Fenomena Fangirl Terhadap Boy Band Di Jepang Dewasa Ini

(1)

FENOMENA FANGIRL TERHADAP BOY BAND DI JEPANG DEWASA INI

SAIKIN NIHON DE NO BOI BANDO NI TAISURU FANGARU NO GENSHOU

SKRIPSI

Skripsi ini ditujukan kepada Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan untuk melengkapi salah satu syarat

ujian sarjana dalam bidang Ilmu Budaya Jepang

Oleh:

Dwinta Anindya Azzahra 110708033

PROGRAM STUDI S-1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2015


(2)

SAIKIN NIHON DE NO BOI BANDO NI TAISURU FANGARU NO GENSHOU

SKRIPSI

Skripsi Ini Diajukan Kepada Panitia Ujian Departemen Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Ujian Sarjana

Dalam Bidang Ilmu Sastra Jepang

Oleh :

DWINTA ANINDYA AZZAHRA 110708033

Pembimbing I Pembimbing II

Prof.Drs. Hamzon Situmorang, M.S., Ph.D Adriana Hasibuan, S.S, M.Hum

NIP. 19580704 1984 12 1 001 NIP. 19620727 198703 2 005

DEPARTEMEN SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015 Disetujui oleh :


(3)

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan

Medan, 2015

Departemen Sastra Jepang Ketua,

Drs. Eman Kusdiyana, M. Hum NIP. 19600919 1988 03 1 001


(4)

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul FENOMENA FANGIRL TERHADAP BOY BAND DI JEPANG DEWASA INI. Yang memilki tujuan untuk mengetahui bagaimana kehidupan, perilaku dan aktivitas, dampak serta fenomena Fangirl di Jepang. Negara Jepang yang merupakan negara maju juga tidak terlepas dari berbagai fenomena. Saat ini kemajuan dalam bidang showbiz/bisnis hiburan pun semakin berkembang pesat di Jepang. Mulai dari musik, drama, kartun, komik dan lain lain. Saat ini, industri musik di Jepang diisi berbagai macam genre musik contohnya J-Pop, J-Rock dan juga Enka. Selain itu, musik-musik barat pun mulai dinikmati banyak masyarakat Jepang.

Dewasa ini, masyarakat Jepang khususnya wanita lebih banyak menyukai musik pop daripada rock. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya band, girl band maupun boy band dengan aliran pop. Akhir-akhir ini di Jepang boy band sangat populer, sehingga menjadi idola di kalangan masyarakat Jepang. Boy band-boy band tersebut tentunya juga memiliki banyak penggemar. Fenomena yang terjadi di kalangan dunia hiburan salah satunya adalah fangirl.

Fangirl berasal dari kata fan yang berarti penggemar dan girl yang berarti perempuan sehingga fangirl dapat diartikan sebagai penggemar perempuan yang memiliki obsesi terhadap sesuatu yang digemarinya. Boy band naungan Johnny and Associates memiliki banyak fangirl yang berprilaku berlebihan dan terkenal dengan citra yang buruk. Fangirl yang melakukan hal-hal buruk seperti menguntit dan mengarah pada tindakan kriminal disebut Oriki dan Yarakashi. Hal yang


(5)

dikejar oleh fangirl tipe ini adalah ingin selalu dekat dengan idolannya dan membuktikan kepada fangirl lain bahwa idolanya adalah yang paling hebat.

Aktifitas Fangirling dapat memberi manfaat yang positif terhadap fangirl jika dilakukan secara benar, dukungan dan cinta dapat disalurkan secara terarah apabila tidak ada unsur obsesi yang melampaui batas. Contohnya adalah fangirl dapat menyalurkan bakatnya dalam menulis karya sastra dan membuat karya seni yang berhubungan dengan idolanya. Fangirl juga sering mendukung idolanya dengan membeli CD asli dan membeli goods resmi dari idolanya. Fangirl juga memiliki fandom mereka sendiri, dimana dalam fandom tersebut mereka dapat berbagi informasi mengenai idolanya dan saling membaca fan fiction buatan sesama penggemar. Seiring dengan berkembangnya teknologi, para fangirl akhirnya menyebarkan informasi dan mendapatkan kebutuhan informasinya melalui internet. Komunitas yang menyebar melaui media online disebut dengan Cyber Fandom.

Fenomena fangirl di Jepang saat ini sangat berhubungan dengan kehidupan masyarakat Jepang. Hampir seluruh perempuan di Jepang menyukai dan bahkan adalah fangirl dari boy band. Hal ini terlihat dari banyaknya pengunjung konser yang diadakan oleh boy band tersebut yang mampu mencapai ratusan ribu hingga jutaan. Terlepas dari itu semua, fenomena ini awalnya muncul karena semakin berkurangnya komunikasi yang terjadi antara masyarakat di Jepang. Mereka cenderung mencari pelarian lain ketimbang harus merepotkan orang lain yang juga sibuk dengan hidupnya. Sehingga pada akhirnya mereka menemukan kebahagiaan dengan menjadi seorang penggemar. Hal ini tentunya semakin mempersulit mereka untuk berkomunikasi dengan masyarakat biasa karena


(6)

perbedaan sudut pandang diantara keduannya. Fangirl pada akhirnya hanya dapat berbicara mengenai kegemarannya kepada sesama fangirl saja.

Terdapat dampak positif maupun negatif yang didapat seorang fangirl terhadap dirinya sendiri. Dampak positifnya adalah fangirl menjadi kreatif, memiliki pandangan yang baik, menjadi lebih bersemangat, dan setia mendukung idolanya. Dampak negatifnya adalah mereka menjadi berlebihan dalam mencintai idolanya, seperti mengalami delusional, melakukan tindakan yang membahayakan, melakukan bashing kepada orang lain, juga boros dalam berbelanja. Selain untuk dirinya sendiri, fangirl juga memberi dampak untuk idolanya, keluarga dan masyarakat. Dampak positif untuk idolanya, selain memberikan kesuksesan besar juga menjadi trendsetter bagi penggemarnya. Sedangkan dampak negatifnya terdapat pada keselamatan dirinya. Idola kerap kali dikuntit oleh penggemarnya dan mendapat perlakuan tidak baik bahkan kriminalitas pun ada. Dampak positif dan negatif pun dapat dirasakan keluarga fangirl dan masyarakat sekitarnya. Contohnya adalah jika anggota keluarga perempuan adalah fangirl mereka cenderung akan mendaftarkan anak atau adik laki-lakinya untuk bergabung dalam Johnnys. Dampak positifnya adalah anggota keluarga yang mereka daftarkan dapat menjadi terkenal dan sukses. Sedangkan dampak negatifnya, cita-cita mereka akhirnya sulit digapai karena padatnya kesibukan selama beraktifitas di Johnnys. Selain itu dampak positif untuk masyarakat, Johnny and Associates kerap membantu masyarakat yang terkena bencana melalui “Marching J” seperti pada korban gempa dan tsunami pada tahun 2011 lalu, fangirl yang datang ke konser juga turut andil dalam menyumbang dan membantu korban bencana.


(7)

Sedangkan dampak dari perilaku fangirl yang negatif adalah membuat lingkungan masyarakat menjadi tidak kondusif dan mengganggu kenyamanan.


(8)

要旨

本論文は現在のひ日本でのボーイバンドにつ対するファンガールの現象と いうタイトルである。目的は日本でのファンガールの生活、資格、活動、 影響と現象を知るためである。日本は多くの現象を外さなく、先進国であ る。現在、芸能界又はエンタテイメント事業の分野における進歩は日本で 急速に成長している。音楽からはじめ、ドラマ、アニメ、漫画などである。

現在、日本での音楽事業は多くのジャンル、例えば J-Pop、J-Rock、演歌な

どがある。その他、日本社会は音楽も好きになってきた。

最近、日本社会、特に女性はロックよりポップの音楽が好きである。これ は多くのポップのバンド、ボーイバンド、ガールバンドで証された。最近、 日本にボーイバンドが有名になり、日本社会にアイドルになるようになっ た。そのボーイバンドは愛好者が多いはずである。エンタテイメント事業 にある現象の一つはファンガールである。

ファンガールは[愛好者]という意味がある[ファン]のことばと、[女子]とい

う意味がある[ガール]の言葉から成り立ち、そのため、ファンガールとは

愛好していることに強迫観念がある女性の愛好者ということである。

Johnny's and Associates が創造したボーイバンドは悪いイメージがあってや

り過ぎるファンガールがある。悪いこと、例えば犯罪に図る追随をするフ ァンガールはオリキとヤラカシという。このファンガールに追随されるこ


(9)

とはアイドルにいつも近づいており、他のファンガールに自分のアイドル が最高だと証したいことである。

もし良い方法でし、やり過ぎる強迫観念がなく、応援や愛好がよく伝えた ら、ファンガールの活動はファンガールに良い影響が与えられる。例えば、 ファンガールはアイドルについて文学作品や芸術的な作品を通して才能が 見せられることである。ファンガールもアイドルを応援するために、オリ

ジナル CD とグーズをよく買う。ファンガールも自分のファンドムがあり、

そのファンドムで相互的にアイドルについて情報を集まったり、作成した ファンフィクションを読んだりする。技術が開発しているとともに、ファ ンガールはインターネットを通して情報を広がったり、得たりする。オン

ラインメディアを通して広がっているコミュニティは Cyber Fandom とい

う。

日本でのファンガールの現象は日本社会の生活に非常に繋がっている。大 方の日本の女性はボーイバンドが好きで、ファンガールである。これはボ ーイバンドに行われるコンサートの観客が十万人から百万人以上いること で見える。その他、この現象は日本社会の間に相互作用が減ってきたせい で、発生した。彼女達が他の人を迷惑かけるより好きなことを探した。や っと、愛好者の幸せを見つけた。見方が違うので、社会とコミュニケーシ ョンをするとき、困難になるようになった。ファンガールの愛好について の会話は同じファンガールしかしないようになってきた。


(10)

ファンガールは自分にとって良い影響と悪い影響がある。良い影響はファ ンガールは創造的になったり、良い見方があったり、もっと頑張ったり、 アイドルを応援し続けたりすることである。悪い影響はアイドルを応援す るとき、やり過ぎたり、例えば妄想を経験したり、危険なことをしたり、 他の人にバッシングしたり、ショッピングでやり過ぎたりすることである。 自分のため上に、ファンガールもアイドル、家族と社会に影響を与える。

アイドルに対するいい影響は大成功を与える上に、愛好者に Trendsetter

になることである。悪い影響は自分のあんぜんのために危ない。良い影響 と悪い影響が家族にも体験できる。例えば、家族以内でファンガールがい

たら、彼女達が息子又は弟をJohnny'sに参加させる。良い影響は参加され

た家族のメンバーが有名になる機会が多い。一方、悪い影響はJohnny'sの

活動が多忙で夢が難しく叶えられる。社会に良い影響を与える上に、 Johnny and Associates も天災地変を体験した人を[Marching J] でよく助けて

いる。 2011 年に地震と津波の被害者を助けたようである。このコンサー

トに参加したファンガールは寄付して被害者を助けた。ファンガールの悪 い 影 響 は 社 会 の 環 境 を 資 し て 快 適 に 干 渉 し な い こ と で あ る


(11)

i

KATA PENGANTAR

Segala Puji kehadirat Allah SWT yang memberikan kekuatan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang merupakan syarat untuk mencapai gelar sarjana di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Adapun skripsi ini berjudul “FENOMENA FANGIRL TERHADAP BOY BAND DI JEPANG DEWASA INI”.

Dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis banyak menerima bantuan baik secara moril maupun materi. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, yakni kepada:

Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara dan Bapak Drs. Eman Kusdiyana, M.Hum, selaku Ketua Departemen Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Bapak Prof. Hamzon Situmorang., M.S, Ph.D, selaku dosen pembimbing I dan Ibu Adriana Hasibuan, M.Hum, selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan memberi perhatian penuh untuk membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini di tengah-tengah kesibukan beliau.

Kepada Seluruh Dosen Departemen Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu yang berguna bagi


(12)

ii

penulis dalam dunia kerja dan Abang Djoko Santoso sebagai adminstrasi jurusan Sastra Jepang yang selalu membantu mengurus keperluan surat-surat penulis..

Keluarga penulis, Papa Riat dan Mama Heni yang senantiasa menjadi semangat di hidup penulis. Alasan penulis untuk bangkit dan bergerak maju. Terima kasih untuk segala kebaikan, doa-doa dan kasih sayang yang telah kalian berikan. Bangga memiliki panutan sehebat Papa dan Mama. Untuk kedua saudara laki-laki penulis, Arga Aditya dan Egi Gatara, banyak dukungan dan semangat yang kalian berikan. Untuk abang penulis Arga, teladan penulis dalam menjalani hidup walaupun sulit dan terpisah jauh, tidak menjadi alasan dan halangan untuk memberikan saran dan mendengar segala keluh kesah penulis. Dan untuk adik penulis Egi, penghibur hati penulis yang juga merupakan alasan penulis untuk segera menyelesaikan skripsi. Untuk Kakak penulis, Maulidya Indriani. Terima kasih untuk semua dukungan baik moril maupun materil serta wejangan-wejangan yang diberikan untuk menghadapi dunia yang nantinya akan penulis hadapi. Partner penulis dalam segala hal, Andri Cahyaputra Siadari yang selalu menjadi penyemangat dan pendengar semua cerita penulis. Terima kasih untuk saran dan ajakan yang tidak pernah putus untuk semangat menuntaskan skripsi ini.

Teman-teman baik penulis stambuk 2011 Sastra Jepang, Juli, Yeni, Sion, Novita, Sarah, Olive, Yuki, Rasyid, Grace, Aidha, Ghaisani, Ester Rika, Dodi, Lora dan semua yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu namun kalian selalu memberikan semangat dan terus mendukung dalam penyelesaian skripsi ini. Terima kasih untuk semua kerja sama, waktu dan kenangan yang kita jalani bersama-sama selama menjadi Aotake. Untuk sahabat-sahabat penulis Christella, Gloria dan Yunita yang selalu memacu penulis agar tidak terlalu lama bermain


(13)

iii

dan ingat skripsi. Terima kasih untuk segala canda dan suntikan semangat yang selalu kalian berikan. Mendengarkan segala keluh kesah penulis dan memberikan saran yang walaupun terkadang tidak berguna tetapi mampu mendorong penulis untuk menjadi lebih baik dalam mengerjakan skripsi. Abang dan Kakak senior, terima kasih untuk semua masukan, pengalaman dan tips yang sangat membantu penulis dalam pengerjaan skripsi ini.

Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang membantu dan memberikan dukungan kepada penulis. Semoga apa yang kalian kerjakan mendapatkan ridho dari Allah SWT.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca skripsi ini. Dan semoga skripsi ini berguna dan bermanfaat bagi penulis serta para pembaca.

Medan, Oktober 2015

Dwinta Anindya Azzahra NIM. 110708033


(14)

iv DAFTAR ISI

Hlm

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan ... 8

1.4 Tinjaun Pustaka dan Kerangka Teori ... 8

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 11

1.6 Metode Penelitian ... 12

BAB II SEJARAH SERTA LATAR BELAKANG MUNCULNYA BOY BAND DAN FANGIRL 2.1 Sejarah Boy band dan Perkembangan Boy band ... 13

2.2 Latar Belakang Munculnya Fangirl di Jepang ... 27

2.3 Fandom ... 28

2.4 Goods Fandom ... 32


(15)

v

2.5.1 Oriki ... 36

2.5.2 Yarakashi ... 37

2.6 Contoh Perilaku Fangirl ... 38

BAB III FENOMENA DAN DAMPAK FANGIRL DI JEPANG 3.1 Fenomena Fangirl di Jepang ... 42

3.2 Dampak Positif Fangirl di Jepang Terhadap ... 45

3.2.1 Dirinya Sendiri ... 45

3.2.2 Idol ... 49

3.2.3 Keluarga dan Masyarakat ... 51

3.3 Dampak Negatif Fangirl di Jepang Terhadap ... 53

3.3.1 Dirinya Sendiri ... 53

3.3.2 Idol ... 59

3.3.3 Keluarga dan Masyarakat ... 60

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN `4.1 Kesimpulan ... 62

4.2 Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ABSTRAK


(16)

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul FENOMENA FANGIRL TERHADAP BOY BAND DI JEPANG DEWASA INI. Yang memilki tujuan untuk mengetahui bagaimana kehidupan, perilaku dan aktivitas, dampak serta fenomena Fangirl di Jepang. Negara Jepang yang merupakan negara maju juga tidak terlepas dari berbagai fenomena. Saat ini kemajuan dalam bidang showbiz/bisnis hiburan pun semakin berkembang pesat di Jepang. Mulai dari musik, drama, kartun, komik dan lain lain. Saat ini, industri musik di Jepang diisi berbagai macam genre musik contohnya J-Pop, J-Rock dan juga Enka. Selain itu, musik-musik barat pun mulai dinikmati banyak masyarakat Jepang.

Dewasa ini, masyarakat Jepang khususnya wanita lebih banyak menyukai musik pop daripada rock. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya band, girl band maupun boy band dengan aliran pop. Akhir-akhir ini di Jepang boy band sangat populer, sehingga menjadi idola di kalangan masyarakat Jepang. Boy band-boy band tersebut tentunya juga memiliki banyak penggemar. Fenomena yang terjadi di kalangan dunia hiburan salah satunya adalah fangirl.

Fangirl berasal dari kata fan yang berarti penggemar dan girl yang berarti perempuan sehingga fangirl dapat diartikan sebagai penggemar perempuan yang memiliki obsesi terhadap sesuatu yang digemarinya. Boy band naungan Johnny and Associates memiliki banyak fangirl yang berprilaku berlebihan dan terkenal dengan citra yang buruk. Fangirl yang melakukan hal-hal buruk seperti menguntit dan mengarah pada tindakan kriminal disebut Oriki dan Yarakashi. Hal yang


(17)

dikejar oleh fangirl tipe ini adalah ingin selalu dekat dengan idolannya dan membuktikan kepada fangirl lain bahwa idolanya adalah yang paling hebat.

Aktifitas Fangirling dapat memberi manfaat yang positif terhadap fangirl jika dilakukan secara benar, dukungan dan cinta dapat disalurkan secara terarah apabila tidak ada unsur obsesi yang melampaui batas. Contohnya adalah fangirl dapat menyalurkan bakatnya dalam menulis karya sastra dan membuat karya seni yang berhubungan dengan idolanya. Fangirl juga sering mendukung idolanya dengan membeli CD asli dan membeli goods resmi dari idolanya. Fangirl juga memiliki fandom mereka sendiri, dimana dalam fandom tersebut mereka dapat berbagi informasi mengenai idolanya dan saling membaca fan fiction buatan sesama penggemar. Seiring dengan berkembangnya teknologi, para fangirl akhirnya menyebarkan informasi dan mendapatkan kebutuhan informasinya melalui internet. Komunitas yang menyebar melaui media online disebut dengan Cyber Fandom.

Fenomena fangirl di Jepang saat ini sangat berhubungan dengan kehidupan masyarakat Jepang. Hampir seluruh perempuan di Jepang menyukai dan bahkan adalah fangirl dari boy band. Hal ini terlihat dari banyaknya pengunjung konser yang diadakan oleh boy band tersebut yang mampu mencapai ratusan ribu hingga jutaan. Terlepas dari itu semua, fenomena ini awalnya muncul karena semakin berkurangnya komunikasi yang terjadi antara masyarakat di Jepang. Mereka cenderung mencari pelarian lain ketimbang harus merepotkan orang lain yang juga sibuk dengan hidupnya. Sehingga pada akhirnya mereka menemukan kebahagiaan dengan menjadi seorang penggemar. Hal ini tentunya semakin mempersulit mereka untuk berkomunikasi dengan masyarakat biasa karena


(18)

perbedaan sudut pandang diantara keduannya. Fangirl pada akhirnya hanya dapat berbicara mengenai kegemarannya kepada sesama fangirl saja.

Terdapat dampak positif maupun negatif yang didapat seorang fangirl terhadap dirinya sendiri. Dampak positifnya adalah fangirl menjadi kreatif, memiliki pandangan yang baik, menjadi lebih bersemangat, dan setia mendukung idolanya. Dampak negatifnya adalah mereka menjadi berlebihan dalam mencintai idolanya, seperti mengalami delusional, melakukan tindakan yang membahayakan, melakukan bashing kepada orang lain, juga boros dalam berbelanja. Selain untuk dirinya sendiri, fangirl juga memberi dampak untuk idolanya, keluarga dan masyarakat. Dampak positif untuk idolanya, selain memberikan kesuksesan besar juga menjadi trendsetter bagi penggemarnya. Sedangkan dampak negatifnya terdapat pada keselamatan dirinya. Idola kerap kali dikuntit oleh penggemarnya dan mendapat perlakuan tidak baik bahkan kriminalitas pun ada. Dampak positif dan negatif pun dapat dirasakan keluarga fangirl dan masyarakat sekitarnya. Contohnya adalah jika anggota keluarga perempuan adalah fangirl mereka cenderung akan mendaftarkan anak atau adik laki-lakinya untuk bergabung dalam Johnnys. Dampak positifnya adalah anggota keluarga yang mereka daftarkan dapat menjadi terkenal dan sukses. Sedangkan dampak negatifnya, cita-cita mereka akhirnya sulit digapai karena padatnya kesibukan selama beraktifitas di Johnnys. Selain itu dampak positif untuk masyarakat, Johnny and Associates kerap membantu masyarakat yang terkena bencana melalui “Marching J” seperti pada korban gempa dan tsunami pada tahun 2011 lalu, fangirl yang datang ke konser juga turut andil dalam menyumbang dan membantu korban bencana.


(19)

Sedangkan dampak dari perilaku fangirl yang negatif adalah membuat lingkungan masyarakat menjadi tidak kondusif dan mengganggu kenyamanan.


