PEMBAHASAN Makalah Agama Islam Tentang Zakat

BAB II PEMBAHASAN

Pengertian Zakat Pertama, zakat menurut bahasa artinya bersih, tambah dan terpuji. Sedangkan menurut istilah zakat adalah kadar harta tertentu yang diberikan kepada para mustahiq yang berhak menerimanya dengan beberapa syarat. Kedua, zakat yaitu pemberian sebagian harta kepada fakir miskin dan orang-orang yang berhak menerimanya dan hukumnya wajib. Ketiga, zakat adalah satu kewajiban dari kewajiban-kewajiban Islam, ia adalah salah satu dari rukun-rukunya, dan termasuk rukun yang terpenting setelah syahadat dan sholat. Dalam bahasa Arab, kata zakah secara harfiah berarti berkembang atau tumbuh. Kadang diartikan bersih atau suci. Adapun dalam pembahasan fikih, istilah zakat diartikan sebagai sejumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan dan diserahkan kepada orang-orang yang berhak menerimanya. Pengertian yang lain, zakat adalah salah satu ibadah pokok dan termasuk salah satu rukun Islam. Dan secara arti kata zakat berasal dari bahasa Arab dari akar kata zaka mengandung beberapa arti seperti membersihkan, bertumbuh dan berkah. Dalam terminologi hukum syara’ zakat diartikan: “pemberian tertentu dari harta tertentu kepada orang tertentu menurut syarat- syarat yang ditentukan”. Macam-macam Zakat Zakat Fitrah 2.1.1Pengertian Beberapa pengertian zakat fitrah adalah sebagai berikut :  Zakat fitrah adalah zakat diri yang dikeluarkan oleh setiap umat Islam yang hidup sebagian bulan Ramadhan dan sebagian bulan Syawal.  Zakat fitrah adalah tindakan untuk mensucikan jiwa. 2.1.2Jenis untuk Membayar dan Jumlah yang Harus Dibayar Yang dikeluarkan dalam zakat fitrah adalah makanan pokok yang mengenyangkan menurut tiap-tiap tempat negeri sebanyak 3,1 liter atau 2,5 kg. Atau bisa diganti dengan uang senilai 3,1 liter atau 2,5 kg makanan pokok yang harus dibayarkan. 2.1.3Syarat Wajib Syarat-syarat wajib zakat fitrah adalah sebagai berikut :  Beragama Islam.  Lahir dan hidup sebelum terbenam matahari pada hari penghabisan bulan Ramadhan.  Mempunyai kelebihan harta dari keperluan makanan untuk dirinya sendiri dan wajib dinafkahi, baik manusia atau binatang, pada malam hari raya dan siang harinya. Yang tidak mempunyai kelebihan seperti itu, maka boleh menerima dari orang lain sehingga dia dapat membayar zakat dan mempunyai persediaan makanan. 2.1.4Waktu-waktu Zakat Waktu wajib membayar zakat fitrah adalah ketika terbenam matahari pada malam Idul Fitri. Adapun beberapa waktu dan hukum membayar zakat fitrah pada waktu itu adalah :  Waktu mubah, awal bulan Ramadhan sampai hari penghabisan Ramadhan.  Waktu wajib, mulai terbenamnya matahari di akhir bulan Ramadhan.  Waktu sunah, sesudah sholat subuh sebelum sholat Idul Fitri.  Waktu makruh, sesudah sholat Idul Fitritetapi sebelum terbenam matahari pada hari raya Idul Fitri.  Waktu haram, sesudah terbenam matahari pada hari raya Idul Fitri.  Apabila terlambat membayar zakat sesudah sampai tahunnya dan harta itu sudah di tangannya, yang menerima zakat pun sudah ada. Maka jika benda itu hilang, ia wajib mengganti zakatnya itu karena kelalaiannya. Zakat Mal 2.2.1Pengertian Dalam bahasa Arab, mal berarti harta. Jadi, zakat mal adalah zakat yang berhubungan dengan harta atau zakat yang diwajibkan atas suatu harta tertentu.Zakat mal adalah zakat harta yang dimiliki oleh seseorang karena sudah sampai nisab batas seseorang harus mengeluarkan zakat. Zakat mal adalah zakat harta yang dimiliki oleh seseorang karena sudah sampai nisab batas seseorang harus mengeluarkan zakat. 2.2.2Harta Benda yang Wajib Dizakati dan Nisabnya Binatang Ternak ‘Illat terhadap binatang ternak adalah nisab dan yang berkembang. Dengan demikian, segala ternak yang dipelihara untuk diperkembangbiakkan dan telah sampai nisab diwajibkan membayar zakatnya. Abu Hanifah menggunakan qiyas ini, karena itu bukan saja terhadap unta, kambing dan biri-biri tetapi juga mewajibkan zakat terhadap kuda. Dan si pemilik kuda boleh memilih antara membayar satu dinar untuk tiap seekor kuda atau menghargakan kuda itu dan membayar 5 lima dirham dari harta kuda itu. Ulama-ulama lain tidak mewajibkan zakat kuda ini, karena atas dasar Sabda Nabi Muhammad,” Muslim tidak wajib