BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP KONSEP KYOIKU MAMA
2.1.Keadaan Keluarga Jepang Setelah Perang Dunia II
Bentuk keluarga Jepang sebelum perang dunia dua di kenal sebagai ie yang merupakan  sistem  kekerabatan  yang  terdapat  pada  keluarga  tradisional  Jepang.
Keluarga ie adalah bentuk keluarga luas yang mengikuti satu garis keturunan ayah Situmorang  2011:  24.  Unsur  keluarga  ie  terbentuk  minimal  dua  2  generasi,
oleh  karena  itu  ie  tidak  hancur  karena  perceraian  atau  meninggalnya  salah  satu pihak  suami  atau  istri  dalam  keluarga  tersebut.  Sistem  ie  mengambil  bentuk
keluarga  besar  yang  di  sebut  daikazoku  yang  terdiri  kakek-nenek,  ayah-ibu  dan anak-anak.  Sistem  keluarga  ie  merupakan  sistem  yang  tumbuh  dan  berkembang
dalam  masyarakat  Jepang  sejak  zaman  feodal  di  Jepang.  Sistem  keluarga  ini berporos  pada  garis  keturunan  ayah,  yang  mengutamakan  anak  laki-laki  sulung
dan  keanggotaan  keluarga  tidak  terbatas  pada  hubungan  darah  karena  pekerja  di dalam  ie  pun  disebut  anggota  keluarga  ie.  Pada  sistem  keluarga  ie,  ayah  sebagai
kepala keluarga shuto dan anak lelaki tertua sangat berhubungan erat karena jika suatu  saat  ayah  meninggal  yang  meneruskan  ie  dan  menjadi  kepala  keluarga
adalah anak lelaki tertua sedangkan anak kedua jinnan dan anak ketiga sannan dapat  keluar  dari  keluarga  ie  dan  membentuk  keluarga  ie  baru  atau  dapat  pula
menjadi anggota keluarga ie lain. Kedudukan  seorang  wanita  di  dalam  keluarga  tradisional  ie  memang
dianggap rendah. Karena pada waktu masa anak-anak wanita bekerja untuk ayah, dan ketika sudah menikah, mereka bekerja untuk suaminya dan ketika sudah tua,
13
Universitas Sumatera Utara
wanita  berkerja  untuk  anak  laki-laki  tertuanya  Situmorang,  2011:  30.  Ketika seorang  wanita masih  menjadi  seorang istri atau  menantu  yome.  Ia harus dapat
menempatkan  dirinya  sebagai  yome  dan  tunduk  kepada  kacho  kepala  keluarga maupun shutome ibu mertua. Sebagai menantu perempuan, ia diharuskan untuk
menghormati dan melayani  mertuanya lebih baik  melebihi orangtuanya.  Ia harus bangun  lebih  awal  dan  tidur  paling  akhir  dalam  keluarga.  Menurut  Huda  dalam
Sembiring  2011:  20  keberadaan  atau  status  seorang  istri  baru  diakui  keluarga apabila  ia  berhasil  dengan  baik  dalam  melayani  mertuanya  atau  setelah  ia  bisa
memberikan keturunan untuk keluarga suaminya. Apabila ia dianggap gagal oleh kacho  maupun  shutome,  ia  bisa  saja  di  ceraikan  oleh  mertuanya  tersebut  tanpa
persetujuan  dari  suaminya  sendiri.  Peran  yome  pun  dalam  keluarganya  sendiri kurang  di  lihat  dan  dipandang  sebelah  mata.  Ia  harus  menekan  keinginan-
keinginan pribadinya dan membuat dirinya lebih tertuju untuk memelihara ie dan menjaga nama baik ie.
Menurut  Weber  yang  dikutip  oleh  Tominaga  dalam  Tobing  2006:  52 dalam  keluarga  sistem  partriakhat  terdapat  kepala  keluarga  yang  memiliki
kekuasaan otoriter. Dalam keluarga tradisional dengan sistem partriarkhat tersebut, seluruh  anggota  keluarga  harus  mematuhi  aturan-aturan  yang  ditetapkan  dengan
ketat  dan  mengikat.  Sistem  keluarga  yang  partriakhat  ini  juga  sama  dengan  ie yang generasinya di tentukan oleh garis keturunan dari ayah.
Setelah  Perang  Dunia  II,  ditandai  dengan  kalahnya  bangsa  Jepang  pada sekutu tanggal 30 Agustus 1945. Jepang berada dibawah kekuasaan pemerintahan
sekutu. Kekalahan Jepang dalam perang tersebut membawa pengaruh  yang besar karena sejak saat itu sekutu melakukan perubahan-perubahan yang mendasar baik
Universitas Sumatera Utara
di bidang politik, ekonomi, maupun sosial. Perang Dunia II menahan pertambahan penduduk  kota  karena  selama  perang  arus  penduduk  yang  kembali  ke  daerah
pedesaan  mencapai  lebih  dari  30  persen  dari  jumlah  penduduk  kota.  Ketika perang  berakhir  dan  keadaan  perekonomian  sudah  mulai  membaik,  yaitu  pada
sekitar  pertengahan  tahun  lima  puluhan,  jumlah  penduduk  kota  sedikit  demi sedikit mulai meningkat mencapai jumlah penduduk melebihi sebelum perang.
