Pengaruh Karakteristik Kewirausahaan Dan Motivasi Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Sentra UKM Boneka Kain Di Sukamulya Bandung

(1)

(2)

The influence of entrepreneurial characteristics and motivations of business succes on sentra ukmboneka kain at sukamulya bandung

Skripsi

DiajukanUntukMemenuhiSalah Satu Syarat Dalam Menempuh Jenjang S1 Program Studi Manajemen

Disusun Oleh :

NAMA

: DINA OCHTAVIANA

NIM

: 21208052

PROGRAM STUDIMANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(3)

Terhadap Keberhasilan Usaha pada Sentra Pusat UKM Boneka Kain di Sukamulya Bandung

Nama : Dina Ochtaviana

NIM : 21208052

Program Studi : Manajemen Jenjang : Strata 1 (S1)

Fakultas : Ekonomi

Bandung, Agustus 2012 Menyetujui, Dosen Pembimbing

Rizki Zulfikar, SE.,M.Si NIP. 4127.34.02.019

Mengetahui, Dekan Fakultas Ekonomi

PProf. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si NIP : 4127.34.02.015

Ketua Program Studi Manajemen

Linna Ismawati, SE., M.Si NIP : 4127.34.02.008


(4)

(5)

ABSTRAK

Dina Ochtaviana, 21208052 (2012), “Pengaruh Karakteristik Kewirausahaan dan Motivasi Terhadap Keberhasilan Usaha pada Sentra Boneka Kain Sukamulya Bandung”. (Pembimbing oleh Rizki Zulfikar, SE., M.Si Fakultas Ekonomi Manajemen Universitas Komputer Indonesia).

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji apakah ada pengaruh dari Karakteristik Kewirausahaan dan Motivasi terhadap Keberhasilan Usaha pada Sentra Boneka Kain di Sukamulya Bandung.

Populasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah pengusaha boneka kainpada sentra boneka kain di Sukamulya Bandung yang berjumlah 13 orang begitupun jumlah sampelnya, karena menggunakan sampling jenuh atau biasa disebut dengan sensus. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan jawaban skala 1 (Sangat tidak baik) sampai dengan 5 (Sangat baik).

Hasil analisis data menunjukan bahwa model penelitian mempunyai kesesuaian yang baik dan semua hipotesis penelitian dapat dibuktikan. Kesimpulan yang diambil adalah karakteristik kewirausahaan dan motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa diantara kedua faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha (karakteristik kewirausahaan dan motivasi) didapatkan kesimpulan bahwa motivasi merupakan faktor yang paling dominan pengaruhnya terhadap keberhasilan usaha. Penelitian ini memberikan beberapa keterbatasan penelitian serta agenda penelitian mendatang yang bisa dilakukan pada penelitian lanjutan.


(6)

ABSTRACT

Dina Ochtaviana, 21208052 (2012), The influence of entrepreneurial characteristics and motivations of business success At Centre Rag Doll At Sukamulya Bandung”. Guidance Rizki Zulfikar, SE., M.Si Fakultas Ekonomi Manajemen Universitas Komputer Indonesia.

The aim from this research is to exame if there is a speciality influence from entrepreneurial characteristic and motivations of business success at centre rag doll at Sukamulya Bandung.

The population that have been chosen in this research in 13 employer of fablic doll to centre rag doll at Sukamulya Bandung in cluding the sample, because it used a sampling method or usually called sensus. The data collection using kuetioner within answer 1 scale (which is not good) to 5 scale (very good).

The result of data analysis show that the research model has a good matched and all the hypothesis of the research can be approve. The conclusion is entrepreneurial characteristics and motivations has a positive and significant influence in success of the business for a speciality.

According to the result it can take some conlusion that between the two factor that influence the speciality in success of the business (entrepeuneurial characteristics and motivations). Can be conclude that motivations is a dominan factor that has a huge influence to the success of the business in speciality. This research give some limitation research and future research agenda that could do for the next research.

Keywords: Characteristics of Entrepreneurship, motivation, success of the business


(7)

Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT atas Rahmat dan

Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skrips ini dengan baik dan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Dalam penelitian ini, penulis mengadakan penelitian dengan mengambil judul “Pengaruh Karakteristik Kewirausahaan Dan Motivasi Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Sentra Ukm

Boneka Kain Sukamulya Bandung”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh jenjang SI pada jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi – Universitas Komputer Indonesia.

Banyak pihak yang telah dengan tulus hati dan kesabaran memberikan semangat dan dukungan baik melalui moral maupun materiil kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan penelitian ini. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Ibu Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati.. Dra. SE.,M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Bapak Rizki Zulfikar, SE.,M.Si selaku dosen pembimbing penyusunan skripsi.

4. Ibu Linna Ismawati,SE.,M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.


(8)

Indonesia.

7. Ibu Trustorini Handayani, SE., M.Si, Selaku Dosen Penguji I

8. Bapak Dr. Ir. H. Iman Santoso, SE, MM,. MBA, selaku Dosen Penguji II 9. Kepada seluruh staff pengajar, karyawan dan karyawati di Universitas

Komputer Indonesia.

10.Bapak M. Khairi ZM, S.Sos,ME selaku Kasie Kerajinan Bidang IAKK di Dinas Perindustrian Bandung.

11.Bapak Drs. Yudi Hermawan, selaku Camat Sukajadi yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di Sentra Boneka Kain Sukamulya.

12.Bapak H. Tahyu Hidayat, S.Pd, selaku Lurah Sukagalih yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di Sentra Boneka Kain Sukamulya.

13.Ibu Martini Widyaningsih, SE. selaku Kasie Ekonomi Pembangunan dan Lingkungan hidup di Kelurahan Sukagalih.

14.Seluruh pengusaha Boneka Kain Sukamulya

15.Kepada selaku orang tua yang telah memberikan kasih sayang dan dorongan secara moril dan materil kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.


(9)

17.Serta semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini mengalami kesulitan dan tidak luput dari kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan karen amengingat keterbatasan dan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki, untuk itu penulis mengharapkan saran serta kritik demi kesempurnaan hasil skripsi. Penulis mengharapkan mudah-mudahan hasil dari skripsi ini berguna dan bermanfaat bagi kita semua.

Akhir kata penulis ucapkan terima kasih lagi kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, semoga pahala dari Allah SWT diberikan kepada semua pihak.

Bandung, Agustus 2012 Penulis

Dina Ochtaviana NIM : 21208052


(10)

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

MOTTO ... iii

ABSTRACT... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah ... 7

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Kegunaan Hasil Penelitian... 9

1.4.1 Kegunaan Praktis ... 9

1.4.2 Kegunaan Akademis ... 10

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 11


(11)

2.1.1.3 Indikator Karakteristik Kewirausahaan ... 14

2.1.2 Motivasi ... 15

2.1.2.1 Pengertian Motivasi ... 15

2.1.2.2 Tujuan Motivasi ... 16

2.1.2.3 Indikator Motivasi ... 16

2.1.3 Keberhasilan Usaha ... 17

2.1.3.1 Pengertian Keberhasilan Usaha ... 17

2.1.3.2 Indikator Keberhasilan Usaha ... 18

2.1.4 Hasil Penelitian terdahulu ... 18

2.2 Kerangka pemikiran ... 21

2.2.1 Keterkaitan antara Karakteristik Kewirausahaan terhadap Keberhasilan Usaha ... 24

2.2.2 Keterkaitan antara Motivasi terhadap Keberhasilan Usaha ... 24

2.3 Hipotesis ... 25

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 27

3.2 Metode Penelitian ... 27

3.2.1 Desain Penelitian... 28


(12)

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 34

3.2.4.1 Uji Validitas ... 36

3.2.4.2 Uji Realiabilitas... 39

3.2.4.3 Uji MSI ... 41

3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis... 42

3.2.5.1 Rancangan Analisis ... 42

3.2.5.2 Pengujian Hipotesis ... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 53

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 53

4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan ... 54

4.1.3 Job Description ... 56

4.1.4 Aktivitas Perusahaan ... 62

4.2 Karakteristik Responden ... 63

4.2.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 63

4.2.2 Distribusi Responden Berdasarkan Usia ... 64

4.2.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan ... 64

4.3 Analisis Deskriptif Tanggapan Responden ... 65


(13)

4.4.1 Keterkaitan antar Pengaruh Karakteristik Kewirausahaan dan

Motivasi terhadap Keberhasilan Usaha ... 90

4.4.1.1 Persamaan Linier Berganda ... 91

4.4.1.2 Hasil uji MSI ... 93

4.4.1.3 Hasil uji Asumsi Klasik ... 96

4.4.2 Analisis Korelasi Parsial... 100

4.4.3 Analisis Korelasi Silmutan ... 103

4.5 Pengujian Hipotesis ... 105

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 111

5.2 Saran ... 112

DAFTAR PUSTAKA ... 115

LAMPIRAN LAIN-LAIN ... 117 DAFTAR RIWAYAT HIDUP


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Persaingan usaha yang semakin keras, memaksa setiap perusahaan bisnis untuk bertahan dengan bersaing dan juga bertahan dengan tepat memilih strategi yang akan dijalankan oleh perusahaan. Hanya perusahaan yangmampu menyesuaikan dengan keadaan lingkungan yang mampu bertahan dan mampu mengembangkan usahanya. Untuk itu, suatu perusahaan bisnis harus mampu memilih strategi yang tepat untuk perusahaan tersebut.

Adanya tingkat pengangguran yang tinggi diperlukan kreativitas dari setiap individu untuk tidak mengandalkan pekerjaan dari orang lain melainkan menciptakan lapangan pekerjaan yang menyerap tenaga kerja yang ada dan menghidupkan kembali roda perekonomian Indonesia. Usaha kecil adalah perusahaan skala kecil yang mampu bertahan karena usaha kecil juga berperan dalam pemerataan perekonomian Indonesia dan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat, serta memiliki potensi menghasilkan devisa negara.

Semua orang sepakat bahwa tumbuh dan berkembangnya perekonomian di suatu negara tidak terlepas dari peran para pengusaha swasta besar, menengah maupun kecil. Usaha kecil adalah perusahaan skala kecil yang mampu bertahan karena usaha kecil juga berperan dalam pemerataan perekonomian Indonesia dan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat, serta memiliki potensi menghasilkan devisa negara sebagai mana Menurut Keputusan Presiden RI no. 99


(15)

tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah: “Kegiatan ekonomi rakyat yang

berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak

sehat.”

