Analisa Perilaku User Dalam Penerimaan dan Transaksi Online Pada Website Groupon Disdus Dengan Menggunakan Technology Acceptance Model (TAM)

(1)

TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM)

Oleh : Istiqomah 5710111072

TESIS

Untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna memperoleh gelar Magister Sistem Informasi

MAGISTER SISTEM INFORMASI

FAKULTAS PASCA SARJANA

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR PERSAMAAN ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang ... 1

Rumusan Masalah ... 3

Tujuan Penelitian ... 4

Manfaat Penelitian ... 4

Batasan Masalah ... 5

Sistematika Penulisan ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

Literatur Review ... 8

Teori dan Model Penerimaan Teknologi Informasi ... 10

Theory of Reason Action (TRA) ... 10

Theory of Planned Behavior (TPB) ... 12

Technology Acceptance Model ... 13

Definisi Teknologi Informasi ... 15

Teori Perilaku Penggunaan Sistem Transaksi secara Online ... 16

Teori Dasar E-Commerce ... 17

Teori Dasar Group Buying ... 19

Teori Dasar Penelitian ... 20

Variabel ... 20


(3)

vi

Sampel ... 22

Kuesioner ... 25

Penentuan Ukuran Sampel ... 25

Skala Pengukuran ... 26

Instrumen Penelitian ... 28

Uji Validitas (Validity) ... 28

Uji Keandalan (Reliability) ... 30

Structural Equation Modelling (SEM) ... 31

Kerangka Pemikiran Teoritis ... 34

Kepercayaan (Trust) ... 35

Persepsi Risiko (Perceived Risk) ... 36

Persepsi Kegunaan (Perceived Usefulness) ... 37

Persepsi Kemudahan (Perceived Ease of Use) ... 37

Intensitas untuk Bertransaksi (Intention to Transact) ... 38

Transaksi secara Nyata (Actual Transaction) ... 39

Perumusan Hipotesis... 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 40

Objek Penelitian ... 40

3.1.1 Profil Perusahaan ... 40

3.1.2 Visi dan Misi ... 42

3.1.3 Logo Perusahaan ... 42

3.1.4 Cara Pemesanan pada Groupon Disdus ... 42

Metodologi Penelitian ... 45

Pengumpulan Data ... 49

Identifikasi Faktor-faktor Penelitian ... 50

Sumber Data ... 51

Populasi dan Sampel Penelitian ... 52


(4)

vii

Pengujian Kuesioner ... 55

3.8.1 Uji Validitas Kuesioner ... 56

3.8.2 Uji Realibilitas Kuesioner ... 59

BAB IV ANALISA DAN HASIL PENELITIAN ... 61

Gambaraan Umum Responden ... 61

4.1.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 61

4.1.2 Responden Berdasarkan Usia ... 62

4.1.3 Responden Berdasarkan Produk/Jasa Yang Dibeli ... 62

Pengembangan Model Teoritis ... 63

Pengembangan Diagram Path ... 64

Konversi Diagram Path ke Persamaan Struktural ... 66

Memilih Jenis Input dan Estimasi Model yang Diusulkan ... 68

Menilai Identifikasi Model Struktural ... 73

Menilai Kriteria Goodness of Fit ... 73

Pengujian Hipotesis Penelitian ... 74

Hasil Pengolahan Data Hipotesis ... 81

4.9.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerimaan User... 81

4.9.2 Analisa Keterkaitan/Korelasi ... 81

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 92

Kesimpulan ... 92

Saran ... 93


(5)

DAFTAR PUSTAKA

1. A. Chaudhury & J. Kuilboer,E-Business and E-commerce Infrastructure,International ed.,McGraw-Hill, New York,2001.

2. Compeau, D.R., Higgins, C.A., (1995), Computer Self-Efficacy: Development of a measure and Initial Tes, MIS Quarterly (19)

3. Cooper, D.R dan Emory, C.W (1995), Bussiness Research Methods, Fifth Edition, USA: Richard D. Irwin, Inc

4. Davis, Fred D., (1989), Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, and User Acceptance of Information Technology: MIS Quarterly, Vol.13 No.3

5. Del I. Hawkins, David L. Mothersbaugh, Consumer Behaviour Building Marketing Strategy, Eleventh Edition 2010, halaman 26-29

6. Meisia Chandra, 8 risiko e-commerce dan tips membangun trust

http://inet.detik.com/read/2012/09/04/091000/2007120/398/3/8-risiko-e-commerce-dan-tips-membangun-trust Kamis 11-21-2013 4:10

7. M.Suyanto, Prof.Dr, M.M., 2003. Strategi Periklanan Pada E-Commerce. Yogyakarta: Andi. http://www.rofiq.web.id/files/tesis_ainurrofiq_dimensi_ trust.pdf

8. Nurhayati, Suci Lestarini., Handayani, Putu Wuri. (2010), Pendefinisian instrumen evaluasi website e-commerce business to consumer (b2c), Jurnal of Information System, Volume 6, 10-11.

9. Pavlou, P. A. (2003). Consumer Acceptance of Electronic Commerce: Integrating Trust and Risk with the Technology Acceptance Model. International Journal of Electronic Commerce, 7 (3), 69–103.

10. Probo, R.A. Marlin, (2010). Pengaruh reputasi, privasi, dan keamanan terhadap kepercayaan (trust) pengguna internet di semarang dalam sistem e-commerce,

BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis, 92-93

11. R. Merwe &Bekker,“A Framework and Methodology for Evaluating E-commerce Web Sites,”InternetResearch: Electronic Networking Applications and Policy, vol. 13, pp. 330-341, 2003.


(6)

12. S.E. Kim, T. Shaw, & S. Helmut, “Web Site Design Benchmarking within Industry Groups,”Internet Research, vol. 13, pp. 17-26, 2003.

13. S. Poon &Swatman, “The Internet for Small Businesses: An Enabling Infrastructure for Competitiveness” InProceedings of the Fifth Internet Society Conference,pp. 221-31, 1995.

14. W. Abell &L. Lim,Business Use of the Internet in New Zealand: An Exploratory Study, Lincoln University, Canterbury, New Zealand,http://ausweb.scu.edu.au/ aw96/ business/ abell/paper.htm, 1996, retrieved March 15,2010


(7)

iii

User dalam Penerimaan dan Transaksi Online pada Website Groupon Disdus dengan Menggunakan Technology Acceptance Model (TAM). Shalawat serta salam tak lupa juga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya dan para sahabatnya.

Penyusunan tesis ini tidak mungkin terwujud tanpa mendapat dukungan, bantuan dan masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto S., M.Sc, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia sekaligus perwakilan dari pihak Yayasan Science dan Teknologi yang telah memberikan dorongan dan motivasi berupa Beasiswa Unggulan di program studi Magister Sistem Informasi.

2. Bapak Dr. Ir. Herman S, Soegoto, MBA, selaku Dekan Program Pasca Sarjana Universitas Komputer Indonesia.

3. Bapak Dr. Ir. Yeffry Handoko, Putra M.T, selaku dosen pembimbing I dan juga ketua Program Studi Magister Sistem Informasi yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan pengarahan, penjelasan dan bimbingannya selama masa penyusunan tesis ini.

4. Bapak Irawan Afrianto, S.T, M.T, sebagai dosen pembimbing II yang juga telah banyak memberikan saran, nasihat dan bimbingan selama masa penelitian ini.


(8)

iv

6. To someone, thanks a lot for ur love & concern for all this time, ur support make me encouragement in completing my thesis, thankyu so much mbip. 

7. Teman-teman sekelas, MSI2 BU, terima kasih telah memberikan kenangan yang menyenangkan selama masa perkuliahan, suka duka, pertengkaran kecil, tapi semua tidak menghilangkan rasa kebersamaan kita.

8. Genks BU-LE, Genks Geje, thanks for your support sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis ini.

9. Para responden yang telah bersedia meluangkan waktunya dan membantu penulis dalam mengisi kuesioner penelitian.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan juga masukannya. Akhir kata, semoga tesis ini dapat memberikan manfaat bagi para pembacanya.

Bandung, Januari 2014 Penulis


(9)

Tempat, tanggal lahir : Bekasi, 24 Januari 1990

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jl. Bhakti Jaya Raya RT 010/017 Kel.Harapan Jaya Kec.Bekasi Utara Kota Bekasi Jawa Barat 17124

No Telp : +6283891346592

Email : istiqomah.2401@gmail.com

Status : Belum Menikah

PENDIDIKAN FORMAL

1995 – 2001 : MI Annur I Bekasi

2001 – 2004 : SMP Negeri 5 Bekasi

2004 – 2007 : MAN 8 Jakarta

2007 – 2011 : S1 Teknik Informatika UNIKOM Bandung 2012 – Sekarang : S2 Magister Sistem Informasi UNIKOM Bandung


(10)

1

Latar Belakang

Groupon Disdus adalah awal mulanya bernama disdus sebuah situs e-commerce yang awalnya beralamat di http://www.disdus.com yang didirikan oleh PT. Lamuda Tenka pada Agustus 2011 kemudian diakuisisi oleh perusahaan asal Amerika Serikat yakni Groupon sebagai salah satu website group buying terbesar di dunia, alamat urlnya diganti menjadi http://www.groupon.co.id yang menjual berbagai macam produk seperti baju, aksesoris, voucher promo dan lain sebagainya. Groupon Disdus bertujuan untuk mempermudah para pelanggannya dalam mendapatkan informasi produk ataupun untuk melakukan kegiatan transaksi jual beli yang ada di dalam website tersebut.

