Rencana Aksi Nasional Promosi Kesehatan di Sekolah Madrasah 2013-2017

61 3
Ind
r

Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI
613
ind

Indonesia . kementerian kesehatan RI. Sekretariat
jenderal
Rencana aksi nasional promosi kesehatan di sekolah /
Madrasah 2013 - 2017.-- Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI. 2013

ISBN 978-602-235-472-7
1. Judul I. HEALTH PROMOTION
II. HEALTH bセhavior@
III. WELLNES PROGRAM
IV. PREVENTIVE HEALTH SERVICES
V . CHILD


'lH{ ?ERPUSTAtCAA
KEME TERIAN KESEHATAN

Kata Pengantar
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas rahmat dan karunia-Nya, maka Rencana Aksi Nasional
(RAN) Promosi Kesehatan di Sekolah tahun 2013-2017 telah
selesai disusun.
Hasil kajian Pusat Promosi Kesehatan tahun 2009 di beberapa
sekolah di wilayah Jakarta, Bekasi dan Depok menunjukkan,
bahwa promosi kesehatan di sekolah masih belum dikelola secara
optimal. Hal ini ditandai oengan masih kurangnya dukungan
kebijakan untuk ー・ョゥァォ。エセ@
PHBS di sekolah.
Dalam upaya mengoptimalkan pelaksanaan Promosi Kesehatan
di Sekolah, maka Pusat Promosi Kesehatan memandang perlu
menyusun RAN yang diarahkan pada uPSlya pencapaian target
indikator sekolah yang mempromosikan kesehatan sebagaimana
diamanatkan dalam RPJMN 2010-2014.
RAN ini merupakan dokumen perencanaan yang dapat dijadikan

sebagai panduan dalam' mengimplementasikan kegiatankegiatan promosi kesehatan di sekolah' untuk periode 3 tahun
ke depan. lsi RAN ini meliputi rencana aksi tingkat Naisonal dan
Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota) .
Dengan tersusunnya dokumen RAN ini diharapkan dapat menjadi
acuan bagi para pengelola program Promosi Kesehatan dalam
mendisain dan menyelenggarakan kegiatan promosi kesehatan
yang terintegrasi di tatanan sekolah, sehingga pada akhirnya
dapat mewujudkan masyarakat sekolah yang mandiri untuk
berperilaku hidup bersih dan sehat.
Akhirnya saya ucapkan terima kasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada tim penyusun dan semua pihak yang
telah terlibat dalam proses penyusunan buku panduan ini.
Jakarta, Januari 2013
Kepala Pusat Promosi Kesehatan

dr. Lily S. Sulistyowati, MM.

Sambutan
Sekretaris Jenderal
Kementerian Kesehatan RI

Usia anak sekolah merupakan periode yang sangat penting
dalam siklus kehidupan. Periode ini merupakan masa rawan
terserang berbagai gangguan penyakit. Masalah kesehatan
anak usia sekolah umumnya berkaitan dengan PHBS . Peran
sekolah selama ini masih belum optimal dalam menerapkan
PHBS. Sekolah sebagai tempat berlangsungnya proses belajar
mengajar seharusnya menjadi tempat yang dapat meningkatkan
derajat kesehatan warga sekolah. Hal ini dapat diwujudkan
melalui penerapan "Health Promoting School " artinya sekolah
yang mempromosikan kesehatan.

Promosi Kesehatan di tatanan sekolah secara global telah
dicanangkan

oleh

Badan

Kesehatan


Dunia

(WHO)

sejak

tahun 1995. Kegiatan ini dirancang untuk memperbaiki dan
meningkatkan derajat kesehatan anak usia sekolah dan remaja
melalui organisasi sekolah. Promosi Kesehatan di Sekolah adalah
upaya untuk memberdayakan siswa, guru dan masyarakat di
lingkungan sekolah agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan
PHBS serta berperan aktif dalam mewujudkan Sekolah BerPHBS.

