Pengaruh Jiwa Kewirausahaan dan Lokasi Usaha Terhadap Keberhasilan Usaha (Survey Pada Sentra UKM Industri Rajut Binong Jati Bandung)
PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN DAN LOKASI USAHA
TERHADAP KEBERHASILAN USAHA
(Survey Pada Sentra UKM Industri Rajut Binong Jati Bandung) The Influence Of The Spirit Of Enterpreneurship and Business Location to
Business Success
(Survey at the SME Centers Knitting Industry Binong Jati Bandung ) SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana (S1)
Program Studi Manajemen
Oleh :
FAUZI VIKI RAMDHANI 21209058
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG
(2)
i
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN DAN LOKASI USAHA TERHADAP KEBERHASILAN USAHA
(Survey Pada Sentra UKM Industri Rajut Binong Jati Bandung)
Fauzi Viki Ramdhani 21209058
Telah disetujui dan disahkan di Bandung sebagai Skripsi pada tanggal Agustus 2014
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Rizki Zulfikar.,SE.,M.Si NIP.4127.34.02.019
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi Ketua Program Studi Manajemen
Prof.Dr.Hj.Dwi Kartini,SE.,Spec.Lic Dr.Raeni Dwisanty.SE.,M.Si
(3)
SURAT KETERANGAN
PERSETUJUAN PUBLIKASI
Bahwa yang bertandatangan di bawah ini, penulis dan pihak perusahaan tempat penelitian, menyetujui :
“Untuk memberikan kepada Universitas Komputer Indonesia Hak Bebas Royalty Noneksklusif atas penelitian ini dan bersedia untuk di-online-kan sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk kepentingan riset dan pendidikan”.
Bandung, Agustus 2014
Penulis Dinas Koperasi UKM & PERINDAG
Fauzi Viki Ramdhani
Tabroni.ST.,MM
NIM. 21209058 NIP. 1970505.1984032.003
Mengetahui, Pembimbing
Rizki Zulfikar, SE., M.Si NIP. 4127.34.02 019 Catatan :
1. Data perusahaan yang ada pada Bab I dan Bab IV tidak diperkenankan untuk diketahui halayak ramai.
2. Hasil penelitian dan kesimpulan yang ada pada Bab 3, Bab 4, dan Bab 5 hanya diperkenankan untuk kepentingan Perusahaan dan Universitas.
(4)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama Lengkap : Fauzi Viki Ramdhani
Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 11 Maret 1990
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Alamat : Jl. Cikondang No.40 Rt 04/Rw 20 Bandung
Kewarganegaraan : Indonesia
Status : Belum Menikah
Agama : Islam
Hobi : Bermain musik
No. Telp : 085659291590
Email : vikiramdhanifauzi@yahoo.com
PENDIDIKAN FORMAL
1997 – 2003 : SD Negeri Sukaluyu IV Bandung 2003 – 2006 : SMP PGII 2 Bandung
2006 – 2009 : SMA PGII 2 Bandung
2009 – 2014 : Universitas Komputer Indonesia Bandung
PENDIDIKAN NON FORMAL
1. Bimbingan Belajar Villa Merah 2. Perpajakan (Brevet)
(5)
viii DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... i
PERNYATAAN KEASLIAN ... ii
MOTTO ... iii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR GAMBAR ... xxi
DAFTAR LAMPIRAN ... xxiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 8
1.2.1 Identifikasi Masalah ... 8
1.2.2 Rumusan Masalah ... 9
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 9
1.3.1 Maksud Penelitian ... 9
1.3.2 Tujuan Penelitian ... 9
(6)
ix
1.4.1 Kegunaan Praktis ... 10
1.4.2 Kegunaan Akademis ... 10
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 13
2.1.1 Jiwa Kewirausahaan ... 13
2.1.1.1 Pengertian Jiwa Kewirausahaan ... 13
2.1.1.2 Karakterestik Kewirausahaan ... 14
2.1.1.3 Pilihan Kewirausahaan ... 15
2.1.1.4 Lima Langkah Wirausaha ... 16
2.1.1.5 Indikator Jiwa Kewirausahaa ... 17
2.1.2 Lokasi Usaha ... 19
2.1.2.1 Pengertian Lokasi Usaha ... 19
2.1.2.2 Karakteristik Dari Lokasi Usaha ... 20
2.1.2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Daya Tarik Sebuah Lokasi.. 21
2.1.2.4 Indikator Lokasi Usaha ... 22
2.1.3 Keberhasilan Usaha... 23
2.1.3.1 Pengertian Keberhasilan Usaha ... 23
2.1.3.2 Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Dan Kegagalan Usaha………. 23
(7)
x
2.1.4 Penelitian Terdahulu ... 27
2.2 Kerangka Pemikiran ... 30
2.2.1 Keterkaitan Antar Variabel ... 31
2.2.1.1 Keterkaitan Jiwa Kewirausahaan Dengan Keberhasilan Usaha .. 31
2.2.1.2 Keterkaitan Lokasi Usaha Dengan Keberhasilan Usaha ... 31
2.2.1.3 Keterkaitan Antara Jiwa Kewirausahaan, Lokasi Usaha, dengan Keberhasilan Usaha... 31
2.3 Hipotesis ... 33
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 34
3.2 Metode Penelitian ... 35
3.2.1 Desain Penelitian ... 36
3.2.2 Operasional Variabel ... 38
3.2.3 Sumber Data dan Teknik Penentuan Data ... 43
3.2.3.1 Sumber Data ... 43
3.2.3.2 Teknik Penentuan Data ... 44
3.2.3.2.1 Populasi ... 44
3.2.3.2.2 Sampel ... 45
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 46
3.2.4.1 Uji Validitas ... 48
(8)
xi
3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 53
3.2.5.1 Rancangan Analisis ... 53
3.2.5.2 Analisis Deskriptif / Kualitatif ... 54
3.2.5.3 Analisis Verifikatif / Kuantitatif ... 55
3.2.5.4 Uji Asumsi Klasik ... 55
3.2.5.5 Pengujian Hipotesis ... 61
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 66
4.1.1 Sejarah Perusahaan ... 66
4.2 Karakteristik Responden ... 67
4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 67
4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 68
4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 69
4.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan ... 70
4.3 Analisis Deskriptif ... 71
4.3.1 Tanggapan Responden Mengenai Jiwa Kewirausahaan ... 71
4.3.1.1 Rasa Percaya Diri ... 71
4.3.1.1.1 Percaya Bahwa Usaha Dapat Berkembang ... 71
4.3.1.1.2 Percaya Diri Dalam Memasarkan Produk ... 72
4.3.1.1.3 Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Mengenai rasa Percaya Diri ... 74
(9)
xii
4.3.1.2 Berorientasi Tugas dan Hasil ... 75
4.3.1.2.1 Menekankan Hasil Kerja Yang Baik Kepada Karyawan 75 4.3.1.2.2 Hasil Kerja Sesuai Dengan Harapan ... 76
4.3.1.2.3 Rekapitulasi Tanggapan Responden Tentang Tugas Dan Hasil ... 78
4.3.1.3 Keberanian Mengambil Resiko ... 79
4.3.1.3.1 Keberanian Meminjam Dana Untuk Usaha ... 79
4.3.1.3.2 Keberanian Memasarkan Produk Dengan Harga Bersaing ... 80
4.3.1.3.3 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Keberanian Mengambil Resiko ... 82
4.3.1.4 Kepemimpinan ... 83
4.3.1.5 Berorientasi Pada Masa Depan ... 85
4.3.1.6 Keorisinilan ... 87
4.3.1.6.1 Perusahaan Memiliki Perbedaan Dengan Perusahaan Lain ... 87
4.3.1.6.2 Perusahaan Memiliki Ciri Khas ... 88
4.3.1.6.3 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Keorisinalan ... 89
4.3.1.7 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Variabel Jiwa Kewirausahaan... 91
(10)
xiii
4.3.2.1 Ketersediaan Lahan Parkir ... 93 4.3.2.1.1 Perusahaan Menyediakan Lahan Parkir Bagi Pengunjug 93 4.3.2.1.2 Lokasi Usaha Memiliki Lahan Parkir Yang Cukup ... 94 4.3.2.1.3 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai
Ketersediaan Lahan Parkir ... 95 4.3.2.2 Tempat Yang Luas ... 97 4.3.2.2.1 Lokasi Usaha Cukup Luas Untuk Kegiatan Operasional 97 4.3.2.2.2 Lokasi Usaha Cukup Luas Untuk Pengnjung ... 98 4.3.2.2.3 Tanggapan Responden mengenai Tempat Yang Luas .... 99 4.3.2.3 Lokasi Pasar Dilalui Alat Transportasi ... 101 4.3.2.3.1 Lokasi Usaha Banyak Dilalui Alat Transportasi ... 101 4.3.2.3.2 Adanya Alat Transportasi Yang Melalui Lokasi Usaha 102 4.3.2.3.3 Rekapitulasi Tanggapan Lokasi Usaha Dilalui Alat Transportasi ... 103 4.3.2.4 Lokasi Yang Strategis ... 105
4.3.2.4.1 Perusahaan Berlokasi Dekat Dengan Konsumen
Distributor ... 105 4.3.2.4.2 Lokasi Perusahaan Dapat Dijangkau Oleh Kendaraan . 106 4.3.2.4.3 Rekapitulasi Skor Tangapan Responden Mengenai Lokasi Yang Strategis ... 107 4.3.2.4.4 Rekapitulasi Skor Tangapan Responden Mengenai Lokasi Usaha ... 108
(11)
xiv
4.3.3 Tanggapan Responden Mengenai Keberhasilan Usaha ... 110
4.3.3.1 Hasil Yang Cukup Untuk Memenuhi Kebutuhan Rumah Tangga 110 4.3.3.2 Usaha Tetap Bisa Bertahan ... 112
4.3.3.2.1 Perusahaan Bisa Bertahan Dengan Pesaing ... 112
4.3.3.2.2 Perusahaan Melakukan Perubahan Agar Bisa Bersaing ... 113
4.3.3.2.3 Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Mengenai Usaha Tetap Bisa Bertahan ... 114
4.3.3.3 Kesejahteraan Keluarga Terjamin ... 116
4.3.3.4 Kesejahteraan Karyawan Terjamin ... 118
4.3.3.5 Dapat Berkembang ... 120
4.3.3.5.1 Memliki Keyakinan Bahwa Usaha Dapat Berkembang ... 120
4.3.3.5.2 Perusahaan Mampu Berkembang Dalam Persaingan ... 121
4.3.3.5.3 Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Mengenai Perusahaan Dapat Berkembang... 122
4.3.3.6 Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Mengenai Variabel Keberhasilan Usaha ... 124
4.4 Analisis Verifikatif ... 125
4.4.1 Uji Asumsi Klasik ... 126
4.4.1.1 Hasil Pengujian Asumsi Normalitas ... 126
(12)
xv
4.4.1.3 Uji Autokorelasi ... 128
4.4.1.4 Uji Heteroskedastisitas ... 129
4.4.2 Analisis Regresi Berganda ... 130
4.4.2.1 Model Regresi Berganda ... 131
4.4.2.2 Analisis Kolerasi ... 133
4.4.2.3 Koefisien Determinasi... 136
4.3 Pengujian Hipotesis ... 137
4.3.1 Pengujian Hipotesis Secara Simultan... 137
4.3.2 Pengujian Hipotesis Secara Parsial ... 139
4.3.2.1 Pengujian X1 Terhadap Y (Jiwa Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha) ... 139
4.3.2.2 Pengujian X2 Terhadap Y (Lokasi Usaha Terhadap Keberhasilan Usaha) ... 141
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 144
5.2 Saran ... 146
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
(13)
148
DAFTAR PUSTAKA
Ade Gunawan, 2001. Menempatkan Posisi Dalam Persaingan. Sumatera Utara: Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
Adi, Henny Pratiwi dan Wibowo, M. Agung, 2010, Evaluasi Kinerja Stakeholders dalam Pembinaan Keterampilan Tenaga Kerja Konstruksi dengan Metode Performance Prism, Media Teknik Sipil, Volume X edisi Juli 2010, pp. 106-112
Aviliani, R dan Wilfridus, L. 1997. “Membangun Kepuasan Pelanggan Melalui
Kualitas Pelayanan”.Usahawan, No.5
Buchari Alma. 2005. Kewirausahaan Untuk Mahsiswa Dan Umum. PT ALFABETA Bandung.