Groupon Disdus telah banyak dikenal oleh banyak orang, berdasarkan

review yang dilakukan oleh website http://trustedcompany.com diperoleh angka statistik bahwa yang menyukai fanpage Groupon Disdus di Facebook sebanyak 261 orang, Twitter sebanyak 11.322 share, G+ sebanyak 166 orang. Selain itu, jumlah pengunjung website Groupon Disdus menunjukkan bahwa sebanyak 24.705 orang penduduk Indonesia pernah mengakses website Groupon Disdus dan sebanyak 324.177 orang penduduk dunia juga pernah mengunjungi website Groupon Disdus. Statistik Reputasi Groupon Disdus dapat dilihat pada gambar 1.1.


(11)

Gambar 1.1 Statistik Reputasi Sosial Groupon Disdus

Sumber : http://trustedcompany.com

Namun, dengan semakin terkenalnya Groupon Disdus bukan berarti tidak ada kekurangan, banyaknya deals yang ditawarkan serta murahnya harga yang ditawarkan sangat menarik para calon konsumen untuk melakukan transaksi pembelian. Akan tetapi, ketika konsumen baru menggunakan atau mengakses

website Groupon Disdus terkadang mereka mengalami kesulitan dalam mengakses

website tersebut, misalnya ketika memilih metode pembayaran yang akan digunakan maupun saat akan melakukan konfirmasi pembayaran karena konsumen harus melakukan prosedur yang rumit serta terkadang notifikasi dari website

Groupon Disdus juga tidak sampai ke konsumen. Selain itu, ketika konsumen telah melakukan pembelian ternyata ada beberapa keluhan yang sering disampaikan antara lain mengenai proses pengiriman yang tidak sesuai dengan keterangan yang diberikan, waktu pengiriman yang lama hingga barang yang dikirim tidak sesuai dengan penjelasan yang ada di website Groupon Disdus dan biasanya pihak Groupon disdus juga lama dalam memberikan respon terhadap keluhan-keluhan tersebut. Oleh karena itu, konsumen biasanya membutuhkan waktu atau berpikir ulang ketika akan melakukan pembelian pada Groupon Disdus.


(12)

Technology Acceptance Model (TAM) sebagai sebuah model yang menjelaskan dan memprediksi sikap pengguna terhadap suatu teknologi dipengaruhi oleh 2 (dua) faktor, yaitu persepsi manfaat (perceived usefulness) dan persepsi kemudahan (perceived ease of use) yang memiliki keterhubungan dengan mereplikasi sikap atau penerimaan pengguna terhadap teknologi komputer (Oktavianti, 2007).

Berdasarkan penelitian tersebut, maka peneliti bermaksud untuk melakukan sebuah penelitian untuk menganalisa atau mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku pengguna dalam melakukan penerimaan website

Groupon Disdus dengan menggunakan Technology Acceptance Model (TAM). Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang diperoleh berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan pada subbab 1.1, adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan pengguna dalam melakukan transaksi pada website Groupon Disdus dengan menggunakan Techonology Acceptance Model (TAM).

2. Bagaimana mengidentifikasi keterkaitan antara masing-masing faktor yang mempengaruhi penerimaan pengguna dalam melakukan transaksi pada website

Groupon Disdus dengan menggunakan Techonology Acceptance Model (TAM). 3. Bagaimana memberikan usulan atau rekomendasi untuk meningkatkan

intensitas penerimaan pengguna pada website Groupon Disdus dengan menggunakan Technology Acceptance Model (TAM).


(13)

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang diharapkan dengan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan pengguna dalam melakukan transaksi pada website Groupon Disdus dengan menggunakan

Techonology Acceptance Model (TAM)

2. Mengidentifikasi keterkaitan antara masing-masing faktor yang mempengaruhi penerimaan pengguna dalam melakukan transaksi pada website Groupon Disdus dengan menggunakan Techonology Acceptance Model (TAM).

3. Memberikan usulan atau rekomendasi untuk meningkatkan intensitas penerimaan pengguna pada website Groupon Disdus dengan menggunakan

Technology Acceptance Model (TAM). Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi atau beberapa manfaat, antara lain sebagai berikut :

1. Memberikan kontribusi kepada para pengembang teori terutama yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan pengguna/user terhadap penggunaan teknologi.

2. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan kepada pihak penyedia layanan Groupon Disdus agar dapat memperhatikan faktor-faktor yang meningkatkan penerimaan pengguna dalam melakukan transaksi pada website Groupon Disdus.


(14)

3. Memberikan usulan atau rekomendasi untuk meningkatkan intensitas penerimaan pengguna pada website Groupon Disdus dengan menggunakan

Technology Acceptance Model (TAM). Batasan Masalah

Penelitian ini dilakukan dengan menetapkan beberapa batasan masalah agar ruang lingkup penelitian tidak terlalu meluas dan menyimpang dari tujuan semula. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut :

1. Model yang digunakan untuk menganalisa adalah Technology Acceptance Model (TAM) yakni TAM yang telah dimodifikasi oleh Pavlou (2003) yaitu yang terdiri dari variabel perceived usefulness, perceived ease of use, perceived risk, actual transaction dan intention to transact.

2. Objek Penelitian adalah website Groupun disdus (www.groupon.co.id).

3. Subjek penelitian dilakukan di Bandung dan responden yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah para penguna internet yang sudah pernah mengakses

website Groupon Disdus.

4. Uji statistik dilakukan dengan menggunakan metode Structural Equation Model

(SEM) yang digunakan untuk memodelkan hubungan antar variabel.

5. Teknik untuk menganalisis faktor-faktor yang terdapat dalam penelitian ini yaitu dengan mengunakan software amos 16.

Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan pada laporan penelitian ini dibagi menjadi beberapa bab utama, yakni sebagai berikut:


(15)

BAB I PENDAHULUAN

Bab I berisi mengenai pendahuluan seperti latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan-batasan masalah yang diambil dalam penelitian, manfaat penelitian yang dapat diharapkan dapat diberikan oleh penulis serta tata cara atau sistematika penulisan laporan hasil penelitian atau laporan tesis.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Kajian pustaka menguraikan tentang tinjauan umum dari teori-teori pendukung yang berhubungan dan digunakan sebagai dasar dalam proses penyusunan tesis antara lain : teori dan model penerimaan teknologi informasi, definisi teknologi informasi, teori perilaku penggunaan sistem, teori dasar group buying, teori dasar penelitia, literature review kerangka pemikiran teoritis serta perumusan hipotesis yang akan digunakan sebagai desain penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab III, yakni metodologi penelitian menjelaskan mengenai desain penelitian yang akan dilakukan, melakukan pengumpulan data, identifikasi faktor-faktor penelitian, sumber data, populasi dan sampel penelitian, penyusunan kuesioner, serta pengujian kuesioner (validitas dan realibilitas).

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab IV menjelaskan mengenai hasil analisis dan kemudian membahas mengenai data-data yang telah didapat selama proses penelitian seperti gambaran umum responden, pengembangan model teoritis, pengembangan diagram path,


(16)

yang diusulkan, menilai identifikasi model, menilai kriteria goodness of fit serta melakukan pengujian terhadap hipotesis yang ada.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab V menjelaskan tentang kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian, saran-saran yang diberikan penulis berkaitan dengan penelitian serta keterbatasan-keterbatasan yang dialami penulis selama masa penelitian


(17)

8

Literatur Review

Fakta empiris yang ditemukan akan dijadikan sebagai dasar untuk memulai suatu penelitian, kemudian dibandingkan dengan teori-teori dari yang ada dari berbagai sumber. Ringkasan penelitian-penelitian terdahulu yang menjadi referensi dalam penelitian mengenai penerimaan suatu teknologi informasi oleh user

(pengguna) ini, dapat dilihat pada tabel 2.1 dan tabel 2.2 Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Peneliti Jenis dan Variabel Penelitian Hasil

Davis, et, al. (1989)

Perceived usefulness dan

perceived ease of use

Perceived usefulness dan

perceived ease of use

mempunyai hubungan yang kuat

terhadap sistem informasi.

Norma-norma sosial tidak

menunjukkan adanya hubungan

dengan pemanfaatan sistem

informasi Paul A. Pavlou

(2003)

Menggabungkan variabel TAM yaitu perceived ease of use dan

perceived usefulness dengan variabel kepercayaan (trust) dan risiko (risk)

perceived ease of use dan

perceived usefulness dengan variabel kepercayaan (trust) dan risiko (risk) memiliki hubungan yang kuat dengan penggunaan sistem e-commerce.

Kim et.al (2003a) Faktor-faktor kepercayaan

pelanggan dalam transaksi e-commerce yakni perceived oriented, personality oriented, trust, perceived security protection, easy of use dan

internet experience.