(20)

要旨

本論文は現在のひ日本でのボーイバンドにつ対するファンガールの現象と いうタイトルである。目的は日本でのファンガールの生活、資格、活動、 影響と現象を知るためである。日本は多くの現象を外さなく、先進国であ る。現在、芸能界又はエンタテイメント事業の分野における進歩は日本で 急速に成長している。音楽からはじめ、ドラマ、アニメ、漫画などである。

現在、日本での音楽事業は多くのジャンル、例えば J-Pop、J-Rock、演歌な

どがある。その他、日本社会は音楽も好きになってきた。

最近、日本社会、特に女性はロックよりポップの音楽が好きである。これ は多くのポップのバンド、ボーイバンド、ガールバンドで証された。最近、 日本にボーイバンドが有名になり、日本社会にアイドルになるようになっ た。そのボーイバンドは愛好者が多いはずである。エンタテイメント事業 にある現象の一つはファンガールである。

ファンガールは[愛好者]という意味がある[ファン]のことばと、[女子]とい

う意味がある[ガール]の言葉から成り立ち、そのため、ファンガールとは

愛好していることに強迫観念がある女性の愛好者ということである。

Johnny's and Associates が創造したボーイバンドは悪いイメージがあってや

り過ぎるファンガールがある。悪いこと、例えば犯罪に図る追随をするフ ァンガールはオリキとヤラカシという。このファンガールに追随されるこ


(21)

とはアイドルにいつも近づいており、他のファンガールに自分のアイドル が最高だと証したいことである。

もし良い方法でし、やり過ぎる強迫観念がなく、応援や愛好がよく伝えた ら、ファンガールの活動はファンガールに良い影響が与えられる。例えば、 ファンガールはアイドルについて文学作品や芸術的な作品を通して才能が 見せられることである。ファンガールもアイドルを応援するために、オリ

ジナル CD とグーズをよく買う。ファンガールも自分のファンドムがあり、

そのファンドムで相互的にアイドルについて情報を集まったり、作成した ファンフィクションを読んだりする。技術が開発しているとともに、ファ ンガールはインターネットを通して情報を広がったり、得たりする。オン

ラインメディアを通して広がっているコミュニティは Cyber Fandom とい

う。

日本でのファンガールの現象は日本社会の生活に非常に繋がっている。大 方の日本の女性はボーイバンドが好きで、ファンガールである。これはボ ーイバンドに行われるコンサートの観客が十万人から百万人以上いること で見える。その他、この現象は日本社会の間に相互作用が減ってきたせい で、発生した。彼女達が他の人を迷惑かけるより好きなことを探した。や っと、愛好者の幸せを見つけた。見方が違うので、社会とコミュニケーシ ョンをするとき、困難になるようになった。ファンガールの愛好について の会話は同じファンガールしかしないようになってきた。


(22)

ファンガールは自分にとって良い影響と悪い影響がある。良い影響はファ ンガールは創造的になったり、良い見方があったり、もっと頑張ったり、 アイドルを応援し続けたりすることである。悪い影響はアイドルを応援す るとき、やり過ぎたり、例えば妄想を経験したり、危険なことをしたり、 他の人にバッシングしたり、ショッピングでやり過ぎたりすることである。 自分のため上に、ファンガールもアイドル、家族と社会に影響を与える。

アイドルに対するいい影響は大成功を与える上に、愛好者に Trendsetter

になることである。悪い影響は自分のあんぜんのために危ない。良い影響 と悪い影響が家族にも体験できる。例えば、家族以内でファンガールがい

たら、彼女達が息子又は弟をJohnny'sに参加させる。良い影響は参加され

た家族のメンバーが有名になる機会が多い。一方、悪い影響はJohnny'sの

活動が多忙で夢が難しく叶えられる。社会に良い影響を与える上に、 Johnny and Associates も天災地変を体験した人を[Marching J] でよく助けて

いる。 2011 年に地震と津波の被害者を助けたようである。このコンサー

トに参加したファンガールは寄付して被害者を助けた。ファンガールの悪 い 影 響 は 社 会 の 環 境 を 資 し て 快 適 に 干 渉 し な い こ と で あ る


(23)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk sosial yang dalam kehidupannya tidak lepas dari interaksi sosial sesama manusia lainnya. Seiring dengan keseharian manusia yang terus berinteraksi, membentuk sebuah peradaban. Kemudian dari peradaban tersebut lahirlah berbagai bentuk kebudayaan yang kemudian memunculkan bermacam-macam fenomena.

Menurut Ienaga Saburo (dalam Situmorang, 2009:2-3) menerangkan kebudayaan dalam arti luas dan arti sempit. Dalam arti luas adalah seluruh cara hidup manusia (ningen no seikatsu no itonami kata). Ienaga menjelaskan bahwa kebudayaan ialah keseluruhan hal yang bukan alamiah. Sedangkan dalam arti sempit kebudayaan adalah terdiri dari ilmu pengetahuan, sistem kepercayaan dan seni, oleh karena itu Ienaga mengatakan kebudayaan dalam arti luas ialah segala sesuatu yang bersifat konkret yang diolah manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Sedangkan kebudayaan dalam arti sempit ialah sama dengan budaya yang berisikan sesuatu yang tidak kentara atau bersifat semiotik.

Dari kebudayaan yang memadukan ilmu pengetahuan, sistem kepercayaan dan seni tumbuhlah kejadian-kejadian baru dikalangan masyarakat yang disebut dengan fenomena. Dalam pemahaman Edmund Husserl (zainabzillullah .wordpress.com/2013/01/20/pemikiran-fenomenologi-menurut-edmund-husserl),


(24)

2

fenomenologi adalah suatu analisis deskriptif serta introspektif mengenai kedalaman dari semua bentuk kesadaran dan pengalaman-pengalaman yang didapat secara langsung seperti religious, moral, estetis, konseptual, serta indrawi. Ia juga menyarankan fokus utama filsafat hendaknya tertuju kepada penyelidikan tentang Labenswelt (dunia kehidupan) atau Erlebnisse (kehidupan subjektif dan batiniah). Fenomenologi sebaiknya menekankan watak intensional kesadaran, dan tanpa mengandaikan praduga-praduga konseptual dari ilmu-ilmu empiris.

Fenomenologi berusaha mencari pemahaman bagaimana mengkontruksi makna dan konsep penting dalam kerangka intersubyektivitas (pemahaman kita mengenai dunia dibentuk oleh hubungan kita dengan orang lain) (Kuswarno, 2009:2).

Negara Jepang yang merupakan negara maju dewasa ini juga tidak terlepas dari berbagai fenomena. Saat ini kemajuan dalam bidang showbiz/hiburan pun semakin berkembang pesat di Jepang. Mulai dari musik, drama, kartun, komik dan lain lain. Musik Jepang pada zaman dahulu sangat terpengaruh perkembangan musik dari daratan Cina dan Semenanjung Korea, tetapi lama kelamaan mempunyai sifat dan ciri tersendiri. Ragam musiknya banyak digunakan di kuil-kuil, untuk memuja dewa, di istana, dan untuk hiburan sosial.

Sekitar abad ke-15 musik instrumen tunggal, Shamisen dan Koto menjadi popular khususnya untuk memberikan iringan lagu dan drama musik. Perkembangan musik drama mencapai keemasannya pada abad ke-17, dengan format Kabuki dari musik teater tradisional Jepang.

Adanya restorasi Meiji pada pertengahan abad ke-18 membuat pengaruh Barat mulai masuk dalam perkembangan musik Jepang. Banyak format musik tradisonal


(25)

3

Jepang dikembangkan berdasarkan format musik Barat, sehingga Jepang telah memasuki perkembangan musik modern (http://agussilwana.do. am/index/sejarah_musik_asia/0-16).

Saat ini, industri musik di Jepang diisi berbagai macam genre musik contohnya J-Pop (Japanese Pop), J-Rock (Visual kei, gothic) dan juga Enka. Selain itu, musik-musik barat pun mulai dinikmati banyak masyarakat Jepang, seperti jazz, RnB, reagge, soul dan lain sebagainya. Musik-musik tersebut tentunya menjadi alasan perkembangan musik Jepang yang semakin luas dan bervariasi.

Dewasa ini, masyarakat Jepang khususnya wanita lebih banyak menyukai musik pop daripada rock. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya band, girl band maupun boy band dengan aliran pop. Band adalah sebutan untuk sekumpulan orang-orang yang memiliki satu aliran musik dan satu keinginan yang sama untuk berkarya dan membentuk kelompok musik. Biasanya band terdiri dari vokal, gitar, bass, drum dan alat musik tambahan lainnya. Girl band adalah kelompok musik (biasanya pop dan RnB) yang terdiri dari 3 orang wanita atau lebih yang biasanya bernyanyi dan menari dalam pertunjukan musik. Sedangkan Boy band, mirip dengan girl band hanya saja boy band personilnya adalah pria. Boy band merupakan grup vokal dan tari, sehingga personilnya tidak harus dapat memainkan alat musik. Saat ini sudah banyak label-label industri yang merekrut talenta-talenta muda untuk dikembangkan menjadi boy band beraliran J-Pop, contohnya Johnny’s and Associatesi. Johnny & Associates, atau dikenal di Jepang sebagai Johnny's Jimusho (株式会社ジャニーズ事務所 Kabushikigaisha Janīzu jimusho, Perseroan Terbatas Kantor Johnny) adalah perusahaan bisnis hiburan


(26)

4

yang didirika mempromosikan kelompok musik pria di dilahirkan perusahaan ini, termasu

Dalam industri hiburan keberadaan pekerja hiburan tidak akan mampu bertahan lama tanpa adanya penggemar. Para penggemar merupakan pendukung keberadaan pekerja hiburan ini. Jika pekerja hiburan tak memiliki penggemar, maka mereka tidak bisa lagi bertahan di dunia showbiz. Maka dari itu para idola cenderung akan mencoba membuktikan pada para penggemarnya bahwa mereka dapat menjadi bintang idola dengan berusaha keras dalam mencapainya. (Craig, 2000:316). Akhir-akhir ini di Jepang boy band sangat populer, sehingga menjadi idola di kalangan masyarakat Jepang.

Boy band-boy band tersebut tentunya juga memiliki banyak penggemar. Fenomena yang terjadi di kalangan dunia hiburan salah satunya adalah fangirl. Menurut Storey (2006 :p.157) kelompok penggemar dilihat sebagai perilaku yang berlebihan dan berdekatan dengan kegilaan. Mereka cenderung terobsesi terhadap hal-hal yang berhubungan dengan sesuatu hal yang digemari, dalam hal ini adalah pekerja hiburan yang mereka idolakan. Semua hal yang dilakukan berhubungan dengan idolanya hanya sebagai pembuktian pada lingkungannya bahwa mereka adalah penggemar sejati sang idola.

Kelompok penggemar bisa disebut fanatik karena mereka cenderung terikat kepada preferensi mereka. Komunitas penggemar biasanya melakukan pertukaran pesan mengenai idolanya. Bagi para penggemar ada kepuasan tersendiri untuk


(27)

5

mampu berbagi informasi satu sama lain. Penggemar laki-laki disebut fanboy. Sedangkan penggemar-penggemar perempuan disebut sebagai fangirl. Dan tentu mayoritas penggemar adalah fangirl. Menurut Urban Dictionary

fangirl adalah sebutan

untuk penggemar perempuan yang mengidolakan seseorang atau sesuatu dan terkadang tingkat mengidolakan ini bisa sampai menjadi obsesi. Mereka dapat mengidolakan siapa saja, seperti pemain band, pemain bola, aktor/aktris, dan sebagainya. fangirl juga menikmati membicarakan tentang pria-pria tampan dan membaca fiksi karangan buatan penggemar tentang selebriti favorit mereka.

Seseorang dapat dikatakan fangirl jika dia mempunyai orang atau grup yang disukai, tentunya seorang fangirl juga banyak yang memiliki lebih dari 1 Fandom (sebutan untuk komunitas pecinta grup band atau boy band). Tetapi biasanya mereka selalu mempunyai Ichiban (sebutan untuk orang yg diidolakan) utama. Menurut Jenkins, bahwa kelompok penggemar hakikatnya adalah perjuangan para penggemar untuk menciptakan budaya partisipatoris (Storey, 2006:p.166).

