Fungsi Pendidikan Politik Dewan Pengurus Daerah (DPD) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Metro Pada Pemilihan Umum 2014

ABSTRAK

FUNGSI PENDIDIKAN POLITIK DEWAN PENGURUS DAERAH
(DPD) PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (PKS) KOTA METRO
PADA PEMILIHAN UMUM 2014

Oleh
DITA PURNAMA

Menurunnya jumlah perolehan suara Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Kota
Metro pada tahun 2009 menjadikan PKS semakin sering melakukan pendidikan
politik masyarakat. Hal yang dianggap menarik oleh peneliti adalah apakah
pendidikan politik yang dilakukan oleh PKS benar adanya sebagai pembentuk
masyarakat yang cerdas politik atau hanya mobilisasi partai semata. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan fungsi pendidikan politik
yang dilakukan oleh Dewan Pengurus Daerah (DPD) PKS yang ditunjukan untuk
masyarakat Kota Metro pada Pemilu 2014.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan
data penelitian ini dilakukan dengan wawancara mendalam. Sumber data dalam
penelitian ini adalah pengurus DPD PKS Kota Metro dan masyarakat. Data yang

diperoleh dianalisis dengan proses reduksi dan interpretasi.

Hasil penelitian ini adalah DPD PKS telah memberikan pendidikan politik kepada
masyarakat. Hal ini terlihat dari pendekatan teori unsur pendidikan politik
Kartono yang meliputi unsur pengenalan, pemahaman, berfikir kritis, merubah
sikap dan melakukan perbuatan nyata. Pendidikan politik masyarakat dapat dilihat
melalui program kerja dan kegiatan yang dilakukan PKS. Salah satu program
andalan DPD PKS dalam melakukan pendidikan politik ialah program DS (Direct
Selling) dimana para kader partai datang ke rumah warga dan memberikan
pemahaman tentang proses pemilu tidak lupa memperkenalkan diri. Kegiatan PKS
yang mengarah kepada pendidikan politik ialah sosialisasi politik ke masyarakat,
mengadakan pengajian dan dakwah, cek kesehatan, donor darah dan pasar
terbuka.

Kata kunci : Fungsi partai politik, pendidikan politik, masyarakat, Partai Keadilan
Sejahtera

ABSTRACT

THE FUNCTION OF POLITICS EDUCATION OF REGIONAL COUNCIL

(DPD) PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (PKS) METRO IN GENERAL
ELECTION 2014

By
DITA PURNAMA

The decrease of the result of Partai Keadilan Sejahtera’s (PKS) total vote in Metro
city on 2009 made PKS often do society political education. The case that reputed
interesting by the researcher is wheter it is true if politics education that is done by
PKS as the framer to make the society smart in politics or it is only a party
mobilization. The purpose of this research is to understand the implementation of
politics education function that was done by regional council (DPD) PKS for
Metro’s society in general elections 2014.

This researcher used descriptive qualitative method and the research data was
collected by using interview deeply. The data sources of this research were the
administrators of DPD PKS and society in Kota Metro. Then, the data was
analyzed by using reduction process and interpretation.

The result of this research is PKS regional council have given politics education

for the society. It seems from the theory apprachment of Kartono’s politics
education that cover from substance, they are identification, comprehension,
critical thought, change the attitude and do the real change. Society politics
education can be seen from works program and the activity that was done by PKS.
The one of mainstay regional council’s program to do the politics education is
“DS” program that where the cadre come to citizen’s house and give the
comperehension about the general elections process never foorget to introduction
it self. PKS’s activity aim to politic education is socialization of from a group
politics, hold recitation of the Qur’an and religius proselytizing, medical test,
blood donor and opened market.

Keywords: Politic Function, Politic Education, Society, Partai Keadilan
Sejahtera (PKS).

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Metro, pada tanggal 14 Februari 1992,
anak kedua dari lima bersaudara dari Bapak Hi. Syafrudin dan
Hj. Murniati.
Jenjang Akademik Penulis dimulai dengan menyelesaikan pendidikan Taman KanakKanak (TK) Aisyiah Metro pada tahun 1998, Sekolah Dasar (SD) Muhammadiyah 1

Metro, diselesaikan tahun 2004, Sekolah Menengah Pertama (SMP) 3 Metro Pada
Tahun 2007, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 1 Metro yang
diselesaikan pada tahun 2010.
Tahun 2010, Penulis terdaftar sebagai Mahasiswa S1 Jurusan Ilmu Pemerintahan
FISIP Universitas Lampung (Unila) melalui jalur UM yang saat itu Penulis pilih
untuk melanjutkan pendidikan dan selesai ditahun 2014.

Persembahan
Bismillahirrohmanirrohim.... atas izin
Allah Swt, kupersembahkan karya tulis ku
ini untuk ke dua orang tua ku Ayahanda
Syafrudin dan Mama Murniati
Untuk MAMA, terimakasih ma.....do you
know... i really love you even many argue
when we are together
Untuk Ayah, Youre are Rocker meeeeen.
Perhaps i will find you... in another man...
to be with me in the future

MOTTO

“ Allah won’t leave you empty handed, he will always
replace something lost with something greater and
better. Insha Allah”
“IKHLAS itu.... ketika hasil tak sebanding usaha dan
harapan, tak membuatmu menyesali amal dan
tenggelam dalam kesedihan”

“ Lelah kan menghilang, marah kan terpendam, bila
duka tidak dirasa itulah BAHAGIA”.

(DITA PURNAMA)

SANWACANA

Puji dan syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
hidah-Nya skripsi yang berjudul “Fungsi Pendidikan Politik Dewan Pengurus
Daerah (DPD) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Pada Pemilihan Umum 2014”
dapat diselesaikan. Skripsi ini dibuat sebagai persyaratan memperoleh gelar
Sarjana Ilmu Pemerintahan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Lampung.