Barker et al. (2002). Research Methods In Clinical Psychology. John Wiley &
Eddy Madiono Sutanto.2000. Peranan Gaya Kepemimpinan yang Efektif dalam Upaya Meningkatkan Semangat dan Kegairahan Kerja Karyawan di Toserba Sinar Mas Sidoarjo. Jurnal Manajemen & Kewirausahaan. Vol.2.No. 2 September 2000 : 29-43.
Eddy Soeryanto Soegoto.(2009). Entrepreneurship Menjadi Pembisnis Ulung. Elex Media Computindo
Eko Wahyu Widayat. Studi Kewirausahaan Pada Mahasiswa Universitas Pembangunan Panca Budi MedanVol. 4 No. 1 Juni 2011 ISSN : 1979 – 5408
Emrizal, Primadona. Wirausaha Dan Pengembangan UKM Di Sumatera Barat : Suatu Kajian Pada UKM Kerajinan Sulaman Bordiran Vol. 5 No. 1 April 2013 ISSN : 1858 – 3717
Hani Handoko. 2000. Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi.Yogyakarta: BPFE.
Hasibuan, Malayu S.P. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi. Bumi Aksara, Jakarta.
(14)
149
Hendra Fure. Lokasi, Keberagaman Produk, Harga, Dan Kualitas Pelayanan Pengaruhnya Terhadap Minat Beli Pada Pasar Tradisional Bersehati Calaca Vol.1 No. 3 September 2013 ISSN 2303 – 1174
Hisrich, Robert D, Peters, Michael P, dan Sheperd, Dean A (2008),
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30334/4/Chapter%20II.pdf di akses 23 juni 2014 pukul 20.15
Iskandar. (2009). Metodologi Penenlitian Pendidikan dan Sosial. Jakarta: Gaung Persada Press.
Joesron dan Fathorrozi, 2003, Teori Ekonomi Mikro, edisi pertama, Salemba Empat, Jakarta.
Kasali, Rhenald.,dkk. 2010. Modul Kewirausahaan Untuk Program Strata 1, Bekasi: Yayasan Rumah Perubahan
Lies Indriyatni. Analisis Faktor – Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Keberhasilan Usaha Mikro Dan Kecil JurnalVol 5, No 1, Februari 2013 ISSN : 2252 – 7826
Martinus Rukismono, AM. Chandra Gunawan. Pengaruh Tempat Parkir, Jarak Pengelihatan, Peritel Yang Berdampingan Terhadap Kesuksesan Bisnis Toko Sparepart dan Variasi Motor Di Surabaya Vol. 1 No. 1 Oktober 2013 E-ISSN : 2339 – 1804
Mastuti & Aswi. (2008). 50 Kiat percaya diri. Jakarta : PT. Buku Kita.
Nurmanaf, A.R., dan SH Susilowati. 2000. Struktur Kesempatan Kerja dan Kaitannya dengan Pendapatan dan Pengeluaran Rumah Tangga Pedesaan (Editor: IW. Rusastra dkk).
Porath,C.L. and Bateman, T. S. 2006. Self : regulation: From Goal Orientation to Job Performance. Journal of Applied Psychology, 91:185:192.
Riyanto, Slamet. 2002. Gateway English through Stories. Wonosari: Pustaka.
Sri Susilogati Sumarti. Peningkatan Jiwa kewirausahaan Mahasiswa Calon Guru Kimia Dasar Berorientasi Chemoe-ntrepreneurshipVol. 2 No. 2, 2008
(15)
150
Rifusa, Agus Imam.2010. Analisis Faktor0faktor Permintaan Transportasi Busway. http//www.lontar.ui.ac.id_file_file = digital_132635 - T 27840 (13 Okt.2011) Tamin, OZ, (2008), Perencanaan, Permodelan dan Rekayasa Transportasi, ITB,
Bandung.
Tasmara, Toto. 2005. Etos Kerja Pribadi Muslim. Jakarta: Bumi Aksara.
Sugiyono. (2007), “Metodelogi Penelitian Administrasi”, Alfabeta Bandung.
Sugiyono. (2008). Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : Alfabeta. Sugiyono. (2012). Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. Suryana. (2001). Kewirauahaan. Salemba Empat, Jakarta
Suryana. 2003. Kewirausahaan: Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses.
Jakarta: Salemba Empat.
Umi Narimawati. 2010. Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: Penerbit Genesis.
(16)
vi
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan usulan
penelitian yang berjudul: “PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN DAN
LOKASI USAHA TERHADAP KEBERHASILAN USAHA SENTRA
INDUSTRI RAJUT BINONG JATI BANDUNG”.
Usulan penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu syarat untuk penyusunan skripsi di Universitas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia. Penulis sangat dibantu dengan segala jenis bantuan, dukungan dan dorongan dari berbagai pihak dalam proses pelaksanaannya. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, Selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia. 2. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini., SE., Spec. LIC., Selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Komputer Indonesia.
3. Dr. Raeni Dwisanti, SE.,M.Si., Selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Komputer Indonesia serta sebagai dosen penguji 1.
4. Ibu Trustorini Handayani, SE., M.Si, Selaku ketua sidang Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia serta sebagai dosen penguji 2.
(17)
vii
5. Bapak Rizki Zulfikar,SE.,M.,Si, selaku pembimbing yang sudah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan, serta memberikan masukan, dorongan, dan motivasi kepada peulis selama peulisan Skripsi ini. 6. Ibu Isniar Budiarti, SE.,M.Si., selaku Dosen Wali Manajemen-2 di Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
7. Kepada Ayah, Ibu, serta Adik saya yang tercinta terima kasih atas dorongan dan doa yang kalian berikan semoga Allah SWT membalasnya yang lebih.
8. Teman – teman kelas Manajemen – 1, 2, 3, dan 4 yang telah memberikan motivasi, masukan, serta dukungan hingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
9. Terima kasih kepada para pemilik usaha Rajut Binong Jati Bandung yang telah memberikan izin kepada saya untuk melakukan penelitian serta wawancara disana. Dengan segala keterbatasan yang penulis miliki, penulis menyadari bahwa penyusunan usulan penelitian yang penulis lakukan masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. Dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan adanya saran dan kritik dari berbagai pihak agar penulis dapat berkarya lebih baik lagi dimasa depan. Akhir kata penulis berharap penyusunan usulan penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis,
(18)
13 BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Jiwa Kewirausahaan
2.1.1.1 Pengertian Jiwa Kewirausahaan
Kata entrepreneurship yang dahulunya sering diterjemahkan dengan kata kewiraswastaan akhir-akhir ini diterjemahkan dengan kata kewirausahaan. Entrepreneur berasal dari bahasa Perancis yaitu entrepreneur yang artinya memulai atau melaksanakan. Hisrich, Peters, dan Sheperd (2008:h 10) mendifinisikan:
“Kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang baru pada nilai menggunakan
waktu dan upaya yang diperlukan, menanggung risiko keuangan, fisik, serta risiko sosial yang mengiringi, menerima imbalan moneter yang dihasilkan, sertra kepuasan
dan kebebasan pribadi”.
Kewirausahaan dapat didefinisikan sebagai berikut: “Wirausaha usaha
merupakan pengambilan risiko untuk menjalankan usaha sendiri dengan memanfaatkan peluang - peluang untuk menciptakan usaha baru atau dengan pendekatan yang inovatif sehingga usaha yang dikelola berkembang menjadi besar dan mandiri dalam menghadapi tantangan - tantangan persaingan (Nasrullah Yusuf, 2006). Wirausahawan adalah orang - orang yang mampu menjawab tantangan-tantangan dan memanfaatkan peluang - peluang yang ada (Dewanti, 2008:1). Sedangkan kewirausahaan (entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif dan inovatif
(19)
14
yang dijadikan dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses (Suryana, 2006:2). Ahli yang lain mengatakan bahwa wirausaha adalah sebuah pemikiran untuk mewujudkan apa yang diinginkan oleh diri kita tanpa ada sebuah batasan yang dibatasi oleh orang lain dan dapat mengembangkannya ke tahapan yang lebih tinggi (Salim, 2010:8). Berdasarkan pengertian diatas maka dapat dijabarkan mengenai pengertian wirausahawan, yaitu orang yang secara kreatif dan inovatif mampu memanfaatkan peluang yang ada untuk mewujudkan keinginan (impian) orang tersebut dimasa yang akan datang tanpa dibatasi oleh apapun.
Sedangkan jiwa kewirausahaan menurut Nurcholis Madjid (2002:3) adalah etos yang mengarah adanya keyakinan yang kuat akan harga atau nilai sesuatu yang menjadi bidang kegiatan usaha atau bisnis.
2.1.1.2 Karakteristik Kewirausahaan
Seorang wirausahawan tentunya harus memiliki beberapa karakter agar mampu menjadi wirausahawan yang handal dimasa yang akan datang. Menurut Geoffrey G. Meredith (dalam Dewanti, 2008:4), ciri dan watak wirausahawan diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Percaya diri yaitu wirausahawan harus memiliki watak berkeyakinan tinggi, tidak tergantung pada orang lain, individualis dan optimis.
2. Berorientasi pada tugas dan hasil yaitu wirausahawan berwatak butuh berprestasi, berorientasi laba, tekun dan tabah, tekad bekerja keras, mempunyai dorongan kuat, energik dan inisiatif.
(20)
15
3. Pengambilan resiko dan suka tantangan yaitu wirausahawan mempunyai watak mampu mengambil resiko yang wajar.
4. Kepemimpinan yaitu wirausahawan berperilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain, menanggapi saran dan kritik.
5. Keorisinilan yaitu wirausaha harus berwatak inovatif dan kreatif serta fleksibel. 6. Berorientasi ke masa depan yaitu wirausaha berpandangan ke depan, perspektif.