Dalam rangka mendukung Renstra Kemenkes dan RPJMN
2010-2014,

utamanya

untuk


akselerasi

pencapaian

target

persentase sekolah yang mempromosikan kesehatan,

maka

"Jli:giatan Promosi lleselzatan diTatanan
Sekolalz di ra71cang untuk memperbmki dan
meningkatkan derajat keselzatan
anak llsia sekolalz dan remaja
mela!u£ Ol:ganisasi sekolah. ))
disusunlah Rencana Aksi Nasional (RAN) Promosi Kesehatan di
Sekolah tahun 2013-2015 . RAN Promosi Kesehatan di Sekolah
difokuskan pada lima k omponen, yaitu (1) Penguatan kebijakan
melalui advokasi, (2) Peningkatan kemitraan dan koordinasi
lintas sektor, (3)


Peningkatan akses informasi dan edukasi, (4)

Peningkatan kapasitas pengelolaan promosi kesehatan, serta (5)
Penelitian dan pengembangan. Kelima pilar ini menjadi dasar dan
panduan dalam pengembangan Program Promosi Kesehatan di
Sekolah untuk periode lima tahun ke depan.

Kepada semua pihak yang turut menyusun RAN ini, kami
sampaikan terima kasih dan penghargaan atas kontribusi yang
telah diberikan. Semoga dengan penerapan konsep Promosi
Kesehatan
ュ・キセェオ、ォ。ョ@

di

Sekolah,

kita


dapat terus

Sekolah Sehat di tanah air.

Jakarta, Januari 2013
Sekretaris Jenderal Kemenkes RI.

berperan

dalam

Sambutan
Sekretaris Jenderal
Kementerian Dalam Negeri RI
Assalamu'alaikum Wr.Wb.
Kami sangat mendukung upaya Kementerian Kesehatan dalam
menyusun Rencana Aksi Nasional (RAN) Promosi Kesehatan
di Sekolah/ Madrasah tahun 2013 - 2015 dalam rangka
meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam
lingkungan hidup sehat.


セ@

Promosi Kesehatan di sekolah/madrasah penting untuk dilakukan
dalam upaya menanamkan perilaku hidup bersih dan sehat
kepada peserta didik di sekolah/madrasah. Apalagi dengan
semakin kompleksnya permasalahan kesehatan anak di sekolahl
madrasah, sehingga pemerintah baik pusat maupun daerah perlu
segera melakukan langkah-Iangkah strategis untuk meningkatkan
derajat kesehatan peserta didik di sekolah/madrasah.
Secara konseptual , kegiatan promosi kesehatan di sekolahl
madrasah sudah dilakukan di Indonesia sejak tahun 1956 melalui
kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dengan tiga program
pokoknya yang dikenal dengan istilah Trias UKS, yang meliputi
: Pendidikan Kesehatan, Pelayanan Kesehatan dan Pembinaan
Lingkungan Sekolah Sehat. Hal ini diperkuat dengan terbitnya
Keputusan Bersama Menteri Pendidikan Nasional, Menteri
Kesehatan , Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor
1/ U/ SKB/ 2003; Nomor 1067IMenkes/SKB1V1I/2003; Nomor
MA / 230 A/ 2003; Nomor 26 Tahun 2003 tanggal 23 Juli 2003

tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan
Sekolah.
Dengan diterbitkannya Keputusan Bersama 4 Menteri tersebut
diharapkan pelaksanaan program Usaha Kesehatan Sekolah,yang
meliputi ; pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan termasuk

(Fh JJrlOsi Kese/zalan di seko/a/z / madrasah
jJcn Ling un Lulc dilakukan da/am ujJqya
merzanmnka/1 jJerdaku /lidup bersdz dan
sehal kepada j)('serla dichk di seko!a!z/
n?rzdrasah. "
promosi kesehatan di sekolah, dan pembinaan lingkungan
sekolah sehat dapat berjalan secara terpadu, terarah, intensif,
berkesinambungan sehingga diperoleh hasil yang optimal. Namun
demikian, dalam implementasinya pelaksanaan program UKS
masih menemui kendala, hal ini disebabkan kurangnya dukungan
kepala daerah untuk mema sukan anggaran UKS dalam APBD,
sehingga kendala anggaran tersebut menyebabkan program
UKS dan promosi kesehatan di sekolah/madrasah menjadi tidak
optimal dan pembinaan yang dilaksanakan oleh Tim Pembina d i


daerah mendapat ham batan yang signifikan.
Dengan demikian, Rencana Aksi Nasional (RAN) Promosi
Kesehatan di Sekolah/Madrasah Daerah patut mendapat
dukungan dari kementerian/lembaga terkait dan Pemerintah
Daerah (Provinsi, Kabupaten/Kota, dan Kecamatan) agar dapat
berjalan dengan optimal. Selain itu, kami mengimbau agar dalam
pelaksanaannya senantiasa dipantau dan dievaluasi agar dapat
berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Demikian, semoga Rencana Aksi Nasional Promosi Kesehatan
di Sekolah/ Madrasah ini dapat bermanfaat bagi para pihak yang
terkait dalam mengoptimalkan promosi kesehatan di sekolahl
madra sah guna mewujudkan generasi penerus yang sehat,
cerdas dan berakhlak mulia.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Sambutan
Sekretaris Jenderal
Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan

Kesehatan merupakan bagian penting dalam kehidupan,
oleh sebab itu, pentingnya kesehatan perlu ditanamkan pada
anak sejak usia dini, baik melalui pendidikan formal, informal,
maupun non formal. Dalam kaitan tersebut, usaha membina,
mengembangkan dan meningkatkan kemampuan hidup sehat
dan derajat kesehatan peserta didik telah dilaksanakan melalui
program pendidikan di sekolahl madrasah dengan berbagi
kegiatan intrakulikuler dan ekstrakulikuler, misalnya Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS).
UKS merupakan upaya terpadu lintas program dan lintas sektoral
dalam rangka meningkatkan kemampuan hidup sehat dan
selanjutnya akan terbentuk perilaku hidup bersih dan sehat baik
bagi peserta didik, warga sekolah maupun warga masyarakat.
Dengan melaksanakan UKS, diharapkan kemampuan hidup
peserta didikakan meningkat dan tercipta lingkungan yang sehat,
yang mendukung pertumbuhan dan pembentukan manusia
Indonesia seutuhnya. Namun demikian sang at disadari, UKS
masih mengalami banyak kendala. hal ini terlihat dari hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010 menyatakan bahwa
masalah gizi anak usia 6-12 tahun masih besar (35,6% anak
pendek, 12,2% anak kurus dan 9,2% anak gemuk).
Untuk mengoptimalkan intervensi kesehatan di sekolah, telah
ditetapkan konsep "TRIAS UKS" yang satu dari komponennya
adalah Health Promoting School (HPS) atau Sekolah yang
mempromosikan Kesehatan. Komponen ini diharapkan dapat
menghasilkan pendekatan komprehensif dan efektif untuk
kesehatan anak usia sekolah. Adanya Rencana Aksi Nasional

"UKS me rupakan upqya terpadu lintas
program dan lintas sektoral dalam rangka
meni71gkatkan kemampuan hidup sehat
dan ウ・ャ。イオ
G オエセケ。@
akan terbentuk JJerilaku
hidujJ bersih dan sehat baik bagi jJeserta
didik) warga sekolaiz maupun warga
masvarakat."
(RAN) Promosi Kesehatan merupakan satu dari upaya-upaya
untuk menjawab kendala di atas.
Rencana ini merupakan langkah terobosan sektor pendidikan
dan kesehatan dalam merespon peningkatan kualitas hid up,
termasuk kesehatan dan pendidikan anak usia sekolah, serta
mengantisipasi meningkatnya faktor risiko perilaku kesehatan
di sekolah . Disamping itu, dengan adanya rencana aksi ini
diharapkan dapat menjadi media informasi dan komunikasi antar
sektor sehingga integrasi dan koordinasi kegiatan dapat disiapkan
sejak awal.
Kepada semua pihak yang telah terlibat secara aktif guna
tersusunnya Rencana Aksi Nasional Promosi Kesehatan ini
diucapkan banyak terima kasih dan penghargaan .
Jakarta, Januari 2013
Sekretaris Jenderal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Ainun na'im

