Analisis Dampak Berganda (Multiplier Effect) Pemanfaatan Wisata Alam Tanjung Mutiara di Danau Singkarak Kabupaten Tanah Datar

(1)

ANALISIS DAMPAK BERGANDA (

MULTIPLIER EFFECT

)

PEMANFAATAN WISATA ALAM TANJUNG MUTIARA DI

DANAU SINGKARAK KABUPATEN TANAH DATAR

NOVA BELINDA

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR


(2)

(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Dampak Berganda (Multiplier Effect) Pemanfaatan Wisata Alam Tanjung Mutiara di Danau Singkarak Kabupaten Tanah Datar adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, November 2013 Nova Belinda NIM H44090119


(4)

ABSTRAK

NOVA BELINDA. Analisis Dampak Berganda (Multiplier Effect) Pemanfaatan Wisata Alam Tanjung Mutiara di Danau Singkarak Kabupaten Tanah Datar. Dibimbing oleh ACENG HIDAYAT.

Wisata alam (nature tourism) merupakan sumberdaya alam yang berpotensi dan mempunyai daya tarik bagi wisatawan, serta dapat meningkatkan cadangan devisa Negara dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Salah satu wisata alam yang dapat dikembangkan adalah danau. Wisata alam Tanjung Mutiara Danau Singkarak yang terletak di Desa Batu Taba, Kecamatan Batipuh Selatan, Kabupaten Tanah Datar banyak diminati oleh wisatawan. Untuk itu perlu dilakukan analisis dampak ekonomi yang ditimbulkan dari kegiatan wisata tersebut serta pengembangannya. Meningkatnya jumlah wisatawan memicu masyarakat untuk ikut terlibat yang didasari oleh pemenuhan kebutuhan hidup, khususnya yang berada di sekitar kawasan wisata tersebut. Karakteristik pengunjung, pelaku usha, tenaga kerja, dan pengelola (stakeholder) yang terdapat di kawasan wisata ini perlu diidentifikasi untuk melihat tren kegiatan wisata serta dapat mempengaruhi penilaian atau persepsinya terhadap kondisi wisata alam Tanjung Mutiara. Kegiatan wisata yag terjadi menimbulkan dampak ekonomi langsung, dampak ekonomi tidak langsung, dan dampak ekonomi induced. Dampak ekonomi yang ditimbulkan dari kegiatan wisata tersebut merupakan dampak langsung, dampak tidak langsung, dan dampak induce yang diukur dengan nilai efek pengganda (multiplier effect), dimana dari hasil penelitian ini didapatkan nilai multiplier effect sebesar 1.14 untuk Keynesian Income Multiplier, 1.19 untuk Ratio Income Multiplier tipe I, dan 1.36 untuk Ratio Income Multiplier tipe II. Namun dari total spending wisatawan terjadi kebocoran ekonomi (economic leakages) sebesar 20.3 persen. Stakeholder primer atau stakeholder yang dilibatkan secara langsung guna merumuskan kebijakan pengelolaan wisata alam Tanjung Mutiara di Danau Singkarak adalah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tanah Datar, Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanah Datar, Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Tanah Datar, Pemerintah Nagari / Desa Batu Taba, pnpm Pariwisata Batu Taba, masyarakat pengelola, masyarakat sekitar dan nelayan.


(5)

ABSTRACT

NOVA BELINDA. Multiplier Effect Analysis of Tanjung Mutiara Natural Tourism Utilization in Danau Singkarak Tanah Datar District. Supervised by ACENG HIDAYAT.

Natural Tourism is a natural resource that have a potenstial attraction for tourists, as well as increase reserves and social incomes. One of the natural attractions that can be developed is the lake. Tanjung Mutiara Danau Singkarak Natural Tourism located in the village of Batu Taba, South Batipuh Sub District, Tanah Datar District that can atrract tourists. So, It is necessary to analysis the economic impact generated from the tourism activities and development. The increasing number of tourists encouraged the public to get involved to fulfill the necessities of life, especially for those who live at the tourist area. Visitor characteristics, bussiness actor, labor, and management (stakeholders) in this tourist area need to be identified to see the trend of tourist activities and can affect judgment or perception of the condition of the Tanjung Mutiara Natural Tourism. The Tourism activities caused direct, indirect and induced of economic impacts. Economic impact generated from tourism activities were direct, indirect and induced of economic impacts which measured by the value of the multiplier effect where the results of this research was 1.14 for the Keynesian Income Multiplier, 1.19 for Ratio Income Multiplier type I, and 1.36 for Ratio Income Multiplier type II. However, total tourist spending caused economic leakages that was 20.3 percent. Primary stakeholders or stakeholders that involved directly in order to formulate policies Tanjung Mutiara Natural tourism management in Danau Singkarak were Department of Culture and TourismTanah Datar, Department of Public Works Tanah Datar District, Fisheries and Marine Tanah Datar, Nagari Government / Batu Taba Sub District, pnpm Batu Taba, community managers, local communities and fishermen.


(6)

(7)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan

ANALISIS DAMPAK BERGANDA (

MULTIPLIER EFFECT

)

PEMANFAATAN WISATA ALAM TANJUNG MUTIARA DI

DANAU SINGKARAK KABUPATEN TANAH DATAR

NOVA BELINDA

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR


(8)

(9)

Judul Skripsi : Analisis Dampak Berganda (Multiplier Effect) Pemanfaatan Wisata Alam Tanjung Mutiara di Danau Singkarak Kabupaten Tanah Datar

Nama : Nova Belinda NIM : H44090119

Disetujui oleh

Dr.Ir. Aceng Hidayat, MT Dosen Pembimbing

Diketahui oleh

Dr.Ir. Aceng Hidayat, MT Ketua Departemen


(10)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2013 ini ialah Dampak ekonomi wisata, dengan judul Analisis Berganda (Multiplier Effect) Pemanfaatan Wisata Alam Tanjung Mutiara di Danau Singkarak Kabupaten Tanah Datar. Penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan kepada:

 Kedua orang tua tercinta yaitu Ibu Yenni. R, S.pd dan Bapak Izhar Rasyid, kakak saya Viona Izrazanella dan Khairul Fajri, beserta adik saya Maya Valentina yang selalu memberikan nasehat, doa, dan kasih sayang.

 Bapak Dr. Ir.Aceng Hidayat, MT selaku dosen pembimbing yang telah memberikanbimbingan, saran dan masukan dalam penulisan skripsi ini.  Ibu Dr. Meti Ekayani, S.Hut, M.Sc selaku dosen penguji utama dan Bapak

Rizal Bahtiar, S.pi, M.Si selaku perwakilan departemen.

 Wali Nagari, sekretaris, serta staff pemerintahanWali NagariBatu Taba, Kecamatan Batipuh Selatan, Kabupaten Tanah Datar, dan pihak-pihak yang telah membantu selama pengumpulan data.

 Keluarga besar Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan FEM IPB khususnya dosen-dosen ESL dan rekan-rekan ESL 46 atas semua arahan, masukan, dan bantuannya.

 Sahabat terdekat, Vidya, Mutya Akmala, Aziza Rahmi,Putri,Chintia Kartika N, Adinna Astrianti, Lusi Dara Mega, Nasita Lira H, Adinda VP, dan Verry Kersaning R,yang selalu memberikan bantuan, semangat dan kasih sayangnya.

Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, sehingga segala saran dan kritik penulis terima.Semoga skripsi ini bermanfaat bagi seluruh pihak yang terkait dan para pembaca.

Bogor, November 2013 Nova Belinda


(11)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI…...……….. ix

DAFTAR TABEL……….. xii

DAFTAR GAMBAR……….xiii

DAFTAR LAMPIRAN………..xv I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Batas Penelitian ... 7

II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Pengertian Pariwisata ... 9

2.2 Objek Wisata Alam ... 9

2.3 Wisatawan ... 10

2.4 Danau ... 11

2.5 Jenis-jenis Danau ... 11

2.6 Konsep Multiplier ... 13

2.7 Dampak Ekonomi ... 134

2.8 Kebocoran Ekonomi (economic leakage) ... 136

2.9 Stakeholder ... 137

2.10 Penelitian Terdahulu ... 18

III KERANGKA PEMIKIRAN ... 22

IV METODE PENILITIAN ... 24

4.1 Waktu dan Lokasi Penelitian ... 24

4.2 Jenis dan Sumber Data ... 24

4.3 Penentuan Populasi dan Responden ... 25

4.4 Metode Analisis Data ... 27

4.4 1 Analisis Deskriptif ………..27

4.4.1.1 Karakteristik Pengunjung, Pelaku Usaha, Tenaga Kerja, dan Pengelola (stakeholder) ……….27

4.4.1.2 Persepsi Pengunjung, Pelaku Usaha, Tenaga Kerja, dan Pengelola (stakeholder) …………...……….29


(12)

4.4.3 Analisis Stakeholder ……….………..33

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN... 37

5.1 Keadaan Daerah Penelitian ……….…36

5.1.1 Letak Geografi ……….………..36

5.1.2 Keadaan Topografi ……….……….…..37

5.1.3 Keadaan Demografi ……….……….….37

5.1.4 Mata Pencaharian dan Tingkat Kesejahteraan ……….……….38

5.2 Gambaran Umum Objek Wisata dan Kegiatan Wisata ………...38

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG, PELAKU USAHA, TENAGA KERJA, DAN PENGELOLA (STAKEHOLDER) ... 43

6.1 Karakteristik Pengunjung ……….…42

6.2 Karakteristik Pelaku Usaha ……….……….…46

6.3 Karakteristik Tenaga Kerja ………..48

6.4 Karakteristik Pengelola (Stakeholder) ……….51

VII. PERSEPSI TERHADAP KONDISI WISATA ALAM ……….…..53

7.1 Persepsi Pengunjung Terhadap Kondisi Wisata Alam ………53

7.2 Persepsi Pengunjung Terhadap Kondisi Wisata Alam ………54

7.3 Persepsi Pengunjung Terhadap Kondisi Wisata Alam ………55

7.4 Persepsi Pengunjung Terhadap Kondisi Wisata Alam ………56

VIII. DAMPAK EKONOMI KEGIATAN WISATA ……….…58

8.1 Dampak Ekonomi Langsung ………...59

8.2 Dampak Ekonomi Tidak Langsung ……….64

8.3 Dampak Ekonomi Induced ………..66

8.4 Nilai Pengganda dari Pengeluaran Wisatawan ………....67

8.5 Dampak Aktivitas Wisata ………....68

8.6 Economic Leakage (Kebocoran Ekonomi) ……….….69

IX. ANALISIS TINGKAT PENGARUH DAN KEPENTINGAN STAKEHOLDER DALAM PENGELOLAAN WISATA ………... 70

X KESIMPULAN DAN SARAN ... 80

10.1 Kesimpulan ... 80

10.2 Saran ... 81

DAFTAR PUSTAKA ... 82 LAMPIRAN……….………….….84


(13)

(14)