2.1.1.3 Pilihan Kewirausahaan
Kasali dkk (2010:18) mengatakan bahwa setiap orang yang mengambil peran atau karir sebagai seorang wirausaha perlu mengetahui pilihan - pilihan apa saja yang tersedia dengan menjadi karyawan, intrapreneur, entrepreneur atau social entrepreneur, dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Karyawan yaitu orang yang bekerja pada orang lain dan jika berhasil orang tersebut dapat mencapai karir sebagai professional eksekutif dengan peran sebagai pengambil keputusan.
2. Intrapreneur yaitu karyawan yang bekerja pada orang lain, memiliki atasan, namun yang orang tersebut cari adalah kemerdekaan dan akses terhadap resources dan orang tersebut memiliki jiwa kewirausahaan.
3. Entrepreneur yaitu orang yang tidak bekerja pada orang lain melainkan pada usaha yang didirikan atau dikembangkan sendiri, yang merupakan pemilik usaha yang memiliki kemerdekaan mengatur hidup, arah usaha dan mengambil keputusan -keputusan strategis.
(21)
16
4. Social entrepreneur yaitu pelaku kegiatan social yang berwatak entrepreneur.
2.1.1.4 Lima Langkah Wirausaha
Gendro Salim (2010) dalam bukunya yang berjudul “Neuro Entrepreneurship, mengubah peluang menjadi uang”, mengungkapkan dengan jelas mengenai langkah-langkah pembentukan bisnis yang sangat terstruktur yangterdiri dari:
1. Fundamental
Mengupas tentang teknik dasar yang perlu dikuasai oleh setiap entrepreneur. Berbagai kegiatan yang harus dilakukan oleh seorang entrepreneur pada tahap ini antara lain menetapkan tujuan pembentukan usaha baik visi, misi maupun goal 5 tahunan, keuangan yang harus dipersiapkan melalui budgeting, proses kerja serta manajemen waktu.
2. Productivity
Mengupas tentang bagaimana membuat perusahaan menjadi sangat produktif. Berbagai kegiatan yang harus dilakukan oleh seorang entrepreneur pada tahap ini antara lain membangun kampanye marketing, Blue Ocean Strategy, komunikasi dan edukasi pasar, membandingkan biaya dengan penjualan yang terjadi (cost acquisition versus lifetime value), mencari ceruk pasar (finding new customer),
retention dan evaluasi. 3. Simplicity
Mengupas tentang bagaimana membuat semuanya menjadi semakin simple (mudah). Berbagai kegiatan yang harus dilakukan oleh seorang entrepreneur pada
(22)
17
tahap ini antara lain membuat rencana kerja, struktur organisasi dan job description,
Flow Chart, SOP (Sistem Operasional Prosedur), KPI (Key Performance Indicator),
Balance Score Card, dan lain sebagainya. 4. Multiply
Mengupas tentang bagaimana melipat gandakan usaha yang sudah berjalan. Berbagai kegiatan yang harus dilakukan oleh seorang entrepreneur pada tahap ini antara lain mengenai kepemimpinan, rekrutmen, pengembangan, komunikasi dan penilaian.
5. Freedom
Mengupas tentang bagaimana seorang entrepreneur tersebut bias bebas menikmati hasil jerih payahnya dalam berwirausaha sehingga ia tidak lagi merasa dibatasi dengan berbagai aktivitasnya sendiri.
2.1.1.5 Indikator Jiwa Kewirausahaan
Menurut Basrowi (2011:27) mengungkapkan beberapa hal yang tentang jiwa yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha:
1. Percaya diri
Merupakan paduan sikap dan keyakinan seseorang didalam menghadapi tugas atau pekerjaan, yang bersifat internal, sangat relatif dan dinamis dan banyak ditentukan oleh kemampuannya untuk memulai, melaksanakan danmenyelesaikan suatu pekerjaan.
(23)
18
2. Berorientasi tugas dan hasil
Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil adalah orang yang selalu mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi, berorientasi pada laba, ketekunan dan kerja keras.
3. Keberanian mengambil resiko
Wirausaha adalah orang yangn lebih menyukai usaha-usaha yang lebih menantang untuk mencapai kesuksesan atau kegagalan dari pada usaha yang kurang menantang.
4. Kepemimpinan
Seorang wirausaha harus memiliki sifat kepemimpinan, kepeloporan dan keteladanan. Dia selalu menampilkan produk dan jasa-jasa baru dan berbeda sehingga ia menjadi pelopor, baik dalam proses produksi maupun pemasaran, dan selalu memanfaatkan perbedaan sebagai suatu yang menambah nilai.
5. Berorientasi kemasa depan
Wirausaha harus menjadi perspektif dan pandangan ke masa depan. Kuncinya adalah dengan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dari yang ada sekarang.
6. Keorisinilan (kreativitas dan inovasi)
Tidak pernah puas dengan apa yang dilakukan saat ini meskipun cara tersebut cukup baik, selalu menuangkan imajinasi dalam pekerjaanya dan selalu ingin tampil berbeda atau selalu memanfaatkan perbedaan.
(24)
19
2.1.2 Lokasi Usaha
2.1.2.1 Pengertian Lokasi Usaha
Lokasi yang memiliki kriteria yang sesuai dengan harapan pelanggan adalah lokasi yang dapat menjawab sejauh mana sebuah jasa mampu bereaksi terhadap situasi perekonomian. Lokasi berpengaruh terhadap dimensi - dimensi stratejik, seperti fleksibilitas, competitive positioning, manajemen permintaan, dan fokus stratejik (Fitzsimmons, 1994 dalam Broery Andrew Sihombing 2014).
Lokasi merupakan salah satu elemen yang terkandung dalam retail mix. Dalam bisnis retail, lokasi merupakan elemen penting dalam membangun strategi bisnis sejak lama. Hal tersebut terjadi karena beberapa faktor antara lain:
1. Keputusan dalam pemilihan lokasi bagi konsumen berhubungan besar dengan aksesbilitas dari lokasi ritel menurut model interaksi spasial yang menunjukan hubungan antara persepsi konsumen tentang utilitas dan karakteristik tujuan
(Forteringham dan O’Kelly, 1989 dalam Nan Yan, Ruoh dan Molly Eckman 2008). 2. Retailer mungkin dapat mengembangkan keunggulan kompetitif yang
berkelanjutan melalui strategi lokasi (Levy dan Weitz, 2006).
Menurut Foster (2008:51), lokasi toko sangat mempengaruhi tingkat profitabilitas dan keberhasilan usaha dalam jangka panjang. Sedangkan menurut
Kotler (2004:446) “Retailing are accustomed to saying that the three keys to success are location, location, and location”.
Menurut Davidson (1988:234 dalam Martinus Rukismono, AM. Chandra Gunawan 2013 ), mengatakan bahwa bila semua faktor mempunyai nilai yang hampir
(25)
20
sama dalam pemutusan pemilihan toko, pada umumnya konsumen akan memilih toko yang paling dekat, karena hal tersebut dapat memberikan kenyamanan yang lebih bagi konsumen dalam hal waktu, dan tenaga.
2.1.2.2 Karakteristik Dari Lokasi
1. Parking (tempat parkir)
Menurut Levy and Weitz (2007:214) “The Amount and quality of parking facilities are critical for evaluating a shopping center and specific site within the center. They also must consider the avability of employee parking, the proportion of shoppers using cars,parking by nonshoppers , and the typical length of a shopping trip. A standart rule of thumb for a shooping center and 10 to 15 spaces per 1,000
square feet for a supermarket”.
Menurut Berman and Ervans (2005:327) “ Sometimes, free parking in shooping locations that are in or close to commercial areas creates problems. Commuters and employees of nearby businesses my park in these facilitues, reducing the number of space available for shoopers ”.
Menurut Sopiah dan Syihabudhin (2008:237) “Ketersediaan tempat parkir
yang memadai sangat diperlukan. Tempat parkir bukanlah sarana pelengkap dalam persyaratan manajemen minimarket, tetapi merupakan salah satu dari 8 P yang disyaratkan (Place, People, Product, Price, Promotion, Profesional, Parking, and
(26)
21
2. Store Visibility (jarak pengelihatan)
Menurut Levy and Weitz (2007:214) ” Good visibility is less important for stores with a well-established and loyal customer base, but most retailers still want a direct, unimpeded view of their store ”.
Menurut Berman and Ervans (2005:327) “ visibility refers to a site’s ability
to be seen by pedestrian and vehicular traffic. High visibility makes passersby aware
a store exists and is open”.
3. Adjacent Retailers (peritel yang berdampingan)
Menurut Levy and Weitz (2007:214) ”Location with complementary, as well as competing, adjacent retailers have the potential to build traffic. The grouped location approach is based on principle of cumulative attraction, which states that a cluster of similiar and complementary retailing activities will generally have greater drawing power than isolated stores that engage in the same retailing activities”.
2.1.2.3Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Daya Tarik Sebuah Lokasi
Menurut Utami (2010:145), masalah - masalah yang membuat suatu lokasi tertentu memiliki daya tarik secara spesifik, yaitu aksesibilitas dan keuntungan secara lokasi sebagai pusatnya.
1. Aksesibilitas
Adalah suatu kemudahan bagi konsumen untuk datang atau masuk dan keluar dari lokasi tersebut. Analisis ini memiliki dua tahap yaitu:
(27)
22
Analisis makro, untuk menaksir aksesibilitas lokasi pada tingkat makro ritel secara bersamaan mengevaluasi beberapa faktor seperti pola - pola jalan, kondisi jalan dan halangan - halangan.
Analisis mikro, berkonsentrasi pada masalah sekitar lokasi, seperti visibilitas, arus lalu lintas, parkir, keramaian, dan jalan masuk atau jalan keluar.
2. Keuntungan secara lokasi dalam sebuah pusat
Lokasi yang lebih baik memerlukan biaya yang lebih ritel harus mempertimbangkan kepentingan mereka. Pada dasarnya konsumen ingin berbelanja dimana mereka menemukan sejumlah variasi barang dagangan yang lengkap.
2.1.2.4 Indikator Lokasi Usaha
Menurut Berman & Evans dalam Ma’ruf (2006:113), indikator dari lokasi adalah sebagai berikut:
1. Ketersediaan lahan parkir
2. Memiliki tempat yang cukup luas
3. Lokasi pasar bersehati dilalui banyak alat trasportasi 4. Lokasi yang strategis.
(28)
23
2.1.3 Keberhasilan Usaha
2.1.3.1 Pengertian Keberhasilan Usaha
Menurut Algifari (2003:118), keberhasilan usaha dapat dilihat dari efisiensi proses produksi yang dikelompokkan berdasarkan efisiensi secara teknis dan efisiensi secara ekonomis.
Menurut Ranto (2007:20) keberhasilan berwirausaha tidaklah identik dengan seberapa berhasil seseorang mengumpulkan uang atau harta serta menjadi kaya, karena kekayaan bisa diperoleh dengan berbagai cara sehingga menghasilkan nilai tambah. Berusaha lebih dilihat dari bagaimana seseorang bisa membentuk, mendirikan, serta menjalankan usaha dari sesuatu yang tadinya tidak berbentuk, tidak berjalan atau mungkin tidak ada sama sekali. Seberapa pun kecilnya ukuran suatu usaha jika dimulai dari nol dan bisa berjalan dengan baik maka nilai berusahanya jelas lebih berharga daripada sebuah organisasi besar yang dimulai dengan bergelimang fasilitas.