Penulis menyadari banyak kesulitan yang dihadapi dari awal pengerjaan hingga
penyelesaian skripsi ini, karena bantuan, bimbingan, dorongan dan saran dari
berbagai pihak terutama dosen pembimbing yang sudah memberi banyak
masukan, kritik dan saran. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Agus Hadiawan, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik.
2. Bapak Drs. Denden Kurnia Drajat, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu
Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
3. Bapak Syafarudin, S.Sos, selaku Pembimbing Akademik.
4. Bapak Dr. Suwondo, M.A selaku Pembimbing Utama yang telah banyak
membantu, membimbing, mengarahkan, memberikan masukan, saran, dan

motivasi kehidupan. Mohon maaf atas segala kekurangan. Semoga Allah SWT
melindungi Bapak. Amin
5. Bapak Arizka Warganegara selaku Pembimbing Kedua yang telah banyak
memberikan masukan, saran, semangat dan motivasi dalam penyelesaian
skripsi ini. Mohon maaf atas segala kekurangan. Semoga Allah SWT

melindungi Bapak. Amin.
6. Bapak Dr Hertanto, M.Si

selaku penguji dan pembahas yang telah

memberikan kritik dan saran kepada Penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
Mohon maaf atas segala kekurangan. Semoga Allah SWT melindungi Bapak.
Amin
7. Seluruh dosen Ilmu Pemerintahan Fisip Unila, terimakasih atas ilmu yang
diberikan kepada penulis

selama menuntut ilmu

di Jurusan

Ilmu

Pemerintahan.
8. Staf Akademik, Staf Kemahasiswaan, mba Nurma (pengawas ruang baca)
yang telah membantu kelancaran administrasi dan skripsi. Jazakillah atas

buku-buku dan curhatannya mba, terutama keluhan selama bimbingan
9. Seluruh informan kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Metro, Bapak
Drs. Hi. Nasrianto Efendi M.Ap, Bapak Hardi, S.Kom, Bapak Usep Saprudin
S.Kom, dan Ibu Umi Sa’ diyah. Terimakasih atas bantuan dalam
menyelesaikan skripsi ini.
10. Terkusus kepada orang tuaku, Ayahnda H. Syafrudin terimakasih atas doa dan
dorongan yang selalu engkau berikan, terimakasih atas amarah atas peraturan
yang kau buat sehingga mengingatkan kepada hidup yang harus memiliki
aturan dan tujuan yang jelas. Mama Murniati yang tidak kenal lelah

memberikan arahan untuk menjadi seorang ibu yang baik. InsyaAllah mulut
ku tidak akan pernah kering untuk terus mendoakan kalian. Sehat terus maa..
yaah
11. Teruntuk Abangku, Ardito Yulizar kartin (Alm), doakan adikmu bisa menjadi
kebanggaan orang tua ya bang, Adik-Adik ku terkasih, Gita Tri Wahyuni,
Niko Ardianto, Okta Dinata Saputri, uni berharap kelak kita bisa jadi penolong
dan pemberi karena kita satu, ingat darah lebih kental dari air, kita harus bisa
angkat derajat orang tua di dunia akhirat !! . Amin
12. Taekwondo Team, sabam Edison, bang Adey Gunawan Sutomo, bang Anton,
bang Rudi, bang Adi, bang Lukman, Bang Eko, my lovely Lilia, Ayu, Dinda.

Yakin kita sang juara !!! eooooo
13. LIA Course group, Kartika, Dila, Aca, Fiski, Epris, Riris and the other in first
term.. thank you for your support guys ! special for DILA and ACA . I LOVE
YOU !!
14. Teman-Teman Maison Francaise, madmoissele Nani et Fana, Monseur Gandi,
mon belle Fani, Ani, Yezzi, Nadia, Kemas, mba Gusti, mba Otin, kak Feri etc.
A tenu sa promesse
15. Paskibraka Kota Metro 2009, Haryo Hutomo, Alvin, Deni, Edwin, Waskito,
Butet, dan lainnya dilapangan becek, Salam Merah Putih!!
16. Teman SMANSA METRO, Afini Rahmadia Puti, Chantika, Dwitya juwita,
Dea Asrika, Fetra, Anang, Ulfa, Mukti, Bagus, Trisutrisno, Mayang, Dwitya,
Lilis, dan lainnya yang tidak disebut ketahuilah bahwa dita menyebutkan
kalian didalam doa. Tiada masa paling indah selain masa-masa di sekolah .

17. Mba-mba Kosan Putri Ayu, mba Astri, mba Epri, mba Uli yang selalu
menghibur adinda disaat adinda galauuuu hahhhahah suwon yooo mbaaaa
18. Teman-teman tercinta Jurusan Ilmu Pemerintahan 2010 Yosita Manara S.IP,
Ricky Ardian S.IP, Syinthia Dwi Utami S.IP, Reddyah Renata S.IP, Ayu Mira
Asih S.IP, Dinda Nindika S.IP, Siska Fitria S.IP Mirzan S.IP, Angga S.IP,
Alam Patria S.IP, Ikhwah Efrial S.IP, Ardi Yuzka S.IP, Harizon S.IP, Ilham

Kurniawan S.IP, Ryan Maulana S.IP, Novi Nurhana S.IP, Betty Sirait S.IP,
Dwi haryanti S.IP, Riendi S.IP, Dwi Kusumayanti S.IP, Oktia Nita, S.IP, Edo
Putra S.IP, Ahlan S.IP, Resti S.IP, Dewi S.IP, Aris S.IP, Danni S.IP,
Antarizky S.IP, Yoan S.IP, Komang S.IP, Aditya Darmawan S.IP, Maulana
Rendra S.IP, Indra S.IP, Rike Prisina S. IP, Anugerah Robiantori S.IP, Retno
Mahdita S.IP, Novandra Yudha S.IP, Tano Gupala S.IP, TIFFANI S.IP dan
lainnya, semoga kita sukses kedepannya kawan . VIVA GOVERNANCIA !
19. Temen-temen KKN , Fina, Indah, Andra, Sasa, Septi, Tiara, Eli, Zaki. Semoga
bisa bertemu lagi ditempat kita KKN dalam waktu yang bersamaan ya guys.
Amin
20. Untuk peneliti sendiri, ingatlah selalu bahwa hidup harus dapat dikendalikan
dengan akal fikiran dan hati yang seimbang.

Semoga Allah SWT membalas kebaikan kita semua dan semoga skripsi ini dapat
bermanfaat.
Bandar Lampung, 19 September 2014
Penulis

Dita Purnama


i

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI ................................................................................................. i
DAFTAR SINGKATAN................................................................................ ii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... iii
I.

PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.

Latar Belakang .................................................................................... 1
Rumusan Masalah................................................................................ 11
Tujuan Penulisan ................................................................................. 11
Manfaat Penelitian ............................................................................... 11

II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Partai Politik
1. Konsep Tentang Partai Politik ..................................................... 12
2. Peran dan Fungsi Partai Politik ..................................................... 14
3. Tujuan partai politik ...................................................................... 15
B. Pendidikan Politik Di Dalam Partai Politik
1. Definisi Pendidikan Politik .......................................................... 16
2. Inti dan Tujuan Pendidikan Politik ............................................... 19
3. Pendidikan Politik di Partai Politik ............................................... 21
C. Tinjauan Tentang Perilaku pemilih
1. Definisi Tentang Perilaku Pemilih ................................................ 23
D. Kerangka Pikir .................................................................................... 30
III. METODE PENELITIAN
A.
B.
C.
D.
E.

