ANALISIS EFEK BERGANDA (MULTIPLIER EFFECT) ATAS PEMANFAAAN WISATA BAHARI DI SEKITAR TELUK RATAI PADA DERMAGA KETAPANG KABUPATEN PESAWARAN

ANALISIS EFEK BERGANDA (MULTIPLIER EFFECT) ATAS PEMANFAAAN
WISATA BAHARI DI SEKITAR TELUK RATAI PADA DERMAGA KETAPANG
KABUPATEN PESAWARAN

(Skripsi)

Oleh
Darusman Tohir

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2014

MULTIPLIER EFFECT ANALYSIS OF THE USE OF MARINE TOURISM
AROUND THE RATAI BAY AT KETAPANG DOCK PESAWARAN
DISTRICT

By
DARUSMAN TOHIR


ABSTRACT

Tourism is a sector contributing significantly to the country's foreign exchange. In
addition to increasing foreign exchange reserves to the state, the tourism sector also
increase incomes and create jobs. One of the natural attractions that can be developed
is a marine or nautical tourism. Marine Tourism of Ratai Bay in thePesawaran
district who are much in demand by tourists. The existence of this tourist activity has
economic impacts for communities such as increased revenue, increase employment,
and business opportunities. The purpose of this study is to analyze the economic
impact in the form of direct economic impact, indirect economic impacts, and
induced economic impacts caused by marine tourism activities in Ratai Bay to
income-related business communities in Ketapang Dock. In analyzing the economic
impact of marine tourism activities in Ratai Bay using Keynesian Income Multiplier
to see the direct effects, indirect effects, and advanced impact. From the results of this
study, the value of the multiplier effect of 1.68 to Keynesian Multiplier Income,
Income Multiplier Ratio 1.06 for type I, and 1.10 for type II Income Multiplier Ratio.
This means that the economic impact of the case said to be quite high because
Keynesian Income Multiplier value obtained more than one (> 1). But there is still a
proportion of leakage (leakage / expenditure outside the tourist sites) of tourist
expenditure expenditure issuing tourist sites but outside the tourist sites.

Keywords

: Multiplier Effect, Tourism, characteristics, perceptions.

ANALISIS EFEK BERGANDA (MULTIPLIER EFFECT) PEMANFAAAN
WISATA BAHARI DI SEKITAR TELUK RATAI PADA DERMAGA
KETAPANG KABUPATEN PESAWARAN
Oleh

DARUSMAN TOHIR

ABSTRAK
Pariwisata merupakan sektor penyumbang yang cukup besar bagi devisa negara.
Salah satu jenis wisata yang banyak diminati wisatawan adalalah wisata alam (nature
tourism). Selain meningkatkan cadangan devisa bagi negara, sektor pariwisata juga
meningkatkan pendapatan masyarakat dan membuka lapangan pekerjaan. Salah satu
wisata alam yang dapat dikembangkan adalah laut atau wisata bahari. Wisata Bahari
Teluk Ratai yang berada di kabupaten Pesawaran banyak diminati oleh wisatawan.
Adanya kegiatan wisata ini memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat seperti
peningkatan pendapatan, peningkatan kesempatan kerja, dan peluang usaha.

Karakteristik pengunjung, pelaku usha dan tenaga kerja yang terdapat di Dermaga
ketapang Teluk Ratai ini perlu diidentifikasi untuk melihat tren kegiatan wisata serta
dapat mempengaruhi penilaian atau persepsinya terhadap kondisi wisata Bahari Teluk
Ratai. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis dampak ekonomi berupa dampak
ekonomi langsung, dampak ekonomi tidak langsung, dan dampak ekonomi induced
yang ditimbulkan oleh kegiatan wisata bahari di Teluk Ratai terhadap pendapatan
Pelaku Usaha terkait di Dermaga Ketapang. Dalam menganalisis dampak ekonomi dari
kegiatan wisata bahari di Teluk Ratai tersebut menggunakan Keynesian Income
Multiplier dengan melihat dampak langsung, dampak tidak langsung, dan dampak
lanjutan. Dari hasil penelitian ini didapatkan nilai multiplier effect sebesar 1.68 untuk
Keynesian Income Multiplier, 1.06 untuk Ratio Income Multiplier tipe I, dan 1.10 untuk
Ratio Income Multiplier tipe II. Namun dari total spending wisatawan terjadi kebocoran
ekonomi (economic leakages) sebesar 24,65 persen. Ini berarti Dampak ekonomi yang
terjadi dikatakan cukup tinggi karena nilai Keynesian Income Multiplier yang diperoleh
lebih dari satu (> 1). Namun masih terdapat proporsi leakeages (kebocoran/pengeluaran
di luar lokasi wisata) dari pengeluaran wisatawan yang mengeluarkan pengeluarannnya
lokasi wisata tetapi di luar lokasi wisata.
Kata Kunci

: Multiplier Effect, Pariwisata, Karakteristik, Presepsi.


RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Darusman Tohir lahir pada tanggal 8 November 1992 di Bandar
Lampung. Penulis lahir sebagai anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan
Bapak Kastoyo dan Ibu Surasmini.

Penulis memulai pendidikan di TK Widya Bhakti Waykandis pada tahun 1997 dan
tamat pada tahun 1998. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di SD N 2
Perumnas Waykandis yang diselesaikan pada tahun 2004. Kemudian penulis
melanjutkan pendidikan di SMP N 19 Bandar Lampung dan tamat pada tahun 2007.
Pada tahun yang sama penulis meneruskan pendidikannya di MA N 1 Bandar
Lampung dan tamat pada tahun 2010.

Pada tahun 2010 penulis diterima di perguruan tinggi Universitas Lampung melalui
jalur Ujian Mandiri pada Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi yang
sekarang berganti nama menjadi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
Penulis menyelesaikan pendidikan di Universitas Lampung pada tahun 2014.

Selama masa kuliah, penulis aktif di organisasi Pers Mahasiswa PILAR Ekonomi

FEB Unila dan Himpunan Mahasiswa Ekonomi Pembangunan (HIMEPA) FEB Unila.

MOTO

Sesungguhnya jiwa itu bagaikan kaca, akal pikiran bagaikan lampunya dan
hikmah (kebijakan) Allah bagaikan minyaknya, dan jika ia padam kamu menjadi
mati
(Ibnu Sina)

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan kepada:

Kedua orang tuaku yang sangat ku cintai, Bapak Kastoyo dan Ibu Surasmini yang
tidak henti-hentinya selalu mencurahkan kasih sayangnya, hingga menjadikanku lebih
kuat seperti sekarang. Adik-adikku tercinta tercinta Amalia Mega Rostina dan Gani
Ali Raska yang selalu memberikan semangat, dukungan do’a, materil dan juga moril.
Serta semangat dan kerja kerasku dalam meraih gelar SARJANA EKONOMI.

Almamater tercinta Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis,

Universitas Lampung.