Dibandingkan  masyarakat  pedesaan,  masyarakat  kota  lebih  cepat mengalami  perubahan  dalam  sistem  keluarga  sebagai  akibat  dari  jenis  pekerjaan
yang sangat bervariasi dan terbatasnya lahan untuk mendirikan rumah bagi tempat tinggal  mereka.  Pada  umumnya  pasangan  suami  istri  yang  baru  saja  menikah  di
kota-kota  lebih  suka  hidup  terpisah  dari  orangtua  mereka.  Keluarga  kelas  atas, meskipun mempunyai ruangan di rumah lama bagi pengantin baru, mungkin lebih
suka  membangun  rumah  baru  bagi  mereka.  Atau  karena  tingginya  harga  tanah, orangtua  pada  umumnya  mendirikan  rumah  baru  di  tanah  mereka  sendiri  untuk
kepentingan  pasangan  suami-istri.  Pria  dan  wanita  dari  golongan  menengah  dan bawah  yang  baru  menikah  biasanya  tidak  mempunyai  dana  untuk  menjamin
kemandirian  mereka  dan  kerap  kali  mereka  hidup  terpisah  dari  orangtua  mereka dalam  kamar  sewaan  dengan  bantuan  dari  orangtua.  Perubahan-perubahan
semacam  itu  telah  memacu  kecenderungan  orang  untuk  membuat  keluarga  inti menjadi norma. Fukutake, 1988: 45
Pada  umumnya  bentuk  keluarga  yang  ada  adalah  bentuk  keluarga  nuklir atau  keluarga  batih.  Keluarga  nuklir  adalah  bentuk  keluarga  yang  anggotanya
terdiri  dari  hanya  satu  generasi,  yaitu  ayah,  ibu,  dan  anak-anak  yang  belum menikah. Fukutake 1988: 38 mengatakan bahwa jumlah rata-rata tiga 3 orang
Universitas Sumatera Utara
dalam  tiap  keluarga  adalah  sebanding  dengan  jumlah  yang  pada  umumnya dijumpai  di  berbagai  negara  di  Eropa  dan  Amerika.  Meningkatnya  jumlah
keluarga  adalah  langsung  berkaitan  dengan  meningkatnya  jumlah  keluarga  inti pada  tahun-tahun  belakangan    ini.  Berakhirnya  ie  sebenarnya  sudah  di  rancang
didalam  Undang-Undang  di  zaman  Showa.  Pemerintahan  Jepang  menganggap sistem keluarga tradisional ie tidak dapat lagi dipakai pada era zaman baru karena
masyarakat  tidak  lagi  banyak  yang  hidup  bertani  di  desa  sebaliknya  semakin berkembangnya  industrialisasi  menyebabkan  anak  laki-laki  yang  semulanya
bertani  di  kampung,  kini  telah  berpergian  ke  kota  guna  mencari  peruntungan  di kota, dengan menjadi buruh di perusahaan-perusahaan baru. Sehingga ie tidak lagi
di jalankan sebagaimana mestinya. Dinyatakan  dalam  undang-undang  tersebut  bahwa  keluarga  terbatas  pada
hanya  satu  generasi  dan  berpusat  pada  suami  istri;  dan  hak  memilih  jodoh,  hak waris,  memilih  tempat  tinggal,  perceraian,  dan  lain-lain  ditetapkan  berdasarkan
azas demokrasi yang ditegakkan pada kedua belah pihak; serta menjunjung tinggi kebebasan individu.
Perbandingan  antara  Undang-Undang  Sipil  Meiji  Meiji  Minpo  dan Undang-Undang Sipil Showa Showa Minpo adalah sebagai berikut :
UU Sipil Meiji : UU Sipil Showa :
Keluarga tradisional sistem Kafucho Keluarga nuklir
1. Keluarga otoriter
1. Keluarga demokrasi 2.
Keluargaisme 2. Individualisme
3. Sistem ahli waris chonan
3. Sistem warisan dibagi 4.
Keluarga yang berpusat pada 4. Keluarga yang berpusat
Universitas Sumatera Utara
Orangtua-anak keluarga vertikal pada suami istri
5. Ie
5. Keluarga batih 6.
Kesinambungan keluarga 6. Hanya satu generasi
Tobing, 2006: 69 Ketika Undang-Undang Showa menetapkan adanya sistem keluarga batih,
pada  sekitar  tahun  1947-an  masyarakat  di  Jepang  diperkenalkan  dengan  adanya sistem  keluarga  model  Eropa-Amerika.  Dengan  adanya  undang-undang  tersebut,
dari  sudut  hukum  keluarga  tradisional  telah  dibubarkan.  Dari  segi  demikian, alasan  pertama  hancurnya  keluarga  tradisional  Jepang  adalah  karena  adanya
alasan  modernisasi  politik.  Alasan  kedua  hancurnya  keluarga  tradisional  Jepang adalah  karena  terjadinya  industrialisasi.  Dari  sudut  pandang  ekonomi,  keluarga
tradisional  tidak  cocok  dengan  tuntutan  masyarakat  industrial  karena  industri melahirkan beragam jenis pekerjaan.
Dengan  berakhirnya  sistem  ie  dan  dimulainya  sistem  keluarga  batih, seorang istri memiliki kedudukan yang sedikit lebih baik daripada di keluarga ie.
Seorang istri memegang penuh kuasa di rumahnya sendiri. Maka ini menimbulkan kelegaan  bagi  seorang  istri  untuk  mengatur  rumah  tangganya.  Dulunya  ia  hanya
seorang yome yang mengikuti semua aturan dari mertuanya shutome, pekerjaan yang  dilakukannya  adalah  perintah  dari  shutome,  namun  sekarang  semua  urusan
rumah tangga di kerjakannya sendiri tanpa mengikuti perintah dari sang shutome. Dalam  mengurus  anak  pun,  ia  sudah  bisa  lega  karena  sepenuhnya  itu  menjadi
tanggungjawabnya  sendiri.  Mulai  dari  menyiapkan  makanan  anak,  menyiapkan keperluan sekolah anak sampai ikut membantu pekerjaan rumah anak.
Universitas Sumatera Utara
Perubahan  di  Jepang  juga  ditandai  dengan  pertambahan  produksi  dan perubahan ekonomi yang sangat pesat. Sehingga disetiap rumah tangga di Jepang
tidak jarang sudah banyak ditemui televisi, mesin cuci, lemari es dan lainnya. Dan itu  sangat  membantu  seorang  ibu  dalam  menyelesaikan  tugas  rumahnya  dan
sekarang waktunya lebih banyak ia habiskan dengan membantu studi anaknya.