Entrepreneurs (wirausaha) berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan infrastruktur jalan, serta barang dan jasa yang dibutuhkan manusia. Penyerapan tenaga kerja yang begitu banyak serta perputaran uang yang besar dan cepat tidak mungkin terjadi tanpa adanya peran entrepreneurs(wirausaha). Hal ini menunjukan bahwa peran wirausahawan atau masyarakat pengusaha itu sangat

“penting”dan “strategis” dalam memicu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi

negara.

Kewirausahaan merupakan modal yang ada pada diri manusia untuk dapat merangkum empat faktor produksi lainnya dalam proses produksi dengan alternatif-alternatif kombinasi baru antara faktor-faktor produksi untuk menghasilkan strategi dalam berusaha yang berbeda. Kewirausahaan sendiri merupakan konsepsi, maka untuk menerapkannya dalam kegiatan usaha haruslah diwujudkan dalam berbagai tindakan (perilaku), bisa saja seseorangpunya potensi kewirausahaan yang bagus tetapi tidak pernah diwujudkan potensi itu dalam perilaku maka potensi itu hanya tinggal potensi yang tidakpunya makna dalam dunia bisnis riil. Perilaku kewirausahaan sebagai wujud kongkret dan faktor kewirausahaan haruslah ada dalam aktivitas bisnis, mengingat faktor ini sangat penting karena menunjang kemajuan usaha. Banyak perusahaan yang muncul dan


(16)

tumbuh menjadi besar berkat polesan tangan para wirausahawan yang mampu bertindak sebagai wirausaha yangprofesional. (www.wikipedia.com)

Berdasarkan hal tersebut, maka dalam menghadapi perkembangan ekonomi saat ini peranan wirausaha tidak diragukan lagi. Karena tumbuh tidaknya perekonomian di suatu negara terutama bergantung pada kehadiran dan keaktivan para wirausaha. Wirausaha yang dimaksud adalah para pengusaha yang berprilaku mandiri yang memiliki kebebasan dalam memilih karier sesuai dengan bidang usaha yang diminatinya serta dapat menciptakan lapangan pekerjaan yang sebesar-besarnya.

Berhasil atau tidaknya usaha ini sangat dipengaruhi wirausahaan, dimana seorang wirausaha harus bisa memotivasi karayawannya. Menurut Hasibuan (2005: 141), motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal.

Apabila seorang wirausaha tersebut sudah bisa memotivasi karyawannya dengan baik maka karyawan akan bekerja secara maksimal dan menciptakan keberhasilan usaha. Menurut Waridah (1992:15) dalam Lindrayanti (2003)

“keberhasilan usaha yaitu adanya peningkatan kegiatan usaha yang dicapai oleh

para pengusaha industri kecil, baik dari segi peningkatan laba yang dihasilkan dicapai oleh pengusaha dalam kurun waktu tertentu”.

Disamping motivasi karyawan untuk mencapai keberhasilan usaha, wirausaha pun harus memiliki karakteristik kewirausahaan. Menurut Geoffrey G. Meredith dalam Suryana (1996:5-6) dalam Suryana, Karakteristik kewirausahaan


(17)

adalah sesuatu yang berhubungan dengan cirikhas, watak, perilaku tabiat, sikap seseorang (wirausaha) terhadap perjuangan hidup untuk mencapai kebahagiaan lahir dan batin.

Di daerah kota Bandung khususnya di kecamatan Sukajadi sebuah industri yang memanfaatkan limbah untuk dijadikan bahan baku dalam membuat karya berupa boneka kain. Industri ini berkembang sejak tahun 1986, ada tiga orang pelopor berdirinya kerajinan boneka yaitu H. Cecep Dargawan, H. Dede Suhana, dan Cecep Hidayat. Asal mulanya mereka hanya memproduksi boneka berbentuk panda saja mulai dari ukuran yang kecil hingga besar, tapi setelah mulai bertambah dan berkembangnya para pengusaha boneka, inovasi produk boneka pun muncul. Industri ini merupakan suatu usaha perseorangan dan masih tergolong pada industri kecil dan rumah tangga yang pada umumnya kegiatan produksi dan para pekerjanya berdomisisli di tempat tak jauh dari tempat produksi dan pada akhirnya usaha ini menjadi salah satu mata pencaharian yang dapat menopang kehidupan ekonomi mereka.

Akan tetapi industri kecil yang tergolong pada usaha kecil, memiliki hambatan dan permasalahan yang dialami oleh para pengusahanya. Hambatan tersebut diantaranya terbatasnya permodalan yang berdampak pemasaran produk tidak maksimal, kenaikan harga bahan baku, tingginya biaya produksi, serta keadaan pasar yang berubah-rubah.

Begitu pula permasalahan yang dihadapi oleh para pengrajin boneka kain di kecamatan Sukajadi Bandung salah satunya berkaitan dengan bahan baku. Bahan baku yang kualitasnya berstandar produksi semakin sulit diperoleh oleh


(18)

para pengrajin boneka kain di kecamatan Sukajadi Bandung, ditambah lagi dengan tingginya biaya produksi sehingga hal ini dapat menghambat proses perkembangan industri kerajinan boneka kain di wilayah kecamatan Sukajadi Bandung.

Industri kerajinan boneka kain ini mengalami perkembangan yang baik hal ini terlihat dengan jumlah industri pengrajin yang terus bertambah di kecamatan Sukajadi Bandung. Di saat krisis ekonomi melanda Indonesia di tahun 1997 yang berdampak tidak baik bagi para pengusaha boneka atau bahkan sampai gulung tikar. Berdasarkan data yang diperoleh dari kelurahan, dapat diketahui jumlah pengusaha boneka kain adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1

Jumlah Pengusaha Boneka Kain

No Tahun Jumlah Pengusaha

1 1986 3 Pengusaha

2 1987 57 Pengusaha

3 2002 57 Pengusaha

4 2009 13 Pengusaha

5 2012 13 Pengusaha

Sumber: Data kelurahan Sukagalih dan Hasil wawancara dengan Ibu Martini Widyaningsih, SE. selaku Kasie Ekonomi Pembangunan dan Lingkungan hidup

Dari data diatas diketahui bahwa adanya penurunan jumlah pengusaha boneka kain dari tahun 2002-2012 yang semakin menurun, diketahui penurunan jumlah pengusaha boneka kain, yaitu :


(19)

1. Krisis Ekonomi

Krisis Moneter yang berlangsung pada tahun 1998 masih berpengaruh sampai saat ini bagi pengusaha boneka kain.

2. Karakteristik Kewirausahaan

Lebih berfokus pada berani mengambil risiko, dimana para pengusaha boneka tidak berani mengambil risiko dalam memproduksi boneka kain dalam jumlah yang banyak, karena para pengusaha boneka memproduksi bonekanya tergantung dari pesanan dari pelanggan (jumlah unit dan desain).

3. Motivasi

Lebih berfokus pada insentif, yaitu kurang memberikannya penghargaan untuk para karyawan yang berprestasi dalam melakukan pekerjaannya.

4. Keberhasilan Usaha

Lebih berfokus pada jumlah pelanggan, dimana tidak stabilnya jumlah pelanggan, dikarenakan para pengusaha boneka mendapatkan pelanggan apabila ada pesanan saja.

Meskipun demikian, keberadaan Sentra pusat boneka kain Sukamulya tetap harus dipertahankan mengingat boneka adalah salah satu yang disukai oleh masyarakat atau pelanggan apalagi anak-anak. Para pengusaha boneka harus tetap didorong sehingga mencapai keberhasilan usaha yang kuat. Dari penjelasan diatas, sehingga penulis menentukan judul penelitian “Pengaruh Karakteristik


(20)

Kewirausahaan dan Motivasi terhadap Keberhasilan Usaha pada SentraUKM Boneka Kain di Sukamulya Bandung”

1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Diketahui bahwa adanya penurunan jumlah pengusaha boneka kain dari tahun 2006-2012 yang semakin menurun, diketahui penurunan jumlah pengusaha boneka kain, yaitu :

1. Krisis Ekonomi

Krisis Moneter yang berlangsung pada tahun 1998 masih berpengaruh sampai saat ini bagi pengusaha boneka kain.

2. Karakteristik Kewirausahaan

Lebih berfokus pada berani mengambil risiko, dimana para pengusaha boneka tidak berani mengambil risiko dalam meproduksi boneka kain dalam jumlah yang banyak, karena para pengusaha boneka memproduksi bonekanya tergantung dari pesanan dari pelanggan (jumlah unit dan desain).

3. Motivasi

Lebih berfokus pada insentif, yaitu kurang memberikannya penghargaan untuk para karyawan yang berprestasi dalam melakukan pekerjaannya.


(21)

4. Keberhasilan Usaha

Lebih berfokus pada jumlah pelanggan, dimana tidak stabilnya jumlah pelanggan, dikarenakan para pengusaha boneka mendapatkan pelanggan apabila ada pesanan saja.

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan dengan uraian latar belakang penelitian yang dikemukakan diatas, maka penulis mencoba merumuskan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana karakteristik kewirausahaan pada Sentra UKM Boneka Kain di Sukamulya Bandung

2. Bagaimana motivasi pada sentra UKM boneka kain di Sukamulya Bandung.

3. Bagaimana keberhasilan usaha pada sentra UKM boneka kain di Sukamulya Bandung.

4. Seberapa besar pengaruh karakteristik kewirausahaan dan motivasi terhadap keberhasilan usaha pada sentra UKM boneka kain di Sukamulya Bandung.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian yang dilakukan penulis adalah untuk mengetahui fakta empiris antara karakteristik kewirausahaan, motivasi, dan keberhasilan usaha.


(22)

1.3.2 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik kewirausahaan pada sentra UKM boneka kain di Sukamulya Bandung

2. Untuk mengetahui bagaimana motivasi pada sentra UKM boneka kain di Sukamulya Bandung.

3. Untuk mengetahui bagaimana keberhasilan usaha pada sentra UKM boneka kain diSukamulya Bandung.

4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh karakteristik kewirausahaan dan motivasi terhadap keberhasilan usaha pada sentra UKM boneka kain di Sukamulya Bandung.