SANWACANA

Bismillahirrohmanirrohim. Alhamdulillahirobbil’alamin. Puji dan syukur penulis
ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan Skripsinya Sebagai salah satu syarat untuk
mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Universitas
Lampung.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan bimbingan, dukungan, dan bantuan dalam proses
penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati sebagai
wujud rasa hormat dan penghargaan serta terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada yang terhormat:
1.

Bapak Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E, M.Si. selalu Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

2.


Bapak

M.Husaini,

S.E,

M.E.P.

selaku

Ketua

Jurusan

Ekonomi

Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Lampung.
3.


Ibunda Asih Murwiati, S.E, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi
Pembangunan dan Pembimbing Akademik

4.

Bapak Johannis Damiri. S.E., M.Sc., Ph.D. selaku Pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, pengarahan, dan saran
dalam proses penyusunan skripsi ini hingga akhir kepada penulis.

5.

Dosen-dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis lainnya yang telah membekali
penulis dengan ilmu dan pengetahuan selama masa perkuliahan.

6.

Keluargaku Tercinta, bapak dan ibu yang tiada hentinya mendukung dan tak
pernah lelah mendoakan, Adik-adikku, Mega dan Gani yang selalu
memberikan senyuman penyemangat dan doa yang tulus ikhlas.


7.

Staff dan karyawan di lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Bu Mar, Bu
Yati, Mas Kus, Pakde Kantin, Mas Sobri, Mas Usman, serta pegawai
lainnya yang telah banyak membantu kelancaran proses skripsi ini.

8.

Sahabat tercinta yang telah banyak membantu memberikan doa dan warna
dikehidupan saya Echy, Sonia, Nova, Ajeng, Dania, Dimas, Ardan, Fani,
Dede, Dicki, Cermen, Danny, Febri dan Adi, Sahabat-sahabatku anak-anak
Deimon Pay, Fauzan, Khori, Yogi, Yoga, Adit, Syiarandi, Amna, Panji,
Wahyu

9.

Desy Ratnasari, S.E. yang telah banyak memberikan dukungan, semangat
serta memberikan sebagian waktunya untuk mendampingi dan membantu
saya dalam menyelesaikan skripsi ini.


10.

Teman-teman Ekonomi Pembangunan 2010, Shinta, Wuri, Dina, Tetik,
Devy, Citra, Icha, Army, Monce, Beni, Mala, Agus, Hana, Irfan, Andhika,
Gege, Dani Ketua dan lainnya yang tidak dapat disebut satu persatu.

11.

Keluarga PILAR Ekonomi: Gita, Suci, Mega, Nenek, Nanda, Tingut, Dewi,
Rizky, Hendi, Adib, Beni, Ayu dan yang tidak dapat disebutkan satu per
satu.

12.

Kanda yunda HMI Komisariat Ekonomi Unila: Bang Mandala, Mang Duki,
Bang Bimbim, Bang Wendy, Bang Bram, Kang Yogi, Bang Mirham, Bang

Guntur Feb, Bang Riyan, Bang Nurwan, Bang Fadil, Bang Fajrin, Bang
Hadi, Bang Fijar, Bang Macro, Bang Guntur Sis, Bang Jalal, Bang Rudi,
Bang Inot, Bang Doi, Mba Nia dan kanda-kanda yang tidak dapat

disebutkan satu per satu, terimakasih atas ilmu dan pengalaman-pengalam
yang kalian berikan.
13.

Teman-teman angkatan Ilalang dan 2010 Komek Unila: Jevri, Sonia, Dimas,
Anas, Wenni Bulu, Ari, Ali, Firas, Satria, Febi, Fera, Apri, Dania, Echy,
Yuda, Teja, Zul, Dede, Chairman, Wahyu, Faiz, Darus, Sofyan, Azis, Roy,
Beni, Nugie, Pindo, Ginan, Mufti, Pandu, Edo dan yang teman-teman 2010
yang lainnya.

14.

Teman-teman KKN Kecamatan Batanghari Nuban, Lampung Timur:
Keluarga bapak Kepala Desa Kedaton 1, Daniel, Rama, Bela, Dian A, Dian
N, Dian M, Dian S, Debby dan Devi yang telah memberikan pengalaman
serta kebersamaan yang luar biasa selama masa KKN.

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan pengorbanan bapak, ibu,
kakak, adik, dan teman-teman. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari
kesempurnaan akan tetapi penulis berharap semoga karya ini berguna dan
bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Bandarlampung,23 November 2014
Penulis

Darusman Tohir

i

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL ......................................................................................
DAFTAR GAMBAR .................................................................................
DAFTAR LAPIRAN .................................................................................

I.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..........................................................................
B. Masalah .....................................................................................
C. Tujuan Penelitian ......................................................................
D. Manfaat Penelitian ....................................................................
E. Kerangka Pemikiran .................................................................
F. Hipotesis .....................................................................................

II.

1
8
8
9
9
11

TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori ………………………....................................
1. Pariwisata ……………………………………..…………..
2. Jenis-Jenis Pariwisata ……………………….………….....
3. Aspek Ekonomi Pariwisata………………..……………....
4. Ekowisata ………………………………………………....
5. Masyarakat ……………………………………………….
6. Pelaku Usaha ……………………………………………..
7. Kondisi Ekonomi ………………………………………....
8. Dampak Ekonomi ………………………………………...
9. Kebocoran Ekonomi (Economic Leakages) ……………...
B. Teori Keynesian ......................................................................
1. Konsep Multiplier ………………………………………………
C. Penelitian Sebelumnya ............................................................

III.

iii
iv
vi

12
12
16
19
20
21
21
22
22
25
26
26
29

METODE PENELITIAN
A.
B.
C.
D.
E.

Tempat dan Waktu .....................................................................
Batasan Penelitian .........................................................................
Jenis dan Sumber Data …….......................................................
Penentuan Populasi dan Responden ...........................................
Metode Analisis Data …………………………………………
1. Analisis Deskriptif …………………………….....................
2. Analisis Efek Berganda (Multiplier Effect Analysis) ……...

32
32
34
34
37
37
39

ii

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Obyek Wisata dan Kegiatan Wisata …….
B. Karakteristik …………………………………………………
1. Karakteristik Wisatawan ………………………………...
2. Karakteristik Pelaku Usaha ………………………………
3. Karakteristik Tenaga Kerja ………………………………
C. Dampak Ekonomi ……………………………………………
1. Dampak Ekonomi Langsung …………………………….
2. Dampak Ekonomi Tidak Langsung ……………………...
D. Nilai Pengganda Dari Pengeluaran Wisatawan ………………
1. Kriteria Nilai Pengganda ......................................................
2. Nilai Pengganda Kegiatan Wisata Bahari di Teluk Ratai ...
3. Economic Leakages (Kebocoran ekonomi) ………………
E. Tingkat Capaian Kualitas Layanan Fasilitas …………………

V.

42
44
44
52
56
60
62
67
69
69
70
72
72

SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan …………………………………………………...
B. Saran ………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

76
77

iii

DAFTAR TABEL

Tabel
1.