2.2.Sistem Pendidikan di Jepang
Pasal  26  dari  Undang-Undang  Dasar  Konstitusi  Jepang  menetapkan: “semua  orang  berhak  mendapat  pendidikan  sesuai  dengan  kemampuannya…..
semua  orang  wajib  bertindak  agar  semua  putra-putra  atau  putri-putri  dibawah asuhan  mereka  memperoleh  pendidikan  biasa….  Pendidikan  wajib  demikian
bersifat  cuma-cuma ”  Kedutaan  Besar  Jepang,  1989:  121.      Pada  sekitar  tahun
1970an hampir 99,99  anak di  Jepang mengikuti pendidikan wajib tersebut  dan tak  terkecuali  anak  yang  cacat  mental  dan  fisik  serta  yang  sakit-sakitan  juga
mengikuti  pendidikan  wajib  tersebut.  Alhasil,  anak-anak  yang  hingga  waktu  itu dikecualikan atau diizinkan menangguhkan pendidikan sekolah, seperti anak-anak
yang harus tetap tinggal di tempat tidur, mencatatkan diri ke sekolah-sekolah dan
mulai mendapat pendidikan di rumah mereka dari guru-guru yang datang.
Pendidikan dari SD hingga SMA diselenggarakan sesuai dengan garis-garis petunjuk  pengajaran  yang  ditetapkan  oleh  negara.  Buku-buku  pelajaran  yang
disusun  oleh  perusahaan-perusahaan  swasta  sesuai  dengan  garis-garis  petunjuk tersebut  harus  memperoleh  pengesahan  Kementrian  Pendidikan.  Setiap  daerah
memilih  buku-buku  pelajaran  sendiri  dari  buku-buku  yang  telah  memperoleh pengesahan  dari  kementrian  tersebut.  Buku-buku  pelajaran  untuk  SD  dan  SMP
Universitas Sumatera Utara
dibagikan  secara  cuma-cuma  kepada  para  siswa.  Meskipun  telah  disahkan Kementrian  Pendidikan,  kenyataannya,  biasanya  hanya  terdapat  empat  atau  lima
buku  pelajaran  yang  disahkan  mengenai  suatu  mata  pelajaran  tertentu  dan  untuk kelas  tertentu.  Di  Jepang  masa  pendidikan  untuk  jenjang  sekolah  dasar  SD
berlangsung  selama  6  tahun  lamanya,  untuk  Sekolah  Menengah  Pertama  SMP berlangsung  selama  3  tahun  saja  dan  untuk  Sekolah  Menengah  Atas  SMA
berlangsung  selama  3  tahun  serta  untuk  jenjang  pendidikan  Sekolah  Menengah Kejuruan SMK berlangsung selama 5 tahun.
Adapun  jadwal  studi  pertama  kali  di  selesaikan  pada  tahun  1958  dan perbaikan dilakukan pada tahun 1968 dan 1978. Dan jadwal studi yang diterapkan
untuk Sekolah Dasar meliputi: Bahasa Jepang, Ilmu sosial, berhitung, sains, musik, seni, kerajinan tangan, kesehjahteraan keluarga, serta pendidikan jasmani Vogel,
1982:  214.  Lebih  dari  99  anak  usia  Sekolah  Dasar  telah  terdaftar  di  sekolah. Hampir  semua  pendidikan  dasar  berlangsung  di  sekolah  umum  dan  sekitar  1
berlangsung  di  sekolah  swasta  karena  sekolah  swasta  cenderung  mahal. Kebanyakan  sekolah  negeri  tidak  mewajibkan  seragam,  akan  tetapi  setiap  anak
diharuskan  memakai  name  tag  di  sebelah  kiri  baju.  Biasanya  juga  ada  badge  di bahu  kirinya,  yang  biasanya  warnanya  disesuaikan  dengan  tingkatan  kelasnya.
Misalnya warna kuning untuk kelas satu. Biasanya tas anak SD dilengkapi dengan peluit kecil yang dibagikan dari sekolah secara gratis. Peluit ini diajarkan kepada
anak-anak  untuk  ditiup  kalau  bertemu  dengan  orang  asing  tidak  dikenal  yang mengganggu http: japanlunatic.do.amindex.
Di  tingkat  SD  biasanya  tidak  mengenal  ujian  kenaikan  kelas.  Siswa  yang telah menyelesaikan proses belajar di kelas satu akan otomatis naik ke kelas dua,
Universitas Sumatera Utara
demikian juga seterusnya. Siswa yang telah menyelesaikan studinya di tingkat SD dapat  langsung  mendaftar  ke  SMP.  Akan  tetapi  tentu  saja  guru  melakukan
ulangan sekali-kali untuk mengecek tingkat daya tangkap siswanya. Untuk siswa kelas  4  hingga  kelas  6  diadakan  test  IQ  untuk  melihat  kemampuan  dasar  para
siswa. Data ini bukan untuk mengelompokkan siswa berdasarkan hasil test IQ-nya, tapi  untuk  memberikan  perhatian  lebih  kepada  siswa  yang  kemampuan  dibawah
rata-rata maupun diatas rata-rata. Untuk  Sekolah  Menengah  Pertama  adapun  jadwal  yang  diterapkan
meliputi:  Bahasa  Jepang,  Ilmu  sosial,  matematika,  sains,  musik,  kesenian  halus, kesehatan,  pendidikan  jasmani,  kerajinan  industri,  kesejahteraan  keluarga,  dan
bahasa  asing.  Berbagai  mata  pelajaran  tersebut  diberikan  pada  waktu  yang berlainan setiap hari selama seminggu sehingga jarang ada jadwal pelajaran yang
sama pada hari  yang berbeda. Tidak seperti SD,  siswa SMP memiliki guru  yang berbeda  untuk  mata  pelajaran  yang  berbeda.  Pembelajaran  di  SMP  cenderung
mengandalkan  metode  ceramah.  Guru  juga  menggunakan  metode  lain  seperti radio  atau  televisi  dan  ada  beberapa  laboratorium.  Semua  siswa  SMP  harus
mempelajari  karya  klasik  seperti  Genji  Monogatari  dan  hikayat  Genji  yang umurnya sudah 1000 tahun. Mereka tidak hanya  diajarkan tentang hikayat  Genji
namun juga di ajari tentang tata bahasa Jepang klasik yang digunakan pada Genji Monogatari. Di tingkat SMP dan SMA di Jepang ada dua kali ulangan seperti mid