Menurut Suryana (2003:285) dalam Fitria Lestari adalah keberhasilan dari bisnis dalam mencapai tujuanya.Menurut Hendry Faizal Noor (2007:397) dalam Fitria Lestari mengungkapkan bahwa keberhasilan usaha pada hakikatnya adalah keberhasilan dari bisnis untuk mencapai tujuanya.
2.1.3.2 Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Dan Kegagalan Usaha
1. Faktor - faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha
Salah satu seminar Gerald Abraham salah seorang penasehat bisnis pada sebuah firma hukum, juga pemilik dan direktur sebuah konsultan keuangan di tahun 2006, berisi tentang menjadi sukses dengan memahami 9 aspek penting sebelum memulai
(29)
24
usaha yaitu (1) Memahami konsep produk atau jasa secara baik, (2) Membuat visi dan misi bisnis, (3) Perlunya winning, positive dan learning attitude untuk menjadi sukses, (4) Membuat perencanaan dan strategi bisnis yang efektif akan menghindari usaha daripada risiko bisnis dan keuangan, (5) Pengetahuan dasar manajemen, organisasi dan sistem akan menghindari usaha daripada risiko manajemen, (6) Optimalisasi sumber daya manusia maka 50% usaha Anda sudah berhasil, (7) Mengapa kreativitas, kepemimpinan dan proses pembuatan keputusan sangat penting, (8) Pengetahuan dasar pengelolaan keuangan dan pembiayaan (9) Pemasaran, pelayanan dan product brand /
Menurut Suryana (2003:44) keberhasilan usaha ditentukan oleh faktor - faktor berikut :
1. Kemampuan dan kemauan.
2. Memiliki tekad yang kuat dan kerja keras. 3. Ketepatan dan peluang.
Faktor - faktor penting dalam menciptakan dan membangun awal kesuksesan usaha : yaitu : (1) Mempunyai visi jangka panjang, (2) Merekrut orang terbaik dan mengelolanya dengan baik, (3) Tetap fokus, (4) Inovasi ; jangan meniru, (5) Membuat ekspektasi yang realistis, (6) Memiliki pemahaman pasar dan kompetisi dengan jelas, (7) Jalankan bisnis dengan disiplin, (8) Mencari rekan yang tepat, (9) Mengembangkan budaya sukses didalam organisasi, (10) Melakukan tinjauan bisnis dan market secara teratur, (11) Belajar, dan terus belajar, (12) Siap untuk perubahan.
(30)
25
2. Faktor - faktor yang mempengaruhi kegagalan usaha
Banyak kisah tentang wirausahawan yang cenderung menceritakan akan keberhasilan mereka dari pada alasan yang menyebabkan kegagalan. Pada kenyataannya wirausahawan yang menemui kegagalan jauh lebih banyak dari pada mereka yang berhasil.
Zimerrer (2002:23) mengemukakan beberapa faktor yang menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usaha baru :
1. Ketidakpastian manajemen. Lemahnya kemampuan pengambilan keputusan dan kurangnya pengalaman manajemen merupakan masalah utama dari kegagalan usaha. 2. Kurang pengalaman baik dalam kemampuan teknis, kemampuan menvisualkan usaha, mengkoordinasikan, kemampuan mengintergrasikan berbagai kegiatan bisnis menjadi keseluruhan yang sinergik, dan keterampilan mengelola orang – orang dalam organisasi serta memotivasi mereka untuk meningkatkan tingkat kinerja mereka. 3. Lemahnya kendali keuangan. Dua kesalahan keuangan yang sering terjadi diperusahaan kecil : kekurangan modal dan kelemahan dalam kebijakan kredit terhadap pelanggan.
4. Gagal mengembangkan perencanaan strategis. Membangun suatu perencanaan strategis memaksa seseorang wirausahawan untuk menilai secara realistis potensi bisnis yang diusulkan.
5. Pertumbuhan tak terkendali. Kadang - kadang wirausahawan mendorong pertumbuhan cepat usahanya hingga melewati kemampuannya dalam mengelola usaha tersebut.
(31)
26
6. Lokasi yang buruk. Pemilihan lokasi yang tepat untuk usahawan merupakan suatu seni dan ilmu.
7. Pengendalian persedian yang tidak baik. Pengendalian persediaan adalah salah satu tanggung jawab manajerial yang paling sering diabaikan sehingga dapat mengakibatkan kekurangan pelanggan.
8. Ketidakmampuan membuat transisi. Pertumbuhan usaha memerlukan perubahan gaya manajemen yang secara drastis berada dan mengharuskan wirausahawan untuk mendelegasikan wewenang serta melepaskan pengendalian sehari – hari.
2.1.3.3 Indikator Keberhasilan Usaha
Menurut Andreas (2011), indikator dari keberhasilan usaha adalah sebagai berikut:
1. Hasil cukup memenuhi kebutuhan rumah tangga. 2. Usaha bisa tetap bertahan.
3. Kesejahteraan keluarga terjamin. 4. Kesejahteraan karyawan terpenuhi. 5. Dapat berkembang .
(32)
27
2.1.4 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No. Tahun Sumber
Jurnal
Nama Peneliti
Judul Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
1. 2013 JURNAL
STIE SEMARAN G, VOL 5, NO 1 (ISSN 2252-7826) Lies Indrianti ANALISI S FAKTOR FAKTOR YANG BERPEN GARUH TERHAD APKEBE RHASIL AN USAHA MIKRO DAN KECIL
Bahwa modal kerja dan kemampuan / skills berpengaruh secara signifikan terhadap keberhasilan usaha Menggunakan variabel
dependent yang sama, yaitu keberhasilan usaha
Menggunakan variabel independentyang berbeda, yaitu modal kerja dan skills.
2. 2013 Jurnal EMBA Vol 1 No 3 ISSN 2303 – 1174
Hendra Fure LOKASI, KEBERA GAMAN PRODUK , HARGA, DAN KUALIT AS PELAYA NAN PENGAR UHNYA TERHAD AP MINAT BELI PADA PASAR TRADISI ONAL BERSEH ATI CALACA Lokasi, keberagaman produk, harga, dan kualitas pelayanan berpengaruh terhadap minat beli
Menggunakan Variabel independent yang sama yaitu Lokasi Usaha
Menggunakan variabel dependent yang berbeda, yaitu minat beli konsumen.
(33)
28
3. 2010 Jurnal Wrausaha dan Bisnis
Atin Hafidiah. Nurhayatida n Trisa Nur Kania Pengaruh Jiwa Kewirausa haan terhadap Keberhasi lan Usaha pada Usaha Produk Tekstil di Kabupate n Bandung
Terdapat pengaruh langsung antara jiwa kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha . Sama–sama menggunakan jiwa kewirausahaan sebagai variabel independent
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis jalur
4. 2013 e-Jurnal Kewirausah an Volume 1 Nomor 1 Oktober 2013 E-ISSN 2339-1804 Martinus Rukismono Pengaruh Tempat Parkir, Jarak Pengelihat an, Peritel Yang Berdampi ngan TerhadaK esuksesan Bisnis Toko Sparepart dan Variasi Motor Di Surabaya
faktor tempat parker, jarak pengelihatan dan peritel berdampingan mempunyai pengaruh serempak dan signifikan terhadap kesuksesan bisnis.
Sama – sama menggunakan Keberhasilan usaha variable dependent
Menggunakan variable
independent yang berbeda, yaitu Tempat Parkir, Jarak Pengelihatan, dan Peritel yang berdampingan
5. 2008 Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 2, No. 2, 2008 Sri Susilogati Sumarti PENING KATAN JIWA KEWIRA USAHAA N MAHASI SWA CALON GURU KIMIA DENGAN PEMBEL AJARAN PRAKTI KUM KIMIA DASAR BERORIE NTASI CHEMOE -NTREPR ENEURS HIP Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa jiwa kewirausahaan berhubungan dengan kemandirian kerja
Menggunakan satu variable
independent yang sama, yaitu jiwa kewirausahaan
Hanya
menggunakan satu variabel dalam penelitian
(34)
29
6. 2012 JURNAL
STIE SEMARAN G, VOL 4,
NO 3
JURNAL STIE SEMARAN G, VOL 4, NO 3 Rudika Harminingta yas ANALISI S FAKTOR PELAYA NAN, FASILIT AS, PROMOS I DAN LOKASI TERHAD AP KEPUAS AN PENGHU NI PERUMA HAN PERMAT A PURI NGALIA N SEMARA NG
Hasil penelitian menunjukkan fsemua variabel dalam penelitian ini mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan. Faktor fasilitas mempunyai pengaruh yang paling besar disusul oleh factor lokasi perumahan.
Sama – sama menggunakan Lokasi sebagai variabel
independent
Menggunakan variabel dependent yang berbeda, yaitu kepuasan konsumen
7. 2007 Jurnal Ilmiah Ranggading Volume 7 No 2 ISSN 138 -142
Syahlan A. Sume
Analisis Lokasi Perusahaa n dan pelayanan terhadap kepuasan pelanggan .
Bahwa Lokasi Usaha dan Pelayanan mempunyai pengaruh positif dan signifikan tehadap kepuasan pelanggan
Menggunakan variabel
independent yang sama, yaitu Lokasi Usaha
Memakai variabel dependent yang berbeda, yaitu Kepuasan
pelanggan
8. 2009 JURNAL
EKONOMI BISNIS, TAHUN 2014, NOMOR 1, Bambang Hermanto Lokasi Usaha , karakterist ik bisnis terhadap strategi bisnis di usaha kecil Sulawesi Utara
Lokasi usaha memiliki pengaruh yang paling
signifikan terhadap strategi bisnis
Sama – sama menggunakan variabel yang sama, yaitu lokasi usaha
Memakai variabel dependent yang berbeda, yaitu strategi bisnis
(35)
30
2.2 Kerangka Pemikiran
Kewirausahaan merupakan tempat dimana kita bisa menciptakan hal - hal yang baru, serta menciptakan sebuah inovasi dan kreativitas yang kita miliki. Jiwa kewirausahaan harus mempunyai keberanian dalam menghadapi resiko persaingan dari luar. Jiwa Kewirausahaan harus memiliki rasa percaya diri yang kuat, harus berani mengambil resiko dalam usaha,lalu harus mempunyai jiwa kepemimpinan yang baik, lalu harus mempunyai berorientasi untuk masa depan. Sehingga pada saat kita membuka suatu usaha kita telah mempersiapkan matang – matang agar usaha yang kita rintis dapat berkembang menjadi besar dan dapat bersaing dengan perusahaan lainnya. Lokasi usaha adalah tempat dimana yang cocok untuk melakukan kegiatan usaha, lokasi usaha juga sangat berpengaruh kepada para pengusaha karena dengan pemilihan lokasi yang tepat usaha yang kita jalankan akan semakin berkembang dan mencapai terhadap suatu keberhasilan usahanya. Oleh karena itu untuk para pengusaha yang ingin membuka usahanya harus pintar memilih lokasi untuk usahanya dengan cara memilih lokasi yang strategis, memilih tempat yang luas, serta memilih lokasi yang dapat diakses oleh alat transportasi.