menzakati hamba dan kudanya.”HR. Abu Dawud. Pendapat ini disanggah bahwa hadis tersebut untuk kuda yang digunakan tenaganya, bukan diternakkan, seperti halnya sapi yang dipekerjakan tidak dikenakan zakat. “ Tidak ada zakat pada sapi yang dikerjakan.”HR. Abu Dawud. Yang wajib dizakati hanya unta, sapi, kerbau dan kambing. Kewajiban zakat unta dijelaskan Nabi dalam haditsnya dari Anas ra. Menurut riwayat al- Bukhari yang menyampaikan sabda Nabi yang artinya,” Setiap 24 ekor unta atau kurang, maka zakatnya seekor kambing betina. Untuk setiap 5 ekor unta, jika jumlahnya 25 sampai 35 ekor, maka zakatnya satu ekor anak unta betina berumur 1-2 tahun atau satu ekor anak unta jantan berumur 3-4 tahun;jika jumlahnya 36 ekor sampai 45 ekor, zakatnya 46 sampai 60 ekor unta, zakatnya adalah seekor unta betina berumur 3-4 tahun”. Nizab zakat binatang ternak di Indonesia : Nisab Zakat Sapi dan Kerbau Nisab Zakatnya Bilangan dan jenis zakat 30-39 40-59 60-69 70- ... 1 ekor anak sapi atau seekor kerbau 1 ekor anak sapi atau seekor kerbau 1 tahun lebih 2 tahun lebih 1 tahun lebih 2 tahun lebih 2 ekor anak sapi atau seekor kerbau 1 ekor anak sapi atau seekor kerbau dan 1 ekor anak sapi atau seekor kerbau Selanjutnya tiap-tiap 30 ekor sapi atau kerbau zakatnya 1 ekor anak sapi atau kerbau umur 1 tahun lebih. Dan tiap-tiap 40 ekor sapi atau kerbau, zakatnya 1 ekor anak sapi atau kerbau berumur 2 tahun lebih. Zakat Kambing Nisab Zakatnya Bilangan dan jenis zakat 40-120 121-200 201-399 400- ... 1 ekor kambing betina atau 1 ekor domba betina 2 ekor kambing betina atau 2 ekor domba betina 3 ekor kambing betina atau 3 ekor domba betina 4 ekor kambing betina 2 tahun lebih, 1 tahun lebih 2 tahun lebih, 1 tahun lebih 2 tahun lebih, 1 tahun lebih 2 tahun lebih, 1 tahun lebih atau 4 ekor domba betina Mulai 400 ekor kambing dihitung tiap-tiap 100 ekor kambing zakatnya 1 ekor kambing atau domba umurnya seperti tersebut di atas. Emas dan Perak Barang permata apabila diperjualbelikan dikenakan zakat tijarahnya. Menurut Abu Zahrah harus dizakati dan dinilai dengan uang. Harta yang dalam keadaan yang digadaikan zakatnya dipungut atas pemilik harta, karena barang-barang yang digadaikan tetap menjadi milik yang menggadaikan. Barang-barang yang dalam sengketa atau dalam gugatan, maka putusan hakimlah yang menentukannya, yaitu yang diwajibkan zakat adalah yang dimenangkan oleh hakim dalam gugatannya. Demikian pula rumah yang disewakan, maka sewa rumah itu merupakan usaha untuk mendapatkan hasil, yang wajib pula dikenakan zakatnya. Zakat emas dan perak yaitu jika waktunya telah cukup setahun dan telah sampai ukuran emas yang dimilikinya sebanyak 96 gram sedangkan perak 672 gram keatas, dan masing-masing zakatnya 2,5 . Biji dan Buah-buahan Adapun zakat makanan telah diterangkan dalam Al-Qur’an yang menyuruh kaum Muslimin untuk mengeluarkan zakat terhadap segala hasil yang dikeluarkan dari bumi seperti buah-buahan dan tumbuh-tumbuhan. ”Dan dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa bentuk dan warnanya dan tidak sama rasanya. makanlah dari buahnya yang bermacam- macam itu bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya dengan disedekahkan kepada fakir miskin; dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan”. Q.S. Al-An’am : 141 Ayat ini mempertegas adanya zakat untuk semua hasil bumi, kemudian dikeluarkan sebanyak 10 jika dialiri dengan air hujan atau sungai dengan cara yang mudah. Tetapi zakatnya hanyalah 5 jika dialiri dengan air yang dibeli atau mempergunakan upah. Pendapat ulama tentang harta yang wajib di zakati : Abu Hanifah, mewajibkan zakat pada segala hasil tanamanbuah-buahan baik berupa kurma ataupun buah-buahan lainnya. Abu Yusuf dan Muhammad Ibnu Al-Hasan, zakat hanya wajib pada buah-buahan yang dapat tahan satu tahun. Asy Syafi’i, zakat hanya wajib pada buah-buahan kurma dan anggur. Hanabilah berpendapat bahwa zakat itu hanya diwajibkan atas tumbuh-tumbuhan yang asa takarannya, yang ditentukan kadarnya, kering dan dapat disimpan lama baik makanan pokok atau bukan. Abu Hanifah memegang umumnya hadis,” Pada tanaman-tanaman yang dialiri dengan air hujan dan mata air atau yang mengisap dengan akarnya, zakatnya sepersepuluh