test  dan  final  test  tapi  tidak  bersifat  wajib  ataupun  nasional.  Penilaian  kelulusan tingkat  SMP  dan  SMA  di  Jepang  tidak  berdasarkan  final  test  akan  tetapi
akumulasi  dari  nilai  test  sehari-hari,  ekstrakulikuler,  mid  test  dan  final  test. Dengan  sistem  seperti  ini,  tentu  hampir  100  siswa  di  Jepang  dapat  naik  kelas
Universitas Sumatera Utara
atau lulus.  Di beberapa perfektur di Jepang mengadakan final test serentak selama tiga  hari,  dengan  materi  ujian  yang  dibuat  oleh  sekolah  berdasarkan  standar  dari
educational  board  disetiap  perfektur.  Selanjutnya  siswa  SMP  yang  telah  lulus dapat  memilih  SMA  yang  diminatinya,  tetapi  mereka  harus  mengikuti  ujian
masuk  SMA  yang  bersifat  standar  educational  board  disetiap  perfektur.  Dalam memilih  SMA  yang  akan  dimasukinya,  dia  dapat  berkonsultasi  dengan  guru,
orang  tua  atau  lembaga  khusus  di  educational  board  yang  bertugas  melayani konsultasi dalam memilih sekolah. Adapun bidang studi  yang diujiankan  adalah:
bahasa Jepang, bahasa Inggris, matematika, sosial dan sains. Program  wajib  belajar  di  Jepang  di  kenal  dengan  nama  “gimukyoiku”
compulsory  education,  yang  dilaksanakan  dengan  prinsip  memberikan  akses penuh kepada semua anak untuk mengenyam pendidikan selama 9 tahun SD dan
SMP  dengan  menggratiskan  „tuition  fee‟  dan  mewajibkan  orangtua  untuk menyekolahkan  anak.  Di  negara  maju  pengertian  compulsory  education  wajib
belajar mempunyai ciri-ciri : a.
Adanya unsur paksaan agar peserta didik bersekolah b.
Diatur dengan Undang-Undang tentang wajib belajar c.
Adanya sanksi bagi orangtua yang membiarkan anaknya tidak bersekolah d.
Tolak ukur keberhasilan http: mylawliet.multiply.comjournal.
Untuk  memudahkan  akses  disetiap  distrik  didirikan  SD  dan  SMP walaupun  di  daerah  kampung  dan  siswanya  masih  sedikit.  Orangtua  pun  tidak
boleh menyekolahkan anaknya ke distrik lain, jadi selama program wajib belajar, setiap  anak  bersekolah  di  distriknnya  masing-masing.  Tentu  saja  mutu  sekolah
Universitas Sumatera Utara
negeri  di  semua  distrik  sama,  dalam  arti  fasilitas  sekolah,  bangunan  sekolah, tenaga  pengajar  dengan  persyaratan  yang  sama  guru  harus  memegang  lisensi
mengajar  yang  dikeluarkan  oleh  Educational  board  di  setiap  perfektur.  Oleh karena itu mutu siswa SD dan SMP di Jepang yang bersekolah di sekolah negeri
dapat  dikatakan  sama,  sebab  kementrian  pendidikan  mengkondisikan  equality persamaan disemua sekolah.
Untuk di  SMA ada tiga jenis SMA  yang dapat  di  pilih seperti :  full time, part  time,  dan  tertulis.  Sekolah  menengah  yang  full  time  berlangsung  selama  3
tahun  sedangkan  kedua  jenis  lainnya  menghasilkan  diploma  setara.  Namun sebagian  besar  siswa  memilih  SMA  yang  full  time.  SMA  di  Jepang  memiliki
beberapa  jenis  jurusan  berdasarkan  pola  kurikulum  yaitu  jurusan  umum akademis,  pertanian,  teknik,  perdagangan,  perikanan,  home  ekonomi  dan
perawatan.  Hampir  semua  SMP,  SMA  dan  perguruan  tinggi  dan  universitas menentukan  penerimaan  siswa  melalui  ujian  masuk,  dan  setiap  sekolah
mengadakan  ujian  masuk  sendiri.  Siswa  yang  ingin  masuk  ke  sekolah bersangkutan  harus  mengikuti  ujian  masuk  dan  membawa  surat  referensi  dari
SMP tempat ia lulus sebelumnya. Dan  setelah  lulus  dari  tingkat  SMA,  para  siswa  yang  ingin  melanjut  ke
perguruan tinggi harus mengikuti ujian masuk universitas yang berskala nasional. Adapun  ujian  masuk  perguruan  tinggi  yang  harus  diikuti  oleh  para  siswa  adalah
dalam  dua  tahap.  Pertama  secara  nasional  yaitu  soal-soal  yang  disusun  oleh kementrian Pendidikan, yang terdiri atas lima subjek, sama seperti ujian masuk di
SMA, selanjutnya untuk tahap kedua siswa harus mengikuti ujian masuk yang di lakukan  oleh  tiap-tiap  universitas.  Ujian  yang  dilaksanakan  ini  sebagian  besar
Universitas Sumatera Utara
dianggap  sebagai  “neraka”  oleh  para  siswa  lulusan  SMA.  Mereka  tidak  hanya dituntut  untuk  belajar  dengan  displin,  tapi  harus  menguasai  beberapa  ilmu
pengetahuan.  Seorang  siswa  yang  mengikuti  ujian  masuk  perguruan  tinggi  tidak hanya  bersaing  dengan  teman-teman  sekolahnya  saja,  tapi  dengan  beribu-ribu
siswa  yang  tak  dikenal  dari  wilayah  lain  yang  ingin  memasuki  perguruan  tinggi yang  sama.  Disinilah  peran  orang  tua,  guru  dan  siswa  menjadi  sangat  erat  dan
saling bergantung satu sama lain. Orang tua dituntut untuk memberikan semangat dan  tidak  membebani  pikiran  anaknya  dan  mengatur  waktu  anaknya  agar  tidak
terbuang percuma dengan kegiatan-kegiatan yang tidak berguna, dan seorang ibu harus  mempersiapkan  segala  kebutuhan  anaknya  dalam  mengikuti  les  tambahan
juku,  dan  guru  mempunyai  tanggung  jawab  yang  tinggi  untuk  mendidik siswanya agar dapat masuk ke perguruan tinggi yang diinginkannya.