Seseorang menekuni usahanya yang tujuannya untuk mencapai keberhasilan usaha, sebagai pelaku usaha wirausaha perlu memanfaatkan sumber daya yang ada, untuk mencapai keberhasilan usaha para pelaku usaha dituntut untuk supaya bekerja yang ulet, serta mau berkorban dan bersaing dengan perusahaan lain. Oleh karena itu para pengusaha perlu dibekali ilmu tentang berwirausaha yang baik serta mengikuti pelatihan wirausaha yang tujuannya agar perusahaan yang kita rintis mampu
(36)
31
berkembang dan bersaing dengan perusahaan lain dan mencapai suatu keberhasilan usaha.
2.2.1 Keterkaitan Antar Variabel
2.2.1.1 Keterkaitan Antara Jiwa Kewirausahaan dengan Keberhasilan Usaha
Menurut Eddy Soeryanto Soegoto (2009:3), wirausaha adalah orang yang berjiwa kreatif dan inovatif yang mampu mendirikan, membangun, mengembangkan, memajukan, dan menjadikan perusahaannya unggul.
2.2.1.2 Keterikatan Antara Lokasi Usaha dengan Keberhasilan Usaha
Menurut Natalie (2000) dalam Bambang Hermanto (2008:5) menyatakan
bahwa “pilihan lokasi usaha yang tepat menimbulkan dampak positif terhadap keunggulan bisnis usaha.”
2.2.1.3 Keterkaitan Antara Jiwa Kewirausahaan, Lokasi Usaha, dengan Keberhasilan Usaha
Berdasarkan Suryana (2003, p146) Untuk bisnis hendaknya dipilih lokasi yang paling strategis dan paling efisien baik bagi perusahaan itu sendiri maupun pelanggannya. Seseorang yang memiliki jiwa kewirausahaan dalam dirinya akan mampu menilai lokasi yang terbaik bagi usahanya agar usaha tersebut memperoleh keberhasilan.
(37)
32
Gambar 2.2 Paradigma Penelitian (X1)
Jiwa Kewirausahaan Percaya diri
Berorientasi tugas dan hasil Keberanian mengambil resiko Kepemimpinan
Berorientasi masa depan Keorisinilan
(Basrowi, 2011:27)
(Y) Keberhasilan Usaha Hasil yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan rumah tangga Usaha tetap bisa bertahan Kesejahteraan keluarga terjamin Kesejahteraan karyawan terpenuhi Dapat berkembang
(Andreas, 2011) (X2)
Lokasi Usaha
Ketersediaan lahan parkir Tempat yang luas
Lokasi pasar dilalui alat transportasi Lokasi yang strategis
(38)
33
2.3 Hipotesis
Dari berbagai macam teori yang ada di bab ini, dan juga berbagai teori penghubung antar variabel yang telah disebutkan, maka penulis menarik kesimpulan sementara, yaitu:
Keterangan:
X1: Variabel Independen 1, yaitu Jiwa Kewirausahaan X2: Variabel Independen 2, yaitu Lokasi Usaha Y : Variabel Dependen, yaitu Keberhasilan Usaha Hipotesis Utama:
Terdapat pengaruh Jiwa Kewirausahaan dan Lokasi usaha terhadap Keberhasilan Usaha perusahaan secara simultan maupun parsial.
Sub Hipotesis:
Terdapat pengaruh Jiwa Kewiarusahaan terhadap Keberhasilan Usaha.
(39)
144 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan BAB IV mengenai pengaruh Jiwa Kewirausahaan dan Lokasi Usaha terhadap Keberhasilan Usaha Sentra Industri Rajut Binong Jati Bandung, maka penulis membuat kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan tanggapan para responden, Jiwa Kewirausahaan berada pada kategori baik, yang diolah melalui 6 indikator yaitu rasa percaya diri memiliki skor 480 (64.00%), berorientasi tugas dan hasil memiliki skor 527 (70.27%), keberanian mengambil resiko memiliki skor 511 (68.13%), kepemimpinan memiliki skor 262 (69.87%), berorientasi pada masa depan memiliki skor 257 (68.53%), keorisinilan 541 (72.13%). Dari jumlah skor total dapat diketahui bahwa indikator keorisinilan berada pada kategori baik dan memiliki skor terbesar diantara indikator – indikator yang lain. Sedangkan pada rasa percaya diri berada pada kategori cukup, dan memiliki skor terkecil diantara indikator – indikator yang lain.
2. Berdasarkan tanggapan para responden, Lokasi Usaha berada pada kategori baik, yang diolah melalui 4 indikator yaitu ketersediaan lahan parkir memiliki skor 514 (68.53%), tempat yang luas memiliki skor 536 (71.47%), lokasi pasar dilalui alat transportasi memilki skor 514 (68.53%), lokasi yang strategis memilki skor 501 (66.80%). Dari jumlah skor total dapat diketahui bahwa indikator tempat yang luas berada pada kategori yang baik dan memiliki skor terbesar diantara indikator –
(40)
145
indikator yang lainnya. Sedangkan pada lokasi yang strategis berada pada kategori yang cukup, dan memiliki skor terkecil diantara indikator – indikator yang lainnya. 3. Berdasarkan tanggapan para responden, Keberhasilan Usaha pada kategori baik, yang diolah melalui 5 indikator yaitu hasil yang cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga yang memiliki skor 281 (74.93%), usaha tetap bisa bertahan yang memiliki skor 527 (70.27%), kesejahteraan keluarga terjamin yang memiliki skor 281 (74.93%), kesejahteraan karyawan terjamin yang memiliki skor 257 (68.53%), dapat berkembang yang memiliki skor 487 (64.93%). Dari jumlah skor total dapat diketahui bahwa indicator hasil yang cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga berada pada kategori yang baik dan memiliki skor terbesar diantara indikator
– indikator yang lainnya. Sedangkan dapat berkembang berada pada kategori yang cukup, dan memiliki skor terkecil diantara indikator – indikator lainnya.
4. Berdasarkan hasil hipotesis menunjukan menunjukkan bahwa Jiwa Kewirausahaan dan Lokasi Usaha secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Keberhasilan Usaha, Hasil pengujian hipotesis secara parsial menunjukkan bahwa Jiwa Kewirausahaan dan Lokasi Usaha secara parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap Keberhasilan Usaha.
(41)
146
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dibuat penulis maka selanjutnya penulis memberikan saran – saran yang dapat berguna mengenai pengaruh Jiwa Kewirausahaan dan Lokasi Usaha terhadap Keberhasilan Usaha pada Sentra Industri Rajut Binong Jati Bandung, diantaranya :
1. Jiwa Kewirausahaan pada Rajut Binong Jati Bandung sudah cukup baik, dan bila dilihat dari indikator rasa percaya diri masih rendah bila dibandingkan dengan indikator keorisinilan, seharusnya pemilik usaha Rajut Binong Jati memiliki rasa percaya diri yang cukup tinggi, kalau bisa pada saat memasarkan sebuah produk tidak hanya dijual di daerah binong jati saja tetapi harus mampu menjual sampai keluar (ekspor), sehingga keuntungan penjualan produk akan semakin besar. 2. Lokasi Usaha di Rajut Binong Jati Bandung sudah cukup baik, tetapi ada yang perlu
diperhatikan aspek – aspek yaitu mengenai akses jalan yang rusak serta jalan yang sempit. Sebaiknya perlu ada perbaikan jalan serta perluasan jalan sehingga para konsumen yang akan melakukan belanja di Sentra Rajut Binong Jati Bandung dapat merasa nyaman dan dapat menggunakan alat transportasi untuk menuju Lokasi Usaha Sentra Rajut Binong Jati Bandung.
3. Keberhasilan Usaha di Sentra Industri Rajut Binong Jati Bandung secara keseluruhan sudah merasa baik, tetapi kesejahteraan karyawan masih rendah sebaiknya pemilik usaha lebih memperhatikan kesejahteraan karyawan dengan cara memberikan tunjangan diluar gaji karyawan, sehingga karyawan akan lebih loyal pada perusahaan dan hal tersebut akan meningkatkan keberhasilan usaha.
(42)
147
4. Pengaruh ketiga variabel sudah memiliki keterkaitan yang baik atau signifikan, pada saat inilah para pemilik usaha di Sentra Rajut Binong Jati seharusnya membuat hal
– hal baru yang dapat menarik konsumen lebih banyak lagi untuk membeli produk dari perusahaan karena dengan banyaknya produk yang dibeli oleh konsumen maka akan menambah keuntungan dari perusahaan dan usaha tersebut dapat dikatakan mengalami keberhasilan.
(43)
1
PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN DAN LOKASI USAHA TERHADAP KEBERHASILAN USAHA
(Survey Sentra UKM Industri Rajut Binong Jati Bandung) Fauzi Viki Ramdhani
UNIKOM ABSTRACT
The times in today’s era of globalization, making Indonesia’s business competition is
getting tight if the terms of the volume and the growing scale of business, small business is one of the major stakeholders if it is linked with the development of existing business, which one is the knitting industry which development is good enough. This study is trying to figure out what factors are causing business owner do, this study uses two independent variables, namely the spirit of entrepreneurship and business location, and business succsess as dependent variable.
After a literature review, and compilation hypothesis, the data is done via the method of questionnaires that distributed to 75 respondents who is business owner in Knitting Center Binong Jati Bandung using incidental sampling. While the analysis performed by data processing using SPSS 17 for windows. Then do the analysis with existing data using validity, reliability, determination, multiple regression analysis and hypothesis testing using the f and t test.
The results of this study indicate that data analysis models and results of the study can received well. Spirit of Enterpreneurship partial influence on the business success of business owner in Center Kintting Binong Jati Bandung amounting to 57%, while business location to the business success of business owner in Center Knitting Binong Jati Bandung amounting to 37%. spirit of enterpreneurship and business location jointly affect on business success of business owner in Center Knitting Binong Jati Bandung contribute to or influence by 72% which means a significantly positive impact.
Keywords : Spirit of Entrepreneurship, Business Location, Business Success.
Latar Belakang Penelitian
Perkembangan zaman di era globalisasi seperti sekarang ini, membuat persaingan bisnis di Indonesia semakin ketat, dimana memunculkan perusahaan baik yang perusahaan domestik maupun perusahaan luar negeri, yang dalam mengembangkan bisnisnya di Indonesia
baik yang berjangka pendek maupun yang berjangka panjang. Sementara di sisi lain banyaknya perusahaan yang bergerak dalam bisnis manufaktur perusahaan tentunya menimbulkan konsekuensi pada tajamnya persaingan untuk berlomba - lomba mendapatkan konsumen dan mempertahankan konsumen yang ada, agar
(44)
2
perusahaan tersebut dapat bertahan dan tidak tersaingi oleh perusahaan lain.