Tipe Penelitian ................................................................................... 32
Fokus Penelitian ................................................................................. 34
Lokasi Penelitian ................................................................................ 35
Jenis Data ........................................................................................... 35
Tehnik Pengumpulan Data ................................................................. 36

i

F. Penentuan Informan ........................................................................... 36
G. Tehnik Pengolahan Data .................................................................... 38
H. Tehnik Analisis Data.......................................................................... 39

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Profil PKS Kota Metro
1. Sejarah berdirinya DPD PKS Kota Metro ......................................... 41
1.1. Struktur DPD PKS Kota Metro ................................................. 43
1.2. Ideologi, Asas dan Tujuan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ...... 44
2. Tugas Pokok DPD PKS Kota Metro .................................................. 46
3. Perolehan Suara dan Kursi PKS 2009 dan 2014 ............................... 47
B. Deskripsi Informan .............................................................................. 47
C. Analisis Fungsi Pendidikan Politik DPD PKS Kota Metro ................. 49
1. Kebijakan ....................................................................................... 53
2. Program .......................................................................................... 60
3. Kegiatan ......................................................................................... 66
D. Tanggapan Masyarakat terhadap DPD PKS Kota Metro ..................... 74
E. Tujuan Pendidikan Politik DPD PKS Kota Metro ............................... 86
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan .............................................................................................. 91
B. Saran ..................................................................................................... 92
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1. Pemilu Tahun 2009 .......................................................................... 47
Tabel 2. Pemilu Tahun 2014 ........................................................................ 47
Tabel 3. Analisis Pelaksanaan Kebijakan DPD PKS ................................... 53
Tabel 4. Analisis Pelaksanaan Program Kerja DPD PKS .............................. 60
Tabel 5. Analisis Pelaksanaan Kegiatan DPD PKS ....................................... 66
Tabel. 6 Tanggapan Masyarakat Terhadap Pendidikan Politik DPD PKS ... 74

ii

DAFTAR SINGKATAN

AD/ART

: Anggaran Dasar/ Anggaran Dasar Rumah Tangga

DPC

: Dewan Pengurus Caerah

DPD

: Dewan Pengurus Daerah

DPT

: Daftar Pemilih Tetap

DPW

: Dewan Pengurus Wilayah

DPRD

: Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

DS

: Direct Selling

GOLPUT

: Golongan Putih

HAM

: Hak Asasi Manusia

MASYUMI

: Majelis Syuro Muslimin Indonesia

PBB

: Partai Bulan Bintang

PK

: Partai Keadilan

PKS

: Partai Keadilan Sejahtera

PKU

: Partai Kebangkitan Umat

PPP

: Partai Persatuan Pembangunan

PNU

: Partai Nadhatul Ulama

PSII

: Partai Syarikat Islam Indonesia

PUI

: Partai Ummat Islam

TO

: Try Out

TPS

: Tempat Pemungutan Suara

UU

: Undang-Undang

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Demokrasi secara sederhana dapat diartikan sebagai pemerintahan dari rakyat,
oleh rakyat dan untuk rakyat dan merupakan sistem pemerintahan yang
dianggap paling ideal saat ini. Keikutsertaan rakyat dalam kehidupan bernegara
di dalam negara demokrasi adalah hal yang sangat penting karena rakyat yang
memegang kekuasaan tertinggi (Gatara, 2009: 251).

Indonesia merupakan salah satu negara yang menerapkan demokrasi sebagai
sistem pemerintahannya. Hal tersebut terbukti sejak seluruh masyarakat
Indonesia memilih Soekarno dan Hatta sebagai wakil yang diamanatkan untuk
menjadi presiden dan wakil presiden pertama. Rakyat bebas mengemukakan
pendapat dan mengutarakan keinginannya demi terwujudnya masyarakat yang
partisipatif (Sahdan, 2004: 7). Indonesia mendukung kebebasan rakyat dalam
berpendapat dengan memberikan wadah yang dapat menampung aspirasi dan
menjadi alat penghubung antara pemimpin dengan yang dikenal dengan
sebutan partai politik.

2

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 2 tahun 2008 tentang Partai
Politik, partai politik adalah organisasi politik yang bersifat nasional dan
dibentuk oleh sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar
persamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan dan membela
kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa dan negara serta memelihara
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan
Undang Undang Dasar 1945. Partai politik merupakan suatu wadah yang diisi
oleh sekumpulan atau beberapa kelompok yang memiliki tujuan yaitu
memperoleh kekuasaan dan ideologi yang sama. Partai politik dalam proses
pencapaian tujuannya memiliki peranan dan fungsi yang jelas dan terperinci
sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh partai politik itu sendiri.

Menurut Gaffar dan Amal (Efriza, 2012: 226), partai politik memiliki fungsifungsi dan peranan yaitu, sebagai pendidikan politik, sebagai sumber
rekrutmen, sebagai lembaga yang berusaha mewakili kepentingan masyarakat,
sebagai penghubung antara penguasa dan rakyat. Sebagaimana dijelaskan
dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik pasal 11
ayat (1) yang menyatakan bahwa fungsi partai politik diantaranya adalah
pendidikan politik bagi anggota dan masyarakat Indonesia yang sadar akan hak
dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Fungsi partai politik yaitu 1) sebagai sumber rekrutmen yaitu partai dituntut
untuk pandai memilih calon-calon yang akan dijadikan anggota partai politik
maupun yang akan dipilih oleh masyarakat sebagai calon anggota legislatif
maupun eksekutif, 2) dapat menjadikan aspirasi masyarakat sebagai kebijakan

3

yang mereka buat dengan tujuan mensejahterakan masyarakat, 3) sebagai
penghubung antara penguasa dan rakyatnya, dan 4) melakukan pendidikan
politik.

Fungsi pendidikan politik di sebuah partai merupakan suatu upaya maupun
langkah-langkah yang dilakukan oleh partai politik dalam membangun dan
membentuk masyarakat yang sadar politik dan dapat berpartisipasi di proses
kehidupan politik khususnya dalam pemilihan umum. Menurut Kartono
(2009: 68) pendidikan politik berfungsi agar masyarakat aktif berpartisipasi
dalam proses politik, pembangunan diri, masyarakat sekitar, bangsa dan
negara. Partai politik tersebut dapat mengajak masyarakatnya agar menjadi
masyarakat yang sadar memilih dan membentuk serta memperluas pola fikir
masyarakat sehingga masyarakat lebih mengenal dan mengetahui latar
belakang calon kandidat maupun tujuan nyata yang dijanjikan oleh mereka
sehingga dapat dipastikan mereka tidak melanggar perjanjian tersebut.

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) merupakan satu dari 12 partai yang akan
mengikuti pemilihan calon anggota legislatif di Kota Metro. PKS juga
merupakan salah satu partai kuat yang menjadi pesaing bagi partai lain dalam
proses pemilihan umum. PKS bermula dari gerakan sosial yang kemudian
bertransformasi menjadi gerakan politik (Muhtadi, 2012: 31).