DAFTAR TABEL

1 Matriks Metode Analisis ... 26

2 Matriks keterkaitan untuk karakteristik ... 28

3 Matriks keterkaitan untuk persepsi ... 29

4 Matriks keterkaitan untuk dampak ekonomi ... 31

5 Matriks keterkaitan untuk analisis stakeholder ... 33

6 Identifikasi stakeholder pengelolaan kawasan wisata Tanjung Mutiara di Danau Singkarak ... 34

7 Jumlah penduduk Desa Batu Taba berdasarkan golongan umur tahun 2013 ... 37

8 Jumlah penduduk Desa Batu Taba berdasarkan mata pencaharian ... 38

9 Tingkat kesejahteraan penduduk Desa Batu Taba ... 38

10 Karakteristik pengunjung berdasarkan usia ... 42

11 Karakteristik pengunjung berdasarkan jenis kelamin ... 43

12 Karakteristik pengunjung berdasarkan pendidikan terakhir ... 43

13 Karakteristik pengunjung berdasarkan pekerjaan ... 43

14 Karakteristik pengunjung berdasarkan pendapatan ... 43

15 Karakteristik pengunjung berdasarkan jumlah tanggungan ... 44

16 Karakteristik pengunjung berdasarkan frekuensi kunjungan ... 44

17 Karakteristik pengunjung berdasarkan asal daerah ... 44

18 Karakteristik pengunjung berdasarkan kendaraan yang digunakan ... 45

19 Karakteristik pengunjung berdasarkan sumber informasi ... 45

20 Karakteristik pelaku usaha berdasarkan usia ... 47

21 Karakteristik pelaku usaha berdasarkan jenis kelamin ... 47

22 Karakteristik pelaku usaha berdasarkan pendidikan terakhir ... 47

23 Karakteristik pelaku usaha berdasarkan pendapatan ... 47

24 Karakteristik pelaku usaha berdasarkan lama berusaha ... 48

25 Karakteristik tenaga kerja usaha berdasarkan usia ... 49

26 Karakteristik tenaga kerja usaha berdasarkan jenis kelamin ... 49

27 Karakteristik tenaga kerja usaha berdasarkan pendidikan terakhir ... 49

28 Karakteristik tenaga kerja usaha berdasarkan pendapatan ... 50


(15)

30 Karakteristik tenaga kerja usaha berdasarkan lama bekerja ... 50

31 Karakteristik stakeholder usaha berdasarkan usia ... 51

32 Karakteristik stakeholder usaha berdasarkan jenis kelamin ... 52

33 Karakteristik stakeholder usaha berdasarkan pendidikan terakhir ... 52

34 Karakteristik stakeholder usaha berdasarkan pendapatan ... 52

35 Proporsi pengeluaran pengunjung di kawasan wisata Tanjung Mutiara Danau Singkarak... 60

36 Estimasi aliran uang pada akhir pekan dari kegiatan wisata di Tanjung Mutiara Danau Singkarak tahun 2013 ... 61

37 Sebaran unit usaha pada objek wisata Tanjung Mutiara Danau Singkarak tahun 2013 ... 61

38 Proporsi pendapatan dan biaya produksi terhadap penerimaan total pada unit usaha wisata di Tanjung Mutiara Danau Singkarak tahun 2013 ... 63

39 Kisaran pendapatan pemilik unit usaha di kawasan wisata Tanjung Mutiara Danau Singkarak ... 63

40 Kisaran pendapatan tenaga kerja lokal pada unit usaha di kawasan wisata Tanjung Mutiara Danau Singkarak ... 64

41 Proporsi rata-rata pengeluaran tenaga kerja lokal terhadap penerimaan di kawasan wisata Tanjung Mutiara Danau Singkarak tahun 2013 ... 67

42 Nilai multiplier dari aliran uang kegiatan wisata di Tanjung Mutiara Danau Singkarak tahun 2013 ... 68

43 Identifikasi stakeholder pengelolaan objek wisata Tanjung Mutiara di Danau Singkarak... 71


(16)

DAFTAR GAMBAR

1 Trend jumlah kunjungan wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara ke objek wisata Tanjung Mutiara di Danau Singkarak tahun 2013 ... 4 2 Aliran pengeluaran pengunjung terhadap perekonomian lokal ... 16 3 Skema kerangka pemikiran operasional ... 22 4 Tingkat kepentingan dan pengaruh stakeholder dalam pengelolaan wisata

Tanjung Mutiara Danau Singkarak ... 35 5 Persepsi pengunjung terhadap kondisi objek wisata Tanjung Mutiara di

Danau Singkarak ... 54 6 Persepsi pelaku usaha terhadap kondisi objek wisata Tanjung Mutiara di

Danau Singkarak ... 55 7 Persepsi tenaga kerja terhadap kondisi objek wisata Tanjung Mutiara di

Danau Singkarak ... 56 8 Persepsi pengelola (stakeholder) terhadap kondisi objek wisata Tanjung

Mutiara di Danau Singkarak ... 58 9 Pemetaan stakeholder dalam pengelolaan objek wisata Tanjung Mutiara di


(17)

DAFTAR LAMPIRAN

1 Pengeluaran wisatawan per kali kunjungan ... 85

2 Penerimaan dan pengeluaran pelaku usaha ... 87

3 Penerimaan dan pengeluaran tenaga kerja ... 88

4 Kuesioner wisatawan ... 89

5 Kuesioner pelaku usaha... 94

6 Kuesioner tenaga kerja ... 98

7 Kuesioner stakeholder ... 102


(18)

(19)

I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Wisata alam (nature tourism) merupakan sumberdaya alam yang berpotensi serta mempunyai daya tarik bagi wisatawan, baik yang alami maupun yang sudah dibudidayakan. Wisata alam (nature tourism) sangatlah penting dalam konteks pembangunan berkelanjutan (sustainable development), karena bentuk wisata ini menawarkan potensi mobilisasi sumberdaya melalui sektor swasta serta berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi di tingkat lokal dan nasional. Selain itu wisata alam juga menyediakan insentif bagi upaya konservasi dan pendanaan konservasi biodiversitas. Indonesia memiliki kekayaan yang melimpah, khususnya di bidang pariwisata. Banyak daerah di Indonesia yang sebenarnya memiliki potensi pemasukan dari sektor pariwisata, terutama wisata alam. Untuk itu wisata alam perlu dikembangkan sesuai dengan kondisi suatu daerah. Salah satu wisata alam yang dapat dikembangkan adalah danau.

Danau merupakan karunia yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki manfaat dan peranan yang sangat besar bagi keberlangsungan hidup manusia. Danau merupakan salah satu objek wisata alam yang banyak diminati oleh wisatawan. Indonesia memiliki lebih dari 100 danau alami serta danau buatan. Beberapa danau terbesar di Indonesia diantaranya adalah Danau Toba yang terletak di provinsi Sumatera Utara dengan ukuran panjang 100 kilometer dan lebar 30 kilometer. Danau Toba merupakan danau terbesar di Indonesia dan di Asia Tenggara. Danau ini biasanya berfungsi sebagai tempat wisata dan sebagai sumber mata pencaharian masyarakat sekitar.

Danau yang kedua adalah Danau Singkarak yang terletak di dua kabupaten di Provinsi Sumatera Barat yaitu Kabupaten Solok dan Kabupaten Tanah Datar yang memiliki luas 107.8 km2. Yang ketiga adalah Danau Laut Tawar yang terletak di Dataran Tinggi Gayo Provinsi NAD yang berfungsi sebagai tempat wisata. Yang keempat adalah Danau Poso yang terletak di Provinsi Sulawesi Tengah yang memiliki panjang 32 km dan lebar 16 km dan terletak pada ketinggian 657 m dpal. Kemudian yang kelima adalah Danau Maninjau yang terlatak di Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat dengan luas 99.5 km2 dan berfungsi sebagai tempat wisata dan sumber mata pencaharian masyarakat sekitar.


(20)

2

Selain itu masih banyak lagi danau-danau yang luas di Indonesia seperti Danau Ranau, Danau Towuti, Danau Tempe, Danau Sembuluh, Danau Sentani, dan lain-lain.

Sumatera Barat merupakan salah satu tujuan pariwisata di Indonesia yang banyak diminati oleh para wisatawan. Sumatera barat memiliki empat danau yang dapat mendukung potensi pariwisata dan juga dapat memberikan dampak ekonomi. Danau-danau tersebut dapat dikembangkan dalam aktivitas sektor pariwisata yang dapat membantu menaikkan cadangan devisa dan mampu meningkatkan pendapatan masyarakat, salah satunya yaitu Danau Singkarak.

Danau Singkarak adalah sebuah danau yang membentang di dua kabupaten di Provinsi Sumatera Barat, yaitu Kabupaten Solok dan Kabupaten Tanah Datar. Danau ini merupakan hulu Batang Ombilin, namun sebagian air danau ini dialirkan melalui terowongan menembus Bukit Barisan ke Batang Anai untuk menggerakkan generator PLTA Singkarak. PLTA Singkarak atau Pembangkit Listrik Tenaga Air Singkarak merupakan salah satu pembangkit listrik bertenaga air yang berada di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat. PLTA ini menggunakan air Danau Singkarak sebagai sumber penggerak turbinnya, saluran masuk in-take dam PLTA ini berada di daerah Kabupaten Tanah Datar.

Selain itu, Danau singkarak juga merupakan sumber perikanan. Salah satu keunikan ekosistem yang harus dijaga adalah keberadaan fauna air endemik (yang diperkirakan hanya hidup di danau ini), dan menjadi salah satu makanan khas, yaitu Mystacoleucus padangenesis atau yang dikenal dengan nama ikan Bilih. Selain ikan Bilih, terdapat juga beberapa jenis spesies ikan lain yang hidup di Danau Singkarak, yaitu ikan Asang, ikan Rinuak, ikan Turiak, ikan Sasau, dan lain-lain. Penduduk di sekitar Danau Singkarak memanfaatkan potensi perikanan tersebut sebagai sumber mata pencaharian.

Selain sebagai sumber air pembangkit listrik dan sumber perikanan, Danau Singkarak juga memiliki potensi yang besar untuk pengembangan pariwisata. Danau tektonik yang terletak di jantung Sumatera Barat ini memiliki pemandangan yang indah, udara yang sejuk, suasana yang tenang dan nyaman karena dikelilingi oleh Bukit barisan. Penelitian ini dilakukan di salah satu kawasan wisata yang terdapat di Danau Singkarak yaitu objek wisata Tanjung


(21)

3 Mutiara yang terletak di Nagari / Desa Batu Taba Kecamatan Batipuh Selatan Kabupaten Tanah Datar. Objek wisata Tanjung Mutiara merupakan kawasan wisata di pinggir Danau Singkarak yang memiliki pantai danau yang cukup luas. Sama halnya seperti tempat-tempat wisata pada umumnya, objek wisata Tanjung Mutiara di Danau Singkarak juga menyediakan fasilitas-fasilitas wisata seperti penyewaan perahu atau kapal kecil bagi wisatawan yang ingin merasakan gelombang air danau yang cenderung tenang. Selain itu, terdapat juga taman bermain untuk rekreasi yang terletak di pinggir danau.

Untuk kegiatan wisata di danau ini, selain menikmati keindahan panorama terdapat beberapa kegiatan lain yang diadakan oleh pemerintah untuk mempromosikan wisata Danau Singkarak, seperti Festival Danau Singkarak. Festival tersebut mempromosikan pertunjukan yang didominasi dari kesenian dan kebudayaanserta tentunya mengenalkan keindahan panorama danau ini. Kegiatan lainnya yaitu kegiatan olahraga dan pariwisata internasional “Tour De Singkarak”. “Tour De Singkarak” merupakan ajang promosi keindahan alam Provinsi Sumatera Barat yang dikemas dengan bentuk balap sepeda berkelas internasional. Kegiatan ini diadakan satu kali dalam satu tahun yaitu pada setiap bulan Juni.