Usaha kecil memegang peran yang besar apabila dikaitkan dengan masalah-masalah ekonomi dan sosial dalam negeri seperti tingginya tingkat kemiskinan,
besarnya jumlah pengangguran,
ketimpangan distribusi pendapatan, proses pembangunan yang tidak merata serta masalah urbanisasi dengan segala efek-efek negatifnya. Artinya keberadaan atau perkembangan usaha kecil diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap upaya-upaya penanggulangan masalah-masalah tersebut. Apalagi di era perdagangan bebas dan semakin gencarnya proses globalisasi.
Kota Bandung memiliki banyak usaha UKM, memang memiliki potensi yang cukup besar untuk mengembangkan industri kecil dan menengah. Salah satunya adalah Rajutan yang diproduksi para pengrajin Sentra Industri rajutan Binong Jati Bandung, Sentra Industri Rajutan Binong Jati merupakan salah satu Industri
yang cukup potensial dan dapat memberikan konstribusi terhadap perekonomian di kota Bandung. Pakaian rajutan yang dihasilkan industri tersebut mampu bersaing dengan rajutan yang diproduksi pabrik- pabrik besar.
Pengertian Jiwa Kewirausahaan
Kewirausahaan dapat didefinisikan sebagai berikut: “Wirausaha usaha merupakan pengambilan risiko untuk menjalankan usaha sendiri dengan memanfaatkan peluang - peluang untuk menciptakan usaha baru atau dengan pendekatan yang inovatif sehingga usaha yang dikelola berkembang menjadi besar dan mandiri dalam menghadapi tantangan - tantangan persaingan (Nasrullah Yusuf, 2006).
Sedangkan jiwa kewirausahaan menurut Nurcholis Madjid (2002:3) adalah etos yang mengarah adanya keyakinan yang kuat akan harga atau nilai sesuatu yang menjadi bidang kegiatan usaha atau bisnis.
(45)
3
Lokasi yang memiliki kriteria yang sesuai dengan harapan pelanggan adalah lokasi yang dapat menjawab sejauh mana sebuah jasa mampu bereaksi terhadap situasi perekonomian. Lokasi berpengaruh terhadap dimensi - dimensi stratejik, seperti fleksibilitas, competitive positioning, manajemen permintaan, dan fokus stratejik (Fitzsimmons, 1994 dalam Broery Andrew Sihombing 2014).
Lokasi merupakan salah satu elemen yang terkandung dalam retail mix. Dalam bisnis retail, lokasi merupakan elemen penting dalam membangun strategi bisnis sejak lama. Hal tersebut terjadi karena beberapa faktor antara lain:
1. Keputusan dalam pemilihan lokasi bagi konsumen berhubungan besar dengan aksesbilitas dari lokasi ritel menurut model interaksi spasial yang menunjukan hubungan antara persepsi konsumen tentang utilitas dan karakteristik tujuan (Forteringham dan O’Kelly, 1989 dalam Nan Yan, Ruoh dan Molly Eckman 2008).
2. Retailer mungkin dapat mengembangkan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan melalui strategi lokasi (Levy dan Weitz, 2006).
Menurut Foster (2008:51), lokasi toko sangat mempengaruhi tingkat profitabilitas dan keberhasilan usaha dalam jangka panjang. Sedangkan menurut Kotler
(2004:446) “Retailing are accustomed to
saying that the three keys to success are location, location, and location”.
Menurut Davidson (1988:234 dalam Martinus Rukismono, AM. Chandra Gunawan 2013 ), mengatakan bahwa bila semua faktor mempunyai nilai yang hampir sama dalam pemutusan pemilihan toko, pada umumnya konsumen akan memilih toko yang paling dekat, karena hal tersebut dapat memberikan kenyamanan yang lebih bagi konsumen dalam hal waktu, dan tenaga.
(46)
4
Pengertian Keberhasilan Usaha
Menurut Algifari (2003:118), keberhasilan usaha dapat dilihat dari efisiensi proses produksi yang dikelompokkan berdasarkan efisiensi secara teknis dan efisiensi secara ekonomis.
Menurut Ranto (2007:20)
keberhasilan berwirausaha tidaklah identik dengan seberapa berhasil seseorang mengumpulkan uang atau harta serta menjadi kaya, karena kekayaan bisa diperoleh dengan berbagai cara sehingga menghasilkan nilai tambah. Berusaha lebih dilihat dari bagaimana seseorang bisa
membentuk, mendirikan, serta
menjalankan usaha dari sesuatu yang tadinya tidak berbentuk, tidak berjalan atau mungkin tidak ada sama sekali. Seberapa pun kecilnya ukuran suatu usaha jika dimulai dari nol dan bisa berjalan dengan baik maka nilai berusahanya jelas lebih berharga daripada sebuah organisasi besar yang dimulai dengan bergelimang fasilitas.
Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu cara penulis dalam menganalisis data. Pengertian dari Metode Penelitian adalah sebagai berikut :
Metode penelitan menurut
Sugiyono (2012:2) adalah sebagai berikut : Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan, dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk
memahami, memecahkan dan
mengantisipasi masalah.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan
verifikatif dengan menggunakan
pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulan. Pengertian dari Metode Analisis Deskriptif adalah sebagai berikut:
Menurut Sugiyono (2008:147) metode deskriptif yaitu :
Metode Analisis Deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau
(47)
5
terkumpul sebagaimana adanya
tanpa bermaksud membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
Sedangkan penelitian verifikatif menurut Masyhuri (2008:45) adalah ”Memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan.”
Teknik Penentuan Data
Adapun teknik penentuan data terbagi menjadi dua bagian, yaitu populasi dan sampel. Pengertian dari populasi dan sampel itu sendiri adalah sebagai berikut:
Populasi
Populasi merupakan objek atau subjek yang memenuhi kriteria tertentu yang telah ditentukan oleh peneliti. Menurut Sugiyono (2012:297) tentang pengertian populasi yaitu:
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudia ditarik kesimpulan.”
Berdasarkan pengertian di atas, populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada satu wilayah dan memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian. Populasi dari penelitian ini adalah 293 unit usaha Sentra UKM Industri Rajut Binong Jati Bandung. Pemilihan jumlah populasi ini dirasakan cukup mewakili untuk memberikan data yang diperlukan dalam penelitian.
Sampel
Untuk membuktikan kebenaran jawaban yang masih sementara (hipotesis), maka peneliti melakukan pengumpulan data pada obyek tertentu. Karena obyek dalam populasi terlalu luas maka peneliti menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.
Menurut Sugiyono (2009:116), sampel adalah :
“Bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.”
(48)
6
Teknik yang di ambil dalam penelitian dilakukan dengan teknik
insidental sampling dimana teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan,
yaitu siapa saja yang secara
kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
Adapun yang menjadi sampel yang digunakan untuk pengukuran kuesioner adalah Pemilik Sentra UKM Industri Rajut Binong Jati Bandung. Sedangkan untuk menentukan jumlah sampel (n) Husein Umar (2004:78) menentukan sampel digunakan rumus sebagai berikut:
� = + 99 , 2
� = .99
� = 74.554
� = 75 (dibulatkan)
Dengan menggunakan metode deskriptif, maka minimal tingkat kesalahan dalam penentuan anggota sampel yang harus diambil adalah 10% dari jumlah populasi yang diketahui. Jadi dapat diketahui dari perhitungan untuk ukuran sample dengan tingkat kesalahan sebesar 10% adalah sebanyak 74.554 responden dan dibulatkan menjadi 75 responden.
Pengujian Hipotesis
Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F)
Pengujian hipotesis secara simultan ini bertujuan untuk menguji apakah Jiwa Kewirausahaan dan Lokasi Usaha secara bersama-sama memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap
Keberhasilan Usaha, maka dilakukan pengujian hipotesis sebagai berikut:
H0: β1=
β2 = 0,
Tidak terdapat pengaruh dari Jiwa Kewirausahaan dan Lokasi Usaha terhadap Keberhasilan Usaha di Sentra 2
1
Ne
N
n
(49)
7
Rajut kawasan Binong Jati Bandung
H1 :
βi≠0,
Terdapat pengaruh dari Jiwa Kewirausahaan dan Lokasi Usaha terhadap Keberhasilan Usaha di Sentra Rajut
kawasan Binong Jati
Bandung
Taraf signifikansi (α) : 0,05
Kriteria uji : tolak H0 jika nilai F-hitung >
F-tabel, terima H1 jika nilai hitung <
F-tabel
Nilai statistik uji F dapat diketahui dari tabel output berikut:
Tabel 4.77
Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F)
Berdasarkan tabel output di atas, dapat diketahui nilai Fhitung sebesar 52.239.
Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai Ftabel. Dengan α=0,05, db1=2 dan db2=72,
diketahui nilai Ftabelsebesar 3,090. Dari
nilai-nilai di atas, diketahui nilai Fhitung
(52.239) >Ftabel (3,090), sehingga H0 ditolak
dan H1 diterima, artinya terdapat pengaruh
simultan yang signifikan dari Jiwa Kewirausahaan (X1) dan Lokasi Usaha (X2)
terhadap Keberhasilan Usaha (Y). Untuk melihat lebih rinci pengaruh secara parsial dari variabel bebas terhadap variabel terikat, berikut disajikan uji hipotesis secara parsial menggunakan uji t.
Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t)
Pengujian X1 Terhadap Y (Jiwa Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha )
H0:β1=0, Jiwa Kewirausahaan tidak
berpengaruh terhadap
Keberhasilan Usaha di Sentra Rajut kawasan Binong Jati Bandung.
H1:β1≠0, Jiwa Kewirausahaan
berpengaruh terhadap
(50)
8
Rajut kawasan Binong Jati Bandung.
Dengan taraf signifikansi 0,05
Kriteria : Tolak H0 jika t hitung > t tabel,
terima dalam hal lainnya
Dengan menggunakan SPSS 20, diperoleh hasil uji hipotesis parsial X1 sebagai
berikut:
Tabel 4.78
Koefisien Uji Hipotesis Parsial X1 Terhadap Y
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui nilai thitung untuk variabel Jiwa
Kewirausahaan sebesar 5.964. Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai ttabel pada
tabel distribusi t. Dengan α=0,05,
df=n-k-1=75-2-1=72, diperoleh nilai ttabel sebesar ±
1,993. Diketahui bahwa thitung untuk X1
sebesar 5.964 > nilai ttabel (1,993), maka H0
ditolak artinya variabel Jiwa
Kewirausahaan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Keberhasilan usaha di Sentra Rajut Kawasan Binong Jati Bandung.
Pengujian X2 Terhadap Y (Lokasi Usaha Terhadap Keberhasilan Usaha )
H0:β1=0, Lokasi Usaha tidak
berpengaruh terhadap
Keberhasilan Usaha di Sentra Rajut kawasan Binong Jati Bandung.
H1:β1≠0, Lokasi Usaha berpengaruh
terhadap Keberhasilan Usaha di Sentra Rajut kawasan Binong Jati Bandung.