1.4 Kegunaan Hasil Penelitian 1.4.1 Kegunaan Praktis

1. Perusahaan

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pedoman dan sasaran dalam meningkatkan kualitas Karakteristik Kewirausahaan dan Motivasi. Serta berguna untuk memperbaiki Kemampuan Karakteristik Kewirausahaan dan Motivasipara pengusaha sehingga dapat melakukan perubahan–perubahan yang positif seperti tercapainya Keberhasilan Usaha boneka kain Sukamulya.

2. Bagi penulis

Memenuhi persyaratan akademik dalam menempuh jenjang Strata satu yang diwajibkan oleh Program Studi Manajemen Universitas Komputer Indonesia.


(23)

1.4.2 Kegunaan Akademis 1. Bagi Perguruan Tinggi

Penelitian ini diharapkan menjadi dokumen akademik yang berguna untuk dijadikan acuan bagi sivitas akademika.

2 Bagi Mahasiswa

Penelitian ini diharapkan menjadi referensi, dan berguna bagi mahasiswa yang membacanya.

1.5 Lokasi dan waktu penelitian

Penulis melakukan penelitian pada bulan Maret s/d April 2012 pada Sentra UKM Boneka Kain di Jalan Sukamulya, Kelurahan Sukagalih, Kecamatan Sukajadi, Bandung. Berikut adalah tabel jadwal penelitiannya.

Tabel 1.2

Jadwal Kegiatan Penelitian bulan Juni-Agustus 2012

Keterangan

Juni Agustus

1 2 3 4 1 2 3 4

Pengambilan data Analisis data Penulisan laporan


(24)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Karakteristik Kewirausahaan

2.1.1.1 Pengertian Kewirausahaan

Secara harfiah wira artinya utama, gagah, luhur, berani, teladan atau pejuang. Sedangkan usaha artinya kegiatan yang dilakukan terus-menerus dalam mengelola sumber daya untuk menghasilkan barang atau jasa yang akan dijualuntuk mendapatkan keuntungan. Jadi wirausaha adalah pejuang yang jadi teladan dalam bidang usaha.

Berikut ini beberapa pengertian wirausaha dari para ahli :

a. Scarborough dan Zimmerer (1993:5), wirausaha adalah orang yang menciptakan suatu bisnis baru dalam menghadapi risiko dan ketidakpastian dengan maksud memperoleh keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengenali peluang dan mengombinasikan sumber-sumber daya yang diperlukan untuk memanfaatkan peluang tersebut (an ertrepreneur is one who creates a new business in the face of risk and uncertainty for the purpose of achieving profit and growth by identifying opportunities and assembling the necessary resources to capitalize on those opportunities).

b. Marzuki Usman (1997:3), wirausaha adalah seseorang yang memiliki kemampuan dalam menggunakan dan mengombinasikan sumber daya


(25)

seperti keuangan, material, tenaga kerja, keterampilan untuk menghasilkan produk, proses produksi, bisnis, dan organisasi usaha baru.

c. Prawirokusumo (1977:5), wirausaha adalah mereka yang melakukan usaha-usaha kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang dan perbaikan hidup. Pengertian wirausaha diatas dapat dibedakan dengan pekerja bebas dan pengusaha sebagai berikut :

1. Semua orang yang bekerja bebas dalam arti bukan buruh atau pegawai pada suatu majikan atau atasan dapat disebut sebagai pekerja bebas.

2. Selanjutnya seseorang atau sekelompok orang yang berusaha memperoleh keuntungan, tanpa melihat besar kecilnya modal yang dipergunakan disebut sebagai pengusaha.

Menurut Thomas W. Zimmerer (1996:51) dalam Suryana (2006:13),

kewirausahaan adalah: “proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam

memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki

kehidupan/usaha”. Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan

sesuatu yang baru dan berbeda (created new and different). Melalui berfikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang.

Kewirausahaan pada dasarnya adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang


(26)

lebih baik atau memperoleh keuntungan yang besar. Ada lima esensi pokok kewirausahaan yaitu :

1. Kemampuan kuat untuk berkarya dengan semangat kemandirian (terutama dalam bidang ekonomi).

2. Kemampuan untuk memecahkan masalah dan membuat keputusan secara sistematis, termasuk keberanian mengambil resiko.

3. Kemampuan berfikir dan bertindak secara kreatif dan inovatif. 4. Kemampuan bekerja secara teliti, tekun dan produktif.

5. Kemampuan berkarya dalam kebersamaan berdasarkan etika bisnis yang sehat.

Menurut Peter Hisrich (1995:10) dalam Suryana mengemukakan bahwa kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang berbeda untuk menciptakan nilai dengan mencurahkan waktu dan usaha disertai dengan penggunaan keuangan, fisik, dan resiko, yang kemudian memberikan hasil berupa uang serta kepuasan dan kebebasan pribadi. Pengembangan konsep kewirausahaan pada diri pengusaha menjadi penting, mengingat orang-orang yang mampu mengembangkan dan mampu mengolah kemampuan kewirausahaannya cenderung memiliki konsep yang jelas yang terarah dalam membangun dan membina usahanya. Mereka cenderung terpacu untuk terus meningkatkan daya saing dengan menghasilkan produk-produk baru melalui metode-metode yang berbeda dengan pengusaha lainnya.

Soeharto prawiro (1997) dalam Suryana, kewirausahaan adalah nilai yang diperlukan untuk memulai dan mengembangkan usaha. Kewirausahaan juga dapat


(27)

diartikan sebagai orang inovator yang dapat mengembangkan teknologi yang berbeda dan konsep-konsep bisnis untuk menghasilkan produk atau jasa, yang mampu mengenali setiap kesempatan yang menguntungkan, yang menyusun konsep strategi perusahaan, dan yang berhasil menerapkan ide-idenya.

Seorang wirausaha harus belajar banyak tentang dirinya sendiri, kekuatan dan kelemahan datang dari tindakan-tindakan yang dilakukan sendiri, kegagalan harus diterima sebagai pengalaman belajar. Belajar dari masa lampau dan pengalaman orang lain akan dapat membantu para pengusaha dalam menyalurkan kegiatan-kegiatannya untuk mencapai hasil-hasil yang lebih positif dan keberhasilan merupakan buah dari usaha-usaha yang tidak dikenal lelah.

2.1.1.2 Pengertian Karakteristik Kewirausahaan

Menurut Geoffrey G. Meredith(1996:5-6) dalam Suryana, Karakteristik kewirausahaan adalah sesuatu yang berhubungan dengan cirikhas, watak, perilaku tabiat, sikap seseorang (wirausaha) terhadap perjuangan hidup untuk mencapai kebahagiaan lahir dan batin.

2.1.1.3 Indikator Karakteristik kewirausahaan

Menurut Geoffrey G. Meredith dalam bukunya “Kewirausahaan”, ciri-ciri profil wirausaha adalah sebagai berikut :

1. Percaya diri

Memiliki kepercayaan diri yang kuat, ketidak ketergantungan terhadap orang lain, dan individualisme.


(28)

2. Berorientasikan tugas dan hasil

Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, mempunyai dorongan kuat, energik, tekun dan tabah, tekad kerja keras, serta inisiatif.

3. Berani mengambil resiko

Mampu mengambil resiko yang wajar. 4. Kepemimpinan

Berjiwa kepemimpinan, mudah beradaptasi dengan orang lain, dan terbuka terhadap saran serta kritik.

5. Keorisinilan

Inovatif, kreatif, dan fleksibel. 6. Berorientasi masa depan

Memiliki visi dan perspektif terhadap masa depan. 2.1.2 Motivasi

2.1.2.1 Pengertian Motivasi

Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan sikap individu untuk melakukan sesuatu.

Menurut Hasibuan (2005: 141), motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal.

Motivasi dalam usaha harus diberikan secara tepat dan efisien untuk mendukung kelancaran aktifitas dalam melakukan usaha. Ada beberapa fungsi motivasi yakni :


(29)

1. Mendorong manusia untuk berbuat, motivasi dalam hal ini sebagai penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

2. Menentukan arah perbuatan yakni, ke arah tujuan yang hendak dicapai, demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan tujuannya.

3. Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan.

2.1.2.2 Tujuan Motivasi

Menurut Hasibuan (2005:146) tujuan motivasi antara lain sebagai berikut : 1. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan

2. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan 3. Mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan 4. Meningkatkan kedisiplinan karyawan

5. Mengefektifkan pengadaan karyawan

6. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik

7. Meningkatkan loyalitas, kreativitas, dan partisipasi karyawan 8. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan

9. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya. 10. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.

2.1.2.3 Indikator motivasi

Menurut Hasibuan (2005:149) indikator-indikator motivasi adalah sebagai berikut :


(30)

1. Motif

Motif adalah suatu perangasang keinginan (want) dan daya penggerak kemauan bekerja seseorang. Setiap motif mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai.

2. Harapan

Harapan adalah suatu kesempatan yang diberikan terjadi karena perilaku. Harapan mempunyai nilai yang berkisar dari nol yang menunjukan tidak ada kemungkinan bahwa suatu hasil akan muncul sesudah perilaku atau tindakan tertentu, sampai angka positif satu yang menunjukan kepastian bahwa hasil tertentu akan mengikuti suatu tindakan atau perilaku.

3. Insentif

Insentif adalah sebagai sarana motivasi, untuk memberi batasan perangsang atau pendorong yang diberikan dengan sengaja kepada para pekerja agar dalam diri mereka timbul semangat yang lebih besar untuk berprestasi bagi organisasi.

2.1.3 Keberhasilan Usaha

2.1.3.1 Pengertian Keberhasilan Usaha

Menurut Waridah (1992:15) dalam Lindrayanti (2003) “keberhasilan usaha yaitu adanya peningkatan kegiatan usaha yang dicapai oleh para pengusaha industri kecil, baik dari segi peningkatan laba yang dihasilkan dicapai oleh


(31)

2.1.3.2 Indikator Keberhasilan Usaha

Indikator-indikator dari keberhasilan usaha adalah sebagai berikut : 1. Penjualan

Tingkat penjualan yang telah dicapai perusahaan. 2. Keuntungan

Tingkat pendapatan yang telah dicapai setelah diperhitungkan biaya-biaya operasional yang telah dikeluarkan.