Pembangunan industri pariwisata di tingkat lokal seperti pembangunan restoran atau rumah makan, bisnis usaha kecil dan layanan pariwisata lainnya secara langsung membuka lapangan pekerjaan di kawasan tersebut yang dapat dikelola dan memanfaatkan tenaga kerja masyarakat setempat. Jika hal ini terjadi maka kegiatan pariwisata di kawasan wisata alam Tanjung Mutiara Danau Singkarak akan memberikan dampak yang menguntungkan bagi ekonomi daerah dan kesejahteraan penduduk setempat.

Selama beberapa periode perkembangan jumlah kunjungan wisatawan kawasan wisata Tanjung Mutiara di Danau Singkarak terus mengalami peningkatan. Hal ini menunjukan bahwa kawasan wisata Tanjung Mutiara di Danau Singkarak memiliki potensi untuk terus berkembang dan berperan pada peningkatan pendapatan masyarakat sekitar kawasan wisata tersebut. Kunjungan wisatawan ke objek wisata Tanjung Mutiara di Danau Singkarak dapat dilihat pada Gambar 1.


(22)

4

Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Tanah Datar (2013)

Gambar 1.Trend Jumlah Kujungan Wisatawan Nuantara dan Wisatawan Mancanegara ke Objek Wisata Tanjung Mutiara di Danau Singkarak Tahun

2008-2012

Meningkatnya jumlah wisatawan di kawasan wisata Tanjung Mutiara di Danau Singkarak memicu masyarakat untuk ikut terlibat, khususnya yang berada di sekitar kawasan wisata tersebut. Keterlibatan masyarakat sekitar didasari oleh pemenuhan kebutuhan hidup dengan memiliki sumber mata pencaharian berupa berdagang, menyewakan tempat penginapan, serta penyedia makanan dan minuman. Pengunjung yang datang ke kawasan wisata Tanjung Mutiara di Danau Singkarak membelanjakan uang yang dibawanya untuk makan, minum, membeli cenderamata, penyewaan perahu, dan lain sebagainya. Semua itu menimbulkan dampak di berbagai bidang kehidupan masyarakat kawasan wisata, salah satunya yaitu perkembangan ekonomi lokal di sekitar kawasan wisata Tanjung Mutiara di Danau Singkarak.

Berdasarkan pengelolaannya, secara umum pengelolaan kawasan wisata Tanjung Mutiara di Danau Singkarak dilakukan oleh pemerintah daerahdan masyarakat lokal. Sebagian besar kawasan wisata Tanjung Mutiara di Danau Singkarak dikelola oleh masyarakat sekitar kawasan tersebut dengan menyediakan berbagai fasilitas untuk mendukung kegiatan wisata.

1.2 Perumusan Masalah

Danau Singkarak terletak di Provinsi Sumatera Barat yang dinaungi oleh dua wilayah yaitu Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Solok. Selain memiliki

0 1000 2000 3000 4000

2008 2009 2010 2011 2012

Or

an

g

/

Tah

u

n

Tahun

wisataswan nusantara wisatawan mancanegara


(23)

5 pemandangan nan amat elok dan indah di cekungan kehijauan bukit barisan, Danau Singkarak juga memiliki sebuah keunikan yakni spesies endemik yang diperkirakan hanya hidup di daerah tersebut. Di lokasi Danau Singkarak banyak terdapat penginapan dan juga beberapa buah hotel. Para wisatawan baik dari mancanegara maupun domestik biasanya menggunakan tempat-tempat ini untuk beristirahat dan berbagai kegiatan lainnya seperti kegiatan seminar, pelatihan, dan lain sebagainya.

Disamping itu di lokasi wiasata Danau Singkarak juga terdapat tempat bermain anak-anak bagi wisatawan yang membawa keluarganya untuk berwisata ke tempat ini seperti Tanjung Mutiara. Objek wisata Tanjung Mutiara memiliki pantai yang indah tapi bukan pantai laut melainkan berupa pantai dari Danau Singkarak. Oleh karena itu Tanjung Mutiara menjadi salah satu obyek wisata penting di Sumatera Barat. Kegiatan-kegiatan wisata lainnya juga sering dilakukan di kawasan Danau Singkarak ini. Salah satunya yaitu kegiatan “Tour De Singkarak”. “Tour De Singakrak” merupakan kegiatan olahraga sekaligus promosi wisata yang tidak hanya diikuti oleh wisatawan domestik, tetapi juga diikuti oleh wisatawan mancanegara dimana kegiatan ini dilakukan satu kali dalam setahun.

Keberadaan kawasan Danau Singkarak sebagai kawasan wisata mendatangkan dampak tersendiri bagi masyarakat sekitar, khususnya kawasan wisata Tanjung Mutiara. Pengunjung yang terus meningkat berimplikasi pada pengembangan ekonomi lokal yang bermanfaat bagi kehidupan penduduk sekitar. Masyarakat mengalami peningkatan perekonomian, seperti peningkatan pendapatan masyarakat, peningkatan kesempatan kerja dan peluang usaha. Contohnya, mereka dapat menciptakan lapangan kerja baru dengan membuka kios makanan dan minuman, pedagang asongan dan menjadi pemandu parkir.

Di sisi lain, kualitas Danau Singkarak mengalami penurunan yang disertai dengan pengelolaan yang tidak optimal. Hal ini ditunjukan dengan adanya aktivitas-aktivitas pengunjung maupun masyarakat sekitar yang menyebabkan kebersihan danau menjadi berkurang. Disamping itu, pengelolaan Danau Singkarak masih belum optimal baik dari pihak pemerintah maupun masyarakat lokal.


(24)

6

Mengingat besarnya potensi wisata alam Tanjung Mutiara di Danau Singkarak maka penelitian yang berkaitan dengan penilaian dampak ekonomi kegiatan wisata alam sangat penting dilakukan. Nilai ini penting untuk diketahui guna melihat sejauh mana dampak ekonomi (multipiler effect) dan kebocoran ekonomi (econimic leakage) yang ditimbulkan oleh adanya kegiata wisata tersebut. Spending tourism sangat berkontribusi terhadap perekonomian masyarakat setempat, untuk itu nilai kebocoran ekonomi (economic leakage) juga perlu dihitung.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka timbul pertanyaan-pertanyaan yang akan dianalisis dalam penelitian ini. Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut :

1 Bagaimana karakteristik dari pengunjung, pelaku usaha, tenaga kerja, dan pengelola (stakeholder)yang terdapat di kawasan wisata alam Tanjung Mutiara di Danau Singkarak ?

2 Bagaimana persepsi pengunjung, pelaku usaha,tenaga kerja, dan pengelola (stakeholder)tentang wisata alam Tanjung Mutiara di Danau Singkarak ? 3 Bagaimana dampak kegiatan wisata alam Tanjung Mutiara di Danau

Singkarak terhadap perekonomian masyarakat setempat ?

4 Bagaimana tingkat pengaruh dan kepentingan pengelola, pelaku usaha, dan masyarakat sekitar dalam pengelolaan objek wisata alam Tanjung Mutiara di Danau Singkarak ?

Dari beberapa pertanyaan yang akan dianalisis pada penelitian ini, maka dapat dibuat hipotesa atau dugaan-dugaan yang dapat menggambarkan keterkaitan antara pertanyaan-pertanyaan tersebut. Karakteristik dari pengunjung, pelaku usaha, tenaga kerja, dan stakeholder diduga dapat mempengaruhi penilaian atau persepsi mereka terhadap pengelolaan wisata alam Tanjung Mutiara di Danau Singkarak. Dugaan tersebut misalnya, berdasarkan karakteristik pendidikan terakhir, responden yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi akan lebih objektif dalam menilai atau memberikan persepsi terhadap pengelolaan wisata.

Dengan adanya penilaian atau persepsi dari pengunjung, pelaku usaha, tenaga kerja, dan stakeholder maka dapat menjadi informasi penting bagi pengelola untuk terus melakukan perbaikan terhadap sarana dan prasarana guna


(25)

7 meningkatkan pengembangan dan pengelolaan wisata di kawasan tersebut. Kegiatan wisata di Tanjung Mutiara Danau Singkarak diduga memberi manfaat ekonomi yang sangat baik terutama untuk masyarakat yang memiliki mata pencaharian terkait dengan kegiatan wisata. Dalam pengelolaan wisata alam Tanjung Mutiara di Danau Singkarak diduga pihak yang paling dominan adalah lembaga pemerintah, sedangkan masyarakat diduga belum memiliki peran yang berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan pengelolaan.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan utama dari penelitian ini adalah melakukan analisis dampak berganda (multipier effect) dari pemanfaatan wisata alam Tanjung Mutiara di kawasan Danau Singkarak. Secara khusus, tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengidentifikasi karakteristik pengunjung, pelaku usaha, tenaga kerja, dan pengelola (stakeholder) yang terdapatdi kawasan wisata alam Tanjung Mutiara Danau Singkarak.

2. Mengidentifikasi persepsi pengunjung, pelaku usaha, tenaga kerja, dan pengelola (stakeholder) tentang wisata alam Tanjung Mutiara di Danau Singkarak.

3. Menganalisis dampak kegiatan wisata alam Tajung Mutiara di Danau Singkarak terhadap perekonomian masyarakat sekitar.

4. Menganalisis tingkat pengaruh dan kepentingan pengelola, pelaku usaha, dan masyarakat sekitar dalam pengelolaan objek wisata alam Tanjung Mutiara di Danau Singkarak.

1.4Batas Penelitian

Adapun batasan-batasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Wilayah yang diteliti adalahobjek wisata alam Tanjung Mutiara Danau

Singkarak yang terletak di Desa Batu Taba, Kecamatan Batipuh Selatan, Kabupaten Tanah Datar.

2. Objek penelitian ini adalah pengunjung, pelaku usaha, tenaga kerja, dan stakeholderyang terdapat pada kawasan wisata alam Tanjung Mutiara di Danau Singkarak.


(26)

8

3. Pada penelitian ini, perhitungan dampak yang akan dilakukan hanya dampak ekonomi yang memfokuskan pada perputaran uang di tingkat lokal dari pengeluaran wisatawan. Sedangkan dampak terhadap sosial budaya dan lingkungan tidak dibahas dalam penelitian ini.


(27)

9

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pariwisata

Menurut Yoeti (2010) pariwisata merupakan salah satu jenis industri yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi yang relatif cepat, meyediakan tenaga kerja, meningkatkan penghasilan dan taraf hidup serta menstimulasikan sektor-sektor industri lainnya. Apabila ditinjau secara etimologi, pariwisata berasal dari bahasa sansekerta dan terdiri atas dua suku kata yaitu pari dan wisata. Pari berarti banyak atau berkali-kali, dari suatu tempat ke tempat lain, sedangkan wisata berarti perjalanan atau bepergian.

Menurut Undang-Undang No 9 Tahun 1990, mengenai kepariwisataan Bab I, pasal 1 : dijelaskan bahwa wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek atau daya tarik wisata.

Dengan merujuk pada pengertian yang terkandung pada UU No 9 Tahun 1990 Bab 1, pasal 1 tersebut, maka pariwisata sendiri adalah sebuah kata kerja aktif, dimana unsur-unsur di dalamnya terdiri dari :

1. Kegiatan perjalanan, maksudnya adalah suatu kegiatan yang bisa dilakukan perorangan ataupun kelompok. Kegiatan tersebut adalah mendatangi suatu tempat yang dituju atau tempat wisata.