Dengan taraf signifikansi 0,05
Kriteria : Tolak H0 jika t hitung > t tabel,
terima dalam hal lainnya
Dengan menggunakan SPSS 20, diperoleh hasil uji hipotesis parsial X2
sebagai berikut:
Tabel 4.79
Koefisien Uji Hipotesis Parsial X2 Terhadap Y
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui nilai thitung untuk variabel Jiwa
(51)
9
akan dibandingkan dengan nilai ttabel pada
tabel distribusi t. Dengan α=0,05,
df=n-k-1=75-2-1=72, diperoleh nilai ttabel sebesar ±
1,993. Diketahui bahwa thitung untuk X1
sebesar 3.447 > nilai ttabel (1,993), maka H0
ditolak artinya variabel Lokasi Usaha secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Keberhasilan Usaha di Sentra Rajut Kawasan Binong Jati Bandung.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan BAB IV mengenai pengaruh Jiwa Kewirausahaan dan Lokasi Usaha terhadap Keberhasilan Usaha Sentra Industri Rajut Binong Jati Bandung, maka penulis membuat kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan tanggapan para responden, Jiwa Kewirausahaan berada pada kategori baik, yang diolah melalui 6 indikator yaitu rasa percaya diri
memiliki skor 480 (64.00%),
berorientasi tugas dan hasil memiliki skor 527 (70.27%), keberanian
mengambil resiko memiliki skor 511 (68.13%), kepemimpinan memiliki skor 262 (69.87%), berorientasi pada masa depan memiliki skor 257 (68.53%), keorisinilan 541 (72.13%). Dari jumlah skor total dapat diketahui bahwa indikator keorisinilan berada pada kategori baik dan memiliki skor terbesar diantara indikator – indikator yang lain. Sedangkan pada rasa percaya diri berada pada kategori cukup, dan memiliki skor terkecil diantara indikator – indikator yang lain.
2. Berdasarkan tanggapan para responden, Lokasi Usaha berada pada kategori baik, yang diolah melalui 4 indikator yaitu ketersediaan lahan parkir memiliki skor 514 (68.53%), tempat yang luas memiliki skor 536 (71.47%), lokasi pasar dilalui alat transportasi memilki skor 514 (68.53%), lokasi yang strategis memilki skor 501 (66.80%). Dari jumlah skor total dapat diketahui bahwa indikator tempat yang luas berada pada kategori yang baik dan memiliki skor
(52)
10
terbesar diantara indikator – indikator yang lainnya. Sedangkan pada lokasi yang strategis berada pada kategori yang cukup, dan memiliki skor terkecil diantara indikator – indikator yang lainnya.
3. Berdasarkan tanggapan para responden, Keberhasilan Usaha pada kategori baik, yang diolah melalui 5 indikator yaitu hasil yang cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga yang memiliki skor 281 (74.93%), usaha tetap bisa bertahan yang memiliki skor 527 (70.27%), kesejahteraan keluarga terjamin yang memiliki skor 281 (74.93%), kesejahteraan karyawan terjamin yang memiliki skor 257 (68.53%), dapat berkembang yang memiliki skor 487 (64.93%). Dari jumlah skor total dapat diketahui bahwa indicator hasil yang cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga berada pada kategori yang baik dan memiliki skor terbesar diantara indikator – indikator yang lainnya. Sedangkan
dapat berkembang berada pada kategori yang cukup, dan memiliki skor terkecil diantara indikator – indikator lainnya. 4. Berdasarkan hasil hipotesis menunjukan
menunjukkan bahwa Jiwa
Kewirausahaan dan Lokasi Usaha secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Keberhasilan Usaha, Hasil pengujian hipotesis secara parsial
menunjukkan bahwa Jiwa
Kewirausahaan dan Lokasi Usaha secara parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap Keberhasilan Usaha.
Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dibuat penulis maka selanjutnya penulis memberikan saran – saran yang dapat berguna mengenai pengaruh Jiwa Kewirausahaan dan Lokasi Usaha terhadap Keberhasilan Usaha pada Sentra Industri Rajut Binong Jati Bandung, diantaranya : 1. Jiwa Kewirausahaan pada Rajut Binong
Jati Bandung sudah cukup baik, dan bila dilihat dari indikator rasa percaya diri
(53)
11
masih rendah bila dibandingkan dengan indikator keorisinilan, seharusnya pemilik usaha Rajut Binong Jati memiliki rasa percaya diri yang cukup tinggi, kalau bisa pada saat memasarkan sebuah produk tidak hanya dijual di daerah binong jati saja tetapi harus mampu menjual sampai keluar (ekspor), sehingga keuntungan penjualan produk akan semakin besar.
2. Lokasi Usaha di Rajut Binong Jati Bandung sudah cukup baik, tetapi ada yang perlu diperhatikan aspek – aspek yaitu mengenai akses jalan yang rusak serta jalan yang sempit. Sebaiknya perlu ada perbaikan jalan serta perluasan jalan sehingga para konsumen yang akan melakukan belanja di Sentra Rajut Binong Jati Bandung dapat merasa nyaman dan dapat menggunakan alat transportasi untuk menuju Lokasi Usaha Sentra Rajut Binong Jati Bandung. 3. Keberhasilan Usaha di Sentra Industri
Rajut Binong Jati Bandung secara keseluruhan sudah merasa baik, tetapi
kesejahteraan karyawan masih rendah sebaiknya pemilik usaha lebih memperhatikan kesejahteraan karyawan dengan cara memberikan tunjangan diluar gaji karyawan, sehingga karyawan akan lebih loyal pada perusahaan dan hal tersebut akan meningkatkan keberhasilan usaha. 4. Pengaruh ketiga variabel sudah memiliki
keterkaitan yang baik atau signifikan, pada saat inilah para pemilik usaha di Sentra Rajut Binong Jati seharusnya membuat hal – hal baru yang dapat menarik konsumen lebih banyak lagi untuk membeli produk dari perusahaan karena dengan banyaknya produk yang dibeli oleh konsumen maka akan menambah keuntungan dari perusahaan dan usaha tersebut dapat dikatakan mengalami keberhasilan.
DAFTAR PUSTAKA
Ade Gunawan, 2001. Menempatkan Posisi Dalam Persaingan. Sumatera Utara: Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
(54)
12
Adi, Henny Pratiwi dan Wibowo, M. Agung, 2010, Evaluasi Kinerja Stakeholders dalam Pembinaan Keterampilan Tenaga Kerja Konstruksi dengan Metode Performance Prism, Media Teknik Sipil, Volume X edisi Juli 2010, pp. 106-112
Aviliani, R dan Wilfridus, L. 1997.
“Membangun Kepuasan Pelanggan
Melalui Kualitas
Pelayanan”.Usahawan, No.5
Buchari Alma. 2005. Kewirausahaan Untuk Mahsiswa Dan Umum. PT ALFABETA Bandung.
Barker et al. (2002). Research Methods In Clinical Psychology. John Wiley & Eddy Madiono Sutanto.2000. Peranan Gaya
Kepemimpinan yang Efektif dalam Upaya Meningkatkan Semangat dan Kegairahan Kerja Karyawan di Toserba Sinar Mas Sidoarjo. Jurnal Manajemen & Kewirausahaan. Vol.2.No. 2 September 2000 : 29-43.
Eddy Soeryanto Soegoto.(2009).
Entrepreneurship Menjadi Pembisnis Ulung. Elex Media Computindo
Eko Wahyu Widayat. Studi Kewirausahaan Pada Mahasiswa Universitas Pembangunan Panca Budi MedanVol. 4 No. 1 Juni 2011 ISSN : 1979 – 5408
Emrizal, Primadona. Wirausaha Dan Pengembangan UKM Di Sumatera Barat : Suatu Kajian Pada UKM Kerajinan Sulaman Bordiran Vol. 5 No. 1 April 2013 ISSN : 1858 – 3717
Hani Handoko. 2000. Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi.Yogyakarta: BPFE.
Hasibuan, Malayu S.P. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia,
Edisi Revisi. Bumi Aksara, Jakarta. Hendra Fure. Lokasi, Keberagaman Produk, Harga, Dan Kualitas Pelayanan Pengaruhnya Terhadap Minat Beli Pada Pasar Tradisional Bersehati Calaca Vol.1 No. 3 September 2013 ISSN 2303 – 1174
Hisrich, Robert D, Peters, Michael P, dan Sheperd, Dean A (2008),
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456 789/30334/4/Chapter%20II.pdf di akses 23 juni 2014 pukul 20.15
Iskandar. (2009). Metodologi Penenlitian Pendidikan dan Sosial. Jakarta: Gaung Persada Press.
Joesron dan Fathorrozi, 2003, Teori Ekonomi Mikro, edisi pertama, Salemba Empat, Jakarta.
Kasali, Rhenald.,dkk. 2010. Modul Kewirausahaan Untuk Program Strata 1, Bekasi: Yayasan Rumah Perubahan
Lies Indriyatni. Analisis Faktor – Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Keberhasilan Usaha Mikro Dan Kecil Jurnal Vol 5, No 1, Februari 2013 ISSN : 2252 – 7826
Martinus Rukismono, AM. Chandra Gunawan. Pengaruh Tempat Parkir, Jarak Pengelihatan, Peritel Yang Berdampingan Terhadap Kesuksesan Bisnis Toko Sparepart dan Variasi Motor Di Surabaya Vol. 1 No. 1 Oktober 2013 E-ISSN : 2339 – 1804
Mastuti & Aswi. (2008). 50 Kiat percaya diri. Jakarta : PT. Buku Kita.
(1)
Rajut kawasan Binong Jati Bandung.
Dengan taraf signifikansi 0,05
Kriteria : Tolak H0 jika t hitung > t tabel, terima dalam hal lainnya
Dengan menggunakan SPSS 20, diperoleh hasil uji hipotesis parsial X1 sebagai berikut:
Tabel 4.78
Koefisien Uji Hipotesis Parsial X1 Terhadap Y
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui nilai thitung untuk variabel Jiwa Kewirausahaan sebesar 5.964. Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai ttabel pada tabel distribusi t. Dengan α=0,05, df=n-k-1=75-2-1=72, diperoleh nilai ttabel sebesar ± 1,993. Diketahui bahwa thitung untuk X1 sebesar 5.964 > nilai ttabel (1,993), maka H0 ditolak artinya variabel Jiwa Kewirausahaan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Keberhasilan usaha di Sentra Rajut Kawasan Binong Jati Bandung.
Pengujian X2 Terhadap Y (Lokasi Usaha Terhadap Keberhasilan Usaha )
H0:β1=0, Lokasi Usaha tidak berpengaruh terhadap Keberhasilan Usaha di Sentra Rajut kawasan Binong Jati Bandung.
H1:β1≠0, Lokasi Usaha berpengaruh terhadap Keberhasilan Usaha di Sentra Rajut kawasan Binong Jati Bandung.