Kepercayaan pelanggan secara kuat mempengaruhi penerimaan

dan penggunaan situs


(18)

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu (lanjutan)

Peneliti Jenis dan Variabel Penelitian Hasil

Ali Sadiyoko, Ceicilia Tesavrita dan Ricky

Kurniawan (2009)

TAM versi Pavlou yang terdiri dari variabel trust, reputation, satisfaction with past transaction, perceived risk, perceived usefulness dan

perceived ease of use pada situs Forum Jual Beli Kaskus

variabel trust, reputation,

satisfaction with past transaction, perceived risk, perceived usefulness dan

perceived ease of use

mempengaruhi intensitas

pembelian pada situs Forum Jual Beli Kaskus

Md Gapar, Md Johar dan Janatul Akmar Ahmad Awalluddin (2011)

Variabel yang terlibat antara lain : perceived usefulness, perceived ease of use, perceived enjoyment dan consumer trait

perceived usefulness, perceived ease of use, perceived enjoyment

dan consumer trait

mempengaruhi perilaku user

dalam menggunakan

e-commerce

Muhammad Lutfihadi, Wawan Dewanto, 2013

Perceived Ease of Use dan Trust Perceived Ease of Use dan Trust

berpengaruh terhadap

penggunaan FJB Kaskus

Pada penelitian ini penulis akan menganalisis tentang sikap pengguna dalam penerimaan sistem transaksi online dalam hal ini adalah penerimaan terhadap

website Groupon Disdus yang menggunakan Technology Acceptance Model

(TAM) yang telah dimodifikasi oleh Pavlou (2003) variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian antara lain :

1. Kepercayaan (Trust)

2. Persepsi akan adanya risiko (Perceived risk) 3. Persepsi akan kegunaan (Perceived usefulness)

4. Persepsi akan kemudahan penggunaan sistem (Perceieved ease of use) 5. Intensitas terjadinya transaksi (intention to transact)


(19)

Sehingga model yang akan digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut ini:

Actual Transaction

Intention to Transact

Perceived Risk Perceived

Usefulness

Perceived Ease of Use

Trust

Gambar 2.1 Model Variabel Penelitian

Teori dan Model Penerimaan Teknologi Informasi

Berbagai teori perilaku banyak digunakan untuk mengkaji proses adopsi teknologi informasi oleh end-user (pengguna akhir), diantaranya Theory of Reason Action, Theory of Planned Behavior, dan Technology Acceptance Model. Penjelasan masing-masing teori adalah sebagai berikut:

Theory of Reason Action (TRA)

TRA dikemukakan pertama kali oleh Ajzen dan Fishbein tahun 1975, digunakan untuk mengukur perilaku adopsi teknologi informasi berdasarkan


(20)

intention secara konseptual didefinisikan sebagai intensi atau tujuan seseorang untuk membentuk suatu perilaku. Behavior sendiri didefinisikan sebagai proses perpindahan atau transmisi dari intensi menjadi tindakan atau aksi. Intention

seseorang untuk menggunakan suatu teknologi informasi dipengaruhi oleh faktor personal dan faktor pengaruh sosial. Faktor personal adalah sikap attitude/A (sikap) dan faktor pengaruh sosial adalah subjective norm/SN(norma subjektif) pengguna. Sehingga behavior intention dapat dirumuskan sebagai berikut (Ajzen dan Fishbein,1975):

BI = A + SN ... Persamaan 2.1

Attitude (sikap) diartikan sebagai suatu perasaan positif atau negatif seseorang tentang pembentukan suatu perilaku tertentu. Attitude dipengaruhi oleh

salient beliefs/bi (keyakinan seseorang terhadap suatu perilaku yang menonjol) serta dipengaruh evaluation/ei (evaluasi secara individual) atas hasil perilaku yang dilihat atau dirasakan, sehingga attitude dapat dirumuskan sebagai berikut (Ajzen dan Fishbein,1975):

A =  bi.ei ... Persamaan 2.2

Subjective Norm didefinisikan sebagai pengaruh yang diterima seseorang berasal dari tekanan sosial untuk membentuk atau tidak membentuk suatu perilaku tertentu. Subjective Norm dipengarui oleh normative beliefs/nbi (keyakinan normatif) yang dimiliki seseorang serta motivation to comply/mci (motivasi untuk mengikuti keyakinan tersebut), sehingga Subjective Norm dapat dirumuskan sebagi berikut (Ajzen dan Fishbein,1975):


(21)

Dari rumus (2) dan (3), maka rumus (1) dapat ditulis sebagai berikut: BI =  bi.ei +  nbi.mci ………... Persamaan 2.4

Sehingga model TRA dapat digambarkan seperti pada Gambar 2.2.

Beliefs and Evaluation ( bi.ei)

Attitude Toward Behaviour (A)

Normative Beliefs and Motivation to Comply ( nbi.mei)

Subjective Norm (SN)

Behaviour Intention

(BI) Actual Behaviour

Gambar 2.2 Model Theory of Reason Action

Theory of Planned Behavior (TPB)

TPB merupakan revisi dari TRA yang dilakukan oleh Ajzen tahun 1988, yaitu dengan menambahkan faktor perceived behavioral control (kontrol perilaku yang dirasakan) sebagai faktor yang menentukan sikap seseorang untuk memutuskan menggunakan teknologi informasi, selain perilaku dan norma subjektif. Hal ini terjadi dikarenakan Theory of Reasoned Action mempunyai asumsi bahwa perilaku dianggap selalu dapat dikendalikan oleh keinginan seorang individu itu sendiri. Pada kenyataannya, individu tidak selalu mempunyai kontrol terhadap sikap dan perilaku mereka sendiri, sehingga Ajzen menambahkan faktor pengendalian perilaku yang diterima atau dirasakan oleh seseorang.

Perceived Behavior Control diartikan sebagai persepsi seseorang terhadap kemudahan atau kesukaran untuk membentuk suatu perilaku tertentu, contohnya perilaku seseorang dalam memandang suatu teknologi baru yang pada akhirnya


(22)

menggunakan teknologi tersebut. Perceived Behavior Control dipengaruhi oleh 2 (dua) faktor yaitu control beliefs (kontrol terhadap suatu kepercayaan) dan

perceived power (kekuasaan yang diterima oleh individu), maka model TPB dapat dilihat pada Gambar 2.3.

Attitude Toward Using Technology

Subjective Norm

Perceived Behavioural Control

System Use

Gambar 2.3 Model Theory of Planned Behaviour

Technology Acceptance Model

Technology Acceptance Model (TAM) merupakan adaptasi dari TRA yang dibuat khusus untuk pemodelan penerimaan pengguna terhadap teknologi informasi (Davis, 1989). Tujuan utamanya untuk memberikan dasar penelusuran pengaruh faktor eksternal terhadap kepercayaan, sikap, dan tujuan pengguna dalam menerima atau menolak suatu teknologi komputer.

TAM membandingkan antara behavioral intention (tujuan untuk menggunakan) dengan usage (penggunaan). Davis menyatakan bahwa behavioral intention merupakan indikator bagi tingkat penggunaan komputer.


(23)

Persamaan TAM dengan TRA adalah penggunaan suatu teknologi tergantung dari tujuan seseorang untuk menggunakan teknologi tersebut, sedangkan yang membedakannya adalah faktor pembentuk tujuan tersebut.

TRA menyatakan Behavioral Intention (BI) ditentukan oleh Attitude (A) dan Subjective Norm (SN), sedangkan dalam TAM tidak bisa dipengaruhi oleh

Behavioral Intention secara langsung tanpa melalui attitude. TAM menyatakan faktor pembentuk BI adalah melalui Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use

dan Attitude.

Perceived Usefulness (PU) didefinisikan sebagai tingkat kepercayaan individu terhadap suatu teknologi, bahwa dengan menggunakan teknologi tersebut akan dapat meningkatkan performance (kinerja) mereka. PU menurut teori ini akan mempengaruhi tujuan seseorang untuk menggunakan teknologi baik secara langsung maupun secara tidak langsung melalui attitude.

Perceived Ease of Use (PEOU) didefinisikan sebagai tingkat kepercayaan individu terhadap suatu teknologi yang akan diadopsi, apakah mudah untuk digunakan atau tidak (Davis, 1989). PEOU akan mempengaruhi tujuan seseorang untuk menggunakan teknologi secara tidak langsung melalui perceived usefulness

dan attitude. PU dan PEOU seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal seperti dorongan atau tekanan pihak lain, perubahan lingkungan maupun trend.

Penelitian yang dilakukan Davis dkk. tahun 1989 dengan menggunakan model asli TAM, mengemukakan bahwa hubungan antara attitude dengan


(24)

perceived usefulness mempengaruhi behavioral intention tanpa melalui attitude. Model dari TAM dapat dilihat pada Gambar 2.4.