2. Dilakukan dengan sukarela, maksudnya adalah tidak ada paksaan untuk wisatawan agar datang ke tempat wisata.

3. Bersifat sementara, maksudnya adalah wisatawan yang datang hanya untuk berkunjung tanpa menjadi penduduk daerah tersebut. Kalaupun menetap hanya beberapa hari atau satu minggu saja.

4. Perjalanan dilakukan dengan tujuan untuk menikmati objek wisata. 2.2 Objek Wisata Alam

Objek Wisata Alam adalah objek wisata yang daya tariknya bersumber pada keindahan alam sumberdaya alam dan tata lingkungannya. Objek wisata alam merupakan jenis wisata yang paling terkenal dan banyak disukai oleh semua kalangan. Jenis wisata ini memiliki daya tarik dan manfaat tersendiri bagi para


(28)

10

pengunjungnya. Wisata alam biasanya menjadi salah satu andalan suatu daerah untuk menarik wisatawan. Contoh objek wisata alam adalah : pantai, gua, danau, gunung, pulau, air terjun, sungai, bahari, hutan, dan obyek wisata alam lainnya.

2.3 Wisatawan

Wisatawan adalah seseorang yang terdorong oleh sesuatu atau beberapa keperluan melakukan perjalanan dan persinggahan sementara di luar tempat tinggalnya untuk jangka waktu lebih dari 24 jam tidak dengan maksud untuk mencari nafkah.

Menurut Undang-Undang No 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan disebutkan wisatawan adalah orang yang melakukan wisata. Sedangkan menurut Sihite (2000) pengertian wisatawan dapat dibagi menjdi dua, yaitu :

1 Wisatawan nusantara adalah wisatawan dalam negeri atau wisatawan domestik.

2 Wisatawan mancanegara adalah warga negara suatu negara yang mengadakan perjalanan wisata ke luar lingkungan dari negaranya (memasuki negara lain).

Menurut IUOTO (International Union of Official Travel Organization), dalam Gamal Suwantoro (2009:4) menggunakan batasan mengenai wisatawan secara umum: pengunjung (visitor) yaitu setiap orang yang datang ke suatu negara atau tempat tinggal lain dan biasanya dengan maksud apapun kecuali untuk melakukan pekerjaan yang menerima upah. Jadi ada dua kategori mengenai sebutan pengunjung, yakni:

a. Wisatawan (tourist) adalah pengunjung yang tinggal sementara, sekurang-kurangnya 24 jam di suatu negara. Wisatawan dengan maksud perjalanan wisata dapat digolongkan menjadi :

1. Pesiar (leisure), untuk keperluan rekreasi, liburan, kesehatan, study, keagamaan, dan olahraga.

2. Hubungan (relationship), dagang, sanaksaudara, kerabat, MICE, dan sebagainya.

b. Pelancong (ekscursionist) adalah pengunjung sementara yang tinggal dalam suatu negara yang dikunjungi dalam waktu kurang dari 24 jam.


(29)

11 Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa wisatawan adalah orang-orang yang melakukan kegiatan perjalanan dengan tujuan memperoleh kesenangan, tidak untuk bekerja, menetap, dan mencari nafkah.

2.4 Danau

Danau adalah suatu cekungan pada permukaan bumi yang berisi air dan merupakan sifat fisik bumi yang berbentuk badab air pedalaman yang bukan sebagai lautan yang lebih besar dan dalam dibandingkan kolam. Pengertian danau menurut Kementerian Lingkungan Hidup (2008) yaitu : Danau adalah wadah air dan ekosistemnya yang terbentuk secara alamiah termasuk situ dan wadah air sejenis dengan sebutan istilah lokal.

Sedangkan pengertian danau menurut UNEP (2001) yaitu: Danau adalah badan air yang berbentuk seperti baskom atau mangkok yang terjadi secara alami karena bencana alam yang besar seperti aktivitas gunung berapi. Terdapat juga danau buatan manusia yang disebut waduk atau bendungan yang dibentuk karena memotong aliran sungai.

2.5 Jenis-jenis Danau

Berdasarkan pengertian dan karakteristik yang dimiliki oleh danau, maka danau terdiri dari berbagai jenis. Danau biasanya dibedakan berdasarkan bagaimana danau itu bisa terjadi. Jenis-jenis danau bedasarkan proses kejadiannya adalah sebagai berikut:

1. Danau Vulkanik

Danau vulkanik terbentuk akibat aktivitas vulkanik (gunung berapi). Kawah atau kepundan gunung api baik yang masih aktif maupun yang sudah mati apabila terisi air akan menjadi danau. Danau yang terbentuk disebut danau crater. Contoh: Danau Singkarak, Danau Kelimutu, Danau Segara Anak di Gunung Rinjani, Danau Batur, dan Danau Telaga Warna di Dieng.

2. Danau Tektonik

Danau tektonik terbentuk ketika terjadi gerakan / pergeseran lempeng tektonik yang membentuk lipatan / patahan. Cekungan yang terbentuk akibat pergeseran lempeng tersebut akhirnya terisi oleh air hujan dan membentuk genangan air yang sangat luas. Contoh danau yang terbentuk dari proses ini


(30)

12

adalah Danau Singkarak, Danau Matana di Sulawesi Selatan, Danau Poso, dan Danau Towuti.

3. Danau Tektovulkanik

Danau ini terbentuk akibat penggabungan proses tektonik dan vulkanik. Pada saat terjadi erupsi gunung api (meletus), sebagian badan gunung api patah dan merosot menutupi lubang kepundan. Patahnya gunung ini disebabkan adanya kekosongan dapur magma pada saat terjadi gunung meletus. Jika daerah patahan tersebut terisi air, maka akan terbentuk danau. Contoh danau yang terbentuk karena hal ini adalah Danau Toba.

4. Danau Glasial

Danau glasial (gletser) biasanya terbentuk di daerah pegunungan. Pada saat salju mencair, akan terbentuk gletser yang meluncur ke bawah (erosi salju). Hasil erosi salju yang berupa basin (cekungan di lereng) jika terisi oleh air hujan atau salju yang mencair akan membentuk genangan yang disebut danau gletser. Contohnya, Danau Finger di New York dan The Great Lakes di Amerika.

5. Danau Aliran / Ladam

Sungai yang besar biasanya membentuk kelokan aliran sungai di hilir sungai tersebut, yang disebut meander. Hasil erosi oleh sungai yang terendapkan akan menutup aliran sungai pada meander sehingga meander sungai terpisah dari aliran sungai yang baru. Jika sisa aliran ini terisi lebih lanjut oleh air, maka akan terbentuk danau oxbow atau danau tapal kuda. Danau Oxbow sering dijumpai di beberapa sungai di Kalimantan.

6. Danau Karst

Danau ini terbentuk melalui proses pelarutan zat kapur oleh air. Pelarutan kapur tersebut menghasilkan suatu bentuk cekungan yang jika terisi air hujan akan membentuk danau karst berupa dolina. Jika ukuran suatu danau karst lebih besar daripada dolina pada umumnya, maka disebut uvala. Danau karst yang lebih besar daripada uvala adalah polje. Contohnya adalah dolina di Biak, Papua, dan di Pegunungan Seribu (Yogyakarta).


(31)

13 7. Danau Laguna

Danau ini terjadi akibat kombinasi antara angin dan ombak yang membentuk tanggul-tanggul pasir di sepanjang pantai. Kemudian, tanggul-tanggul pasir ini membentuk suatu genangan air yang disebut danau laguna. Contohnya adalah danau laguna di Ternate.

8. Danau Bendungan

Danau bendungan terbentuk dari pembendungan aliran sungai. Pembendungan ini bisa terjadi karena dua sebab, yaitu karena longsoran (proses alami) dan direncanakan (buatan manusia). Contoh danau bendungan oleh proses alam adalah Danau Pengilon di Dieng dan Telaga Sarangan di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur. Selain oleh proses alam, danau ini bisa dibuat oleh manusia dengan kesengajaan (direncanakan) untuk membendung aliran sungai. Danau yang terbentuk biasa disebut waduk. Contoh waduk ada banyak, di antaranya Waduk Jatiluhur, Waduk Saguling, dan Waduk Gajah Sungkur.

2.6 Konsep Multiplier

Proses Multplier effect adalah proses yang menunjukkan sejauh mana pendapatan nasional akan berubah efek dari perubahan dalam pengeluaran agregat. Multiplier bertujuan untuk menerangkan pengaruh dari kenaikan atau kemerosotan dalam pengeluaran agregat ke atas tingkat keseimbangan dan terutama ke atas tingkat pendapatan nasional. Keunikan industri pariwisata terhadap perekonomian berupa dampak ganda (multiplier effect) dari pariwisata terhadap ekonomi (Ismayanti, 2010). Pariwisata memberikan pengaruh tidak hanya terhadap sektor ekonomi yang langsung terkait dengan industri pariwisata, tetapi juga industri yang tidak langsung terkait dengan industri pariwisata. Analisis dampak ekonomi kegiatan wisata terkait dengan elemen-elemen penghasilan, penjualan dan tenaga kerja di daerah kawasan wisata yang terjadi akibat kegiatan pariwisata.

Pengukuran multipiler adalah pengaruh pengeluaran tambahan yang diperkenalkan dalam ilmu ekonomi. Hal tersebut mencakup marginal dari perubahan rata-rata. Di dalam kasus kepariwisataan pengeluaran tambahan pada suatu daerah dapat berbentuk apa saja, termasuk (a) pengeluaran yang dikeluarkan oleh wisatawan yang sedang berkunjung terhadap barang-barang dan pelayanan,


(32)

14

(b) investasi dari luar, (c) pengeluaran pemerintah, contohnya biaya yang dikeluarkan untuk infrastruktur, (d) mengekspor barang-barang karen dorongan dari pariwisata. Pengeluaran dapat dianalisa sebagai berikut:

1. Pengeluaran Langsung

Dalam kepariwisataan pengeluaran dilakukan oleh pengunjung pada barang dan pelayanan dalam penginapan, restoran, toko, fasilitas wisata lainnya yang memproduksi barang wisata yang akan diekspor atau investasi dalam pariwisata.

2. Pengeluaran Tidak Langsung

Mencakup transaksi inter bisnis yang mana hasil dari pengeluaran langsung seperti pembelian barang oleh pemilik toko dari supplier lokal dan pembelian yang dilakukan oleh supplier lokal dari memborong.

3. Pengeluaran Induksi

Pengeluaran induksi merupakan peningkatan pengeluaran konsumen hasil dari pendapatan tambahan pribadi yang dihasilkan dari pengeluaran langsung.

Nilai multiplier ekonomi merupakan nilai yang menunjukan sejauh mana pengeluaran wisatawan akan menstimulasi pengeluaran lebih lanjut, sehingga pada akhirnya meningkatkan aktivitas ekonomi di tingkat lokal. Menurut terminologi, terdapat tiga efek multiplier, yaitu efek langsung (direct effect), efek tidak langsung (indirect effect) dan efek lanjutan (induced effect). Ketiga efek ini digunakan untuk menghitung nilai ekonomi yang selanjutnya digunakan untuk mengestimasi dampak ekonomi di tingkat lokal. Konsep multiplier dapat dilihat dari jenis dampak secara langsung, tidak langsung dan dampak lanjutan yang mempengaruhi akibat dari tambahan pengeluaran pengunjung ke dalam ekonomi lokal atau ekonomi nasional. Di bawah ini merupakan formula untuk menghitung nilai pengganda dari pengeluaran wistawan (META 2001 dalam Prasetio 2011) ; (1) Lokal pendapatan Keynesian Multiplier dimana nilai yang dihasilkan dari pengeluaran lebih atau pengurangan dari pengeluaran yang digandakan untuk mengetahui penambahan dan pengurangan pendapatan lokal. Keynesian merupakan metode terbaik untuk merefleksikan keseluruhan dampak dari pengeluaran lebih dari ekowisata bahari. (2) Rasio pendapatan multiplier yakni nilai yang diperoleh dari peningkatan dan penurunan pendapatan langsung dari


(33)

15 ekonomi lokal yang digandakan untuk memperoleh hasil peningkatan dan penurunan total pendapatan lokal.