PKS memiliki daya tarik tersendiri dan penilaian yang lain diantara partaipartai lainnya di mata masyarakat umum. Pendidikan politik pada PKS
merupakan upaya yang dilakukan oleh pengurus partai, anggota partai maupun
calon kader partai untuk dapat ikut berkontribusi menyadarkan masyarakat

4

akan pentingnya pengetahuan tentang politik dan kesediaan diri untuk
menggunakan hak pilih tanpa adanya paksaan, tekanan dan pengaruh dari
orang luar sehingga masyarakat berani mempertanggungjawabkan hak
pilihnya. Pendidikan politik merupakan salah satu dari beberapa program kerja
yang dilakukan oleh PKS dengan cara mengadakan sosialisasi, pengajian dan
dakwah di berbagai wilayah lingkup dan kalangan usia masyarakatnya.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti dari tanggal 19 Februari
–19 Maret 2014, diketahui bahwa masyarakat khususnya yang berada di
kawasan Kota Metro masih kurang mengetahui secara rinci visi dan misi calon
kandidat yang akan mereka pilih. Masyarakat cenderung memilih calon
berdasarkan hubungan kekerabatan maupun paksaan dari sekelompok orang
tertentu. Masyarakat menganggap bahwa proses memilih calon pemimpin
khususnya calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah tidaklah penting,
karena menurut mereka siapapun yang akan menduduki jabatan DPRD tidak
akan berpengaruh banyak terhadap kehidupan maupun kesejahteraan mereka.

Tahun 2014 merupakan tahun politik dimana masyarakat Kota Metro akan
menggunakan hak suaranya dengan memilih calon-calon baik anggota legislatif
maupun eksekutif. Calon-calon ini lah yang akan membentuk Kota Metro
untuk lima tahun berikutnya. Untuk mendapatkan calon anggota DPRD yang
memiliki sifat kepemimpinan dan rasional diperlukan masyarakat yang mampu
memilih calon-calon unggulannya dengan rasional dan tanpa doktrin dari
berbagai kalangan.

5

Mobilisasi merupakan bentuk dan cara orang maupun kelompok yang berkuasa
untuk menekan (pressure group) yang dikuasai agar patuh dan menuruti apa
yang diinginkan oleh penguasa itu sendiri, tanpa perlu adanya penjelasan
kenapa harus dipatuhi (Gatara, 2009: 308). PKS dapat dikatakan salah satu
partai yang rutin dalam mengadakan acara-acara informal yang berkaitan
terhadap masyarakat setempat. Keberadaan PKS di tengah masyarakat juga
lebih sering muncul walaupun tidak pada masa kampanye atau pemilihan
umum.

Pendidikan politik diharapkan dapat membangun kesadaran masyarakat untuk
memilih secara profesional dan selektif sehingga dapat dipertanggungjawabkan
apa yang sudah dipilih karena tujuan dari pendidikan politik antara lain adalah
membangkitkan kesadaran warga negara akan hak politiknya terutama dalam
mengikuti proses pemilihan umum, dengan menggunakan hak suara secara
bebas dan mengajarkan seseorang untuk mewujudkan negara yang menganut
sistem demokrasi.

Pendidikan politik yang dilakukan oleh DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS)
Kota Metro perlu diteliti mengingat kecilnya perolehan suara yang diperoleh
oleh PKS pada tahun 2009 dan PKS hanya memperoleh 1 kursi suara di DPRD
Kota Metro (Data KPU Kota Metro 2004 dan 2009), meskipun PKS telah
gencar melakukan pendidikan politik. Pada pemilu legislatif di tahun 2014
PKS juga gencar melakukan pendidikan politik kepada masyarakat.

Hal yang dianggap menarik untuk diteliti lebih lanjut adalah pelaksanaan
fungsi pendidikan politik yang dilakukan oleh PKS melalui kegiatan-kegiatan

6

sosial bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang cerdas dalam memilih
atau hanya untuk menarik simpati masyarakat saja tanpa memperhatikan
makna sesungguhnya dari pendidikan politik. Oleh sebab itu penelitian ini
penting agar dapat mengetahui fungsi pelaksanaan fungsi pendidikan politik
yang dilakukan oleh Dewan Pimpinan Daerah Partai Keadilan Sejahtera (PKS)
yang ditunjukan untuk masyarakat Kota Metro pada Pemilu 2014.

Ada beberapa penelitian lain berupa skripsi dan jurnal mengenai pendidikan
politik yang dilakukan oleh partai politik, akan tetapi penelitian ini berbeda
dengan penelitian tersebut sama-sama meneliti tentang pendidikan politik. Hal
yang membedakan penelitian ini dengan penelitian yang sebelumnya adaah :
1. Skripsi Arie Sunandar tahun 2013 dengan judul “ Fungsi Partai Golkar
Dalam Melaksanakan Pendidikan Politik Di Kota Tanjungpinang” Skripsi
Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Maritim
Raja Ali Haji Tanjungpinang.

Perbedaan skripsi Arie Sunandar dengan penelitian ini adalah, pertama
skripsi ini membahas tentang kurangnya partisipasi masyarakat dan kader
Golkar Kota Tanjungpinang untuk ikut serta dalam melaksanakan fungsi
pendidikan politik, sebagian masyarakat enggan mengikuti pelatihanpelatihan tersebut yang dianggap tidak penting sehingga hanya membuang
waktu dan tenaga mereka (Sunandar, 2013: 2). Dalam penelitian ini
masalah yang diteliti adalah pelaksanaan fungsi pendidikan politik yang
dilakukan oleh DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Metro ke
masyarakat pada tahun 2014.

7

Kedua, teori yang digunakan dalam skripsi Arie Sunandar adalah teori
partai politik secara umum dari Budiarjo (2013: 3) menjelaskan bahwa
partai politik merupakan kelompok yang terorganisir yang anggotaanggotanya mempunyai orientasi, nilai dan cita-cita yang sama dan teori
pendidikan politik oleh Kartini Kartono (2013: 3) menyatakan bahwa
pendidikan politik adalah upaya belajar dan latihan mensistematikan
aktivitas sosial dan membangun kebajikan-kebajikan terhadap sesama
manusia di suatu wilayah negara (Sunandar, 2013: 4).

Penelitian ini teori yang digunakan adalah Teori Hayer didalam buku
Kartono yang menjelaskan tentang unsur pendidikan politik yang meliputi
unsur pengenalan, unsur pemahaman, unsur berfikirs secara kritis, unsur
menentukan sikap, dan unsur merubah sikap.