Para fangirl ini berbagi informasi untuk semakin banyak mengetahui mengenai idolanya, dari yang tidak tahu menjadi tahu, dan yang sudah tahu menjadi semakin ketergantungan konsumsi informasi (Raharja, 2013). Para fangirl tersebut awalnya hanyalah perempuan-perempuan biasa dengan latar belakang sosial yang berbeda. Fangirl biasanya tertarik dengan boy band/girl band karena menyaksikan melalui media telekomunikasi seperti televisi, youtube, nico-nico douga (situs video populer di Jepang), majalah, maupun media sosial dan lain-lain. Mereka yang melihat dan menyaksikan pertunjukan dari boy band tersebut biasanya akan mulai menggemari dan mencari tahu tentang perkembangannya.


(28)

6

Seiring berjalannya waktu, biasanya para penggemar tersebut akan semakin menikmati aktivitas idol-ing yang mereka lakukan, sehingga munculah sifat fanatik pada diri mereka. Fangirl yang memiliki tingkat obsesi yang tinggi biasanya dapat melakukan aktivitas ekstrim agar dapat dekat dengan idolanya.

Kehadiran mereka di masyarakat tidak banyak berdampak pada sekitarnya. Para fangirl ini sedikit berbeda dengan pelaku penyimpangan sosial seperti Hikikomori, Otaku atau Nijikon. Fangirl biasanya lebih senang berkumpul bersama dan saling berbagi cerita serta informasi. Hanya saja, jika terjadi sesuatu yang menyangkut tentang idolanya, mereka akan cenderung melakukan hal-hal yang tidak wajar dan mengganggu warga sekitarnya. Salah satu contoh perilaku tidak wajar fangirl ialah: ketika sang idola berada di sebuah kafe untuk berkumpul bersama teman-temannya, maka jika fangirl tahu maka mereka akan masuk menyeruak dan berusaha mendekati idolanya. Hal ini tentunya dapat mengganggu kenyamanan pelanggan lain, dapat merusak properti kafe, dan tentunya dapat mengganggu artis tersebut. Sebagai pemilik salah satu agensi boy band terbesar di Jepang, Johnny Kitagawa selaku pimpinan Johnny’s Jimusho pun melakukan beberapa perlindungan terhadap talent-talentnya dengan menjalin relasi dengan Yakuza untuk menjadi Body guard bagi talent-talent artisnya (Animonster, 2010: p.131).

Sejak mencuatnya fenomena fangirl di kalangan masyarakat Jepang, fangirl banyak diangkat kedalam dunia hiburan di Jepang. Banyak para Mangaka (sebutan untuk penulis komik di Jepang) tertarik untuk mengangkat tema fangirl ini ke dalam karya mereka. Tidak hanya kartun, drama dan serial kartun Jepang pun menyusul kesuksesan karya Mangaka yang telah mengangkat tema fangirl.


(29)

7

Berdasarkan uraian diatas, penulis merasa tertarik untuk menganalisis tentang fenomena fangirl dewasa ini yang mempengaruhi kehidupan masyarakat Jepang. Penulis mencoba menuangkannya dalam skripsi yang diberi judul “Fenomena Fangirl terhadap Boy Band di Jepang Dewasa ini.”

1.2Perumusan Masalah

Fenomena fangirl kini menjamur dan meluas di kalangan masyarakat Jepang terutama di daerah ibu kota. Kehidupan para fangirl dan kehidupan mereka dalam mencintai idolanya di dunia hiburan menjadi salah satu fenomena yang mulai berkembang di kalangan masyarakat sekarang ini. Para fangirl yang memiliki “dunia” mereka sendiri, tentang bagaimana mereka berpikir mengenai idolanya memiliki daya tarik tersendiri. Tentunya hal ini menimbulkan dampak dan pengaruh terhadap masyarakat Jepang. Dampaknya terhadap fangirl adalah mereka memiliki banyak teman yang memiliki hobi dan minat yang sama dan dapat memiliki rasa cinta pada orang-orang yang mana adalah idolanya tersebut. Menjadi fangirl dapat memberikan hiburan bagi diri mereka sendiri, namun hal ini juga dapat memberikan dampak negatif terhadap masyarakat karena jika perilaku Fangirl sudah berlebihan maka dapat mengarah pada tindak pengerusakan, keributan serta perkelahian. Fangirl yang berlaku ekstrim dapat menjadi sangat membahayakan bagi sesama fangirl, orang sekitar, dan juga artis idolanya. Pandangan masyarakat terhadap fangirl beragam, sebagian masyarakat menganggap keberadaan fangirl dapat menaikan popularitas serta berpengaruh dalam penjualan karya idolanya, sehingga tidak menjadi masalah bagi mereka jika salah satu anggota keluarga, teman bahkan pacar mereka adalah fangirl. Namun di sisi lain, sebagian masyarakat menganggap fangirl merupakan orang-orang yang


(30)

8

hedonis, konsumeris, perusak, dan pribadi yang berlebihan dalam mengidolakan idolanya.

Maka yang menjadi pertanyaan yang paling mendasar pada penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah fenomena fangirl di Jepang hingga saat ini 2. Bagaimanakah dampak positif dan negatif fangirl di Jepang

1.3Ruang Lingkup Pembahasan

Dalam setiap penelitian diperlukan adanya pembatasan masalah agar pembahasan tidak terlalu melebar sehingga menyulitkan pembaca untuk memahami pokok permasalahan yang dibahas. Dalam penulisan skripsi ini penulis membatasi permasalahannya hanya menjelaskan fenomena fangirl terhadap boy band naungan Johnny and Associates di Jepang dewasa ini khususnya bagaimana latar belakang, kehidupan, eksistensi fangirl, serta dampak fenomena ini di tengah kehidupan masyarakat Jepang.

Agar supaya pembahasannya memiliki akurasi data yang jelas, maka penulis pada bab II akan menjelaskan mengenai pengertian dan perkembangan boy band dibawah naungan Johnny and Associates, latar belakang munculnya fangirl di Jepang, serta contoh perilakunya.

1.4Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori 1.4.1 Tinjauan Pustaka

Setiap kebudayaan yang tercipta akan melahirkan budaya baru dan menghasilkan fenomena. Dewasa ini dimana aktivitas, teknologi dan media semakim canggih juga menimbulkan berbagai macam fenomena dikalangan


(31)

9

masyarakat yang dihasilkan melalui dampak berkembangnya kehidupan masyarakat.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, fenomena diartikan sebagai hal-hal yang dinikmati oleh panca indra dan dapat ditinjau secara ilmiah.

1.4.2 Kerangka Teori

Dalam pengerjaan penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan penelitian fenomenologi. Fenomenologi berusaha mencari pemahaman bagaimana manusia menkonstruksi makna dan konsep penting dalam kerangka interbusyektivitas (pemahaman kita mengenai dunia dibentuk oleh hubungan kita dengan orang lain) (Kuswarno, 2009 : 2)

Penulis berpendapat menurut teori fenomenologi ialah setiap manusia membutuhkan saling berkomunikasi dan berhubungan dengan orang lain. Karena kesuksesan suatu kelompok juga didasarkan karena hubungannya dengan satu sama lainnya. Interaksi yang dilakukan antar fangirl dan idolanya merupakan interaksi yang membentuk suatu kelompok manusia yang saling menguntungkan satu sama lain melalui proses kerja sama dengan memanfaatkan situasi yang berkembang pada zaman dewasa ini. Kurangnya komunikasi antar manusia saat ini menyebabkan munculnya fenomena baru yang terjadi termasuk dengan munculnya fangirl yang pada akhirnya membentuk lingkungan baru yang dibentuk oleh hubungan para fangirl dengan idolanya.

Penulis juga menggunakan pendekatan penelitian sosiologis, karena dalam pendekatan ini mencakup golongan sosial yang berperan, jenis hubungan sosial, konflik berdasarkan kepentingan, pelapisan sosial, peranan dan status sosial dan


(32)

10

sebagainya (Abdurrahman, 1999:11). Menurut Weber (dalam Abdurrahman, 1999:11) tujuan penelitian ini adalah memahami arti subjektif dan perilaku sosial, bukan semata-mata menyelidiki arti objektifnya. Penulis menggunakan pendekatan ini adalah untuk mengetahui latar belakang, kehidupan serta dampak fangirl terhadap masyarakat Jepang.

Menurut Joli Jenson (dalam Storey, 2006:158), Penggemar selalu dicirikan (mengacu pada asal-usul istilahnya) sebagai suatu kefanatikkan yang potensial. Hal ini kelompok penggemar dilihat dari prilaku yang berlebihan dan berdekatan dengan kegilaan. Jenson menunjukan dua tipe khas patologi penggemar, ‘individu yang terobsesi’ (biasanya laki-laki) dan ‘kerumunan histeris’ (biasanya perempuan).

Penulis juga berpendapat fangirl ialah sebutan untuk perempuan yang memiliki obsesi terhadap seseorang atau sesuatu sehingga memiliki rasa cinta terhadap seseorang/sesuatu tersebut. Para fangirl melakukan idol-ing untuk menghibur diri sendiri melalui berbagai aktivitas yang berhubungan dengan idolanya tersebut. Jika tidak dilakukan secara berlebihan, tentunya perilaku fangirl dapat memberi semangat tersendiri bagi kehidupan mereka ditengah kegiatan sehari-hari mereka yang padat dan menimbulkan tingkat stress yang tinggi.


(33)

11

1.5 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1.5.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pembahasan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mendeskripsikan fenomena fangirl dewasa ini terhadap kehidupan sosial masyarakat di Jepang

2. Untuk mendeskripsikan dampak positif dan negatif perilaku fangirl dan terhadap masyarakat di Jepang

1.5.2 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian, hasilnya diharapkan memberi manfaat bagi pihak-pihak tertentu, antara lain :

1. Bagi peneliti sendiri diharapakan dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang fangirl.

2. Bagi para pembaca, khususnya para pembelajar bahasa Jepang diharapkan dapat menambah informasi mengenai berbagai macam fenomena di Jepang dewasa ini termasuk dalam dunia showbiz/hiburan serta penggemar-penggemarnya di Jepang.

3. Bagi para pembaca, penelitian ini juga dapat dijadikan sumber ide dan tambahan informasi bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti fangirl lebih jauh.


(34)

12 1.6 Metode Penelitian

Dalam mengerjakan penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang menggambarkan peristiwa atau gejala apa adanya. Menurut Azwar (1998:7) tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan karakteristik mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu. Penelitian ini berusaha menggambarkan situasi dan kejadian. Data yang dikumpulkan semata-mata bersifat deskriptif sehingga tidak bermaksud mencari penjelasan, menguji hipotesis, membuat prediksi, maupun mempelajari implikasi. Penulis menggunakan metode ini oleh karena penelitian ini membuat gambaran yang sistematik dan akurat tentang fenomena fangirl di Jepang dewasa ini. Mengenai fungsi dan kehidupan fangirl yang sebenarnya, bagaimana ciri seorang fangirl, meluasnya fenomena fangirl ini dan dampak-dampak fangirl terhadap sekitarnya.

Selain itu untuk pengumpulan data penulisan menggunakan metode penelitian kepustakaan (Library Research). Menurut Nasution (1996:14), metode kepustakaan atau Library Research adalah mengumpulkan data dan membaca referensi yang berkaitan dengan topik permasalahan yang dipilih penulis. Kemudian merangkainya menjadi suatu informasi yang mendukung penulisan skripsi ini. Studi kepustakaan merupakan aktivitas yang sangat penting dalam kegiatan penelitian yang dilakukan. Beberapa aspek yang perlu dicari dan diteliti meliputi : masalah, teori, konsep, kesimpulan serta saran. Data dihimpun dari berbagai literature buku yang berhubungan dengan masalah penelitian. Survey book dilakukan diberbagai perpustakaan. Data juga didapat melalui internet yang berhubungan mengenai fenomena Fangirl di zaman dewasa ini.


