Pengaruh jiwa kewirausahaan dan kreativitas terhadap keberhasilan usaha pada Sentra Industri Rajutan Binong Jati Bandung

(1)

(2)

Businnes in Sentra Industri Rajutan Binong Jati Bandung

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Memenuhi Jenjang Strata 1

Program Studi Manajemen

Oleh:

FITRIA LESTARI 21208058

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(3)

(4)

vi

Hidayah-Nya yang diberikan kepada penulis untuk penyusunan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Jiwa Kewirausahaan dan Kreativitas Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Sentra Industri Rajutan Binong Jati Bandung” ini di ajukan untuk menempuh S1 (Strata 1) Program Studi Manajemen. Segala upaya penulis curahkan demi menyelesaikan skripsi ini agar mendapat hasil yang terbaik.

Banyak pihak yang telah dengan tulus hati dan kesabaran memberikan semangat dan dukungan baik melalui moral maupun materiil kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Dr. Dedi Sulistiyo S, MT selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Dr. Raeni Dwi Santy, SE.,M.Si& selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan selaku Dosen Wali Mn-2 2008 Universitas komputer Indonesia terimaksih telah memberikan motivasi, arahan dan banyak membantu penulis selama menjadi mahasiswa.


(5)

vii

5. Linna Ismawati, SE.,M.Si selaku Ketua sidang Studi Manajemen Universitas Komputer Indonesia dan selaku Dosen Penguji I.

6. Ibu Windi Novianti, SE..MM selaku Koordinator Usulan Penelitian Program Studi Manajemen Universitas Komputer Indonesia dan selaku Dosen Penguji II.

7. Kepada seluruh staff pengajar, karyawan dan karyawati di Universitas Komputer Indonesia.

8. Kepada Teh Hana, Teh Maya dan Aa Gugun yang telah membantu memperlancar proses perkuliahan dan administrasi kepada penulis.

9. Bapa Dedi Ruhiyat selaku Ketua Koperasi Sentra Industri Rajutan Binong Jati Bandung dalam melakukan penelitian,yang telah memberikan Bimbingan dan Petunjuk Kepada Penulis selama di tempat Penelitian. 10.Seluruh pengrajin Sentra Industri Rajutan Binong Jati Bandung yang telah

memberikan izin dan membantu penulis dalam menyediakan data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi .

11.Kepada orang tua dan keluarga yang telah memberikan kasih sayang dan dorongan secara moril dan materil kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

12.Kepada Orang Spesial Rizki Oktavian yang selalu memberikan semangat, motivasi, kasih sayang kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.


(6)

viii dalam penulisan.

Penulis sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari ketidak sempurnaan, karena masih dalam proses belajar. Semoga skripsi ini berguna bagi para pembaca khususnya dapat berguna bagi teman-teman (mahasiswa) dan umunya bagi para pembaca atau masyarakat.

Bandung, 27 Februari 2013

Penulis

Fitria Lestari 21208058


(7)

ix

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

MOTTO ... iii

ABSTRACT ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang ... 1

1.2 Identifikasi dan Rumusah Masalah ... 5

1.2.1 IdentifikasiMasalah ... 5

1.2.2 RumusanMasalah ... 6

1.3 Maksud danTujuan Penelitian ... 6

1.3.1 MaksudPenelitian... 6

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Kegunaan Penelitian ... 7

1.4.1 Kegunaan Praktis ... 7


(8)

x

2.1 Kajian Pustaka ... 10

2.1.1 Kewirausahaan ... 10

2.1.1.1 Pengertian Jiwa kewirausahaan ... 10

2.1.1.2.Jiwa Kewirausahaan ... 12

2.1.1.3 Ciri-ciri Jiwa Kewirausahaan... 14

2.1.2 Kreativitas ... 16

2.1.2.1 Pengertian kreativitas ... 16

2.1.2.2 Indikator Kreatvitas ... 17

2.1.2.3 Proses Kreativitas ... 17

2.1.2.4 Sumber Kreativitas ... 19

2.1.3 Konsep Keberhasilan Usaha ... 25

2.1.3.1 Faktor-Faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha ... 26

2.1.3.2 Indikator keberhasilan usaha ... 27

2.1.3.3 Teori-teori keberhasilan usaha... 33

2.1.4 Penelitian Terdahulu ... 36

2.2 Kerangka Pemikiran ... 39

2.2.1 Keterkaitan antara Jiwa kewirausahaan, Kreativitas dan Keberhasilan Usaha ... 40

2.2.1.1 Pengaruh Jiwa kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha ... 40


(9)

xi

2.3 Hipotesis ... 42

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 43

3.2 Metode Penelitian ... 43

3.2.1 Desain penelitian... 44

3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 48

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Pata ... 52

3.2.3.1. Sumber Data ... 52

3.2.3.2. Teknik Penentuan Data ... 53

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data... 55

3.2.4.1 Uji Validitas ... 56

3.2.4.2 Uji Reliabilitas ... 59

3.2.4.3Uji MSI ... 61

3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian hipotesis... 62

3.2.5.1 Rancangan Analisis... 62

3.2.5.2 Analisis Deskriptif ... 62

3.2.5.3Analisis Kuantitatif ... 64

3.2.5.4Analisis Regresi Berganda ... 65


(10)

xii

4.1.1.1 Visi dan Misi IKM Rajutan Binong Jati ... 74

4.1.2 Struktur Organisasi IKM Rajutan Binong Jati ... 75

4.1.3 Job Description ... 77

4.1.4 Aktivitas Perusahaan ... 79

4.2 Karakteristik Responden ... 80

4.2.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 81

4.2.3 Distribusi Responden Berdasarkan Usia ... 81

4.2.3.1 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan ... 82

4.2.3.2 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Usaha ... 83

4.4 Analisis Deskriptif Tanggapan Responden ... 84

4.4.1 Analisis Deskriptif Jiwa Kewirausahaan ... 84

4.4.2 Analisis Deskriptif Kreativitas ... 91

4.4.3 Analisis Deskriptif Keberhasilan Usaha ... 97

4.4.4 Pengaruh Jiwa Kewirausahaan dan Kreativitas Terhadap Keberhasilan Usaha ... 103

4.4.5 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 103

4.4.6 Estimasi Persamaan Regresi ... 107

4.4.7 Analisis Korelasi Parsial ... 109

4.4.7.1 Koefisien Determinasi ... 111


(11)

xiii

DAFTAR PUSTAKA ... 122 LAMPIRAN


(12)

122

Deden A .wahab Sya’ron janivita. J Sudirham (2012). Jurnal Kreativitas dan Inovasi Penentu Kompetensi Pelaku Usaha Kecil.

Djoko Suseno (2008). Jurnal. Pengaruh Karakteristik Wirausaha dan Potensi kewirausahaan Terhadap keberhasilan Usaha dengan Kebijakan Pengembanagan UKM sebagai Moderating

Eddy soeryanto Soegoto.(2009). Entrepreneurship Menjadi Pembisnis Ulung. Elex Media Computindo

Hengky .V.R Pattimukay (2008). Jurnal. Membangun Jiwa Entrepreneurship dalam Organisasi (Suatu Proses Kepemimpinan Organisasi)

Kartika Hendara Titisari,Trimurti (2005). Jurnal. Pengaruh Aspek Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Industri Makanan Bersekala Kecil di Surakarta.

Leonardus Saiman. (2009). Kewirausahaan .Jakarta : Salemba Empat

M. Isa Anshori (2007). Jurnal. Pengaruh Wirausaha Terhadap Keberhasilan Bisnis Suku Madura.

Ricky W.Griffin & Ronald J.Ebert, (2006)jn. Bisnis (8th.ed). Jakarta : Erlangga. Sony Heru Priyanto (2009). Jurnal. Mengembangkan Pendidikan Kewirausahaan

di Masyarakat.

Sugiyono. (2012). Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. Suryana , M.Si (2006). kewirausahaan. Salemba Empat.

Suryana. (2003). Kewirausahaan. Salemba Empat: Jakarta.

Tata Supriatna (2012). Thesis. Pengaruh Kemampuan Kreativitas dan Inovasi Terhadap

Umar, Husein. (2000). Metode Penelitian untuk Skripsi dan Thesis Bisnis. Jakarta: Raja Grafindo Persada.Sekuensial.”surabaya

Umi Narimawati. , Sri Dewi Anggadini & Linna Ismawati (2011). Penulisan Karya Ilmiah. Bekasi: Genesis.

Yohanes Rante (2011). Jurnal. Pengaruh Prilaku kewirausahaan dan Peran Pemerintah Terhadap Kinerja UMK Agribisnis di Provinsi Papua


(13)

10 2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Kewirausahaan

2.1.1.1 Pengertian Jiwa kewirausahaan

Kewirausahaan Menurut Eddy Soeryanto Soegoto (2009:3) kewirausahaan adalah usaha kreatif yang dibangun berdasarkan inovasi untuk menghasilkan sesuatu yang baru, memiliki nilai tambah, memberi manfaat, menciptakan lapangan kerja dan hasilnya berguna bagi orang lain. Entrepreneurship mengandung makna wiraswasta atau wirausaha yaitu cabang ilmu ekonomi yang mengajarkan bagaimana kita bisa mandiri dalam memulai suatu usaha dalam rangka mencapai profit serta mengembangkan seluruh potensi ekonomi yang dimiliki.

Shane & Venkataraman, (2000), kewirausahaan adalah penemuan, penciptaan, dan sebab dan akibat yang ditimbulkan peluang untuk mewujudkan produk dan jasa yang digunakan pada masa yang akandatang.Low, (2001), adalah pertumbuhan usaha baru.

Menurut Drucker (1959) dalam Suryana (2006:2)kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan inofatif demi terciptanya peluang. Menurut Siswanto Sudomo (1989) dalam Eddy Soeryanto Soegoto (2009:4) kewirausahaan adalah segala sesuatu yang penting mengenai seorang wirausaha, yakni orang yang memiliki


(14)

sifat bekerja keras dan berkorban, memusatkan segala daya dan berani mengambil risiko untuk mewujudkan gagasannya.Dari segi tindakannya, dia mampu dan peka melihat peluang bisnis.Dari tindakannya, yang menonjol adalah mengambil langkah nyata menggabungkan atau mengkombinasikan sumber daya, baik yang telah atau belum dimiliki untuk mewujudkan gagasannya membangun bisnis baru.Dari karyanya, terlihat dengan munculnya perusahaan-perusahaan baru dengan produk-produk baru, teknologi baru, dan lapangan kerja baru.