Atas nama Kementerian Agama Republik Indonesia, saya
menyambut baik dan mendukung sepenuhya pelaksanaan
Rencana Aksi Nasional (RAN) Promosi Kesehatan di Sekolahl
Madrasah 2013-2015 yang diinisiasi oleh Pusat Promosi
Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kegiatan
ini sesungguhnya mempunyai arti penting dan strategis dalam
upaya mewujudkan tujuan pendidikan nasional sebagaimana
digariskan dalam Undang-undang Nomor 2 Tahun 2003 ten tang
Sistem Pendidikan Nasional, yaitu "agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertanggung jawab."
Pendidikan dan kesehatan adalah dua hal penting dan
merupakan prasyarat utama (essential conditions) dalam upaya
pembangunan SDM bangsa yang cerdas, sehat, dan berkualitas.
Pasalnya, pendidikan dan kesehatan merupakan 2 dari 3
komponen penting yang digunakan untuk mengukur tingkat
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development
Index (HOI). Artinya, semakin meningkat kualitas pendidikan dan
kesehatan suatu bangsa, maka akan semakin meningkat pula
kualitas dan taraf hidup serta kualitas SDM bangsa.
Kegiatan Promosi Kesehatan di Sekolah/Madrasah ini diharapkan
dapat memberikan kontribusi positif dalam upaya meningkatkan
mutu pendidikan nasional, termasuk madrasah. Apabila kualitas
kesehatan para peserta didik meningkat, maka hal itu akan
berpengaruh positif terhadap meningkatnya prestasi belajar
dan mutu pendidikan mereka. Dan begitu juga sebaliknya.
Kegiatan ini juga diharapkan dapat semakin meningkatkan
komitmen dan semangat dalam menjadikan madrasah/sekolah

"Penrhd£karz drzrl keseizrzLan ada/all durz /w/
jJenlinp, dan JIItru/Jakan ーイ。 N セカ。 イ。エ@
utm7la
dtdam upCf),a jJcm hall,£;Ull ([n SDJlf bangsrz
JYllZg cndm , .le/wL, dan bcrkuaLitas. "

sebagai Laboratorium Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
di sekolah dan madrasah . Melalui sekolah/madrasah kita
dapat menanamkan pengetahuan kesehatan dan kesadaran
berperilaku hidup sehat sejak dini kepada anak-anak kita, para
peserta didik, dan para generasi muda penerus bangsa . Hal ini
sejalan dengan Program Trias Usaha Kesehatan Sekolah (UKSl.
yaitu: (1) Pendidikan Kesehatan, (2) Pelayanan Kesehatan, dan (3)
Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat.
Dengan demikian, sekolah dan madrasah diharapkan dapat
menjadi pilar penting yang efektif dalam upaya mewujudkan
idealisme "INDONESIA SEHAT" dan dapat mempercepat
pencapaian tujuan Millenium Development Goals (MDGs)
terutama di bidang kesehatan dan juga pendidikan.
Akhirnya, atas tersusunnya Rencana Aksi Nasional Promosi
Kesehatan di Sekolah/Madrasah 2013-2015 ini, atas nama
Kementerian Agama Republik Indonesia saya menyampaikan
terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada semua
pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam
penyusunan RAN ini.
Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi semua usaha yang kita
lakukan.
Jakarta, Januari 2013
Direktur J
ral,

ur Syam

Daftar Is·
Kata Pengantar 1
Sambutan Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI
2
Sambutan Sekretaris Jenderal Kementerian Oalam Negeri RI
4
Sambutan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Sambutan Oirektur Jenderal Pendidikan Islam 8
Oaftar lsi 10

6

Bab 1. Pendahuluan 12

16

Bab 2. Konsep Promosi Kesehatan di Sekolah

A. Masalah Kesehatan Anak Usia Sekolah
17
B. Situasi Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah
19
C. Tantangan dalam Pelaksanaan kegiatan kesehatan di sekolah
O. Kerangka Konsep Promosi Kesehatan di Sekolah
25
Bab 3. Tujuan dan Sasaran Promosi Kesehatan di Sekolah
A. Tujuan 33
B. Sasaran 33
C. Manfaat Promosi Kesehatan di Sekolah

22

32

33

Bab 4 . Rencana Aksi Nasional Promosi Kesehatan di Sekolah

36

A. Penetapan dan penguatan kebijakan yang mendukung kegiatan
kesehatan di sekolah 37
B. Memperkuat fungsi kelembagaan Tim Pembina UKS di tiap tingkat
administrasi sebagai bag ian penting dari promosi kesehatan di sekolah .
C. Peningkatan dukungan mitra dan pemangku kepentingan terkait 43
O. Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (masyarakat sekolah)
untuk mendorong kegiatan promosi kesehatan di sekolah 45
47
E. Peningkatan akses terhadap materi kesehatan di sekolah
F. Manajemen program dan informasi berjalan efektif 48

41

MILIK PERPUSTAKAA N
KEMENTERIAN KESEHAT.

