TA : Rancang Bangun Aplikasi Penilaian Kinerja Pegawai Berbasis Web Menggunakan Metode Scoring System Pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Timur.

(1)

RANCANG BANGUN APLIKASI PENILAIAN KINERJA PEGAWAI BERBASIS WEB MENGGUNAKAN METODE SCORING SYSTEM PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR

TUGAS AKHIR

Program Studi S1 Sistem Informasi

Oleh:

Johanes Aditya Kurniawan 11.41010.0128

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA

INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM SURABAYA 2016


(2)

viii

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xx

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Batasan Masalah ... 5

1.4 Tujuan ... 6

1.5 Sistematika Penulisan ... 6

BAB II. LANDASAN TEORI ... 8

2.1 Penilaian ... 8

2.2 Penilaian Kinerja ... 8

2.3 Jabatan Fungsional Tertentu ... 11

2.4 Kenaikan Golongan atau Pangkat ... 12

2.5 Aplikasi ... 13

2.6 Scoring System ... 14

2.7 Website ... 15

2.8 Hypertexy Prepceprocessor (PHP) ... 19


(3)

ix

2.10.1 Sistem Basis Data ... 20

2.10.2 Database ... 21

2.10.3 Database Management System (DBMS) ... 21

2.10.4 Desain Sistem ... 22

2.10.5 Diagram Alir (Flowchart) ... 22

2.10.6 Data Flow Diagram (DFD) ... 24

2.11 Tahapan Software Development Life Cycle (SDLC) ... 26

2.11.1 Kebutuhan Perangkat Lunak ... 26

2.11.2 Analisis dan Desain Perangkat Lunak ... 27

2.12 Teknik Wawancara ... 28

2.13 Teknik Observasi ... 29

2.14 Black Box Testing ... 29

BAB III. ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 31

3.1 Identifikasi Permasalahan ... 31

3.2 Analisis Permasalahan ... 33

3.2.1 Analisis Pada Proses Forbang BKD Jatim ... 34

3.2.2 Analisis Pada Proses Kepala Instansi ... 34

3.3 Solusi Permasalahan ... 34

3.4 Analisis Kebutuhan Pengguna ... 35

3.5 Metode Scoring System ... 36

3.6 Struktur Navigasi ... 37

3.6.1 Struktur Navigasi Untuk Forbang BKD Jatim (Maintenance Data Pegawai) ... 38


(4)

x

(Maintenance Data Penilaian) ... 40

3.6.2 Struktur Navigasi Untuk Kepala Instansi Terkait ... 41

3.7 Perancangan Sistem ... 42

3.7.1 Alur Sistem ... 42

3.7.2 Data Flow Diagram ... 63

3.7.3 Entity Relationship Diagram ... 71

3.7.4 Struktur Tabel ... 73

3.7.5 Desain Input Output ... 82

3.7.6 Desain Uji Coba ... 119

3.7.7 Desain Kuesioner ... 127

BAB IV. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ... 127

4.1 Implementasi Sistem ... 127

4.1.1 Kebutuhan Hardware (Perangkat Keras)... 127

4.1.2 Kebutuhan Software (Perangkat Lunak) ... 128

4.2 Implementasi Sistem ... 128

4.2.1 FormLogin ... 129

4.2.2 Form Beranda (Forbang BKD Jatim)... 129

4.2.3 Form Master Kota Instansi ... 130

4.2.4 Form Master Satker Parent ... 131

4.2.5 Form Master Jabatan ... 133

4.2.6 Form Master Golongan ... 134

4.2.7 Form Master Kota Lahir ... 136


(5)

xi

4.2.10 Form Master Item Penilaian Psikotes ... 141

4.2.11 Form Master Item Penilaian Kinerja ... 142

4.2.12 Form Master Kriteria Penilaian Psikotes ... 142

4.2.13 Form Master Kriteria Penilaian Kinerja... 144

4.2.14 Form Master Metode Penilaian Psikotes ... 145

4.2.15 Form Master Metode Penilaian Kinerja ... 146

4.2.16 Form Master Periode Penilaian ... 146

4.2.17 Form Hasil Penilaian ... 147

4.2.18 Form Laporan Hasil Penilaian ... 147

4.2.19 Form Master Daftar ... 148

4.2.20 Form Beranda (Kepala Instansi) ... 149

4.2.21 Form Daftar Pegawai JFT untuk Penilaian Psikotes ... 150

4.2.22 Form Data Per Pegawai JFT untuk Penilaian Psikotes ... 150

4.2.23 Form Penilaian Psikotes ... 151

4.2.24 Form Hasil Penilaian Psikotes Awal Per Pegawai JFT ... 152

4.2.25 Form Daftar Pegawai JFT untuk Penilaian Kinerja ... 153

4.2.26 Form Data Per Pegawai JFT untuk Penilaian Kinerja ... 153

4.2.27 Form Penilaian Kinerja ... 154

4.2.28 Form Hasil Penilaian Kinerja Awal Per Pegawai JFT ... 155

4.2.29 Form Hasil Penilaian Psikotes ... 156

4.2.30 Form Detail Nilai Psikotes ... 156


(6)

xii

4.2.33 FormHistory Penilaian ... 158

4.2.34 Form Laporan Penilaian Psikotes ... 159

4.2.35 Form Laporan Penilaian Kinerja ... 161

4.2.36 Form Laporan Total Penilaian ... 162

4.3 Evaluasi Sistem ... 163

4.3.1 Uji Coba Form ... 164

4.3.2 Uji Coba Metode Scoring System... 192

4.3.3 Kesimpulan... 208

4.3.4 Angket ... 208

4.3.5 Evaluasi Hasil Uji Coba ... 208

BAB V. PENUTUP ... 214

5.1 Kesimpulan ... 214

5.2 Saran ... 215

DAFTAR PUSTAKA ... 216

BIODATA PENULIS ... 218


(7)

1

1.1. Latar Belakang Masalah

Badan Kepegawaian Daerah (BKD) merupakan instansi milik Pemerintah yang berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 bertugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang kepegawaian, serta dapat ditugaskan untuk melaksanakan penyelenggaraan wewenang yang dilimpahkan oleh Pemerintah kepada Gubernur selaku Wakil Pemerintah dalam rangka dekosentrasi. BKD Provinsi Jawa Timur (Jatim) merupakan salah satu instansi pemerintahan dalam bidang kepegawaian yang beralamat di Jl. Jemur Andyani 1, Surabaya. Sebagai instansi pemerintah yang khusus menangani masalah kepegawaian, BKD Provinsi Jatim memiliki peran dan tanggung jawab dalam pengembangan dan pengawasan Pegawai Negeri Sipil (PNS) khususnya yang berada di wilayah Jatim. Berdasarkan Peraturan Walikota Nomor 81 Tahun 2009 tentang Rincian Tugas dan Fungsi Lembaga Teknis Kota Surabaya, tugas pokok dari BKD Provinsi Jatim, diantaranya (1) Pelaksanaan koordinasi penyusunan rencana program, anggaran dan laporan badan, (2) Pelaksanaan pembinaan organisasi dan ketatalaksanaan, (3) Pengelolaan administrasi kepegawaian, sedangkan fungsi dari BKD Provinsi Jatim, diantaranya (1) Perumusan kebijakan teknis di bidang kepegawaian dan diklat, (2) Pemberian dukungan atas penyelenggaraan Pemerintah Daerah di bidang kepegawaian dan diklat, (3) pembinaan dan pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64, (4) pengelolaan ketatausahaan. Tugas Pokok dan Fungsi yang selama ini menjadi


(8)

permasalahan yaitu tentang pembinaan organisasi dan ketatalaksanaan serta

pembinaan dan pelaksanaan tugas. Hal ini berkaitan dengan penilaian (appraisal),

penilaian yang dimaksud adalah penilaian kinerja (performace appraisal). Dengan

adanya penilaian kinerja pegawai ini, maka dapat diketahui secara tepat tentang perkembangan ketrampilan pegawai, siapa pegawai yang mendapat nilai terbaik dan layak direkomendasikan, hal apa saja yang harus dihadapi dan target apa yang harus dicapai. Selain itu berdasarkan penilaian kinerja pegawai tersebut dapat digunakan sebagai rekomendasi kenaikan pangkat yang nantinya diserahkan kepada kepala pimpinan instansi terkait.

Dalam Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Nomor 1 Tahun 2013 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Kinerja PNS, penilaian kinerja pegawai dilakukan setiap tahun sekali pada bulan Januari-Februari. Sedangkan penilaian psikotes dilakukan pada bulan Desember dan hasilnya akan dilaporkan bersama dengan pelaksanaan penilaian kinerja pegawai. Selama ini, penilaian kinerja pegawai yang dilakukan menggunakan form penilaian kinerja yang dikirim oleh BKD Jatim ke BKD setiap kota, yang nantinya akan diserahkan pada instansi terkait yang memiliki pegawai JFT. Permasalahannya adalah pengiriman form penilaian memerlukan waktu yang cukup lama, setelah dilakukan penilaian, setiap instansi harus melakukan rekap secara manual hasil penilaian, rekap ini berisi jumlah total nilai dari penilaian psikotes dan penilaian kinerja, serta melakukan perekomendasian dari pegawai yang memiliki nilai terbaik. Hasil rekapan itu nantinya akan diserahkan pada BKD di setiap kota, dari BKD di setiap kota nantinya akan direkap ulang nama-nama pegawai JFT yang direkomendasikan dari semua instansi di kota tersebut. Setelah


(9)

direkap ulang, data hasil rekapan tersebut dikirim lagi ke BKD Jatim untuk pendataan nama-nama pegawai JFT yang direkomendasikan di seluruh Jawa Timur untuk dilakukan proses diklat. Semua proses diatas memerlukan waktu yang cukup lama, dari awal pendistribusian form penilaian sampi rekapan hasil nilai sampai ke BKD Jatim rata-rata waktu yang dibutuhkan bisa sampai tiga bulan, sedangkan pihak BKD Jatim juga harus melakukan perekapan data pegawai JFT yang direkomendasikan berjumlah ribuan. Dari permasalahan diatas, maka dampak yang timbul dari keterlambatan dan lamanya waktu proses pendistribusian form, penilaian dan perekapan adalah pengembangan aparatur atau pegawai (JFT) menjadi terhambat yang mengakibatkan kenaikan pangkat pegawai akan terkendala, kenaikan pangkat pegawai JFT tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 jo Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002, selain itu dampak yang lain adalah jadwal kegiatan diklat yang dilakukan pada bulan Mei-Juli menjadi tertunda dikarenakan form hasil penilaian yang mengalami keterlambatan. Penilaian kinerja pegawai dilakukan setiap satu tahun sekali dan bertepatan pada bulan Januari-Februari.