Sedangkan Menurut Longenecker (2001) dalam Dalimunthe (2002) wirausaha adalah sebagai kemampuan untuk melihat adanya suatu peluang dengan keberanian tertentu untuk merubahnya menjadi suatu yang bernilai dengan cara pengrahan ide yang kreatif dan inovatif serta berani menangung resiko. Wirausaha adalah seseorang yang menyukai perubahan, menciptakan nilai tambah, memberikan keuntungan untuk dirinya dan orang lain, ciptaannya dibangun terus menerus. (Dr. Rhenald Khasali dalam Susilo, 2005:4) Menurut Robert Hisrich (1985) dalam Prof. Dr. H. Buchari Alma (2010:23) Entrepreneur is the process of creating something different with value by devoting the necessary time and effort, assuming the accompanying financial, psychological, and social risks and receiving the resulting rewards of monetary and personal sastifaction (Wirausaha adalah merupakan proses menciptakan sesuatu yang berbeda dengan mengabdikan seluruh waktu dan tenaganya disertai dengan menanggung risiko keuangan, kejiwaan, sosial dan menerima balas jasa dalam bentuk uang dan kepuasan pribadinya).


(15)

Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan dikatakan sebagai suatu proses mengerjakan sesuatu (kreatif), sesuatu yang berbeda (inovatif), dan berani mengambil resiko (risk-taking). Seorang wirausahawan (entrerpreneurship) yang kreatif berhubungan dengan kemampuan dan keuletan untuk mengembangkan ide-ide baru dengan menggabungkan sumber-sumber daya yang dimiliki, dimana mereka selalu mengobservasi situasi dan problem-problem sebelumnya yang tidak atau kurang diperhatikan. Selain itu mereka cenderung memiliki banyak alternatif terhadap situasi tertentu dan mendaya gunakan kekuatan-kekuatan emosional mental di bawah sadar yang dimiliki untuk menciptakan sesuatu atau produk yang baru atau cara baru dan sebagainya.

2.1.1.2.Jiwa Kewirausahaan

Sedangkan menurut Eddy Soeryanto Soegoto (2009:3) wirausaha adalah orang yang berjiwa kreatif dan inovatif yang mampu mendirikan, membangun, mengembangkan, memajukan, dan menjadikan perusahaannya unggul. Seorang wirausaha haruslah jiwa seorang yang mampu melihat ke depan. Melihat ke depan bukan melamun kosong, tetapi melihat, berfikir dengan penuh perhitungan, mencari pilihan dari berbagai alternatif masalah dan pemecahannya. (BN. Marbun, 1993 :63).

Menurut Nickels (2005:176) untuk mendapatkan kemampuan-kemampuan tersebut seorang pengusahaharus memiliki jiwa kewirausahaan, yaitu:


(16)

1. Mengarahkan diri

Pengusaha hendaknya bersikap menyenangkan dan memiliki displin diri yang tinggi walaupunmerupakan pemilik usaha dan penanggungjawab akan keberhasilan maupun kegagalanusaha.

2. Percaya diri

Pengusaha harus percaya akan ide yang didapatnya walaupun tidak ada orang yang memikirkannya,dan harus melengkapi antusiasme pengusaha. 3. Berorientasi pada tindakan

Gagasan bisnis yang luar biasa belumlah cukup tanpa adanya semangat untuk mewujudkan, mengaktualisasikan, dan mewujudkan impian menjadi kenyataan.

4. Energik

Ini bisnis anda, dan anda harus emosional, mental, dan fisik mampu bekerja lama dan keras.

5. Toleran terhadap ketidakpastian

Pengusaha sukses dengan menempuh resiko–resiko yang telah diperhitungkan sebelumnya.

Kewirausahaan tidak ditujukan bagi orang–orang yang suka memilih keadaan atau takut untuk menerima kegagalan. Tips bagi pengusaha yang potensial:

a. Bekerja dengan orang lain, dan pelajari bagaimana mereka mendapatkan b. Riset pasar anda, tetapi jangan dilakukan dalam jangka waktu lama


(17)

c. Mulailah usaha anda ketika anda telah memiliki pelanggan sebagai permulaan, jadikan usaha anda sebagai usaha sampingan dahulu.

d. Susun suatu tujuan spesifik tetapi jangan terlalu tinggi karena dalam memulai usaha, aspek yang paling tersita adalah aspek keuangan anda. e. Rencanakan beberapa tujuan anda dalam time schedule

f. Biasakan diri anda bergaul dengan orang yang lebih pintar, misalnya seorang akuntan atau direktur yang tertarik dengan usaha anda dan bisa memberi jawaban pertanyaan anda seputar usaha yang dilakukan.

g. Jangan takut gagal. Pengusaha baru harus siap kehabisan waktu beberapa waktu sebelummereka berhasil (Nickels, 2005:177).

2.1.1.3 Ciri-ciri Jiwa Kewirausahaan

Menurut Suryana (2006:3) seorang yang memiliki jiwa kewirausahaan haruslah memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Penuh percaya diri Indikatornya adalah penuh keyakinan, optimis, berkomitmen, disiplin, bertanggung jawab.

2. Memiliki inisiatif Indikatornya adalah penuh energi, cekatan dalam bertindak, dan aktif.

3. Memiliki motif berprestasi ndikatornya adalah terdiri dari orientasi pada hasil dan wawasan ke depan.

4. Memiliki jiwa kepemimpinan.Indikatornya adalah berani tampil beda, dapat dipercaya, dan tangguh dalam bertindak.


(18)

Dari hasil penelitian terdahulu hasil penelitian dari Yohanes Rante (2011:140) menyebutkan indikator jiwa kewirausahaan adalah sebagai berikut :

1. Kemauan/daya juang 2. Disiplin

3. Kerja keras 4. Jujur 5. Tekun 6. Ulet

7. Komunikatif

8. Berani mengambil risiko 9. Jeli

10.Inovatif

Sedangkan hasil penelitian dari Sri Hardiati (2008:114) bahwa ada lima indikator dalam jiwa kewirausahaan, yaitu :

1. Kepemimpinan

2. Keterlibatan karyawan 3. Informasi

4. Hubungan dengan pemasok 5. Proses bisnis internal


(19)

2.1.2 Kreativitas

2.1.2.1 Pengertian kreativitas

Definisi Kreatifitas menurut suryana (2003:2):”Kemampuan untuk

mengembangka ide-ide baru dan cara-cara baru dalam pemecahan maslah dan menemukan peluang.jadi kreativitas adalah kemampuan untuk memikirkan

sesuatu yang baru dan brbeda.”

Kreativitas menurut alma(2008:69) adalah “ kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru atau meliht hubungan-hubungn baru antara unsur variabel data variabel yang sudah ada sebelumnya” adapun menurut supriadi (alma,2008:70), ”Kereativitas merupakan kemampuan seorang untuk melahirkan sesuatu yang baru,baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda

dengan apa yang telah ada sebelumnya”.

Menurut Levitt( suryana,2003:23) “kereativitas adalah berfikir sesuatu

yang baru “.sedangkan Menurut Raka (Helmi:2004:8)” Kreativitas adalah penciptan ide-ide yang baru, ide-ide tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga menghasilkan produk, jasa, atau cara pengolahan yang baru yang mempunyai nilai

kemanfaatan sosial /ekonomi” adapun menurut zimmerer (suryana ,2003:10) “ Kereativitas diartika sebagai kemampuan untuk mengembngkan ide-ide baru dan untuk menemukan cara-cara baru dalam memecahkan persoalan dan

menghadapi peluang “

Setiap orang kreatif pada tingkat tertentu,tetapi orang mempunyai kemampuan dan bakat dalam bidang tertentu dapat lebih kreatif daripada orang


(20)

cara pemikiran yang telah menjadi kebiasaan dan dilakukan pada orang lain umumnya.

Oleh karena beragamnya pendapat para ahli aka pengertian kreativitas maka dapat disimpulkan bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan sesuatu produk yang baru ataupun kombinasi dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya ,yang berguna,serta dapat dimengerti.

2.1.2.2 Indikator Kreatvitas

Menurut Suryana (2006:42) indicator Kreativitas sebagai berikut : 1. Ingin tau

2. Optimis 3. Flexibel

4. Mencari Solusi Dari masalah 5. Orisinil

6. Suka Berimajinasi

2.1.2.3 Proses Kreativitas

Untuk membangkitkan kreativitas memerlukan suatu proses dengan langkah-langkah tertentu yaitu sebagai berikut (Zimmerer).

1. Preparation 2. Investigation 3. Transformation 4. Incubation 5. Illumination 6. Verification


(21)

7. Implementation

Langkah persiapan dimaksudkan member kondisi kepada seseorang agar memudahkan munculnya kreativitas. Ini dapat dilakukan melalui prendidikan formal,pelatihan, pengalaman kerja. Untuk menyiapkan pemikiran kreatif harus dilakukan hal-hal yang sangat menunjang sebagai berikut:

Belajar terus menerus, banyak membaca tentang apa saja, tidak terbatas pada disiplin ilmu sendiri dan dari berbagai sumber, bikin klipping. Kemudian coba berdiskusi walaupun dengan orang dibawah anda atau lain bidang, karena kadang-kadang yang tidak ahli dalam bidang yang anda kuasai, mengajukan pertanyaan bodoh, tapi menimbulkan ide cemerlang. Coba anda masuk anggota asosiasi/ perkumpulan, belajar kebudayaan bangsa atau etnis lain, tingkatkan kemampuan mau mendengar terutama pada orang yang lebih tua dan banyak pengalaman.

Langkah kedua, investigation. Dalam hal ini harus dilakukan pelajari masalahnya dan identifikasi komponen utama permasalahan.

Langkah ketiga transformation.Coba identifikasi persamaan dan perbedaan yang ada dengan informasi dan data yang sudah dikumpulkan disini bisa berlaku analisis divergen dan konvergen Convergen thinking adalah kemampuan melihat persamaan dan hubungan antara berbagai informasi dan peristiwa. Divergent thinking adalah kemampuan melihat perbedaannya,

Langkah keempat Incubation.Ini memerlukan waktu untuk melihat kembali berbagai informasi.Masa inkubasi terjadi seakan-akan seseorang keluar atau melupakan masalah yang dihadapi.Walk away from the situation, ada pakar


(22)

menyarankan three b’s – bath, bed, and bus, kegiatan ini sangat kondusif guna menciptakan kreativitas. Suasana tanpa pikiran ini kadang menghasilkan pemikiran yang sangat kreatif. Lakukan relax dan santai, jangan pikirkan masalah itu terus menurus, tapi lupakan sementara, seringkali pikiran kreatif muncul bila kita olahraga, senam, sedang dikebun, ditaman dsb. Atau anda coba melakukan pekerjaan ditempat lain yang tidak biasa anda bekerja disitu, suasana ini akan membangkitkan ide kreatif.

Langkah kelima Illumination.Langkah ini terjadi pada saat inkubasi, secara spontan muncul ide baru. Langkah ini muncul dalam waktu tidak terbatas, ia bisa muncul tiba, biasanya pada saat anda sudah lupa dengan masalah tersebut.