Bab 5. Monitoring, Evaluasi dan Indikator

52

A. Monitoring 53
B. Evaluasi 54
C. Indikator 54
Bab 6. Penutup

56

Lampiran 1.
MATRIKS KERANGKA LOGIS RENCANA AKSI NASIONAL
PROMOSI KESEHATAN 01 SEKOLAH 2013-2015
58
Lampiran 2. RENCANA AKSINASIONAL PROMOSI KESEHATAN
01 SEKOLAH (PKS) TAHUN 2013 - 2017
61
Lampiran 3. TIM PENGARAH, PENYUSUN OAN PENYUNTING
RENCANA AKSI NASIONAL PROMOSI KESEHATAN 01
SEKOLAH 2013 - 2017
70

S

sehat adalah hak asasi manusia dan merupakan investasi
pembangunan, maka perlu dijaga, ditingkatkan, dan
dilindungi dari berbagai gangguan dan ancaman penyakit.
Undang-undang RI Nomor 36 tahun 2009 tentang
kesehatan pad a pasal 79 menyebutkan bahwa kesehatan
sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup
sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga
peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara
harmonis dan setinggi-tingginya menjadi sumberdaya manusia
yang berkualitas.

Permasalahan kesehatan anak sekolah merupakan masalah
yang sangat kompleks dan berbeda-beda untuk setiap tingkatan.
Untuk anak sekolah tingkat SO umumnya berkaitan dengan
perilaku hidup bersih dan sehat. Sedangkan untuk anak sekolah
tingkat SLTP dan SLTA lebih banyak pada masalah kesehatan
reproduksi dan perilaku berisiko yang cenderung dilakukan
oleh remaja. Anak sekolah merupakan asset atau modal utama
pembangunan di masa depan yang perlu dijaga, ditingkatkan,
dan dilindungi kesehatannya.
Sekolah selain berfungsi sebagai tempat pembelajaran dimana
anak belajar, pembentukan karakter, nilai-nilai ditanamkan dan
mempersiapkan generasi masa depan untuk siap menghadapi
tantangan hidup juga dapat menjadi ancaman penularan
penyakit bila tidak dikelola dengan baik . Sekolah juga berperan
penting dalam perkembangan fisik, mental dan emosional anak
didik. Kemampuan untuk belajar, kehadiran secara rutin di
sekolah sangat dipengaruhi oleh tingkat kesehatan anak / siswa
tersebut. Ada hubungan kuat antara kesehatan anak / siswa
dan pendidikan. Sekolah merupakan tatanan yang dinamis
untuk meningkatkan kesehatan, memungkinkan anak / siswa
memperoleh pengetahuan kesehatan yang mendukung, nilainilai, sikap dan perilaku serta tumbuh dan dewasa menjadi orang
dewasa yang sehat.
Konsep dan kegiatan pendidikan kesehatan di sekolah sudah
diterapkan di Indonesia sejak tahun 1956 melalui kegiatan Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS). Pendekatan yang digunakan dalam

UKS terus berkembang seiring dengan berkembangnya metode
intervensi dan masalah kesehatan baik secara global maupun
nasional untuk memenuhi kebutuhan dalam memperbaiki perilaku
hidup sehat pada anak usia sekolah.

.:.