2.7 Dampak Ekonomi

Kegiatan wisata adalah suatu kegiatan yang secara langsung menyentuh dan melibatkan lingkungan serta masyarakat lokal sehingga membawa berbagai dampak terhadapnya. Dampak wisata akan menyentuh berbagai aspek kehidupan masyarakat dan dampak yang paling sering mendapat perhatian adalah dampak sosial ekonomi, dampak sosial budaya dan dampak lingkungan (Pitana dan Gayatri, 2004 dalam Agustina 2009).

Dampak ekonomi mengacu pada perubahan pemasaran, pendapatan, lapangan pekerjaan dan lainnya, yang berasal dari kegiatan wisata. Secara umum pariwisata bertujuan untuk memperoleh manfaat ekonomi, baik keuntungan untuk industri wisata, pekerjaan bagi komunitas lokal, dan penerimaan bagi daerah obyek wisata. Pariwisata memiliki pranan penting karena kegiatan ini menciptakan lapangan pekerjaan di wilayah terpencil yang pada awalnya hanya merasakan manfaat pembangunan ekonomi yang rendah dibandingkan wilayah lain yang lebih maju. Dampak terhadap penerimaan devisa dan pendapatan pemerintah merupakan aspek yang tidak diperhitungkan dalam menganalisis dampak dari suatu tempat wisata yang relatif kecil. Sehingga pada tempat-tepat wisata yang relatif kecil atau dalam cakupan sebuah desa, dampak yang ingin dilihat adalah pada aspek pendapatan masyarakat, kesempatan kerja, harga-harga, distribusi manfaat, kepemilikan dan kontrol serta pembangunan di sekitar tempat wisata.

Sektor pariwisata berhubungan erat dengan wisatawan sehingga dampak positif yang ditimbulkan oleh sektor pariwisata berasal dari jumlah kunjungan wisatawan, pengeluaran wisatawan baik wisatawan asing maupun wisatawan domestik, investasi yang dilakukan oleh industri pariwisata serta pengeluaran pemerintah di sektor pariwisata.

Dampak ekonomi dari kegiatan wisata atau berbagai kegiatan ekonomi dapat dikelompokkan pada tiga kategori, yaitu dampak langsung (direct), dampak tidak langsung (indirect), dan dampak lanjutan (induced). Dampak langsung ditimbulkan dari pengeluaran wisatawan secara langsung, seperti pengeluaran


(34)

16

pada restoran, penginapan, transportasi lokal dan lainnya. Selanjutnya, unit usaha yang menerima dampak langsung tersebut akan membutuhkan input (bahan baku dan tenaga kerja) dari sektor lain, dan hal ini akan menimbulkan dampak tidak langsung (indirect). Selanjutnya jika pada sektor tersebut mempekerjakan tenaga kerja lokal, pengeluaran dari tenaga kerja lokal akan menimbulkan dampak lanjutan (induced) di lokasi wisata tersebut.

Dampak lanjutan (induced) adalah perubahan dalam kegiatan ekonomi yang dihasilkan dari pengeluaran rumah tangga dari pendapatan yang diperoleh secara langsung atau tidak langsung dari wisata. Misalnya saja pegawai restoran atau parkir yang didukung secara langsung maupun tidak langsung oleh kegiatan wisata membelanjakan pendapatan mereka di daerahnya untuk perumahan, makanan, transportasi, dan kebutuhan lainnya. Transaksi, pendapatan, dan pekerjaan yang dihasilkan dari pengeluaran rumah tangga meningkatkan gaji, atau pendapatan pemilik usaha merupakan dampak lanjutan. Namun jika industri yang memperoleh dampak langsung mendatangkan input dari luar lokasi wisata maka perputaran uang tidak menimbulkan dampak tidak langsung tetapi suatu kebocoran ekonomi (economic leakages).

Beberapa studi menunjukkan dampak ekonomi dari kegiatan wisata dimana manfaat yang dihasilkan bervariasi tergantung pada kualitas atraksi, aksesibilitas, prasarana dan lain sebagainya. Secara ekonomi, sejumlah pekerjaan tercipta walaupun rendah, namun bagi daerah terpencil walaupun sedikit pekerjaan yang tercipta namun dapat memberikan suatu perubahan besar.

Untuk areal yang relatif kecil dengan kegiatan ekonomi yang relatif homogen, dampak tidak langsung dan dampak lajutan relatif kecil serta ketersediaan data relatif sedikit untuk memodelkan dampak tersebut. Sehingga survei kepada pengunjung, masyarakat lokal dan pengusaha lokal umumnya digunakan untuk mengidentifikasi dampak ekonomi wisata. Estimasi dampak ekonomi dilakukan dengan menghitung arus uang pada aktivitas yang dilakukanoleh para pelaku wisata. Aliran pengeluaran pengunjung terhadap perekonomian lokal dapat ditunjukkan pada Gambar 2.


(35)

17

Gambar 2. Aliran Pengeluaran Pengunjung Terhadap Perekonomian Lokal

2.8 Kebocoran Ekonomi (Economic Leakages)

Berdasarkan perhitungan perspektif ekonomi yang akurat, sumbangan pariwisata ke masyarakat adalah jumlah dari keseluruhan pengeluaran wisatawan yang diperoleh dari ekonomi lokal, tingkat penggunaan tenaga kerja dan pemerataan distribusi dari keuntungan ekonomi. Selain permintaan tambahan yang dihasilkan dari pengeluaran langsung oleh wisatawan di daerah tujuan wisata, lapangan kerja dan pemasukan yang ditimbulkan oleh perputaran uang disebut sebagai efek berganda (Yoeti, 2008).

Kebocoran ekonomi wisata disebebkan oleh uang yang dibelanjakan wisatawan setelah diterima orang-orang pada transaksi 1, 2, 3 dan seterusnya yang tidak dibelanjakan dan tidak memberi pengaruh pada kegiatan perekonomian setempat. Menurut (Yoeti, 2008) ada beberapa bentuk kebocoran ekonomi wisata itu antara lain:

1. Sebagian uang yang diterima ditabung (saving) untuk keperluan berjaga-jaga

untuk kebutuhan di waktu yang akan datang.

2. Ada sebagian uang yang diterima itu digunakan untuk membiayai keperluan

impor barang-barang di luar negeri.

Pengeluaran Pengunjung

Penyedia barang dan jasa untuk kegiatan wisata

(akomodasi, restoran, transportasi lokal, penyewaan

alat, dll)

Tenaga Kerja


(36)

18

3. Ada sebagian uang itu yang dibayarkan kepada orang-orang asing yang

bekerja di sektor pariwisata, setelah diterima langsung ditransfer ke negara asalnya.

4. Ada sebagian dari uang itu digunakan untuk mengimpor keperluan hotel di

luar negeri.

2.9Stakeholder

Stakeholder adalah setiap kelompok atau individu yang dipengaruhi atau yang dapat mempengaruhi masa depan perusahaan, pelelangan, pekerja, pemasok, pemilik, pemerintah, lembaga keuangan, kritikus, dan sebagainya. Stakeholder didefinisikan sebagai orang, kelompok, atau organisasi apa pun yang dapat melakukan klaim atau perhatian sumberdaya, atau hasil (output) organisasi, atau dipengaruhi oleh hasil itu. Secara umum stakeholder dapat didefinisikan sebagai pihak-pihak terkait yang mempunyai kepentingan atau perhatian dan berpengaruh atau terkena dampak secara langsung terhadap suatu objek. Objek di sini dapat berupa masalah, organisasi, kebijakan, program, proyek, bangunan fisik dan sebagainya. Antarstakeholder akan memberikan penilaian yang beragam. Faktor-faktor yang mempengaruhi penilaian stakeholder terhadap suatu objek tertentu antara lain: kepentingan, pengalaman pribadi, pengaruh orang lain, adat istiadat dan budaya, media massa, data yang dimiliki dan pendidikan.

2.10 Penelitian Terdahulu

Analisis dampak ekonomi pariwisata terhadap masyarakat sekitar telah dilakukan beberapa kali oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Walaupun demikian, penelitian dampak ekonomi pariwisata ini masih perlu dilakukan karena studi tentang dampak ekonomi pariwisata ini akan memberikan dampak yang berbeda untuk waktu dan tempat yang berbeda. Studi tentang hasil-hasil penelitian terdahulu dilakukan sebelum memulai penelitian ini dengan maksud untuk mengkaji faktor-faktor yang berkaitan erat dengan dampak ekonomi pariwisata terhadap masyarakat secara umum berdasarkan hasil penelitian sebelumnya.

Penelitian yang terkait dengan dampak ekonomi dari adanya pariwisata adalah Agustina (2009). Penelitian yang dilakukannya yaitu analisis persepsi dan preferensi pengunjung serta dampak ekonomi kegiatan wisata gunung salak endah.


(37)

19 Penelitian tersebut menggunakan metode analisis deskriptif dan dampak berganda (multiplier effect). Pendekatan yang digunakan yaitu dengan kuisioner dan wawancara kepada pihak-pihak yang terkait dengan objek wisata GSE. Hasil penelitiannya menunjukkan pengunjung objek wisata GSE umumnya didominasi kelompok masyarakat usia muda (umur < 24 tahun), dengan tingkat pedidikan SMU dan sederajat, bekerja di sektor swasta, timgkat pendapatan untuk obyek wisata Curug Cigamea dan air panas adalah lebih dari Rp 3000000,- per bulan. Sesangkan untuk Curug Ngumpet Rp 1000000,- - Rp 2000000,- per bulan. Sebagian besar pengunjung berasal dari daerah Bogor dan Jadetabek dan pada umumnya pengunjung datang dengan rombongan menggunakan kendaraan pribadi. Umumnya pengunjung mengetahui objek wisata GSE berasal dari teman dan keluarga. Tingkat partisipasi masyarakat dalam mendukung kegiatan wisata ditunjukan dengan pekerjaan sampingan yang dilakoni.