Langkah keenam Verification. Untuk memvalidasi ide yang tepat atau akurat, apakah berguna atau tidak, maka dilakukan percobaan, bikin simulasi, test market untuk produk, bikin pilot proyek dsb.

Langkah ketujuh Implementation. Ini mulai mentransformasi ide menjadi kenyataan dan digunakan. Disini berlaku ungakapansiap, bidik, tembak, bukan siap, bidik, bidik, bidik terus bidik tak pernah sampai tembak.

2.1.2.4 Sumber Kreativitas

Dalam konteks manajemen, peran fungsi kreativitas dalam proses inovasi merupakan pembangkitan ide yang menghasilkan penyempurnaan efektivitas dan efisiensi pada suatu sistem. Aspek penting dalam kreativitas adalah proses dan manusia. Proses berorientasi pada tujuan yang di desan untuk mencapai solusi suatu problem manusia merupakan sumber daya yang menentukan solusi.proses tetap sama namun pendekatan yang digunakan dapat bervariasi misalnya, pada


(23)

suatu problem mereka mengadaptasikan suatu solusi, tetapi pada kesempatan yang berbeda meraka menerapkan solusi inovasi.

a) Imajinasi dan ide

Berdasarkan fungsinya, kapasitas mental manusia dapat dikelompokan menjadi empat bagian, yaitu absortive, retentive, reasoning, creative. imajinasi yang kreatif merupakan kekuatan yang tidak terbatas, misalnya mekipun seseorang yang tidak pernah keluar rumah tetapi dengan menggunakan imajinasinya ia dapat melalang buana kedunia sekitar imajinasi jauh lebih penting dari pada ilmu pengetahuan dan kekuatan murni dari pikiran manusia.

b) Sifat proses kreatif

Kreatif adalah suatu proses yang dapat dikembangkan dan ditingkatkan setiap orang kreatif pada tingkat tertentu orang mempunyai kemampua dan bakat dalam bidang tertentu dapat lebih kreatif dari pada orang lain. Hal yang sama juga dialami oleh orang yang dilatih dan dikembangkan dalam suatu lingkungan yang mendukung pengembangan kreativitas, mereka diajari untuk berfikir dan bertindak secara kreatif. bagi pihak lain proses kreatif lebih sukar karena tidak dikembangkan secara positif dan jika mereka ingin menjadi kreatif,mereka harus belajar.cara mengimplementasikan proses kreatif ada tiga tahap dalam proses kreatif yaitu Absortive, Retentive dan Reasonin.


(24)

c) Latar belakang atau akumulasi pengetahuan

Kreasi yang berhasil biasanya didahului dengan penelitian dan pengumpulan informasi yang meliputi membaca, dan percakapan dengan orang lain yang bekerja dalam bidangnya engikuti pertemuan profeional dan lokakarya. Ada beberapa cara mengembangkan daya fikir kreatif dapat disebutkan sebagai berikut :

1) Membaca informasi tenang berbagai hal. 2) Menjadi anggota penghimpun profesional.

3) Mengikuti rapat dan seminar profesional membicarakan subyek yang diminati dengan seiap orang.

4) Mengamati majalah surat kabar jurnal untuk mencari artikel yang berhubungan dengan subyek yang diminati

5) Mencatat setiap informasi yang berguna. d) Proses Inkubasi

Alam bawa sadar yang kreatif memunkinkan mereka untuk dapat merinci dengan seksama informasi yang mereka dapatkan selama tahap persiapan . prose inkubasi ini sering terjadi pada saat mereka terlibat dalam aktivitas yang tidak sepenuhnya berhubungan dengan subjek atau pokok permasalahan menjauhkan diri dari suatu permasalahan dan membiarkan pikiran bawah sadar menyelesaikanya memberikan kesempatan kepada kereativitas untuk berkembang.

Langkah langkah yang penting adalah:


(25)

2) Melakuan latihan secara rutin bermain. 3) Berdoa dan melakukan meditasi bersantai. e) Pengalaman Ide

Tahap proses kreatif ini sering kali dianggap sebagai tahap yang menyenangkan karena merupakan saat diteukannya solusi atau ide yang dicari oleh seseorang ada beberapa cara cepat terjadinya pengalaman ide 1) memeikirkan impian tentang suatu rencana.

2) Mengembangkan Hobi

3) Mencatat etiap Ide yang muncul.

4) Mengatur waktu istirahat ketika melakukan pekerjaan f) Latiha Kreatif

Analisi dan kembangkan bagaimana pasangan pasangan objek berikut ini berhubungan sambil melengkapi antara yang sau dengan yang lain. Mur dan Baut, suami istri dan manajer produksi dan karyawan bawahannya.

g) Lingkungan kreatif

Kreativitas dapat berkembang dalam suatu lingkungan yang tepat tida ada perusahaan yang mempunyai manajer dan pemilik kreatif jika lingkungan yang mendukung berkembangnya kreativtas tidak berbentuk. Ciri-Ciri Lingkungan kreatif adalah sebagai berkut :

1) Manajer yang dapat memberikan keprcayaan kepada karyawan tanpa melakukan pengawasan yang berlebihan.


(26)

3) Hubungan dan komunikasi membaik dengan pihak luar kepribadian yang bervariasi

4) Kesediaan menerima perubahan. 5) Kesenangan mencoba ide baru.

6) Rasa takut yanng tidak berlebihan apabila terjadi kesalahan dalam melakuan pekerjaan.

7) Seleksi dan promosi karyawan berdasarkan prestasi.

8) Penerapan tekhnik yang menumbuhkan ide dengan anjuran dan tukar pikiran.

9) Hambatan dan tekhnik meningkatkan kreativitas. 10)Hambatan psikologis

11)Hambatan budaya 12)Hambatan lingkungan. 13)Hambatan bahasa berfikir

14)Hambatan keterpakuan fungsional. 15)Hambatan kebiasaan memandang. h) Tekhnik meningkatkan kreatifitas.

1) Perumusan masalah secara efektif 2) Bertanya dan bertanya

3) Curah gagasan 4) Orang aneh 5) Iklim kreatif


(27)

i) Berfikir Kreatif

Hasil penelitian terhadap otak manusia menunjukan bahwa fungsi otak manusia di bagi menjadi dua bagian yaitu otak bagian kanan dan kiri. Setiap bagian otak emiliki fungsi yang spesifik dan menangkap informasi yang berbeda. Sebelah kanan menggerakan fikiran lateral dan meletakkan pada jiwa proses kreatif menurut Zimmerer untuk menggerakan keterampilannya proses kreatif digunakan sebelah kanan ciri-cirinya sebagai berikut:

1) Selalu bertanya “Apa ada cara yang lebih baik?”

2) Selalu menantang kebiasaan, tradisi dan kebiasaan rutin. 3) Berefleksi (Merenungkan) berfikiran dalam

4) Berani bermain mental, mencoba untuk melihat masalah dan persfektif yang berbeda

5) Menyadari kemungkinan banyak jawaban dari pada satu jawaban yang benar.

6) Melihat kegagalan dan kesalahan hanya sebagai jalan untuk mencapai suskses.

7) Mengkorelasikan ide-ide yang masih samar terhadap masalah untuk memecahkan masalah inovatif

8) Memiliki eterampilan helicopter (heli copters skills) yaitu kemampuan untk bangkit diatas kebiasaan rutin dan melihat permasalahan dari 9) Persfektif yang lebih luas keudia memfokuskannya kepada kebutuhan.


(28)

2.1.3 Konsep Keberhasilan Usaha

Keberhasilan usaha menurut suryana (2003:285) adalah keberhasilan dari bisnis dalam mencapai tujuanya.

Menurut Hendry Faizal Noor (2007:397) mengungkapkan bahwa keberhasilan usaha pada hakikatnya adalah keberhasilan dari bisnis mencapai tujuanya.

Keberhasilan usaha merupakan utama dari sebuah perusahaan dimana segala aktivitas yang ada didalamnya ditujukan untuk mencapai suatu keberhasilan. Dalam pengertian umum, keberhasilan menunjukan suatu keadaan yang lebih baik atau unnggul dari pada masa sebelumnya.

Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh Moch. Kohar mudzakar dalam Ressa Andari (2011:21) keberhasilan usaha adalah sesuatau keaadan yang menggambarkan lebih dari pada yang lainya yang sederajat/ sekelasnya.

Sesuai dengan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa suatu usaha dikatakan berhasil apabila memiliki suatu kelebihan dibandingkan dengan periode sebelumnya atau dengan perusahaan sekelasnya.

Suatu bisnis dikatakan berhasil bila mendapat laba, walaupun laba bukan merupakan satu-satunya aspek yang di nilai dari keberhasilan sebuah usaha.tetapi alas an laba yang menjadi faktor penting adalah karena laba merupakan tujuan dari orang yang melakukan bisnis. Jika terjadi penurunan laba atau ketidak stabilan laba, maka perusahaan akan kesulitan untuk mengoprasikan kegiatan usahanya dan menjaga kertahanan usahanya.


(29)

2.1.3.1 Faktor-Faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha

Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan usaha. Menurut zimmerer(Fenny FD,2007:8) faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha adalah :

a. Prilaku Kewirrausahaan b. Keterampilan

c. Latar Belakang Pendidikan d. Kualitas Pelayanan

Selain itu menurut Tulus Tambunan (2002:14) ada banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha baik dari faktor internal maupun eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi keberhasilan usaha adalah

a. Kekuatan Modal b. Kualitas SDM

c. Penguasaan Teknologi d. Sistem Manajemen

e. Jaringan Bisnis dengan pihak luar f. Tingkat Enterpreneurship

Sedangkan faktor Eksternal yang mempengaruhi keberhasilan usaha adalahn :

a. Kebijakan Ekonomi b. Sistem Perekonomian

c. Sistem Perburuhan dan kondisi perburuhan d. Tingkat Pendidikan Masyarakat


(30)

e. Lingkungan Global

Dari faktor-faktor diatas yang dinilai dominan dalam mempengaruhi keberhasilan usaha mikrio adalah faktor internal yaitu tingkat kewirausahaan yang akan membentuk prilaku kewirausahaan dari pengusaha untuk mengelola usahanya menggunakan cara-cara yang berbeda dan lebih efisien guba menunjang keberhasilan usaha yang inggin dicapai. Seperti kita kitahui, pada usaha-usaha mikro pemilik merangkak sebagai menejer dan juga pekerja sehingga peran usaha itu sangat menentukan dalam mengelola usahanya, untuk itu dibutuhkan kewirausahaan yang tinggi yang ditandai oleh prilaku kewirausahaan yang positive yang dimiliki oleh pengusaha sebagai dasar pengelolaan usahanya.

Faktor internal yang lainya seperti kekuatan modal, penguasaan teknologi sebagai system dan system manjemen akan berkaitan erat dengan kualitas SDM dan juga kemampuan kewirausahaan dalam mengelola semua aspek tersebut.selanjutnya jarinagan bisnis yang luas memberikan peluang kepada perusahaan untuk menghasilakn output produksi yang tinggi.