Dengan taraf signifikansi 0,05
Kriteria : Tolak H0 jika t hitung > t tabel, terima dalam hal lainnya
Dengan menggunakan SPSS 20, diperoleh hasil uji hipotesis parsial X2 sebagai berikut:
Tabel 4.79
Koefisien Uji Hipotesis Parsial X2 Terhadap Y
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui nilai thitung untuk variabel Jiwa Kewirausahaan sebesar 3.447. Nilai ini
(2)
akan dibandingkan dengan nilai ttabel pada tabel distribusi t. Dengan α=0,05, df=n-k-1=75-2-1=72, diperoleh nilai ttabel sebesar ± 1,993. Diketahui bahwa thitung untuk X1 sebesar 3.447 > nilai ttabel (1,993), maka H0 ditolak artinya variabel Lokasi Usaha secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Keberhasilan Usaha di Sentra Rajut Kawasan Binong Jati Bandung.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan BAB IV mengenai pengaruh Jiwa Kewirausahaan dan Lokasi Usaha terhadap Keberhasilan Usaha Sentra Industri Rajut Binong Jati Bandung, maka penulis membuat kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan tanggapan para responden, Jiwa Kewirausahaan berada pada kategori baik, yang diolah melalui 6 indikator yaitu rasa percaya diri memiliki skor 480 (64.00%), berorientasi tugas dan hasil memiliki skor 527 (70.27%), keberanian
mengambil resiko memiliki skor 511 (68.13%), kepemimpinan memiliki skor 262 (69.87%), berorientasi pada masa depan memiliki skor 257 (68.53%), keorisinilan 541 (72.13%). Dari jumlah skor total dapat diketahui bahwa indikator keorisinilan berada pada kategori baik dan memiliki skor terbesar diantara indikator – indikator yang lain. Sedangkan pada rasa percaya diri berada pada kategori cukup, dan memiliki skor terkecil diantara indikator – indikator yang lain.
2. Berdasarkan tanggapan para responden, Lokasi Usaha berada pada kategori baik, yang diolah melalui 4 indikator yaitu ketersediaan lahan parkir memiliki skor 514 (68.53%), tempat yang luas memiliki skor 536 (71.47%), lokasi pasar dilalui alat transportasi memilki skor 514 (68.53%), lokasi yang strategis memilki skor 501 (66.80%). Dari jumlah skor total dapat diketahui bahwa indikator tempat yang luas berada pada kategori yang baik dan memiliki skor
(3)
terbesar diantara indikator – indikator yang lainnya. Sedangkan pada lokasi yang strategis berada pada kategori yang cukup, dan memiliki skor terkecil diantara indikator – indikator yang lainnya.
3. Berdasarkan tanggapan para responden, Keberhasilan Usaha pada kategori baik, yang diolah melalui 5 indikator yaitu hasil yang cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga yang memiliki skor 281 (74.93%), usaha tetap bisa bertahan yang memiliki skor 527 (70.27%), kesejahteraan keluarga terjamin yang memiliki skor 281 (74.93%), kesejahteraan karyawan terjamin yang memiliki skor 257 (68.53%), dapat berkembang yang memiliki skor 487 (64.93%). Dari jumlah skor total dapat diketahui bahwa indicator hasil yang cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga berada pada kategori yang baik dan memiliki skor terbesar diantara indikator – indikator yang lainnya. Sedangkan
dapat berkembang berada pada kategori yang cukup, dan memiliki skor terkecil diantara indikator – indikator lainnya. 4. Berdasarkan hasil hipotesis menunjukan
menunjukkan bahwa Jiwa Kewirausahaan dan Lokasi Usaha secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Keberhasilan Usaha, Hasil pengujian hipotesis secara parsial menunjukkan bahwa Jiwa Kewirausahaan dan Lokasi Usaha secara parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap Keberhasilan Usaha.
Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dibuat penulis maka selanjutnya penulis memberikan saran – saran yang dapat berguna mengenai pengaruh Jiwa Kewirausahaan dan Lokasi Usaha terhadap Keberhasilan Usaha pada Sentra Industri Rajut Binong Jati Bandung, diantaranya : 1. Jiwa Kewirausahaan pada Rajut Binong
Jati Bandung sudah cukup baik, dan bila dilihat dari indikator rasa percaya diri
(4)
masih rendah bila dibandingkan dengan indikator keorisinilan, seharusnya pemilik usaha Rajut Binong Jati memiliki rasa percaya diri yang cukup tinggi, kalau bisa pada saat memasarkan sebuah produk tidak hanya dijual di daerah binong jati saja tetapi harus mampu menjual sampai keluar (ekspor), sehingga keuntungan penjualan produk akan semakin besar.
2. Lokasi Usaha di Rajut Binong Jati Bandung sudah cukup baik, tetapi ada yang perlu diperhatikan aspek – aspek yaitu mengenai akses jalan yang rusak serta jalan yang sempit. Sebaiknya perlu ada perbaikan jalan serta perluasan jalan sehingga para konsumen yang akan melakukan belanja di Sentra Rajut Binong Jati Bandung dapat merasa nyaman dan dapat menggunakan alat transportasi untuk menuju Lokasi Usaha Sentra Rajut Binong Jati Bandung. 3. Keberhasilan Usaha di Sentra Industri
Rajut Binong Jati Bandung secara keseluruhan sudah merasa baik, tetapi
kesejahteraan karyawan masih rendah sebaiknya pemilik usaha lebih memperhatikan kesejahteraan karyawan dengan cara memberikan tunjangan diluar gaji karyawan, sehingga karyawan akan lebih loyal pada perusahaan dan hal tersebut akan meningkatkan keberhasilan usaha. 4. Pengaruh ketiga variabel sudah memiliki
keterkaitan yang baik atau signifikan, pada saat inilah para pemilik usaha di Sentra Rajut Binong Jati seharusnya membuat hal – hal baru yang dapat menarik konsumen lebih banyak lagi untuk membeli produk dari perusahaan karena dengan banyaknya produk yang dibeli oleh konsumen maka akan menambah keuntungan dari perusahaan dan usaha tersebut dapat dikatakan mengalami keberhasilan.
DAFTAR PUSTAKA
Ade Gunawan, 2001. Menempatkan Posisi Dalam Persaingan. Sumatera Utara: Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
(5)
Adi, Henny Pratiwi dan Wibowo, M. Agung, 2010, Evaluasi Kinerja Stakeholders
dalam Pembinaan Keterampilan
Tenaga Kerja Konstruksi dengan Metode Performance Prism, Media Teknik Sipil, Volume X edisi Juli 2010, pp. 106-112
Aviliani, R dan Wilfridus, L. 1997.
“Membangun Kepuasan Pelanggan
Melalui Kualitas
Pelayanan”.Usahawan, No.5
Buchari Alma. 2005. Kewirausahaan Untuk
Mahsiswa Dan Umum. PT
ALFABETA Bandung.
Barker et al. (2002). Research Methods In Clinical Psychology. John Wiley & Eddy Madiono Sutanto.2000. Peranan Gaya
Kepemimpinan yang Efektif dalam Upaya Meningkatkan Semangat dan
Kegairahan Kerja Karyawan di
Toserba Sinar Mas Sidoarjo. Jurnal
Manajemen & Kewirausahaan.
Vol.2.No. 2 September 2000 : 29-43.
Eddy Soeryanto Soegoto.(2009).
Entrepreneurship Menjadi Pembisnis
Ulung. Elex Media Computindo
Eko Wahyu Widayat. Studi Kewirausahaan
Pada Mahasiswa Universitas
Pembangunan Panca Budi MedanVol.
4 No. 1 Juni 2011 ISSN : 1979 – 5408
Emrizal, Primadona. Wirausaha Dan Pengembangan UKM Di Sumatera Barat : Suatu Kajian Pada UKM
Kerajinan Sulaman Bordiran Vol. 5
No. 1 April 2013 ISSN : 1858 – 3717
Hani Handoko. 2000. Dasar-dasar
Manajemen Produksi dan
Operasi.Yogyakarta: BPFE.
Hasibuan, Malayu S.P. 2005. Manajemen
Sumber Daya Manusia,
Edisi Revisi. Bumi Aksara, Jakarta. Hendra Fure. Lokasi, Keberagaman Produk, Harga, Dan Kualitas Pelayanan Pengaruhnya Terhadap Minat Beli Pada Pasar Tradisional Bersehati Calaca Vol.1 No. 3 September 2013 ISSN 2303 – 1174
Hisrich, Robert D, Peters, Michael P, dan Sheperd, Dean A (2008),
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456 789/30334/4/Chapter%20II.pdf di akses 23 juni 2014 pukul 20.15
Iskandar. (2009). Metodologi Penenlitian Pendidikan dan Sosial. Jakarta: Gaung Persada Press.
Joesron dan Fathorrozi, 2003, Teori Ekonomi Mikro, edisi pertama, Salemba Empat, Jakarta.
Kasali, Rhenald.,dkk. 2010. Modul
Kewirausahaan Untuk Program
Strata 1, Bekasi: Yayasan Rumah Perubahan
Lies Indriyatni. Analisis Faktor – Faktor
Yang Berpengaruh Terhadap
Keberhasilan Usaha Mikro Dan Kecil Jurnal Vol 5, No 1, Februari 2013 ISSN : 2252 – 7826
Martinus Rukismono, AM. Chandra Gunawan. Pengaruh Tempat Parkir, Jarak Pengelihatan, Peritel Yang Berdampingan Terhadap Kesuksesan Bisnis Toko Sparepart dan Variasi
Motor Di Surabaya Vol. 1 No. 1
Oktober 2013 E-ISSN : 2339 – 1804
Mastuti & Aswi. (2008). 50 Kiat percaya diri. Jakarta : PT. Buku Kita.
(6)
Nurmanaf, A.R., dan SH Susilowati. 2000. Struktur Kesempatan Kerja dan Kaitannya dengan Pendapatan dan Pengeluaran Rumah Tangga Pedesaan
(Editor: IW. Rusastra dkk).
Porath,C.L. and Bateman, T. S. 2006. Self : regulation: From Goal Orientation to Job Performance. Journal of Applied Psychology, 91:185:192.
Riyanto, Slamet. 2002. Gateway English
through Stories. Wonosari:
Pustaka.
Sri Susilogati Sumarti. Peningkatan Jiwa
kewirausahaan Mahasiswa Calon
Guru Kimia Dasar Berorientasi
Chemoe-ntrepreneurshipVol. 2 No. 2,
2008
Rifusa, Agus Imam.2010. Analisis Faktor0faktor Permintaan Transportasi Busway.
http//www.lontar.ui.ac.id_file_file = digital_132635 - T 27840 (13 Okt.2011)
Tamin, OZ, (2008), Perencanaan, Permodelan dan Rekayasa Transportasi, ITB, Bandung.
Tasmara, Toto. 2005. Etos Kerja Pribadi Muslim. Jakarta: Bumi Aksara.
Sugiyono. (2007), “Metodelogi Penelitian Administrasi”, Alfabeta Bandung.
Sugiyono. (2008). Penulisan Karya Ilmiah.
Bandung : Alfabeta.
Sugiyono. (2012). Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Suryana. (2001). Kewirauahaan. Salemba Empat, Jakarta
Suryana. 2003. Kewirausahaan: Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta: Salemba Empat. Umi Narimawati. 2010. Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: Penerbit Genesis.
Yusuf, Nasrullah. (2006), Wirausaha dan Usaha Kecil, Jakarta; Modul