Ketiga, metode penelitian yang digunakan dalam skripsi Arie Sunandar
dan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan metode penelitian
deskriptif kualitatif. Akan tetapi

ada perbandingan yang dilakukan

terhadap variabel mandiri dengan menggabungkan variabel lainnya,
sedangkan dalam penelitian ini hanya menggunakan wawancara dan
dokumentasi.
2. Skripsi Meutia Aulia tahun 2013 dengan judul “Analisis Pelaksanaan
Fungsi Pendidikan Politik Masyarakat Oleh Partai Amanat Nasional ( Studi
Kasus di DPD PAN Kota Bandar Lampung” Skripsi Ilmu Pemerintahan
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Lampung.

8

Perbedaan skripsi Meutia Aulia dengan penelitian ini adalah, pertama
skripsi ini membahas tentang Partai Amanat Nasional telah menganggarkan
subsidi Anggaran Pendapatan Belanja Negara untuk pendidikan politik dan
PAN telah menganggarkan dana untuk pendidikan politik paling besar dari
delapan partai lainnya yang mendapat subsidi.

PAN menganggarkan dana untuk pendidikan politik sebesar Rp 67 juta
bagaimana pelaksanaan yang dilakukan oleh PAN dalam melakukan
pendidikan politik dengan anggaran yang telah di tetapkan tersebut. (Aulia,
2013: 8). Penelitian ini masalah yang diteliti adalah pelaksanaan fungsi
pendidikan politik yang dilakukan oleh DPD Partai Keadilan Sejahtera
(PKS) Kota Metro ke masyarakat pada tahun 2014

Kedua, teori yang digunakan dalam skripsi Meutia Aulia adalah teori
Menurut Russel J. Dalton dan Martin P. Wattenberg terdapat 3 (tiga) fungsi
partai politik dari setiap bagian yaitu fungsi partai electorat yang meliputi
menyederhanakan pemilihan bagi pemilih, pendidikan warga negara,
membangkitkan simbol identitas dan loyalitas serta memobilisasikan rakyat
untuk berpartisipasi (Meutia, 2013: 19).

Penelitian ini teori yang digunakan adalah Teori Hayer didalam buku
Kartono yang menjelaskan tentang unsur pendidikan politik yang meliputi
unsur pengenalan, unsur pemahaman, unsur berfikirs secara kritis, unsur
menentukan sikap, dan unsur merubah sikap.

9

Ketiga, metode penelitian yang digunakan dalam skripsi Meutia Aulia dan
penelitian ini adalah sama-sama menggunakan metode penelitian
deskriptif kualitatif. Penelitian ini hanya menggunakan wawancara dan
dokumentasi.

3. Jurnal Pendidikan Politik Yunizir Djakfar tahun 2009 dengan judul
“Pendidikan Politik Warga Negara Dalam Menciptakan Demokrasi Yang
Berkualitas”

Perbedaan tulisan Yunizir Djakfar dengan penelitian ini adalah, pertama
tulisan ini membahas tentang perbedaan pola pendidikan pada negaranegara penganut sistem totaliter akan berbeda dengan pola pendidikan pada
negara-negara penganut sistem demokrasi. Demikian pula tujuannya pun
akan merupakan perbedaan berbanding terbalik antara kedua pola tersebut.
Pelestarian sistem nilai atau politik, maka pendidikan politik merupakan
salah satu upaya selain upaya lainnya yang merupakan aktivitas
mempengaruhi, mengubah dan membentuk perilaku.

Penelitian ini masalah yang diteliti adalah pelaksanaan fungsi pendidikan
politik yang dilakukan oleh DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota
Metro ke masyarakat pada tahun 2014

Kedua, teori yang digunakan dalam tulisan Yunizir Djakfar adalah teori
dari seorang ahli sosiologi politik M. Rush (1992) “pendidikan/sosialisasi
politik adalah proses yang melaluinya orang dalam masyarakat tertentu
belajar mengenali sistem politiknya. Proses ini sedikit banyak menentukan

10

persepsi dan reaksi mereka terhadap fenomena politik (political
socialization may be defined is the process by which individuals in a given
society become acquainted with the political system and which to a certain
degree determines their perception and their reactions to political
phenomena). Penelitian ini teori yang digunakan adalah Teori Hayer
didalam buku Kartono yang menjelaskan tentang unsur pendidikan politik.

Ketiga, metode penelitian yang digunakan dalam tulisan Yunizar Djakfar
adalah metode analisis deskriptif yaitu dengan menganalisis dan
menggambarkan fenomena yang terjadi secara global. Penelitian ini hanya
menggunakan wawancara dan penelitian pustaka.

11

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “Bagaimanakah Pelaksanaan Fungsi Pendidikan Politik
Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Metro
pada Pemilihan Umum 2014?”.

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui fungsi pelaksanaan
pendidikan politik yang dilakukan oleh Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai
Keadilan Sejahtera (PKS) yang ditunjukan untuk masyarakat Kota Metro pada
Pemilu 2014.

D. MANFAAT PENELITIAN

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka manfaat dalam penelitian ini
adalah
1.

Manfaat Teoritis. Penelitian ini

diharapkan dapat mengetahui fungsi

pendidikan politik PKS pada Pemilihan Umum 2014.

2.

Manfaat Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang nyata
tentang pelaksanaan fungsi pendidikan politik PKS pada Pemilihan Umum
2014.

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Partai Politik
1. Konsep partai Politik

Menurut Epstein (Gatara, 2009: 191), mengatakan bahwa partai politik
adalah

setiap

kelompok-kelompok,

meskipun

terorganisasi

secara

sederhana, yang bertujuan mendapatkan jabatan publik dalam pemerintahan,
dengan identitas tertentu.

Partai politik sangat berperan andil mengingat wakil-wakil masyarakat yang
menduduki jabatan pemerintahan baik di eksekutif maupun legislatif
merupakan anggota partai politik. Disebutkan oleh Epstein diatas tentang
konsep defisini sebuah partai politik merupakan kelompok-kelompok yang
secara sederhana memiliki fungsi struktural yang terorganisir yang
mempunyai tujuan untuk merebut kekuasaan dalam jabatan pemerintahan
yang sesuai dengan tujuan partai politik nya masing-masing.

Berwujud kelompok dalam hal ini ialah tentu saja tiap kelompok
menunjukan identitas nya dengan membangun karakter yang kuat dan
diharapkan dapat menarik perhatian masyarakat, kemudian yang dikatakan
bahwa terorganisir secara sederhana merupakan dalam organisasinya tiap

13

anggota jelas melakukan hal-hal yang diperintahkan sesuai dengan mandat
yang sudah ditetapkan agar tercapainya tujuan-tujuan partai dan konsep
akan partai politik yang selanjutnya ialah pengakuan masyarakat akan hakhak pengorganisasian serta mengembangkan diri mereka, dan konsep yang
terakhir yaitu dimana inti dari aktivitas partai politik ialah selaku penyeleksi
kandidat dari kader partai itu sendiri tentunya untuk memperoleh jabatan
pemerintahan atau jabatan publik.

