BAB III EKSPERIMEN
A. Tempat Eksperimen
Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Fisika FMIPA, Universitas Sanata Dharma.
B. Alat dan Bahan
1. Susunan dan Prinsip Kerja Alat
Susunan alat yang digunakan dalam penelitian ini seperti pada gambar 3.1.
Laser He-Ne Beam splitter
Light sensor 1 Medium
Penghalang Lensa
Light sensor 2
Interface
Komputer
Gambar 3.1 Susunan alat 1
17 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Untuk susunan alat seperti gambar 3.1 prinsip kerja alatnya adalah sinar laser diarahkan pada kaca pembagi berkas. Digunakan laser He-Ne
sebagai sumber sinar. Setelah mengenai kaca, maka sinar tersebut akan sebagian ditransmisikan Io dan sebagian lagi akan direfleksikan Ip.
Pengukuran intensitas awal sinar laser Io dilakukan dengan pengukuran Ip oleh light sensor 1. Sinar yang ditransmisikan Io akan diteruskan
menuju medium berpartikel. Pada medium sinar laser akan ada yang diteruskan dan dihamburkan. Sinar yang diteruskan akan ditutupi oleh
penghalang. Sinar laser terhambur disebabkan oleh adanya partikel dalam medium. Sinar laser yang terhambur ditangkap oleh lensa cembung.
Sehingga bayangan sinar laser terhambur yang terjelas dapat diterima oleh light sensor 2. Intensitas sinar laser yang diterima oleh light sensor 2
dicatat sebagai Is. Semakin banyak partikel didalam medium, maka sinar laser yang terhambur akan semakin banyak dan nilai Is semakin besar.
Pada susunan alat ini, pengukuran intensitas sinar dilakukan dengan pengukuran iluminasi dengan satuan lux oleh alat light sensor yang
dipakai. Alat light sensor dihubungkan ke komputer menggunakan interface. Light sensor 1 dihubungkan ke channel 1 pada interface. Light
sensor 2 dihubungkan ke channel 2 pada interface. Program komputer yang dipakai untuk mengumpulkan dan menampilkan data adalah
program Logger Pro 3.
18 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Bahan
a. Pencucian wadah yang akan digunakan
Sebelum membuat larutan standar semua wadah dicuci terlebih dahulu, kemudian dibilas dengan aquades.
b. Penyiapan pelarut
Pelarut dibuat dari aquades c.
Pembuatan standar Ada 2 hal penting dalam pembuatan larutan standar yaitu penyiapan
larutan induk dan pembuatan standar dengan proses pengenceran larutan induk. Untuk pembuatan standar air dengan turbiditas berbeda-beda
membutuhkan larutan induk air keruh dengan turbiditas 103 NTU. Langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan jangkauan
turbiditas yang diinginkan. Langkah selanjutnya adalah proses pengenceran larutan induk. Untuk menentukan seberapa banyak larutan
induk yang diambil untuk diencerkan digunakan persamaan : T
1
.V
1
=T
2
.V
2
................................................................ 3.1 dengan
T
1
= Turbiditas larutan induk V
1
= Volume larutan induk yang diambil untuk diencerkan
T
2
= Turbiditas standar yang diinginkan V
2
= Volume standar yang diinginkan
19 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Larutan standar dengan turbiditas 6 NTU diperoleh dari pengenceran 3 ml larutan induk dengan turbiditas 103 NTU dengan penambahan
aquades hingga volumenya 50 ml. Langkah selanjutnya dengan proses yang sama, dilakukan pengenceran larutan induk sehingga mendapatkan
standar air dengan turbiditas berturut-turut sebesar 12 NTU; 18 NTU; 24 NTU; 30 NTU; 36 NTU; 42 NTU; dan 49 NTU. Untuk standar air dengan
turbiditas 0 nol digunakan aquades.
d. Pengambilan sampel
Pengambilan sampel dilakukan secara berkala setiap minggunya. Sampel diambil pada 5 tempat di kampus III Universitas Sanata Dharma
sebagai berikut : 1. Sumur 1 selatan berlokasi di sebelah kolam ikan kampus paingan
dengan kedalaman 18 m 2. Sumur 2 utara berlokasi di belakang Kantor Sekertariat Fakultas
Farmasi dengan kedalaman 40 m 3. Instalasi ke kamar mandi hall lantai 1
4. Instalasi ke
kamar mandi lantai 4 lab teknik
5. Instalasi ke kamar mandi lantai 1 samping Lab Bahasa Pengambilan sampel telah dilakukan sebanyak 22 kali selama
22 minggu. Setiap minggu pengambilan akan didapat 5 sampel air.