2.1.3.2 Indikator keberhasilan usaha

Menurut Suryana (2003:85) indikator Keberhasilan Usaha sebagai berikut: a. Modal

b. Pendapatan c. Volume penjualan d. Output produksi e. Tenaga Kerja


(31)

Keberhasilan usaha akan sangat bergantung pada bagian suatu usaha biasa berkembang.salah satu indicator untuk menggukur keberhasilan suatu usaha yang paling mudah untuk diamati adalah laba yang diperoleh penggusah, menurut Albert Wijaya (Suryana, 2006:168) menyatakan bahwa laba usaha perusaaahan masih merupakan tujuan yang kritis dan menjadi ukuran dari keberhasilan suatu prusahaan dikatakan sangat penting karena jika perusahaan tidak memperoleh laba maka perusahaann tidak dapat memberikan manfaat bagi stakeholder yang berarti tidak bisa meningkatkan gaji, tidak bisa memberikan deviden kepada pemegang saham, tidak bisa memperluas usaha dan tidak bisa membayar pajak.

Indikator keberhasilan usaha menurut Suryana (2006:51)antara lain sebagai berikut :

1. Inovasi dalam teknologi yang lebih mudah terjadi dalam pengembangan produk.

2. Kemampuan menciptakan kesempatan kerja cukup banyak atau penyerapan tenaga kerja

3. Fleksibilitas dan kemampuan menyesuaikan diri terhadap kondisi pasar yang berubah dengan cepat dibandingkan dengan perusahaan skala besar yang pada umumnya biokrati.

4. Terdapat dinamisme dan peran kewirausahaan.

Keberhasilan usaha dapat di ukur dari berbagai segi diantaranya laba usaha yang berhasil dicapai oleh para pengusaha (waktu tertentu).keberhasilan usaha didentikan dengan perkembangan perusaahn istilah itu diartikan sebagai suatu proses peningkatan kuantitas dari dimensi prusahaaan.perkembangan perusahaan


(32)

adalah proses dalam pertambahan akumulasi modal, jumlah karyawan volum penjualan dll.

Beberapa indikator dalam menentukan keberhasilan usaha menurut Henry Faizal noor (2007:397)adalah

1. Sebagi berikut laba (profitability)

Laba merupakan tujuan utama dari bisnis laba usaha adalah selisih antara pendapatan dan biaya.pendapatan suatu perusahaan berasal dari penjualan barang dan jasa yang dihasilkan atau diproduksinya.

2. Produktivitas dan efisiensi

Besar kecilnya produktifitas suatu usaha akan sangat mennentukan besar kecilnya suatu produksi. Hal ini akan memepengaruhi besar kecilnya suatu penjualan dan pada akhirnmya menentukan besar kecilnya pendapatan, sehingga mempengaruhi besar kecilnya yang diperoleh. Sementara itu, biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh barang dan jasa yang menjadi bisnisnya tergantung dari tingkat efisien produk yang dihasilkan semakin tinggi efisiensinya maka semakin rendah biaya produksi yang dikeluarkan, begitupun sebaliknya.

3. Daya saing

Daya saing adalah kemampuan atau ketangguhan dalam bersaing untuk merebut perhatian dan loyalitas konsumen.Suatu bisnis dapat dikatakan berhasil, bila dapat mengalahkan pesaing atau paling tidak masih bisa bertahan menghadapi pesaing. Perhatian dan loyalitas konsumen dapat di rebut bila suatu perusahaan dapat memuaskan suatu kebutuhan serta


(33)

keinginan konsumen.tanpa memiliki daya saing yang memadai, sulit bagi perusahaan untuk dapat bertahan hidup di tengah persaingan yang makin ketat ini. Oleh karena itu, maka inti dari daya saing yang harus dimiliki perusahaan adalah kemampuan dalam berinovasi untuk menciptakan dan merebut peluang pasar baru yang bermunculan di masyarakat.

4. Kompetensi dan Etika usaha

Kompetensi merupakan akumulasi dari pengetahuan, hasil penelitian dan pengalaman secara kuantitatif maupun kualitatif dalam bidangnya sehingga dapat menghasilkan inovasi sesuai dengan tuntunan zaman. Kompetensi perlu diperbaiki dan disesuaikan dengan perkembangan yang terjadi agar perusahaan tetaap dapat mempertahankan daya saingnya sedangkan etika bisnis adalah perilaku dalam melaksanakan bisnis, yang secara garis besar dapat dirumuskan sebagai perilaku berbisnis tidak merugikan kepentingan orang lain baik individu maupun kelompok masyarakat luas untuk dapat mempertahankan daya saing atau keeunggulan yang sudah diumilikinya, maka perusahaan perlu mewerawatnya melaslui dua hal penting, yaitu terus menerus meningkatkan kompetensi dan secara bersamaan mengekan etika dalam berusaha.

5. Terbangunnya citra baik

Citra baik perusahaan terbagi menjadi dua yaitu: thrust internal dan thrust eksternal. Truast internal adalah amanah atau thrust dari segenap orang yang ada dalam perusahaan. Indicator tumbuhnya thrust internal adalah


(34)

rendah tingkat absensi karyawan, rendahnya turnover karyawan, meningkatkan produktivitas dan efisiensi perusahaan dan sebagainya. Sedangkan thrust eksternal adalah dengan timbulnya amanah atau percaya dari segenap stakeholder perusahaaan, baik itu konsumen, pemasok, pemerintah maupun masyarakat luas, bahkan juga pesaing. Indikatornya adalah terbangunnya image perusahaan yang baik, meningkatnya penjualan, rendahnya tingkat complain , meningkatnya pesanan, dan seterusnya.

Sementara itu, indicator keberhasilan usaha menurut Suryana (2006:51) antara lain:

1. Inovasi dalam tehnologi yang lebih mudah terjadi dalam pengembangan produk.

2. Kemampuan menciptakan kesempatan kerja yang cukup banyak atau penyerapan terhadap tenaga kerja.

3. Fleksibilitas dan kemampuan menyesuaikan diri terhadap kondisi pasaer yang berubah dengan cepat disbanding dengan perusahaan skala besar yang pada umumnya birokratis.

4. Terdapat dinamisme manajeria dan peranan kewirausahaan.

Menurut Bachtiar Hasan (2003:23), pada dasarnya penentuan keberhasilan pengusaha dilihat dari dua aspek yaitu aspek pengusaha dan aspek perusahaan.

1. Aspek pengusaha

Kriteria objek yang dievaluasi dan tolak ukur yang digunakan dapat dilihat pada table berikut


(35)

Tabel 2.1

Criteria Objek yang Dievaliuasi dan Tolak Ukur Penentuan Keberhasilan Usaha dari Aspek Pengusaha

Sikap Tingkah Laku

1. Kerja Keras atau bersemangat

Bekerja tidak mengenal waktu

Memiliki semangat kerja tinggi dan tetap 2. Tekun dan Ulet Tidak mudah menyerah kalah pada persoalan

yang dihadapi apabila mengalami kegagalan 3. Hidup Berencana Mempunyai rencana yang jelas dan terperinci

bagi pencapaian tujuan yang dihadapi Bekerja secara sistematis kepuasan 4. Berani mengambil

resiko yang

diperhitungkan

Menetapkan tujuan prestasi tidak terlalu muluk dan tidak terlalu mudah

Menentukan tujuan dengan risiko yang sedang atau moderat cukup menentukan, tercapai dan memberikan kepuasan.

5. Mau belajar dari kegagalan, menerima umpan balik

Mau mencari umpan balik langsung sampai ia berhasil.

Menetapklan target yang akan dicapai serta menilai apakah tercapai atau belum.

6. Terbuka terhadap pembaharuan

Menerima dan menerapkan ide-ide baru atau yang bersifat fisik dan non fisik

Menciptakan hal-hal baru.

Berusaha untuk mengungguli orang lain. 7. Berdisiplin dan

bertanggung jawab

Menepati janji Sportif

Mengambil tanggung jawab pribadi atas perbuatan-perbuatannya.

8. Percaya pada diri sendiri

Tidak banyak menggantungkan diri pada orang lain.

Berani mengambil keputusan sendiri. Tidak mudah terpengaruh orang lain. 9. Mempunyai

kemampuan memanfaatkan

Tidak kaku dalam bergaul

Pandai menempatkan serta menyesuaikan diri dengan situasi bagaimanapun.

Bisa merebut kesempatan 10.Sadar akan pentingnya

kepercayaan orang lain

Pemanfaatan secara baik bantuan dari pihak lain.

Membina hubungan baik dengan relasi dan konsumen baru.

11.Hidup hemat Tidak konsumtif

Tidak mengutamakan prestise


(36)

2. Aspek perusahaan

Kriteria objek yang dievaluasi adalah keuangan, pemasaran, produksi, administrasi, manajemen, personalia dan lain-lain seperti jumlah tenaga kerja dan kaderisasi.

a. Aspek keuangan, meliputi modal, pendapatan dan laba rugi.

b. Aspek pemasaran, meliputi volume penjualan, daerah penjualan, produk, distribusi, promosi dan harga jual

c. Aspek produksi, meliputi kapasitas mesin, mutu produk, penggunaan tehnologi dan desain.

d. Aspek administrasi, emeliputi pencatatan aktivitas perusahaan. e. Aspek manajemen, meliputi rencana, organisasi dan pengawasan. f. Aspek Personalia, meliputi pendidikan dan pelatihan, pembinaan,

system upah dan perputaran tenaga kerja.

2.1.3.3Teori-teori keberhasilan usaha

Tidak dapat disangkal lagi bahwa berkesinambungan hidup perusahaan sangatsangat bergantung pada ketahanan wirausaha dalam meraih keunggulan bersaing melalui strategi yang dimilikinya. Beberapa teori yang dikemukakan oleh para ahli ekonomi dan manajemen modern mengenai cara meraih keberhasilan usaha yaitu:

1. Teori resource based strategy dari Mahoney dan pandian

Teori ini menggambarkan bahwa untuk meningkatkan keberhasilan usaha berskala kecil dan daya saingnya para pengusaha dituntut untuk mengembangkan sumber daya internal secara superior, yang tidak


(37)

transparan, sukar ditiru, inovatif dan memiliki strategi harga yang baik serta member daya saing jangka panjang (futuristic) yang kuat dan melebihi tuntutan masa kini di pasar dan situasi eksternal yang bergejolak.