Dari permasalahan diatas, maka diperlukan aplikasi penilaian kinerja pegawai yang terintegrasi antara instansi pemerintahan di Jatim dengan BKD Provinsi Jatim, sehingga dengan adanya penilaian kinerja pegawai yang terintegrasi ini, BKD Provinsi Jatim dapat memonitor, menyusun rencana, strategi dan langkah-langkah terhadap kemajuan karier pegawai yang bersangkutan. Aplikasi ini akan

menggunakan website sebagai media penilaiannya yang dapat diakses oleh instansi

pemerintahan seluruh Jatim. Alasan digunakannya website agar pihak BKD


(10)

melakukan penilaian dan yang belum, selain itu BKD dapat memonitor dan mengetahui hasil penilaian pegawai di tiap instansi pemerintahan sehingga dapat dilakukan tindakan seperti pengembangan karir pegawai (diklat) untuk kenaikan pangkat serta pengembangan SDM. Cara penilaian kinerja yang dilakukan di BKD Jatim menggunakan teknik pembobotan dengan skala prioritas, yaitu penjumlahan dari setiap kriteria yang dinilai sehingga menghasilkan jumlah total yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan berupa rekomendasi. Dari perbandingan metode yang selama ini digunakan yaitu metode pembobotan dengan skala

prioritas, maka dapat dilakukan perbandingan metode dengan Scoring System.

Scoring System (Azwar, 2003) dapat menentukan skor dari masing-masing

parameter/kriteria yang sudah ditentukan, Metode ini dilakukan dengan cara menentukan bobot dari setiap kriteria yang dinilai, lalu melakukan penjumlahan

bobot dan didapatkan total nilai. Selain itu, pada metode Scoring System terdapat

pengelompokan dari hasil penghitungan metode yang dilakukan. Berdasarkan studi kasus yang akan diangkat, pegawai akan dinilai berdasarkan psikotes seperti

kecakapan dan attitude yang akan dilakukan oleh Bagian Formasi dan

Pengembangan (Forbang) dan berdasarkan kinerja yang dilakukan oleh instansi terkait. Dua jenis penilaian tersebut memiliki jumlah item penilaian sebanyak lima, yaitu sangat kurang, kurang, cukup, baik dan sangat baik. Dari hasil penilaian tersebut maka akan muncul nama pegawai yang dapat direkomendasikan untuk dinaikkan pangkat dan dilakukan proses diklat pegawai.

Adanya Website Penilaian Kinerja Pegawai ini dapat mengganti cara

pendistribusian form penilaian sehingga proses penilaian dapat dilakukan secara langsung pada saat periode penilaian dibuka serta dapat langsung terpantau oleh


(11)

BKD Jatim, selain itu dapat membantu penghitungan total nilai secara langsung dan perekomendasian pegawai JFT yang dinaikkan pangkat tanpa harus membandingkan total nilai dari pegawai satu dengan pegawai lain secara manual. Pihak BKD Jatim dapat menerima laporan berupa nama-nama pegawai JFT yang direkomendasikan dari setiap instansi di Jawa Timur, sehingga pendataan untuk proses diklat dapat dilakukan dengan baik sesuai dengan jadwal yang ditetapkan. Hasil penilaian yang sudah dilakukan dapat tersimpan dengan baik sesuai dengan periode waktu dilakukannya penilaian kinerja.

1.2. Perumusan Masalah

Bagaimana merancang dan membangun pembuatan aplikasi penilaian

kinerja pegawai berbasis web menggunakan metode Scoring System pada Badan

Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Timur.

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka ruang lingkup penelitian dibatasi sebagai berikut :

1. Pegawai yang dinilai adalah pegawai yang memiliki Jabatan Fungsional

Tertentu (JFT).

2. Sistem ini hanya melakukan penilaian kinerja pegawai dan memberikan

rekomendasi yang digunakan untuk pengembangan kinerja pegawai, tidak sampai pada proses atau cara kenaikan pangkat pegawai.

3. Aplikasi ini hanya dapat digunakan oleh instansi pemerintahan se-Jawa Timur


(12)

1.4. Tujuan

Tujuan dari sistem ini adalah menghasilkan aplikasi penilaian kinerja

pegawai berbasis web menggunakan metode Scoring System pada Badan

Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Timur yang mengacu pada history penilaian

pegawai sebelumnya sehingga dapat memberikan rekomendasi pegawai yang akan dinaikkan pangkat.

1.5. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan dalam laporan ini, yaitu:

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini dijelaskan tentang latar belakang, perumusan masalah, pembatasan masalah dan tujuan dari aplikasi penilaian kinerja ini.

BAB II : LANDASAN TEORI

Dalam bab ini dijelaskan mengenai landasan teori yang terkait dengan

laporan ini, yaitu: penjelasan penilaian kinerja, scoring system dan sistem

informasi.

BAB III : ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Dalam bab ini diuraikan mengenai perancangan sistem yang terdiri atas

penjelasan dari analisa permasalahan, perancangan sistem, data flow

diagram, entity relationship diagram, struktur basis data serta desain input

dan output.

BAB IV : IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Dalam bab ini dijelaskan tentang evaluasi dari system yang dibuat, proses implementasi dari perangkat lunak yang telah melalui tahap evaluasi.


(13)

BAB V : PENUTUP

Dalam bab ini dijelaskan tentang penutup yang berisi kesimpulan setelah program aplikasi selesai dibuat dan saran untuk proses pengembangan berikutnya.


(14)

8

2.1 Penilaian

Penilaian dalam Bahasa Inggris dikenal dengan istilah Assessment yang

berarti menilai sesuatu. Menurut Akhmat Sudrajat (2011), penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi sejauh mana hasil belajar atau ketercapaian kompetensi seseorang. Sedangkan menurut Djaali dan Pudji Muljono (2008), menilai itu sendiri berarti mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan mengacu pada ukuran 6 tertentu seperti menilai baik atau buruk, sehat atau sakit, pandai atau bodoh, tinggi atau rendah dan sebagainya. Dari pengertian penilaian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa penilaian merupakan suatu cara untuk memberikan timbal balik terhadap suatu kegiatan yang sudah dilakukan sehingga dapat diambil keputusan terkait dengan hasil penilaian tersebut.

2.2 Penilaian Kinerja

Menurut Mondy & Noe (2005) penilaian kinerja adalah tinjauan formal dan evaluasi kinerja individu atau tugas tim. Sedangkan menurut Dessler (2003) penilaian kinerja adalah mengevaluasi kinerja relatif karyawan saat ini dan/atau di masa lalu terhadap standar prestasinya. Dari kedua pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bawa penilaian kinerja yaitu cara instansi atau pimpinan dalam melakukan evaluasi terhadap kegiatan atau kinerja pegawainya.


(15)

Berdasarkan pasal 12 ayat (2) Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974, tentang Pokok-Pokok Kepegawaian, dinyatakan bahwa untuk mewujudkan penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan diperlukan Pegawai Negeri Sipil yang profesional, bertanggung jawab, jujur dan adil melalui pembinaan yang dilaksanakan berdasarkan sistem penilaian. Selanjutnya pasal 20 dinyatakan bahwa untuk menjamin obyektifitas dalam mempertimbangkan pengangkatan dalam jabatan dan kenaikan pangkat diadakan penilaian kinerja pegawai.

Dalam Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Nomor 1 Tahun 2013 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Kinerja PNS dinyatakan bahwa penilaian kinerja PNS dilaksanakan untuk mengevaluasi kinerja dari setiap personal, sehingga dapat memberikan petunjuk bagi pejabat atau atasan terkait untuk mengeveluasi kinerja dan memberikan kenaikan pangkat sesuai dengan hasil kinerja yang dicapai. Formulasi dalam penilaian kinerja yang dilakukan saat ini yaitu :

a. Setiap kriteria memiliki nilai atau yang disebut item penilaian berjumlah 1-5

dengan keterangan 1 = Sangat Kurang, 2 = Kurang, 3 = Sedang, 4 = Baik, 5 = Sangat Baik.

b. Terdapat dua penilaian yang dilakukan, yaitu penilaian kinerja (PK) dan

penilaian psikotes (PP).

c. Setiap nilai pada masing-masing kriteria baik PK maupun PP akan dijumlah.

d. Total Nilai PP + Total Nilai PK / 2 = Total Hasil Penilaian

e. Nilai capaian dalam bentuk angka dan keterangan sebagai berikut :


(16)

2. 23 – 35 = Kinerja Sedang

3. 22 – ke bawah = Kinerja Rendah

Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil dilaksanakan untuk mengevaluasi kinerja individu Pegawai Negeri Sipil, yang dapat memberi petunjuk bagi manajemen dalam rangka mengevaluasi kinerja unit dan kinerja organisasi. Hasil penilaian kinerja Pegawai Negeri Sipil dimanfaatkan sebagai dasar pertimbangan penetapan keputusan kebijakan pengelolaan karier Pegawai Negeri Sipil.

Dari setiap penilaian, baik penilaian psikotes maupun penilaian kinerja pegawai terdapat kriteria-kriteria penilaian. Tujuan digunakan kriteria tersebut adalah untuk memberikan acuan terkait dengan hal-hal yang akan dinilai pada setiap pegawai. Kriteria tersebut bersifat permanen atau tidak bisa diubah karena sudah berdasarkan pada keputusan BKD Pusat. Kriteria yang dinilai dalam penilaian kinerja antara lain:

a. Kesetiaan

b. Prestasi Kerja

c. Tanggung Jawab

d. Ketaatan

e. Kejujuran

f. Kerjasama

g. Prakarsa

h. Kepemimpinan

Sedangkan kriteria yang dinilai dalam penilaian psikotes antara lain:

a. Kualitas Kerja


(17)

c. Inisiatif

d. Disiplin

e. Tanggung Jawab

f. Motivasi

g. Kerjasama

h. Pemahaman Terhadap Tugas

i. Penyesuaian Diri

j. Kepemimpinan

2.3 Jabatan Fungsional Tertentu

Menurut Permendagri (pasal 7, ayat 1), Jabatan Fungsional Tertentu (JFT) pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan/atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri dan kenaikan pangkatnya berdasarkan prestasi kerjanya. Dalam jabatan fungsional tertentuu dibagi menjadi 2 tingkatan atau pangkat, yaitu:

1. Jabatan Fungsional Terampil

a. Pelaksanaan Pemula, II/a, sekurang-kurangnya Sekolah Lanjutan Tingkat

Atas (SLTA)

b. Pelaksana, II/b-II/c-II/d

c. Pelaksana Lanjutan, III/a-III/b

d. Penyelia, III/c-III/d

2. Jabatan Fungsional Ahli

a. Ahli Pertama, III/a-III/b, Sekurang-kurangnya berijazah Sarjana (S1) atau

D-IV


(18)

c. Ahli Madya, IV/a-IV/b-IV/c

d. Ahli Utama, IV/d-IV/e

2.4 Kenaikan Golongan atau Pangkat

Berdasarkan PP Nomor 99 Tahun 2000 tentang kenaikan pangkat yang diubah dengan PP Nomor 12 Tahun 2002 yang berisi tentang kenaikan pangkat pada Pegawai Negeri Sipil akan naik 1 tingkat berdasarkan penilaian kinerja setiap tahun. Selain itu, setiap unsur penilaian kinerja, sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2 tahun terakhir. Kenaikan pangkat dapat dilakukan jika pegawai yang bersangkutan sudah menjadi Pegawai Negeri Sipil selama 2 tahun. Berikut urutan pangkat atau golongan pada Pegawai Negeri Sipil:

Tabel 2.1 Urutan pangkat atau golongan Pegawai Negeri Sipil

No. Pangkat Gol. Ruang

1. Juru Muda I a

2. Juru Muda Tingkat I I b

3. Juru I c

4. Juru Tingkat I I d

5. Pengatur Muda II a

6. Pengatur Muda Tingkat I II b

7. Pengatur II c

8. Pengatur Tingkat I II d

9. Penata Muda III a

10. Penata Muda Tingkat I III b

11. Penata III c

12. Penata Tingkat I III d

13. Pembina IV a


(19)

15. Pembina Utama Muda IV c

16. Pembina Utama Madya IV d

17. Pembina Utama IV e

Berikut urutan jenjang pangkat atau golongan berdasarkan pendidikan pegawai yang bersangkutan.