Perceived Usefulness

External Variabel

Perceived Ease of Use

Behaviour Intention to Use

Actual System Use Attitude Toward

Using

Gambar 2.4 Model technology acceptance model (Davis, 1989)

Definisi Teknologi Informasi

Terdapat banyak definisi teknologi informasi menurut beberapa sumber dapat didefiniskan sebagai berikut :

1. Dictionary: “The development, installation and implementation of computer system and application”.

2. “Information Technology Training Package ICA99” yang diterbitkan oleh

Australian National Training Authority (ANTA): “The development and application of computer and communications based technologies and

processing, presenting, and managing data dan information. This include

hardware and computer software developmentand various computer related

services, together with communication equipment, component manufacturing and services”.

3. The Federal Register (www.msu.edu/course/ibs): “any equipment or interconnected system or subsystem of equipment that is used in the automatic


(25)

acquisition, storage, manipulation, management, movement, control, display,

switching, interchange, transmission, or reception of peripherals as well as many electronic and communication devices commonly used inoffices”.

Secara umum teknologi informasi dapat didefinisikan sebagai suatu penerapan sistem komputer, yang terdiri atas hardware (perangkat keras) dan

software (perangkat lunak), serta perangkat komunikasi untuk membangun suatu jaringan bagi proses penyebaran informasi.

Teori Perilaku Penggunaan Sistem Transaksi secara Online

Perilaku (behaviour) adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku baik yang berasal dari diri individu maupun dari luar individu tidak akan membentuk perilaku tertentu apabila individu yang bersangkutan tidak mempunyai minat untuk melakukan perilaku tersebut. Perilaku seseorang ditentukan oleh minatnya. minat merupakan prediktor terbaik dari perilaku. Jika ingin mengetahui apa yang akan dilakukan seseorang, cara terbaik untuk meramalkannya adalah dengan mengetahui niat/minat orang tersebut. Skiner dalam Soekidjo Notoatmojo menyampaikan bahwa perilaku terbentuk dari dua faktor utama yakni : stimulus yang merupakan faktor dari luar diri individu (faktor eksternal) dan respon yang merupakan faktor dari dalam individu bersangkutan (faktor internal). Faktor eksternal atau stimulus adalah faktor lingkungan, baik lingkungan fisik maupun non fisik dalam bentuk sosial, budaya, ekonomi, politik dan sebagainya, sedangkan faktor internal meliputi perhatian, pengamatan, persepsi, motivasi, fantasi, sugesti dan sebagainya. Namun,


(26)

sebenarnya perilaku merupakan keseluruhan (totalitas) pemahaman dan aktivitas seseorang yang merupakan hasil bersama antara faktor internal dan faktor eksternal.

Teori Dasar E-Commerce

Electronic Commerce (E-Commerce) merupakan konsep baru yang bisa digambarkan sebagai proses jual beli barang atau jasa pada World Wide Web Internet (Shim, Quershi, Siegel,2000 dalam buku M. Suyanto, 11, 2003) atau proses jual beli atau pertukaran produk, jasa dan informasi melalui jaringan informasi termasuk internet (Turban, Lee, King, Chung, 2000 dalam buku M. Suyanto,11,2003).

Sedangkan menurut Kalakota dan Whinston (1997) dalam buku M. Suyanto (2003) mendefinisikan e-commerce dari beberapa perspektif berikut :

Perspektif Komunikasi: e-commerce merupakan pengiriman informasi, produk/layanan, atau pembayaran melalui lini telepon, jaringan komputer atau sarana elektronik lainnya.

1. Perspektif Proses Bisnis: e-commerce merupakan aplikasi teknologi menuju otomisasi transaksi dan aliran kerja perusahaan.

2. Perspektif Layanan: e-commerce merupakan salah satu alat yang memenuhi keinginan perusahaan, konsumen dan manajemen dalam memangkas service cost/biaya pelayanan ketika meningkatkan mutu barang dan kecepatan pelayanan.

3. Perspektif Online: e-commerce berkaitan dengan kapasitas jual beli produk dan informasi di internet dan jasa online lainnya. Penggolongan e-commerce yang


(27)

lazim dilakukan orang ialah berdasarkan sifat transaksinya. Menurut M. Suyanto (2003) tipe-tipe berikut segera bisa dibedakan:

a. Business to business (B2B). Merupakan transaksi e-commerce antar bisnis, misalnya antara pabrik dan whosaler, ataupun whosaler dan retailer. b. Business to Consumer (B2C). Merupakan transaksi antara supplier dengan

pelanggan. Pada umumnya transaksi yang terjadi disini merupakan personal buyer.

c. Consumer to Consumer (C2C). Transaksi C2C melibatkan fasilitas elektronik antar pelanggan dan pihak ketiga. Transaksi ini dapat digambarkan sebagai contoh lelang yang dilakukan salah satu pelanggan dengan cara menawar harga, dengan cara pelanggan menawarkan untuk menjual dan pelanggan lain menawarkan untuk membeli. Pihak ketiga sebagai perantara memperoleh komisi atau biaya flat.

d. Consumer to Business (C2B). Transakasi C2B merupakan penawaran individu kepada suatu perusahaan dan perusahaanlah yang menjadi pihak pembelinya. Bentuk transaksi ini sangat berbeda dengan tradisional transaksi dimana perusahaan yang menyediakan barang sedangkan individu sebagai pembelinya.

e. Non Business e-Commerce. Pemanfaatan e-commerce untuk organisasi non profit, seperti : organisasi keagamaan, pemerintahan, akademisi sebagai upaya pelayanan operasional dan service untuk masyarakat atau penggunanya.


(28)

Teori Dasar Group Buying

Group buying sebenarnya adalah konsep yang sudah ada sejak lama. Dalam dunia pasar, harga barang satuan berbeda dengan harga barang yang dijual dalam jumlah banyak, misalnya ketika membeli barang kemasan cair akan terdapat beberapa ukuran kemasan, dari yang paling kecil hingga yang besar. Harga kemasan besar yang isinya dua kali dari kemasan kecil, secara matematika harganya adalah dua kali lipat dari harga kemasan kecil, tapi dalam pasar akan lebih kecil dari hitungan itu (Matius, 2012).

Tetapi, tidak semua konsumen ingin membeli barang dalam jumlah yang banyak, misalnya saja harga pulpen satuan dan lusinan adalah lebih murah harga pulpen yang lusinan jika dibandingkan dengan harga satuannya. Secara logika, untuk mendapat harga yang lebih murah, konsumen sebenarnya dapat membeli pulpen tersebut secara lusinan dan menyimpan sisanya untuk digunakan dikemudian hari. Berdasarkan hal tersebut, konsep group buying dalam pasar nyata mempunyai beberapa kekurangan, antara lain :

a. Barang yang disimpan mungkin dapat hilang atau rusak

b. Kualitas barang yang akan dibeli belum tentu sesuai dengan harapan

c. Uang yang dimiliki oleh konsumen, belum tentu cukup untuk membeli barang dalam jumlah banyak.

Untuk mengatasi kekurangan tersebut, banyak calon konsumen yang mengajak teman-temannya untuk mengambil bagian dalam membeli barang tersebut. Jika ada 3 orang yang berpartisipasi, maka masing-masing orang cukup membeli 4 buah untuk memperoleh harga lusinan. Begitu juga jika ada 12 orang,


(29)

cukup masing-masing membeli 1 buah. Dalam hal ini, tentunya group buying akan mempunyai kelemahan dari sisi waktu dalam mengumpulkan beberapa orang yang akan ikut berpartisipasi. Oleh karena itu konsep tersebut mulai dikembangkan dalam sistem e-commerce yakni dengan menggunakan konsep group buying secara

online.

Group buying yang dilakukan secara online adalah sebuah sistem pembelian kolektif yang membutuhkan sejumlah pembeli minimum untuk dapat mendapatkan sebuah diskon yang sangat besar dengan cara bekerja sama dengan toko atau

merchant untuk mengadakan sebuah promo diskon. Group buying menawarkan banyak sekali daily deals atau diskon harian yang akan aktif jika ada sejumlah orang

yang menekan tombol “beli” di suatu penawaran dalam situs group buying. Pembeli

kemudian harus mencetak kupon online yang dikirimkan lewat email lalu kemudian diklaim di toko yang menawarkan diskon promosi.

Teori Dasar Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis model TAM yang sudah dimodifikasi. Pengambilan sampel data, penggunaan instrument penelitian, skala pengukuran dan pengujian validitas dan reabilitas terhadap hasil kuesioner yang diperoleh dilibatkan dalam penelitian ini. Adapun teori dasar penelitian ini adalah :

Variabel

Variabel menurut Sekaran (2000) dianggap sebagai “anything that can take

on differing or varying value”. Variabel-variabel yang dapat digunakan dalam penelitian dibagi menjadi 5 (lima) jenis (Sugiono, 1997) yaitu :


(30)

1. Variabel independen, yaitu variabel yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terkait).

2. Variabel dependen, yaitu variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat dari keberadaan variabel independen.

3. Variabel moderator, yaitu variabel yang mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Variabel ini juga disebut sebagai variabel independen kedua.

4. Variabel intervining, yaitu variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan dependen tetapi tidak dapat diukur.

5. Variabel kontrol, yaitu variabel yang dikendalikan dan dibuat konstan sehingga peneliti dapat melakukan penelitian yang bersifat membandingkan.