Untuk memperoleh keuntungan yang berkesinambungan perusahaan harus mencari dan menumbuhkan kapabilitas khiusus dari semua sumber daya yang mungkin belum dimanfaatkan secara optimal dan dapat diubah menjadi peluang produktif yang unik, melalui pencarian ide-ide baru atau wawasan manajemen yang lebih luas secara terus menerus.Menurut teori ini perusahaan yang berhasil meraih keuntungan dikarenakan menggunakan sumber daya yang lebih baik misalnya pola organisasi dan administrasi.Perpaduan asset fisik tangible (sumber daya manusia dan alam) dan asset intangible seperti kebiasaan berfikir kreatif termasuk kemahiran manajerial.budaya perusahaan, proses kerja dan penyesuaian yang cepat atas tuntutan baru. (J.T. Mahoney dan J.R. Pandian 1992 :jurnal volume.13 No.5).

Teori ini dinilai potensial untuk memelihara keberhasilan usaha suatu perusahaan kecil ketika berada dalam kondisi eksternal yang bergejolak seperti krisis ekonomi yang berkepanjangan seperti di Indonesia beberapa waktu lalu.Dari teori berbasis sumber daya tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam konteks persaingan bebas seperti saat ini.Wirausaha harus menggunakan strategi pengelolaan usahanya dimana sumber daya internal yang paling penting adalah wirausaha.


(38)

2. Teori kompetensi Inti dari D’Aveni (1994)

Dalam konteks persaingan bebas yang semakin dinamis seperti sekarang ini .perusahaan harus menekankan pada strategi pengembangan kompetensi inti (building corecompetency), yaitu pengetahuan dan keunikan untuk menciptakan keunggulan. Menurut D’Aveni (Suryana 2006:124), keunggulan tersebut diciptakan melalui the new 7-S Strategy (The New 7-S’s), yaitu:

a) Superior stakeholder satisfaction, yaitu mengutamakan kepuasan stakeholder.

b) Strategic sooth saying, yaitu merancang strategi yang membuat kejutan atau mencengangkan.

c) Position for speed, yaitu posisi untuk mengutamakan kecepatan. d) Position for surprise, yaitu posisi untuk mengutamakan kejutan. e) Shifting the role of the game, strategi untuk mengadakan perubahan

atau pergeseran peran yang dimainkan.

f) Signaling Strategic intent, yaitu mengindikasikan tujuan dari strategi. g) Simultaneous and sequential strategic thrust, pergerak/ pendorong

strategi yaitu membuat rangkaian secara simultan dan berurutan.Kunci utama the new 7-S’s adalah menggunakan inisiatif untuk merebut persaingan. The new 7-S’s Strategy menyangkut penciptaan sesuatu yang baru dan berbeda untuk masa yang akan datang.

Berdasarkan pandangan para hali di atas, jelas menunjukan bahwa kelangsungan hidup perusahaan baik kecil maupun besar pada umumnya sangat


(39)

tergantung pada pemberdayaan sumber daya yang dimilikinya. Sumber daya yang dikelola secara maksimal dan optimal, akan sangat bermanfaat bagi ketahanan perusahaan dalam memelihara kelangsungan hidup usahanya.

2.1.4 Penelitian Terdahulu

Selanjutnya untuk mendukung penelitian ini dapat disajikan penelitian terdahulu sehingga dapat membedakan ke originalitasan penelitian-penelitian terdahulu ini disajikan dalam tabel 2.2 sebagai berikut.

Tabel 2.2

Hasil penelitian terdahulu

NO Penulis Judul Hasil

Penelitian Persamaan Perbedaan

1 Kartika Hendara Titisari,Trimurti (2005)

Pengaruh Aspek Kewirausahaan terhadap

Keberhasilan Usaha pada Industri makanan bersekala kecil di surakarta

Aspek

kewirausahaan berpengaruh sangat signifikan terhadap keberhasilan usaha. Variable dependen dan variable independe sama Penelitian Yang terdahulu memakai 2 variabel

2 Djoko Suseno (2008)

Pengaruh Karakteristik

wirausaha dan potensi

kewirausahaan terhadap

keberhasilan usaha dengan kebijakan pengembanagan UKM sebagai moderating

Variable kebijakan pengembangan UKM terbukti tidak memoderasi baik pengaruh karakteristik wirausaha terhadap kebrhasilan usaha maupun pengaruh potensi kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha Variable dependen dan Variable Independe sama Memakai metode SEM

3 Hengky .V.R Pattimukay (2008)

Membangun jiwa Entrepreneurship dalam organisasi (suatu proses kepemimpinan organisasi)

Pemimpin yang memiliki jiwa Entrepreneurship atau

kewirausahaan yang tangguh mempunyai kreativitas dan

Sama- sama meneliti variabel x1

Penelitian terdahulu memakai 1 variabel


(40)

inovasi yang tinggi.

4 Sony Heru Priyanto (2009)

Mengembangkan Pendidikan

Kewirausahaan di Masyarakat

jika seseorang memiliki

kewirausahaan, dia akan

memiliki karakteristik motivasi/mimpi yang tinggi (need of achievement),

berani

mencoba (risk taker), innovative dan independence Sama2 meneliti variabel x1 Penelitian terdahulu Memakai 1 variabel

5 M.isa Anshori (2007)

Pengaruh Wirausaha Terrhadap

Keberhasilan Bisnis Suku Madura

Berhasil apa tidaknya suatu usaha dapat diketahui melalui keperibadian khususnya

pengalaman dan latar belakanya. Variabel independen dan dependen sama Hanya menggunakan 2 variabel

6 Deden A .wahab

Sya’roni

Janivita. J Sudirham

(2012)

Kreativitas dan Inovasi Penentu Kompetensi Pelaku usaha kecil.

pengembangan kewirausahaan di usaha kecil dengan lebih

memperhatikan aspek kreativitas dan inovasi yang dapat digunakan bagi

penentu kebijakan dalam bentuk pelatihan dan bimbingan bagi pelaku usaha kecil.

Penelitiam terdahulu menggunaka n 3 variabel

Variable x2 dan y berbeda

7 Yohanes Rante (2011)

Pengaruh Prilaku kewirausahaan dan peran pemerintah terhadap kinerja UMK Agribisnis di provinsi papua.

Perilaku kewirausahaan memiliki peran strategis sebagai mediasi budaya etnis terhadap kinerja UKM agribisnis

Variabel x1 nya sama

Variable x2 dan y brbeda

8 Atin Hafidiah, Nurhayati dan Trisa Nur Kania (2010)

Pengaruh Jiwa Kewirausahaan terhadap

Keberhasilan Usaha

Kewirausahaan merupakan faktor produksi

terpenting dalam

Variabel x1 dan x2 sama

Memakai 2 variabel


(41)

pada Usaha Produk tekstil di kabupaten Bandung

rangka meningkatkan daya saing UKM khususnya usaha kecil dan daya saing ekonomi nasio.

SUPRIATNA, Tata (2012)

Pengaruh Kemampuan

Kreativitas Dan Inovasi Terhadap Keberhasilan Usaha: Studi (Terhadap Pengusaha Bordir di Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya) Kemampuan kreativitas berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan usaha.artinya pada perusahaan yang memeiliki tingkat kreativitas yang tinggi cenderung memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi pula.

Memakai 3 variabel

Tesis

Eddy Poernomo (2006)

Pengaruh Kreativitas dan Kerjasama Tim Terhadap Kinerja Manajer Pada PT.Jesslyn k cakes Indonesia cabang Surabaya

Kreativitas tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap kinerja manajer

Sama sama memakai 3 variabel

Tesis

Asmuji (2010)

Pengaruh Kreativitas terhadap Inovasi dan kinerja pemasaran pada pengusaha kerajinan bamboo di kabupaten jember

Kreativitas pada perushaan

kerajinan bamboo di kabupaten jember masih belum berperan strategis di dalam meningkatkan kinerja pemasaran

memakai 3 variabel

Variable x2 dan y berbeda

Sonang Sitohang (2008)

Pengaruh Kreativitas dan trade Exhibition terhadap inovasi berkelanjutan dan kinerja pemasaran sentra industri kecil mebel kayu di kabupaten madiun

Kreativitas berpengaruh positif signifikan terhadap inovasi berkelanjutan sentra industri Kecil mebel kayu di kabupaten madiun.

Sama2 meneliti sentra industry

Variable x2 dan y berbeda


(42)

2.2 Kerangka Pemikiran

Entrepreneurship mengandung makna wiraswasta atau wirausaha yaitu cabang ilmu ekonomi yang mengajarkan bagaimana kita bisa mandiri dalam memulai suatu usaha dalam rangka mencapai profit serta mengembangkan seluruh potensi ekonomi yang dimiliki.Seorang wirausahawan (entrerpreneurship) yang kreatif berhubungan dengan kemampuan dan keuletan untuk mengembangkan ide-ide baru dengan menggabungkan sumber-sumber daya yang dimiliki, dimana mereka selalu mengobservasi situasi dan problem-problem sebelumnya yang tidak atau kurang diperhatikan. Selain itu mereka cenderung memiliki banyak alternatif terhadap situasi tertentu dan mendaya gunakan kekuatan-kekuatan emosional mental di bawah sadar yang dimiliki untuk menciptakan sesuatu atau produk yang baru atau cara baru dan sebagainya.

Selain jiwa kewirausahaan juga dalam melaksanakan bisnis kita harus mempunyai kreativitas yang dimana faktor jiwa kewirausahaan dan kreativitas ini sangat penting dalam dunia bisnis.Setiap pengusaha bertujuan untuk mendapatkan laba dalam usahanya yang memungkinkan keberhasilan mendorong pengusaha untuk memperbarui semangat dalam berusaha dan meningkatkan keberhasilan usaha perusahaan melalui kewirausahaan dan melakukan berbagai Kreativitas . MenurutMenurut Suryana (2006:3) Jiwa kewirausahaan terdiri dari Penuh Percaya diri,Memiliki Inisiatif,motif Berprestasi,memiliki Jiwa Kepemimpinana,Berani Mengambil Resiko.Menurut Suryana (2006:42) Kreativitas terdiri dari ,Ingin Tau,Optimis,Flexibel ,Mencari solusi dari masalah,Orisinil ,Suka Berimajinasi.


(43)

dan Keberhasilan Usaha menurut suryana (2003:85) Modal,Pendapatan ,Volume penjualan ,Output produksi,Tenaga Kerja.

Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa jiwa kewirausahaan dan Kreativitas sangat penting dan harus diperhatikan oleh setiap perusahaan atau industri kecil, guna mendukung meningkatnyaKeberhasilan usaha.

2.2.1 Keterkaitan antara Jiwa kewirausahaan, Kreativitas dan Keberhasilan Usaha

2.2.1.1 Pengaruh Jiwa kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha

Menurut Suryana (2006:27) Keberhasilan usaha atau kegagalan wirausaha sangat dipengaruhi oleh sifat dan kepribadianya

Menurut Eddy Soeryanto Soegoto (2009:3) wirausaha adalah orang yang berjiwa kreatif daninovatif yang mampu mendirikan, membangun, mengembangkan, memajukan, dan menjadikan perusahaannya unggul.