Tabel 2.2 Urutan Jenjang pangkat atau golongan berdasarkan pendidikan pegawai

No. STTB/Ijazah Gol. Terendah Gol. Tertinggi

1. SD I/a II/a

2. SLTP I/c II/c

3. SLTP Kejuruan I/c II/d

4. SLTA / SLTA Kejuruan/DI II/a III/b

5. Diploma II II/b III/b

6. SGPLB II/b III/c

7. Sarjana Muda / Diploma III/Akademi /

Bakaloreat II/c III/c

8. Sarjana / Diploma IV III/a III/d

9. S-2 / Dokter / Apoteker III/b IV/a

10. Doktor III/c IV/b

2.5 Aplikasi

Aplikasi adalah perangkat lunak yang ada pada komputer digunakan untuk melyani berbagai macam kebutuhan. Menurut Jogiyanto (2003), teknologi yang canggih dari perangkat keras akan berfungsi bila intruksi-intruksi tertentu telah

diberikan kepadanya. Intruksi-intruksi tersebut disebut perangkat lunak (software).

Sehingga bisa dikatakan bahwa aplikasi merupakan perangkat lunak yang diciptakan oleh manusia dan bertujuan untuk melakukan kegiatan tertentu dan


(20)

membantu dalam setiap pekerjaan manusia. Saat ini aplikasi telah banyak digunakan pada instansi atau perusahaan baik di Indonesia maupun dunia.

2.6 Scoring System

Dalam metode scoring system terdapat 2 macam kategori yang dibedakan

berdasarkan model distribusi normal, yaitu kategori jenjang (ordinal) dan kategori

bukan jenjang (nominal). Dalam aplikasi ini digunakan metode scoring system

dengan kategori jenjang (ordinal). Menurut Saifuddin Azwar (2003) kategori ini memiliki tujuan menempatkan individu ke dalam kelompok-kelompok terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur. Kontinum jenjang yang dimaksud adalah dari rendah ke tinggi, dari paling jelek ke paling baik, dari sangat puas ke sangat tidak puas, dan lain sebagainya. Banyak kategori diagnosis yang dapat dibuat dan biasanya tidak lebih dari lima jenjang serta tidak kurang dari tiga jenjang. Jika mengelompokkan individu ke dalam dua jenjang, maka akan mengakibatkan risiko kesalahan yang cukup besar bagi

skor-skor yang terletak di sekitar mean kelompok. Langkah-langkah penentuan

kategorisasi berdasarkan jenjang (ordinal) menurut Saifuddin Azwar (2003) yaitu :

a. Menentukan data statistik secara deskriptif berupa rentang minimum (Xmin),

rentang maksimum (Xmax), luas jenjang sebaran, mean teoritis (σ) dan deviasi

standart (µ).

b. Menghitung data statistik secara deskriptif sebagai berikut:

Xmin = banyaknya pertanyaan * nilai minimum

Xmax = banyaknya pertanyaan * nilai maksimum


(21)

Mean teoritis (σ) = luas jarak sebaran / 6

Deviasi standart (µ) = banyak pertanyaan * banyak kategori

c. Menghitung p dengan menggunakan tabel distribusi normal, terlebih dahulu

menentukan Zmin dan Zmax dengan rumus :

Zmin = (Xmin - µ) / σ

Zmax = (Xmax - µ) / σ

d. Memilih p dengan nilai yang maksimal sehingga dapat ditemukan rentang

skala prioritas dengan 3 kategori, yaitu :

X < (µ - (p * σ)) kategori rendah atau tidak layak

(µ - (p * σ)) ≤ X < (µ + (p * σ)) kategori sedang atau layak

(µ + (p * σ)) ≤ X kategori tinggi atau sangat layak

2.7 Website

Menurut Sutarman (2003), website (situs web) adalah merupakan alamat

(URL) yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan data dan informasi dengan

berdasarkan topik tertentu. Sedangkan, web page (halaman web) merupakan

halaman khusus dari situs web tertentu yang tersimpan dalam bentuk file. Di dalam

halaman tersebut terdapat berbagai informasi dan link yang tersimpan serta

menghubungkan suatu informasi ke informasi lain dalam page sama ataupun web

page lain pada website yang berbeda.

Pada situs/web dapat di kategorikan menjadi dua, yaitu web ststis dan web dinamis. Web statis merupakan web yang berisi atau menampilkan informasi-informasi yang sifatnya tetap atau statis, sedangkan web dinamis merupakan web


(22)

dinamis. Untuk menbuat web dinamis dibutuhkan kemampuan pemrograman web. Terdapat 2 kategori dalam pemrograman web :

1. Server - side programming

2. Client - side programming

Pada server-side programming, perintah program yang dijalankan di web

server, kemudian hasilnya dikirimkan ke browser dalam bentuk HTML biasa.

Sedangkan client – side programming perintah program dijalankan di browser,

sehingga ketika client meminta dokumen yang mengandung script, maka script tersebut akan di download dari servernya kemudian dijalankan di browser yang bersangkutan.

Untuk membangun sebuah website, diperlukan langkah-langkah persiapan

yang secara umum dibagi dalam lima tahap, yakni (Rickyanto, Isac.2001) :

1. Merumuskan tujuan membuat website

2. Menentukan isi website

3. Menentukan target pengguna website

4. Menentukan struktur website

5. Desain website

Sedangkan menurut Riyadi (2009), perencanaan dan perancangan sebuah website dibagi menjadi enam, antara lain :

1. Pemilihan Alamat (Domain)

2. Memilih Hosting

3. Pembuatan perancangan yang benar

4. Perancangan tampilan website


(23)

6. Meng-update secara berkala

Dalam perancangan web, terdapat langkah-langkah untuk navigasi

website. Navigasi web berguna untuk menjelaskan fungsi-fungsi dari setiap bagian

di website yang dibuat. Adanya navigasi web ini berguna untuk memberikan

penjelasan kepada user tentang setiap fungsi-fungsi dari web agar user yang akan

menjalankan aplikasi website tidak tersesat dan mudah dalam menemukan halaman-halaman web yang diinginkan.

Menurut Prihatna (2005), Struktur navigasi adalah struktur atau alur suatu program yang merupakan rancangan hubungan dan rantai kerja dari beberapa area yang berbeda dan dapat membantu mengorganisasikan seluruh elemen pembuatan website. Terdapat empat macam bentuk dasar dari struktur navigasi yang biasa digunakan dalam pembuatan website, yaitu :

1. Struktur navigasi linier

Hanya mempunyai satu rangkaian cerita yang berurut, yang menampilkan satu demi satu tampilan layar secara berurut menurut urutannya. Tampilan yang dapat ditampilkan pada struktur jenis ini adalah satu halaman sebelumnya atau satu halaman sesudahnya, tidak dapat dua halaman sebelumnya atau dua halaman sesudahnya.

Gambar 2.1 Struktur Navigasi Linier

2. Struktur Navigasi Hirarki

Merupakan suatu struktur yang mengandalkan percabangan untuk menampilkan data berdasarkan kriteria tertentu. Tampilan pada menu satu akan disebut sebagai Master Page (halaman utama pertama), halaman utama ini


(24)

mempunyai halaman percabangan yang disebut Slave Page (halaman pendukung). Jika salah satu halaman pendukung dipilih atau diaktifkan, maka tampilan tersebut akan bernama Master Page (halaman utama kedua) dan seterusnya. Pada navigasi ini tidak diperkenalkan adanya tampilan secara linier.

Gambar 2.2 Struktur Navigasi Hirarki

3. Struktur Navigasi Non-Linier

Pada struktur ini diperkenankan membuat navigasi bercabang. Percabangan pada struktur non linier ini berbeda dengan percabangan pada struktur hirarki. Karena pada percabangan ini walaupun terdapat percabangan, tetapi tiap-tiap tampilan mempunyai kedudukan yang sama yaitu tidak ada Master Page dan Slave Page.

Gambar 2.3 Struktur Navigasi Non-Linier

4. Struktur Navigasi Composite (Campuran)

Merupakan gabungan dari ketiga struktur yang ada. Struktur navigasi ini biasa digunakan dalam pembuatan multimedia karena dapat memberikan keinteraksian yang lebih tinggi.


(25)

Gambar 2.4 Struktur Navigasi Composite (Campuran)

2.8 Hypertexy Prepceprocessor (PHP)

Menurut Wahyono (2005), Hypertexy Prepceprocessor (PHP) merupakan

program yang dikembangkan secara bersama oleh para programer dari seluruh

dunia yang menekuni dunia open source. PHP dikembangkan khususnya untuk

mengakse dan memanipulasi data yang ada di database server open sorce seperti

MySQL. Bahasa pemograman ini ditemukan oleh Rasmus Lerdorf yang bermula

dari keinginan sederhana untuk mempunyai alat bantu atau tools dalam memonitor

pengunjung yang melihat situs web pribadinya. Oleh sebab itu, pada

awalpengembangannya, PHP merupakan akronim dari Personal Home PageTools

sebelum akhirnya menjadi PHP.

2.9 My Structure Query Language (MySQL)

Menurut Anhar (2010), My Structure Query Language (MySQ)L adalah

salah satu Database Management System (DBMS) dari sekian banyak DBMS seperti Oracle, MS SQL, Postagre SQL, dan lain-lain. Pemrograman PHP juga sangat mendukung dengan penggunaan database MySQL. Keunggulan dari MySQL adalah cepat dan mudah digunakan. MySQL semula berkembang karena memerlukan SQL Server yang dapat mengatasi sebuah perintah database.


(26)

2.10 Konsep Basis Data 2.10.1 Sistem Basis Data

Menurut Marlinda (2004) sistem basis data adalah suatu sistem menyusun

dan mengolah record-record mengunakan komputer untuk menyimpan atau

merekam serta memelihara dan operasional lengkap sebuah organisasi/perusahan sehingga mampu menyedikan informasi optimal yang diperlukan pemakai untuk prosse pengambilan keputusan.