Populasi

Menurut Prof. Dr. H. M. Burhan Bungin, S.Sos., M.Si (2008) populasi adalah keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai peristiwa, sikap hidup dan sebagainya sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian. Berdasarkan penelitian tersebut, jenis populasi sangat beragam, oleh karena itu berdasarkan penentuan sumber datanya, populasi dapat dibedakan menjadi : 1. Populasi terbatas, yaitu populasi yang memiliki sumber data yang jelas

batas-batasnya secara kuantitatif. Misalnya, jumlah murid (remaja) SLTA di Surabaya pada tahun 2004 sebanyak 150.000 siswa, terdiri dari 78.000 murid putra dan 72.000 murid putri.


(31)

2. Populasi tak terhingga, yaitu populasi yang memiliki sumber data yang tidak dapat ditentukan batas-batasnya secara kuantitatif. Oleh karenanya, luas populasi bersifat tak terhingga dan hanya dapat dijelaskan secara kualitatif. Misalnya, jumlah gelandangan di Indonesia. Ini berarti harus dihitung jumlah gelandangan di Indonesia dari tahun ke tahun, dan tiap kota.

Sampel

Menurut Sugiono (1997), sampel adalah bagian dari populasi. Sedangkan menurut Sudjana (2005), sampel adalah bagian yang diambil dari populasi. Oleh karena itu, berdasarkan dari kedua pendapat ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa populasi adalah sebagian dari populasi yang diambil.

Untuk menentukan sampel mana yang akan digunakan sebagai data penelitian, terdapat berbagai macam metode sampling yang dapat digunakan. Sugiono (1997) membaginya dalam beberapa kelompok, yaitu :

1. Probability Sampling

Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Probability sampling dikelompokkan menjadi 4 (empat) macam, yaitu:

a. Simple Random Sampling

Simple random sampling adalah suatu teknik untuk mendapatkan sampel yang langsung dilakukan pada unit sampel. Dengan demikian setiap unit sampel sebagai unsur populasi yang terpencil memperoleh peluang yang sama untuk menjadi sampel atau untuk mewakili populasi.


(32)

b. Proportionate Stratified Random Sampling

Proportionate stratified random sampling merupakan teknik yang sama dengan simple random sampling, namun penentuan sampelnya memperhatikan tingkatan (strata) yang ada dalam populasi.

c. Disroportionate Stratified Random Sampling

Disroportionate stratified random sampling hamper mirip dengan stratified

random sampling dalam hal heterogenitas populasi. Namun,

ketidakproporsionalan penentuan sampel berdasarkan pada pertimbangan jika anggota populasi memiliki tingkatan namun kurang proporsional pembagiannya.

d. Cluster Sampling

Cluster sampling biasa digunakan untuk sumber data/populasi yang sangat luas, misalnya penduduk suatu provinsi. Untuk menentukan mana yang akan dijadikan sampelnya, maka wilayah populasi ditetapkan secara random terlebih dahulu, kemudian menentukan jumlah sampel yang digunakan pada masing-masing daerah tersebut.

2. Nonprobability Sampling

Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Nonprobability Sampling dikelompokkan menjadi 3 (tiga) macam, yaitu:


(33)

a. Sampel Sistematis

Sampel sistematis merupakan sampel yang menggunakan nomor urut dari populasi baik yang berdasarkan nomor yang ditetapkan sendiri oleh peneliti maupun nomor identitas tertentu, ruang dengan urutan yang seragam atau pertimbangan sistematis lainnya.

b. Sampel Kuota

Sampelkuota yaitu teknik yang menentukan jumlah sampel untuk populasi yang memiliki ciri tertentu sampai jumlah kuota yang diinginkan.

c. Sampel Isidentil

Sampel isidentil merupakan teknik sampel secara kebetulan atau siapa saja yang kebetulan (incidentical) bertermu dengan peneliti dan dianggap cocok dengan karakteristik sampel yang ditentukan.

3. Purposive Sampling

Purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan khusus sehingga layak untuk dijadikan sampel. Purposive sampling dikelompokkan menjadi 2 (dua) macam, yaitu:

a. Sampel Jenuh

Sampel yang mewakili jumlah populasi, biasanya jika populasinya dianggap kecil atau kurang dari 100.

b. Snowball Sampling

Snowball sampling adalah teknik menentukan jumlah sampel yang semula kecil kemudian terus membesar seperti bola salju sampai ditemukannya informasi menyeluruh atas permasalahan yang diteliti.


(34)

Kuesioner

Kuesioner/angket adalah daftar pertanyaan yang disiapkan oleh peneliti dimana setiap pertanyaanya berkaitan dengan masalah penelitian (Arikunto, 2002). Definisi lain dari kuesioner adalah sebuah set pertanyaan yang secara logis berhubungan dengan masalah penelitian dan tiap pertanyaan merupakan jawaban-jawaban yang mempunyai makna dalam menguji hipotesis (Nazir, 2011). Menurut arikunto (2002) kuesioner dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu :

1. Angket terbuka, yaitu angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden dapat memberikan isian sesuai dengan kehendak dan keadaannya. Angket terbuka digunakan apabila peneliti belum dapat memperkirakan atau menduga kemungkinan alternative jawaban yang ada pada responden.

2. Angket tertutup, yaitu angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden hanya memberikan tanda centang (√) pada kolom atau tempat yang sesuai dengan jawaban responden.

3. Angket campuran, yaitu gabungan antara angket terbuka dan angket tertutup. Penentuan Ukuran Sampel

Gay dan Diehl (1992) berpendapat bahwa sampel haruslah sebesar-besarnya. Pendapat ini mengasumsikan bahwa semakin banyak sampel yang diambil, maka akan semakin representative dan hasilnya dapat digenelisir. Sedangkan menurut Sugiono (2002), menyatakan bahwa semakin besar jumlah sampel yang diambil, maka peluang kesalahan generalisasi semakin kecil begitu juga sebaliknya.


(35)

1. Panduan untuk menentukan ukuran sampel menurut Rescoe (1975) adalah sebagai berikut:

2. Ukuran sampel lebih dari 30 orang atau kurang dari 500 adalah tepat bagi kebanyakan penelitian.

3. Jika sampel dipecah ke dalam subsample (contoh: pria/wanita, junior/senior dan sebagainya) ukuran sampel minimal 30 untuk tiap kategori,

4. Dalam penelitian multivartiate/analisis regresi ganda, ukuran sampel sebanyak 10x lebih besar dari jumlah variabel penelitian.

5. Untuk penelitian ekspermental sederhana dengan kontrol eksperimen yang ketat, penelitian yang sukses adalah mungkin dengan ukuran sampel kecil antara 10 sampai 20.

Skala Pengukuran

Menurut Sugiono (1997), skala pengukuran adalah seperangkat aturan yang diperlukan untuk mengkualifikasi data dari pengukuran suatu variabel. Terdapat 4 (empat) tipe skala pengukuran, yaitu :

1. Skala nominal, digunakan untuk mengklasifikasikan objek individual atau kelompok. Contohnya mengklasifikasikan jenis kelamin, agama, pekerjaan, jenjang pendidikan dan area geografis. Dalam mengklasifikasikan hal-hal tersebut digunakan angka-angka sebagai symbol.

2. Skala ordinal, yaitu skala yang berjenjang dimana sesuatu “lebih” atau “kurang”

dari yang lain. Data yang diperoleh dari pengukuran skala ini disebut dengan data ordinal yaitu data yang berjenjang yang jarak antara satu data dengan yang


(36)

lainnya tidak sama. Misalnya seperti sangat tidak setuju, tidak setuju, ragu-ragu, setuju dan sangat setuju dapat diberi simbol 1,2,3,4,5.

3. Skala interval, memiliki karakteristik seperti skala nominal dan ordinal ditambah dengan beberapa karakteristik lain yaitu berupa adanya interval yang tetap. Dengan demikian, peneliti dapat melihat besarnya perbedaan karakteristik antara satu individu dengan lainnya.

4. Skala ratio memiliki semua karakteristik yang dipunyai oleh skala nominal, ordinal dan interval dengan kelebihan skala ini memiliki nilai 0 (nol) empiris absolut. Nilai absolut ini terjadi pada saat ketidakhadiran suatu karakteristik yang sedang diukur.

Sugiono (1997) juga menyatakan bahwa dari keeempat skala pengukuran tersebut, skala intervallah yang paling banyak digunakan untuk mengukur fenomena atau gejala sosial.

Pengembangan instrument penelitian akan lebih menekankan pada pengukuran sikap dengan menggunakan skala sikap. Sugiono (1997) menyatakan ada beberapa skala sikap yang sering digunakan, yaitu:

1. Skala Likert, yaitu skala yang hanya menggunakan item yang secara pasti baik dan secara pasti buruk. Skala ini juga digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena nasional. Skala ini menggunakan ukuran ordinal sehingga dapat membuat ranking walaupun tidak diketahui berapa kali satu responden lebih baik atau lebih buruk dari responden lainnya.


(37)

2. Skala Guttman, yaitu skala yang mendapatkan jawaban yang tegas seperti ya/tidak, benar/salah, positif/negatif dan lain-lain. Data yang diperoleh dapat berupa data interval/rasio.

3. Semantic Differensial, yaitu skala untuk mengukur sikap dan lainnya, tetapi bentuknya bukan pilihan ganda atau checklist tetapi tersusun dalam satu garis kontinum. Skala ini digunakan untuk mengukur sikap/karakteristik terutama yang dimiliki seseorang.

4. Skala Rating, yaitu skala untuk memeperoleh data yang berupa suatu daftar yang berisi tentang sifat/ciri tingkah laku yang ingin diteliti yang harus dicatat secara bertingkat.

Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun social yang diamati. Instrumen dalam penelitian dapat berupa angket atau kuesioner. Instrumen pengumpulan data sangat menentukan benar atau tidaknya data karena benar tidaknya data sangat menentukan mutu hasil penelitian. Instrumen yang baik harus memenuhi 2 (dua) persyaratan yang penting, yaitu valid dan reliable (arikunto, 2006)

Uji Validitas (Validity)

Validitas merupakan sejauh mana suatu alat ukur cocok mengukur apa yang ingin diukur (Sudjana, 2004). Jadi dapat dikatakan semakin tinggi validitas suatu alat ukur, maka alat ukur tersebut semakin mengenai sasaran atau semakin menunjukkan apa yang seharusnya diukur. Suatu instrumen ukur dapat dikatakan


(38)

mempunyai validitas tinggi apabila instrument ukur tersebut dapat menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur sesuai dengan makna dan tujuan pengukuran tersebut. Jika peneliti menggunakan kuesioner di dalam pengumpulan data penelitian, maka butir-butir yang disusun pada kuesioner tersebut merupakan instrument (alat) ukur yang harus mengukur apa yang menjadi tujuan penelitian. Untuk menguji tingkat validitas instrumen dalam penelitian dapat menggunakan teknik analisis korelasi product moment pearson dengan rumus 1 sebagai berikut (Sudjana, 2004)

= ∑ − ∑ � ∑

√ ∑ 2 − ∑ 2 ∑ 2 − ∑2

……….

Persamaan 2.5

Dimana :

rxy = Koefisien korelasi produk momen antara butir instumen yang akan

digunakan dengan skor emua butir instrumen dalam variabel yang bersangkutan

X = Jumlah skor butir yang akan digunakan

Y = Jumlah skor butir instrument dalam variabel tersebut n = Jumlah responden

Untuk menguji apakah koefisien rxy signifikan atau tidak, digunakan uji-t yang

dilakukan dengan membandingkan thitung dengan ttabel. Nilai thitung dicari dengan

menggunakan rumus 2 sebagai berikut (Sudjana, 2004) :

=

√ −


(39)

Dimana :

r = Koefisien korelasi pearson

df = Derajat bebas (degree of freedom)

Keputusan pengujian validitas instrument dengan menggunakan taraf signifikan 5% adalah sebagai berikut :

Butir instrument dikatakan valid jika thitung lebih besar dari t0,05:83:2sisi = 1,96,

maka butir tersebut dapat digunakan.

Butir instrument dikatakan tidak valid jika thitung lebih kecil dari t0,05:83:2sisi =

1,96, maka butir tersebut tidak dapat digunakan.

Variabel dikatakan mempunyai validitas yang cukup baik terhadap variabel laten apabila :

Nilai t-muatan faktornya (factor loading) > nilai kritis (≥1,96)

Muatan faktor standardnya (standardized factor loading) ≥ ,7 atau ≥

,5 atau ≥ ,

Uji Keandalan (Reliability)

Uji realibilitas digunakan untuk mengetahui apakah kuesioner yang digunakan untuk mengukur penelitian dapat digunakan lebih dari satu kali, sehingga responden yang sama akan menghasilkan data yang konsisten. Hasil realibilitas yang tinggi memberikan keyakinan bahwa indicator individu semua konsisten dengan pengukurannya. Terdapat dua cara yang dapat digunakan untuk menguji realibilitas kuesioner, yaitu dengan Construct Realibility (CR) dan

Variance Extracted (VE). Realibilitas model yang baik apabila mempunyai CR ≥


(40)

Nilai CR didapat dari rumus 3 (tiga) berikut :

� � �� ��� CR = ∑ standardize loading� � 2 + ∑2

Ukuran realibilitas yang lain adalah dengan menggunakan VE. Nilai VE didapat dari rumus 4 (empat) berikut :

� � � VE = ∑ standardize loading� � 2 + ∑2

Dengan keterangan sebagai berikut :

Standardize Loading diperoleh dari nilai standardize loading untuk masing-masing indikator.

Error adalah pengukuran error dari masing-masing indikator. Structural Equation Modelling (SEM)

Structural Equation Modelling (SEM) adalah suatu teknik modelling statistik yang bersifat cross-section, linear dan umum. Termasuk di dalam SEM adalah analisis factor (factor analysis), analisis jalur (path analysis), dan regresi (regression) (Narimawati, 2006).

SEM berkembang dan mempunyai fungsi mirip dengan regresi berganda, sekalipun demikian nampaknya SEM menjadi suatu teknik analisis yang lebih kuat karena mempertimbangkan pemodelan interaksi, nonlinearitas, variabel-variabel bebas yang berkorelasi (correlated independents), kesalahan pengukuran, gangguan kesalahan-kesalahan yang berkorelasi (correlatederror terms), beberapa variabel bebas laten (multiple latent independent) dimana masing-masing diukur dengan menggunakan banyak indicator dan satu atau dua variabel tergantung laten yang juga masing-masing diukur dengan beberapa indicator (Narimawati, 2006).

. Persamaan 2.7


(41)

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa SEM mempunyai karakteristik yang bersifat sebagai teknik analisis untuk lebih menegaskan (confirm) dari pada untuk menerangkan/menjelaskan. Maksudnya, seorang peneliti lebih cenderung menggunakan SEM untuk menentukan apakah suatu model tertentu valid atau tidak daripada menggunakannya untuk menemukan suatu model tertentu cocok atau tidak, meski analisis SEM sering pula mencakup elemen-elemen yang digunakan.

Hair et.al (1998) membagi tahapan pemodelan dan analisis persamaan struktural (SEM) menjadi 7 (tujuh) langkah yaitu :

1. Langkah 1 Pengembangan Model Berdasar Teori

Model persamaan struktural didasarkan pada hubungan kausalitas, dimana perubahan satu variabel diasumsikan akan berakibat pada perubahan variabel lainnya.

Kuatnya hubungan kausalitas antara dua variabel diasumsikan oleh peneliti bukan terletak pada metode analisis yang dipilih, tetapi terletak pada pembenaran secara teoritis untuk mendukung analisis.

Kesalahan paling kritis di dalam pengembangan berdasar teori adalah dihilangkannya satu atau lebih prediktif dan masalah ini dikenal dengan

specification error. Implikasi dari menghilangkan variabel signifikan adalah memberikan bias pada penilai pentingnya variabel lainnya.

2. Langkah 2 dan 3 Menyusun Diagram Path dan Persamaan Struktural

Ada dua hal yang perlu dilakukan yaitu menyusun structural yaitu menghubungkan antar variabel laten baik endogen maupun eksogen dan


(42)

menyusun measurement model yaitu menghubungkan variabel laten endogen dan eksogen dengan variabel indikator atau manifest.

3. Langkah 4 dan 5 Memilih Jenis Input Matrik dan Estimasi Model yang Diusulkan

Model persamaan struktural berbeda dari teknik analisis multivariate

lainnya, SEM hanya menggunakan data input berupa matrik varian/kovarian atau matrik korelasi. Data mentah observasi individu dapat dimasukkan dalam program AMOS, tetapi program AMOS akan merubah dulu data mentah menjadi matrik kovarian atau matrik korelasi. Analisis terhadap data oulier harus dilakukan sebelum matrik kovarian atau korelasi dihitung.

Jadi peneliti harus menggunakan input matrik varian/kovarian untuk menguji teori. Namun jika peneliti hanya ingin melihat pola hubungan dan tidak melihat total penjelasan yang diperlukan dalam uji teori maka penggunaan matrik korelasi dapat diterima.

4. Langkah 6 Menilai identifikasi Model Struktural

Selama proses estimasi berlangsung dengan program komputer, sering didapat hasil yang tidak logi dalam hal ini berkaitan dengan masalah identifikasi model struktural. Problem identifikasi adalah ketidakmampuan proposed model untuk menghasilkan unique estimate. Cara melihat ada tidaknya problem identifikasi adalah dengan melihat hasil estimasi yang meliputi : adanya nilai standar error yang besar untuk satu atau lebih koefisien, ketidakmampuan program untuk invert information matrix, nilai estimasi yang tidak mungkin missal error variance yang negative dan adanya korelasi yang tinggi (>0,90)


(43)

antar koefisien estimasi. Untuk mengatsi masalah problem identififkasi adalah menetapkan lebih banyak konstrain dalam model. Peneliti menambah lebih banyak konstrain (menghapus path diagram) sampai ada msalah yang hilang. 5. Langkah 7 Menilai Kriteria Goodness of Fit

Langkah yang harus dinilai sebelum menilai kelayakan dari model structural adalah menilai apakah data yang akan diolah memenuhi asumsi model persamaan struktural. Ada tiga asumsi dasar seperti halnya pada teknik multivariate yang lain yang harus dipenuhi untuk mendapatkan model persamaan struktural yaitu observasi data independen, responden diambil secara random dan memiliki hubungan linear.