(35)

13 BAB II

SEJARAH SERTA LATAR BELAKANG MUNCULNYA BOY BAND DAN FANGIRL

2.1 Sejarah Boy band dan Perkembangan Boy band Johnny and Associates

Boy band adalah sebutan untuk kelompok musik pop atau RnB yang semua penyanyinya adalah laki-laki muda. Biasanya anggota boy band selain bernyanyi juga menari dalam pertunjukan musik (riri8story.wordpress.com/2012/09/30/apa-itu-boyband/). Boy band terdiri dari 3 atau lebih laki-laki yang berusia belasan hingga 20 tahun, namun tidak menutup kemungkinan bahwa ada boy band yang personilnya berusia diatas 20 tahun. Berbeda dengan band, personil boy band tidak harus dapat memainkan alat musik. Biasanya boy band terbentuk melalui audisi yang diadakan oleh produser musik maupun manager, dimana para peserta diuji penampilannya, kemampuan menyanyi dan menarinya. Sehingga setelah terbentuk, personil-personil boy band tersebut dilatih dan dibina lebih lanjut untuk menjadi seorang entertainer. Personil boy band haruslah memiliki wajah yang menarik agar dapat dengan mudah disukai oleh masyarakat, terutama perempuan.

Hingga saat ini, terdapat agensi grup musik pria terbesar dan terpopuler di Jepang yang bernama Johnny and Associates atau Johnny’s Entertainment atau populer di Jepang dengan nama Johnny’s Jimusho. Agensi ini didirikan oleh Johnny Hiromu Kitagawa. Agensi ini melahirkan banyak boy band yang akhirnya


(36)

14

menjadi idola di kalangan masyarakat Jepang maupun manca negara terutama di kalangan para perempuan. Pada awalnya, Johnnys and Associates juga memproduseri beberapa girl band dibawah arahan Mary Kitagawa (saudara Johnny Kitagawa) seperti Surii Yankees, VIP dan Orange Sisters namun akhirnya dibubarkan, akan tetapi lagu-lagu yang didebutkan tetap sering dinyanyikan oleh anggota Johnnys Jr. Terdapat juga seorang aktris bernama Mori Mitsuko yang merupakan talent keluaran Johnny and Associates. Mori adalah seorang aktris legendaris dan pada akhirnya meninggal dunia pada tahun 2012, pemakamannya dihadiri oleh para member Johnny and Associates dan media massa (http://vibafleischer.tumblr.com/post/22321049110/girlbands-at-johnnys).

Boy band pertama yang diluncurkan oleh agensi ini dan juga merupakan boy band pertama di Jepang adalah Johnnys atau Jyaniizu. Boy band yang memiliki nama yang sama dengan pendirinya ini muncul pada April 1962. Menurut Kosuga, pada satu titik Kitagawa mengajak 4 orang dari sebuah tim bisbol yang dia latih untuk menonton pertunjukan bernama “West Side Story.” Kitagawa mengklaim setelah menonton itu dia mendapatkan ide untuk memulai bisnis promosi dan memproduseri grup pria yang bernyanyi dan menari. Boy band ini merupakan cikal bakal berkembangnnya boy band di Jepang, sehingga banyak masyarakat yang sering menyebut boy band ini sebagai “Generasi Pertama Johnny” dan “Pendiri Johnnys” karena selain nama boy band, Johnnys juga adalah singkatan dari Johnny and Associates, agensi boy band yang di ciptakan oleh Johnny Kitagawa. Pria-pria yang dianggap Bishounen (sebutan untuk pria cantik seperti perempuan, namun masih bisa disebut pria) diberi istilah “Tipe Johnny”, sehingga meskipun mengacu pada penampilan salah satu pria, tidak menjadi


(37)

15

keliru untuk kata Ikemen (sebutan untuk pria tampan). Single debut pertama Johnnys muncul pada tahun 1964 berjudul Wakai Namida (Air Mata Muda). Personil-personil boy band Johnnys adalah Hiromi Maie, Osami Iino, Nakatani Ryo dan Teruhiko Aoi. Selama 5 tahun eksis dalam dunia hiburan Jepang, Johnnys telah merilis 15 single dan 1 album (en.wikipedia.org/wiki/Johnnys).

Sejak awal agensi ini dibentuk, Johnny Kitagawa berniat untuk mengembangkan boy bandnya untuk menjadi idol group namun akhirnya terealisasikan pada akhir tahun 1970an. Hal ini dimaksudkan agar para penggemar mengenal dan mengikuti perkembangan artisnya. Para talent ini awalnya bukan siapa-siapa, tetapi setelah lolos mereka akan dibina tidak hanya untuk menjadi idol yang baik, tetapi juga menjadi public figure yang dapat dijadikan contoh oleh masyarakat. Talent-talent yang ingin masuk ke dalam agensi harus mendaftar dengan formulir terlebih dahulu, lalu selanjutnya mereka akan menerima telepon dari agensi yang biasanya adalah Johnny Kitagawa sendiri bahwa mereka lolos seleksi dan dapat mengikuti audisi. Anak laki-laki yang boleh mendaftar adalah anak-anak berusia 9-17 tahun. Mereka selanjutnya akan diaudisi menari, kepribadian, dan bakat lain jika punya. Awalnya banyak anak laki-laki yang ikut audisi namun tidak mengetahui apa itu Johnny and Associates. Mereka biasanya adalah anak-anak yang dipaksa audisi oleh ibu dan kakak perempuannya. Banyak anak-anak yang menangis dan tidak melakukan apapun karena tidak ingin ikut audisi, namun banyak juga yang akhirnya semangat untuk ikut karena diiming-imingi hadiah ataupun memang ingin menjadi member Johnnys. Salah satu contoh pendaftar yang memang ingin masuk Johnny and Associates dan akhirnya didebutkan menjadi salah satu member Hey!Say!JUMP adalah Chinen Yuuri. Dia


(38)

16

mengatakan dalam talk show LIVE MONSTER Talk (22-12-2013) bahwa alasannya ikut Audisi adalah karena dia dan keluarganya adalah penggemar dan pendukung boy band Arashi, Chinen mengagumi Ohno Satoshi (Arashi) dan ingin bertemu dengannya. Begitu pula disampaikan oleh Nakajima Yuto (Hey!Say!JUMP) dalam acara yang sama, dia didaftarkan masuk Johnnys oleh ibunya karena ibunya adalah penggemar Takizawa Hideaki (Tackey & Tsubasa) dan Nakajima sama sekali tidak tahu bahwa ibunya mendaftarkannya.

Pendaftar-pendaftar yang lolos audisi selanjutnya akan tergabung dalam Johnny’s Junior/Johnny’s Jr. Para Junior akan didebutkan sebagai back-up dancers untuk grup yang sudah mapan, dengan demikian para penggemar akan akrab dengan wajah mereka sebelum akhirnya debut dengan grup mereka sendiri. Disini mereka melakukan program pelatihan yang ketat dalam menyanyi, menari dan akrobat. Pelatihan ini juga dipantau secara tajam oleh Johny Kitagawa (Campion : 2005). Mereka juga belajar memandu acara sehingga dapat berinteraksi dengan orang banyak sebelum akhirnya didebutkan. Pada tahun 1997 hingga 2003 disebut sebagai Golden Era atau Era keemasan, dimana kepopuleran Johnny’s Jr dapat disejajarkan dengan senior-seniornya yang telah debut terlebih dahulu. Member Johnny’s Jr pada Golden Era tampil dalam banyak program musik dan memiliki acara televisi sendiri. Mereka yang terkenal pada Era Keemasan kini sudah debut dan terkenal, diantaranya Takizawa Hideaki (Tackey and Tsubasa), Matsumoto Jun (Arashi), Shibutani Subaru dan Yokoyama Yuu (Kanjani8), Akanishi Jin KAT-TUN, Solo), Yamashita Tomohisa (eks-NEWS, Solo) dan lain lain. Saat ini keberadaan Johnnys Jr sudah semakin berkembang, tidak hanya berisi member yang belum debut, tetapi sekarang JJr


(39)

17

juga sudah banyak terdapat sub-group di dalamnya, seperti Bakada team, Noon Boyz, dan Snow Man.

Selain mengikuti audisi, terdapat jalur lain untuk dapat tergabung dalam Johnny and Associates, yaitu jalur tanpa audisi. Mereka yang tergabung tanpa audisi disebut Elite. Member yang masuk Elite dipilih langsung oleh Johnny Kitagawa. Contoh talent Johnnys yang merupakan Elite adalah Matsumoto Jun (Arashi), Nakai Masahiro (SMAP) dan Higashiyama Noriyuki (Shounentai)

Member-member yang tergabung dalam Johnny and Associates menerima kontrak seumur hidup. Dimana mereka akan selamanya menjadi memberJohnnys kecuali mereka keluar dari agensi, dipecat atau bubar. Maka dari itu banyak member boy band yang masih tergabung lebih dari 30 tahun. Karena kontrak yang tidak ada “kadaluwarsa” maka walaupun sudah keluar, member yang pernah tergabung dalam Johnnys akan tetap dihubung-hubungkan pada aktivitasnya selama di Johnny and Associates (subarunee.livejournal.com/13689.html).

Berikut adalah nama-nama boy band yang masih tergabung dalam Johnny and Associates menurut wikipedia.

Artis Rekaman :

DEBUT ARTIS ANGGOTA PEMIMPIN

1980 Masahiko Kondo Solo - -

1985 Shounentai 3 Kazukiyo

Nishikiori


(40)

18

1991 SMAP 6 ® 5 Masahiro

Nakai

-

1994 TOKIO 5 Shigeru

Joshima

-

1995 V6 6 Masayuki

Sakamoto

-

1997 Kinki Kids 2 - -

1999 Arashi 5 Satoshi Ohno -

2002 Tackey & Tsubasa 2 - -

2003 NEWS 9 ® 8 ® 7 ® 6

® 4 Keichiro Koyama Tegomass adalah kelompok sub-unit

2004 Kanjani8 8 ® 7 -

2006 KAT-TUN 6 ® 5 ® 4 -

2006 Yamashita

Tomohisa

Solo - Awalnya

pemimpin NEWS. Dia meninggalkan

kelompok untuk menjadi artis solo pada tahun 2011.


(41)

19

2011 Kis-My-Ft2 7 Hiromitsu

Kitayama

-

2011 Sexy Zone 5 Nakajima

Kento

-

2012 A.B.C-Z 5 - -

2014 Yuma Nakayama Solo - Anggota NYC

tapi didebutkan single solo akhir 2012,

dan diumumkan

solo tahun 2014 ini sebelum merilis single

kedua.