20 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
e. Prosedur pengisian sampel
1. Setiap sampel dari tiap bagian sistem penyaringan air dimasukkan
dalam botol air mineral. Kemudian saat melakukan pengukuran, sampel dimasukkan dalam botol kaca.
2. Sebelum sampel dimasukkan dalam botol, botol dicuci dulu dengan
aquades agar tidak ada partikel lain yang menempel pada botol, yang kemungkinan dapat mempengaruhi hasil pengukuran
3. Sebelum sampel air dimasukkan dalam botol, sampel air dikocok
dahulu saat masih di botol air mineral agar partikel dalam sampel air dapat tercampur rata, setelah itu masukkan sampel dalam botol.
4. Usahakan tidak ada gelembung udara dalam botol yang sudah diisi
sampel, karena gelembung udara ini bisa mempengaruhi peristiwa hamburan yang akan terjadi
5. Pengambilan data dimulai dengan sampel yang tidak begitu keruh
secara fisik dapat dilihat langsung dengan mata dan seterusnya dengan sampel yang bertambah kekeruhannya.
6. Setiap akan mengganti sampel, botol dicuci dulu dengan sampel
yang selanjutnya akan diukur. Hal ini dilakukan agar sisa-sisa air sebelumnya hilang, sehingga tidak mempengaruhi hasil pengukuran
21 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Langkah Analisis data a.
Pengukuran Kalibrasi dan pengambilan data Untuk dapat menentukan tingkat kekeruhan sampel maka perlu
adanya pengkalibrasian. Tujuan dari kalibrasi adalah untuk menentukan hubungan antara output dengan input pada suatu kondisi satu input
divariasi dan input lain tetap konstan, sehingga input lain tidak
memberikan sumbangan output. Pengkalibrasian ini dilakukan pada
susunan alat yang pertama maupun pada susunan alat yang kedua. Dari grafik kalibrasi kita bisa menentukan kemiringan atau slope
atau gradien garis grafik. Kemiringan ini menunjukkan seberapa besar perubahan output untuk satu satuan perubahan input.
Pada penelitian ini dilakukan pengkalibrasian dengan pengukuran IsIp untuk tiap standar air dengan kekeruhan tertentu. Dari pengukuran ini
dapat dibuat grafik hubungan antara IsIp terhadap turbiditas standar air. Dari grafik kalibrasi ini akan didapat persamaan garis grafiknya. Proses
kalibrasi ini dapat dilihat pada gambar 3.3.
22 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Standar air dengan kekeruhan tertentu
Nilai IsIp
Grafik kalibrasi yaitu hubungan antara IsIp dengan turbiditas standar
Persamaan garis grafik kalibrasi
Gambar 3.3 Proses kalibrasi
Selanjutnya dilakukan pengukuran IsIp untuk tiap sampel air. Untuk menentukan nilai kekeruhan turbiditas tiap sampel air, nilai IsIp yang sudah
diukur dari tiap sampel air dimasukkan kedalam persamaan garis grafik kalibrasi yang didapat seperti pada gambar 3.3. Proses pengukuran tingkat
kekeruhan sampel tersebut dapat dilihat pada gambar 3.4 di bawah ini :
23 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sampel air Nilai IsIp
Persamaan Garis Grafik Kalibrasi IsIp dengan
Turbiditas Standar
Tingkat Kekeruhan Sampel air
Gambar 3.4 Proses pengukuran tingkat kekeruhan sampel air
24 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN