Eter C Proses Ekstraksi

Ekstraksi Alkaloid Dalam Daun Tapak Dara Tinjauan Pustaka Program Studi S - 1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri - UPN “Veteran” Jatim disebut s sniffer kematian mendadak . Neraswara,2009 “Kloroform” http:kisahfathe.blogspot.com200902kloroform.html Tabel 2.7 Sifat-sifat kloroform : Rumus molekul CHCl 3 Massa molar 119.38 gmol Penampilan Tidak berwarna Densitas 1.48 gcm 3 Titik lebur -63.5 °C Titik didih 61.2 °C Kelarutan dalam air 0.8 g100 ml pada 20 °C

II.1.8 Eter C

4 H 10 O Dietil eter, yang juga dikenal sebagai eter dan etoksi etana, adalah cairan mudah terbakar yang jernih, tak berwarna, dan bertitik didih rendah serta berbau khas. Anggota paling umum dari kelompok campuran kimiawi yang secara umum dikenal sebagai eter ini merupakan sebuah isomernya butanol. Berformula CH 3 -CH 2 -O-CH 2 -CH 3 , dietil eter digunakan sebagai pelarut biasa dan telah digunakan sebagai anestesi umum. Eter dapat dilarutkan dengan menghemat di dalam air 6.9 g100 mL. Penggunaan Dietil eter merupakan sebuah pelarut laboratorium yang umum dan memiliki kelarutan terbatas di dalam air, sehingga sering digunakan untuk ekstrasi cair-cair. Karena kurang rapat bila dibandingkan dengan air, lapisan eter biasanya berada paling atas. Sebagai salah satu pelarut umum untuk reaksi Grignard, dan untuk sebagian besar reaksi yang lain melibatkan berbagai reagen organologam. Dietil eter sangat penting sebagai salah satu pelarut dalam produksi plastik selulosa sebagai selulosa asetat. Dietil eter memiliki angka setana yang tinggi, 85 sampai 96. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Ekstraksi Alkaloid Dalam Daun Tapak Dara Tinjauan Pustaka Program Studi S - 1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri - UPN “Veteran” Jatim Tabel 2.8 Sifat-sifat dietil eter :

II.1.9 Tinjaun Berdasarkan Pengendapan

Beberapa pengendapan digunakan untuk memisah-misahkan jenis alkaloid. Reagen sering didasarkan pada kesanggupan alkaloid untuk bergabung dengan logam yang memiliki berat atom tinggi seperti merkuri, bismut, tungsten, atau jood. Reagen yang sering digunakan untuk mengidentifikasi senyawa alkaloid yaitu reagen Dragendorff, reagen Mayer, reagen Wagner, reagen Bouchardat, dan reagen HNO 3 .  Reagen Dragendorff mengandung kalium iodida dan bismut nitrat dalam asam klorida pekat yang akan memberikan endapan warna merah bata.  Reagen Mayer mengandung merkuri klorida dan kalium Iodida yang akan memberikan endapan warna putih.  Reagen Bouchardat mirip dengan reagen Wagner dan mengandung kalium Iodida dan jood. Kedua reagen ini akan memberikan endapan warna coklat untuk senyawa alkaloid. Rumus molekul C 4 H 10 O Massa molar 74.12 gmol Penampilan jernih, cairan tak berwarna Densitas 0.7134 gcm³, cair Titik lebur −116.3 °C 156.85 K Titik didih 34.6 °C 307.75 K Kelarutan dalam air 6.9 g100 ml 20 °C Viskositas 0.224 cP at 25 °C Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Ekstraksi Alkaloid Dalam Daun Tapak Dara Tinjauan Pustaka Program Studi S - 1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri - UPN “Veteran” Jatim Adanya senyawa alkaloid pada tumbuhan dapat juga diuji dengan HNO 3 pekat. Reagen ini akan memberikan warna larutan menjadi merah. http:www.scribd.comdoc4957573323Pembuatan- Larutan-Pereaksi Tabel 2.8 Reagen warna dan pengendapan untuk senyawa alkaloid Pereaksi Warna Larutan Endapan Warna 1. HNO 3 pekat Merah - Pengendapan 1. Dragendorff 2. Wagner 3. Mayer 4. Bouchardat - - - - Merah bata Coklat Putih Coklat