Menurut UU Republik Indonesia No. 2 tahun 2008 tentang partai politik,
partai politik adalah organisasi politik yang bersifat nasional dan dibentuk
oleh sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar
persamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan dan membela
kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa dan negara serta
memelihara keutuhan NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Pembentukan partai politik menurut konstitusi yang telah ada, yakni UU No
2 tahun 2008 menjelaskan adanya persaaman beberapa orang maupun
beberapa kelompok yang dengan rasa sukarela membentuk suatu wadah
yang dinamakan partai politik dengan tujuan dan fungsi dan ideologi yang
jelas yang berkaitan erat pada karakterisitik bangsa Indonesia.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, peneliti menyimpulkan bahwa
konsep partai politik adalah suatu wadah yang terdiri dari beberapa orang
maupun kelompok yang memiliki tujuan untuk memperebutkan kekuasaan
di sektor pemerintahan.

14

2. Fungsi dan Peran Partai Politik

Gaffar dan Amal (Efriza, 2012: 226) mengemukakan bahwa parpol mempunyai
peranan yaitu 1) pendidikan politik 2) sebagai sumber rekrutmen para
pemimpin bangsa guna mengisi berbagai macam posisi dalam kehidupan
bernegara 3) sebagai lembaga yang berusaha mewakili kepentingan
masyarakat, dan 4) sebagai penghubung antara penguasa dan rakyat.

Proses pendidikan politik merupakan upaya yang dilakukan oleh partai politik
dalam membentuk dan menghimbau masyarakat untuk mengerti dinamika
politik yang terjadi dan memberikan respon melaui tindakan-tindakan yang
sesuai sehingga terjadilah demokrasi sejati dimana tiap masyarakat benar-benar
menggunakan hak pilihnya secara rasional tanpa adanya doktrin maupun
pengaruh dari orang lain maupun kelompok kepentingan.

Selanjutnya, di dalam prosesnya partai politik juga memiliki peran dalam
perekrutan kader-kader partai maupun calon yang akan diusungkan, dalam
proses pengkaderan tiap partai politik memiliki cara yang berbeda-beda, dan
biasanya dalam perekrutan partai akan mencari kader yang memiliki ideologi
yang sama terhadap partainya guna tercapai tujuan partai tersebut. Karena
kader partai tersebut akan menduduki sektor pemerintahan maupun sektor
politik itu sendiri.

Salah satu peran dari partai adalah sebagai lembaga yang menghubungkan
antara pemerintahan dengan masyarakat yang diharapkan dapat dijadikan alat
penghubung, partai politik di berikan amanah untuk menampung aspirasi

15

rakyat dan diteruskan ke perwakilan pemerintah yang berwenang. Peran yang
terakhir menurut Gaffar dan Amal ialah sebagai penghubung antara penguasa
dan rakyat, di poin yang terakhir ini peneliti menyimpulkan tidak jauh berbeda
terhadap poin yang ketiga yaitu sebagai lembaga perwakilan aspirasi rakyat,
namun disini lebih di khususkan kembali dengan hubungan ini langusng ke
dari masyarakat ke tokoh pemerintahannya. Dengan adanya partai politik
diharapkan dapat mendekatkan secara personal antara masyarakat dengan
penguasa.

3.Tujuan Partai Politik

Secara garis besar tujuan dari partai politik yang satu dengan partai politik yang
lainnya sama, yaitu untuk memperoleh dan merebut kekuasaan yang didalam
konteks ini merupakan kekuasaan pemerintahan, seperti jabatan-jabatan baik di
legislatif maupun eksekutif, namun secara khusus, partai politik juga memiliki
tujuan yang berbeda yang bisa kita lihat dari kegiatan-kegiatan yang partai itu
lakukan.

Kantaprawira (Efriza, 2012: 242) menjelaskan tujuan dari partai politik yaitu
berpartisipasi dalam sektor pemerintahan, berusaha melakukan pengawasan,
berperan untuk memadu tuntutan-tuntutan yang masih mentah.

Penjelasan dari berpartisipasi dalam sektor pemerintahan disini bisa dilihat dari
partai politik yang berusaha memasukan orang-orangnya ke dalam sektor
pemerintahan dan menjadi pejabat pemerintah sehingga partai dapat turut andil
dalam menentukan keputusan politik yang akan dijadikan kebijakan di

16

pemerintahan. Berusaha melakukan pengawasan merupakan tujuan dari partai
politik, partai politik dapat mengawasi tindakan pemerintah, kita kenal dengan
istilah partai yang berkoalisi, partai politik yang berkoalisi akan ikut serta dan
turut andil dalam pembuatan kebijakan, sedangkan partai politik yang tidak
duduk di sektor pemerintahan dapat menjadi partai oposisi yang akan
mengawasi kegiatan partai koalisi dalam penyelenggarannya. Berperan secara
memadu, yaitu tentang tuntutan-tuntutan yang masih mentah, dalam arti masih
belum di proses secara lebih lanjut dan mendetail dan tugas partai politik lah
yang merancang isu-isu politik yang dapat dicerna dan diterima oleh masyarakat
luas.
B. Pendidikan Politik Di Dalam Partai Politik

1.Definisi Pendidikan Politik

Surbakti (2011: 101) menyatakan bahwa pendidikan politik merupakan suatu
proses dialogik antara pemberi dan penerima pesan. Proses dialogik ini
kemudian diperjelas kembali oleh pendapat dari Kartono (2009: 65) tentang
unsur-unsur pendidikan politik yang sejati meliputi: unsur pengenalan, unsur
pemahaman, unsur berfikirs secara kritis, unsur menentukan sikap, dan unsur
merubah sikap.

Lebih lanjut, dapat dianalogikan bahwa timbal balik antara si pemberi pesan
dan penerima pesan yang diolah kembali, melalui beberapa tahapan seperti
adanya unsur pengenalan, pada fungsi partai politik, yaitu melakukan
pendidikan politik ke masyarakat, partai politik melakukan pengenalan

17

terhadap visi misi, ideologi, program kerja partai maupun kader partai yang
akan menjadi wakil partai padan pemilihan umum. Setelah melakukan
pengenalan ialah pemahaman, dalam tahap ini, pada proses pendidikan politik
yaitu dengan memberikan pemahaman yang berkaitan dengan persetujuan
terhadap ideologi partai, pemahaman bagaimana calon-calon yang diusung
oleh partai maupun para kader partai politik dapat melaksanakan segala hal
yang akan dilakukan searah pada visi misi partai, pemahaman kader maupun
calon yang akan diusung partai dalam menduduki jabatan pemerintahan
tentang visi dan misi partai tentu saja sangat dibutuhkan agar kebijakan yang
di lakukan nantinya dapat seimbang dan berkesinambungan dengan partai
politiknya.

partai politik hendaklah memberikan pemahama-pemahan yang benar dan
didasari dengan transparansi berkaitan pada personal calon yang akan
masyarakat pilih, tidak itu saja, partai politik yang paling penting dan utama
dalam frase pemahan ialah bagaimana partai mampu memberikan
pemahaman kepada masyarakat terkhusus yang usia nya telah dinyatakan
sebagai calon daftar pemilih agar mau turut andil dan ikut serta dalam
melaksanakan proses pemilihan umum, pentingnya pemahaman akan
berartinya suara mereka yang akan merubah nasib untuk beberapa dekade
tentu saja dengan pengharapan dapat memuncul kan masyarakat-masyarakat
yang bersifat partisipan.

