengontrol satwa yang ada dan data – data akan tersimpab dengan baik.

2. Dapat melakukan pencarian data satwa sesuai dengan data yang tersimpan serta memudahkan pengguna aplikasi ini untuk mengetahui informs satwa yang ada saat ini setiap saat dengan cepat dan tepat waktu, sehingga dapat mempercepat wakktu sebaik mungkin dan meningkatkan kualitas kinerja para pengguna aplikasi ini.

3. Dapat mempermudah para pengguna aplikasi yang dalam pembuatan laporan, baik itu laporan inventaris maupun laporan studbook dengan cepat dan tepat waktu.

5.2 Saran

Setelah mengambil beberapa kesimpulan di atas, maka ada beberapa saran yang akan disampaikan. Dalam hal ini penulis akan memberikan saran yang ditujuakan


(56)

untuk pengembangan program aplikasi. Adapun saran-saran yang disampaikan adalah sebagai berikut:

1. Program recording satwa ini dapat dikembangkan melalui mobile sehingga direktur atau dapat memantau langsung aktivitas yang ada di dalam aplikasi Recording Satwa ini, sehingga jika terjadi perubahan data maka direktur atau manager dapat bertindak langsung.

2. Pengarsipan data satwa di aplikasi dapat dikembangkan menggunakan berbagai metode untuk mengoptimalkan aplikasi.


(57)

Arikunto, Suharsimi. 2002. Metodologi Penelitian. Penerbit PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Deserno, I. dan Kynaston, D. 2005. A Records Management Program that Works for Archives. The Information Management Journal. May/June. Hal. 60-63.

Jogiyanto, Hartono. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi, Edisi III. Yogyakarta: ANDI.

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.39/Menhut-II/2012, Tentang Pertuakran satwa.

Sutabri, Tata. 2005. Sistem Informasi Manajemen, Edisi I. Yogyakarta: ANDI.


(58)

(1)

4.32 satwa dikelompokkan berdasarkan spesies, namun untuk memudahkan pengelompokan maka dapat dipilih terlebih dahulu Kelas spesies tersebut.

Gambar 4.32 form Laporan (Studbook)

Gambar 4.33 form Laporan (Studbook)

Lalu terdapat juga yaitu laporan Inventaris seperti yang tertera pada gambar 4.32 laporan Inventaris yaitu laporan semua yang berada dalam KBS namun untuk inventaris adalah laporan keseluruhan kelas satwa yang dapat dilihat berdasarkan


(2)

56

tahun dan bulan. Sehingga dapat dipantau berapa jumlah kelas satwa tertentu hingga bulan yang dipilih.


(3)

57 BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan proses analisa, perancangan dan implementasi aplikasi pada Perusahaan Daerah Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Dengan adanya aplikasi Recording Satwa ini dapat membantu perusahaan dalam mengelolah dan mengontrol satwa yang ada dan data – data akan tersimpab dengan baik.

2. Dapat melakukan pencarian data satwa sesuai dengan data yang tersimpan serta memudahkan pengguna aplikasi ini untuk mengetahui informs satwa yang ada saat ini setiap saat dengan cepat dan tepat waktu, sehingga dapat mempercepat wakktu sebaik mungkin dan meningkatkan kualitas kinerja para pengguna aplikasi ini.

3. Dapat mempermudah para pengguna aplikasi yang dalam pembuatan laporan, baik itu laporan inventaris maupun laporan studbook dengan cepat dan tepat waktu.

5.2 Saran

Setelah mengambil beberapa kesimpulan di atas, maka ada beberapa saran yang akan disampaikan. Dalam hal ini penulis akan memberikan saran yang ditujuakan


(4)

58

untuk pengembangan program aplikasi. Adapun saran-saran yang disampaikan adalah sebagai berikut:

1. Program recording satwa ini dapat dikembangkan melalui mobile sehingga direktur atau dapat memantau langsung aktivitas yang ada di dalam aplikasi Recording Satwa ini, sehingga jika terjadi perubahan data maka direktur atau manager dapat bertindak langsung.

2. Pengarsipan data satwa di aplikasi dapat dikembangkan menggunakan berbagai metode untuk mengoptimalkan aplikasi.


(5)

Jakarta.

Deserno, I. dan Kynaston, D. 2005. A Records Management Program that Works for Archives. The Information Management Journal. May/June. Hal. 60-63.

Jogiyanto, Hartono. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi, Edisi III. Yogyakarta: ANDI.

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.39/Menhut-II/2012, Tentang Pertuakran satwa.

Sutabri, Tata. 2005. Sistem Informasi Manajemen, Edisi I. Yogyakarta: ANDI.


(6)

Dokumen yang terkait

Analisis Kepuasan Pengunjung Atas Kesejahteraan Satwa Di Kebun Binatang (Studi Kasus: Taman Margasatwa Dan Budaya Kinantan Bukittinggi, Sumatera Barat)

2 60 74

Sistem Informasi Satwa Berbasis Web di Kebun Binatang Bandung

2 7 1

LKP : Aplikasi Recording Satwa Sub Kematian dan Kehilangan Pada Perusahaan Daerah Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya.

8 47 29

LKP : Perancangan Desain Company Profil Sebagai Media Promosi Lembaga Konservasi Pada Perusahaan Daerah Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya.

10 70 82

Stigmatisasi Citra Perusahaan Daerah Taman Satwa (PDTS) Kebun Binatang Surabaya di Media Massa Cetak Analisis Wacana Stigmatisasi Citra Perusahaan Daerah Taman Satwa (PDTS) Kebun Binatang Surabaya.

0 1 2

OBJEKTIVITAS PEMBERITAAN KEMATIAN SATWA KEBUN BINATANG SURABAYA (Analisis Isi Objektivitas Pemberitaan Kematian Satwa Kebun Binatang Surabaya di Surat Kabar Jawa Pos Edisi 13 Agustus 2010 – 17 Agustus 2010).

0 0 98

pengumuman ketua bawas kbs

0 0 1

OBJEKTIVITAS PEMBERITAAN KEMATIAN SATWA KEBUN BINATANG SURABAYA (Analisis Isi Objektivitas Pemberitaan Kematian Satwa Kebun Binatang Surabaya di Surat Kabar Jawa Pos Edisi 13 Agustus 2010 – 17 Agustus 2010)

0 0 19

Iklim komunikasi organisasi perusahaan daerah taman satwa Kebun Binatang Surabaya - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 20

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah - Iklim komunikasi organisasi perusahaan daerah taman satwa Kebun Binatang Surabaya - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 9