Pada sebuah sistem basis data terdapat komponen-komponen utama yaitu

perangkat keras (hardware), sistem operasi (operating system), basis data

(database), sistem (perangkat lunak) pengelola basis data (DBMS), pemakai (user),

aplikasi lain (bersifat operasional). Keuntungan sistem basis data adalah :

a. Mengurangi redudansi data, yaitu data yang sama disimpan dalam berkas data

yang berbeda-beda senhingga pembaruan dilakukan berulang-ulang.

b. Menjaga konsistensi data.

c. Keamanan data dapat tejaga.

d. Integritas dapat dipertahankan.

e. Data dapat digunakan bersama-sama.

f. Menyediakan recovery.

g. Memudahkan penerapan standarisasi.


(27)

i. Keterpaduan data terjaga, memelihara data berarti data harus akurat. Hal ini sangat erat hubungannya dengan pengontrolan kerangkapan data dan pendidikan keselarasan data.

Kerugian sistem basis data adalah :

a. Diperlukan tempat penyimpanan yang besar.

b. Diperlukan tenaga yang terampil dalam mengolah data.

c. Perangkat lunaknya relatif mahal.

Kerusakan sitem basis data yang dapat mempengaruhi departemen/ bagian yang terkait.

2.10.2 Database

Menurut Marlinda (2004), database adalah suatu susunan/kumpulan data oparasional lengkap dari suatu organisasi/perusahaan yang diorganisir/dikelola dan disimpan secara terintegrasi dengan mengunakan metode tertentu mengunakan komputer sehingga mampu menyediakan informasi optimal yang diperlukan pemakainya.

Penyusunan data yaitu redudansi untuk mengatasi masalah-masalah pada penyusunan data yaitu redudansi dan inkosistensi data, kesulitan pengaksesan data,

isoalasi data untuk standarisasi, multile user (banyak pemakai), dan masalah

keamanan, masalah integrasi, dan masalah data independence (kebesaran data).

2.10.3 Database Management System (DBMS)

Menurut Marlinda (2004), Database Management System (DBMS)


(28)

Basis data adalah kumpulan data, sedangkan program pengelolanya berdiri sendiri dalam satu paket program yang komersial untuk membaca data., menghapus data, dan melaporkan data dalam basis data.

2.10.4 Desain Sistem

Setelah tahap analisa sistem selesai dilakukan, maka analisis sistem telah mendapatkan gambaran yang jelas apa yang harus dikerjakan. Kemudian memikirkan bagaimana membentuk sistem tersebut. Menurut Jogiyanto (2006) desain sistem dapat diartikan sebagai berikut:

a. Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem.

b. Pendefinisian dari kebutuhan – kebutuhan fungsional.

c. Persiapan untuk rancang bangun implementasi.

d. Menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk.

e. Berupa gambaran, perencnaan dan pembuatn sketsa atau pengaturan dari

beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi.

f. Menyangkut konfigurasi dari komponen-komponen perangkat lunak dan

perangkat keras dari suatu sistem.

2.10.5 Diagram Alir (Flowchart)

Menurut Jogiyanto (2001) bagan alir sistem merupakan bagan yang menunjukkan arus pekerjaan secara keseluruhan dari sistem. Bagan ini menjelaskan tentang urutan-urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem. Bagan alir sistem menunjukkan apa yang dikerjakan di sistem. Bagan alir sistem digambarkan dengan menggunakan simbol-simbol yang tampak seperti pada tabel 2.3 :


(29)

Tabel 2.3 Simbol Flowchart

Simbol Keterangan Simbol Keterangan

Dokumen Menunjukkan

dokumen input dan output baik untuk proses manual, mekanik atau komputer

Display Menunjukkan

output yang ditampilkan di monitor

Proses Manual Menunjukkan

pekerjaan manual yang tidak dilakukan oleh sistem

Proses Menunjukkan

kegiatan proses dari operasi program komputer

Alur Data Menunjukkan alur

dari setiap proses

Keyboard Menunjukkan input

yang menggunakan keyboard atau papan ketik

Database Menunjukkan

database dalam suatu sistem External Data (Tabel) Menunjukkan tabel yang terdapat dalam database On-Page Reference Konektor yang digunakan untuk menghubungkan gambar dalam satu halaman Off-Page Reference Konektor yang digunakan untuk menghubungkan gambar yang bukan satu halaman

a. Diagram Alur Dokumen (Document Flow)

Document flow adalah bagan alir dokumen atau bisa disebut juga sebagai bagan alir formulir yang menunjukkan arus dari laporan dan

formulir termasuk tembusan-tembusannya. Dalam pembuatannya,

document flow memiliki ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan.


(30)

Tabel 2.4 Simbol yang terdapat di Document Flow

No. Simbol Fungsi

1. Terminator Merupakan bentuk dari terminator simbol

yang digunakan pada awal pembuatan

document flow sebagai awal (Start) dan

akhir (End)

2. Manual Process Merupakan notasi dari proses manual yang

ada pada document flow. Dinyatakan

sebagai proses manual karena dalam notasi

document flow segala bentuk proses masih

belum dilakukan oleh komputer.

3. Document Merupakan notasi dari dokumen pada

document flow. Notasi dokumen ini

umumnya digambarkan sebagai bentuk lain dari arsip, laporan atau dokumen lainnya yang berbentuk kertas.

4. Decision

(Keputusan)

Merupakan notasi dari suatu keputusan

dalam pengerjaan document flow. Dalam

penggambaran notasi decision ini selalu

menghasilkan dengan keputusan ya atau tidak.

2.10.6 Data Flow Diagram (DFD)

Menurut Kendall (2003), Data Flow Diagram (DFD) menggambarkan

pandangan sejauh mungkin mengenai masukan, proses dan keluaran sistem, yang berhubungan dengan masukan, proses, dan keluaran dari model sistem yang dibahas. Serangkaian diagram aliran data berlapis juga bisa digunakan untuk merepresentasikan dan menganalisis prosedur-prosedur mendetail dalam sistem. Prosedur-prosedur tersebut yaitu konseptualisasi bagaimana data-data berpindah di


(31)

dalam organisasi, proses-proses atau transformasi dimana data-data melalui, dan apa keluarannya. Jadi, melalui suatu teknik analisa data terstruktur yang disebut DFD, penganalisis sistem dapat merepresentasi proses-proses data di dalam organisasi. Menurut Kendall (2003), dalam memetakan DFD, terdapat beberapa simbol yang digunakan yaitu :

1. External entity

Suatu external entity atau entitas merupakan orang, kelompok, departemen, atau

sistem lain di luar sistem yang dibuat dapat menerima atau memberikan informasi atau data ke dalam sistem yang dibuat.

Gambar 2.5 Simbol External Entity

2. Data Flow

Data Flow atau aliran data disimbolkan dengan data tanda panah. Aliran data

menunjukkan arus data atau aliran data yang menghubungkan dua proses atau

entitas dengan proses.

Gambar 2.6 Simbol Data Flow

3. Process

Suatu proses dimana beberapa tindakan atau sekelompok tindakan dijalankan.

Gambar 2.7 Simbol Process

Flow_1 Flow_1


(32)

4. Data Store

Data store adalah simbol yang digunakan untuk melambangkan proses

penyimpanan data.

Gambar 2.8 Simbol Data Store

2.11 Tahapan Software Development Life Cycle (SDLC) 2.11.1 Kebutuhan Perangkat Lunak

Kebutuhan perangkat lunak dapat diartikan sebagai properti yang harus dipamerkan dalam rangka memecahkan beberapa masalah di dunia nyata (IEEE Computer Society, 2004). Dalam menentukan kebutuhan perangkat lunak, yang pertama perlu harus diperhatikan setelah definisi dari kebutuhan perangkat lunak adalah jenis dari kebutuhan tersebut seperti apakah produk atau proses, fungsional atau non-fungsional, dan properti yang akan muncul. Keseluruhan proses tersebut dapat menjelaskan perbedaan antara kebutuhan sistem dan perangkat lunak.

Kedua yaitu, proses dari kebutuhan itu sendiri. Didalamnya digambarkan model, aktor, dukungan dan manajemen, kualitas dan pengembangan dari proses itu sendiri. Ketiga yaitu, elisitasi kebutuhan yang menjelaskan darimana kebutuhan perangkat lunak berasal dan bagaimana caranya mendapatkannya. Keempat yaitu, analisis kebutuhan yang membahas konflik antar kebutuhan, interaksi perangkat lunak dengan lingkungan sekitar, dan mengkolaborasikan antara kebutuhan sistem dengan perangkat lunak. Selain itu, termasuk di dalamnya klasifikasi kebutuhan, pemodelan konseptual, desain arsitektur dan alokasi kebutuhan, dan negosiasi kebutuhan.


(33)

Kelima yaitu, spesifikasi kebutuhan yang menghasilkan dokumen spesifikasi kebutuhan perangkat lunak. Keenam yaitu, validasi kebutuhan yang memastikan kebutuhan perangkat lunak yang dijabarkan benar-benar telah sesuai sebelum digunakan. Yang terakhir, ketujuh yaitu, pertimbangan praktis, yang menggambarkan beberapa topik yang perlu dupahami dalam pelaksanaannya. Topik itu seperti sifat berulangnya sebuah proses, manajemen dan pemeliharaan, dan pengukuran kebutuhan.

2.11.2 Analisis dan Desain Perangkat Lunak

Analisis sistem atau perangkat lunak dilakukan dengan tujuan untuk dapat mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat diusulkan perbaikannya.

Perancangan desain perangkat lunak merupakan penguraian suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian komputerisasi yang dimaksud, mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan, menentukan kriteria, menghitung konsistensi terhadap kriteria yang ada, serta mendapatkan hasil atau tujuan dari masalah tersebut serta mengimplementasikan seluruh kebutuhan operasional dalam membangun aplikasi.

Menurut Kendall dan Kendall (2003), analisis dan perancangan sistem berupaya menganalisis input data atau aliran data secara sistematis, memproses atau mentransformasikan data, menyimpan data, dan menghasilkan output informasi dalam konteks bisnis khusus. Kemudian, analisis dan perancangan sistem tersebut dipergunakan untuk menganalisis, merancang dan mengimplementasikan peningkatan-peningkatan fungsi bisnis yang bisa dicapai melalui penggunaan sistem informasi terkomputerisasi.


(34)

Tahap analisis merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena kesalahan di dalam tahap ini juga akan menyebabkan kesalahan di tahap selanjutnya. Dalam tahap analisis sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus dilakukan oleh analis sistem sebagai berikut :

1. Identify, yaitu mengidentifikasi masalah.

2. Understand, yaitu memahami kerja dari sistem yang ada.

3. Analyze, yaitu menganalisis sistem.

4. Report, yaitu membuat laporan hasil analisis

Setelah tahap analisis sistem selesai dilakukan, maka analis sistem telah mendapatkan gambaran dengan jelas apa yang harus dikerjakan. Tiba waktunya sekarang bagi analis sistem untuk memikirkan bagaimana membentuk sistem tersebut, tahap ini disebut desain sistem atau perangkat lunak.