Implementasi pada proses pemahaman sudah berlangsung, berikutnya adalah
berfikir secara kritis, pada tahap berfiikir secara kritis ini lebih terkhusus

18

kearah fungsi pendidikan politik, partai politik hendaklah dapat mengajak
masyarakat untuk peka dan berfikir secara kritis terhadap dinamika politik
yang sedang berlangsung, dengan masyarakat yang bisa diajak untuk berfikir
kritis tentu saja besar kemungkinan akan munculah sosok pemimpin yang
diharapkan dapat memajukan bangsa terkhusus wilayah daerah pilihannya
dengan pikiran nya yang realistis, kritis dan dinamis.

Proses terakhir yang merupakan unsur pendidikan politik sejati setelah
berfikir kritis ialah melakukan perbuatan yang nyata, dalam konteks ini
apabila dapat di kaitkan pada fungsi pendidikan partai politik dari segi
internal partai ialah bagaimana kader dan calon partai yang diusungkan dapat
mempraktekan apa yang sudah didapat dan dipelajari dalam proses
pembelajaran yang dilakukan di partainya, dan dari segi fungsi partai politik
yang memberikan pendidikan politik ke masyarakat atau yang bersifat
eksternal ialah dengan membangkitkan rasa kepedulian yang tinggi akan
pentingnya kehidupan politik yang terjadi, bagaimana partai dapat merubah
pandangan masyarakat yang acuh terhadap pemilihan umum agar menjadi
masyarakat yang sadar politik, yang diharapkan munculah pemilih-pemilih
cerdas

yang

akan

memberikan

kontribusi

besar

sehinngga

dapat

menghasilkan pemilihan umum yang berkualitas.

Menurut Kartono (2009: 63), pendidikan politik (political forming) atau
(politische foarming) merupakan membentuk diri sendiri dengan kesadaran
penuh dan tanggung jawab sendiri untuk menjadi insan politik. Disebuttkan
bahwa “forming” merupakan makna yang mengandung arti membentuk dan

19

memunculkan individu-individu yang sadar politik, sadar status politik dan
kedudukan politiknya di masyarakat umum, dan makna dari “Building” yaitu
membangun dan pembentukan dari pendidikan politik itu sendiri. Dengan
kata lain hal ini merupakan usaha atau upaya pembentukan-pembentukan
individu yang dituntut untuk memiliki kesadaran akan pentingnya mengetahui
dinamika politik dan memahami akan status dirinya serta kedudukan politik
agar dapat menyikapi hal yang terjadi sekitar masyarakat.
2. Inti dan Tujuan Pendidikan Politik

Menurut Kartono (2009: 66), inti dari pendidikan politik ialah pemahaman
aspek-aspek politik dari setiap permasalahan dan pemahan politik yang
berarti pemahaman konflik.

Inti dari pendidikan politik adalah bagaimana masyarakat dapat sadar akan
pentingnya kedudukan dan status dirinya serta memiliki fikiran dan tindakantindakan yang sesuai dengan permasalahan maupun fenomena politik,
pendidikan politik juga merupakan sebuah mekanisme tahapan seseorang atau
beberapa orang yang dapat dikelompokkan dan dapat pula saling
mempengaruhi individu maupun kelompok lainnya agar memperoleh dan
diperoleh pengetahuan serta wawasan yang lebih luas dan bersih yang disertai
dengan keterampilan politik yang terarah, melakukan penyesuaian diri pribadi
dan kondisi di lingkungan sekitarnya.

Menurut Kartono (2009: 69), diadakannya pendidikan politik tidak lain
adalah untuk mempersiapkan kader-kader politik yang mampu berfungsi baik

20

di tengah perjuangan politik untuk mendapatkan penyelesaian politik yang
bisa memuaskan semua pihak,sesuai dengan konsep-konsep politik yang
sudah ditetapkan.

Pendidikan politik tidak hanya semata-mata berbicara kepada masyarakat luas
sebagai objek kajian yang paling sesuai untuk memberikan pemahaman yang
mendasar tentang dinamika maupun permasalah serta bagaimana merespon
dalam

tindakan nyata saja, melainkan pendidikan politik juga sangat

diperlukan untuk diberikan kepada kader-kader poltik maupun calon-calon
dari partai politik yang diusungkan partainya untuk menjadi anggota DPRD.

Kader-kader politik sangat memerlukan pendidikan politik untuk dijadikan
sebagai bekal dan acuan dalam karakterisitik di masa pimpinannya kelak, di
dalam proses pemberian pendidikan politik diharapkan munculah kader-kader
politik yang memiliki fikiran kritis dan demokratis, sehingga apabila
dimunculkan suatu fenomena yang dianggap tidak wajar dari konstitusi
maupun aturan cara main, mereka dapat melawan hal-hal tersebut. Tentu saja
diharapkan dapat

memperbaiki citra politik yang selama ini masyarakat

selalu memandang politik dari segi negatifnya saja.

Tujuan dari pendidikan politik menurut Kartono (2009: 82) ialah :
a. Membuat rakyat (individu, kelompok, klien, anak didik, warga
masyarakat, rakyat dan seterusnya memahami situasi politik berani
bersikap sanggup memperjuangkan kepentingan ideologi tertentu.

21

b. Memperhatikan dan mengupayakan peranan insani, mengembangkan
bakat dan kemampuan agar orang bisa aktif berpartisipasi dalam proses
politik.

Berdasarkan pendapat ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa tujuan inti
diadakannya pendidikan politik ialah upaya yang bersifat mendidik dalam
membentuk masyarakat di semua kalangan untuk menjadi masyarakat yang
sadar politik yang berlandaskan asas dasar kenegaraan Indonesia yaitu
Pancasila dan UUD 1945 agar didapatkannya masyarakat yang mengalami
pembaharuan kehidupan politiknya, dan memunculkan pemilih cerdas.