Dan Zimmerer (1996:53) dalam buku Dr. Suryana ,M.Si. (2009:48) Kreativitas tidak hanya penting untuk menciptakan keunggulan kompetitif,akan tetapi juga sangat penting bagi kelangsungan perusahaan.

2.2.1.2 Pengaruh Kreativitas terhadap Keberhasilan Usaha

Menurut Buchari Alma (2009:72) Kreativitas menjadi sangat penting untuk menciptakan keunggulan kompetitif, dan kelangsungan hidup bisnis.

Menurut Zimmerer dalam buku Buchari Alma (2009:71) mengemukakan kreativitas adalah kemampuan untuk mengembangkan ide baru dan menemukan cara baru dalam melihat peluang ataupun problem yang d hadapi.


(44)

2.2.1.3 Pengaruh Jiwa Kewirausahan dan Kreativitas Terhadap Keberhasilan Usaha

Menurut Suryana (2006:2) Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovasi yang dijadikan dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses

Gambar 2.1 Paradigma Penelitian Jiwa kewirausahaan (x1)

1. Percaya diri 2. Inisiatif

3. Motif Berprestasi

4. Memiliki jiwa Kepemimpinan

5. Berani Mengambil Resiko

Suryana (2006:3) Keberhasilan Usaha (y)

• Modal

• Pendapatan

• Volume penjualan

• Output produksi

• Tenaga Kerja

Suryana (2003:85) Kreativitas (X2)

• Ingin tau

• Optimis

• Flexibel

• Mencari Solusi Dari masalah

• Orisinil

• Berimajinasi

Suryana ( 2006:42)

Buchari Alma (2009:72)

Suryana (2006:27)


(45)

2.3 Hipotesis

Karena sifatnya dugaan, maka hipotesis hendaknya mengandung implikasi yang lebih jelas dalam pengujian hubungan yang dinyatakan. Oleh karena itu, hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Hipotesis utama:

1. Adanya pengaruh jiwa kewirausahaan dan Kreativitas terhadap Keberhasilan Usaha pada Sentra industri rajutan Binong jati Bandung, baik secara parsial maupun simultan.

Sub Hipotesis:

1. Jiwa kewirausahaan berpengaruh terhadap Keberhasilan Usaha pada sentra industri rajutan Binong jati Bandung.

2. Penerapan Kreativitas berpengaruh terhadap Keberhasilan Usaha pada sentra Industri rajutan Binong Jati Bandung.


(46)

43 3.1 Objek Penelitian

Menurut Sugiyono (2009:38) adalah sebagai berikut :

“Suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”

Objek dalam penelitian ini adalah jiwa kewirausahaan, Kreativitas, dan Keberhasilan Usaha dilaksanakan pada sentra industri rajutan Binong Jati Bandung.

3.2. Metode Penelitian

Metode penelitian menurut Sugiyono (2009:2) pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan verifikatif, dengan pendekatan kuantitatif.

Metode Deskriptif menurut Sugiyono (2009:206) mendefinisikan:

“Penelitian yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi.”


(47)

Sedangkan metode verifikatif menurut Mashuri (2008:45) menyatakan bahwa:

Metode Verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan benar atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan”.

Sedangkan menurut Mudjarad Kuncoro (2001:102) mendefinisikan : Pendekatan kuantitatif yaitu :

“Pendekatan ilmiah terhadap pengambilan keputusan manejerial dan ekonomi dimana pendekatan ini terdiri atas perumusan masalah, mencari solusi, menguji solusi, menganalisa hasil dan mengimplemasikan hasil.” Data yang dibutuhkan adalah data yang sesuai dengan masalah-masalah yang ada dan sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga data tersebut akan dikumpulkan, dianalisis dan diproses lebih lanjut sesuai dengan teori-teori yang telah dipelajari, jadi dari data tersebut akan ditarik kesimpulan.

3.2.1. Desain Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian sangat perlu dilakukan perencanaan dan perancangan penelitian, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan sistematis.

Menurut Moh. Nazir (2003:84)desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian.

Menurut Nur Indriantoro dan Bambang Supomo (2002:249)menyatakan bahwa :


(48)

“Desain penelitian merupakan rancangan utama penelitian yang menyatakan metode dan prosedur – prosedur yang digunakan oleh peneliti dalam pemilihan, pengumpulan, dan analisis data.”

Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian akan berguna bagi semua pihak yang terlibat dalam proses penelitian, karena langkah dalam melakukan penelitian mengacu kepada desain penelitian yang telah dibuat.

Dari pemaparan di atas maka dapat dikatakan bahwa desain penelitian merupakan semua proses penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam melaksanakan penelitianmulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan penelitian yang dilakukan pada waktu tertentu.

Dalam penelitian ini, penulis menerapkan desain penelitian yang lebih luas, yang mencangkup proses-proses berikut ini:

1. Sumber masalah

Peneliti menentukan masalah-masalah sebagai fenomena untuk dasar penelitian.

2. Perumusan masalah

Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui pengumpulan data. Pada penelitian ini masalah-masalah dirumuskan melalui suatu pertanyaan, yang akan diuji dengan cara yang relevan dan penemuan yang relevan.


(49)

3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan

Untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara (berhipotesis) maka, peneliti dapat membaca referensi teoritis yang relevan dengan masalah dan berfikir.Selain itu penemuan penelitian sebelumnya yang relevan juga dapat digunakan sebagai bahan untuk memberikan jawaban sementara terhadap masalah penelitian (hipotesis). Telaah teoritis mempunyai tujuan untuk menyusun kerangka teoritis yang menjadi dasar untuk menjawab atau pertanyaan penelitian yang merupakan tahap penelitian dengan menguji terpenuhinya kriteria pengetahuan yang rasional.

4. Pengajuan hipotesis

Jawaban terhadap rumusan masalah yang baru didasarkan pada teori dan didukung oleh penelitian yang relevan, tetapi belum ada pembuktian secara empiris (faktual) maka jawaban itu disebut hipotesis. Hipotesis yang dibuat pada penelitian ini adalah Pengaruh kualitas pelayanan dan kepercayaan terhadap loaylitas pelanggan.

5. Metode Penelitian

Untuk menguji hipotesis tersebut peneliti dapat memilih metode yang sesuai, pertimbangan ideal untuk memilih metode itu adalah tingkat ketelitian data yang diharapkan dan konsisten yang dikehendaki. Sedangkan pertimbangan praktis adalah tersedianya dana, waktu, dan kemudahan yang lain. Pada penelitian ini metode penelitian yang


(50)

digunakan adalah metode survey dengan teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif dan kuantitatif.

6. Menyusun instrument penelitian

Peneliti dapat menyusun instrument penelitian.Instrumen ini digunakan sebagai alat pengumpul data. Pada penelitian ini untuk menguji adanya hubungan dari Jiwa Kewirausahaan (Variabel Independen“X1”) dan

Kreativitas (Variabel Independen“X2”)terhadap Keberhasilan usaha

(Variabel dependen“Y”) digunakan korelasi Analisis Regresi Berganda, dan untuk menguji pengaruh dari jiwa kewirausahaan (Variabel Independen“X1”) dan Kreativitas (Variabel Independen“X2”) terhadap

keberhasilan Usaha (Variabel dependen“Y”) digunakan koefisien determinasi.

7. Kesimpulan

Kesimpulan adalah langkah terakhir dari suatu periode penelitian yang berupa jawaban terhadap rumusan masalah, dengan menekankan pada pemecahan masalah berupa informasi mengenai solusi masalah yang bermanfaat sebagai dasar untuk pembuatan keputusan.


(51)

Tabel 3.1 Desain penelitian

Tujuan penelitian

Desainpenelitian Jenis

penelitian

Metode yang

digunakan Unit analisis Time horizon T-1 Descriptive Descriptive dan survey Pengelola/

pemilik ukm Cross sectional T-2 Descriptive Descriptive dan survey Pengelola/

pemilik ukm Cross sectional T-3 Descriptive Descriptive dan survey Pengelola/

pemilik ukm Cross sectional T-4 Descriptive

&verifikatif

Descriptive dan explanatory survey

Pengelola/

pemilik ukm Cross sectional Desain penelitian ini menggunakan pendekatan paradigma hubungan antara dua variabel bebas secara bersamaan yang mempunyai hubungan dengan satu variabel tergantung.

Desain penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.1 Desain Penelitian

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Pengertian variabel menurut Sugiyono (2010: 31) adalah:

“Sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan.”

Jiwa kewirausahaaan (x1)

Kreativitas (x2)


(52)

Operasional variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar sesuai dengan judul penelitian.

1. Variabel bebas/independent (variabel X)

Menurut Sugiyono (2012:39) adalah: “Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).”

Dalam hal ini variabel bebas yang berkaitan dengan masalah yang diteliti adalah jiwa kewirausahaan dan kreatifitas

2. Variabel tidak bebas/ dependent (variabel Y)

Menurut Sugiyono (2012:39) mengemukakan bahwa:“Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.”

dalam hal ini variabel yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti adalah Keberhasilan Usaha.

Untuk lebih jelas akan diuraikan secara jelas mengenai variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Jiwa kewirausahaan sebagai variabel independen (bebas) dengan notasi X1, Variabel independen adalah suatu variable bebas, dimana


(53)

keberadaannya tidak dipengaruhi variabel lain, variabel ini meupakan faktor penyebab yang akan mempengaruhi variabel lainnya.

b. Kreativitas sebagai variabel independen (bebas) dengan notasi X2, Variabel independen adalah suatu variabel bebas, dimana keberadaannya tidak dipengaruhi variabel lain, variabel ini meupakan faktor penyebab yang akan mempengaruhi variabel lainnya.

c. Keberhasilan Usaha sebagai variabel dependen (terikat) dengan notasi Y. Variabel dependen adalah suatu variabel terikat, dimana dipengaruhi oleh variabel lain

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel

VARABEL KONSEP VARIABEL INDIKATOR UKURAN SKALA

Jiwa

Kewirausahaan (x1)

Jiwa kewirausahaan terdiri dari Penuh Percaya diri,Memiliki

Inisiatif,motif

Berprestasi,memiliki Jiwa Kepemimpinana,Berani Mengambil Resiko Suryana (2006:3)

Percaya diri Yakin dalam melaksanakan Usaha

Ordinal Tidak yakin dalam

melaksanakan Usaha Inisiatif Melakukan pekerjaan

atas kemauan dari diri sendiri

Aktif berkomunikasi terhadap karyawan Bekerja lebih cepat dalam melakukan pekerjaan

Motif Berprestasi

Lebih baik dari yang lain dalam melakukan usaha Memiliki prestasi Dalam melaksanakan pekerjaan

Berani tampil beda dalam menjalankan suatu usaha

Jiwa

Kepemimpinan

Dapat Memimpin karyawan dengan baik Dapat dipercaya oleh bawahanya

Mengambil resiko

Berani mengambil resiko apapun melakukan usaha


(54)