Skor  kelulusan  adalah  akumulasi  ujian  masuk  nasional  dan  ujian  masuk Perguruan Tinggi. Adapun skor hasil ujian tidak diumumkan akan tetapi jawaban
soal  ujian  tersebut  akan  diberitakan  dengan  via  koran,  televisi,  atau  internet sehingga para siswa dapat mengira-ngira sendiri berapa skor total yang diperoleh.
Siswa  yang  memilih  universitas  dengan  skor  tinggi,  tapi  jika  skornya  tidak memadai,  dapat  mengacu  ke  pilihan  universitas  kedua.  Namun  jika  skor  yang
diperoleh  tidak  mencukupi,  siswa  yang  bersangkutan  tidak  dapat  masuk universitas.  Selanjutnya  ia  dapat  mengikuti  ujian  masuk  Universitas  atau
Perguruan  Tinggi  swasta  atau  menjalani  masa  ronin  menyiapkan  diri  untuk mengikuti ujian masuk ditahun berikutnya di prepatory school yubikou.
Di  Jepang  ada  tiga  jenis  lembaga  pendidikan  tinggi,  yaitu: universitasinstitut, junior college akademi, dan technical college. Di universitas
Universitas Sumatera Utara
terdapat pendidikan sarjana S-1 dan pasca sarjana S-2 dan S-3. Pendidikan S-1 berlangsung  selama  4  tahun  kecuali  untuk  fakultas  kedokteran  dan  kedokteran
gigi  yang  berlangsung  selama  6  tahun,  dan  pendidikan  S-2  berlangsung  selama dua tahun serta pendidikan S-3 atau yang sering disebut dengan
Doctor’s degree berlangsung  selama  3  tahun.  Sedangkan  untuk  junior  college  memberikan
pendidikan selama 2 atau 3 tahun. Sebagian besar siswa dari junior college ini di dominasi oleh perempuan, dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan wanita
sebagai  ibu  rumah  tangga.  Adapun  mata  kuliahnya  sangat  terbatas  dan  hanya mengacu  kepada  kurikulum  tunggal  saja,  seperti  kurikulum  untuk  musik  saja,
melukis atau hanya untuk kurikulum bahasa inggris saja. Kebanyakan dari lulusan junior  college  ini  tidak  melanjutkan  kuliahnya  ke  S-1  dan  sedikitnya  hanya  5
saja  lulusannya  yang  melanjutkan  kuliah  ke  jenjang  S-1.  Dan  untuk  technical college masa pendidikannya berlangsung selama 5 tahun dan siswa lulusan tingkat
SMP  dapat  melanjut  ke  lembaga  tersebut  dan  nantinya  siswa  lulusan  technical college ini menjadi tenaga teknisi yang handal.
2.3.Sistem Perekrutan Tenaga Kerja di Jepang
Sistem perekrutan tenaga kerja di Jepang di perusahaan-perusahaan Jepang bukanlah  dengan  sistem  yang  bersifat  pribadi  atau  kekeluargaan.  Perusahaan-
perusahaan  di  Jepang  tidak  menganut  sistem  nepotisme  dimana  sanak  family maupun keluarga sendiri baik itu anak tidak terlalu dipentingkan dalam merekrut
tenaga  kerja  baru.  Karena  ada  semacam  hubungan  yang  mendarah  daging  di Jepang  yang  di  sebut  dengan  hubungan  senpai  dan  kohai.  Nakane  1981:  154
menjelaskan  bahwa  keterikatan  dan  harapan-harapan  seseorang  seringkali  tertuju
Universitas Sumatera Utara
kepada  kobun-nya,  dan  bukan  kepada  anak-anak  dan  kerabat  sendiri.  Memang kedudukan  dan  status  tidaklah  dimonopoli  oleh  satu  keluarga  yang  khusus  atau
kelompok berstatus, karena posisi atau status perorangan dalam garis vertikal itu didasarkan pada hubungan pribadi yang bersifat langsung dengan orang-orang lain,
dan posisi  seseorang jarang diserahkan kepada orang  yang tidak secara langsung ada hubungan dengannya didalam pekerjaan. Ada banyak kasus, dimana seorang
ayah  yang  memiliki  posisi  yang  penting  menunjuk  seseorang  diantara bawahannya  menjadi  penggantinya  bukan  kepada  anaknya  sendiri  karena
nantinya sang anak akan menghadapi hubungan pribadi yang kurang enak dengan orang-orang  yang  lebih  senior  dari  dirinya,  yang  tadinya  secara  langsung  telah
mengikat diri kepada ayahnya; kesetiaan mereka itu kepada sang ayah tidak dapat dengan mudah dipindahkan kepada si anak.