3. Jumlah pelanggan

Tingkat keberhasilan dalam memperoleh pelanggan. 2.1.4 Hasil Penelitian Terdahulu

Persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.1

Hasil Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Hasil Penelitian Perbedaan Persamaan 1. Kartika

Hendra Titisari (2005) Pengaruh aspek kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha pada industri makanan berskala kecil di Surakarta Pengusaha industri makanan berskala kecil di Kota Surakarta berpotensi memiliki aspek kewirausahaan untuk mendukung keberhasilan usaha mereka, walaupun tingkat pencapaiannya masih belum Peneliti hanya menggunakan 2 variabel Sama-sama memakai X1dan Y sebagai variabel.


(32)

mencapai 100%. 2. Heny

Kusdiyanti (2009) Pertumbuhan Usaha pada UKM Tradisonal di Kota Bontang Kalimantan Timur melalui Peran Kompetensi Kewirausahaa n UKM tradisional kota Bontang model kekerabatan telah menja budaya dalam pengelolaan usahanya termasuk dalam pengambilan keputusan-keputusan sangat kental dengan model keputusan bersama (kekerabatan). Pembelajaran kompetensi wirausaha lebih banyak didapatkan dari keluarga dan hal ini pula yang berpengaruh terhadap pertumbuhan usaha pada UKM tradisional. Peneliti hanya menggunakan 2 variabel Sama-sama memakai Y sebagai variabel.

3. Agus Eko Sujianto (2005) Pengaruh Modal, Tenaga Kerja, Pengalaman, Curahan Waktu dan Mental Kewirausahaa n terhadap Keberhasilan Industri Kecil Kompor di Kecamatan Lowokwaru Kota Malang Secara bersama-sama variabel bebas (modal usaha, tenaga kerja, pengalaman kerja, jam kerja dan mental kewirausahaan) mempunyai pengamh signifikan terhadap keberhasilan usaha industri keci1 kompor. Sedangkan secara parsial (hubungan secara Peneliti terdahulu menggunakan variabel modal, tenaga kerja, pengalaman, curahan waktu sebagai variabel independent. Sama-sama memakai X sebagai variabel independen.


(33)

individual antara masing-masing variabel bebas terhadap keberhasilan usaha) ditunjukkan oleh perbandingan antara nilai thitung dengan ttabel. 4. Caird

(2000) Pengaruh karakteristik wirausaha dan potensi kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha dengan kebijakan pengembangan UKM sebagai moderating (studi pada pengusaha kecil di Kota Surakarta dan Sekitarnya

Naluri bisnis yang baik, keberanian untuk mengambil resiko, kemampuan memperbaiki kesalahan secara efektif agar menjadi tumbuh pengusaha kecil yang tangguh dan mampu meningkatkan peranan usaha kecil. Peneliti terdahulu menggunakan variabel kebijakan pengembangan UKM sebagai moderating Sama-sama memakai X1 sebagai variabel independen. Sama-sama menggunak an 3 variabel

5. Robbins (2001:166) Motivasi dan kemampuan usaha dalam meningkatkan keberhasilan usaha Industri Kecil (Studi Pada Industri Kecil Sepatu di Jawa Timur) Motivasi sebagai suatu kerelaan untuk berusaha seoptimal mungkin dalam mencapai tujuan organisasi. Peneliti terdahulu menggunakan variabel kemampuan usaha Sama-sama memakai X1dan Y sebagai variabel. Sama-sama menggunak an 3 variabel. 6. Bufford

(1998) Motivasi dan kemampuan usaha dalam meningkatkan keberhasilan usaha Industri Kecil (Studi Pada Industri Kecil Sepatu di Jawa Timur) Bahwa motivasi seseorang di dasarkan atas kekuatan dorongan, keinginan, kehendak, dan kekuatan serupa yang disebut dengan kebutuhan. Peneliti terdahulu menggunakan variabel kemampuan usaha Sama-sama memakai X1 dan Y sebagai variabel. Sama-sama menggunak an 3 variabel.


(34)

7. Steinhoff (1982) dan Pickle (1989) Motivasi dan kemampuan usaha dalam meningkatkan keberhasilan usaha Industri Kecil (Studi Pada Industri Kecil Sepatu di Jawa Timur)

Salah satu persyaratan

keberhasilan usaha kecil adalah karak-teristik pribadi yaitu keinginan atau dorongan kuat untuk bertindak dan kemampuan bertindak. Peneliti terdahulu menggunakan variabel kemampuan usaha Sama-sama memakaiX1 dan Y sebagai variabel. Sama-sama menggunak an 3 variabel. 8. Luk (1996) Motivasi dan

kemampuan usaha dalam meningkatkan keberhasilan usaha Industri Kecil (Studi Pada Industri Kecil Sepatu di Jawa Timur)

Keberhasilan usaha kecil ditandai oleh inovasi, perilaku mau mengambil resiko. Peneliti terdahulu menggunakan variabel kemampuan usaha Sama-sama memakai X1 dan Y sebagai variabel. Sama-sama menggunak an 3 variabel.

2.2 Kerangka Pemikiran

Dalam melakukan suatu usaha sesorang harus siap dan siap menjadi wirausahawan dimana seorang wirausahawan itu mempunyai karakteristik, dimana karakteristik tersebut merupakan karakteristik kewirausahaan. Menurut Geoffrey G. Meredithdalam Suryana (1996:5-6) dalam Suryana, Karakteristik kewirausahaan adalah sesuatu yang berhubungan dengan ciri khas, watak, perilaku tabiat, sikap seseorang (wirausaha) terhadap perjuangan hidup untuk mencapai kebahagiaan lahir dan batin.


(35)

Indikator dari karakteristik kewirausahaan adalah sebagai berikut :

1. Percaya diri

Memiliki kepercayaan diri yang kuat, ketidakketergantungan terhadap orang lain, dan individualisme.

2. Berorientasikan tugas dan hasil

Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, mempunyai dorongan kuat, energik, tekun dan tabah, tekad kerja keras, serta inisiatif.

3. Berani mengambil resiko

Mampu mengambil resiko yang wajar. 4. Kepemimpinan

Berjiwa kepemimpinan, mudah beradaptasi dengan orang lain, dan terbuka terhadap saran serta kritik.

5. Keorisinilan

Inovatif, kreatif, dan fleksibel. 6. Berorientasi masa depan

Memiliki visi dan perspektif terhadap masa depan.

Selain karakteristik kewirausahaan para pemimpin atau pemilik usaha harus dapat memotivasi karyawannya. Menurut Hasibuan (2005:141), motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal. Indikatornya yaitu :


(36)

1. Motif

Motif adalah suatu perangasang keinginan (want) dan daya penggerak kemauan bekerja seseorang. Setiap motif mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai.

2. Harapan

Harapan adalah suatu kesempatan yang diberikan terjadi karena perilaku. Harapan mempunyai nilai yang berkisar dari nol yang menunjukan tidak ada kemungkinan bahwa suatu hasil akan muncul sesudah perilaku atau tindakan tertentu, sampai angka positif satu yang menunjukan kepastian bahwa hasil bahwa hasil tertentu akan mengikuti suatu tindakan atau perilaku.

3. Insentif

Insentif adalah sebagai sarana motivasi, untuk memberi batasan perangsang atau pendorong yang diberikan dengan sengaja kepada para pekerja agar dalam diri mereka timbul semangat yang lebih besar untuk berprestasi bagi organisasi.

Dengan adanya karakteristik kewirausahaan yang dimiliki oleh para pemilik usaha dan adanya motivasi yang diberikan kepada karyawan diharapkan dapat tercapainya keberhasilan usaha. Menurut Waridah (1992:15) dalam

Lindrayanti (2003) “keberhasilan usaha yaitu adanya peningkatan kegiatan usaha

yang dicapai oleh para pengusaha industri kecil, baik dari segi peningkatan laba


(37)

Indikator-indikator dari keberhasilan usaha adalah sebagai berikut : 1. Penjualan

Tingkat penjualan yang telah dicapai perusahaan. 2. Keuntungan

Tingkat pendapatan yang telah dicapai setelah diperhitungkan biaya-biaya operasional yang telah dikeluarkan.

3. Jumlah pelanggan

Tingkat keberhasilan dalam memperoleh pelanggan.

Sehingga dapat digambarkan gambar kerangka pemikiran sebagai berikut : 2.2.1 Keterkaitan antara Pengaruh Karakteristik Kewirausahaan terhadap

Keberhasilan Usaha

Dalam mencapai keberhasilannya, seorang wirausaha memiliki ciri-ciri

tertentu pula. Dalam “entrepeneurship and small enterprise development report”

(1986) yang dikutip oleh M. Scarborough dan Thomas W. Zimmere (1993;5) dalam Suryana dikemukakan beberapa karakteristik kewirausahaan yang berhasil, diantaranya memiliki ciri-ciri, yaitu: Percaya diri dan optimis, berorientasi pada tugas dan hasil, berani mengambil resiko dan menyukai tantangan, kepemimpinan, keorisinilan, berorientasi masa depan.

2.2.2 Keterkaitan antara Motivasi dan Keberhasilan Usaha

Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi bawahan, agar mau bekerja sama secara produktif berhasil mencapai dan


(38)

mewujudkan tujuan yang telah ditentukan. Motivasi semakin penting karena manajer membagikan pekerjaan pada bawahannya untuk dikerjakan dengan baik dan terintregasi kepada tujuan yang diinginkan. Perusahaan bukan saja mengharapkan karyawan mampu, cakap, dan terampil, tetapi yang terpenting mereka mau bekerja giat dan berkeinginan untuk mencapai hasil kerja yang maksimal. Hasibuan (2005:141).

Gambar 2.1 Paradigma Penelitian 2.3 Hipotesis

Menurut Sugiyono ( 2009 : 93 ) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum


(39)

didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban empirik.

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah: Hipotesis Utama

Terdapat pengaruh antara Karakteristik Kewirausahaan dan Motivasi terhadap Keberhasilan Usaha.