Persepsi pengunjung terhadap keadaan alam, fasilitas dan pengelolaannya di obyek wisata Air Panas berada pada penilaian baik. Penilaian buruk terletak pada aspek jaringan seluler dan keberadaan tempat sampah yang minim. Sedangkan persepsi pengunjung Curug Cigamea terhadap keadaan alam menunjukan hampir seluruhnya sedang, hanya saja fasilitas kebersihan masih dinilai buruk. Sedangkan untuk Curug Ngumpet dan Curug Seribu, persepsi wisatawan terhadap fasilitas dan pengelolaannya berada pada penilaian buruk. Hal tersebut dikarenakan belum optimalnya pengelolaan di kedua objek wisata tersebut. Preferensi pengunjung terhadap objek wisata Air Panas Curug Seribu menunjukan bahwa kelestarian alam merupakan hal terpenting. Sedangkan di Curug Cigamea dan Curug Ngumpet pembangunan sarana dan prasarana yang lengkap harus menjadi prioritas. Dampak ekonomi yang berasal dari pengeluaran wisatawan, yang dikeluarkan di luar obyek wisata sebesar ± 60 – 70 persen, dimana sekitar 40 persen dihabiskan untuk biaya transportasi. Artinya dampak ekonomi yang berasal dari tingkat pembelanjaan pengunjung masih rendah. Dampak ekonomi langsung (direct impact) yang berupa pendapatan pemilik unit usaha berkisar 38 – 43 persen. Sedangkan dampak tidak langsung (indirect impact) yang berupa pendapatan tenaga kerja masih sangat rendah berkisar 0-6 persen. Dampak ekonomi yang ditunjukan dengan nilai pengganda (multiplier)


(38)

20

yang dihasilkan di sejumlah lokasi relatif rendah, nilai Keynesian Iincome Multiplier tertinggi adalah 1.96, Ratio Income Multiplier Tipe I tertinggi adalah 1.65, dan Ratio Income Multiplier Tipe II tertinggi sebesar 2.00.

Penelitian yang juga menganalisis dampak ekonomi pariwisata dilakukan oleh Prasetio (2011). Penelitian yang dilakukannya yaitu analisis dampak ekonomi wisata bahari terhadap masyarakat di pulau pramuka taman nasional kepulauan seribu. Penelitian yang dilakukan oleh Prasetio (2011) menggunakan metode multiplier effect. Hasil dari penelitiannya adalah kawasan Taman Nasional Kepulauan Seribu (TNKpS) memiliki areal seluas 107.489 Ha yang ditunjuk dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor6310/Kpts-II/2002 tanggal 13 Juni 2002. Sebagai salah satu daerah tujuan wisata,kawasan wisata bahari di Pulau Pramuka memiliki potensi wisata seperti terumbukarang, pantai pasir putih, dan penangkaran penyu. Untuk mengetahui dampakekonomi kegiatan wisata bahari, maka dilakukan penelitian analisis dampak ekonomi wisata bahari terhadap masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi masyarakat sebelum dan setelah adanya pengembangankegiatan wisata bahari serta dampak ekonomi setelah adanya pengembangankegiatan wisata.

Penelitian dilaksanakan bulan Desember 2010 sampai Januari 2011 di Pulau Pramuka Taman Nasional Kepulauan Seribu. Kajian terhadap pengunjung dan masyarakat terlibat maupun tidak terlibat kegiatan wisata. Data dikumpulkan melalui studi pustaka, wawancara, dan kuesioner. Faktor-faktor yang mempengaruhi dampak ekonomi dianalisis dengan uji statistik t student dan konsep Multiplier. Kondisi ekonomi masyarakat Pulau Pramuka sebelum adanya pengembangan kegiatan wisata bahari memiliki profesi sebagai nelayan sebesar 40 persen, setelah adanya pengembangan kegiatan wisata bahari mata pencaharian masyarakat bertambah keragamannya yakni di bidang perdagangan, jasa dan akomodasi, budidaya perikanan, home industry, perbengkelan, industri kerajinan, warung, rumah makan, instansi swasta, pemerintahan dan lain-lain. Dampak yang terjadi akibat adanya pengembangan kegiatan wisata bahari bahwa nilai pengganda Keynesian Multiplier di Pulau Pramuka sebesar 1.44 artinya peningkatan pengeluaran wisatawan sebesar 1 rupiah akan berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat lokal sebesar 1.44 rupiah atau setara dengan


(39)

21 Rp 4896525. Ratio Income Multiplier Tipe I sebesar 1.45 artinya peningkatan 1 rupiah pendapatan pemilik unit usaha dari pengeluaran wisatawan akan mengakibatkan peningkatan pada dampak langsung dan tidak langsung (berupa pendapatan pemilik unit usaha dan tenaga kerja lokal) sebesar 1.45 rupiah atau setara dengan Rp 2141049. Nilai Ratio Income Multiplier Tipe II sebesar 1.8 artinya peningkatan 1 rupiah pengeluaran wisatawan akan mengakibatkan peningkatan sebesar 1.8 rupiah atau setara dengan Rp 2723247 pada total pendapatan masyarakat pada dampak langsung, tak langsung dan induced (berupa pendapatan pemilik usaha, tenaga kerja dan pengeluaran konsumsi di tingkat lokal). Hasil perhitungan nilai t atas pendapatan masyarakat yang terlibat sebesar -4.752 sedangkan –t hitung (-4.752) <-t tabel (t 0.025;29), maka kegatan wisata bahari memberikan pengaruh nyata terhadap masyarakat yang terlibat dan tidak terlibat kegiatan wisata baik sebelum dan sesudah adanya pengembangan kegiatan wisata bahari.

Dari beberapa penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya seperti pada penelitian terdahulu yang sudah dijelaskan secara singkat, maka dapat dilihat aspek, metode serta pendekatan yang digunakan dalam penelitian tersebut.Pada penelitian ini, aspeknya adalah mengenai dampak ekonomi dari kegiatan wisata yang terjadi di kawasan wisata alam Tanjung Mutiara Danau Singkarak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, analisis dampak berganda (multiplier effect), dan analisis stakeholder. Selain itu, terdapat satu aspek yang membedakan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu pada penelitian ini juga dikaji mengenai tingkat kepentingan dan pengaruh stakeholder dalam pengelolaan wisata alam Tanjung Mutiara di Danau Singkarak.


(40)

22

III KERANGKA PEMIKIRAN

Kawasan Danau Singkarak merupakan salah satu objek wisata yang terdapat di kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Kawasan Danau Singkarak mempunyai banyak potensi dan sumberdaya alam yang dapat dikembangkan menjadi objek wisata yang menarik, salah satunya yaitu kawasan wisata alam Tanjung Mutiara yang terletak di pinggir Danau Singkarak. Daya tarik keindahan alam, budaya, dan keanekaragaman hayati, merupakan modal dasar yang perlu dikelola sebaik mungkin untuk mencapai keberhasilan pembangunan di bidang pariwisata. Dengan adanya pembangunan pariwisata diharapkan dapat memberikan dampak langsung maupun tidak langsung dan lanjutan terhadap masyarakat sekitar lokasi wisata Tanjung Mutiara di Danau Singkarak, seperti terhadap peningkatan pendapatan dan kesempatan kerja yang pada gilirannya secara bersama-sama berfungsi menunjang pengembangan wilayah Kabupaten Tanah Datar.

Sektor pariwisata berhubungan erat dengan wisatawan sehingga dampak positif yang ditimbulkan oleh sektor pariwisata berasal dari jumlah kunjungan wisatawan, pengeluaran wisata baik wisatawan asing maupun wisatawan domestik, investasi yang dilakukan oleh industri pariwisata serta pengeluaran pemerintah di sektor pariwisata. Pengeluaran wisatawan selama melakukan perjalanan wisata akan mendorong terciptanya transaksi ekonomi bagi sektor-sektor penyedia barang dan jasa. Setiap tingkat perubahan wisatawan akan berpengaruh terhadap perubahan tingkat pengeluaran (output), nilai tambah, upah atau gaji, ketenagakerjaan, penerimaan devisa, dan neraca pembayaran.

Secara umum stakeholder dapat diartikan sebagai pihak yang mempunyai kepentingan atau perhatian dan berpengaruh terhadap suatu objek. Dalam pengembangan dan pengelolaan pariwisata tidak terlepas dari peran stakeholder, dimana para stakeholder memiliki pengaruh dan kepentingan dengan tingkat yang berbeda-beda dalam pengelolaan wisata tersebut. Berdasarkan uraian dan penjelasan mengenai apa dan bagaimana permasalahan dan latar belakang tentang kawasan wisata Tanjung Mutiara di Danau Singkarak, maka digambarkan skema kerangka pemikiran dari penelitian di kawasan ini, yaitu:


(41)

23

Gambar 3. Skema Kerangka Pemikiran Operasional Kegiatan pariwisata Tanjung

Mutiara di Danau Singkarak

Peningkatan jumlah kunjungan ke Tanjung Mutiara

Potensi ekonomi

Peningkatan peluang usaha

Dampak ekonomi terhadap masyarakat

setempat

Dampak ekonomi langsung

Dampak ekonomi

tidak langsung

Dampak ekonomi induced

Keynesian Multiplier effect

Pengelolaan wisata alam Tanjung Mutiara

Karakteristik pihak yang terkait dalam

kegiatan wisata

Tingkat pengaruh dan kepentingan stakeholder dalam pengelolaan wisata

Tanjung Mutiara Persepsi pihak yang

terkait dalam kegiatan wisata

Analisis deskriptif

Analisis stakeholder

Pengembangan lebih lanjut kawasan Tanjung Mutiara di Danau


(42)

24

IV METODE PENILITIAN

4.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kawasan Wisata Danau Singkarak yaitu Objek Wisata Tanjung Mutiara yang terletak di Desa Batu Taba, Kecamatan Batipuh Selatan, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive), dengan pertimbangan bahwa kawasan Tanjung Mutiara di Danau Singkarak merupakan kawasan wisata yang memiliki banyak potensi yang dapat dikembangkan menjadi salah satu kawasan wisata andalan. Selain memiliki panorama yang sangat indah, berbagai kegiatan pariwisata dapat dikembangkan di kawasan ini. Kawasan wisata Tanjung Mutiara di Danau Singkarak merupakan destinasi pariwisata yang cukup terkenal di Provinsi Sumatera Barat. Pengambilan data di lapangan dilakukan pada bulan Maret sampai dengan bulan April 2013.

4.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Data primer adalah data yang secara langsung dikumpulkan oleh peneliti, sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari berbagai pihak lain (perorangan, institusi, penelitian).

Pengumpulan data primer akan dilakukan dengan teknik survei yakni mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan baik lisan maupun tertulis dengan menggunakan kuisioner kepada pengunjung dan wawancara dengan unit usaha lokal, tenaga kerja, masyarakat dan stakeholder yang terlibat dalam kegiatan wisata. Berikutya, data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini merupakan data pendukung yang akan diambil dari berbagai instansi, studi literatur atau referensi lainnya (jurnal, buku, artikel hasil penelitian sebelumnya, dan penelusuran melalui internet) yang terkait dengan lingkup permasalahan penelitian.


(43)

25 4.3 Penentuan Populasi dan Responden

Dalam penelitian ini terdapat empat objek penelitian yaitu pengunjung, pelaku usaha, tenaga kerja, dan stakeholder. Pengambilan contoh (responden) digunakan untuk mencari informasi yang berkaitan dengan tujuan-tujuan penelitian. Dalam penelitian ini akan menggunakan cara pengambilan sampel yang berbeda pada tiap kelompok responden, mengingat perbedaan jenis data serta ketersediaan daftar populasi dari masing-masing kelompok responden. Responden penelitian akan diambil dengan melibatkan responden yang terkait secara langsung dan tidak lansung dengan aktivitas perekonomian di sekitar lokasi wisata alam Tanjung Mutiara Danau Singkarak. Pengambilan contoh menggunakan metode survei dan wawancara dengan kuisioner dan observasi terhadap responden.

Berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan, data yang didapatkan dari instansi terkait dan observasi lapang, objek wisata Tanjung Mutiara di Danau Singkarak dikunjungi oleh 3724 orang setiap tahunnya. Dari data tersebut dapat diperkirakan bahwa pada setiap bulannya objek wsata ini dikunjungi oleh 310 orang, dan dikarenakan objek wisata ini lebih ramai dikunjungi pada akhir pekan maka dapat diasumsikan pada tiap akhir pekan terdapat 70 orang pengunjung dewasa yang datang ke objek wisata ini. Maka dapat diperkirakan bahwa populasi pengunjung yang terdapat pada kawasan wisata alam Tanjung Mutiara Danau Singkarak adalah 70 orang setiap akhir pekan.

Metode pengambilan contoh terhadap pengunjung menggunakan metode non-probability sampling karena daftar populasi dari pengunjung tidak diketahui, dan jumlah populasi pengunjung sangat sulit untuk diketahui dikarenakan jumlah pengunjung yang datang tidak dapat diperkirakan secara pasti. Responden akan dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling dimana peneliti memiliki kebebasan untuk memilih siapa saja yang ditemui, hal ini relatif lebih mudah, cepat serta menghemat biaya, namun tentunya dengan tetap menjamin tingkat ketelitian. Responden adalah pengunjung yang berekreasi ke objek wisata Tanjung Mutiara di Danau Singkarak, dan bagi pengunjung yang datang secara berombongan hanya dipilih beberapa orang sebagai wakil rombongan. Jumlah sampel yangdipilih adalah sebanyak 40 orang.


(44)

26

Dari hasil observasi lapang yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa unit usaha yang terdapat di sekitar objek wisata alam Tanjung Mutiara Danau Singkarak bejumlah 69 unit.Unit usaha tersebut terbagi atas beberapa jenis diantaranya yaitu 7 unit rumah makan, 19 unit pedagang asongan, 31 unit kios, 11 unit penyewaan alat, dan 1 unit penginapan. Maka populasi unit usaha yang terdapat disekitar lokasi wisata Tanjung Mutiara Danau Singkarak adalah 69 unit. Penentuan sampel responden pada pelaku usaha di kawasan Danau Singkarak dilakukan dengan bentuk purposive sampling, dimana responden dipilih dan disesuaikan dengan kriteria tertentu berdasarkan keterwakilan jenis usaha. Jumlah responden untuk pelaku usaha adalah sebanyak 30 orang dimana berdasarkan jumlah populasinya maka penentuan sampel dibagi atas 4 unit untuk rumah makan, 9 unit untuk pedagang asongan, 13 unit untuk kios, 3 unit untuk penyewaan alat, dan 1 unit untuk penginapan.

Selain itu beberapa unit usaha tersebut ada yang memiliki tenaga kerja. Jumlah tenaga kerja yang bekerja pada unit usaha tersebut berbeda-beda pada tiap jenis usahanya. Untuk usaha rumah makan, umumnya memiliki tenaga kerja sebanyak 4 – 6 orang, untuk usaha kios umumnya memiliki tenaga kerja sebanyak 1 – 3 orang namun pada unit usaha kios hanya sebagian yang memiliki tenaga kerja, untuk usaha penyewaan alat sebagian memiliki tenaga kerja sebanyak 1 – 2 orang, dan untuk usaha penginapan memiliki tenaga kerja sebanyak 6 orang.

Dari hasil observasi di lapangan jumlah populasi tenaga kerja yang bekerja pada unit usaha yang terdapat di sekitar kawasan wisata alam Tanjung Mutiara Danau Singkarak adalah sebanyak 80 orang. Penentuan sampel responden pada tenaga kerja di kawasan wisata Tanjung Mutiara Danau Singkarak dilakukan dengan bentuk purposive sampling, dimana anggota responden akan dipilih dan disesuaikan dengan kriteria tertentu berdasarkan keterwakilan jenis usaha. Jumlah responden untuk tenaga kerja adalah sebanyak 30 orang dimana berdasarkan jumlah populasinya maka penentuan sampel dibagi atas 14 orang untuk jenis usaha rumah makan, 14 orang untuk jenis usaha kios, dan 2 orang untuk jenis usaha penginapan.

Objek penelitian yang terakhir adalah stakeholder dimana stakeholder yang dimaksud dalam hal ini adalah semua pihak yang terlibat dalam pemanfaatan


(45)

27 dan pengelolaan wisata alam Tanjung Mutiara di Danau Singkarak. Berdasarkan hasil observasi lapang yang telah dilakukan maka diketahui bahwa terdapat 12 stakeholder yang terlibat dalam pemanfaatan dan pengelolaan wisata alam Tanjung Mutiara di Danau Singkarak, yaitu Dinas Kebudayaan dan Priwisata, Dinas Pekerjaan Umum, BAPPEDA, Dinas Perikanan dan Kelautan, BPLH, Pemerintah Kecamatan, Pemerintah Nagari, Pelaku usaha, pnpm desa, LKM, masyarakat pengelola, masyarakat sekitar dan nelayan. Penentuan sampel responden untuk stakeholderdisesuaikan dengan kriteria tertentu bardasarkan keterlibatannya dalam pengelolaan dan pemanfaatan wisata alam Tanjung Mutiara di Danau Singkarak. Dari 12 stakeholder tersebut diambil beberapa orang informan dari tiap stakeholder. Informan yang diambil merupakan orang-orang yang berkompeten dalam memberikan informasi terkait pemanfaatan dan pengelolaan wisata alam Tanjung Mutiara di Danau Singkarak.

4.4 Metode Analisis Data

Analisis data bertujuan untuk menyederhanakan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dipahami dan diinterpretasikan. Data yang akan dicari kemudian dikumpulkan dan selanjutnya akan dianalisis secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel, gambar atau grafik serta perhitungan matematik. Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan akan diolah dengan aplikasi komputer, seperti Microsoft Excel 2007. Metode anlisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri atas tiga metode yaitu, analisis deskriptif, analisis dampak berganda (multiplier effect), dan analisis stakeholder.

Tabel 1. Matriks Metode Analisis Data

Tujuan Penelitian Jenis dan Sumber Data Metode Analisis Data Mengidentifikasi karakteristik

pengunjung,pelaku usaha, tenaga kerja, dan pengelola (stakeholder) di sekitar kawasan wisata Tanjung Mutiara Danau Singkarak.

Mengidentifikasi

persepsipengunjung, pelaku usaha, tenaga kerja, dan pengelola (stakeholder) tentang wisata alam Tanjung Mutiara di Danau Singkarak.

Data primer dengan wawancaramenggunaka n kuisioner.

Data primer dengan wawancaramenggunaka n kuisioner.

Analisis deskriptif


(46)

28

Tabel 1. (lanjutan)

Tujuan Penelitian Jenis dan Sumber Data Metode Analisis Data Menganalisis dampak kegiatan

wisata alam Tanjung Mutiara di Danau Singkarak terhadap perekonomian masyarakat setempat.

Menganalisis tingkat pengaruh dan kepentingan pengelola, pelaku usaha, dan masyarakat sekitar dalam pengelolaan dan pengembangan objek wisata alam Tanjung Mutiara di Danau Singkarak.

Data primer dengan wawancara

menggunakan kuisioner.

Data primer dan sekunder dari aktor terkait.

Efek multiplier (keynesian income multiplier, Ratio income multiplier) Analisis stakeholder

4.4.1 Analisis Deskriptif

Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Metode deskriptif merupakan pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Selain itu, metode deskripif memiliki tujuan membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta, sifat dan hubungan antar fenomena yang diteliti.

Metode analisis ini akan digunakan untuk menjawab beberapa tujuan penelitian yang akan dilakukan. Penjelasan secara deskriptif berdasarkan informasi dan data yang akan diperoleh melalui wawancara dan pengamatan langsung memerlukan interpretasi sebagai gambarannya. Tujuan penelitian yang akan diteliti dengan metode ini adalah sebagai berikut :

4.4.1.1Karakteristik Pengunjung, Pelaku Usaha, Tenaga Kerja, dan Pengelola (stakeholder)

Karakteristik pengunjung, pelaku usaha, tenaga kerja, dan stakeholder perlu diidentifikasi untuk mengetahui bagaimana tren yang terdapat pada kegiatan wisata alam di Danau Singkarak. Untuk mengidentifikasi karakteristik pengunjung menggunakan indikator atau parameter umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir, pendapatan, pekerjaan, jumlah tanggungan, daerah asal, frekuensi kunjungan, sumber informasi, dan lain sebagainya. Untuk


(47)

29 mengidentifikasi karakteristik pelaku usaha, indikator atau parameter yang digunakan adalah umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir, pendapatan, dan lama berusaha.

Tabel 2. Matriks Keterkaitan untuk Karakteristik Tujuan Penelitian Indikator / Parameter Jenis Data Cara Mengumpul-kan Data Metode Analisis Mengidentifi-kasi karakteristik Pengunjung, Pelaku Usaha, Tenaga Kerja dan Pengelola (stakeholder), di sekitar kawasan wisata alam Tanjung Mutiara di Danau Singkarak.  Identifikasi karakteristik pengunjung: Usia, jenis kelamin, pendidikan pekerjaan, pendapatan, tempat berdomisili.  Identifikasi karakteristik pelaku usaha dan tenaga kerja: Usia, jenis kelamin, pendidikan, penduduk asli/tidak.  Identifikasi karakteristik pengelola: masyarakat, pelaku usaha, lemebaga pemerintah.  Data primer  Data primer  Data primer  Wawancara mengguna-kan kuisioner kepada pengunjung wisata.  Wawancara mengguna-kan kuisioner kepada pelaku usaha di sekitar kawasan wisata.  Wawancara mengguna-kan kuisiner kepada aktor pengelola. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif.

Untuk mengidentifikasi karakteristik tenaga kerja menggunakan indikator atau parameter umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir, jenis usaha, lama bekerja, dan pendapatan. Sedangkan untuk mengidentifikasi karakteristik stakeholder menggunakan indikator atau parameter umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir, tempat bekerja, dan pendapatan. Selain itu, analisis karakteristik ini juga diperlukan untuk menunjang persepsi baik dari pengunjung maupun pihak-pihak


(48)

30

lain yang memiliki pengaruh dan kepentingan dalam pengelolaan dan pengembangan wisata alam Tanjung Mutiara di Danau Singkarak.

4.4.1.2Persepsi Pengunjung, Pelaku Usaha, Tenaga Kerja, dan Pengelola Persepsi pengunjung, palaku usaha, tenaga kerja, dan pengelola terhadap keberadaan dan kondisi wisata alam Tanjung Mutiara di Danau Singkarak, penting untuk diketahui. Hal ini dilakukan terhadap fasilitas, sarana, sikap masyarakat, dan pengelolaan. Persepsi adalah proses dimana individu memilih, mengorganisasikan dan mengartikan stimulus yang diterima melalui alat inderanya menjadi suatu makna (Rangkuti, 2002 dalam Agustina, 2009).

Tabel 3. Matriks keterkaitan untuk Persepsi Tujuan

Penelitian

Indikator / Parameter

Jenis Data Cara Mengumpulkan Data Metode Analisis Mengidentifi-kasi persepsi pengunjung, pelaku usaha, tenaga kerja dan pengelola (stakeholder) di sekitar kawasan wisata alam Tanjung Mutiara di Danau Singkarak.  Identifikasi persepsi pengunjung: fasilitas, sarana dan prasarana, aksesibilitas, sikap masyarakat, pengelolaan.  Identifikasi persepsi pelaku usaha: fasilitas, sarana dan prasarana, aksesibilitas, sikap masyarakat, pengelolaan.  Identifikasi persepsi tenaga kerja: fasilitas, sarana dan prasarana, aksesibilitas, sikap masyarakat, pengelolaan.  Data primer  Data primer  Data primer  Wawancara menggunakan kuisioner kepada pengunjung wisata.  Wawancara menggunakan kuisioner kepada pelaku usaha  Wawancara menggunakan kuisiner kepada tenaga  Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif.