Berani menentukan Harga yang tinggi dalam menjual produk

Kreativitas (x2)

Kreativitas terdiri dari ,Ingin

Tau,Optimis,Flexibel ,Mencari solusi dari masalah,Orisinil ,Suka Berimajinasi

Suryana (2006:42)

Ingin Tau ingin tau model apa yang sedang laku dipasaran

Ordinal ingin tau bagaimana

gambaran di luar tentang produksi usaha Optimis Yakin dalam melakukan

usaha yang sedang di jalankan

Mempunyai keyakinan jika produknya akan laku dipasaran

Flexibel Dapat Mengikuti model-model yang sedang laku di pasaran

Mencari solusi dari masalah

Mencari permasalahan yang sedang terjadi di pasaran

Orisinil Menghasilkan Produk barang sendiri Berimajinasi Menciptakan ide dan

model baru yang berbeda

Dapat Mengerjakan Produk dalam berbagai model

Selalu meniru pakaian luar negri atau yang sedang berkembang di pasaran

Keberhsilan Usaha (y)

Keberhasilan Usaha Modal,Pendapatan, Volume penjualan, Output produksi, Tenaga Kerja. Suryana (2003:85)

Modal Memiliki Modal usaha yang terbatas

Ordinal Pendapatan Pendapatan usaha

meningkat

Pendapatan usaha menurun

Volume Penjualan

Penjualan Barang selalu meningkat

Penjualan order selalu menurun

Output Produksi

Menghasilkan produk yang baik

Menghasilkan produk yang mahal

Menghasilkan produk yang tidak berkualitas Tenaga kerja Memiliki Karyawan

yang banyak

Memiliki Karyawan cepat dalam melakukan perintah


(55)

3.2.3 Sumber dan teknik penentuan data 3.2.3.1. Sumber data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder.

1. Data primer

Data primer adalah data yang diambil secara langsung dari objek penelitian.

Menurut Sugiyono (2012:137) data primer sebagai berikut:

“Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.”

Menggunakan data primer karena peneliti mengumpulkan sendiri data-data yang dibutuhkan yang bersumber langsung dari objek pertama yang akan diteliti.

Dalam penelitian ini data primer yang diambil langsung dari ketua koperasi sentra Industri Rajutan Binong Jati Bandung.

2. Data sekunder

Data yang secara tidak langsung diperoleh oleh peneliti guna mendukung data yang sudah ada sehingga lebih lengkap adalah tergolong dalam data sekunder.

Menurut Sugiyono (2012:137) adalah:

“Sumber sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data pada pengumpul data.”


(56)

Menggunakan data sekunder, karena peneliti mengumpulkan informasi dari data yang telah diolah oleh pihak lain, yaitu informasi mengenai data-data terkait dengan sentra Industri Rajutan Binong Jati Bandung, berbagai literatur, situs internet, buku-buku dan catatan yang berkaitan erat dengan masalah yang sedang diteliti.

3.2.3.2. Teknik Penentuan Data

Sebelum menentukan penentuan data yang akan dijadikan sampel, terlebih dahulu dikemukakan tentang populasi dan sampel.

1. Populasi

Populasi merupakan objek atau subjek yang memenuhi kriteria tertentu yang telah ditentukan oleh peneliti. Menurut Sugiyono (2009:80) tentang pengertian populasi yaitu:

“populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudia ditarik kesimpulan.”

Berdasarkan pengertian tersebut, maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh yang telah terdaftar pada koperasi sentra Industri Rajutan Binong Jati Bandung, tercatat seluruhnya berjumlah 200 unit usaha.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2004:73) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik pengambilan


(57)

sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik Probability sampling dengan jenis simple random sampling (sampel acak sederhana) yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sample (Husein Umar, 2000:151). Adapun yang menjadi sampel yang digunakan untuk pengukuran kuesioner adalah IKM Rajutan. Sedangkan untuk menentukan jumlah sample (n) digunakan rumus Slovin untuk mengetahui jumlah sampel yang diambil dari keseluruhan populasi adalah :

Ket : n = jumlah sampel N = jumlah populasi

e = batas kesalahan yang ditoleransi (1%, 5%, 10%)

Dari keterangan di atas, maka dapat diambil sampel sebanyak 67 pengusaha dengan perhitungan sebagai berikut :

Populasi (N) = 200

Batas ketelitian (e) = 10% Ukuran sampel (n)

n=

n= = 66,66 67

Dengan demikian, sampel dalam penelitian ini berjumlah 67 IKM di Sentra Industri Rajutan Binong Jati Bandung.


(58)

3.2.4. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah penelitian lapangan (field research), dilakukan dengan cara mengadakan peninjauan langsung pada koperasi industri kecil menengah yang menjadi objek untuk mendapatkan data primer (data yang diperoleh langsung dari sentra industri rajut Binong jati kecamatan Batununggal Bandung). Data primer ini didapatkan melalui teknik-teknik sebagai berikut:

1. Observasi (pengamatan langsung)

Melakukan pengamatan secara langsung di lokasi untuk memperoleh data yang diperlukan. Observasi dilakukan dengan mengamati para pengrajin sentra industri yang berkaitan dengan variabel penelitian. Hasil observasi dapat dijadikan data pendukung dalam menganalisis dan mengambil kesimpulan.

2. Wawancara atau interview

Yaitu teknik pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada pihak-pihak yang berkaitan dengan masalah yang dibahas. Peneliti mengadakan hubungan langsung dengan pihak-pihak yang dianggap dapat memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan. Dalam teknik wawancara ini, penulis mengadakan tanya jawab kepada sumber yang dapat memberikan data atau informasi. Informasi itu berupa yang berkaitan dengan lingkungan internal dan lingkungan eksternal


(59)

3. Kuesioner

Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk kemudian dijawabnya. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup yang telah diberi skor, dimana data tersebut nantinya akan dihitung secara statistik. Kuesioner tersebut berisi daftar pertanyaan yang ditunjukkan kepada responden yang berhubungan dalam penelitian ini. Hasil dari kuesioner ini yaitu berupa data-data mengenai pengaruh Lingkungan internal dan lingkungan eksternal terhadap keberhasilan usaha.

Data sekunder ini didapatkan melalui teknik-teknik sebagai berikut: 1. Dokumentasi

Pengumpulan data dilakukan dengan menelaah dokumen-dokumen yang terdapat pada koperasi sentra industri rajut Binong Jati Bandung, mulai dari literatur, dan buku-buku yang ada.

3.2.4.1 Uji Validitas

Validitas menunjukkan sejauh mana alat pengukur itu mengukur apa yang ingin di ukur, atau sejauh mana alat ukur yang digunakan mengenai sasaran. Semakin tinggi validitas suatu alat tes, maka alat tersebut semakin mengenai pada sasarannya, atau semakin menunjukkan apa yang seharusnya diukur.

Menurut Masrun yang dikutip Sugiyono (2003:124) mengatakan : Item yang mempunyai korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang


(60)

tinggi, menunjukkan item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula. Apabila alat ukur tersebut berada < 0,3 (tidak valid) dan > 0,3 Valid).

Berdasarkan dari pengertian tersebut maka hal ini dilakukan untuk mengetahui pertanyaan dan pernyataan mana yang valid dan mana yang tidak valid, dengan mengkonsultasikan data tersebut dengan tingkat signifikan r kritis = 0,300 apabila alat ukur tersebut berada < 0,300 (tidak valid). Pengujian statistik mengacu pada kriteria :

· r hitung < r kritis maka tidak valid · r hitung > r kritis maka valid

Untuk pengujian validitas instrumen penelitian ini, penulis menggunakan program excel dalam tabulasi data dan memasukkan data tersebut ke dalam program SPSS 17.0 for windows.

Tabel 3.3

Hasil Uji Validitas Kuesioner Jiwa Kewirausahaan Butir Pertanyaan Indeks Validitas Nilai Kritis Keterangan

Item 1 0,563 0,30 Valid

Item 2 0,563 0,30 Valid

Item 3 0,355 0,30 Valid

Item 4 0,446 0,30 Valid

Item 5 0,337 0,30 Valid

Item 6 0,427 0,30 Valid

Item 7 0,440 0,30 Valid

Item 8 0,517 0,30 Valid

Item 9 0,472 0,30 Valid

Item 10 0,536 0,30 Valid

Item 11 0,437 0,30 Valid


(61)

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas Kuesioner Kreativitas

Butir Pertanyaan Indeks Validitas Nilai Kritis Keterangan

Item 1 0,576 0,30 Valid

Item 2 0,553 0,30 Valid

Item 3 0,434 0,30 Valid

Item 4 0,537 0,30 Valid

Item 5 0,490 0,30 Valid

Item 6 0,475 0,30 Valid

Item 7 0,444 0,30 Valid

Item 8 0,488 0,30 Valid

Item 9 0,380 0,30 Valid

Item 10 0,473 0,30 Valid

Sumber : Lampiran data yang diolah 2013

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Kuesioner Keberhasilan Usaha Butir Pertanyaan Indeks Validitas Nilai Kritis Keterangan

Item 1 0,409 0,30 Valid

Item 2 0,638 0,30 Valid

Item 3 0,490 0,30 Valid

Item 4 0,528 0,30 Valid

Item 5 0,434 0,30 Valid

Item 6 0,454 0,30 Valid

Item 7 0,552 0,30 Valid

Item 8 0,437 0,30 Valid

Item 9 0,645 0,30 Valid


(62)

3.2.4.2 Uji Reliabilitas

Menurut Muji Gunarto (2000 : wordpress.com) menyatakan bahwa : “Reliabilitas artinya adalah tingkat keterpercayaan hasil suatu pengukuran. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi, yaitu pengukuran yang mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya (reliabel). Reliabilitas merupakan salah satu ciri atau karakter utama intrumen pengukuran yang baik. Kadang-kadang reliabilitas disebut juga sebagai keterpercayaan, keterandalan, keajegan, konsistensi, kestabilan, dan sebagainya, namun ide pokok dalam konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya, artinya sejauh mana skor hasil pengukuran terbebas dari kekeliruan pengukuran (measurement error).

Setelah dilakukan uji validitas atas pertanyaan yang digunakan dalam penelitian tersebut, selanjutnya dilakukan uji keandalan. Uji keandalan bertujuan untuk mengetahui apakah alat pengumpul data pada dasarnya menunjukkan tingkat ketepatan, keakuratan, kestabilan atau konsistensi alat tersebut dalam mengungkapkan gejala tertentu dari sekelompok individual, walaupun dilakukan pada waktu yang berbeda. Uji keandalan dilakukan terhadap pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan pernyataan yang sudah valid. Reliabilitas menyangkut ketepatan alat ukur. Untuk teknik perhitungan reliabilitas kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Statistical Product and Service Solution (SPSS) 17.0 for windows. Item dikatakan reliabel jika nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari nilai kritis. Nilai r kritis yang ditetapkan adalah


(63)

antara 0,6 dan 0,7 (Sugiyono, 2003:124). Kemudian output dibandingkan dengan uji signifikansi dengan uji t.