Sub hipotesis :

1. Terdapat pengaruh Karakteristik kewirausahaan terhadap Keberhasilan Usaha


(40)

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Penelitian dilakukan terhadap para pengusaha pengrajin boneka kain Bandung. Adapun variabel-variabel yang akan diteliti adalah Karakteristik Kewirausahaan sebagai variabel X1 dan Motivasi sebagai variabel X2, serta Keberhasilan Usaha sebagai variabel Y.

Husein Umar dalam Umi Narimawati dkk (2010:29) mengemukakan definisi mengenai obyek penelitian:

“Obyek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi

obyek penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu.”

Dalam penelitian ini penulis meneliti tentang pengaruh Karakteristik Kewirausahaan dan Motivasi terhadap Keberhasilan Usaha para pengusaha boneka kain di kecamatan Sukajadi Bandung.

3.2 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif dan

Verifikatif. Menurut Sugiyono (2005:21) “Metode Deskriptif adalah metode yang

digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi

tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas”.

Sedangkan metode verifikatif menurut Mashuri (2008:45) menyatakan


(41)

untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di

tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan”.

Sesuai dengan hipotesis yang diajukan, dalam penelitian akan digunakan telaah statistika yang cocok, untuk itu dalam analisis menggunakan analisis linear berganda.

3.2.1 Desain Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian sangat perlu dilakukan perencanaan dan perancangan penelitian, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baikdan sistematis. Desain penelitian adalah semua proses yang dilakukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian (Husein Umar, 2005:3).

Pengertian desain penelititian menurut (Moh Nazir 2003:84) dalam bukunya yang berjudul metodologi penelitian adalah sebagai berikut:

“semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian.”

Langkah-langkah desain penelitian menurut Umi Narimawati adalah: 1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian,

selanjutnya menentukan judul penelitian; 2. Mengidentifikasikan masalah yang terjadi; 3. Menetapkan rumusan masalah;

4. Menetapkan tujuan penelitian;

5. Menetukan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan teori;


(42)

6. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian yang digunakan;

7. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik pengumpulan data;

8. Melakukan analisis data;

9. Melakukan pelaporan hasil penelitian; Tabel 3.1 Desain Penelitian

3.2.2 Operasional Variabel

Operasional variabel adalah merupakan proses penguraian variabel penelitian kedalam subvariabel, dimensi, indikator sub variabel, dan pengukuran. (Umi Narimawati, 2008:21).

Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajarai sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono, 2008:58).

Tujuan Penelitian

Desain penelitian Jenis

penelitian

Metode yang digunakan Unit analisis Time horizon T-1 Descriptive Descriptive dan survey Pengusaha

boneka

One shoot T-2 Descriptive Descriptive dan survey Pengusaha

boneka

One shoot T-3 Descriptive Descriptive dan survey Pengusaha

boneka

One shoot T-4,5,6 Descriptive

& verifikatif

Descriptive dan explanatory survey

Pengusaha boneka


(43)

Tabel 3.2 Operasional Variabel

Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala Sumber

data Karakteristik Kewirausahaan Variabel (X1) Karakteristik kewirausahaan adalah sesuatu yang berhubungan dengan cirikhas, watak, perilaku tabiat, sikap seseorang (wirausaha) terhadap perjuangan hidup untuk mencapai kebahagiaan lahir dan batin. Geoffrey G. Meredithdalam Suryana (1996:5-6)

1. Percaya diri 1. Tingkat

kepercayaan diri yang kuat O R D I N A L Pengusa ha Boneka Kain 2. Berorientasikan

tugas dan hasil

2. Tingkat kebutuhan untuk berprestasi 3. Berani mengambil resiko 3. Tingkat keberanian mengambil resiko 4. Kepemimpinan 4. Tingkat jiwa

kepemimpinan 5. Keorisinilan 5. Tingkat ide

maupun inisiatif 6. Berorientasikan

masa depan

6. Tingkat untuk maju

Motivasi Variabel (X2)

Motivasi adalah hal yang

menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal. Hasibuan (2005: 141)

1. Motif 1. Tingkat keinginan

pengusaha untuk

berusaha O

R D I N A L Pengusa ha Boneka Kain 2. Harapan 2. Tingkat

kesempatan yang diperoleh karena tercapainya tujuan usaha 3. Insentif 3. Tingkat imbalan

yang diperoleh karena menjalankan usaha Keberhasilan Usaha Variabel (Y) “Keberhasilan

usaha yaitu adanya peningkatan kegiatan usaha yang dicapai oleh para pengusaha

1. Penjualan 1. Tingkat banyaknya produk yang terjual 2. Keuntungan 2. Tingkat laba


(44)

industri kecil, baik dari segi peningkatan laba yang dihasilkan dicapai oleh pengusaha dalam kurun waktu tertentu”. Waridah (1992:15) dalam Lindrayanti (2003)

perusahaan O

R D I N A L Pengusa ha Boneka Kain 3. Jumlah pelanggan

3. Tingkat jumlah pelanggan

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1 Sumber Data (Primer dan Sekunder)

Sumber data yang digunakan peneliti pada penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Menurut Sugiyono (2007: 193) menjelaskan mengenai data primer bahwa:

“Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.”

Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari obyek yang diteliti baik dari pribadi (responden) maupun dari suatu instansi yang mengolah data untuk keperluan penelitian, seperti dengan cara melakukan

wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan ataupun dengan cara menyebarkan kuesioner.

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang diambil secara langsung, data ini diambil dari kegiatan observasi yaitu pengamatan langsung di tempat usaha yang menjadi objek penelitian dan mengadakan wawancara dengan pihak manajemen perusahaan serta menyebar kuisioner.


(45)

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diambil secara tidak langsung yang merupakan data yang telah diolah oleh perusahaan, yaitu berbagai referensi buku, makalah, materi perkuliahan yang berkaitan dengan objek data baik yang akan ditulis oleh penulis. Untuk memperoleh data sekunder, penulis menggunakan teknik pengumpulan data yaitu study kepustakaan (library research) dengan cara mempelajari dan menelaah berbagai bacaan literatur, mengutip berbagai pengertian teori-teori yang berkaitan dengan makalah yang sedang diteliti, jurnal dan penelitian yang terdahulu.

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data 1. Populasi

Populasi merupakan (objek) umum penelitian sebagai mana menurut Sugiyono (2006:72) adalah sebagai berikut:

“Wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulan”

Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah Pengusaha Boneka kain di kecamatan Sukajadi Bandung yang berjumlah 13 orang responden.

Dengan berpatokan uraian tersebut maka peneliti bermaksud seluruh populasi dijadikan sebagai objek penelitian.


(46)

2. Sampel

Sugiyono (2006:90) mengemukakan bahwa yang dimaksud sampel adalah sebagai berikut:

“Sampel adalah Bagian jumlah dan karakteristik yang diambil oleh populasi tersebut”.

Sampel yang sebagaimana di katakan Sunarsimi Arikunto (2006:134):

“Untuk sekedar perkiraan maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih

baik diambil semua sehingga penelitian merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika jumlah subjeknya diatas 100 maka diambil antara 10-15% atau

lebih”

Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah non probability sampling yang merupakan teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang sama untuk dipilih menjadi sampel. Jumlah populasi yang pada penelitian ini relatif kecil, karena semua anggota populasi dijadikan sampel, maka metode yang digunakan dalam penarikan sampel adalah metode sampling jenuh atau sensus.

Menurut Sugiyono (2009:124) menjelaskan mengenai pengertian sampling jenuh, yaitu sebagai berikut :

“Sampling jenuh adalah penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.”

Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang


(47)

sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.

Dengan demikian, sampel dalam penelitian ini berjumlah 13 orang pengusaha boneka kain.

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data (Observasi, kuisioner, wawancara, dokumentasi)

Metode pengumpulan data adalah penelitian lapangan (field research), dilakukan dengan cara mengadakan peninjauan langsung pada instansi yang menjadi objek untuk mendapatkan data primer data primer ini didapatkan melalui teknik-teknik sebagai berikut :

 Observasi

Secara mudah observasi sering disebut juga metode pengamatan, ringkasnya metode observasi adalah cara pengumpulan data dengan cara melakukan pencatatan secara cermat dan sistematik Yaitu mengamati langsung kepada beberapa responden atau siswa dari sekolah yang sedang diteliti dengan maksud mengumpulkan data untuk diteliti. Ilmu pengetahuan mulai dengan observasi dan selalu harus kembali kepada observasi untuk mengetahui keberhasilan ilmu itu, observasi dilaksanakan untuk memperoleh informasi tentang kelakuan manusia seperti terjadi dalam masyarakat, dengan observasi kita dapat memperoleh gambaran yang lebih luas tentang kehidupan sosial.”


(48)

 Wawancara

Yaitu teknik pengumpulan data dengan memberiakan pertanyaan-pertanyaan kepada pihak-pihak yang berkaitan dengan masalah yang dibahas. Penulis mengadakan hubungan langsung dengan pihak-pihak yang dianggap dapat memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan. Dalam teknik wawancara ini, penulis mengadakan tanya jawab kepada sumber yang dapat memberikan data atau informasi. Informasi itu berupa yang berkaitan dengan karakteristik kewirausahaan dan motivasi terhadap keberhasilan usaha.

 Kuisioner

Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk kemudian dijawabnya. Kuisioner adalah yang digunakan kuesioner tertutup yang telah diberi skor, dimana data tersebut nantinya akan dihitung secara statistik keisioner tersebut berisi daftar pertanyaan yang ditunjukkan kepada responden yang berhubungan dalam penelitian ini. Hasil dari kuesioner ini yaitu berupa data-data mengenai karakteristik kewirausahaan dan motivasi terhadap keberhasilan usaha.

 Dokumentasi

Pengumpulan data dilakukan dengan menelaah dokumen-dokumen yang terdapat pada perusahaan. Mulai dari literatur, buku-buku yang ada.


(49)

3.2.4.1 Uji Validitas

Menurut Sugiyono (2009 : 173) tentang validitas adalah :

“Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”.