Pada  umumnya  di  Jepang  kemampuan  pribadi  dan  prestasi  seseoranglah yang  lebih  banyak  diperhitungkan  daripada  latar  belakang  keluarga.  Apakah
seseorang  dilahirkan  didalam  suatu  keluarga  terhormat  atau  kaya  atau  didalam lingkungan  keluarga  petani  yang  miskin  tidaklah  menjadi  persoalan  ketika  ia
dapat  masuk  kedalam  kelompok  yang  terhitung  berhasil  Nakane,  1981:  145. Kemampuan  seseorang  secara  langsung  dan  sederhana  diterjemahkan  melalui
kualifikasi pendidikannya. Baik lamanya pendidikan maupun mutu pendidikan itu merupakan kriteria  yang relevan. Dengan adanya patokan seperti itu, orang  yang
kualifikasinya hanya sampai tingkat sekolah menengah tidak akan dapat bersaing dengan seorang lulusan universitas dalam memperoleh kerja atau dalam mendaki
tangga  promosi,  apapun  kemampuan  dan  pengalaman  yang  dipunyainya. Masyarakat  di  Jepang  pada  umumnya  menganggap  latar  belakang  pendidikan
Universitas Sumatera Utara
sebagai  salah  satu  ukuran  terpenting  atas  kemampuan  dan  kedudukan  sosial seseorang, dan tidak tinggi anggapan orang terhadap apa yang diperbuat seseorang
diluar pendidikan sekolah. Nilai  akademik  yang  dicapai  oleh  seseorang  juga  sangat  menentukan
dalam  pekerjaan  yang  akan  dilamarnya.  Misalnya  seseorang  dengan  tingkat prestasi  yang  begitu  gemilang  dimasa  perkuliahannya  akan  cepat  mendapatkan
pekerjaan  yang  dibuka  oleh  suatu  perusahaan  sebaliknya  seseorang  dengan  nilai akademik yang tidak begitu cemerlang akan memperoleh banyak tantangan untuk
mendapat  pekerjaan.  Bahkan  beberapa  perusahaan  besar  di  Jepang  melakukan perekrutan  tenaga  kerja  melalui  sebuah  lembaga  khusus  untuk  merekrut  tenaga-
tenaga profesional. Dan universitas akan memainkan perannya untuk menciptakan generasi-generasi  yang  berkualitas  di  Jepang.  Sebuah  universitas  ternama  di
Jepang yaitu Universitas Tokyo merupakan sebuah universitas mapan yang sudah diakui  kualitasnya  di  Jepang.  Bahkan  lulusan-lulusan  dari  Universitas  Tokyo
sudah  diakui  oleh  masyarakat.  Bahkan  ada  yang  menyebutkan  semacam  “klik sosial” lulusan Universitas Tokyo. Kadang-kadang klik itu memiliki fungsi yang
dapat  dibandingkan  dengan  semacam  kasta  di  India,  yaitu  didalam  memonopoli hak-hak  istimewa  tertentu  dengan  memanfaatkan  persahabatan  dan  hubungan-
hubungan yang bahkan dapat menerobos melewati bagian-bagian departemen dan lembaga Nakane, 1981: 159.
Tingkatan  universitas  dimana  seseorang  menamatkan  pendidikannya banyak  sedikitnya  menentukan  cakupan  kegiatan  orang  itu,  memberi
kemungkinan  memasuki  tingkat-tingkat  status  tertentu,  dan  menentukan  berapa banyak  sukses  yang  mungkin  bisa  diharapkan  selama  hidupnya.  Ada
Universitas Sumatera Utara
kecenderungan  makin  lama  makin  kelihatan  dalam  tahun-tahun  belakangan  ini, pada  pabrik  industri  atau  usaha  bisnis  yang  paling  tinggi  posisinya,  merekrut
calon-calon  pegawainya  dari  universitas  yang  tingkatannya  paling  tinggi.  Pada waktu kecenderungan itu menjadi demikian kuat, seperti sudah disebutkan diatas
bahwa  perusahaan-perusahaan  yang  posisinya  paling  tinggi  membatasi  secara ketat  permohonan  kerja  hanya  bagi  lulusan-lulusan  baru  dari  universitas-
universitas yang tingkatannya paling tinggi.
2.4.Kyoiku Mama sebelum Perang Dunia II
Sebenarnya istilah kyouiku mama telah lama ada sebelum Perang Dunia II, yaitu  pada  waktu  pemerintahan  Meiji.  Konsep  kyouiku  mama  sudah  tertanam
sejak  digalakkannya  istilah  ryosai  kenbo  pada  sekitar  tahun  1890-an  dikalangan para wanita saat itu. Ryosai kenbo berarti istri yang baik dan ibu  yang bijaksana.
Pada  waktu  itu  pemerintahan  Meiji  menggalakkan  istilah  “ryosai  kenbo”  untuk menekan  pemberontakan  perempuan-perempuan  Jepang  yang  dikenal  dengan
istilah  moga  atau  wanita  modern  yang  dipengaruhi  oleh  budaya  barat  yang menginginkan  hak-hak  yang  sama  dengan  hak  laki-laki  dan  juga  moga
diistilahkan  dengan  wanita  masa  kini.  Dimana  seorang  wanita  moga  wajar  pergi keluar dari rumah dengan rok pendek, ber-makeup, merokok dan lain sebagainya.
Ini  merupakan  ancaman  bagi  negara  Jepang  khususnya  keluarga  tradisional Jepang.
Istilah ryosai kenbo berarti istri yang baik dan ibu yang bijaksana. Sebagai seorang istri yang baik, wanita Jepang harus melayani suaminya dengan setia dan
patuh,  menangani  ekonomi  rumah  tangga,  serta  melaksanakan  segala  urusan
Universitas Sumatera Utara
rumah  tangga  dengan  baik.  Dan  sebagai  ibu  yang  bijaksana,  wanita  Jepang membesarkan  dan  mendidik  anak-anaknya  dengan  baik  sehingga  dapat
menghasilkan  anak-anak  yang  pandai,  patuh  dan  cinta  kepada  tanah  airnya http:thesis.binus.ac.idAsliBab52008-2-00334-JP20Bab205.pdf.