Halaman
Jumlah kunjungan wisatawan yang datang ke Provinsi
Lampung dan menginap di hotel tahun 2008-2012 ...............................

2

2.

Jumlah Responden ……………………………………………………. 35

3.

Matriks Metode Analisis Data ............................................................... 36

4.

Matriks Keterkaitan untuk Presepsi ........................................................ 37

6.

Matriks keterkaitan untuk dampak ekonomi ......................................... 38

7.

Proporsi pengeluaran pengunjung
di Kawasan Wisata Bahari Teluk Ratai ………………………………… 62

8.

Estimasi aliran uang pada akhir pekan dari
kegiatan wisata bahari di Teluk Ratai ………………………………….. 63

9.

Proporsi Pendapatan dan Biaya Produksi Terhadap
Penerimaan Total Pada Unit Usaha Wisata
Bahari Teluk Ratai Yang Berada Di Dermaga
Ketapang 2014 ………………………………………………………….. 65

10.

Kisaran Pendapatan Pemilik Unit Usaha di
Kawasan Wisata Bahari Teluk Ratai Yang
Ada di Dermaga Ketapang ……………………………………………... 66

11.

Proporsi Rata-Rata Pengeluaran Tenga Kerja
Lokal Terhadap Penerimaan di Dermaga Ketapang …………………..... 67

12.

Nilai multiplier dan Aliran Uang yang
terdapat di Dermaga Ketapang dan Berasal
dari Kegiatan Wisata Bahari Teluk Ratai ……………………………..... 69

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

1.

Peta Kawasan Wisata Unggulan Provinsi Lampung .......................... 3

2.

Skema Kerangka Pemikiran Operasional ........................................... 10

3.

Aliran pengunjung terhadap perekonomian lokal .............................. 24

4.

Persentase Jenis Kelamin Pengunjung ............................................... 44

5.

Persentase Usia Pengunjung............................................................... 45

6.

Persentase Pendidiakan Pengunjung …………………..................... 46

7.

Persentase Pekerjaan Pengunjung ..................................................... 46

8

Persentase pendapatan pengunjung .................................................... 47

9.

Persentase Frekuensi kunjungan Wisatawan ..................................... 48

10.

Persentase Daerah Asal Wisatawan .................................................. 49

11.

Persentase Kendaraan Yang Digunakan Oleh Wisatawan ................. 50

12.

Persentase sumber informasi wisatawan ........................................... 51

13.

Persentase usia pelaku usaha ............................................................. 53

14.

Persentase pendidikan terakhir pelaku usaha .................................... 53

15.

Persentase Pendapatan Pelaku Usaha ................................................. 54

16.

Persentase Lama Berusaha Pelaku Usaha ......................................... 55

17.

Persentase Usia Tenaga Kerja ............................................................ 56

18.

Persentase Jenis Kelamin Tenaga Kerja............................................. 56

19.

Persentase Tenaga Kerja Berdasarkan Pendidikan Terakhir .............. 57

20.

Persentase Tenaga Kerja Berdasarkan Pendapatan ............................ 58

v

21.

Persentase Tenaga Kerja Berdasarkan Lama Bekerja ........................ 59

22.

Persepsi Pengunjung Terhadap Objek Wisata ................................... 72

vi

DAFTAR LAPIRAN

Lampiran

Halaman

1.

Uji Validitas Presepsi Pada Wisatawan…………………………..L1

2.

Pengeluaran Wisatawan Perkali Kunjungan.……………………..L2

3.

Penerimaan dan Pengeluaran Pelaku Usaha.……………………..L3

4.

Pendapatan dan Pengeluaran Tenaga Kerja.………………......... L4

5.

Perhitungan Multiplie ……………………………………………………….L5

6.

Dokumentasi Selama Penelitian.……………………..................L6

7.

Kuisioner.………………………………………………............... L7

1

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sektor pariwisata merupakan sektor ekonomi yang memiliki perananan penting
bagi pendapatan suatu negara. Pada tahun 2007, menurut World Tourism
Organization (WTO) sektor pariwisata mampu memberikan sumbangan kepada
PDB dunia sebesar 10 persen pada tahun 2007 (Winantyo dalam Sholik, 2013 :2).
Tingginya tingkat pertumbuhan ekonomi dunia, peningkatan pendapatan
penduduk dunia, dan kemajuan teknologi komunikasi pada dasawarsa terakhir
mendorong industri pariwisata berkembang semakin pesat. Industri pariwisata
memang terus berkembang karena memiliki prospek yang sangat menjanjikan.
Hal ini didukung oleh data wisatawan internasional dari WTO yang jumlahnya
menunjukkan tren selalu meningkat. Pada tahun 2010 jumlah wisatawan
internasional mencapai 940 juta wisatawan, sedangkan pada tahun 2011
jumlahnya meningkat menjadi 983 juta wisatawan atau bertambah 4,6%. Jumlah
wisatawan internasional pada tahun 2020 diperkirakan akan mencapai 1,4 miliar
dan meningkat menjadi 1,8 miliar pada tahun 2030 (Winantyo dalam Sholik:
2012: 3).
Industri pariwisata di Indonesia menunjukkan perkembangan positif, jika dilihat
dari jumlah kedatangan wisatawan asing. Pada tahun 2010 jumlah kedatangan

2

wisatawan asing mencapai 7.002.944 wisatawan dan meningkat sebesar 8,45%
menjadi 7.649.731 wisatawan pada tahun 2011 (BPS, 2012).
Tahun 2008 wisatawan yang datang ke wilayah Lampung sebanyak 366.180
orang. Jumlah tersebut didasarkan atas banyaknya wisatawan mancanegara
maupun wisatawan nusantara yang menginap di hotel-hotel yang berada di
wilayah Lampung. Dari jumlah tersebut wisatawan yang menginap di hotel
berbintang tercatat 77.861 orang atau 21,26 persen, sedangkan wisatawan yang
menginap di hotel melati tercatat 288.319 orang atau 78,74 persen dari total
wisatawan.
Tabel 1. Jumlah kunjungan wisatawan yang datang ke Provinsi Lampung
dan menginap di hotel tahun 2008-2012
Tahun
2008
2009
2010
2011
2012

Jumlah wisatawan yang datang ke Provinsi Lampung
366.180
342.285
395.961
551.476
577.893

Sumber : BPS Lampung 2013
Sejak tahun 2008 sampai dengan 2012, jumlah wisatawan ini berfluktuasi.
Jumlah wisatawan yang berkunjung ke Lampung dan menginap di hotel tahun
2008 tercatat 366.180 orang. Tahun 2009 kunjungan ini turun 1,33 persen
menjadi 342.285 orang. Peningkatan jumlah wisatawan terjadi lagi di tahun 2010
dan 2011 yaitu masing-masing 395.961 orang (naik 15,68 persen) dan 551.476
orang (naik 39,27 persen) dari tahun sebelumnya. Jumlah wisatawan
mengunjungi Lampung meningkat lagi di tahun 2012, tercatat 577.893 orang atau
terjadi peningkatan sebesar 4,79 persen dibandingkan tahun sebelumnya (BPS
Lampung, 2012).

