14 meningkatkan kinerja lingkungan keuangan suatu entitas.
Moorthy dan Yacob, 2013 : 2
2.2 Biaya Lingkungan
Biaya lingkungan adalah dampak yang timbul dari sisi keuangan maupun non keuangan yang harus dipikul sebagai akibat dari
kegiatan yang
mempengaruhi kualitas lingkungan. Arfan, 2008 : 13. Menurut Hansen dan
Mowen 2007 biaya lingkungan diklasifikasikan sebagai berikut : 1.
Enviromental Prevention Cost Biaya Pencegahan Biaya untuk mencegah aktivitas produksi dan limbah yang dapat menyebabkan
kerusakan lingkungan. Contoh : evaluasi dan seleksi supplier.
2. Enviromental Detection Cost Biaya Deteksi
Biaya untuk menentukan apakah produk, proses dan kegiatan lainnya dalam badan usaha telah sesuai dengan standar lingkungan yang berlaku.
Contoh : memeriksa produk dan proses. 3.
Enviromental Internal Failure Cost Biaya kegagalan internal Biaya yang terjadi dari aktivitas kontaminasi limbah yang di produksi, tetapi
belum memberi dampak pada lingkungan masih dalam badan usaha. Contoh : biaya mendaur ulang hasil limbah.
4. Enviromental External Failure Cost Biaya kegagalan eksternal
Biaya yang digunakan setelah adanya pemakaian limbah yang mengganggu lingkungan sekitar. Terjadi dari aktivitas kontaminasi dan limbah yang di
produksi telah mencapai lingkungan keluar dari badan usaha.
15 Contoh : biaya ganti rugi atas complain pelanggan. Farida, 2013:3
3. METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini dibutuhkan sejumlah data yang relevan. Jenis data yang digunakan didalam penelitian ini adalah data primer. Data primer diperoleh
dengan cara membagikan kuisioner yang berisi mengenai preferensi kepentingan laundry, kepedulian laundry terhadap lingkungan, kesadaran
atas biaya
lingkungan, pengetahuan biaya, pengetahuan biaya lingkungan dan gaya pengeluaran individu. Kuisioner tersebut dibagikan kepada UMKM laundry
yang ada di Kota Salatiga dan wawancara kepada pemilik atau pengelola laundry tersebut. Sedangkan untuk sumber data dari penelitian ini yaitu jenis usaha jasa
laundry yang ada di Kota Salatiga. Kemudian untuk variabel yang digunakan dalam peneitian ini adalah
kepedulian dan pengetahuan. Kepedulian menurut Meliseh 2002 adalah salah satu hasil perhatian dari suatu peristiwa atau proses belajar yang terjadi secara
alami. Kepedulain terhadap lingkungan diungkapkan dalam bentuk ungkapan verbal dan perilaku tindakan nyata. Sedangkan menurut Notoatmodjo 2003 :
16, pengetahuan knowledge adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga
mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh UMKM laundry yang ada di
daerah Kota Salatiga. Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah 50 jenis usaha laundry yang ada di Kota Salatiga. Sampel diambil dengan menggunakan
16 metode snowball sampling. Metode ini digunakan karena dalam mencari data
dalam penelitian ini dilakukan secara berantai multi level. Pertama menyebar kuisoner ke satu tempat laundry, kemudian bertanya kepada laundry tersebut
dimana terdapat laundry yang lainnya.Sehingga ukuran sampel tersebut akan semakin besar. Dalam penelitian ini, langkah analisis yang dilakukan adalah :
1. Menginput data dari hasil kuisioner yang telah disebar.
2. Melakukan skoring terhadap data.
3. Identifikasi urutan preferensi.
4. Identifikasi data pada sub pertanyaan kepedulian terhadap lingkungan,
kesadaran biaya lingkungan, pengetahuan biaya, pengetahuan biaya lingkungan, dan gaya pengeluaran individu. Untuk setiap jawaban dari sub
pertanyaan tersebut diberikan skor 1 = sangat tidak setuju, skor 2 = tidak setuju, skor 3 = kurang setuju, skor 4 = netral, skor 5 = cukup setuju, skor 6 =
setuju, dan skor 7 = sangat setuju.
5. Menganalisis hasil dari setiap identifikasi yang telah dilakukan pada setiap
sub pertanyaan.
6. Mengambil kesimpulan dari setiap hasil analisis yang dilakukan per sub
pertanyaan.
4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskritif Responden
Dari jumlah sampel sebanyak 50 para pengusaha jasa laundry yang diambil dengan menggunakan metode snowball sampling di Kota Salatiga,