2014 Johnny’s West 7 - -

Sementara/ Unit Khusus :

DEBUT ARTIS ANGGOTA ANGGOTA

TERDAFTAR

ALASAN

1975 Johnny’s Junior Special


(42)

20

1998 J-Friends 13 TOKIO, V6,

Kinki Kids

Kelompok amal

2000 Secret Agent 2

Lagu tema untuk drama

2000 Shingo Mama Solo Shingo Katori -

2001 GO Tarimo and Mini Curry

Solo Go Morita Untuk variety show

2001 MimyCen 3

Untuk variety show

2001 Sakuraba Yuichiro Solo Tomoya Nagase Lagu tema untuk drama

2002 Ya-Ya-yah 5

Akama, Shoon Yamashita, Taiyo Ayukawa, Masaki Hoshino

Lagu tema untuk kartun

2004 Hattori-kun Solo Shingo Katori Lagu tema untuk film


(43)

21

Kamenashi,

2005 Toraji Haiji 2

Lagu tema untuk film

2006 GYM 3

Pendukung Voli Wanita

2006 Kisarazu Cats Eye feat MCU 6

Lagu tema untuk drama

2007 Hey!Say!7 5

Lagu tema untuk kartun

2007 Trio The Shakiiin 3 Noriyuki

Higashiyama,

Lagu tema untuk drama


(44)

22

Kenta Suga 2008 MATCHY with

QUESTIONS

6

Yonemura,

Yoshihiro Yodogawa, Kazuyori Fujiie,

Akun Igo, Daisuke Ishigaki

Lagu tema untuk kartun

2009 LANDS 2

Takeshi Kobayashi

Lagu tema untuk film

2009 NYC Boys 7

Kikuchi

Yugo Kochi

Pendukung Voli Wanita

2009 Ryo-san Solo Shingo Katori Lagu tema untuk drama


(45)

23 2009 Snow Prince

Gasshoudan 11 Shintarō Kishimoto, Reia Nakamura, Kei Kurita, Yūya Ōtsuka, Tatsuya Horinouchi, Aoi Okada, Yūki

Haba, Ryō Hashimoto, Mizuki Inoue,

Aoi Chino

Lagu tema untuk drama 'Snow Prince Kinjirareta

Koi no Melody' (Snow Prince Melody of

Forbidden Love)

2009 The

SHIGOTONIN

3 Noriyuki

Higashiyama,

Lagu tema untuk drama

2010 Kaibutsu-kun Solo Satoshi Ohno Lagu tema untuk drama 'Kaibutsu-kun'

2011 A.N.JELL 4

Lagu tema untuk drama 'Ikemen Desu Ne'


(46)

24

Fujigaya

2012 The MONSTERS 2 Shingo Katori,

Tomohisa Yamashita

Lagu tema untuk drama 'Monsters'

2014 Hottake Band 2 Kazuya

Kamenashi, Tamaki Koji

Lagu tema untuk drama 'Tokyo Bandwagon'

2015 Sensations 9 Hey! Say!

JUMP

Lagu tema untuk film 'Ansastsu Kyoushitshu'

Eks-artis Johnny and Associates : Johnnys, Four Leaves, Go Hiromi, LITTLE GANG, Tashihiko Tahara, Shibugakitai, The Good-Bye, Hikaru GENJI, Otokogumi, NINJA, Yoshiro Uchida, Teruyoshi Aoi, Junichi Inoue, Jo Toyokawa, Yoshitsugu Tonoi, Yasuaki Moriya, Mitoyu, Mayo Kawasaki, Satoshi Akagi, Ippei Hikaru, Shigeyuki Nakamura, Moriuchi (Morita) Takahiro, Kusano Hironori , Morimoto Ryutaro.

Johnny Kitagawa memiliki banyak peraturan yang ketat setelah para talent tergabung dalam Johnny and Associates. Salah satu contohnya adalah tidak boleh pacaran maupun menikah selama tergabung dalam Johnnys, tidak boleh merokok dan minum minuman keras jika masih dibawah umur 20 tahun, dan aturan memiliki SNS (Social Network Sites). Peraturan mengenai SNS dimaksudkan agar informasi kegiatan serta kehidupan talentnya dapat diprivasi, sehingga para


(47)

25

penggemar tidak dapat mengganggu profesionalisme idolanya. Juga, untuk menjaga konsentrasi para talent agar dapat berlatih dan tampil secara maksimal di setiap acara. Atas dasar peraturan-peraturan inilah, tak sedikit member Johnnys yang diskors dan dikeluarkan dari agensi karena melanggar peraturan. Salah satu contohnya adalah Morimoto Ryutaro (eks-Hey!Say!JUMP) yang terlibat dalam kasus merokok dibawah umur. Saat itu Morimoto berumur 14 tahun ketika majalah hiburan Shunkan Josei menerbitkan berita tentang dirinya tersebut dan menjadikan semua kegiatannya ditangguhkan oleh Johnny and Associates

(http://www.tokyohive.com/article/2011/06/hey-say-jumps-morimoto-ryutaro-activities-supsended-due-to-smoking-underage/).

Hingga kini, eksistensi agensi ini terus berkembang pesat. Boy band-boy band keluaran Johnnys sudah tour ke berbagai negara di Asia maupun Amerika. Hal ini menjadikan agensi Johnny and Associates sebagai agensi paling kuat di Jepang dan setingkat dengan SM Entertainment dari Korea.

Menurut Japan Times (2009), boy band yang paling populer hingga saat ini adalah SMAP. Sejak awal debut pada saat mereka berusia 15 tahun hingga berumur 35 tahun. Mereka masih memiliki banyak fans, aktif dalam acara musik dan bermain dalam drama. SMAP mendominasi kancah musik J-Pop sepanjang 1990-an, merilis lebih dari tiga puluh single dengan dua dari mereka terjual lebih dari satu juta kopi. Pada saat yang sama, konser SMAP menjadi eksklusif untuk anggota fan club yang harus mengikuti undian untuk mendapatkan tiket. Sejarah SMAP menunjukkan bahwa publisitas memainkan peran kunci dalam mempromosikan SMAP sampai ke bintang (Chiu, 2005 p.5). Kepopuleran boy


(48)

26

band Johnnys tentunya memikat banyak perempuan dan laki-laki Jepang juga negara lainnya. Wajah yang tampan, tarian yang enerjik, dan bakat lain yang dimiliki para personil Johnnys menjadi daya tarik sehingga akhirnya muncul penggemar-penggemar yang mengagumi dan mendukung boy band-boy band tersebut.

Selain SMAP, boy band Arashi juga merupakan boy band yang sangat terkenal, sukes dan digilai penggemarnya di Jepang. Berkali-kali menduduki puncak Oricon (original confidence) chart di Jepang, konser ditonton oleh ratusan ribu penonton, penjualan CD sebanyak jutaan kopi tentunya menjadi alasan begitu terkenalnya Arashi ditengah masyarakat Jepang. Kepopuleran Arashi berdasarkan pada kemunculan mereka yang hampir setiap hari selalu ada di kehidupan masyarakat Jepang saat ini. Mereka muncul pada tayangan berita pagi, pada Billboard chart, iklan di stasiun kereta, sampul majalah maupun iklan gosip. Di televisi mereka membintangi drama, menjadi host dalam variety show dan muncul dalam iklan komersial. Secara keseluruhan, dengan tidak ada upaya atau niat, masyarakat bisa dengan mudah menemukan penampilan-penampilan Arashi yang tak terhitung jumlahnya dalam perjalanan sehari-hari (Galbraith dan Karlin, 2012 p.9). Cara ini berlaku juga pada boy band Johnnys lainnya, karena cara ini menjadi tehnik marketing Johnny and Associates agar boy band-boy band naungannya tidak hanya dapat dikenali namun juga akrab di mata masyarakat.


(49)

27

2.2 Latar Belakang Munculnya Fangirl di Jepang

Johnnys sebagai boy band pertama di Jepang sekaligus dalam agensi Johnny and Associates memulai debutnya pada tahun 1962 di Western Carnival, sebuah festival musik tahunan selama seminggu di teater Nichigeki, Tokyo. Mereka tampil tidak seperti grup lain yang mengusung tema rock n roll tetapi dengan tema musik broadway. Kesuksesan Johnny and Associates yang sebenarnya muncul pada tahun 1968 dengan kehadiran Four Leaves, boy band remaja yang beranjak dewasa ini muncul dengan penampilan lembut dan suara mereka yang menarik imajinasi publik menjadikan mereka sebagai boy band Johnnys yang cepat dijunjung dan dipuja oleh masyarakat Jepang pada era itu 1980an, Hikaru Genji mendominasi kepopuleran boy band di Jepang, kemunculan Hikaru Genji disambut meriah publik Jepang. Anggota klub penggemar pada saat itu mencapai lebih dari 500 ribu orang, para penggemar Hikaru Genji juga membentuk grup-grup penggemar tidak resmi yang dibentuk di berbagai daerah di Jepang. Hikaru Genji sering benyanyi sambil berdansa di atas roda pada saat itu (wikipedia.org/wiki/Hikaru_Genji). Setelah itu kemunculan SMAP pada tahun 1990an menjadi fenomena besar di Jepang. Kepopuleran boy band ini sekaligus membernya Kimura Takuya yang terkenal akibat peran-perannya dalam drama dan film Jepang seketika menjadi idola di kalangan perempuan-perempuan Jepang. Pada 1997, kepopuleran Johnny’s Junior juga turut andil dalam perkembangan boy band di Jepang. Era keemasan adalah


(50)

28

sebutan dimana boy band yang telah debut maupun yang belum debut memiliki tingkat kepopuleran yang sama tinggi di kalangan masyarakat Jepang.

Keberadaan public figure di dunia hiburan tentunya juga menjadi awal kemunculan penggemar. Penggemar biasanya mengacu pada dukungan yang bersifat berkala dan seiring dengan eksistensi idolanya. Penggemar-penggemar boy band pada awal kemunculannya hingga saat ini selalu didominasi oleh perempuan. Maka dari itu peran fangirl lebih menunjang keberadaan idola-idolanya. Pada akhirnya hingga era heisei saat ini boy band- boy band Johnny and Associates selalu digemari dan memiliki banyak penggemar perempuan.

2.3 Fandom (Komunitas)

Menurut Gooch, fandom dalam istilah yang paling dasar, adalah sekelompok penggemar yang membentuk jaringan sosial dengan satu sama lain berdasarkan kepentingan bersama mereka dalam membaca dan menonton teks tertentu, dan para penggemar pada gilirannya menulis atau menghasilkan bahan untuk teks itu (2008, p.3). Fandom pada hakikatnya menyatukan orang-orang yang memiliki minat yang sama dan ingin saling berbagi informasi kepada sesamanya

Para penggemar juga biasanya gemar membuat karya sastra dan karya seni mereka sendiri, yang disebut Fan fiction dan Fan art. Fan fiction atau fiksi penggemar adalah sebutan untuk karya fiksi yang ditulis oleh penggemar tentang tokoh nyata atau pun fiksi yang menceritakan kisah, latar atau karakter yang sudah ada. Fan fiction dibuat berdasarkan film, komik, kartun, drama, novel, selebriti, maupun orang terkenal lainnya, namun tak jarang penggemar


(51)

29

menjadikan diri mereka sendiri maupun orang lain sebagai OC (original character) dalam fan fiction. Untuk menghindari tuntutan mengenai hak cipta, penulis fan fiction biasanya mencantumkan kategori “fanfic” dalam tulisannya dan memberikan disclaimer, semacam pengakuan hak cipta, untuk penulis aslinya. Sedangkan untuk menghindari protes atau pertanyaan dari penggemar lain, biasanya para penulis fanfic selalu memberikan sedikit catatan-catatan “peringatan” atas variasi-variasi eksperimen yang dia gunakan dalam fanfic-nya

Fan Art menurut

Urban Dictionary adalah seni bentuk apapun, biasanya elektronik atau gambar dengan tangan bebas, yang menggunakan karakter atau keadaaan dari acara populer televisi, novel, kartun, komik, atau film sebagai subyek. Fan art dapat berupa doujinshi (sebutan dalam bahasa Jepang untuk komik buatan penggemar), gambar-gambar, kerajinan tangan seperti kipas besar bergambar wajah artis idola atau kaos bergambar kartun, dan lain-lain. Membuat karya fan fiction dan fan art merupakan hal yang menyenangkan bagi para penggemar dan sebuah sarana untuk menyalurkan bakat terpendam mereka dalam berkarya.