3

Daya tarik wisata yang dimiliki Provinsi Lampung sangat beragam jenisnya.
Wisata alam, budaya, maupun buatan tersebar di wilayah Lampung, dengan
keunikan lokal yang khas yang memperkuat daya saing produk wisata Lampung.
Hal ini berbeda dengan provinsi lain di Indonesia yang memiliki tema wisata
tertentu yang ditonjolkan, misalnya D.I. Yogyakarta dengan wisata budayanya,
Provinsi Jawa Barat mengedepankan keragaman daya tarik wisata alam untuk
memperkuat daya saing produk wisata (RIPP Provinsi Lampung 2012-2031)

Gambar 1. Wisata Unggulan Provinsi Lampung
Sumber : Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Provinsi Lampung 2012 –
2013 (2011)
Dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata (RIPP) Provinsi Lampung 20132031 ditetapkan tujuh Kawasan Wisata Unggulan (KWU) meliputi (1) Kawasan
wisata unggulan kota Bandar Lampung (2) Kawasan wisata unggulan bahari Krui
dan Tanjung Setia (3) Kawasan wisata unggulan Taman Nasional Way Kambas
(4) Kawasan wisata unggulan Teluk Kiluan (5) Kawasan wisata unggulan

4

Gunung Anak Krakatau dan Pulau Sebesi (6) Kawasan wisata unggulan
Bakauheni dan Menara Siger, dan (7) Kawasan wisata unggulan Taman Nasional
Bukit Barisan Selatan.
Teluk Ratai merupakan salah satu teluk yang berada di Kabupaten Pesawaran
Provinsi Lampung. Di Kawasan Teluk ini terdapat beberapa kepulauan yang
sering dikunjungi oleh wisatawan. Teluk Ratai terkenal dengan keindahan Bawah
lautnya dan ombaknya yang tenang. Wisatawan biasanya datang ke Teluk Ratai
untuk menikmati wisata bahari dan keindahan pantai yang ada di pulau-pulau di
sekitar Teluk Ratai.Pulau-pulau tersebut diantaranya Pulau Pahawang Kecil,
Pulau Pahawang Besar, Pulau Kelagian Kecil dan Pulau Kelagian Besar.
Pasir putih yang indah, taman bawah laut yang masih terjaga keasrian biota-biota
lautnya dan Pantai yang jernih menjadi tujuan utama para wisatawan yang datang.
Pahawang adalah pulau sekaligus desa yang terletak di kecamatan Punduh Pidada,
Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Pulau seluas 1.084 hektar yang
terletak tidak jauh dari Teluk Punduh ini terbagi menjadi dua pulau, yaitu
Pahawang Besar dan Pahawang Kecil.Pulau Pahawang memiliki enam dusun,
yaitu Suakbuah, Penggetahan, Jeralangan, Kalangan, Pahawang, dan Cukuhnyai.
Untuk mencapai Pulau Pahawang, wisatawan harus menggunakan perahu motor
selama kurang lebih 45 menit perjalanan dari Dermaga Ketapang, kecamatan
Padang Cermin. Untuk menikmati alam bawah air dan pemandangan di sekitar
Pahawang, wisatawan dapat menggunakan perahu motor dan peralatan Snorkeling
yang dapat disewa untuk satu hari penuh, yang biasanya disediakan di Dermaga
Ketapang.

5

Perahu juga dapat berlabuh di Pulau Pahawang Kecil, yang jaraknya 10 menit dari
Pulau Pahawang Besar. Di Pulau Pahawang Kecil ini terdapat satu cottage pribadi
yang dimiliki oleh warga negara asing.
Pulau Pahawang secara umum memiliki pemandangan bawah laut yang eksotis
berupa terumbu karang dan biota laut lainnya. Oleh karena itu salah satu upaya
pemerintah untuk meningkatkan pendapatan daerah yaitu dengan
mengembangkan sektor pariwisata.
Pulau Kelagian Besar dan Kelagian Kecil merupakan dua buah pulau yang
berdempetan dan masih berada di Teluk Ratai. Pulau Kelagian oleh Angkatan
Laut atau Marinir dijadikan lokasi latihan militer. Pantai pasir putih yang berada
Kelagian Besar dan kelagian kecil menarik banyak wisatawan untuk berkunjung.
Selain itu, di Pulau Kelagian kecil juga terdapat pantai yang sangat jernih dengan
pemandangan bawah laut yang sangat eksotis.
Sama seperti Pulau Pahawang, untuk mencapai Pulau Kelagian, dibutuhkan waktu
sekitar 20 menit dari Dermaga Ketapang menggunakan perahu-perahu yang
disewakan di Dermaga Ketapang.
Ketapang merupakan sebuah Dermaga dan nama dusun yang terletak di Desa Batu
Menyan kecamatan Padang Cermin kabupaten Pesawaran. Masyarakat yang
tinggal disana kebanyakan bekerja sebagai buruh. Terdapat 282 Kepala keluarga
(KK) dengan total penduduk 600 Jiwa. Pengunjung yang datang ke Dermaga
Ketapang untuk berwisata bahari di kawasan Teluk Ratai dapat mencapai hingga
300 orang dalam satu minggu (Balai Desa Ketapang, 2014).

6

Masyarakat yang tinggal di Dermaga Ketapang Saat ini telah banyak yang
menjadi pelaku usaha dengan menyewakan perahu-perahu mereka kepada
wisatawan yang datang, selain itu mereka juga menyediakan peralatan Snorkeling
seperti masker, Snorkel, Fin, dan pelampung. Masyarakat disana juga banyak
yang menyediakan peralatan pancing, membuka rumah makan dan kios, serta
membuka usaha kamar mandi.
Pembangunan industri pariwisata tingkat lokal merubah kondisi ekonomi
masyarakat yang berada di sekitar Dermaga Ketapang. Industri seperti bisnis
usaha kecil secara tidak langsung membuka lapangan pekerjaan di kawasan
tersebut yang dapat dikeloa dan memanfaatkan tenaga kerja masyarakat setempat.
Jika hal ini terjadi, maka kegiatan pariwisata di perairan sekitar Teluk Ratai
membawa dampak positif yang menguntungkan kondisi ekonomi masyarakat di
Dermaga Ketapang. Hal ini dikarenakan Dermaga Ketapang telah berkembang
menjadi satu-satunya dermaga yang dikenal wisatawan sebagai pintu gerbang dan
sarana transportasi utama untuk mencapai pulau-pulau yang berada di Teluk
Ratai.
Sektor pariwisata berhubungan erat dengan wisatawan sehingga dampak positif
yang ditimbulkan oleh sektor pariwisata berasal dari jumlah kunjungan
wisatawan, pengeluaran wisata baik wisatawan asing maupun wisatawan
domestik, investasi yang dilakukan oleh industri pariwisata. Pengeluaran
wisatawan selama melakukan kegiatan wisata akan mendorong terciptanya
transaksi ekonomi bagi sektor-sektor penyedia barang dan jasa. Setiap tingkat
perubahan wisatawan akan berpengaruh terhadap perubahan tingkat pengeluaran

7

(output), nilai tambah, upah atau gaji ketenagakerjaan, penerimaan devisa, dan
neraca pembayaran (Belinda, 2013: 22).
Meningkatnya jumlah wisatawan yang datang, memicu masyarakat untuk ikut
terlibat, khususnya yang beradada di sekitar kawasan Dermaga Ketapang.
Keterlibatan tersebut didasari oleh pemenuhan kebutuhan hidup dengan mata
pencaharian yang terus bervariatif dan beragam. Semua itu menimbulkan dampak
di berbagai bidang kehidupan masyarakat di Dermaga Ketapang.
Namun seiring dengan hal tersebut, Pemerintah sampai saat ini belum menetapkan
Kawasan wisata bahari di Teluk Ratai sebagai Kawasan Wisata Unggulan.
menurut RIPP Provinsi Lampung 2012-2031 (2011) Setiap Kawasan Wisata
Unggulan (KWU) memiliki sumberdaya wisata utama/kegiatan yang telah
berkembang, atau sumberdaya wisata lain maupun kegiatan wisata lain yang
diusulkan untuk dikembangkan, serta potensi pasar wisatawan eksisting dan yang
akan menjadi sasaran pasar, baik dilihat dari daerah asal wisatawan, maupun
karakteristik wisatawannya. Sumberdaya wisata utama suatu KWU nantinya
menjadi tema produk wisata utama yang akan diunggulkan dari KWU tersebut,
dan akan terkait dengan segmen pasar wisatawan yang menjadi sasaran .
Pengembangan sektor pariwisata diharapkan mampu memunculkan multiplier
effect atau efek pengganda pada sektor-sektor pendukung pariwisata, hal ini
kemudian dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah untuk dapat
menjadikan kawasan Teluk Ratai sebagai Kawasan wisata Unggulan.

8

Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang Dampak Berganda (multiplier
effect) Pemanfaatan Wisata Bahari di Sekitar Teluk Ratai Kabupaten Pesawaran
untuk menjelaskan kondisi tersebut.

B.

Masalah

1. Rumusan Masalah
Mengacu pada latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat ditarik
permasalahan yang dapat dimasukan dalam penelitian. Rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :

1. Apakah terdapat efek berganda permintaan jasa wisata (perkembangan
pengunjung) kepulauan Teluk Ratai terhadap pendapatan pelaku usaha dan
tenaga kerja yang berada di dermaga ketapang?
2. Seberapa besarkah efek berganda yang terjadi pada pelaku usaha dan
tenaga kerja yang terlibat pada dalam kegiatan wisata bahari di Teluk
Ratai Dermaga Ketapang?
3. Bagaimana presepsi pengunjung, pelaku usaha dan tenaga kerja tentang
wisata bahari di sekitar Teluk Ratai?

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penulisan ilmiah ini adalah :

1. Untuk mengetahui apakah terdapat efek berganda kegiatan wisata bahari di
sekitar Teluk Ratai terhadap perekonomian pelaku usaha dan tenaga kerja.

9

2. Untuk mengetahui seberapa besarkah efek berganda yang terjadi pada
pelaku usaha dan tenaga kerja yang terlibat pada dalam kegiatan wisata
bahari di Teluk Ratai Dermaga Ketapang
3. Mengidentifikasi presepsi pengunjung, pelaku usaha dan tenaga kerja
tentang wisata Bahari di Peraian di Teluk Ratai

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis
Untuk menerapkan teori-teori dan pengetahuan yang didapat di bangku
kuliah kedalam masalah yang diteliti.
2. Bagi Pemerintah
Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan masukan bagi
pemerintah sebagai bahan pertimbangan dalam pengelolaan sektor
pariwisata sebagai salah satu sektor yang berperan terhadap kesejahteraan
masyarakat dan perekonomian.
3. Bagi pihak lain
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi maupun sebagai
acuan khususnya bagi yang berminat pada peran pariwisata dalam
perekonomian

E. Kerangka Pemikiran
Potensi wisata berupa alam yang indah dan keanekaragaman hayati menjadi
modal dasar yang perlu dikeloladengan baik sehingga dapat menjadi obyek wisata
yang secara langsung atau tidak langsung dapat memberikan mafaat ekonomi

10

kepada masyarakat sekitarnya.Dampak yang dirasakan tersebut antara lain
peningkatan pendapatan dan lapangan pekerjaan baru.

Sektor pariwisata berhubungan erat dengan wisatawan sehingga dampak positif
yang ditimbulkan oleh sektor pariwisata berasal dari jumlah kunjungan
wisatawan, pengeluaran wisata baik wisatawan asing maupun wisatawan
domestik, investasi yang dilakukan oleh industri pariwisata. Pengeluaran
wisatawan selama melakukan kegiatan wisata akan mendorong terciptanya
transaksi ekonomi bagi sektor-sektor penyedia barang dan jasa. Setiap tingkat
perubahan wisatawan akan berpengaruh terhadap perubahan tingkat pengeluaran
(output), nilai tambah, upah atau gaji ketenagakerjaan, penerimaan devisa, dan
neraca pembayaran (Belinda, 2013: 22).

Kegiatan wisata bahari di sekitar Teluk Ratai
Peningkatan jumlah kunjungan di Teluk Ratai
(dermaga ketapang, dan kepulauan sekitarnya)

Dampak ekonomi terhadap
masyarakat setempat

Dampak
ekonomi
langsung

Dampak
ekonomi
tidak
langsung

Dampak
ekonomi
incuded

Pengelolaan wisata bahari di
sekitar Teluk Ratai
Karakteristik pihak yang terkait
dalam kegiatan wisata
Presepsi pihak yang terkait
dalam kegiatan wisata

Keynesian Multiplier Effect

Analisis deskriptif

Pengembangan lebih lanjut kawasan wisata bahari sekitar Teluk Ratai

Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran Operasional

11

F. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran yang menjadi panduan penelitian, maka diajukan
Hipotesis (jawaban sementara) dengan pernyataan (statement) bahwa “ Kegiatan
wisata bahari Teluk Ratai memiliki efek Berganda (multiplier effect) terhadap
pelaku usaha dan tenaga kerja lokal yang berada di Dermaga Ketapang”

12

II.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1.