(49)

31 Tabel 3. (lanjutan)

Tujuan Penelitian

Indikator / Parameter

Jenis Data Cara Mengumpulkan

Data

Metode Analisis  Identifikasi

persepsi pengelola: fasilitas, sarana dan prasarana, aksesibilitas, sikap masyarakat, pengelolaan.

 Data primer

 Wawancara menggunakan kuisioner kepada aktor/

stakeholder

Persepsi pengujung, pelaku usaha, pengelola (stakeholder), dan nelayan akan diukur dengan menggunakan skala likert mulai dari 1 sampai 5, dimana 0 = tidak tersedia, 1 = sangat buruk, 2 = buruk, 3 = sedang, 4 = baik, dan 5 = sangat baik. Analisis awal yang akan dilakukan adalah mendeskriptifkan data yang diperoleh dengan mempresentasikan hasil tersebut menggunakan software Microsoft Excel dan kemudian menginterpretasikannya.

4.4.2 Analisis Dampak Berganda (Multiplier Effect Analysis)

Informasi yang akan ditelusuri sangat terkait dengan hasil analisa yang diharapkan. Analisa dampak akan dilakukan pada masing-masing kelompok pelaku kegiatan wisata. Kelompok pertama adalah unit usaha lokal penyedia barang dan jasa untuk kegiata wisata. Informasi penting terkait dengan dampak ekonomi adalah (1) proporsi perputaran uang yang berasal dari pengeluaran pengunjung ke unit usaha tersebut, (2) proporsi antara kesempatan kerja yang dapat diciptakan oleh unit usaha tersebut, (3) proporsi dari perputaran arus uang terhadap tenaga kerja lokal, supplier, investor, pajak, (4) tipe dan kuantitas bahan baku yang dibutuhkan, dan (5) rencana investasi ke depan. Dari sejumlah informasi tersebut diharapkan dapat diperoleh estimasi mengenai dampak langsung (direct impact) dari pengeluaran pengunjung terhadap masyarakat lokal, estimasi biaya sumberdaya yang diperlukan untuk menyediakan barang dan jasa yang diperlukan oleh pengunjung, serta estimasi mengenai rencana investasi ke depan.


(50)

32

Tabel 4. Matriks keterkaitan untuk Dampak Ekonomi Tujuan

Penelitian

Indikator / Parameter

Jenis Data Cara Mengumpul-kan Data Metode Analisis Menganalisis dampak kegiatan wisata alam Tanjung Mutiara di Danau Singkarak terhadap perekonomian masyarakat setempat.  Estimasi pengeluaran pengunjung: jasa wisata, transportasi, konsumsi, sewa alat, penginapan, souvenir, dan sebagainya.  Estimasi pendapatan pelaku usaha: Dari pengeluaran pengunjung dan pendapatan dari unit usaha yang dijalankan.  Estimasi pengeluaran unit usaha: upah tenaga kerja, pembelian bahan baku, biaya operasional, biaya pemeliharaan, transportasi  Estimasi pendapatan dan pengeluaran tenaga kerja: upah kerja, pangan harian, transportasi lokal.  Data primer  Data primer  Data primer  Data primer  Wawancara menggunakan kuisioner kepada pengunjung wisata.  Wawancara menggunakan kuisioner kepada pelaku usaha  Wawancara menggunakan kuisiner kepada pelaku usaha  Wawancara menggunakan kuisioner kepada tenaga kerja yang bekerja pada unit usaha Metode analisis data yang digunakan adalah metode Keynesian Income Multiplier dan Ratio Income Mulitiplier.

Kelompok kedua adalah tenaga kerja lokal pada unit usaha lokal penyedia barang dan jasa untuk kegiatan wisata. Informasi penting terkait dengan dampak ekonomi adalah (1) jumlah tenaga kerja yang terdapat pada lokasi wisata, (2) jumlah jam kerja dan tingkat upah, (3) proporsi dari pengeluaran sehari-hari pekerja yang dilakukan di dalam dan di luar wilayah, dan (4) kondisi pekerjaan


(51)

33 sebelum bekerja di unit usaha saat ini. Dari data tersebut diharapkan dapat diperoleh estimasi mengenai dampak tidak langsung (indirect impact) dan dampak lanjutan (induced impact) dari pengeluaran pengunjung. Kelompok terakhir adalah masyarakat lokal, dimana informasi penting terkait dengan dampak ekonomi adalah informasi menganai manfaat dan biaya yang ditimbulkan dari kegiatan wisata tersebut, kebanggan di tingkat masyarakat lokal, dan sejauh mana mereka menilai sumberdaya yang tersedia.

Dari keseluruhan informasi responden maka akan diperoleh informasi mengenai pengeluaran pengunjung, serta aliran uang sejumlah dana tersebut yang akan memberikan dampak langsung, dampak tidak langsung, dan dampak lanjutan bagi perekonomian lokal. Dampak ekonomi ini dapat diukur dengan menggunakan efek pengganda atau multiplier effect dari arus uang yang terjadi. Dalam mengukur dampak ekonomi kegiatan pariwisata di tingkat lokal, terdapat dua tipe pengganda, yaitu:

1. Keynesian Local Income Multiplier, yaitu nilai yang menunjukkan berapa besar pengeluaran pengunjung berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat lokal.

2. Ratio Income Multiplier, yaitu nilai yang menunjukkan seberapa besar dampak langsung yang dirasakan dari pengeluaran pengunjung berdampak pada keseluruhan ekonomi lokal. Pengganda ini mengukur dampak tidak langsung dan dampak induced.

Secara matematis dirumuskan :

Keynesian Income Multiplier = ...(4.1) Ratio Income Multiplier, Tipe I =

...(4.2) Ratio Income Multiplier, Tipe II = …...(4.3)

dimana :

E : pengeluaran pengunjung (Rupiah)

D : pendapatan lokal yang diperoleh secara langsung dari E (Rupiah) N : pendapatan lokal yang diperoleh secara tidak langsung dari E (Rupiah) U : pendapatan lokal yang diperoleh secara induced dari E (Rupiah)


(52)

34

Dengan mengidentifikasi dampak ekonomi serta kebocoran yang terjadi, indirect dan iduced impact dari kegiatan wisata dapat diestimasi. Selanjutnya informasi ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi produk apa yang dibutuhkan namum belum tersedia di lokasi tersebut, dan manfaat apa yang akan diterima oleh masyarakat.

4.4.3 Analisis Stakeholder

Analisis Stakeholder dilakukan terkait dengan pemanfaatan, pengembangan, dan pengelolaan kawasan wisata Tanjung Mutiara Danau Singkarak di Kabupaten Tanah Datar. Stakeholder atau aktor adalah orang / lembaga / organisasi yang berperan dalam pemanfaatan dan pengelolaan kawasan wisata. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui siapa saja yang berperan dalam pengelolaan, apa kepentingan dari setiap stakeholder, dan bagaimana pengaruhnya terhadap pengambilan suatu kebijakan terkait pengelolaan kawasan wisata tersebut.

Tabel 5. Matriks keterkaitan untuk Ananlisis Stakeholder Tujuan

Penelitian

Indikator / Parameter

Jenis Data Cara Mengumpul-kan Data Metode Analisis Menganalisis tingkat pengaruh dan kepentingan pengelola, pelaku usaha, dan masyarakat dalam pengelolaan obyek wisata alam Tanjung Mutiara di Danau Singkarak.  Identifikasi aktor: aktor-aktor yang terlibat dalam pengelolaan wisata  Analisis kepentingan: nilai kepentingan aktor dalam pengelolaan wisata  Analisis pengaruh: pengaruh aktor / stakeholder dalam pengelolaan wisata  Data primer dansekun der  Data primer dan sekunder  Data primer dan sekunder  Wawancara mengguna-kan kuisioner.  Wawancara mengguna-kan kuisioner dan pendekatan dokumen.  Wawancara mengguna-kan kuisiner dan pendekatan dokumen. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis stakeholder.

Semua pihak atau stakeholder dianggap berperan penting dalam merumuskan suatu kebijakan, namun masing-masing stakeholder memiliki tingkat


(1)

105 3. Siapa stakeholder yang paling dominan dan paling lemah dalam pengelolaan

wisata Danau Singkarak?

Petunjuk : berilah tanda (x) pada kolom yang menururt anda sesuai dengan perannya.

No Stakeholder Peran pengelolaan

Dominan Lemah

1. Dinas Pariwisata

2. Dinas Pekerjaan Umum (PU)

3. Pemerintah Kecamatan Batipuh Selatan 4. LKM

5. Pelaku Usaha 6. Masyarakat

4. Bagaimana tingkat kepentinganstakeholder dalam pengelolaan wisata Danau Singkarak?

Petunjuk : berilah tanda (x) pada kolom yang menururt anda sesuai dengan perannya.

Aktor Tingkat Kepentingan

1 2 3 4 5

Dinas Pariwisata

Dinas Pekerjaan Umum (PU)

Pemerintah Kecamatan Batipuh Selatan

LKM

Pelaku Usaha Masyarakat

Keterangan : 1= sangat rendah. 2 = rendah. 3 = sedang. 4 = tinggi. 5 = sangat tinggi

5. Apa saja kepentingan/kebijakan yang dilakukan oleh organisasi/lembaga ini dalam pengelolaan wisata Danau Singkarak?

1. ... 2. ... 3. ... 4. ... 5. ...


(2)

106

6. Menurut anda bagaimana sikap organisasi/lembaga ini terhadap kepentingan / kebijakan yang dibuat dalam pengelolaan Danau Singkarak?

Petunjuk : berilah tanda (x) pada kolom yang menururt anda sesuai dengan perannya.

No Kepentingan

Skor

1 2 3 4 3

Keterangan :

1= sangat rendah. 2 = rendah. 5 = sangat tinggi 3 = sedang. 4 = tinggi.

7. Bagaimana pengaruhstakeholder dalam pengelolaan wisata Danau Singkarak?

Petunjuk : berilah tanda (x) pada kolom yang menururt anda sesuai dengan perannya.

No Pengaruh Skor

1 2 3 4 5

1. Sumberdaya Manusia (SDM) 2. Finansial

3. Politik

Keterangan : 1= sangat rendah. 2 = rendah. 3 = sedang. 4 = tinggi. 5 = sangat tinggi.

D. Harapan dan Saran Anda


(3)

107


(4)

108


(5)

(6)

110

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Batusangkar pada tanggal 14 Januari 1991. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Penulis memulai pendidikan di TK Abadi Balai Diateh pada tahun 1996, dan dilanjutkan dengan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri 03 Sungayang, lulus pada tahun 2003. Setelah itu melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sungayang, lulus pada tahun 2006. Kemudian melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sungayang dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun yang sama, penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam berbagai kegiatan baik di dalam kampus maupun di luar kampus. Penulis pernah menjadi anggota organisasi daerah Himpunan Mahasiswa Serambi Mekah dan Pagaruyung (HIMASEREMPAG) tahun 2010 sampai dengan sekarang. Selain itu penulis juga aktif di berbagai kepanitiaan kegiatan mahasiswa dan peserta berbagai kegiatan seminar terkait bidang ilmu maupun di luar bidang ilmu penulis.