Selain melalui fan fiction dan fan art, para penggemar melakukan aktifitas hariannya melalui konsumsi berita terbaru tentang idolanya. Seiring berkembangnya teknologi, penyebaran informasi dalam suatu komunitas pun menjadi lebih cepat ke seluruh penjuru dunia. Media online seperti internet menjadi sasaran utama dalam meluaskan jaringan dan informasi suatu fandom kepada para penggemarnya. Komunitas yang terbentuk dan berkembang di dunia maya disebut Cyber Fandom.


(52)

30

Namun, mereka yang berpartisipasi dalam fandom tidak selalu tinggal di tempat yang sama, dan terutama dengan Cyber Fandom, penggemar dapat sering berkomunikasi tanpa pernah secara fisik bertemu satu sama lain. Alasan utama penggemar berpartisipasi dalam fandom adalah untuk menemukan tempat di mana mereka akan diterima untuk kegiatan mereka yang dianggap "fanatik" oleh masyarakat normatif. Cyber Fandom khususnya memungkinkan beragam rangkaian orang untuk berinteraksi dan tidak dinilai berdasarkan, ras, atau latar belakang sosial ekonomi mereka dan bukan atas jasa komitmen mereka untuk fandom yang mereka pilih (Gooch, 2008 p.19-20).

Penggemar biasanya memiliki bahasa sendiri, kadang-kadang disebut "fanspeak," di mana kata-kata dan frase telah disesuaikan untuk membuat jargon yang hanya sesama penggemar yang memahami. Untuk setiap fandom dalam Johnny and Associates, setiap fandom boy band memiliki nama fandom yang berbeda-beda. Contohnya fandom penggemar Hey!Say!JUMP adalah Tobikko, untuk penggemar Sexy Zone disebut Sexy Girl (perempuan) dan Sexy Boy (laki-laki), fandom KAT-TUN adalah Hyphens, NEWS disebut Chankapanaa dan Arashi dengan sebutan Arasick/Arashian. Tentunya hal ini dimaksudkan agar para fangirl maupun fanboy tidak salah bergabung dalam komunitas dan memiliki ciri fandom masing-masing. Johnny and Associates membuat sebuah situs resmi yang merupakan sub-site dari Johnny’s Net untuk para penggemar yaitu Johnny’s Family Club dimana penggemar khusus warga Jepang atau mereka yang tinggal dan beralamat di Jepang dapat mendaftar sebagai penggemar resmi dan mendapat keuntungan keanggotaan seperti laporan berkala dan pelayanan prioritas ketika membeli tiket konser dan pertunjukan.


(53)

31

Di situs JFC (johnnys-net.jp/page?id=jfcJoin&lang=en_us), dijelaskan tentang bagaimana cara bergabung menjadi bagian dari JFC. Setiap agensi memiliki persyaratan bergabung yang berbeda, begitu pula Johnny and Associates. Setiap calon anggota fan club harus membaca persetujuan keanggotan dan menyetujui istilah dan peraturan di dalam persetujuan keanggotaan tersebut. Setelah itu setiap calon anggota harus membayar biaya keanggotaan awal dan biaya tahunan selama bergabung dalam JFC sebesar ¥5000. Selain keuntungan yang telah disebutkan diatas, keuntungan lainnya adalah anggota JFC dapat mengirimkan surat kepada fandom mereka, baik surat untuk kelompok maupun surat pribadi untuk member favorit. Setiap agensi memberikan kebijakan yang berbeda kepada artis-artis dalam naungannya. Dalam Johnnys, surat hanyalah satu-satunya barang yang dapat diberikan kepada idola. Dan artis hanya dapat menerima surat dari penggemar di fandomnya saja. Kebijakan memberi hadiah berupa barang dan uang sudah tidak diperbolehkan lagi karena selain dapat mengundang bahaya terhadap artisnya, dikhawatirkan kejadian pada tahun 1989 terulang kembali, dimana salah satu boy band yang sedang populer mendapat sebuah truk berisi 4 ton coklat dari fandomnya saat hari valentine, sehingga akhirnya karena terlalu banyak coklat-coklat tersebut terpaksa dibuang. Berita ini sempat menjadi isu panas di media massa Jepang

(kpopstarz.com/articles/126688/20141022/a-look-into-how-japan-agency-johnnys-entertainment-sets-rules-for-their-fandoms.htm).

Selain hal-hal yang disebutkan diatas, para penggemar juga gemar memainkan role play atau bermain peran. Menurut Suryani (2008), bermain peran adalah memerankan karakter/tingkah laku dalam pengulangan kejadian yang


(54)

32

diulang kembali, kejadian masa depan, kejadian yang masa kini yang penting, atau situasi imajinatif. Sehubungan dengan ini, pengertian role play dalam yang bersifat sandiwara, dimana pemain memainkan peranan tertentu sesuai dengan lakon yang sudah ditulis, dan memainkannya untuk tujuan hiburan. Dalam fandom, para fangirl maupun fanboy (umumnya fangirl) memerankan tokoh sebagai idolanya. Para role player (sebutan untuk pemeran role play) harus sangat memahami bagaimana karakter dari idola yang akan dia perankan. Hal ini bertujuan agar fangirl dan fanboy lain yang berinteraksi dengan role player dapat merasakan berinteraksi langsung dengan idolanya. Role play biasanya dapat ditemukan dalam dunia maya seperti Twitter, Facebook, bahkan aplikasi online chat seperti Line.

2.6 Goods Fandom

Di zaman yang sudah serba modern dan penuh teknologi, banyak masyarakat dunia yang menggunakan berbagai cara untuk menikmati karya-karya idolanya dalam dunia entertainment. Salah satu cara yang paling populer di kalangan masyarakat dunia adalah mengunduh lagu-lagu, video, scan majalah, maupun drama dan film yang dibintangi oleh idolanya. Namun, biasanya para penggemar mengunggah dan mengunduh secara ilegal. Hanya melalui beberapa aplikasi dan situs seperti iTunes dan Amazon saja mengunduh lagu dapat dilakukan secara legal.

Hal ini tentunya bukan dijadikan ancaman dalam bisnis entertainment di Jepang. Masyarakat Jepang percaya bahwa cara mendukung idolanya bukan


(55)

33

melalui hal seperti itu. Di Jepang, melakukan download dan upload secara ilegal di dunia maya dapat dikenakan sangsi pidana. Hal ini dimanfaatkan oleh agensi-agensi dalam dunia entartainment dengan meluncurkan berbagai macam Goods (barang) serta menjual CD dan DVD konser. Johnny and Associates meluncurkan goods pada setiap fandom yang memiliki event atau meluncurkan single dan album terbaru dalam bentuk CD. CD (Compact Disc) atau dalam bahasa Indonesia disebut cakera padat adala menyimpan data digital yang pada asalnya dibuat untuk menyimpa (https://ms.wikipedia.org/wiki/Cakera_padat). Sedangkan goods biasanya dikeluarkan dalam event konser, film dan drama yang dibintangi personil-personil boy band, teater, maupun event-event tertentu. Goods yang dijual bermacam-macam, seperti untuk konser, drama, film dan drama panggung biasanya yang dijual adalah T-Shirt, Light Stick, Pamphlet, Uchiwa (kipas), Tote Bag, Photo Set, Clear File, Pen Light dan lain-lain. Namun terdapat juga beberapa goods yang tidak dijual secara bebas dan eksklusif, biasanya hanya ada di fan meeting yang diadakan secara tertutup di Jepang.

Pembelian goods, CD dan DVD dapat dilakukan dalam 2 cara, yaitu secara online dan offline. Untuk pembelian online hanya bisa dilakukan oleh warga yang tinggal atau memiliki alamat di Jepang karena untuk keperluan registerasi nomor kartu penduduk di Jepang. Sedangkan secara offlineJohnny and Associates memiliki toko khusus yaitu Johnny’s Shop yang terletak di berbagai daerah di Jepang, yaitu di Osaka, Nagoya, Harajuku dan Fukuoka. Sedangkan di konser untuk goods dapat dibeli langsung di venue konser. Harga goods, CD dan DVD yang dijual tentu memiliki harga yang tidak murah, karena dijual secara


(56)

34

resmi oleh Johnny and Associates. Para penggemar pun tetap berlomba-lomba untuk memiliki barang-barang tersebut, karena hal itu adalah salah satu bentuk nyata dukungan mereka terhadap idolanya. Kegiatan membeli goods dan CD ini memberikan perasaan senang dan bangga terhadap masing-masing penggemar, sehingga sering kali para penggemar di Jepang terutama fangirl memakai goods yang mereka beli di venue konser. Penggunaan goods ini juga digunakan sebagai atribut yang mencirikan fandomnya. Sering sekali ditemukan fangirl yang memegang uchiwa berukuran besar bergambar personil boy band favoritnya atau sering disebut ichiban, dan memakai head band bertuliskan nama ichibannya tersebut. Hal ini dimaksudkan agar saat konser berlangsung, fangirl tersebut dapat lebih mudah dinotice oleh idolanya. Uchiwa-uchiwa yang dibawa oleh para fangirl ini tak hanya yang mereka beli di saat konser, tetapi banyak juga yang membuat sendiri dengan menambah kata-kata semangat untuk idolanya di belakang uchiwa. Selain itu saat merayakan anniversary fandom atau ulang tahun member idola mereka juga gemar memakai goods yang mereka beli seperti T-shirt dan Uchiwa.


(57)

35

(Gambar 2.6.2 Uchiwa yang dibeli di venue konser (uchiwa official hanya memuat foto dan nama grup))

2.7 Jenis-jenis Fangirl

Fangirl menurut Cambridge Dictionary, adalah seorang gadis atau wanita muda yang merupakan penggemar seseorang atau sesuatu seperti aktor, jenis musik, potongan teknologi, dan lain-lain. Fangirl menunjukan cintanya tidak hanya untuk kualitas baik mereka tapi untuk kesempatan-kesempatan yang mereka berikan untuk terlibat langsung secara emosional dengan apa yang ada di layar (.http://dictionary.cambridge.org/dictionary/english/fangirl#translations).

Sejatinya, fangirl akan berusaha sebisanya untuk mendukung idolanya baik melalui dukungan moral maupun materi. Mereka rela menghabiskan banyak uang dan waktu mereka hanya untuk “berfantasi” dalam dunia fangirlnya. Fangirl Johnnys juga dianggap selalu bersikap berlebihan, gila, histeris, obsesif, adiktif, dan konsumtif--ketika mereka sangat gemar menghambur-hamburkan uang untuk membeli goods idola, menonton event atau show secara terus-menerus, maupun


(58)

36

mengejar idolanya hingga ke belahan dunia mana pun. Mereka melakukan hal itu untuk menyenangkan diri mereka sendiri, dan merupakan pembuktian bahwa mereka adalah penggemar yang setia.

Namun ada pula fangirl-fangirl yang memiliki obsesi yang berlebih dalam mengidolakan artis pujaannya. Hal ini terlihat dari banyaknya kejadian merugikan yang terjadi antara fangirl terhadap idolanya, sesama Fangirl dan masyarakat.