Kerangka Pemikiran Teoritis

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan penerimaan dan transaksi online, adapun variabel-variabel tersebut adalah: trust (kepercayaan), perceived risk (persepsi risiko), perceived usefulness

(persepsi kegunaan), perceived ease of use (persepsi kemudahan), intention to transact (niat untuk melakukan transaksi berulang-ulang) dan actual transact

(transaksi secara nyata). Berdasarkan uraian tersebut, maka kerangka pemikiran teoritis yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada gambar 2.5.


(44)

Actual Transaction

Intention to Transact

Perceived Risk Perceived

Usefulness

Perceived Ease of Use

Trust

H5

H2 H6

H7 H8

H1 H3

H4

Gambar 2.5 Kerangka Pemikiran Teoritis

Kepercayaan (Trust)

Variabel kepercayaan (trust) dibentuk oleh tiga indikator yaitu: kemampuan

(ability), kebijakan (benevolence), dan integritas (integrity) (mayer et.al, 1995), ketiga

variabel tersebut dapat dilihat pada gambar 2.6.

Kemampuan

Trust

Kebijakan

Integritas


(45)

Persepsi Risiko (Perceived Risk)

Variabel persepsi risiko (perceived risk) dibentuk oleh delapan indikator yaitu: risiko financial, risiko social, risiko waktu, risiko kinerja, risiko fisik, risiko psikologis, risiko privacy, risiko security (Liu Xiao, 2004). Kedelapan dimensi tersebut dapat dilihat pada gambar 2.7.

Risiko Financial

Perceived Risk

Risiko Sosial

Risiko Waktu

Risiko Kinerja

Risiko Fisik

Risiko Psikologis

Risiko Privacy

Risiko Security


(46)

Persepsi Kegunaan (Perceived Usefulness)

Variabel persepsi kegunaan (perceived usefulness) dibentuk oleh empat indikator yaitu: meningkatkan performansi kerja (improve job performance),

meningkatkan produktivitas (increase productivity), meningkatkan efektivitas (enhace effectiveness), Sistemnya berguna (the system is useful) (Venkatesh & Davis, 2000). Keempat dimensi tersebut dapat dilihat pada gambar 2.8

Meningkatkan Performansi Kerja

Perceived Usefulness

Meningkatkan Produktivitas

Meningkatkan Efektivits

Sistemnya berguna

Gambar 2.8 Model Variabel Perceived Usefulnes (Venkatesh & Davis, 2000)

Persepsi Kemudahan (Perceived Ease of Use)

Variabel persepsi kemudahan (perceived ease of use) dibentuk oleh empat indikator yaitu: mudah dipahami (clear and understandable), tidak membutuhkan usaha yang besar(does not required a lot of mental effort), mudah digunakan(easy to use), dan sistem mudah digunakan sesuai dengan keinginan (easy o get the system to do what he/she wants to do) (Venkatesh & Davis, 2000). Keempat dimensi tersebut dapat dilihat pada gambar 2.9.


(47)

Jelas dnn mudah dipahami

Perceived Ease of Use

Tiak membutuhkan usaha yang besar

Mudah digunakan

Sistem mudah digunakan sesuai dengn keinginan

Gambar 2.9 Model Variabel Perceived Ease of Use (Venkatesh & Davis, 2000)

Intensitas untuk Bertransaksi (Intention to Transact)

Variabel intensitas untuk bertransaksi (intention to transact) dibentuk oleh tiga indikator yaitu: ketersediaan akses pengguna, motivasi untuk tetap menggunakan dan motivasi untuk menyarankan kepada pengguna yang lain (Davis, 1989). Ketiga dimensi tersebut dapat dilihat pada gambar 2.10.

ketersediaan akses pengguna

Intention to Transact

motivasi untuk tetap menggunakan

motivasi untuk menyarankan kepada pengguna yang lain


(48)

Transaksi secara Nyata (Actual Transaction)

Variabel transaksi secara nyata (actual transaction) dibentuk oleh tiga indikator yaitu: kondisi nyata penggunaan, frekuensi penggunaan dan kepuasan pengguna (Davis, 1989). Ketiga dimensi tersebut dapat dilihat pada gambar 2.11

Kondisi nyata penggunaan

Actual Transaction

Frekuensi Penggunaan

Kepuasan Penggunaan

Gambar 2.11 Model Variabel Actual Transaction (Davis, 1989)

Perumusan Hipotesis

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada landasan teori, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H1 : Trust berpengaruh positif terhadap perceived risk

H2 : Trust berpengaruh positif terhadap intention to transact

H3 : Trust berpengaruh positif terhadap perceived usefulness

H4 : Trust berpengaruh positif terhadap perceived ease of use

H5 : Perceived risk berpengaruh positif terhadap intention to transact

H6 : Perceived usefulness berpengaruh positif terhadap intention to transact

H7 : Perceived ease of use berpengaruh positif terhadap intention to

transact


(49)

40

Objek Penelitian

Obyek penelitian menjelaskan mengenai profil perusahaan yakni sejarah mengenai Groupon Disdus, visi dan misi perusahaan, logo perusahaan dan cara Pemesanan/pembelian produk atau jasa,

3.1.1 Profil Perusahaan

Disdus merupakan website pertama di Indonesia yang menawarkan konsep

daily deal dan mendapatkan popularitas yang cukup baik di kalangan pengguna internet Indonesia dalam waktu 1-2 bulan pertama sejak peluncuran. Setiap harinya Disdus menawarkan berbagai diskon restoran, kecantikan, hiburan, produk/gadgets

dan jalan-jalan dengan potongan harga sekitar 50% atau lebih. Selain di Jakarta, saat ini penawaran menarik dari Disdus juga sudah dapat dinikmati di 5 kota besar lainnya, yaitu Bandung, Surabaya, Bali, Jogja, dan Medan.

Disdus pertama kali diluncurkan pada 10 Agustus 2010, ditandai dengan diluncurkannya penawaran pertama dari Restoran Pizza Boutique, Plaza Indonesia & Senopati di website http://www.disdus.com . Didirikan oleh 2 orang anak muda, Ferry Tenka dan Jason Lamuda, pada awalnya team Disdus hanya terdiri dari 5 orang saja. Saat ini lebih dari 100 orang pekerja yang kompeten dibidangnya, turut mendukung Disdus dalam sebuah team yang selalu mau berusaha dan bertumbuh bersama.


(50)

Pada April 2011, Groupon yang merupakan website daily deal terbesar di dunia mengakuisisi Disdus. Hal ini mendapat banyak perhatian dari media di Indonesia, karena ini pertama kalinya perusahaan website berskala International dari Amerika Serikat mengakuisisi perusahaan website lokal. Groupon sendiri telah menjadi perusahaan publik (.Tbk) di bulan November tahun 2011 dan terdaftar di NASDAQ dengan nama GRPN, Kini Disdus menjadi situs online terbesar peringkat ketiga di Indonesia sejak tanggal 23 Juni 2012 (Sumber : http://ibnmalik.net/8-situs-e-commerce-terbesar-di-indonesia/)

Sejak diakuisisi Groupon, Disdus mengganti namanya menjadi Groupon Disdus. Saat ini Groupon Disdus telah menjadi website daily deal nomor 1 di Indonesia dengan menguasai lebih dari 75% market share. Dalam kurun waktu 1 tahun, jumlah subscribes Groupon Disdus mengalami pertumbuhan dari 0 menjadi 1.500.000 subscibers, dan mereka merupakan pembeli yang aktif. Lebih dari 5000 merchant di Indonesia telah bekerja sama dengan Groupon Disdus dan setiap harinya Groupon Disdus menjual lebih dari 3000 voucher melalui website www.disdus.com . Selain itu Groupon Disdus juga aktif mengirimkan lebih dari 50.000 produk dalam sebulan, yang menurut JNE (Perusahan no 1 di Indonesia), sejauh ini angka tersebut merupakan angka pengiriman tertinggi yang pernah dilakukan oleh sebuah perusahaan website online.

Seiring dengan berkembangnya jaman, Groupon Disdus juga sedang bersaing ketat dengan negara-negara lain di Asia Pasific, seperti Malaysia, Filipina, Singapura, Taiwan, Thailand, dan masih banyak lagi, untuk menjadi website daily deal terbesar di Asia Pasific.


(51)

3.1.2 Visi dan Misi VISI

Visi Disdus adalah menjadi website e-commerce terbesar no 1 di Indonesia, tidak hanya di dunia daily deal (social commerce).

MISI

1. Berusaha selalu ada pembaharuan sistem untuk meningkatkan penjualan. 2. Untuk menjadi Perusahaan yang berkembang dengan keuntungan jangka

panjang bagi pemilik dan karyawan

3. Membina kepercayaan dan hubungan yang baik dengan mitra kerjasama dan pelanggan

3.1.3 Logo Perusahaan

Logo perusahaan milik Groupon Disdus didominasi oleh warna hitam dan putih, lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.1.