Pemerintahan  Meiji  menggalakkan  bahwa  istilah  ryosai  kenbo  adalah definisi  sosial  tanggung  jawab  wanita  dalam  bangsa  kekaisaran,  dan
keterbatasannya  sebagai  manusia.  Seorang  wanita  berperan  menjadi  penjaga kediaman  domestik,  memasak,  bersih,  mengelola  keuangan  rumah  tangga,  dan
diatas  semua  menyediakan  lingkungan  bahagia  untuk  suami  yang  bekerja  keras dan memberikan pendidikan yang tepat untuk generasi berikutnya untuk kejayaan
kekaisaran  Jepang  http:from10thousandbc.files.wordpress.com.  Disisi  lain
adalah istri yang baik, ibu yang bijaksana ryosai kenbo, lambang tradisionalisme Jepang  dan  moral  sehat  yang  baik.  Istilah  ryosai  kenbo  adalah  tunduk  dalam
semua aspek hidupnya;  dia adalah milik suaminya dan didakwa dengan  menjaga rumah  dan  mendidik  anak-anaknya.  Dari  pengertian  istilah  ryosai  kenbo  diatas
dapat  kita  lihat  bahwa  istilah  kyouiku  mama  sudah  ada  sebelum  perang  dunia  II yang tercermin dalam istilah ryosai kenbo dengan tujuan yang sama yakni seorang
istri  difokuskan  untuk  mendidik  anaknya  menjadi  manusia  yang  berkualitas  dan berguna  bagi  bangsa  dan  negaranya.  Ryosai  kenbo  dan  kyouiku  mama  dituntut
untuk  menjadi  seorang istri  yang tidak hanya berperan dalam mengurus  masalah rumah  tangga  saja  tapi  juga  mendidik  anak-anak  mereka  menjadi  anak  yang
berhasil. Pada  awal  sekitar  tahun  1890-an  telah  berdiri  berbagai  perguruan  tinggi
maupun universitas di Jepang, namun ini hanya diperuntukkan kepada para lelaki.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan para perempuan hanya diberikan sekolah sampai tingkat SMA saja dan fokus pendidikannya adalah untuk mempersiapkan diri menjadi ibu rumah tangga
yang baik nantinya. Bahkan pemerintahan pun menolak jika ada perempuan yang ikut  andil  dalam  kegiatan  politik.  Begitu  juga  dengan  perusahaan-perusahaan
hanya memperkerjakan wanita yang belum menikah untuk jam kerja penuh waktu. Dasar  inilah  yang  menyebabkan  ryosai  kenbo  menjadi  paham  yang  sangat
dijunjung  tinggi  oleh  masyarakat  Jepang.  Orang  tua  selalu  menekankan  anak perempuannya untuk selalu patuh dan tunduk kepada suaminya.
Ryosai  kenbo  pun  menjadi  paham  yang  mendarah  daging  di  masyarakat Jepang sejak zaman Meiji hingga akhir perang dunia pertama. Memasuki Perang
Dunia  II,  masyarakat  Jepang  mengalami  krisis  ekonomi  yang  parah  dan menyebabkan terjadi sedikit pergeseran istilah ryosai kenbo. Di Jepang pada saat
itu mengalami  perekonomian  yang  buruk dan banyak para suami  yang ikut  serta berperang demi negara sehingga seorang ibu yang tadinya hanya mengurus rumah
tangga, kini harus rela membantu suami mencari nafkah dengan bekerja menjadi buruh  di  perusahaan.  Dengan  kata  lain  istilah  ryosai  kenbo  tidak  terbatas  hanya
pada  pekerjaan  rumah  tangga  semata  tetapi  ia  juga  dituntut  untuk  melakukan tugasnya diluar pekerjaan rumah tangga.
2.5.Kyoiku Mama setelah Perang Dunia II
Setelah  Perang  Dunia  II,  negara  Jepang  mengalami  banyak  perubahan dalam arti kemajuan pesat negara dalam banyak bidang termasuk bidang ekonomi,
sosial  dan  pendidikan.  Masyarakat  dituntut  untuk  lebih  kompetitif  dalam persaingan  menjadi  seseorang  yang  mempunyai  status  sosial  di  masyarakat
Universitas Sumatera Utara
gakurei  shakai.  Untuk  memperoleh  status  sosial  di  masyarakat,  tidak  terlepas dari tingkat pendidikan tinggi yang disandang oleh seseorang serta pekerjaan yang
di  gelutinya.  Di  era  baru  tersebut  muncullah  istilah  konsep  kyouiku  mama  yang menggambarkan  seorang  ibu  yang  berusaha  untuk  mendorong  anaknya  sekolah
setinggi-tingginya serta nantinya akan memperoleh pekerjaan yang baik. Adapun  beberapa  pengertian  kyouiku  mama  menurut  beberapa  ahli  adalah
sebagai berikut: 1.
Kyouiku  mama  menurut  Takie  Sugiyama  Lebra  dalam  Sembiring  2011: 15  mengatakan  bahwa  kyouiku  mama  adalah  ibu  yang  terobsesi  dengan
pendidikan anaknya dan secara terus menerus mendorong anaknya untuk belajar, khususnya dalam persiapan untuk mengikuti ujian masuk sekolah.
2. Menurut Amano dalam  http:thesis.binus.ac.idAsliBab52008-2-00334-
JP20Bab205.pdf  kyouiku  mama  adalah  merupakan  sebuah  konsep  yang muncul  dalam  masyarakat  Jepang  akibat  sistem  pendidikan  yang  berdasarkan
seleksi  ujian  masuk,  perekonomian  rumah  tangga,  serta  kompetisi  di  berbagai aspek  kehidupan  kian  meningkat  pada  tahun  1974.  Sebuah  konsep  dimana  para
ibu  memiliki  ambisi  berlebihan  terhadap  pendidikan  anaknya  sehingga  rela mengorbankan  seluruh  pikiran,  tenaga,  pekerjaan,  maupun  uang  demi
memberikan  anaknya  pendidikan  serta  penghidupan  yang  layak  yang  tidak  bisa mereka dapatkan dulu atau sewaktu perekonomian Jepang belum stabil.
3. Menurut pandangan seorang psikolog Jepang, Shizuo dalam White dalam
http:thesis.binus.ac.idAsliBab52008-2-00334-JP20Bab205.pdf  Kyouiku mama merupakan salah satu gambaran pop culture yang sangat populer di dalam
kebudayaan  Jepang  kontemporer.  Para  kyouiku  mama  merupakan  para  ibu  yang
Universitas Sumatera Utara
memaksa  anak-anaknya  untuk  berhasil  di  segala  bidang  serta  berambisi mengarahkan  mereka  untuk  mendapatkan  pendidikan  yang  terbaik.