Berikut adalah jenis-jenis fangirl Jepang yang dianggap berlebihan dan terburuk sepanjang sejarah di dunia hiburan dalam mengidolakan idolannya menurut Animonster (2010, p. 6-7) :

1. Oriki

Kata “Oriki” berasal dari kalimat “Okakke ni riki wo ireru hito”, yang artinya “fans yang berusaha seekstrim mungkin untuk berjumpa dengan idolanya”. Oriki disebut juga super groupies (kumpulan wanita muda, yang secara teratur mengikuti grup musik pop atau selebriti lainnya dengan harapan bertemu atau mengenal mereka). Penggemar tipe ini biasanya tidak mengindahkan tata krama saat konser, seperti mendorong penonton lain, berteriak-teriak saat pertunjukan berlangsung, mengangkat uchiwa tinggi-tinggi sehingga menghalangi pandangan penonton di belakang, hingga menguntit idolanya saat offstage. Para Oriki berusaha menghafal jadwal kegiatan sehari-hari sang idola dengan menghampiri lokasi tempat idolanya bekerja sehingga membuat suasana menjadi tidak kondusif. Oriki biasanya memiliki ketua yang mengatur pergerakan Oriki,


(59)

37

seperti melarang untuk membuntuti pada malam hari dan tidak duduk di gerbong kereta yang sama dengan talent ketika mereka sedang bekerja.

2. Yarakashi

Yarakashi berasal dari kata “Yarakashichatta” atau yang berarti “Mereka melakukannya”. Penggemar tipe ini berbeda dengan Oriki yang terkontrol, Yarakashi cenderung memiliki perilaku yang tidak terkontrol dan manner yang buruk dimanapun mereka berada, baik di internet, konser, live show maupun offstage. Mereka bisa menyerang grup Johnnys lain karena menganggap idola mereka lebih baik. Yarakashi sering mengacuhkan instruksi staf agar tidak mendekati idolanya dan menguntit siang dan malam tanpa mengenal waktu. Selain itu perbuatan seperti melempari rumah idolanya dengan batu atau menyakiti pacar idolanya juga kerap terjadi. Perbuatan mereka juga pernah mengakibatkan celaka bagi idolanya sendiri.

Perilaku kekanakan dan egois Oriki dan Yarakashi tentunya tidak hanya menjadi bencana bagi idoanya, tetapi juga warga sekitar yang berada di dekat tempat kejadian. Mereka hanya memikirkan diri mereka sendiri tanpa mau peduli dengan perasaan orang lain. Perilaku seperti ini tidak dapat diketegorikan sebagai penggemar, karena perilaku mereka jauh dari mendukung dan memotivasi idolanya. Fangirl jenis ini tentunya menjadi ancaman hingga akhirnya pihak Johnny and Associates memberi pengawasan dan perlindungan lebih kepada artis-artisnya.


(60)

38 2.8 Contoh Perilaku Fangirl

Tidak ada sesuatu yang salah dengan mengidolakan seseorang. Terkadang, idola-idola membuat hidup penggemarnya lebih bergairah karena mereka dianggap memberi sosok peran yang bisa menjadi inspirasi. Hubungan antara idola dan penggemar idealnya memberikan keuntungan pada kedua belah pihak. Akan tetapi, ironisnya hubungan keduanya tidak selalu seperti itu. Beberapa idola sering mendapatkan pil pahit dengan menerima perlakuan dari sejumlah penggemar yang kurang simpatik dan ekstrem. Berikut ini adalah beberapa personil boy band Johnnys yang mengalami insiden terkait dengan perilaku ekstrim Oriki dan Yarakashi :

Oriki

• Ikuta Toma dan Yamada Ryosuke

Salah satu staf drama yang tengah melakukan syuting dengan Ikuta Toma mengatakan, "Saat Ikuta datang ke studio Setagayaku untuk syuting film, seorang penggemar yang diduga Oriki sudah menunggu sejak pagi di depan studio sambil cengar-cengir mengunyah permen karet". Di hari berikutnya, penggemar itu tidak muncul di depan studio dan malah menguntit Yamada Ryosuke. Kejadian ini terus berlangsung secara berkala dan kegiatannya berselang-seling antara menunggu Ikuta Toma di depan studio atau menguntit Yamada. Yang paling parah, Oriki tersebut juga menunggu di depan rumah mereka berjam-jam. Walau staf dan manajer mencoba untuk berbicara baik-baik dan membujuk untuk meninggalkan lokasi, penggemar itu tetap datang lagi.


(1)

65

Fangirl yang negatif juga dapat merugikan dirinya sendiri maupun orang lain, seperti melakukan bashing bahkan sampai bunuh diri.

10.Dampak negatif yang diterima oleh idolanya akibat dari perilaku fangirl yang berlebihan adalah sang idola kerap dibuntuti oleh penggemarnya hingga mengacu pada tindak kriminal. Perilaku membuntuti juga mengakibatkan lingkungan masyarakat menjadi terganggu dan tidak kondusif karena keributan dan sampah-sampah yang dibuang oleh fangirl tak bertanggung jawab. Perilaku mother pattern dan sister pattern selain berdampak baik juga berdampak buruk pada keluarganya, yaitu memaksakan anak dan/atau adiknya untuk membatasi mimpinya. Sehingga akhirnya anak tersebut harus mengikuti kemauan ibu atau kakaknya. 4.2 Saran

1. Penulis berharap agar melalui skripsi ini pembaca dapat mengerti bagaimana kehidupan fangirl yang sebenarnnya, dapat mengetahui latar belakang kemunculannya hingga eksistensi dan dampak fangirl di Jepang dewasa ini. Penulis berharap agar aktifitas fangirling dapat dilakukan secara sewajarnya tanpa harus berlaku secara berlebihan kepada idolanya maupun ke sesama fangirl.

2. Penulis berharap agar skripsi ini dapat membantu mahasiswa maupun orang lain yang ingin membahas mengenai fangirl di Jepang secara lebih lanjut.


(2)

1

Daftar Pustaka

Abdurrahman, Dudung. (1999). Metode Penelitian Sejarah. Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu.

Animonster 131. (2010). Yarakashi dan Oriki. Jakarta: Megindo Tunggal Sejahtera.

Aoyagi, Hiroshi. 2005. Islands of Eight Million Smiles: Idol Performance and Symbolic Production in Contemporary Japan. Cambridge: Harvard University Press.

Azwar, Saifuddin. (1998). Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Chiu, Christine. 2005. SMAP : A case-study of J-Pop, Final Paper, University of Western Sydney.

Chris, Campion. 2005. J-Pop’s dream factory. The Guardian Music Observer Monthly. Japan.

Craig, Timothy J., ed. (2000). Japan Pop!Inside the World of Japanese Popular Culture. U. S. A : M.E. Sharpe .Inc.

Galbraith, Patrick dan Karlin, Jason. 2012. Idols and Celebrity in Japanese Media Culture. New York : Palgrave Macmillan.

Gooch, B. (2008).The Communication of Fan Culture: The Impact of New Media on Science Fiction and Fantasy Fandom. Thesis, Georgia Institute of Technology.


(3)

2

Jenkins, H. (1992). Textual Poachers : Television Fans & Participatory Culture. New York: Rouletdge.

Kosuga Hiroshi. 2007. Strategies and Tactics man was Changed to Big Business the Entertainment of “Johnny Kitagawa”. Japan : Kodansha.

Kuswarno, Engkus. (2009). Fenomenologi (fenomena pengemis kota Bandung). Bandung : Widya Padjajaran.

Matsumoto Mika. 2007. Jani-ota: Onna no Kemono Michi. Tokyo: Futabasha.

Nasution, M. Arif. (1996). Metode Penelitian. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Nursanti, Meivita Ika. 2013. Analisis Deskriptif Penggemar K-pop sebagai Audiens Media dalam Mengonsumsi dan Memaknai Teks Budaya. Skripsi, Universitas Diponegoro.

Situmorang, Hamzon. (2009). Ilmu Kejepangan I (edisi revisi). Medan: USU Press.

Suryani, Lilis. (2008) Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka.

Storey, J. (2006). Cultural Studies dan Kajian Budaya Pop. Yogyakarta: Jalasutra. Raharja, Apfia Dita. 2013. Artikulasi Fanatisme ELF di Dunia Maya (Studi

Dalam Kelompok The Neo Korean Wave Dalam Twitter). Jurnal, Universitas Airlangga.


(4)

3 Referensi Video

HEY!HEY!HEY Music Champ. 14 Mei 2007. Live MONSTER Talk. 22 Desember 2013. Music Station. 24 Oktober 2014.

NTV Best Artist Live Show. 30 November 2011.

Referensi Internet

agussilwana.do.am/index/sejarah_musik_asia/0-16Diakses pada 2 april 2015

aramajapan.com/aramaoriginal/arama-japan-staff-picks-for-juiciest-scandals/7986/2/ - Diakses 17 september 2015

arynity.blogspot.com/2012/12/fangirl.html?m=1Diakses pada 2 april 2015

ahmarzaky.blogspot.com/2012/11/sejarah-munculnya-boyband.html - Diakses pada 2 maret 2015

belajarpsikologi.com/bentuk-bentuk-bimbingan-kelompok - Diakses pada 7 september 2015

dictionary.cambridge.org/dictionary/english/fangirl - Diakses pada 8 september 2015

japantimes.co.jp/news/2009/04/14/reference/so-you-wanna-be-a-johnny/ - Diakses 19 agustus 2015

johnnys-net.jp/page?id=jfcJoin&lang=en_us -Diakses 1 september 2015 johnnys-net.jp/page?id=marchingJ&lang=en_us - Diakses 18 september 2015 kompasiana.com/dillah48cules/kecintaan-terhadap-para


(5)

4

kpopstarz.com/articles/126688/20141022/a-look-into-how-japan-agency-johnnys-entertainment-sets-rules-for-their-fandoms.html - Diakses 20 agustus 2015

matome.naver.jp/odai/2141414935661918801 24-10-2014diakses 24 agustus 2015

myfangirlproblems.tumblr.com/fangirl101-Diakses pada 2 april 2015 orahen.livejournal.com/17776.html - Diakses 1 september 2015

urbandictionary.com/define.php?term=fanart- Diakses pada 7 september 2015

(2007) urbandictionary.com/define.php?term=fangirl-Diakses 2 april 2015

riri8story.wordpress.com/2012/09/30/apa-itu-boyband/ - Diakses pada 6 agustus 2015

rocketnews24.com/2014/06/30/459940/ - Diakses 24agustus 2015 subarunee.livejournal.com/13689.html - Diakses 24 agustus 2015 tokyograph.com/news/id-4941 - Diakses 9 september 2015

tokyohive.com/article/2010/06/michishige-sayumimorning-musume-gives-bitter-comments-about-matsujuns-fashion - Diakses pada 19 september 2015

theguardian.com/music/2005/aug/21/popandrock3 - Diakses 16 september 2015

tokyohive.com/article/2011/06/hey-say-jumps-morimoto-ryutaro-activities-supsended-due-to-smoking-underage/ - Diakses 24 agustus 2015

wikipedia.org/wiki/Arashi - Diakses 14 september 2015

wikipedia.org/wiki/Cakera_padat - Diakses pada 10 september 2015 Diakses pada 7 september 2015 wikipedia.org/wiki/Hikaru_Genji - Diakses pada 19 september 2015 wikipedia.org/Jun_Matsumoto - Diakses 16 september 2015


(6)

5

wikipedia.org/wiki/Johnny_%26_Associates- Diakses pada 2 april 2015 wikipedia.org/wiki/Masahiro_Nakai - Diakses 16 september 2015

vibafleischer.tumblr.com/post/22321049110/girlbands-at-johnnys-Diakses 1 september 2015

zainabzillullah.wordpress.com/2013/01/20/pemikiran-fenomenologi-menurut-edmund-husserl - Diakses 2 april 2015