dan yang dialiri dengan kincir zakatnya seperduapuluh.” Sedangkan Asy-Syafi’i, Muhammad bin Hasan dan Abu Yusuf berhujjah dengan hadis,” Tidak ada zakat dalam sayur-mayur.” Abu Hanifah tidak mewajibkan zakat terhadap rumput, tetapi apabila rumput itu sengaja ditanam dan menghasilkan wajib pula dibayar zakatnya. Apabila sayur-mayur itu diperdagangkan, maka wajib zakat dari perdagangan sayur tersebut. Dalam hal ini sesungguhnya dapat dilihat dari segi lain yaitu dari segi subjek hukumnya apakah sebagai produser atau sebagai pedagang atau sebagai produser dan pedagang. Dengan kemajuan teknologi dan science syarat-syarat kering dan tahan lama dapat dipenuhi. Rikaz harta terpendam Rikaz adalah emas dan perak yang ditanam di dalam tanah. Menurut sebagian ulama, rikaz, yaitu harta karun yang diketemukan setelah terpendam dimasa lampau. Dan, rikaz yaitu semua benda-benda tambang yang baru diketemukan baik di darat atau di laut. Kita wajib mengeluarkan zakat sebesar 20 dari rikas yang kita temukan, pada saat kita menemukannya. Hasil Tambang Hasil tambang apabila sampai satu nisab, wajib dikeluarkan zakatnya pada waktu itu juga sebesar 2,5. 2.2.3Syarat Wajib Secara umum seseorang berkewajiban mengeluarkan zakat mal apabila sudah memiliki syarat sebagai berikut : Islam Merdeka bukan budak Hak milik yang sempurna Telah mencapai nisab Masa memiliki sudah sampai satu tahun selain tanaman dan buah-buahan 2.2.4Waktu-waktu Zakat Zakat mal dapat dilakukan kapan saja tak tentu. Hukum Zakat Mengeluarkan zakat itu hukumnya wajib sebagai salah satu rukun Islam. Namun demikian, tidak semua orang yang memiliki harta terkena kewajiban zakat mal. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, baik terkait dengan pemilik harta maupun harta itu sendiri. Orang-orang yang Berhak Menerima Zakat ” Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk memerdekakan budak, orang-orang yang berhutang, orang-orang yang berjuang untuk Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana”. Q.S. At Taubah : 60 1. Orang fakir : tidak mempunyai mata pencaharian tetap dan tidak ada yang menanggung kebutuhan hidup sehari-harinya. 2. Orang miskin :mempunyai mata pencaharian tetapi penghasilannya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. 3. Amil:yang mengurusi zakat, mulai dari pengumpulan sampai dengan pembagian kepada yang berhak. 4. Hamba Sahaya:orang yang menjadi budak dan dapat diperjualbelikan. 5.Fi Sabilillah:yang memperjuangkan agama Islam. 6.Muallaf : 1. Orang yang baru masuk Islam dan imannya belum teguh. 2.Orang Islam yang berpengaruh dalam kaumnya. 3.Orang Islam yang berpengaruh terhadap kafir. 4.Orang yang menolak atau menangani kejahatan orang yang anti zakat. 7.Orang yang berhutang: 1. Orang yang berhutang karena mendamaikan dua orang yang berselisih. 2. Orang yang berhutang untuk kepentingan dirinya yang dibolehkan. 3. Orang yang berhutang karena menjamin utang orang lain, sedangkan dia dan orang yang dijamin tidak mampu membayar. 8. Ibnu Sabil atau musafir : orang yang sedang dalam perjalanan yang bukan maksiat. Orang-orang yang Tidak Berhak Menerima Zakat Orang kafir hanya berhak diberi sedekah Orang atheis Keluarga Bani Hasyim dan Bani Muttalib Ayah, anak, kakek, nenek, ibu, cucu, dan isteri yang menjadi tanggungan orang yang berzakat. Manfaat Zakat dalam Kehidupan Beberapa manfaat berzakat antara lain : Menolong orang yang lemah dan menderita, agar dia dapat menunaikan kewajibannya terhadap Allah dan terhadap makhluk-Nya. Membersihkan diri dari sifat kikir dan akhlak yang tercela serta mendidik diri agar memiliki sifat mulia dan pemurah. Ungkapan rasa syukur kepada Allah atas rizki yang telah diberikan kepada kita. Menjaga kejahatan-kejahatan yang dimungkinkan timbul dari si miskin. Mendekatkan hubungan kasih sayang dan saling mencintai antara si kaya dan si miskin. Menggapai berkah, tambahan dan ganti dari Allah SWT, sebagaimana Dia berfirman: ”Katakanlah: Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi siapa yang dikehendaki-Nya. dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, Maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah pemberi rezki yang sebaik-baiknya.” QS: Saba:39.

BAB IV PENUTUP