2.12 Teknik Wawancara

Teknik wawancara merupakan teknik pengambilan data oleh peneliti dengan langsung berdialog dengan responden untuk menggali informasi dari responden. Dalam wawancara, peneliti tidak harus bertatatap muka secara

langsung, tetapi dapat melalui media tertentu misalnya telepon, teleconference,

chatting melalui internet, bahkan melalui short message service (SMS) dan e-mail.

(Suliyanto, 2006).

Teknik ini merupakan salah satu teknik yang paling sering digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan terkait penelitian yang dilakukan. Di dalam dunia TI, para pengembang sebuah sistem sering


(35)

menggunakan teknik ini untuk menggali informasi yang dibutuhkan stakeholder atau pemilik kepentingan.

2.13 Teknik Observasi

Teknik obervasi merukan teknik pengumpulan data dengan menggunakan panca indra, jadi tidak hanya pengamatan menggunakan mata. Mendengarkan, mencium, mengecap, dan meraba termasuk salah satu bentuk observasi. Instrumen yang digunakan dalam observasi adalah panduan pengamatan dan lembar pengamatan, serta bisa juga berupa catatan singkat mengenai hal-hal apa saja yang diobservasi. (Suliyanto, 2006).

Observasi sering digunakan sebagai teknik pengumpulan data tambahan selain wawancara, namun ada juga yang menggunakan observasi tanpa menggunakan wawancara. Di dalam melakukan observasi, panca indra yang paling berperan adalah penggamatan dengan mata atau melihat.

2.14 Black Box Testing

Menurut Rizky (2011), pengertian dari Black Box Testing adalah suatu tipe

testing yang memperlakukan perangkat lunak yang tidak diketahui kinerja

internalnya. Berdasarkan hal tersebut, para tester memandang perangkat lunak

seperti layaknya “kotak hitam” yang tidak terlihat isinya, tetapi dikenai proses

testing bagian luarnya saja. Black Box Testing hanya memandang perangkat lunak

dari sisi spesifikasi dan kebutuhan yang telah ditentukan pada awal perancangan.


(36)

1. Anggota tim tester tidak harus dari seseorang yang memiliki kemampuan teknis program.

2. Kesalahan dari perangkat lunak ataupun bug sering ditemukan oleh komponen

tester yang berasal dari pengguna.

3. Hasil dari balck box testing dapat memperjelas kontradiksi ataupun kerancuan

yang mungkin timbul dari eksekusi sebuah perangkat lunak.


(37)

31

Pada bab ini akan membahas tentang identifikasi masalah, analisis permasalahan, solusi permasalahan dan perancangan sistem dalam Rancang Bangun Aplikasi Penilaian Kinerja Pegawai Berbasis Web Menggunakan Metode

Scoring System Pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Timur. Sebelum

melakukan identifikasi dan analisis permasalahan, telah dilakukan pengumpulan data dengan teknik wawancara dan observasi yang dilakukan di BKD Jatim.

3.1 Identifikasi Permasalahan

Identifikasi permasalahan dilakukan pada saat maupun setelah proses wawancara dan observasi pada BKD Jatim. Untuk melakukan identifikasi masalah, maka dilakukan observasi oleh panelis pada BKD Jatim yang dilakukan pada tanggal 4 Maret 2015 sampai 29 Januari 2016. Data-data yang diperlukan untuk dilakukan dikumpulkan dengan melakukan wawancara pada dua responden yaitu : Bagian Formasi dan Pengembangan (Forbang) Pegawai dan Bagian Dokumen dan Pengolahan Data (Doklahta) pada BKD Jatim. Selain itu juga melakukan pengamatan terhadap dokumen penilaian kinerja.

Proses penilaian kinerja yang terjadi pada BKD Jatim selaku instansi pemerintah yang bertanggung jawab terhadap perkembangan aparatur Negara harus melakukan pendataan jumlah pegawai JFT di setiap instansi per kota di Jwa Timur. Jika sudah terdata dan diketahui jumlahnya, maka bagian Forbang akan meneliti kriteria penilaian baik psikotes maupun kinerja pada form penilaian. Selanjutnya bagian Forbang akan memperbanyak form tersebut sesuai jumlah pegawai JFT


(38)

yang tersebar di seluruh Jatim. Lalu form penilaian tersebut akan di distribusikan di setiap BKD Kota yang ada di Jatim, jumlah form penilaian di setiap kota berbeda tergantung jumlah pegawai JFT di kota tersebut. Selanjutnya form penilaian yang ada di BKD Kota akan didistribusikan ke instansi terkait yang memiliki pegawai JFT. Kekurangan dari proses diatas yaitu terkait dengan masalah pendistribusian form penilaian yang membutuhkan waktu lama sehingga sampai pada BKD Kota tidak sesuai dengan yang dijadwalkan.

Setelah form penilaian sampai pada instansi terkait di setiap kota, selanjutnya proses penilaian. Penilaian yang dilakukan berjumlah dua yaitu penilaian psikotes dan penilaian kinerja. Kepala instansi yang dibantu oleh bagian Forbang di instansi terkait akan melakukan penilaian pegawai JFT dan membobot atau menjumlah hasil penilaian secara manual. Setelah dijumlah, langkah berikutnya adalah menganalisa salah satu nama pegawai JFT yang direkomendasikan untuk kenaikan pangkat. Kekurangan dari proses diatas yaitu tentang pembobotan nilai dan perekomendasian yang bersifat manual, hal ini bisa saja terjadi kesalahan sehingga nama yang direkomendasikan bisa tidak valid.

Setelah proses penilaian dilakukan, berikutnya setiap instansi membuat rekap hasil penilaian yang berisi total nilai per pegawai JFT dan nama pegawai yang direkomendasikan, form rekap tersebut diserahkan ke BKD Kota. Dari BKD Kota akan melakukan rekap nama-nama pegawai JFT dari setiap instansi yang direkomendasikan untuk dikirimkan pada BKD Jatim. Kekurangan dari proses diatas yaitu proses perekapan yang bersifat manual dan membutuhkan waktu lama baik dalam perekapan dan pendistribusian hasil perekapan tersebut.


(39)

Dari hasil identidikasi yang telah dilakukan, gambaran proses bisnis pada penilaian diatas dapatdilihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Document flow penilaian kinerja pegawai

3.2 Analisis Permasalahan

Setelah diketahui proses alur dokumen atau document flow yang dilakukan

oleh masing-masing pengguna, maka proses berikutnya adalah melakukan analisis kebutuhan yang sesuai dengan proses-proses tersebut. Analisis kebutuhan ini

Document Flow Penilaian Kinerja Pegawai JFT

Pegawai JFT Pimpinan Instansi Terkait

Bag. Formasi dan Pengembangan BKD

Jatim

Personalia/HRD Instansi Terkait BKD Per Kota

P

h

a

s

e

Mulai Form Penilaian Kinerja Form Penilaian Kinerja Fix Melakukan Penilaian Kinerja Pegawai JFT Hasil Penilaian Membuat Rekap Ulang Hasil Penilaian Tervalidasi Laporan Penilaian Hasil Rekap Laporan Penilaian Hasil Rekap Mengisi Data Periode dan Data Pegawai JFT yang akan dinilai Form Penilaian Kinerja Fix Hasil Penilaian Kinerja Rekap Hasil Penilaian Kinerja Hasil Penilaian Memvalidasi Hasil Penilaian Kinerja yang sudah Direkap Hasil Penilaian Hasil Penilaian Tervalidasi Hasil Penilaian Tervalidasi Hasil Penilaian Tervalidasi Hasil Penilaian Tervalidasi Laporan Penilaian Hasil Rekap Selesai Hasil Penilaian Tervalidasi 4 2 Hasil Penilaian Kinerja Form Penilaian Kinerja Fix Membuat Form Penilaian Kinerja Form Penilaian Kinerja Perbanyak Form Penilaian Kinerja sesuai jumlah pegawai JFT per

instansi Form Penilaian Kinerja Fix Form Penilaian Kinerja Fix 3 4 2 3 4 2 3 2 4 3 2 4 3 2 4 1 2 3 2 1 1 Form Penilaian Kinerja 1 Form Penilaian Kinerja Fix 1 Hasil Penilaian Kinerja yang Sudah

Direkap 1 Hasil Penilaian Tervalidasi 1 Hasil Penilaian Kinerja 1


(40)

dilakukan untuk merancang kebutuhan dari masing-masing pengguna sistem. Analisis ini dilakukan pada setiap pengguuna yang secara langsung berhubungan atau berinteraksi dengan sistem nantinya. Berikut ini hasil analisis kebutuhan untuk masing-masing pengguna.

3.2.1 Analisis Pada Proses Forbang BKD Jatim

Dalam proses pendistribusian form penilaian terjadi estimasi waktu atau keterlambatan baik dalam pendistribusian form penilaian ke BKD Kota lalu ke instansi terkait maupun pendistribusian hasil rekap nama-nama pegawai JFT yang direkomendasikan pada BKD Jatim. Hal seperti ini tentu saja membuat proses perkembangan aparatur terkhusus pegawai JFT terhambat karena proses diklat atau kenaikan pangkat pegawai dilakukan pada bulan Mei-Juni.

3.2.2 Analisis Pada Proses Kepala Instansi

Dalam proses penilaian baik penilaian kinerja maupun penilaian psikotes masih dilakukan secara manual. Hal ini mengakibatkan nilai pembobotan dan perekomendasian bisa tidak valid dikarenakan analisisnya menggunakan proses manual. Selain itu perekapan hasil nilai seluruh pegawai JFT dan pegawai JFT yang direkomendasikan juga membutuhkan waktu yang lama.

3.3 Solusi Permasalahan

Setelah dilakukan pengumpulan data melalui proses wawancara dan observasi, pengolahan data dari hasil observasi, dilanjutkan dengan melakukan identifikasi masalah, didapatkan suatu permasalahanyangharus diselesaikan dengan memberikan solusi terbaik yang sesuai dengan permasalahan yang ada. Dalam menyelesaikan permasalahan, solusi yang diberikan ialah dengan membangun


(41)

Aplikasi Penilaian KInerja Pegawai Berbasis Web Menggunakan Metode Scoring System Pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Timur.

3.4 Analisis Kebutuhan Pengguna

Aplikasi penilaian kinerja pegawai pada BKD Jatim ini akan melibatkan beberapa pengguna didalamnya. Berikut ini telah dianalisis siapa saja yang dapat mengoperasikan dan menggunakan aplikasi web ini beserta kebutuhannya:

Tabel 3.1 Analisis Kebutuhan

No. Pengguna Kebutuhan Laporan yang Dihasilan

1 Forbang BKD

Jatim

a. Mampu menginputkan

data pegawai JFT yang terbagi berdasarkan instansi dan kota instansinya..

b. Mampu menginputkan

data penilaian, baik kriteria penilaian kinerja maupun psikotes dan item setiap penilaian.

c. Mampu menginputkan

data periode penilaian.

d. Dapat mengetahui

instansi mana yang sudah melakukan penilaian.

e. Dapat mengetahui

nama-nama pegawai JFT yang

direkomendasikan dari setiap instansi.

a. Laporan Hasil

Penilaian yang berisi nama-nama pegawai JFT yang

direkomendasikan dari setiap instansi.