II.2 Landasan Teori

Ekstraksi adalah untuk pengambilan semua komponen kimia yang terdapat dalam simplisia. Ekstraksi ini didasarkan pada perpindahan massa komponen zat padat ke dalam pelarut dimana perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka, kemudian berdifusi masuk ke dalam pelarut. Secara umum, terdapat empat situasi dalam menentukan tujuan ekstraksi: 1. Senyawa kimia telah diketahui identitasnya untuk diekstraksi dari organisme. Dalam kasus ini, prosedur yang telah dipublikasikan dapat di Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Ekstraksi Alkaloid Dalam Daun Tapak Dara Tinjauan Pustaka Program Studi S - 1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri - UPN “Veteran” Jatim ikuti dan dibuat modifikasi yang sesuai untuk mengembangkan proses atau menyesuaikan dengan kebutuhan pemakai. 2. Bahan diperiksa untuk menemukan kelompok senyawa kimia tertentu, misalnya alkaloid, flavanoid atau saponin, meskipun struktur kimia sebetulnya dari senyawa ini bahkan keberadaannya belum diketahui. Dalam situasi seperti ini, metode umum yang dapat digunakan untuk senyawa kimia yang diminati dapat diperoleh dari pustaka. Hal ini diikuti dengan uji kimia atau kromatografik yang sesuai untuk kelompok senyawa kimia tertentu Proses pengekstraksian komponen kimia dalam sel tanaman yaitu pelarut organik akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dalam pelarut organik di luar sel, maka larutan terpekat akan berdifusi keluar sel dan proses ini akan berulang terus sampai terjadi keseimbangan antara konsentrasi cairan zat aktif di dalam dan di luar sel. Ada empat faktor penting yang harus diperhatikan dalam operasi ekstraksi : 1. Ukuran partikel Ukuran partikel mempengaruhi kecepatan ekstraksi. Semakin kecil ukuran partikel maka semakin besar luas permukaan dan akan terjadi kontak antara padatan dan cairan. Semakin besar partikel, maka cairan yang akan mendifusi akan memerlukan waktu yang relative lama. Dari penjelasan tersebut daun tapak dara terlebih dahulu dipotong kecil – kecil dengan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Ekstraksi Alkaloid Dalam Daun Tapak Dara Tinjauan Pustaka Program Studi S - 1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri - UPN “Veteran” Jatim ukuran + 0,5 sd 1 cm lalu di oven dan di gerus hingga menjadi serbuk agar terjadi kontak secara tepat. 2. Faktor pengaduk Semakin cepat laju putaran pengaduk partikel akan semakin terdistribusi dalam permukaan kontak akan lebih luas terhadap pelarut. Semakin lama waktu pengadukan berarti difusi dapat berlangsung terus dan lama pengadukan harus dibatasi pada harga optimum agar dapat optimum agar konsumsi energi tak terlalu besar. 3. Temperatur Pada banyak kasus, kelarutan material akan diekstraksi akan meningkat dengan temperatur dan akan menambah kecepatan ekstraksi. Untuk mendapatkan hasil yang optimal suhu pada proses pengadukan di jaga. 4. Pelarut Pemilihan pelarut yang baik adalah pelarut yang sesuai dengan viskositas yang cukup rendah agar sirkulasinya bebas. Umumnya pelarut murni akan digunakan meskipun dalam operasi ekstraksi konsentrasi dari solute akan meningkat dan kecepatan reaksi akan melambat, karena gradien konsentrasi akan hilang dan cairan akan semakin viskos pada umumnya Coulson, 1955: 721. Di dalam penelitian ini digunakan dua macam pelaut yaitu heksana dan etanol. Heksana merupakan pelarut non polar sehingga pembebasan lemak dari daun tapak dara menggunakan pelarut heksana sangat penting karena adanya lemak - lemak akan mengganggu proses pencarian alkaloid. Heksana sangat cocok untuk mengekstraksi senyawa yang memiliki Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Ekstraksi Alkaloid Dalam Daun Tapak Dara Tinjauan Pustaka Program Studi S - 1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri - UPN “Veteran” Jatim kepolaran rendah seperti minyak yang terdapat dalam tapak dara karena bunga tapak dara mengandung minyak atsiri Dalimartha, 2001. Etanol merupakan pelarut organik yang biasa digunakan dalam mengekstraksi senyawa alkaloid dari berbagai tumbuhan. http:irwanfarmasi.blogspot.com201004ekstraksi-menggunakan-proses- infudasi.html

II.2.1 Proses Ekstraksi

Proses pengambilan alkaloid dari daun tapak dara ada dua tahap : 1. Serbuk kering daun tapak dara + CH 3 CH 2 4 CH 3 larutan minyak daun tapak dara + heksane 2. Serbuk tahap pertama + C 2 H 5 OH larutan alkaloid daun tapak dara + etanol Proses ekstraksinya adalah serbuk kering daun tapak dara dilarutkan pada pelarut CH 3 CH 2 4 CH 3 . Kemudian pelarut menembus pori – pori dari padatan dengan bantuan pengadukan untuk mengambil zat terlarut kemudian dipisahkan dengan cara filtrat dibuang dan residu di oven hingga kering. Residu yang sudah dikeringkan diekstraksi lagi dengan etanol untuk mendapatkan alkaloid yang terdapat di dalam daun tapak dara.

II.2.2 Uji Alkaloid Dengan Pengendapan