Pariwisata

Menurut Yoeti (1996) kata pariwisata sesungguhnya baru popular di Indonesia
setelah diselenggarakannya musyawarah nasional Touristme ke II di Tretes Jawa
Timur, pada tanggal 12 sampai dengan 14 Juni 1958. Sebelumnya, kata ganti
pariwisata yang digunakan kata touristme yang berasal dari bahasa Belanda yang
sering pula diindonesiakan menjadi turisme.
Pada waktu pembukaan musyawarah yang diadakan di gedung pemuda Surabaya,
Presiden RI pertama Soekarno dalam amanatnya yang disampaikan kepada peserta
musyawarah, menanyakan kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayan Prijono,
perkataan Indonesia apakah yang paling tepat untuk menggantikan kata Tourisme.
Dalam jawabannya kepada Presiden Ir. Soekarno Prijono memberi penjelasan, bahwa
sebagai pengganti kata Tourisme dapat digunakan kata dharmawisata untuk
perjalanan antar kota (dalam negeri), sedangkan untuk perjalanan antar benua (luar
negeri) tepat digunakan kata pariwisata. Pada waktu itulah diresmikan pengganti kata
tourisme menjadi kata pariwisata oleh Presiden Ir. Soekarno dan atas dasar itu pula,
pada tahun 1960 istilah Dewan Pariwisata Indonesia (Depari). Adapun orang yang
berjasa mempopulerkan kata pariwisata itu adalah Jendral GPH Jatikusumo yang

13

pada waktu itu menjabat Menteri Perhubungan Darat, Pos dan Telekomunikasi dan
Pariwisata.
Secara etimologis kata pariwisata yang berasal dari bahasa sansekerta, sesungguhnya
bukanlah berarti touristme (bahasa belanda) atau tourism (bahasa inggris). Kata
pariwisata terdiri dari dua suku kata yaitu masing-masing kata pari dan wisata.
1. Pari yang berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar, lengkap.
2. Wisata, berarti perjalanan, berpergian yang dalam hal ini sinonim dengan kata
travel dalam bahasa inggris.
Atas dasar itu, maka kata pariwisata seharusya diartikan sebagai perjalanan yang
dilakukan berkali-kali atau berputar-putar, dari suatu tempat ke tempat lain. Lebih
lanjut, pariwisata adalah perpindahan sementara yang dilakukan dengan tujuan dari
pekerjaan-pekerjaan rutin, keluar dari tempat kediamannya. Wisatawan melakukan
aktivitas selama mereka tinggal di tempat tujuan wisata dan fasilitas dibuat untuk
memenuhi kebutuhan para wisatawan (Marpaung dalam Luthfi, 2002:2).
Pariwisata merupakan kegiatan melakukan perjalanan dengan tujuan mendatangkan
kesenangan, mencari kepuasan, mencari sesuatu dan memperbaiki kesehatan,
menikmati olahraga atau istirahat, menunaikan tugas, berziarah dan lain–lain
(Spillane dalam Yuwana, 2010:31).
Sementara menurut Keputusan Menteri Dalam Negeri (Kepmendagri) pariwisata
adalah perjalanan dari satu tempat ke tempat lain yang dilakukan oleh perorangan
atau kelompok sebagai usaha untuk mencari keseimbangan dan kebahagiaan dengan

14

lingkungan hidup dalam dimensional budaya, alam, dan ilmu yang sifatnya
sementara.
Menurut (Sirsang dalam Yuwana, 2010:32), pariwisata adalah kegiatan yang tidak
sekedar untuk bersenang-senang atau melakukan perjalanan dan melepaskan diri dari
rutinitas kerja namun selain itu dalam kegiatan tersebut juga terkandung banyak unsur
marginalisasi terhadap pihak lemah melalui berbagai cara mulai dari yang bersifat
soft, misalnya kerja sama manajemen internasional dan pinjaman dana investasi
sampai pada penggusuran dan sebagainya.
Pariwisata adalah suatu perjalanan wisata yang tidak dikaitkan dengan keperluan atau
maksud lain selain mengisi waktu luang dalam mengisi masa liburan. Pengertian
yang dikemukakan tersebut merupakan pengertian pariwisata murni sedangkan dalam
pengertian modern, pariwisata adalah suatu perjalanan termasuk perjalanan
pariwisata. Pendapat ini muncul dari pemikiran bahwa sebagian orang mengaitkan
perjalanan dinasnya dengan perjalanan pariwisata, dengan asumsi bahwa setelah
urusan dinasnya selesai.
Maka sebagian waktunya digunakan untuk menyaksikan objek dan atraksi wisata
ditempat yang dikunjungi sehingga muncul istilah Bussiness Tourist. Pariwisata
Merupakan salah satu industri yang mampu menyediakan lapangan pekerjaan,
pendapatan, taraf hidup dan dalam mengaktifkan sektor produksi lain di negara
penerima wisatawan (Salah Wahab dalam Yuwana,2010:32).

15

Menurut (Murphy dalam Luthfi, 2013:3), pariwisata adalah keseluruhan dari elemenelemen terkait (wisatawan, daerah tujuan wisata, perjalanan, industri, dan lain-lain)
yang merupakan akibat dari perjalan wisata ke daerah tujuan wisata, sepanjang
perjalanan tersebut dilakukan secara tidak permanen.
Selanjutnya pengertian pariwisata jika di lihat dalam Undang-undang Republik
Indonesia No.9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan dalam Pasal 1 menyatakan :
a. Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebahagian dari kegiatan tersebut yang
dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan
daya tarik wisata.
b. Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata.
c. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk
pengusaha obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di
bidang tersebut.
d. Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
penyelenggaraan pariwisata.
e. Usaha kepariwisataan adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa
pariwisata atau menyediakan atau mengusahakan obyek dan daya tarik wisata,
usaha sarana pariwisata, dan usaha lain yang terkait dibidang tersebut.
f. Obyek dan daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran
wisata.
g. Kawasan pariwisata adalah kawasan dengan luas tertentu yang di bangun atau
disediakan untuk memenuhi kebutuhan pariwisata.

16

Dari beberapa pendapat di atas, dapat di ambil kesimpulan bahwa yang di maksud
dengan pariwisata adalah suatu kegiatan atau perjalanan manusia yang sifatnya untuk
sementara waktu yang dilakukan berdasarkan kehendaknya sendiri,dengan tujuan
bukan untuk berusaha, bekerja atau menghasilkan uang, akan tetapi untuk melihat
atau menikmati suatu obyek yang tidak didapatkannya dari asal tempat tinggalnya.

2.

Jenis-Jenis Pariwisata

Ada berbagai macam jenis pariwisata menurut (Spillane dalam Yunawa, 2010:33),
diantaranya adalah :
1. Pleasure Tourism
yaitu pariwisata untuk menikmati perjalanan. Jenis pariwisata ini dilakukan oleh
orang yang meninggalkan tempat tinggalnya untuk berlibur, mencari udara segar,
mengendorkan ketegangan syarafnya, menikmati keindahan alam, menikmati
cerita rakyat suatu daerah, serta menikmati hiburan dan sebagainya.
2. Recreation Tourism
yaitu pariwisata untuk tujuan rekreasi. Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang
yang menghendaki pemanfaatan hari–hari libur untuk istirahat, untuk
memulihkan kembali kesegaran jasmani dan rohani yang akan menyegarkan
keletihan dan kelelahannya.
3. Cultural tourism
yaitu pariwisata untuk kebudayaan. Jenis pariwisata ini ditandai dengan adanya
rangkaian motivasi seperti keinginan untuk belajar di pusat–pusat pengajaran dan