Jadi suatu penelitian dikatakan valid apabila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Sedangkan uji validitas adalah test / pengujian yang dilakukan oleh peneliti terhadap data yang diperoleh untuk mendapatkan hasil data yang valid. Maka validitas dapat diartikan sebagai suatu karakteristik dari ukuran terkait dengan tingkat pengukuran sebuah alat test (kuesioner) dalam mengukur secara benar apa yang diinginkan peneliti untuk diukur.

Adapun rumus yang digunakan peneliti untuk uji validitas adalah

menggunakan teknik analisis Korelasi Pearson dengan rumus sebagai berikut: N

r = ──────────────────

√[∑X²-(∑ )²

� ][∑Y²

-(∑ )² � ]

Dimana :

r = Koefisien Korelasi Pearson X = Skor item pertanyaan Y = Skor total item pertanyaan

N = Jumlah responden dalam uji coba instrument

Uji keberartian koefisien r dilakukan dengan uji t (taraf signifikasi 5%). Rumus yang dilakukan adalah sebagai berikut :


(50)

r √(n-2)

t = : db = n– 2

√1-r2 Dimana :

n = ukuran sampel

r = koefisien korelasi pearson

Keputusan pengujian validitas instrument dengan menggunakan taraf signifikan dengan menggunakan taraf signifikan dengan 5% satu sisi adalah : 1. Item instrument dikatakan valid jiak thitumg lebih dari atau sama dengan t0,05

(165) = 1,9744maka instrument tersebut dapat digunakan.

2. Item instrument dikatakan tidak valid jiak thitung kurang dari t0,05 (165) = 1,9744 maka item tersebut tidak dapat digunakan.

Berdasarkan hasil pengolahan menggunakan korelasi product moment (indeks validitas) diperoleh hasil uji validitas sebagai berikut:

Tabel 3.3

Hasil Uji Validitas Kuesioner Karakteristik Kewirausahaan ButirPertanyaan IndeksValiditas NilaiKritis Keterangan

Item 1 0,477 0,30 Valid

Item 2 0,705 0,30 Valid

Item 3 0,452 0,30 Valid

Item 4 0,591 0,30 Valid

Item 5 0,605 0,30 Valid

Item 6 0,568 0,30 Valid

Item 7 0,759 0,30 Valid

Item 8 0,496 0,30 Valid

Item 9 0,702 0,30 Valid


(51)

ButirPertanyaan IndeksValiditas NilaiKritis Keterangan

Item 11 0,647 0,30 Valid

Item 12 0,850 0,30 Valid

Sumber : Lampiran Data yang diolah, 2012

Hasil pada tabel di atas menunjukkan bahwa untuk keduabelas item pernyataan kuesioner yang digunakan untuk mengukur variabel Karakteristik kewirausahaan diperoleh semua item memiliki nilai korelasi skor item pernyataan dengan total skor untuk variabel Karakteristik kewirausahaan lebih dari 0,3. Sehingga disimpulkan bahwa item pernyataan variabel Karakteristik kewirausahaan yang digunakan valid dan dapat digunakan dalam analisis data selanjutnya.

Tabel 3.4

HasilUji Validitas KuesionerMotivasi

ButirPertanyaan IndeksValiditas NilaiKritis Keterangan

Item 1 0,766 0,30 Valid

Item 2 0,683 0,30 Valid

Item 3 0,707 0,30 Valid

Item 4 0,573 0,30 Valid

Item 5 0,658 0,30 Valid

Item 6 0,754 0,30 Valid

Sumber : Lampiran Data yang diolah, 2012

Hasil pada tabel di atas menunjukan bahwa keenam item pernyataan kuesioner yang digunakan untuk mengukur variabel Motivasi diperoleh semua item memiliki nilai korelasi skor item pernyataan dengan total skor untuk variabel Motivasi lebih dari 0,3. Sehingga disimpulkan bahwa item pernyataan variabel Motivasi yang digunakan valid dan dapat digunakan dalam analisis data selanjutnya.


(52)

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Kuesioner Keberhasilan Usaha ButirPertanyaan IndeksValiditas NilaiKritis Keterangan

Item 1 0,807 0,30 Valid

Item 2 0,646 0,30 Valid

Item 3 0,688 0,30 Valid

Item 4 0,742 0,30 Valid

Item 5 0,711 0,30 Valid

Item 6 0,673 0,30 Valid

Sumber : Lampiran Data yang diolah, 2012

Hasil pada tabel di atas menunjukan bahwa keenam item pernyataan kuesioner yang digunakan untuk mengukur variabel Keberhasilan usaha diperoleh semua item memiliki nilai korelasi skor item pernyataan dengan total skor untuk variabel Keberhasilan usaha lebih dari 0,3. Sehingga disimpulkan bahwa item pernyataan variabel Keberhasilan usaha yang digunakan valid dan dapat digunakan dalam analisis data selanjutnya.

3.2.4.2 Uji Realibilitas

Menurut Cooper (2006:716) dalam Umi Narimawati reliabilitas adalah :

“reliability is a characteristic of measurenment concerned with acuracy, precision, and consistency”.

Setelah melakukan pengujian validitas butir pertanyaan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji reliabilitas untuk menguji kehandalan atau kepercyaan alat pengungkapan dari data. Dengan diperoleh nilai r dari uji validitas yang menunjukkan hasil indeks korelasi yang menyatakan ada atau tidaknya hubungan antara dua belah instrumen. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan uji reliabilitas adalah Spilt Half Method (Sperman-Brown


(53)

Correlation) teknik belah dua. Metode ini menghitung realibitas dengan cara memberikan tes pada sejumlah subyek dan kemudian hasil tes tersebut dibagi menjadi dua bagian yang sama besar (berdasarkan pemilihan genap-ganjil). Cara kerjanya adalah sebagai berikut :

1. Item dibagi dua secara acak (misalnya item ganjil/genap), kemudian dikelompokkan dalam kelompok I dan kelompok II

2. Skor untuk masing-masing kelompok dijumlahkan sehingga terdapat skor total untuk kelompok I dan kleompok II

3. Korelasikan skor total kelompok I dan skor total kelompok II 4. Korelasikan skor total kelompok I total kelompok II

2 Γ’b 1+ Γ’b

5. Hitung angka reliabilitas untuk keseluruhan item dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

2 Γ’b

Γ’1=

1+ Γ’b

Dimana :

Γ’1 = reliabilitas seluruh item

Γ’ b = korelasi product moment antar belahan pertama dan belahan

kedua

Untuk melihat andal tidaknya suatu alat ukur digunakan pendekatan secara statistika, yaitu melalui koefisien reliabilitas. Apabila koefisien reliabilitas lebih besar dari 0,70 maka secara keseluruhan pernyataan dinyatakan andal (reliable).


(54)

Berdasarkan hasil pengolahan menggunakan metode split-half diperoleh hasil uji reliabilitas sebagai berikut:

Tabel 3.6

Standar penilaian koefisien Realibilitas Kuesioner KoefisienRel

iabilitas Nilaikritis Keterangan Karakteristikkewirausahaan 0,911 0,70 reliabel

Motivasi 0,775 0,70 reliabel

Keberhasilan usaha 0,840 0,70 reliabel

Uji reliabilitas menunjukkan tingkat ketepatan, keakuratan, kestabilan atau konsistensi alat tersebut dalam mengungkapkan gejala tertentu dari sekelompok individu, dan hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran kembali terhadap gejala yang sama. Instrumen yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya.

3.2.4.3 Uji MSI

Untuk langkah-langkah untuk melakukan transformsi data dari skala ordinal menjadi interval melalui Methode Succesive Interval (MSI), adalah sebagai berikut :

a. Ambil data ordinal hasil kuesioner

b. Untuk setiap pertanyaan, hitung proporsi jawaban untuk setiap kategori jawaban dan hitung proporsi kumulatifnya

c. Menghitung nilai Z (tabel distribusi normal) untuk setiap proporsi kumulatif. Untuk data >30 dianggap mendekati luas daerah dibawah kurva normal.


(55)

d. Menghitung nilai densitas untuk setiap proporsi kumulatif dengan memasukkan nilai Z pada rumus distribusi normal.

e. Menghitung nilai skala dengan rumus Method Of Succesive Interval

� � � = � � �� � �� � − (� � �� �� �

� �� � �� � − � �� � �� �

Dimana:

� � � : Rata – rata interval � � �� � �� � : kepadatan atas bawah � � �� � �� � : kepadatan batas atas � �� � �� � : daerah di bawah atas

� �� � �� � : daerah di bawah atas bawah

f. Menentukan nilai transformasi (nilai untuk skala interval) dengan menggunakan rumus:

3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis 3.2.5.1 Rancangan Analisis

Rancangan analisis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil observasi lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang lebih penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Peneliti melakukan analisa terhadap data yang telah


(56)

diuraikan dengan menggunakan metode deskriptif (kualitatif) dan verifikatif (kuantitatif).

Sebelum kuisioner digunakan untuk pengumpulan data yang sebenarnya, terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada resonden yang memiliki karakteristik yang sama dengan karakteristik populasi penelitian. Uji coba dilakukan untuk mengetahui tingkat kesahihan (validitas) dan kekonsistenan (reliabilitas) alat ukur penelitian, sehingga diperoleh item-item pertanyaan-pertanyaan yang layak untuk digunakan sebagi alat ukur untuk pengumpulan data penelitian.

1. Analisis Deskriptif atau Kualitatiif

Penelitian Deskriptif digunakan untuk menggambarkan bagaimana pengaruh karakteristik kewirausahaan dan motivasi terhadap keberhasilan usaha.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian kualitatif adalah sebagai berikut :

a. Setiap indikator yang dinilai oleh responden, diklasifikasikan dalam lima alternatif jawaban yang menggambarkan peringkat jawaban.

b. Dihitung total skor setiap variabel / subvariabel = jumlah skor dari seluruh indikator variabel untuk semua jawaban responden.


(57)

d. Untuk menjawab deskripsi tentang masing-masing variabel penelitian ini, digunakan rentang kriteria penilaian sebagai berikut :

Skor aktual

x 100% Skor ideal

Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atas kuisioner yang telah diajukkan. Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau semua responden diamsumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi.