2. Kepala Instansi a. Mampu melakukan

penilaian psikotes.

b. Mempu melakukan

penilaian kinerja.

c. Dapat melihat hasil

nilai psikotes tiap pegawai JFT.

d. Dapat melihat hasil

nilai kinerja tiap pegawai JFT.

a. Laporan penilaian

psikotes

b. Laporan penilaian

kinerja

c. Laporan total hasil

penilaian dan rekomendasi


(42)

No. Pengguna Kebutuhan Laporan yang Dihasilan

e. Dapat melihat total

hasil penilaian dari seluruh pegawai.

f. Dapat melihat nama

pegawai yang direkomendasikan.

g. Dapat mengakses

laporan penilaian psikotes tiap pegawai JFT.

h. Dapat mengakses

laporan penilaian kinerja tiap pegawai JFT.

i. Dapat mengakses

laporan total penilaian seluruh pegawai JFT.

3. Pegawai JFT a. Menerima laporan

penilaian psikotes.

b. Menerima laporan

penilaian kinerja.

c. Menerima laporan total

hasil penilaian dan rekomendasi.

3.5 Metode Scoring System

Metode yang akan digunakan untuk pembuatan aplikasi penilaian kinerja

ini adalah metode Scoring System. Langkah-langkah dalam Scoring System kategori

jenjang (ordinal) menurut Saifuddin (2003:107) adalah sebagai berikut:

1. Menentukan data statistik secara deskriptif berupa rentang minimum (� ) dan

rentang maksimum (� ��), luas jarak sebaran, mean teoritis (�) dan deviasi

standar (�).

2. Menghitung data statistik deskriptif sebagai berikut:

� � : banyaknya kriteria * nilai minimum


(43)

Luas Jarak Sebaran : � �� - �

Deviasi Standart (�) : Luas jarak sebaran / 6

Mean Teoritis (�) : banyaknya kriteria * banyak kategori

3. Menghitung p dengan menggunakan table distribusi normal, terlebih dahulu

menentukan � dan � �� dengan rumus :

� � : (� � –�) / �

� �� : (� �� –�)/�

4. Memilih p dengan nilai yang maksimal sehingga dapat ditentukan rentang skala

prioritas dengan 3 kategori, yaitu:

X < (� - (p * �)) Kategori rendah

(�– (p * �)) ≤ X < (� + (p * �)) Kategori sedang

(� + (p * �)) ≤ X Kategori tinggi

Pada tahap terakhir pimpinan dan pegawai dari setiap instansi terkait mendapatkan laporan penilaian baik penilaian kinerja maupun psikotes secara detail. Sedangkan pihak BKD Provinsi Jatim mendapatkan laporan pegawai yang mendapatkan nilai terbaik dan layak untuk dinaikkan pangkat pada setiap instansi.

3.6 Struktur Navigasi

Terdapat struktur navigasi yang digunakan untuk pengguna aplikasi web penilaian kinerja ini agar dapat menggunakan fungsi-fungsi pada halaman web dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan. Berikut struktur navigasi pada website penilaian kinerja pada BKD Jatim :


(44)

3.6.1 Struktur Navigasi Untuk Forbang BKD Jatim (Maintenance Data Pegawai)

Pada struktur navigasi ini, dijelaskan tentang fungsi dari setiap halaman

yang ada pada menu maintenance data pegawai. Menu maintenance data

pegawai berisi master kota instansi, satker parent, jabatan, golongan, kota lahir, tipe pegawai dan pegawai JFT. Dari struktur navigasi ini terdapat 7 form master untuk pegawai JFT. Form master tersebut memiliki fungsi untuk menambah data, mengedit data dan menghapus data. Sedangkan pada halaman utama atau halaman beranda terdapat nama-nama pegawai yang direkomendasikan dari setiap instansi dan juga grafik total nilai dari

pegawai tersebut. Sedangkan halaman daftar bertujuan maintenance data

pengguna aplikasi penilaian kinerja ini, halaman daftar memiliki fungsi untuk menambah data pengguna, mengedit data pengguna dan menghapus data pengguna. Data pengguna yang dimasukkan adalah data kepala instansi yang akan melakukan penilaian kinerja. Halaman master kota instansi, satker parent, jabatan, golongan, kota lahir dan tipe pegawai memiliki fungsi yang sama, sedangkan pada halaman pegawai JFT memiliki fungsi periode golongan untuk melakukan edit golongan pegawai yang direkomendasikan, detail pegawai untuk melihat detail data dari pegawai JFT dan ubah jabatan untuk mengubah jabatan dari pegawai JFT yang dipilih. Struktur navigasi

dan fungsi dari menu maintenance data pegawai JFT dapat dilihat pada


(45)

Forbang BKD Jatim

Beranda

Maintenance Data Pegawai

Kota Instansi

Tambah

Edit

Hapus

Satker Parent

Tambah

Edit

Hapus

Jabatan Edit

Tambah

Hapus

Golongan

Tambah

Edit

Hapus

Kota Lahir

Tambah

Edit

Hapus

Tipe Pegawai

Tambah

Edit

Hapus

Pegawai JFT

Periode Golongan

Detail Pegawai

Ubah Jabatan Logout

Login

Daftar

Tambah

Edit

Hapus


(46)

3.6.2 Struktur Navigasi Untuk Forbang BKD Jatim (Maintenance Data Penilaian)

Pada struktur navigasi ini, dijelaskan tentang fungsi dari setiap halaman

yang ada pada menu maintenance data penilaian. Menu maintenance data

penilaian berisi master kriteria penilaian psikotes, kriteria penilaian kinerja, item penilaian psikotes, item penilaian kinerja, metode penilaian psikotes, metode penilaian kinerja, hasil penilaian, periode penilaian dan laporan.

Struktur navigasi dari menu maintenance data penilaian dapat dilihat pada

gambar 3.3.

Forbang BKD Jatim

Beranda

Maintenance Data Penilaian

Master Kriteria Penilaian

Metode Penilaian Login

Kriteria Psikotes

Tambah

Edit

Hapus

Kriteria Psikotes

Tambah

Edit

Hapus

Master Item Penilaian

Kriteria Psikotes

Kriteria Psikotes

Tambah

Tambah

Periode Peni laian Tambah

Hasil Penilaian

Laporan

Logout

Kriteria Psikotes

Kriteria Psikotes

Cetak


(47)

3.6.3 Struktur Navigasi Untuk Kepala Instansi Terkait

Pada struktur navigasi ini, dijelaskan tentang fungsi dari setiap halaman yang ada pada bagian kepala instansi terkait untuk melakukan penilaian pegawai. Pada halaman untuk kepala instansi terkait berisi beranda, penilaian psikotes, penilaian kinerja, hasil penilaian psikotes, hasil penilaian

kinerja, total hasil penilaian, history penilaian, laporan penilaian psikotes,

laporan penilaian kinerja, laporan total hasil penilaian. Struktur navigasi dari halaman kepala instansi terkait dapat dilihat pada gambar 3.4.

Kepala Instansi

Beranda

Login

Laporan Penilaian Pegawai

Logout Penilaian Pegawai

Penilaian Psikotes Nama Pegawai

yang Dinilai Lanjut

Penilaian Kinerja Nama Pegawai yang Dinilai

Nilai Simpan

Lanjut Nilai Simpan

Hasil Penilaian Pegawai

Hasil Penilaian Psikotes Hasil Penilaian

Kinerja Totak Hasil

Penilaian

Detail Nilai

Detail Nilai

History Penilaian Keterangan Rekomendasi

Laporan Penilaian Psikotes Laporan Penilaian

Kinerja Laporan Total Hasil

Penilaian

Detail Nilai

Detail Nilai

Cetak

Cetak

Cetak


(48)

3.7 Perancangan Sistem

Dalam perancangan aplikasi ini ada beberapa tahapan yang harus dilakukan. Adapun tahapan dalam perancangan sistem yang dilakukan adalah

pembuatan alur sistem, data flow diagram (DFD), entity relationship diagram

(ERD), struktur database, dan membuat desain uji coba.

3.7.1 Alur Sistem

Terdapat blok diagram dan system flow untuk aplikasi penilaian kinerja

pegawai pada BKD Jatim.

A. Blok Diagram

Gambar 3.5 di bawah menggambarkan tentang apa saja input yang dibutuhkan, proses yang dilakukan, dan output yang dihasilkan oleh sistem penilaian kinerja pegawai pada BKD Jatim.

Input yang dibutuhkan untuk penilaian psikotes pegawai JFT, antara lain : data pegawai JFT, data kriteria psikotes, data item psikotes, penilaian psikotes dan data periode penilaian. Sedangkan input yang dibutuhkan untuk penilaian kinerja pegawai JFT, antara lain : data pegawai JFT, data kriteria kinerja, data item kinerja, penilaian kinerja dan data periode penilaian.

Untuk blok output, hasil informasi berupa laporan terkait dengan berbagai

laporan antara lain : laporan penilaian psikotes dimana akan berisi tentang informasi nilai psikotes tiap pegawai serta detail dari nilai per kriterianya, laporan penilaian kinerja dimana akan berisi tentang informasi nilai kinerja tiap pegawai serta detail dari nilai per kriterianya, laporan total hasil penilaian yang berisi nilai dari total penilaian psikotes dan kinerja beserta nama pegawai yang direkomendasikan dan


(49)

laporan hasil penilaian yang berisi nama-nama pegawai JFT yang direkomendasikan dari setiap instansi di Jawa Timur.

Aplikasi Penilaian Kinerja Pegawai JFT

Proses

Input Output

P

h

as

e

Proses Penilaian Psikotes

Proses Penilaian Kinerja

Proses Total Hasil Penilaian

Proses Hasil Penilaian (Rekomendasi) Kriteria Psikotes

Item Psikotes

Penilaian Psikotes

Data Pegawai JFT

Periode Penilaian

Kriteria Kinerja

Item Kinerja

Penilaian Kinerja

Laporan penilaian psikotes

Laporan penilaian kinerja

Laporan Total Hasil Penilaian

Laporan Hasil Penilaian

Gambar 3.5 Blok Diagram

B. System Flow

Untuk membuat aplikasi penilaian kinerja pegawai pada BKD Jatim

dibutuhkan system flow yang sesuai dengan proses dan ketentuan yang

berlaku pada BKD Jatim. Berikut penjelasan system flow yang dibuat untuk


(50)

1. System Flow Mengelola Data Master Kota Instansi

Pada system flow mengelola data kota instansi dijelaskan bahwa untuk dapat

mengelola data kota instansi maka diperlukan proses memasukkan data secara manual. Setelah itu, sistem akan melakukan proses penyimpanan ke dalam tabel kota instansi. Sistem juga dapat menampilkan data kota instansi yang diambil

dari tabel kota instansi. Desain system flow mencatat data kota instansi dapat

dilihat pada Gambar 3.6.