Kegiatan UKS diawali dengan program percontohan di salah
satu sekolah di Bekasi pada tahun 1956. Sebagai tindak lanjut
kemudian terbentuk kesepakatan keqasama antara Departemen
Pendidikan dan Departemen Kesehatan pada tahun 1973, yang
selanjutnya berkembang menjadi Surat Keputusan Bersama
(SKB) yang melibatkan empat Departemen (Pendidikan ,
Kesehatan, Agama dan Dalam Negeri) pada tahun 1984 dan
pemerintah Juga memperkenalkan pendekatan Trias UKS yang
menggabungkan aspek pendidikan, lingkungan dan pelayanan
kesehatan dalam satu pendekatan di tatanan sekolah. Pad a
tahun 1992 pemerintah menerapkan program PMT (Pemberian
Makanan Tambahan) anak sekolah yang bertujuan untuk
mengatasi masalah kekurangan gizi pada anak sekolah dasar.
Program ini sudah tidak lagi berjalan karena keterbatasan dana
yang tersedia. Pada tahun 1993 pemerintah memperkenalkan
konsep 'life-skill educat ion' atau pendidikan keterampilan hidup
sehat untuk anak sekolah dasar dan menengah .
Untuk lebih mengoptimalkan intervensi kesehatan di tatanan
sekolah, pada tahun 2000 World Health Organization (WHO)
memperkenalkan konsep 'Health Promoting School' (HPS)
yang mempunyai sasaran lebih luas dan komprehensif. WHO
mengedepankan pentingnya promosi kesehatan sekolah sebagai
implementasi dalam mewujudkan hak asasi anak untuk tumbuh
dan berkembang secara sehat di lingkungan sekolah yang sehat.
Di Indonesia HPS diterjemahkan 'Sekolah ya ng Berwawasan
Kesehatan atau Sekolah yang Mempromosikan Kesehatan.
Konsep HPS telah diterapkan di Indonesia melalui pilot project
di beberapa sekolah yang dikoordinasi oleh Departemen
Pendidikan . Ada enam elemen yang dipakai dalam HPS, yaitu
1) Pelibatan staf kesehatan dan pendidikan, guru, orang tua,
tokoh masyarakat dalam upaya promosi kesehatan di sekolah; 2)
Penjaminan lingkungan yang sehat dan aman, baik fisik maupun
psikososial; 3) Penyelenggaraan pendidikan kesehatan berbasis
keterampilan yang efektif dan "life skills"; 4) Penyediaan akses

terhadap pelayanan kesehatan; 5) Penerapan kebijakan sekolah
dan aktivitas yang menunjang kesehatan; 6) Upaya peningkatan
kesehatan masyarakat secara menyeluruh.
Pada tahun 2003 SKB Empat Menteri diperbaharui dalam upaya
memperbaiki kesehatan anak usia sekolah dan mengaktifkan
kembali fungsi UKS yang masih mengalami banyak kendala. Pada
tahun 2007 pemerintah melengkapi konsep 'Trias UKS' dengan
memasukkan komponen Health Promoting School (HPS), atau
Sekolah yang Mempromosikan Kesehatan , untuk lebih dapat
menghasilkan pendekatan yang komprehensif dan efektif untuk
kesehatan anak usia sekolah. Sekolah yang mempromosikan
kesehatan berupaya untuk membangun kesehatan disemua
aspek kehidupan disekolah dan di masyarakat. Mendayagunakan
potensi organisasi dan pendidikan untuk mewujudkan kesehatan
anak / siswa, masyarakat sekolah, keluarga dan masyarakat.
Akselarasi dan pemantapan integrasi dalam promosi kesehatan
disekolah diharapkan dapat meningkatkan perilaku kesehatan
masyarakat sekolah, keluarga dan masyarakat sekitarnya.
Pelaksanaan promosi kesehatan disekolah yang optimal menjadi
kebutuhan penting untuk perbaikan kualitas hidup, termasuk
kesehatan dan pendidikan anak usia sekolah, mengingat semakin
meningkatnya faktor risiko perilaku yang mulai tumbuh pada usia
anak sekolah.
Berkaitan dengan hal tersebut diperlukan adanya rencana
aksi nasional (RAN) yang terpadu dan sesuai kebutuhan pihak
terkait, sebagai panduan dalam pelaksanaan promosi kesehatan
disekolah yang lebih optimal di sekolah. Dengan tersedianya
RAN Promosi Kesehatan di Sekolah 2013-2015 ini merupakan
komitmen yang memuat peran dan tanggung jawab dari masingmasing mitra/pemangku kepentingan dalam pelaksanaan
promosi kesehatan disekolah baik di pusat maupun di daerah .