Pengujian ini dilakukan dengan teknik belah dua, dengan langkah kerja sebagai berikut:

1. Membagi pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-pernyataan menjadi dua, belahan pertama (total ganjil) dan belahan kedua (total genap); 2. Skor untuk masing-masing pertanyaan atau pernyataan pada tiap belahan dijumlahkan sehingga menghasilkan skor total untuk masing-masing responden;

2. Mengkorelasikan skor total belahan pertama dengan skor total belahan kedua

3. Mencari reliabilitas untuk keseluruhan pertanyaan atau pernyataan dengan dengan rumus spearman brown:

Sugiyono (2004:122), menyatakan bahwa rumus spearman brown adalah sebagai berikut :

Keterangan:

Rxy = Reliabilitas untuk seluruh instrumen.

rb = Korelasi antar belahan ganjil dan belahan genap dari instrumen.

Hasil dari uji reliabilitas berdasarkan pada rumus split-half diperoleh sebagai berikut:


(64)

Tabel 3.6

Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Penelitian

Kuesioner Koefisien

Reliabilitas Nilai kritis Keterangan

Jiwa kewirausahaan 0,847 0,70 reliabel

Kreativitas kerja 0,893 0,70 reliabel

Keberhasilan usaha 0,814 0,70 reliabel

Sumber : Lampiran Data yang diolah 2013

Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa kuesioner yang digunakan pada ketiga variabel sudah andal karena memiliki koefisien reliabilitas lebih besar dari 0,70.

3.2.4.3 Uji MSI

Untuk langkah-langkah untuk melakukan transformsi data dari skala ordinal menjadi interval melalui Methode Succesive Interval (MSI), adalah sebagai berikut :

a. Ambil data ordinal hasil kuesioner

b. Untuk setiap pertanyaan, hitung proporsi jawaban untuk setiap kategori jawaban dan hitung proporsi kumulatifnya

c. Menghitung nilai Z (tabel distribusi normal) untuk setiap proporsi kumulatif. Untuk data >30 dianggap mendekati luas daerah dibawah kurva normal.

d. Menghitung nilai densitas untuk setiap proporsi kumulatif dengan memasukkan nilai Z pada rumus distribusi normal.


(65)

Dimana:

: Rata – rata interval : kepadatan atas bawah

: kepadatan batas atas : daerah di bawah atas

: daerah di bawah atas bawah

f. Menentukan nilai transformasi (nilai untuk skala interval) dengan menggunakan rumus:

Nilai Transformasi = Nilai Skala + │Nilai Skala minimum│+ 1

3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian hipotesis 3.2.5.1 Rancangan Analisis

. Rancangan analisis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil observasi lapangan, dan dokumentasi dengan berbagai cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang lebih penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Peneliti melakukan analisa terhadap data yang telah diuraikan dengan menggunakan metode deskriptif (kualitatif) dan verifikatif (kuantitatif).

3.2.5.2Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan karakteristik responden dan variabel penelitian, sedangkan metode verifikatif digunakan untuk


(1)

disebut juga koefisien produk moment (pearson).

b. Hipotesis

Ho : = 0, secara simultan berpengaruh jiwa

kewirausahaan dan kreatifitas terhadap

keberhasilan usaha pada sentra industri rajutan Binong Jati Bandung. H1 : ≠ 0, secara simultan

jiwa

kewirausahaan dan kreativitas berpengaruh terhadap keberhasilan usaha pada sentra industri

rajutan Binong Jati Bandung. c. Kriteria Pengujian

Ho ditolak apabila Fhitung>

Ftabel( α = 0,050)

1. Pengujian Secara Parsial Melakukan Uji – t, untuk menguji pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat hipotesis sebagai berikut:

a) Rumus Uji T yang digunakan adalah:

...,5 1,2,3

I )

1 (

) ... 2

1 (

1 k n

CRii Xk XY R

YX P i

t

Hasilnya bandingkan dengan tabel t untuk derajat bebas n – k – 1 dengan taraf signifikansi 5%


(2)

b) Hipotesis H0. 1 = 0, jiwa

kewirausahaan tidak berpengaruh terhadap

kreativitas pada sentra industri rajutan Binong Jati Bandung H1. 1≠ 0, jiwa

kewirausahaan berpengaruh terhadap Keberhasilan Usaha pada sentra industri rajutan Binong Jati Bandung.

Ho. 2= 0, kreativitas tidak

berpengaruh terhadap Keberhasilan Usaha pada sentra

industri rajutan Binong Jati Bandung.

H1. 2≠ 0, kreativitas

berpengaruh terhadap Keberhasilan Usaha pada sentra industri rajutan Binong Jati Bandung.

c) Kriteria Pengujian

Ho ditolak apabila thitung< dari

ttabel(α = 0,05)

1. Kriteria penarikan pengujian Jika menggunakan tingkat kekeliruan (α = 0,01) untuk di uji dua pihak, maka kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis sebagai berikut:

a. Jika thitung ≥ ttabel maka

Ho ada di daerah penolakan, berarti Ha


(3)

diterima artinya antara variabel X dan Y ada hubungannya.

b. Jika thitung ≤ ttabel maka

Ho ada di daerah penerimaan, berarti Ha ditolak artinya antara variabel X dan variabel

Y tidak ada

hubungannya. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh jiwa kewirausahaan dan kreativitas terhadap keberhasilan usaha sentra industri rajutan di Binongjati Bandung dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

1. Jiwa kewirausahaan para pengusaha sentra industri rajutan di Binongjati Bandung secara umum berada dalam kategori baik.

Kepercayaan diri dan inisiatif yang dimiliki sebagian besar pengusaha sentra industri rajutan di Binongjati Bandung sudah tinggi. Jiwa

kepemimpinan dan

keberanian mengambil risiko sebagian besar pengusaha sentra industri rajutan di Binongjati Bandung cukup tinggi

2. Kreativitas sebagian besar pengusaha sentra industri rajutan di Binongjati Bandung cukup tinggi. Keingintahuan dan kemampuan sebagian besar pengusaha sentra industri rajutan di Binongjati Bandung dalam mencari solusi dari masalah cukup tinggi. Imajinasi sebagian besar pengusaha sentra


(4)

industri rajutan di Binongjati Bandung juga cukup tinggi 3. Keberhasilan usaha sentra

industri rajutan di Binongjati Bandung secara umum berada dalam kategori cukup. Pendapatan para pengusaha sentra industri rajutan di Binongjati Bandung cenderung stagnan dengan penjualan yang cukup tinggi. Output produksi sebagian besar pengusaha sentra industri rajutan di Binongjati Bandung cukup tinggi dengan tenaga kerja yang cukup memadai.

4. Jiwa kewirausahaan dan kreativitas secara bersama-sama memberikan kontribusi atau pengaruh terhadap keberhasilan usaha sentra industri rajutan di Binongjati

Bandung. Diantara variabel independen, kreativitas memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap keberhasilan usaha sentra industri rajutan di Binongjati Bandung dibanding jiwa kewirausahaan.

Saran

Berdasarkan keseluruhan uraian pada bab sebelumnya maka penulis mencoba memberikan saran atau solusi guna memperbaiki dan memecahkan masalah jiwa kewirausahaan dalam keberhasilan usaha. Adapun saran yang ingin penulis sampaikan yaitu:

1. Jiwa Kewirausahaan pada Sentra Industri Rajut Binong Jati Bandung sudah baik, namun masih ada para pengrajin yang mempunyai


(5)

jiwa kewirausahaan yang rendah pada indikator mengambil resiko kurang baik karena pemilik atau yang disebut dengan pengraji kurang memiliki modal yang besar.karna pengrajin memakai modal dari tabungan pribadinya sendiri. Pemerintah harus lebih memperhatikan.

2. Kreativitas pada sentra rajut Binong Jati Bandung cukup namun hal tersebut, masih ada aspek-aspek yang perlu di maksimalkan dalam memproduksi produk dari segi model yang tidak monoton,memiliki ide baru dalam membuat model-model produksinya agar pelanggan tidak bosan.

3. Keberhasilan Usaha pada sentra rajut Binong Jati Bandung Cukup namun pengrajin harus lebih meningkatkan strategi di pasaran, harus lebih mengetahui apa yang sedang berkembang d pasaran.agar tidak terjadi penurunan sehingga sentra rajut Binong Jati Bandung tetap maju di kota Bandung

4. Harus lebih berani mengambil resiko dalam melakukan bisnis usaha

DAFTAR PUSTAKA

Buchari Alma . (2009) Kewirausahaan . Bandung : Alfabeta

Deden A .wahab Sya’ron janivita. J Sudirham (2012). Jurnal Kreativitas dan Inovasi


(6)

Penentu Kompetensi Pelaku Usaha Kecil.

Djoko Suseno (2008). Jurnal. Pengaruh Karakteristik Wirausaha dan Potensi kewirausahaan Terhadap keberhasilan Usaha dengan Kebijakan Pengembanagan UKM sebagai Moderating Eddy soeryanto Soegoto.(2009).

Entrepreneurship Menjadi Pembisnis Ulung. Elex Media Computindo

Hengky .V.R Pattimukay (2008). Jurnal. Membangun Jiwa Entrepreneurship dalam Organisasi (Suatu Proses Kepemimpinan Organisasi) Kartika Hendara Titisari,Trimurti

(2005). Jurnal. Pengaruh Aspek Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Industri Makanan Bersekala Kecil di Surakarta.

Leonardus Saiman. (2009). Kewirausahaan .Jakarta : Salemba Empat

M. Isa Anshori (2007). Jurnal. Pengaruh Wirausaha Terhadap Keberhasilan Bisnis Suku Madura.

Ricky W.Griffin & Ronald J.Ebert, (2006)jn. Bisnis (8 th.ed). Jakarta : Erlangga.

Sony Heru Priyanto (2009). Jurnal. Mengembangkan Pendidikan

Kewirausahaan di

Masyarakat.

Sugiyono. (2012). Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Suryana , M.Si (2006). kewirausahaan. Salemba Empat.

Suryana. (2003). Kewirausahaan. Salemba Empat: Jakarta. Tata Supriatna (2012). Thesis.

Pengaruh Kemampuan Kreativitas dan Inovasi Terhadap

Umar, Husein. (2000). Metode Penelitian untuk Skripsi dan Thesis Bisnis. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.Sekuensial.”surabaya Umi Narimawati. , Sri Dewi

Anggadini & Linna Ismawati (2011). Penulisan Karya Ilmiah. Bekasi: Genesis.

Yohanes Rante (2011). Jurnal. Pengaruh Prilaku kewirausahaan dan Peran Pemerintah Terhadap Kinerja UMK Agribisnis di Provinsi Papua