Sysflow Mengelola Data Master Kota Instansi Website Penilaian Kinerja Admin (BKD Jatim)

P

h

as

e

Mulai

Tabel kota instansi

Data Kota Instansi

Ada? Simpan data kota instansi

Menampilkan data kota instansi T

Data Kota Instansi

Selesai

Input data? Y

Y

T

Gambar 3.6 System flow mengelola data master kota instansi

2. System Flow Mengelola Data Master Satker Parent

Pada system flow mengelola data satker parent terdapat proses menyimpan data

satuan kerja atau instansi yang memiliki pegawai JFT. Tidak semua instansi pemerintah di Jawa Timur memiliki pegawai JFT, rata-rata yang memiliki pegawai JFT adalah instansi yang bergerak di bidang kesehatan dan pendidikan.


(51)

Sistem dapat melakukan pengecekkan terhadap data yang sama, sehingga tidak ada nama instansi yang sama. Sistem juga dapat menampilkan data satker parent

yang diambil dari tabel satker parent. Desain system flow mencatat data satker

parent dapat dilihat pada Gambar 3.7.

Sysflow Mengelola Data Master Satker Parent

Website Penilaian Kinerja Admin (BKD Jatim)

P

h

a

s

e

Mulai

Tabel satker parent

Data Satker Parent

Ada? Simpan data satker

parent

Menampilkan data satker parent T

Y

Data Satker Parent Selesai

Input data?

T Y

Gambar 3.7 System flow mengelola data master satker parent

3. System Flow Mengelola Data Master Jabatan

Pada system flow mengelola data jabatan terdapat proses menyimpan data

jabatan pada pegawai negeri khusus JFT. Jabatan yang disimpan bermacam-macam sesuai dengan satker parent atau instansi tempat pegawai bekerja. Sistem dapat melakukan pengecekkan terhadap data yang sama, sehingga tidak ada nama jabatan yang sama. Sistem juga dapat menampilkan data jabatan yang


(52)

diambil dari tabel jabatan. Desain system flow mencatat data jabatan dapat dilihat pada Gambar 3.8.

Sysflow Mengelola Data Master Jabatan

Website Penilaian Kinerja Admin (BKD Jatim)

P

h

a

s

e

Tabel jabatan Data Jabatan

Ada?

Simpan data jabatan

Menampilkan data jabatan T

Y

Data jabatan Selesai

Menampilkan form jabatan

Tabel satker parent

Mulai

Form jabatan

Input data? Y

T

Pilih master jabatan

Gambar 3.8 System flow mengelola data master jabatan

4. System Flow Mengelola Data Master Tempat Lahir

Pada system flow mengelola data tempat lahir terdapat proses menyimpan data

tempat lahir. Data tempat lahir berisi kota-kota yang menjadi tempat lahir pegawai di JFT yang berada di Jatim. Sistem dapat melakukan pengecekkan terhadap data yang sama, sehingga tidak ada nama tempat lahir yang sama. Sistem juga dapat menampilkan data tempat lahir yang diambil dari tabel tempat


(53)

lahir. Desain system flow mencatat data tempat lahir dapat dilihat pada Gambar 3.9.

Sysflow Mengelola Data Master Tempat Lahir

Website Penilaian Kinerja Admin (BKD Jatim)

P

h

a

s

e

Mulai Tabel tempat lahir

Data Tempat Lahir

Ada? Simpan data tempat

lahir

Menampilkan data tempat lahir T

Y

Data tempat lahir Selesai

Input data? Y

T

Gambar 3.9 System flow mengelola data tempat lahir

5. System Flow Mengelola Data Master Golongan

Pada system flow mengelola data golongan terdapat proses menyimpan data

golongan pada pegawai negeri secara umum. Pada setiap golongan juga terdapat

pangkat, hal ini yang nantinya akan digunakan untuk reward (kenaikan pangkat)

kepada pegawai JFT yang mendapatkan hasil penilaian terbaik dari setiap instansi atau tempat bekerja yang bersangkutan. Sistem dapat melakukan pengecekkan terhadap data yang sama, sehingga tidak ada nama golongan yang sama. Sistem juga dapat menampilkan data golongan yang diambil dari tabel


(54)

golongan. Desain system flow mencatat data golongan dapat dilihat pada Gambar 3.10.

Sysflow Mengelola Data Master Golongan

Website Penilaian Kinerja Admin (BKD Jatim)

P

h

a

s

e

Mulai Tabel golongan

Data Golongan

Ada? Simpan data

golongan

Menampilkan data

golongan

T

Y

Data Golongan

Selesai

Input data? Y

T

Gambar 3.10 System flow mengelola data master golongan

6. System Flow Mengelola Data Master Tipe Pegawai

Pada system flow mengelola data tipe pegawai terdapat proses menyimpan data

tipe pegawai yang khusus dimiliki oleh pegawai JFT. Tipe pegawai tersebut antara lain kesehatan, pendidikan, pejabat dan lain-lain, mayoritas pegawai JFT masuk kepada tipe kesehatan, pendidikan dan pejabat. Sistem ini dapat melakukan pengecekkan terhadap data yang sama, sehingga tidak ada nama tipe pegawai yang sama. Sistem juga dapat menampilkan data tipe pegawai yang

diambil dari tabel tipe pegawai. Desain system flow mencatat data tipe pegawai


(55)

Sysflow Mengelola Data Master Tipe Pegawai

Website Penilaian Kinerja Admin (BKD Jatim)

P

h

a

s

e

Mulai

Tabel tipe pegawai

Data Tipe Pegawai

Ada? Simpan data tipe

pegawai

Menampilkan data tipe pegawai T

Y

Data Tipe Pegawai

Selesai

Input data? Y

T

Gambar 3.11 System flow mengelola data master tipe pegawai

7. System Flow Mengelola Data Master Pegawai JFT

Pada system flow mengelola data pegawai JFT terdapat proses menyimpan data

pegawai JFT yang sebelumnya harus mengisikan data kota instansi, data satker parent, data tipe pegawai dan data golongan. Nomor induk pegawai didapatkan dari tanggal lahir pegawai yang bersangkutan, tanggal pengangkatan menjadi pegawai negeri pertama kali, jenis kelamin serta nomor urut pegawai tersebut. Sistem ini dapat menampilkan data tipe pegawai yang diambil dari tabel pegawai

JFT. Desain system flow mencatat data tipe pegawai dapat dilihat pada Gambar


(56)

Sysflow Mengelola Data Master Pegawai JFT Website Penilaian Pegawai Admin (BKD Jatim)

P

h

as

e

Mulai

Menampilkan form pegawai JFT Form Pegawai

JFT

Data pegawai JFT

Tabel kota instansi

Tabel satker parent

Tabel tipe pegawai

Simpan data

pegawai JFT Tabel pegawai JFT

Menampilkan data pegawai JFT Form Pegawai

JFT

Menampilkan form

periode golongan Tabel golongan

Form Pegawai JFT Pilih periode

golongan

Data periode golongan

Simpan data periode

golongan Tabel menjabat

Menampilkan periode golongan

Form Pegawai JFT

Selesai

Tabel jabatan

Tabel kota lahir

Gambar 3.12 System flow mengelola data master pegawai JFT

8. System Flow Mengelola Data Master Daftar Pengguna

Pada system flow mengelola data master daftar terdapat proses penyimpanan data

yang dimasukkan ke dalam tabel daftar. Tujuan adanya pendaftaran ini adalah untuk memilah siapa saja yang bisa masuk ke aplikasi penilaian. Pengguna yang didaftarkan oleh BKD Provinsi Jatim yaitu pimpinan instansi terkait yang


(57)

dibantu oleh bagian Formasi dan Pengembangan pegawai. Selain itu, BKD Provinsi Jatim selaku admin juga mempunyai hak akses untuk memberikan kelancaran dan kenyamanan dalam proses penilaian kinerja maupun psikotes pegawai. Yang dibutuhkan untuk proses login yaitu NIP pimpinan instansi yang bersangkutan serta password yang diisikan oleh admin. Dipilihnya NIP karena NIP mudah dihafal oleh pemiliknya serta bersifat unik (tidak sama antara satu

pegawai dengan pegawai lain). Desain system flow mengelola data master daftar

pengguna dapat dilihat pada Gambar 3.13.

Sysflow Mengelola Data Master Daftar

Website Penilaian Kinerja Admin (BKD Jatim)

P

h

a

s

e

Mulai Tabel daftar

Data Pengguna

Ada? Simpan data

pengguna

Menampilkan data pengguna T

Data Pengguna Selesai

Input data? Y

Y

T


(58)

11. System Flow Mengelola Data Master Item Penilaian Psikotes

Pada system flow mengelola data master item penilaian psikotes terdapat proses

penyimpanan data yang dimasukkan ke dalam tabel item psikotes. Pada Form

item penilaian psikotes terdapat field nama item penilaian 1 beserta nilai item penilaian 1 sampai nama item penilaian 5 sampai nilai item penilaian 5. Jumlah item penilaian ini tidak bisa dirubah karena sudah mengacu pada jumlah item penilaian yang digunakan oleh BKD dari tahun-tahun sebelumnya selain itu

rumus pada metode scoring system menggunakan table distribusi normal, jika

jumlah item dirubah maka otomatis angka di table distribusi tersebut akan berubah. Sedangkan yang bisa dirubah adalah jumlah atau banyaknya kriteria yang dinilai baik dari kriteria penilaian kinerja maupun psikotes.. Desain

system flow mengelola data master item penilaian psikotes dapat dilihat pada

Gambar 3.14.

Sysflow Mengelola Data Master Item Psikotes Website Penilaian Pegawai Admin(BKD Jatim)

P

h

as

e

Mulai

Selesai Data item penilaian

psikotes

Simpan data item penilaian psikotes Ada?

Tabel item psikotes

T

Y

Menampilkan data item penilaian

psikotes Data item

penilaian psikotes

Input data? Y

T


(59)

12. System Flow Mengelola Data Master Item Penilaian Kinerja

Pada system flow mengelola data master item penilaian kinerja terdapat proses

penyimpanan data yang dimasukkan ke dalam tabel item kinerja. Pada Form

item penilaian kinerja terdapat field nama item penilaian 1 beserta nilai item penilaian 1 sampai nama item penilaian 5 sampai nilai item penilaian 5. Jumlah item penilaian kinerja ini tidak bisa dirubah karena sudah mengacu pada jumlah item penilaian kinerja yang digunakan oleh BKD dari tahun-tahun sebelumnya

selain itu rumus pada metode scoring system menggunakan table distribusi

normal, jika jumlah item dirubah maka otomatis angka di table distribusi tersebut akan berubah. Sedangkan yang bisa dirubah adalah jumlah atau banyaknya kriteria yang dinilai baik dari kriteria penilaian kinerja maupun

psikotes.. Desain system flow mengelola data master item penilaian kinerja

dapat dilihat pada Gambar 3.15.

Sysflow Mengelola Data Master Item Kinerja

Website Penilaian Pegawai Admin(BKD Jatim)

P

h

as

e

Mulai

Selesai Data item penilaian

kinerja

Simpan data item penilaian kinerja Ada?

Tabel item kinerja

T

Y

Menampilkan data item penilaian

kinerja Data item

penilaian kinerja

Input data?