17

riset, mempelajari adat istiadat, cara hidup masyarakat negara lain dan
sebagainya.
4. Sports tourism
yaitu pariwisata untuk tujuan olahraga. Jenis pariwisata ini bertujuan untuk
olahraga, baik hanya untuk menarik penonton olahraga dan olahragawannya
sendiri serta ditunjukkan bagi mereka yang ingin mempraktekkannya sendiri.
Jika dilihat dari jenis pariwisata menurut Spillane, maka kawasan wisata bahari di
sekitar Teluk Ratai termasuk jenis Pleasure Tourism karena obyek wisata disana
merupakan obyek wisata yang bisa digunakan untuk mencari udara segar, menikmati
keindahan alam, menikmati cerita rakyat suatu daerah, serta menikmati hiburan dan
sebagainya.
Selain itu, kawasan obyek wisata bahari di sekitar Teluk Ratai juga termasuk Sports
Tourism karena keindahan bawah lautnya dapat dirasakan dengan olahraga Diving
dan Snorkeling.
Sedangkan menurut (Henky Hermantoro dalam Yuwana, 2010:35) membedakan
pariwisata Menurut objeknya menjadi 8 jenis yaitu :
1. Cultural tourism, adalah jenis pariwisata dimana motivasi orang-orang yang
melakukan perjalanan karena adanya daya tarik dari seni budaya suatu daerah
atau tempat tertentu. Jadi objek kunjungannya adalah warisan nenek moyang
berupa benda-benda kuno atau situs-Situs kuno yang memiliki nilai sejarah.
Contoh: Candi Borobudur.

18

2. Natural tourism, adalah kegiatan pariwisata yang menjual keindahan alam
untuk menarik wisatawan untuk datang berkunjung menikmati alamnya,
udaranya dan segala fasilitas yang ada didalamnya. Objek wisata ini biasanya
mempunyai daerah penyangga, contohnya:Gunung Ungaran dengan Gedong
Songonya yang memiliki wisata Bandungan sebagai daerah wisata
penyangga.
3. Technological tourism, adalah jenis pariwisata yang menyajikan teknologiteknologi yang ada namun langka atau tidak mudah mendapatkannya baik
berupa teknologi modern maupun teknologi yang telah kuno. Misalnya:
Museum Kereta Api Kuno di Ambarawa.
4. Historical tourism, adalah jenis pariwisata yang biasanya merupakan
monumen atau tugu untuk mengingat suatu peristiwa heroik yang pernah
terjadi di daerah tersebut. Contoh: Monumen Palagan Ambarawa, Monumen
Pancasila Sakti di Lubang Buaya Jakarta.
5. Agro wisata, adalah perjalanan wisata yang dilakukan ke proyek-proyek
pertanian, perikanan, ladang pembibitan dan sebagainya.Untuk jenis
pariwisata ini, wisatawan dapat mengadakan kunjungan dan peninjauan untuk
studi atau menikmati segarnya daerah pertanian, tanaman yang beraneka
ragam jenis dan warnanya, proses pembibitan berbagai macam tanaman dan
sebagainya. Misalnya: Agro Tlogo di Kabupaten Semarang.
6. Recuperational tourism, jenis pariwisata ini sama dengan pariwisata
kesehatan. Tujuan orang-orang tersebut berwisata adalah untuk
menyembuhkan penyakit. Contoh: Pemandian air panas di Ciater.

19

7. Religion tourism, perjalanan wisata yang dilakukan bertujuan untuk melihat
atau menyaksikan dan mengikuti upacara-Upacara keagamaan atau juga untuk
mendatangi tempat-tempat tertentu yang dianggap memiliki nuansa agamis
yang begitu kental. Conto : Ziarah Walisongo.
8. Shopping tourism, adalah jenis pariwisata yang menonjolkan sisi penjualan
produk tertentu khas dari wilayah tersebut. Misalnya: PKL (Pedagang Kaki
Lima) di Jalan Malioboro Yogyakarta ataupun kerajinan perak di Kotagede
Yogyakarta
Berdasarkan pernyataan menurut Henky Hermantoro, kawasan obyek wisata bahari di
sekitar Teluk Ratai termasuk Natural tourism, karena pada obyek pariwisata ini
wisatawan berkunjung untuk menikmati alamnya khususnya alam bawah laut dan
keindahan pantai.

3.

Aspek Ekonomi Pariwisata

Bagi suatu negara, pariwisata merupakan invisible export karena negara tidak perlu
menjual komoditi tersebut ke luar negeri untuk mendatangkan devisa, dengan
sendirinya devisa akan masuk ke negara yang mempunyai objek wisata. Oleh karena
itu setiap negara selalu berusaha untuk mendorong industri pariwisatanya guna
mendatangkan devisa. Selain itu pengembangan industri pariwisata juga bisa
mendatangkan efek multiplier yang besar bagi perekonomian seperti berkembangnya
industri jasa transportasi, perhotelan perdagangan, dan berkembangnya sektor-sektor
lainnya (Yuwana, 2010:38-39).

20

Menurut (Spillane dalam Yuwana, 2010:39) industri pariwisata memiliki
sifat khusus, yaitu :
1. Produk wisata tidak dapat dipindahkan, konsumen sendiri yang harus datang
mengunjungi dan menikmati produk wisata tersebut.
2. Produksi dan konsumsi terjadi pada waktu yang bersamaan.
3. Pariwisata tidak mempunyai standar ukuran yang objektif karena pariwisata
memiliki berbagai jenis pariwisata.
4. Konsumen tidak dapat menikmati Objek wisata karena hanya dapat melihat dan
mengetahui informasi suatu objek wisata dari brosur atau alat promosi lainnya.
5. Produk wisata mengandung resiko tinggi karena memerlukan modal yang
sangat besar, sedangkan permintaannya sangat peka terhadap situasi ekonomi,
politik, sikap masyarakat, kesenangan wisatawan dan sebagainya.

(I Nyoman Erawan dalam Sholik, 2012:3) meneliti kepariwisataan ditinjau dari segi
ekonomi, menurutnya pengaruh ekonomi atau keuntungan yang paling jelas akibat
adanya industri pariwisata adalah mendatangkan devisa serta terciptanya kesempatan
kerja bagi masyarakat luas dan negara penerima wistawan tersebut untuk
meningkatkan tingkat pendapatan dan standar hidup mereka.

4.

