40
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi
Self Efficacy Kategori
Range Frekuensi
Prosentase
Sangat rendah 70-82
11 9,16
Rendah 83-95
44 36,67
Sedang 96-108
50 41,67
Tinggi 109-121
15 12,5
Jumlah 120
100
Berdasarkan tabel 4.6 dapat disimpulkan bahwa siswa kelas XI Akuntansi SMK Diponegoro yang memiliki self efficacy masuk
kategori sangat rendah ada 11 siswa dengan prosentase 9,16 , siswa yang masuk dalam kategori self efficacy rendah ada 44
siswa dengan prosentase 36,67, siswa yang masuk dalam kategori self efficacy sedang ada 50 siswa dengan prosentase 41,67
, dan siswa yang memiliki self efficacy masuk dalam kategori tinggi ada 50 siswa dengan prosentase 12,5 .
4.4 Analisis Korelasi
Sebelum melakukan analisis korelasi, penulis melakukan uji normalitas data untuk mengetahui karakteristik data tersebut. Dengan tujuan untuk
mengetahui apakah sebaran data tersebut normal atau tidak. Jika data tersebut normal, maka data tersebut dianggap dapat mewakili populasi.
Dalam menguji normalitas data metode yang digunakan adalah Kolmogorov-Smirnov. Hasil uji Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada
tabel 4.7 :
41
Tabel 4.7 Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
motivasi Selfefficacy
N 120
120 Normal Parameters
a
Mean 2.4000
2.5833 Std. Deviation
1.13214 1.18474
Most Extreme Differences Absolute
.207 .213
Positive .167
.158 Negative
-.218 -.213
Kolmogorov-Smirnov Z 1.298
1.262 Asymp. Sig. 2-tailed
.079 .084
a. Test distribution is Normal.
Berdasarkan hasil uji normalitas didapatkan data motivasi belajar dengan signifikansi sebesar 0,079. Seperti digambarkan pada kurva berikut
ini:
Sedangkan data self efficacy dengan sig. 0,084.Seperti yang tergambar pada kurva berikut ini:
42
Data dikatakan normal apabila p0,050. Data motivasi belajar dan self efficacy dikatakan normal, dan penelitian dapat dilanjutkan.
Setelah penulis melakukan uji normalitas data, maka penulis melanjutkan uji analisis korelasi antara self efficacy dengan motivasi belajar
siswa kelas XI SMK Diponegoro Salatiga. Analisis korelasi yang digunakan adalah teknik korelasi yang menggunakan program SPSS for Windows
Release 16.0 dengan rumus korelasi kendall’s tau_b karena data dalam
penulisan ini merupakan data ordinal Sugiyono, 2011. Hasil korelasi antara self efficacy dengan motivasi belajar siswa kelas XI Akuntansi SMK
Diponegoro Salatiga, dapat dilihat pada tabel 4.8:
43
Tabel 4.8 Korelasi antara
self efficacy dengan motivasi belajar kelas XI Akuntansi SMK Diponegoro Salatiga Tahun Ajaran 20132014
Berdasarkan tabel 4.8 korelasi antara self efficacy dengan motivasi belajar siswa, diperoleh r sebesar 0,559 dengan p = 0,000 p0,01,
sehingga terdapat hubungan yang signifikan antara self efficacy dengan motivasi belajar siswa kelas XI Akuntansi SMK Diponegoro Salatiga Tahun
Ajaran 20132014.
Sugiyono 2009 mengategorikan tingkat koefisien korelasi tabel sebagai berikut:
Correlations
Motivasi Selfefficacy
Kendalls tau_b Motivasi
Correlation Coefficient 1.000
.559 Sig. 2-tailed
. .000
N 120
120 Selfefficacy
Correlation Coefficient .559
1.000 Sig. 2-tailed
.000 .
N 120
120 . Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed.
44
Tabel 4.9 Tingkat Koefisien Korelasi Menurut Sugiyono 2009
NO Interval Korelasi
Tingkat Hubungan
1. 0,00-0,199
Sangat rendah 2.
0,20-0,399 Rendah
3. 0,40-0,599
Sedang 4.
0,60-0,799 Tinggi
5. 0,80-1,00
Sangat tinggi
Sesuai dengan pedoman tabel kriteria menurut Sugiyono 2009 di atas, skor hasil koefisien korelasi antara self efficacy dengan motivasi belajar siswa
kelas XI SMK Diponegoro Tahun Ajaran 20132014 yang didapatkan melalui uji korelasi
kendall’s tau_byaitu r sebesar 0,559 berada pada kategori sedang.
4.5 Uji Hipotesis