T Y


(60)

13. System Flow Mengelola Data Master Kriteria Penilaian Psikotes

Pada system flow mengelola data master kriteria penilaian psikotes terdapat

proses penyimpanan data yang dimasukkan ke dalam tabel kriteria penilaian

psikotes. Pada Form kriteria penilaian psikotes terdapat field id kriteria

psikotes, item penilaian psikotes, nama kriteria psikotes dan keterangan. Item

kriteria ini berbentuk dropdown, maksud dari item kriteria ini adalah nilai

mulai dari 1 (sangat kurang) sampai 5 (sangat baik) yang digunakan untuk proses penilaian. Jumlah kriteria penilaian ini bisa berubah sesuai kebutuhan dan mempengaruhi batas kategori. Sistem ini dapat menampilkan data kriteria penilaian psikotes yang diambil dari tabel kriteria penilaian psikotes. Desain

system flow mengelola data master kriteria penilaian psikotes dapat dilihat pada

Gambar 3.16.

Sysflow Mengelola Data Master Kriteria Penilaian Psikotes

Website Penilaian Pegawai Admin(BKD Jatim)

P

h

as

e

Mulai

Selesai

Menampilkan form kriteria penilaian

psikotes

Tabel item psikotes Form kriteria

penilaian psikotes

Data kriteria penilaian psikotes

Ada? Simpan data kriteria psikotes T

Y

Tabel kriteria psikotes

Menampilkan data kriteria penilaian

psikotes Data kriteria

penilaian psikotes

Input data?

T Y


(61)

14. System Flow Mengelola Data Master Kriteria Penilaian Kinerja

Pada system flow mengelola data master kriteria penilaian kinerja terdapat

proses penyimpanan data yang dimasukkan ke dalam tabel kriteria penilaian

kinerja. Pada Form kriteria penilaian kinerja terdapat field id kriteria kinerja,

item penilaian kinerja, nama kriteria kinerja dan keterangan. Item kriteria ini

berbentuk dropdown, maksud dari item kriteria ini adalah nilai mulai dari 1

(sangat kurang) sampai 5 (sangat baik) yang digunakan untuk proses penilaian. Jumlah kriteria penilaian ini bisa berubah sesuai kebutuhan dan mempengaruhi batas kategori. Sistem ini dapat menampilkan data kriteria penilaian kinerja

yang diambil dari tabel kriteria penilaian kinerja. Desain system flow mengelola

data master kriteria penilaian kinerja dapat dilihat pada Gambar 3.17.

Sysflow Mengelola Data Master Kriteria Penilaian Kinerja

Website Penilaian Pegawai Admin(BKD Jatim)

Ph

as

e

Mulai

Selesai

Menampilkan form kriteria penilaian

kinerja

Tabel item kinerja Form kriteria

penilaian kinerja

Data kriteria penilaian kinerja

Ada? Simpan data kriteria kinerja T

Y

Tabel kriteria kinerja

Menampilkan data kriteria penilaian

kinerja Data kriteria

penilaian kinerja

Input data? Y

T


(1)

4.5.1 Evaluasi Uji Sistem (Uji Form)

Dari 54 pengujian form yang dilakukan dengan menggunakan black box, semua sukses dalam menjalankan pengujian yang sudah direncanakan sebelumnya sehingga hasil dari black box testing mencapai 100%. Selain itu aplikasi ini dapat digunakan langsung pada saat periode penilaian dibuka serta laporan pegawai yang direkomendasikan dari setiap instansi dapat langsung muncul pada halaman web di bagian Forbang BKD Jatim. Sehingga bisa dikatakan bahwa waktu yang dibutuhkan aplikasi untuk melakukan penilaian sampai pada pelaporan hanya butuh waktu 1-2 hari tergantung banyaknya pegawai JFT yang dinilai pada instansi tersebut. Hal ini dapat mengatasi permasalahan pendistribusian form penilaian yang memakan waktu 2-3 minggu dan proses penilaian yang memakan waktu seminggu serta pengiriman rekap hasil nilai yang membutuhkan waktu 2-3 minggu.

Dapat disimpulkan bahwa setiap form pada aplikasi ini sudah mampu menangani permasalahan baik penghitungan penilaian psikotes dan kinerja, perekomendasian dan pembuatan laporan serta permasalahan dari pendistribusian form penilaian yang membutuhkan waktu lama dapat teratasi dengan aplikasi ini. 4.5.2 Evaluasi Uji Metode Scoring System

Dari pengujian yang dilakukan menggunakan penghitungan manual atau yang dilakukan oleh BKD Jatim saat ini dengan penghitungan menggunakan aplikasi, dapat dilihat bahwa hasil penilaian sesuai antara penghitungan manual dengan menggunakan aplikasi.

Dapat disimpulkan bahwa metode yang digunakan baik pada proses manual dengan aplikasi sama. Bedanya pihak BKD menamakan metode tersebut dengan nama pembobotan nilai. Sedangkan dari literatur, penilaian dengan cara


(2)

198

pembobotan dinamakan scoring system yaitu memberikan nilai dan range pada setiap total nilai.

4.5.3 Evaluasi Uji Pengguna

Terdapat dua pengguna yang akan menggunakan aplikasi penilaian kinerja ini, yaitu bagian Forbang BKD Jatim dan Kepala Instansi terkait. Dari hasil kuesioner atau uji pengguna yang dilakukan, kuesioner untuk halaman Forbang BKD Jatim memiliki rata-rata sebesar 3,9 dari keenam pertanyaan yang diajukan sehingga memiliki arti cukup baik atau admin merasa aplikasi cukup baik untuk memudahkan dalam pengambilan keputusan terkait dengan kenaikan pangkat pegawai JFT dan pendataan pegawai JFT yang direkomendasikan.

Sedangkan kuesioner untuk halaman Kepala Instansi memiliki rata-rata sebesar 3,8 dari kedelapan pertanyaan yang diajukan sehingga memiliki arti cukup baik atau pimpinan merasa aplikasi cukup baik untuk membantu memudahkan dalam pengambilan keputusan terkait dengan kenaikan pangkat pegawainya.


(3)

214 5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil implementasi di BKD Jawa Timur yaitu sebagai berikut :

1. Sistem yang dibuat dapat melakukan penilaian kinerja dan psikotes pada pegawai JFT, sehingga dapat membantu memberikan rekomendasi dalam kenaikan pangkat pegawai.

2. Sistem dapat memberikan rekomendasi terhadap pegawai JFT yang mendapatkan hasil penilaian terbaik di setiap instansi. Hasil penilaian terbaik ini dilihat dari periode saat ini dan satu tahun sebelumnya.

3. Sistem dapat memberikan laporan baik laporan hasil penilaian psikotes dan kinerja setiap pegawai JFT serta laporan total hasil penilaian beserta dengan rekomendasi pegawai yang mendapatkan hasil penilaian terbaik untuk instansi. 4. Dalam uji coba seluruh fitur yang terdapat dalam aplikasi penilaian kinerja ini

telah melewati tes uji coba yaitu uji coba sistem atau uji form menggunakan metode black box testing, uji coba metode scoring system dan uji coba pengguna menggunakan kuesioner. Dari hasil dari uji coba, sistem berjalan 100%, hasil uji metode mendapatkan hasil penilaian antara proses manual dengan aplikasi yang sesuai, sedangkan hasil dari kuesioner yang menggunakan dua pengguna memiliki rata-rata sebesar 3,9 dari keenam pertanyaan yang diajukan sehingga memiliki arti “Cukup Baik” dan rata-rata sebesar 3,8 dari kedelapan pertanyaan yang diajukan sehingga memiliki arti “Cukup Baik” sehingga aplikasi ini dapat memenuhi kebutuhan di BKD Jatim dan juga dapat berjalan dengan baik.


(4)

215

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan pada penelitian ini adalah :

1. Sistem dapat dikembangkan tidak hanya untuk tiga item penilaian, melainkan bersifat fleksibel antara tiga sampai lima item penilaian sesuai dengan perhitungan skala kategorisasi dengan kategorisasi jenjang (ordinal).

2. Sumber daya manusia atau pegawai yang dinilai tidak hanya pegawai JFT melainkan dapat dikembangkan seperti pegawai yang memiliki Jabatan Fungsional Umum (JFU).


(5)

216

Anhar. 2010. Panduan Menguasai PHP & MySQL Secara Ortodidak. Jakarta: Media Kita.

Azwar, Saifuddin. 2003. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Badan Kepegawaian Negara. 2013. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara

(BKN) Nomor 1 Tahun 2013 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan

Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Kinerja PNS.

Sekretariat Negara. Jakarta

Dessler, Gary. 2003. Human Resourcce Management. USA: Prentice Hall.

Djaali, & Pudji, M. 2008. Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: Grasindo.

IEEE Computer Society. 2004. Guide to the Software Engineering Body of

Knowledge. California : The Institute of Electrical and Electronics Engineers,

Inc.

Jogiyanto. 2001. Analisis & Desain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur

Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Jogiyanto. 2003. Sistem Teknologi Informasi Pendekatan Terintegrasi: Konsep

Dasar, Teknologi, Aplikasi, Pengembangan dan Pengelolaan. Yogyakarta:

Penerbit Andi.

Jogiyanto. 2006. Analisis dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur

Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Kendall, dan Kendall. 2003. Analisis dan Perancangan Sistem Jilid 1. Jakarta: Prenhallindo.

Marlinda, Linda. 2004. Sistem Basis Data. Yogyakarta: Andi Ofset.

Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia. 2011. Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 46/PMDN/01/2011 Tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS.

Sekretariat Negara. Jakarta.

Mondy, R. Wayne, & Robert M. Noe. 2005. Human Resource Management. Ninth Edition. USA: Prentice Hall.

Prihatna, Henky. 2005. Kiat Praktis Menjadi Webmaster Profesional. Elex Media Komputindo: Jakarta.


(6)

217

Republik Indonesia. 1999. Undang-undang No. 43 Tahun 1999 tentang

Pokok-pokok Kepegawaian. Sekretariat Negara. Jakarta.

Republik Indonesia. 2002. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002 tentang

Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil. Jakarta.

Republik Indonesia. 2007. Peraturan Walikota Nomor 81 Tahun 2009 tentang Rincian Tugas dan Fungsi Lembaga Teknis Kota Surabaya. Jakarta.

Republik Indonesia. 2009. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Pelaksanakan Penyusunan dan Pelaksanaan Kebijakan Daerah di Bidang

Kepegawaian. Jakarta.

Rickyanto, Isac. 2001. Membangun Sebauh Website. Jakarta: Graha Ilmu.

Rizky, S. 2011. Konsep Dasar Rekayasa Perangkat Lunak. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sudrajat, Akhmad. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran dalam Paradigma Baru. Yogyakarta: Paramitra Publishing.

Suliyanto. 2006. Metode Riset Bisnis. Yogyakarta: Andi Ofset.

Sutarman, 2003. Membangun Aplikasi Web dengan PHP dan MySQL. Yogyakarta: Graha. Ilmu.

Wahyono, Teguh. 2005. Sistem Informasi: Konsep Dasar, Analisis Desain dan