Penjelasan bobot nilai skor aktual dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut :

Tabel 3.7

Kriteria Presentasi Tanggapan Responden

No % Jumlah Skor Kriteria

1 20.00 % - 36.00% Tidak Baik

2 36.01% - 52.00% Kurang Baik

3 52.01% - 68.00% Cukup

4 68.01% - 84.00% Baik

5 84.01% - 100% Sangat Baik

(Sumber : Umi Narimawati, 2007 :85 )

2. Analisis Verifikatif (Kuantitatif)

Data yang telah dikumpulkan melalui kuisioner akan diolah dengan pendekatan kuantitatif. Terlebih dahulu dilakukan tabulasi dan memberikan nilai sesuai dengan sisitem yang ditetapkan. Jenis kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup


(58)

dengan menggunakan skala ordinal. Untuk teknik perhitungan data kuesioner yang telah diisi responden digunakan skala likert dengan langkah – langkah yaitu, memberikan nilai pembobotan 5-4-3-2-1 untuk jenis pertanyaan positif. Keseluruhan nilai atau skor yang didapat lalu dianalisis dengan cara :

a) Mengolah setiap jawaban dan pertanyaan dari kuesioner yang disebarkan untuk dihitung frekuensi dan presentasinya. b) Nilai diperoleh merupakan indikator untuk pasangan variabel

independen (X) yaitu X1,X2, ……… Xn dan variabel dependen (Y) sebagai berikut (X1,Y) , (X2,Y), …….(Xn,Y) dan asumsikan sebagai hubungan linear.

c) Menentukan skala atau bobot dari masing-masing alternatif jawaban seperti diuraikan diatas. oleh karena data yang didapat dari kuesioner merupakan data ordinal, sedangkan untuk menganalisis data diperlukan data interval, maka untuk memecahkan persoalan ini perlu dtingkatkan skala

pengukuran menjadi skala interval melalui “Methode of

Successive Interval” (Hays dalam Umi Narimawat ,1969:39). Dengan rumus sebagai berikut :

Mengolah data ordinal menjadi interval dengan interval berurutan untuk variabel bebas terikat. Adapun langkah-langkah untuk melakukan transformasi data adalah sebagai berikut :


(59)

a. Ambil data ordinal hasil kuisioner

b. Untuk setiap pertanyaan, hitung proporsi jawaban untuk setiap kategori jawaban dan hitung proporsi kumulatifnya c. Menghitung nilai Z (tabel distribusi normal) untuk setiap

proporsi kumulatif. Untuk dapat > 30 dianggap mendekati luas daerah dibawah kurva normal

d. Menghitung nilai densitas untuk setiap proporsi kumulatif dengan memasukan nilai Z pada rumus distribusi normal e. Menghitung niali skala dengan rumus Methode of Successive

Interval

(Density at Lower Limit) – (Density at Upper Limit) Means of Interval =

(Area Under Upper Limit) – (Density at Upper Lower Limit) Dimana :

Means of Interval = Rata-rata interval Density at Lower Limit = Kepadatan batas bawah Density at Upper Limit = Kepadatan batas atas Area Under Upper Limit = Daerah dibawah batas atas Density at Upper Lower Limit = Daerah dibawah batas bawah

f. Menentukan nilai tranformasi (nilai untuk skala interval) dengan menggunakan rumus:


(60)

Berdasarkan pada kerangka pemikiran yang telah diuraikan dan hipotesis yang dikemukakan, maka untuk mengetahui pengaruh antara variabel karakteristik kewirausahaan dan motivasi terhadap keberhasilan usaha digunakan Analisis linear berganda.

3. Analisis Korelasi

Menurut Sujana (1989:152) dalam Umi Narimawati (2010:49), pengujian korelasi digunakan untuk mengetahui kuat tidaknya hubungan antara variabel x dan y, dengan menggunakan pendekatan koefisien korelasi Pearson dengan rumus:

�= � ∑ � � − (∑ �∑�)

�∑ ��−(∑ �)� �∑���−(∑��)�

Dimana : –1 ≤ r ≤ + 1 r = Koefisien Korelasi n = Jumlah responden

X = Variabel Independen (income smoothing / pengumuman perubahan bond rating)

Y = Variabel Dependen

Ketentuan untuk melihat tingkat keeratan korelasi digunakan acuan pada Tabel 3.11 dibawah ini:

Tabel 3.8

Tingkat Keeratan Korelasi


(61)

Sumber : Syahri Alhusin (2003:157) dalam Umi Narimawati (2010:50)

4. Analisis Determinasi

Analisis Koefisiensi Determinasi (KD) digunakan untuk melihat seberapa besar variabel independen (X) berpengaruh terhadap variabel dependen (Y) yang dinyatakan dalam persentase.

Besarnyakoefisiendeterminasidihitungdenganmenggunakanrumuss ebagaiberikut:

Kd = r2 x 100 % Dimana :

R = Koefisian determinasi r = Koefisien korelasi 3.2.5.2 Pengujian Hipotesis

Dalam penelitian ini yang akan diuji adalah seberapa besar pengaruh karakteristik kewirausahaan dan motivasi pelayanan terhadap keberhasilan usaha. Dengan memperhatikan karakteristik variabel yang akan diuji, maka uji statistik yang akan digunakan adalah melalui perhitungan analisis regresi dan korelasi.

0.21 – 0.40 Korelasi yang lemah 0.41 – 0.60 Korelasi sedang 0.61 – 0.80 Cukup tinggi

0,60-0,799 Kuat


(62)

Hipotesis adalah perumusan sementara mengenahi suatu hak yang dibuat untuk menjelaskan hal itu dan juga dapat menentukan suatu mengarahkan penelitian selanjutnya (Husein Umar 2004:104) yang dilakukan sebagai berikut:

Langkah –langkah dalam analisisnya sebagai berikut : 1. Pengujian secara simultan / total.

Melakukan uji F untuk mengetahui pengaruh seluruh variabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat.

a. Rumus uji F yang digunakan adalah : (n-k-1)R2 Y.X

F =

K( 1 R2 Y.X )

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahuiapakah semua variabel bebas secara bersama-sama dapat berperan atas variabel terikat. Pengujian ini dilakukan menggunakan distribusi F dengan membandingkan antara niali F – kritis dengan nilai F-test yang terdapat pada tabel analisis of Variance (ANOVA) dari hasil perhitungan dengan micro-soft. Jika Fhitung> Fkritis, maka H0 yang menyatakan bahwa variasi perubahan niali variabel bebas (karakteristik kewirausahaan dan motivasi) tidak dapat menjelaskan perubahan nilai variabel terikat (keberhasilan usaha) ditolak dan sebaliknya.

Menurut Sudjana (2001:369) dalam Umi Narimawati perhitungan terhadap titik keeratan dan arah hubungan antara variabel bebas dan terikat adalah menggunakan uji korelasi. Kemudian dilakukan perhitungan terhadap koefisien yang disebut juga koefisien produk moment (pearson).


(63)

b. Hipotesis

H0 ; ρ = 0, secara simultan karakteristik kewirausahaan dan motivasi

tidak berpengaruh terhadap keberhasilan usaha.

H1 ; ρ ≠ 0, secara simultan karakteristik kewirausahaan dan motivasi

berpengaruh terhadap keberhasilan usaha

Menurut Guilford (1956:480) dalam Umi Narimawati, bahwa tafsiran koefisien korelasi variabel dalam peenlitian dapat dikategorikan sebagai berikut :

Taksiran koefisien korelasi yang dikategorikan menurut metode Guilford adalah sebagai berikut:

Tabel 3.9

Kategori korelasi metode Guilford Besarnya pengaruh Bentuk hubungan 0,00 - 0,20

Sangat longgar, dapat diabaikan 0,21 - 0,40

Rendah 0,41 - 0,60

Moderat / cukup 0,61 -0,80

Erat 0,81- 1,00

Sangat erat

Apabila pada pengujian secara simultan secara simultan H0 ditolak, artinya sekurang-kurangnya ada sebuah ρyxi ≠ 0. Untuk mengetahui ρyxi yang tidak sama dengan nol, maka dilakukan pengujian secara parsial.


(64)

2. Pengujian secara parsial

Melakukan uji-t, untuk menguji pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat hipotesis sebagai berikut :

a. Rumus uji t yang digunakan adalah :

PYX1

ti = I=1,2,3…..,5

√(1-R2 XY…….XK)CRii

(n-k-1)

Hasilnya bandingkan dengan tabel t untuk derajat bebas n-k-1 dengan taraf signifikansi 5%.

b. Hipotesis

H01 ; ρ = 0, karakteristik kewirausahaan tidak berpengaruh terhadap keberhasilan usaha

H11 ; ρ ≠ 0, karakteristik kewirausahaan berpengaruh terhadap keberhasilan usaha

H02 ; ρ = 0, motivasi tidak berpengaruh terhadap keberhasilan usaha

H12 ; ρ ≠ 0 motivasi berpengaruh terhadap keberhasilan usaha

Kriteria Pengujian


(65)

Kriteria penarikan pengujian, jika menggunakan tingkat kekeliruan

(α=0,01) untuk di uji sua pihak, maka kriteria penerimaan atau

penolakan hipotesis sebagai berikut :

1. Jika thitung ≥ ttable maka H0 ada didaerah penolakan, berarti Ha diteriam artinya antara variabel X dan Y ada hubungannya.

2. Jika thitung ≤ ttable maka H0 ada di daerah penerimaan, berarti Ha ditolak artinya antara variabel X dan variabel Y tidak ada hubungannya.

Gambar 3.1

Uji daerah peneriamaan dan penolakan hipotesis


(66)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Di kecamatan Sukajadi Bandung terdapat suatu sentra Industri kecil yaitu kerajinan boneka kain yang berdiri pada awal tahun 1986, berlokasi di Jalan Sukamulya Bbk. Caringin RT. 04 RW 04 Sukajadi Bandung. Pada awal berdirinya pelaksanaan produksi perusahaan industri kecil ini menggunakan mesin jahit biasa bermerk Buteerfly.