Istilah kyoiku mama sebenarnya pertama kali muncul di Jepang pada tahun 1960-an.  Dimana  pada  saat  itu  wanita-wanita  Jepang  menginspirasi  media  untuk
menghasilkan  idiom  kyoiku  mama,  yang  mana  ditujukan  untuk  bagian  rumah tangga  dari  keluarga  sarariman.  Ini  mencakup  sebuah  tanggung  jawab  utama
untuk  mengasuh  anak,  terutama  anak  laki-laki,  agar  berhasil  melalui  tes  yang penuh  dengan  persaingan  untuk  memasuki  sekolah  lanjutan  dan  kampus.  Tidak
ada  muncul  idiom  serupa  yang  menganggap  laki- laki sebagai “papa pendidikan”
melainkan “mama pendidikan” http:en.wikipedia.orgwikiKyoiku_mama
.
Tugas  besar  yang  diemban  seorang  kyouiku  mama  ini  tidak  terlepas  dari ketidakhadiran  seorang  ayah  di  tengah-tengah  keluarga.  Ayah  menjadi  seorang
sarariman  yang  selalu  bertekad  untuk  menghidupi  keluarga  menjadikan keluarganya tidak berkekurangan apapun. Inilah yang menyebabkan seorang ayah
rela  tidak  bersosialisasi  dengan  keluarga  serta  anak-anaknya.  Ia  pulang  dimalam hari  ketika  keluarganya  sudah  tidur  dan  berangkat  bekerja  pada  waktu  pagi-pagi
sekali  ketika  anaknya  masih  terlelap.  Semua  yang  berkaitan  dengan  pekerjaan rumahtangga  ia  serahkan  kepada  sang  istri.  Sehingga  hubungan  ayah  dan  anak
tidak  terjalin  dengan  baik.  Penanaman  nilai-nilai  displin  dan  bijaksana  yang seharusnya  diajarkan  oleh  ayah  pun  tidak  lagi  didapat  oleh  anaknya.  Sehingga
semuanya  ditanggungkan  kepada  istrinya.  Inilah  yang  menyebabkan  seorang kyoiku mama semakin bertambah dekat dengan anaknya dan sebaliknya hubungan
kyoiku  mama  dengan  suaminya  semakin  menjauh.  Okamura  1973:  22    juga
mengatakan bahwa di Jepang sudah lama terdapat kecenderungan bagi istri untuk
Universitas Sumatera Utara
bersikap  kolot  dalam  menyatakan  cintanya  kepada  suami,  dan  menjadikan  anak laki-lakinya yang akan menggantikan kepala keluarga  sebagai objek cintanya.
Seperti  yang  sudah  dijelaskan  sebelumnya  bahwa  seorang  ibu  merupakan benteng bagi rumah tangganya. Ia berperan aktif dalam lingkungan domestik dan
ayah  berperan  sebagai  pencari  nafkah  semata.  Peran  ibu  semakin  erat  kaitannya dengan  anak  dimana  Takie  Sugiyama  Lebra  dalam  Sembiring  2011:  27
menjelaskan  bahwa  interaksi  dan  hubungan  yang  terjadi  antara  ibu  dan  anak dalam  keluarga  Jepang  merupakan  suatu  contoh  ungkapan  perilaku
ketergantungan  antara  anak  terhadap  ibunya.  Ada  beberapa  ketergantungan  yang terjalin  antara  ibu  dan  anak  dalam  bentuk  tradisi  berupa  hubungan  yang  ideal
yaitu,  pertama,  ibu  memiliki  wewenang  terhadap  anak,  yang  saat  ini  menjadi suatu  ketergantungan  secara  penuh  yaitu  dalam  pengawasan,  perlindungan  dan
ketahanan  hidup.  Kedua,  ibu  adalah  seorang  penjaga  dalam  hal  apa  saja  bagi anaknya,  misalnya  ibu  bertanggung  jawab  mulai  dari  makanan,  pakaian,  hingga
pengawasan  kebutuhan  ke  kamar  kecil.  Ketiga,  harapan  atas  keikutsertaannya yang dipenuhi oleh rasa puas dalam hubungan ibu-anak. Sehingga pada akhirnya,
seluruh hidupnya akan dicurahkan untuk kesejahteraan anaknya. Hubungan ibu dan anak pun semakin erat ketika ibu hanya berada di rumah
dan  tidak  bekerja.  Ketika  anak  mulai  memasuki  bangku  sekolah,  kyouiku  mama selalu  berada  disampingnya  dan  membantunya  dalam  mengerjakan  semua  tugas
PR  yang  diberikan  oleh  gurunya,  bahkan  ia  juga  yang  meruncingkan  pensil anaknya agar waktu belajar anaknya tidak terbuang percuma. Begitu juga dengan
kegiatan  sehari-hari  yang  dilakukan  kyouiku  mama  terhadap  anaknya.  Seperti bangun  pagi-pagi  sekali  dan  menyiapkan  sarapan  dan  bekal  untuk  suami  dan
Universitas Sumatera Utara
anaknya.  Setelah  anak  dan  suaminya  pergi  ke  kantor  dan  sekolah,  ia  pun  segera bergegas  untuk  membersihkan  rumah  dan  menyiapkan  makan  siang  untuk
anaknya.  Setelah  anak  kembali  dari  sekolah,  ibu  telah  menyiapkan  makanan untuknya,  kemudian ia harus segera menyiapkan diri untuk pergi ke  juku, untuk
menambah pelajaran dari sekolahnya. Ketika  anaknya  mengikuti  ujian  masuk  nasional  yang  diadakan  di  Tokyo,
kyouiku  mama  akan  ikut  dengan  anaknya  menuju  tempat  ujian  dan  menginap  di hotel  terdekat  untuk  memastikan  anaknya  supaya  tidak  terlambat  ikut  ujian,
membangunkan anaknya di pagi hari dan menyemangati anaknya dimenit terakhir sebelum mulai ujian dan memberi anaknya jimat kelulusan.
Universitas Sumatera Utara
BAB III PENGARUH KYOUIKU MAMA TERHADAP PENDIDIKAN DI JEPANG