A. Masalall Keseilatan Anak Usia Sekoial
Masalah kesehatan anak usia sekolah, terutama yang berkaitan
dengan perilaku berisiko, merupakan isu yang penting dalam
tahap tumbuh kembang anak. Usia anak terutama remaja
merupakan tahapan dimana individu meng alami perkembangan,
baik fisik, psikologis (emosi dan kognitif) , sosial dan spiritual
dalam kehidupan (Rew, 2005). Kehidupan pada usia sekolah
juga merupakan masa dimana individu umumnya mempunyai
banyak imajinasi, berteman dan melakukan berbagai aktivitas
sosial. Kesehatan pada usia sekolah, pada dasarnya dipengaruhi
oleh perilaku yang terbentuk dari lingkungan sekitar, termasuk
keluarga, teman sebaya, media, dan masyarakat sekitarnya.
Dengan demikian kehidupan di usia sekolah, terutama perilaku
yang berkaitan dengan kesehatan, sangat penting, karena dapat
mempengaruhi kondisi kesehatan pada usia dewasa dan lanjut.
Khusus untuk anak usia remaja, masalah kesehatan reprod uksi
dan penyalahgunaan obat dan zat adiktif merupakan masalah
perilaku berisiko kesehatan pad a anak usia remaja. Hasil Survai
Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 menunjukkan
bahwa diantara remaja usia 15-19 tahun sebanyak 1% (putri) dan
4% (putra) pernah melakukan hubungan seksual. Dari survai yang
sama juga menunjukkan bahwa terdapat 16,3% remaja usia 1524 tahun menderita Anemia dan pengetahuan remaja akan gejala
Infeksi Menular Seksual sebesar 60% pada remaja putri dan 70%
pada remaja putra.
Tahun 2006 di kota Depok, Jawa Sarat, dilakukan penelitian
terhadap sepuluh faktor risiko kesehatan yang umumnya
terjadi pada usia anak sekolah usia 12-15 tahun baik pada
laki-Iaki maupun perempuan, yaitu 1). merasa sedih, kesepian
dan khawatir, 2) tidak pernah sarapan sebelum sekolah, 3)
menggosok gigi setiap hari, 4). konsumsi sayuran kurang dari
1 kali sehari, 5) pernah cedera, 6). merasa tidak diperhatikan
orang tua, 7).konsumsi buah kurang dari 1 kali sehari, 8). pernah
merokok, 9). konsumsi makanan kaki lima dan 10). perokok pasif.
Faktor risiko yang menJadi isu baik pada laki-Iaki dan perempuan
adalah yang menyangkut pada perokok pasif (62%), konsumsi
makanan dari kaki lima (43,4%), kurang konsumsi sayur (23,6%)

dan buah (37,1%) dan merasa kurang diperhatikan oleh orang
tua (34,45%).
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010 melaporkan
bahwa masalah gizi anak usia 6-1 2 tahun juga masih besar,
yaitu terdapat 35,6% anak pendek, 12,2% anak kurus dan 9 ,2%
anak gemuk. Masalah lainnya adalah umur merokok pertama kali
menjadi cenderung tinggi pada umur lebih muda; pada kelompok
umur 5-9 tahun dari 1,2% pada tahun 2007 meningkat menjadi
1,7% pada tahun 2010 dan kelompok umur 10-14 tahun dari
10,3% pada tahun 2007 meningkat menjadi 17,5% pada tahun
2010. Riskesdas 2010 juga melaporkan bahwa pengetahuan
tentang HIV dan AIDS pad a kelompok umur 14-25 tahun masih
sangat rendah. Untuk pengetahuan pencegahan 38,8% pada
laki-Iaki dan 34,4% pad a perempuan, penularan 11,1 % pada lakilaki dan 12,1 % pad a perempuan dan pengetahuan komprehensif
7,6% pada laki-Iaki dan 7,3 % pada perempuan.
Makanan jajanan di sekolah yang tidak sehat mengarah pada
risiko keJadian Diare, keracunan dan infeksi penyakit menular
berkaitan dengan kondisi higiene dan sanitasi makanan yang
kurang sehat. Disamping itu kebiasaan sarapan sebelum sekolah
juga berpengaruh secara signifikan pada kebiasaan jajan anak.
Anak yang tidak sarapan sebelum sekolah cenderung lebih
banyak membeli makanan di sekolah (45,6%) dibandingkan anak
yang mengonsumsi sarapan ringan (36,2%) dan lengkap (35,3%).
Kurangnya konsumsi sayuran dan buah juga masih merupakan
masalah pada anak usia sekolah (Badan Litbangkes Kemenkes,
2006).
Banyaknya anak sekolah yang mengonsumsi makanan yang
tidak sehat juga menunjukkan kebutuhan oleh anak untuk
mendapatkan akses makanan bergizi dan sehat di sekolah ya ng
penting untuk peningkatan status gizi anak dan kemampuan
belajar mengajar. Keberadaan kantin sehat sekolah merupakan
kebutuhan yang penting untuk melengkapi kebutuhan gizi anak
sekolah. Hasil survai juga menunjukkan bahwa faktor yang
berkaitan dengan perkembangan jiwa dan emosi anak yang juga
menJadi salah satu masalah yang diekspresikan anak sekolah
adalah hubungan antara anak dan orang tualwali.