Ekowisata

Definisi ekowisata yang pertama diperkenalkan oleh organisasi The Ecotourism
Society (1990) sebagai berikut: Ekowisata adalah suatu bentuk perjalanan wisata ke
area alami yang dilakukan dengan tujuan mengkonservasi lingkungan dan

21

melestarikan kehidupan dan kesejahteraan penduduk setempat. Semula ekowisata
dilakukan oleh wisatawan pecinta alam yang menginginkan di daerah tujuan wisata
tetap utuh dan lestari, disamping budaya dan kesejahteraan masyarakatnya tetap
terjaga (fandeli, 2000:2).
5. Masyarakat
Dalam Bahasa Inggris disebut Society, asal katanya Socius yang berarti “kawan”.
Kata “Masyarakat” berasal dari bahasa Arab, yaitu Syiek, artinya “bergaul”. Adanya
saling bergaul ini tentu karena ada bentuk – bentuk akhiran hidup, yang bukan
disebabkan oleh manusia sebagai pribadi melainkan oleh unsur – unsur kekuatan lain
dalam lingkungan sosial yang merupakan kesatuan.
Masyarakat adalah sejumlah manusia yang merupakan satu kesatuan golongan yang
berhubungan tetap dan mempunyai kepentingan yang sama,seperti : sekolah,
keluarga, perkumpulan, negara semua adalah masyarakat (Saragih, 2009:6).
6. Pelaku Usaha
Pengetian pelaku usaha menurut Undang-Undang Perlindungan Konsumen yang
terdapat dalam pasal 1 angka 3 yaitu Setiap orang perseorang atau badan usaha, baik
maupun berbadan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan
berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum Negra Republik
Indonesia, sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian menyelengarakan
kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi.

22

7. Kondisi Ekonomi
Keadaan ekonomi setiap orang itu berbeda-beda dan bertingkat, ada yang keadaan
ekonominya tinggi, sedang, dan rendah. Sosial ekonomi menurut Abdulsyani (1994)
dalam buku sosiologi (skematika, teori, dan terapan) adalah kedudukan atau posisi
sesorang dalam kelompok manusia yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi,
pendapatan, tingkat pendidikan, jenis rumah tinggal, dan jabatan dalam organisasi.

Sedangkan menurut Soerjono Soekanto (2001) dalam buku Sosiologi Suatu
Pengantar, kondisi ekonomi adalah posisi seseorang dalam masyarakat berkaitan
dengan orang lain dalam arti lingkungan peraulan, prestasinya, dan hak-hak serta
kewajibannya dalam hubunganya dengan sumber daya.

8. Dampak Ekonomi
Kegiatan wisata adalah suatu kegiatan yang secara langsung menyentuh dan
melibatkan lingkungan serta masyarakat lokal sehingga membawa berbagai dampak
terhadapnya. Dampak wisata akan menyentuh berbagai aspek kehidupan masyarakat
dan dampak yang paling sering mendapat perhatian adalah dampak sosial ekonomi,
dampak sosial budaya dan dampak lingkungan (Pitana dan Gayatri dalam Belinda,
2013:15).
Dampak ekonomi mengacu pada perubahan pemasaran, pendapatan, lapangan
pekerjaan dan lainnya, yang berasal dari kegiatan wisata. Secara umum pariwisata
bertujuan untuk memperoleh manfaat ekonomi, baik keuntungan untuk industri
wisata, pekerjaan bagi komunitas lokal, dan penerimaan bagi daerah obyek wisata.

23

Pariwisata memiliki peranan penting karena kegiatan ini menciptakan lapangan
pekerjaan di wilayah terpencil yang pada awalnya hanya merasakan manfaat
pembangunan ekonomi yang rendah dibandingkan wilayah lain yang lebih maju.
Dampak terhadap penerimaan devisa dan pendapatan pemerintah merupakan aspek
yang tidak diperhitungkan dalam menganalisis dampak dari suatu tempat wisata yang
relatif kecil. Sehingga pada tempat-tepat wisata yang relatif kecil atau dalam cakupan
sebuah desa, dampak yang ingin dilihat adalah pada aspek pendapatan masyarakat,
kesempatan kerja, harga-harga, distribusi manfaat, kepemilikan dan kontrol serta
pembangunan di sekitar tempat wisata. (Belinda, 2013:15)
Sektor pariwisata memiliki kaitan yang erat dengan wisatawan. Sehingga jumlah
kunjungan wisatawan yang datang sangat mempengaruhi keadaan perekonomian di
industri pariwisata. Tidak hanya itu, investasi dan pengeluaran pemerintah di sektor
pariwisata junga sangat berperan.
Dampak ekonomi dari kegiatan wisata atau berbagai kegiatan ekonomi dapat
dikelompokkan pada tiga kategori (Menurut Ennew dan Linberg dalam Prasetio,
2011:12), dampak ekonomi dari pariwisata dapat dikelompokkan menjadi tiga
kategori, yaitu manfaat langsung (direct), tidak langsung (indirect) dan Induced.
Manfaat langsung dapat diakibatkan dari pengeluaran wisatawan yang langsung,
seperti pengeluaran untuk restoran, penginapan, transportasi lokal dan lainnya.
Selanjutnya, unit usaha yang menerima dampak langsung tersebut akan
membutuhkan input (bahan baku dan tenaga kerja) dari sektor lain, dan hal ini akan
menimbulkan dampak tidak langsung (indirect). Selanjutnya jika pada sektor

24

tersebut mempekerjakan tenaga kerja lokal, pengeluaran dari tenaga kerja lokal akan
menimbulkan dampak lanjutan (induced) di lokasi wisata tersebut.
Dampak lanjutan (induced) adalah perubahan dalam kegiatan ekonomi yang
dihasilkan dari pengeluaran rumah tangga dari pendapatan yang diperoleh secara
langsung atau tidak langsung dari wisata. Misalnya saja pegawai restoran atau parkir
yang didukung secara langsung maupun tidak langsung oleh kegiatan wisata
membelanjakan pendapatan mereka di daerahnya untuk perumahan, makanan,
transportasi, dan kebutuhan lainnya. Transaksi, pendapatan, dan pekerjaan yang
dihasilkan dari pengeluaran rumah tangga meningkatkan gaji, atau pendapatan
pemilik usaha merupakan dampak lanjutan. Namun jika industri yang memperoleh
dampak langsung mendatangkan input dari luar lokasi wisata maka perputaran uang
tidak menimbulkan dampak tidak langsung tetapi suatu kebocoran ekonomi
(economic leakages).
Beberapa studi menunjukkan dampak ekonomi dari kegiatan wisata dimana manfaat
yang dihasilkan bervariasi tergantung pada kualitas atraksi, aksesibilitas, prasarana
dan lain sebagainya. Secara ekonomi, sejumlah pekerjaan tercipta walaupun rendah,
namun bagi daerah terpencil walaupun sedikit pekerjaan yang tercipta namun dapat
memberikan suatu perubahan besar. Untuk areal yang relatif kecil dengan kegiatan
ekonomi yang relatif homogen, dampak tidak langsung dan dampak lajutan relatif
kecil serta ketersediaan data relatif sedikit untuk memodelkan dampak tersebut.
Sehingga survei kepada pengunjung, masyarakat lokal dan pengusaha lokal umumnya
digunakan untuk mengidentifikasi dampak ekonomi wisata. Estimasi dampak

25

ekonomi dilakukan dengan menghitung arus uang pada aktivitas yang dilakukan oleh
para pelaku wisata.
Pengeluaran pengunjung

Penyedia barang dan jasa untuk kegiatan
wisata (Akomodasi,rumah makan,
tra