Sentra industri ini merupakan perusahaan perseorangan yang bergerak di bidang industri kecil (Pengrajin Boneka Kain). Ada tiga orang pelopor berdirinya kerajinan boneka kain ini yaitu H. Cecep Dargawan, H. Dede Suhana, dan Cecep Hidayat. Industri ini merupakan suatu usaha perseorangan dan masih tergolong pada industri kecil dan rumah tangga yang pada umumnya kegiatan produksi dan para pekerjanya berdomisisili di tempat tak jauh dari tempat produksi dan pada akhirnya usaha ini menjadi salah satu mata pencaharian yang dapat menopang kehidupan ekonomi mereka.

Pada saat ini mesin yang digunakan dalam melaksanakan proses produksinya adalah mesin yang digunakan dalam melaksanakan proses produksinya adalah mesin jahit model Hight Speed merk Juki, dengan jumlah dari berbagai model dan karyawan 30 orang.


(67)

Asal mulanya mereka hanya memproduksi boneka berbentuk panda saja mulai dari ukuran yang kecil hingga besar, menggunakan jenis bahan dari Bulu Korea dan Bulu Bandung (Khahatek) sebagai bahan baku utama, selain itu juga perusahaan menggunakan bahan lain sebagai bahan tambahan dalam memproduksi seperti kain katun, HZ, Lotto 3, dan lain-lain. Tapi setelah mulai bertambah dan berkembangnya para pengusaha boneka, inovasi produk boneka lain pun muncul.

Hampir 70% produk yang diproduksi oleh perusahaan merupakan produk stock perusahaan dan 30% merupakan produk pesanan dari konsumen yang menjadi pelanggan tetap perusahaan.

Industri kecik kerajinan boneka ini pertama kali hanya untuk memenuhi kebutuhan di wilayah sekitar Bandung. Namun demikian setelah melihat peningkatan permintaan produk dari konsumen, maka perusahaan mencoba untuk memperluas wilayah pemasarannya. Seiring dengan perkembangannya sampai saat ini perusahaan telah memperluas pemasarannya di daerah Pulau Jawa baik Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah bahkan sampai ke luar Pulau Jawa. 4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi merupakan suatu pola hubungan yang diciptakan diantara komponen-komponen atau bagian-bagian yang terdapat dalam organisasi. Pola hubungan yang terjadi merupakan pola hubungan antar wewenang untuk memerintah dan mengambil keputusan serta tugas dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepada setiap anggota organisasi.


(68)

Keberadaan struktur organisasi sangat diperlukan oleh perusahaan. Dengan adanya struktur organisasi maka kelangsungan kerja, pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing bagian yang ada dalam suatu organisasi baik itu para karyawan maupun pimpinan perusahaan dapat berkoordinasi dengan baik.

Bentuk atau jenis organisasi yang digunakan oleh sentra boneka ini adalah berbentuk organisasi lini (garis) dengan bentuk yang sederhana, yaitu garis otoritas langsung dari pimpinan tertinggi ke berbagai tingkat operatif dan masing-masing pekerja (karyawan) berkuasa penuh terhadap semua kegiatannya. Dalam organisasi ini hanya ada unsur Pimpinan dan Pelaksana.

Untuk lebih memperjelas, penulis melampirkan struktur organisasi perusahaan pada lampiran-lampiran. Adapun susunan struktur organisasi yang ada pada sentra boneka kain adalah sebagai berikut :

1. Pimpinan Perusahaan 2. Sekretaris

3. Bagian Keuangan 4. Bagian Pembelian 5. Bagian Produksi :

a. Design Potong b. Penjahit c. Finishing d. Gudang


(1)

Free Powerpoint Templates

Page 16

Motivasi (X2) Presentase (%)

Penjelasan

Motif 56.15 Aspek (indikator) yang paling tinggi

adalah Motif. Hal itu dikarenakan para pengusaha boneka kain di Sukamulya Bandung mempunyai kekuatan yang kuat dalam diri pengusaha yang mendorong untuk melakukan usaha/pekerjaan. Sedangkan indikator terendah adalah harapan, hal ini dikarenakan para pengusaha Boneka kain kurang memperhatikan dalam penilaian suatu hasil dengan harapan memperoleh keuntungan yang lebih dari produk tersebut.

Harapan 47.69

Insentif 55.38

Total Variabel 66.92

Hasil persentase motivasi, bahwa

pimpinan sudah cukup baik dalam memberi motivasi kepada dirinya sendiri dan kepada para bawahannya dalam melakukan suatu aktivitas di perusahaan namun masih perlu ditingkatkan lagi, agar lebih timbulnya semangat untuk bekerja.


(2)

Free Powerpoint Templates

Page 17

Keberhasilan Usaha

(Y)

Presentas

e (%)

Penjelasan

Penjualan

70.77

Aspek (indikator) yang paling tinggi

untuk variabel keberhasilan usaha

adalah

penjualan

hal

tersebut

dikarenakan

perusahaan

sudah

mampu dalam menjual produknya

setiap

hari

namun

bisa

lebih

banyak lagi bila ada pesanan.

Sedangkan indikator yang terendah

adalah

jumlah

pelanggan

hal

tersebut dikarenakan perusahaan

sudah

cukup

mendapatkan

pelanggan namun tidak banyak

dibandingkan dengan banyaknya

pesanan.

Yang

sudah

menjadi

langganan

Keuntungan

66.15

Jumlah pelanggan

56.92

Total Variabel

64.62

Hasil persentase dari keberhasilan usaha masuk dalam kategori cukup baik. Hal ini dikarenakan perusahaan mulai kesulitan dalam mendapatkan bahan baku, pabrik-pabrik yang biasa menyediakan kain limbah untuk pembuatan boneka pelan-pelan mengalami kebangkrutan dan penjualan pun menurun.


(3)

Free Powerpoint Templates

Page 18

Koefisien regresi variabel Karakteristik kewirausahaan

(X

1

)

bernilai bertanda positif 0,426 menyatakan bahwa bila variabel

Motivasi dianggap kostan maka peningkatan skor penilaian terhadap

Karakteristik kewirausahaan sebesar satu satuan akan menyebabkan

peningkatan Keberhasilan usaha sebesar 0,426. Jadi semakin baik

Karakteristik kewirausahaan maka Keberhasilan usaha pun semakin

tinggi.

Koefisien regresi untuk Motivasi (X

2

) bertanda positif

sebesar

0,607

menyatakan

bahwa

bila

variabel

Karakteristik

kewirausahaan

dianggap

kostan

maka

peningkatan skor penilaian terhadap Motivasi sebesar satu

satuan akan menyebabkan peningkatan Keberhasilan

usaha sebesar 0,607. Jadi semakin baik Motivasi maka

Keberhasilan usaha semakin tinggi.


(4)

Untuk menguji hipotesis yang ditetapkan sebelumnya dilakukan

dengan membandingkan antara Fhitung dengan nilai Ftabel. Dari

tabel F pada tingkat kekeliruan 5% (

= 0.05) dan derajat bebas

(2:10) diperoleh nilai F

tabel

sebesar 4,103.

Diperoleh F

hitung

lebih besar dari F

tabel

(14,270> 4,103)). Dengan

demikian, hasil uji menunjukkan menolak Ho1 sehingga Ho1

diterima. Jadi hasil pengujian statistik secara simultan adalah tidak

signifikan.

Kesimpulan

di

atas

didukung

pula dari

nilai

signifikansinya (0,001) yang lebih kecil dari nilai

α

= 0,05), yang

berarti kesalahan untuk menyatakan ada pengaruh variabel bebas

secara bersama-sama terhadap variabel tidak bebas signifikan

sangat kecil atau lebih kecil dari tingkat kesalahan yang

ditetapkan sebesar 5%

= 0,05).

Artinya Karakteristik kewirausahaan dan Motivasi secara

bersama-sama (simultan) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

Keberhasilan usaha.


(5)

 Untuk mengetahui variabel yang berpengaruh signifikan secara parsial dilakukan

pengujian koefisien regresi dengan menggunakan statistik Uji t. Penentuan hasil pengujian (penerimaan/ penolakan H0) dapat dilakukan dengan membandingkan thitung dengan ttabel atau juga dapat dilihat dari nilai signifikansinya. Nilai ttabel dengan taraf kesalahan 5% dan db = n–k–1 = 67-2-1 = 64 adalah 1,998

 Hasil penghitungan nilai statistik uji t yang diperoleh menunjukkan t-hitung untuk X1

lebih besar dari ttitung (t = 2,237 > ttabel = 2,228), maka diperoleh hasil pengujian Ho2 ditolak sehingga Ha2 diterima. Hasil ini juga ditunjukkan oleh nilai signifikansi uji statistik (p-value) untuk variabel X1 sebesar 0,001. Artinya kesalahan untuk mengatakan ada pengaruh dari Karakteristik kewirausahaan terhadap Keberhasilan usaha signifikan sangat kecil atau berarti lebih kecil dari tingkat kesalahan yang dapat diterima sebesar 5%.

 Jadi dapat disimpulkan Karakteristik kewirausahaan berpengaruh signifikan secara

parsial terhadap Keberhasilan usaha. Dari koefisien regresi yang diperoleh terlihat ada hubungan positif karakteristik kewirausahaan dengan Keberhasilan usaha. Semakin baik Karakteristik kewirausahaan akan diikuti dengan keberhasilan usaha pengusaha pada sentra boneka kain di Sukamulya Bandung.

 Hasil penghitungan nilai statistik uji t yang diperoleh menunjukkan t-hitung untuk X2

lebih besar dari thitung (t = 3,529 > ttabel = 2,228), maka diperoleh hasil pengujian Ho3 ditolak sehingga Ho3 diterima. Hasil ini juga ditunjukkan oleh nilai signifikansi uji statistik (p-value) untuk variabel X2 sebesar 0,005. Artinya kesalahan untuk mengatakan ada pengaruh dari Motivasi terhadap Keberhasilan usaha signifikan 0,5% atau berarti lebih kecil dari tingkat kesalahan yang dapat diterima sebesar 5%.

 Jadi dapat disimpulkan Motivasi berpengaruh signifikan secara parsial terhadap

Keberhasilan usaha. Dari koefisien regresi yang diperoleh terlihat ada hubungan positif Motivasi dengan Keberhasilan usaha. Semakin baik motivasi akan diikuti dengan keberhasilan usaha pengusaha pada sentra boneka kain di Sukamulya Bandung


(6)

Free Powerpoint Templates

Page 21

TERIMA KASIH