Dari sisi
penyelenggaraan kegiatan yang berkaitan dengan
kesehatan seperti Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), dilaporkan
bahwa hanya 1 dari 29 Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang
aktif menjalankan kegiatan UKS berdasarkan survai kesehatan
berbasis sekolah di Depok oleh Badan Litbangkes, 2006.
Beberapa kendala dalam pelaksanaannya adalah lemahnya
sistem manajemen dan pengorganisasian, koordinasi dan
kemitraan yang masih belum optimal dan keterbatasan kapasitas
sektor terkait baik di bidang kesehatan maupun non kesehatan .
Untuk itu pemerintah berusaha secara optimal untuk melakukan
akselerasi program UKS dengan lebih menekankan pada peran
aktif semua sektor terkait.
UKS sebagai bentuk kegiatan yang terkait dengan kesehatan
anak usia sekolah merupakan salah satu aspek yang bisa
dikembangkan dalam upaya mengaplikasikan konsep promosi
kesehatan di sekolah. Konsep promosi kesehatan disekolah
merupakan upaya menjadikan sekolah sebagai media atau
sarana dalam membentuk perilaku hidup sehat bagi masyarakat
sekolah . Untuk itu perlu dipahami lebih lanjut bagaimana situasi
pelaksanaan usaha kesehatan sekolah yang sudah berjalan
selama ini.

B.

Situasi Pelaksanaan Usaha Kesehatan
Sekolah

Strategi dalam promosi kesehatan di sekolah dapat melalui
akselarasi dan pemantapan integrasi program UKS. Dengan
memasukkan konsep promosi kesehatan di dalam kegiatan UKS
diharapkan dapat meningkatkan perilaku kesehatan masyarakat
sekolah secara lebih efektif. Promosi kesehatan berbasis sekolah
menjadi salah satu kebutuhan yang penting untuk perbaikan
kualitas hid up, termasuk kesehatan dan pendidikan, anak usia
sekolah, mengingat semakin meningkatnya faktor risiko perilaku
yang mulai tumbuh pada usia anak sekolah.
Dalam upaya mengatasi masalah kesehatan anak usia sekolah,
Kementerian Kesehatan, sesuai dengan tugas pokok dan

d: :

fungsinya, telah mengembangkan prog ram kesehatan berbasis
sekolah atau UKS dan program Pelayanan Kesehatan Peduli
Remaja (PKPR) di Puskesmas untuk meningkatkan akses
pelayanan kesehatan kepada remaja . Trias UKS merupakan
konsep pengembangan UKS yang terkini dengan memfokuskan
pada aspek lingkungan , pendidikan kesehatan dan pelayanan
kesehatan. Secara garis besar, kegiatan dalam konsep Trias UKS
adalah sebagai berikut:
1 . Upaya Pendidikan Kesehatan
Dalam pelajaran dan sesuai kurikulum yang berlaku untuk
intrakurikulum seperti Ilmu Pengetahuan Alam, Agama, muatan
lokal, pendidikan jasmani/olahraga kesehatan, ekstrakurikulum
melalui pembekalan life skill edu cation atau Pendidikan
Keterampilan Hidup bagi Siswa (PKHS), pemberian informasi
kesehatan (penyuluhan, seminar) dan pemberdayaan peserta
didik sebagai dokter kecil/ Kader Kesehatan Remaja (KKR)
berupa diskusi kesehatan , lomba kesehatan. Kegiatan ini dibina
oleh Puskesmas PKPR, pemberian materi dapat berupa seminar/
dialog interaktif dengan mengundang masyarakat sekolah.
2. Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan meliputi:




Promotif: Meliputi pembinaan kebersihan diri/personal
hygiene, kesegaran jasmani dan kegiatan ekstrakurikulum .
Preventif:
Meliputi penjaringan , pemeriksaan berkala,
imunisasi.
Kuratiflrehabilitatif: Meliputi Program Pencega han dan
Penanggulangan Kecelakaan/P3K, P3P, rujukan, pemberian
kacamata koreksi

3. Pemblnaan lingkungan sekolah sehat, seperti pemberantasan
sarang nyamuk, penyediaan air bersih, :-