Khusus untuk generasi muda, tujuan pendidikan politiknya pun tidak jauh
berbeda yaitu untuk membentuk tunas bangsa atau generasi muda yang sadar
politik, yang dimaksud sadar politik ialah sadar akan hak dan kewajibannya
sebagai warga negara yang tentu saja tetap berlandaskan pada ideologi
Negara Indonesia yaitu Pancasila dan UUD 1945. Selain itu juga diharapkan
mampu membangun generasi muda menjadi generasi selanjutnya, generasi
Indonesia secara utuh yang perwujudannya mengacu pada kepribadian
Indonesia.

3. Pendidikan Politik Di Partai Politik

Pasal 31 UU Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Partai Politik menyatakan bahwa
partai politik berkewajiban memberikan pendidikan politik bagi masyarakat
sesuai

dengan

ruang

lingkup

tanggung

jawabnya

yang

bertujuan

meningkatkan kesadaran masyarakat akan status sosial mereka sebagai warga

22

negara, membentuk masyarakat turut andil dalam berpartisipasi dan
membangun karakter bangsa yang lebih kritis.

Hal lebih lanjut dijelaskan kembali tentang kegiatan-kegiatan pendidikan
politik yang terdapat didalam suatu partai politik. didalam Peraturan Mentri
Dalam Negeri Nomor 36 Tahun 2010 Tentang Pedoman Fasilitas
Penyelenggaraan Pendidikan Politik di dalam pasal 6 menjelaskan bahwa
fasilitas penyelenggaraan pendidikan politik dapat diberikan di dalam
kegiatan yang diantaranya :

a.

Seminar dan lokakarya.

b.

Sosialisasi dan diseminasi peraturan perundang-undangan.

c.

Asistensi, pelatihan dan bimbingan teknis.

d.

Pergelaran seni dan budaya.

e.

Jambore, perkemahan, nepak tilas.

f.

Berbagai macam perlombaan seperti pidato, jalan sehat, cerdas tangkas,
karya tulis ilmiah, film dokumenter dan ciptaan lagu.

Terkait dalam Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor 36 Tahun 2010
Tentang Pedoman Fasilitas Penyelenggaraan Pendidikan Politik pasal 7 ayat
(1) menjelaskan bahwa kelompok sasaran fasilitas penyelenggaraan
pendidikan politik meliputi :

a.

Partai politik.

b.

Partai politik lokal.

c.

Organisasi kemasyarakatan.

23

d.

Lembaga nirbala lainnya.

e.

Lembaga instansi vertikal daerah.

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat di analisis bahwa partai politik
merupakan salah satu dari beberapa intsansi yang memiliki kewenangan
dalam memberikan pendidikan politik ke masyarakat. Partai politik dapat
melakukan kegiatan-kegiatan seperti loka karya, seminar, dan sosialisasi
sebagai alat penghantar pendidikan politik ke masyarakat, didalam melakukan
pendidikan politik hendaklah dilandasi oleh tujuan murni yang terkandung
didalam pendidikan politik. Tujuan dari pendidikan politik itu sendiri adalah
usaha partai politik dalam membangun kesadaran pola fikir masyarakat yang
sadar politik dan mampu untuk menolak mobilisasi oleh beberapa kelompok
kepentingan.

C. Tinjauan Tentang Perilaku Pemilih

1. Definisi Perilaku Pemilih

Menurut Firmansyah (Efriza, 2012: 480), secara garis besar, pemilih
diartikan sebagai semua pihak yang menjadi tujuan utama para kontestan
untuk mereka pengaruhi dan yakinkan agar mendukung dan kemudian
memberikan suaranya. Kemenangan sebuah partai politik sangat bergantung
kepada para peserta pemilihnya, dan berikut definisi perilaku pemilih
menurut beberapa ahli.

Ketujuh domain kognitif dalam mendorong prilaku pemilih menurut
Surbakti (2012: 480) ini ialah :

24

a.

Isu dan kebijakan politik.

b.

Citra sosial.

c.

Perasaan emosional.

d.

Citra kandidat.

e.

Peristiwa mutakhir.

f.

Peristiwa personal.

g.

Faktor-faktor episdemik.

Berikut adalah uraian tentang ketujuh domain kognitif pendorong pemilih
dalam menentukan pilihannya.

Pertama, biasanya pemilih dalam menentukan pilihannya melihat dari aspek
isu dan kebijakan politiknya, tidak sedikit para calon kandidat didalam
proses kampanye menyerukan tentang kebijakan-kebijakan bahkan visi misi
mereka di saat mereka akan memenangkan pemilihan umum tersebut,
biasanya mereka melakukan dalam bentuk sosialisasi memperkenalkan diri
di muka publik maupun menuliskan kebijakan atau visi misi mereka
didalam spanduk sehingga masyarakat dapat dengan mudah mengetahui
calon dan hal ini merupakan salah satu yang bisa dianggap erhasil dalam
mencuri hati masyarakat terkhusus para pemilih.

Kedua, pemilih dapat memilih seorang calon dengan citra sosial para calon
yang ada, tidak jarang calon yang memiliki karakteristik berbeda di mata
sosial akan menang di dalam pemilihan umum, biasanya masyarakat akan
cepat menghafal para calon-calon yang secara sosial sudah tidak familiar.

25

Ketiga, masyarakat atau pemilih bisa memilih seseorang calon kandidat
hanya karena dirasakan mereka memiliki perasaan emosional terhadap calon
tersebut, dan dimensi emosional yang terpancar dari kontestan yang
ditunjukan oleh kebijakan politik yang ditawarkan oleh kandidat tersebut.

Keempat, pesonality juga dapat membuat masyarakat tertarik dan
memilihnya, sifat-sifat pribadi yang lebih santun dan tidak segan untuk
bersosialisai ke masyarakat walau hanya sekedar bertegur sapa dianggap
sebagai sifat yang harus dimiliki oleh para pemimpin bangsa.

Kelima, sebelum diadakannya proses pemilihan umum, selama beberapa
lama selalu ada kampanye terbuka yang dimaksudkan sebagai pengenalan
kandidat ke masyarakat, hal-hal yang terjadi baik diluar kendali maupun
tidak, sangat berdampak besar dalam menndorong warga untuk memilih,
biasanya seorang calon kandidat yang memiliki peristiwa yang tidak terduga
pada masa kampanye sebelum pemilu, dan apabila peristiwa tersebut
merupakan peristiwa yang negatif, maka besar kemungkinan simpati warga
atau pemilih akan berkurang terhadap calon tersebut.

Keenam, para pemilih biasanya cenderung untuk memilih calon tertentu
apabila terdapat peristiwa personal yang terjadi kepada peserta pemilihan
umum. Ketujuh ialah episdemik, episdemik merupakam isu-isu pemilihan
yang spesifik yang dapat memicu minat seorang pemilih mengenai hal hal
baru yang sedang terjadi pada saat itu.

26

Hal tersebut sejalan dengan pendapat Firmansyah (Efriza, 2012: 483),
bahwa prilaku politik yaitu :

a