Gambar 3.1 Logo Groupon Disdus

3.1.4 Cara Pemesanan pada Groupon Disdus

Langkah-langkah yang harus dilakukan agar dapat melakukan pemesanan produk atau jasa pada Groupon Disdus adalah sebagai berikut :

1. Konsumen memilih salah satu deals yang disediakan kemudian dapat membaca informasi mengenai ketentuan deals tersebut, misalnya informasi mengenai


(52)

harga, lokasi toko/merchant, waktu pengiriman produk maupun masa berlaku untuk penukaran voucher yang tampak pada gambar 3.2

Gambar 3.2 contoh deals Groupon Disdus

2. Setelah setuju dengan ketentuan yang ada pada deal tersebut, konsumen dapat menekan tombol buy now.

3. Lalu akan muncul halaman seperti pada gambar 3.3, dimana konsumen dapat membeli deals berdasarkan paket yang telah disediakan dan menentukan jumlah yang akan dibeli.


(53)

4. Masukkan email dan password Groupon Disdus yang dimiliki, apabila belum terdaftar, silahkan membuat account terlebih dahulu, kemudian pilih cara pembayaran yang akan digunakan, lalu masukkan security code dan tekan tombol submit order lebih jelasnya tampak pada gambar 3.4

Gambar 3.4 Halaman login dan pemilihan jenis pembayaran

5. Kemudian akan muncul pesan konfirmasi seperti pada gambar 3.5 serta Groupon Disdus juga akan mengirimkan konfimasi pemesanan melalui email


(54)

6. Setelah melakukan pembayaran melalui cara pembayaran yang sudah dipilih, kemudian masuk ke halaman My Account, dan pilih deals yang sudah dipesan untuk mengkonfirmasi pembayaran, lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.6.

Gambar 3.6 Halaman konfirmasi pembayaran

Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian merupakan tahapan-tahapan yang telah ditentukan dalam melakukan sebuah penelitian yang berguna sebagai pedoman dalam melakukan proses penelitian agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan sistematis. Metodolgi penelitian dapat dilihat pada gambar 3.7.


(55)

Identifikasi faktor-faktor penelitian

Penentuan Populasi dan Sampel Penelitian

Penyusunan Kuesioner Penyebaran Kuesioner Identifikasi Masalah Rumusan Masalah Landasan Teori Perumusan Hipotesis

Tinjauan Pustaka dan Perumusan Hipotesa

Pengumpulan Kuesioner

Pengumpulan Data

Pengembangan Model Teoritis

Pengembangan Diagram Path

Konversi Diagram Path ke dalam Persamaan Struktural

Memilih Jenis Input dan Estimasi Model yang diusuilkan

Menilai Identifikasi Model Struktural  intention to transact

trust

perceived risk

perceived usefulness

perceived ease of use

actual transaction

Analisis dan Pengolahan Data dengan menggunakan SEM

Keterkaitan antar tiap faktor Menilai Kriteria Goodness of Fit

Interpretasi dan Modifikasi Model

 Hipotesis 1  Hipotesis 2  Hipotesis 3  Hipotesis 4  Hipotesis 5  Hipotesis 6  Hipotesis 7  Hipotesis 8

Regression Weigth

 Standardized Regression Weigths  Squared Multiple Correlation Pengujian Kuesioner

Faktor-faktor yang mempengaruhi

Penerimaan Pengguna Rekomendasi


(56)

Keterangan langkah-langkah yang terdapat pada gambar 3.2 adalah sebagai berikut:

1. Melakukan perumusan sumber masalah yaitu dengan melakukan studi pendahuluan dari obyek yang diteliti (preliminary study) melalui fakta-fakta empiris yang didapat dari referensi berupa konsep dan teori yang relevan serta penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan.

2. Agar dalam penelitian ini jelas dan tidak menimbulkan keraguan untuk dijawab dengan baik, maka diperlukan suatu rumusan masalah. Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui pengumpulan data. Rumusan masalah digunakan sebagai dasar pengajuan teori- teori dan hipotesis, metode analisis dan pengambilan keputusan.

3. Mengumpulkan referensi teoritis yang relevan dengan permasalahan serta penelitian sebelumnya sebagai bahan masukan yang akan digunakan untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian.

4. Merumuskan hipotesis yang akan digunakan untuk menjawab sementara terhadap rumusan masalah yang baru dengan menggunakan teori.

5. Melakukan identifikasi faktor-faktor penelitian. Faktor-faktor penelitian yang digunakan adalah model TAM yang telah dimodifikasi oleh Pavlou yaitu

intention to transact, trust, perceived risk, perceived usefulness, perceived ease of use, actual transaction.

6. Melakukan pengumpulan data yang digunakan untuk membuktikan kebenaran secara empiris atau nyata terhadap hipotesis.


(57)

7. Untuk mendapatkan hasil dari tujuan yang ingin dicapai dalam pengumpulan data, maka perlu dikembangkan variabel-variabel yang diperlukan dalam penelitian. Variabel yang akan ditanyakan harus didefinisikan dan diukur secara jelas dan tepat sehingga didapatkan data penelitian yang akurat. Dalam hal ini diperlukan instrumen penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data penelitian. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang berisi daftar pertanyaan yang akan dijawab oleh responden terkait berdasarkan sistem penilaian skala likert.

8. Data yang terkumpul selanjutnya harus dianalisis. Metode yang digunakan untuk mengolah data kuesioner dari responden adalah Structural Equation Model (SEM). Metode SEM merupakan salah satu teknik analisis multivariate

yang dapat menganalisis hubungan variabel secara kompleks (Singgih, 2012). Teknik analisis data menggunakan SEM untuk menjelaskan secara menyeluruh pengaruh antar variabel yang ada dalam penelitian. Metode SEM dipilih dalam penelitian ini karena dapat menunjukkan konsep yang dapat diamati dan tidak teramati sehingga memungkinkan untuk dilakukan analisis dari beberapa variabel teramati dan variabel indikator. Analisis dengan menggunakan SEM pada umumnya digunakan pada penelitian yang menggunakan banyak variabel. Dalam analisa SEM dilakukan pengujian kecukupan sampel, pengujian kuesioner (validitas dan realibilitas), pemodelan antar variabel, kecocokan model dan yang terakhir pengujian hipotesis.

9. Setelah hasil penelitian dianalisis, maka langkah selanjutnya adalah pengambilan kesimpulan. Kesimpulan merupakan langkah terakhir dari suatu


(58)

periode penelitian yang berupa jawaban singkat terhadap setiap rumusan masalah berdasarkan data yang telah terkumpul dan hasil analisis.

Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam tahap pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberi seperangkat pernyataan atau pernyataan kepada para responden untuk menjawabnya (Sugiyono, 2012). Kuesioner dipilih sebagai teknik pengumpulan data karena peneliti mengetahui dengan pasti variable yang akan diukur dalam penelitian. Pertanyaan yang diberikan dalam kuesioner merupakan pertanyaan yang menyangkut fakta dan pendapat dari para responden. Kuesioner yang digunakan bersifat tertutup, yakni para responden diminta menjawab pertanyaan dengan cara memilih jawaban alternatif yang telah disediakan oleh peneliti.

Pernyataan-pernyataan yang diajukan berhubungan dengan variabel penelitian yang digunakan kemudian akan diukur dengan menggunakan skala

likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial yang disebut variabel penelitian. Dengan menggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator-indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak dalam menyusun item dari instrumen penelitian yakni dalam penyusunan kuesioner yang dapat berupa pertanyaan ataupun pernyataan (Sugiyono, 2012).


(59)

Jawaban dari setiap item instrumen yang menggunakan skala likert memiliki gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban-jawaban yang disediakan akan diberi skor nilai untuk memudahkan proses perhitungan. Skala likert yang digunakan terdiri dari opsi jawaban dengan skor nilai dapat dilihat pada tabel 3.1

Tabel 3..1 Skor nilai jawaban kuesioner dengan skala likert

No Keterangan Skor

1 Sangat setuju/selalu/sangat positif 5

2 Setuju/Sering/Positif 4

3 Ragu-ragu/Kadang/Netral 3

4 Tidak setuju/Hampir tidak pernah/Negatif 2 5 Sangat tidak setuju/Tidak Pernah/Sangat negatif 1

Identifikasi Faktor-faktor Penelitian

Identifkasi faktor-faktor penelitian merupakan tahap yang dilakukan untuk mengidentifikasi variabel-variabel apa saja yang akan digunakan dalam proses penelitian dengan merujuk pada penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dan juga berdasarkan pada teori-teori yang ada.

Berdasarkan pada penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya maka diambil kesimpulan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi penerimaan pengguna (user) terhadap website Groupon Disdus antara lain kepercayaan (trust), persepsi risiko (perceived risk), persepsi kegunaan (perceived usefulness), persepsi kemudahaan (perceived ease of use), intensitas untuk


(60)

bertransaksi (intention to transact) dan transaksi secara nyata (actual transact). Hubungan keterkaitan antar tiap faktor dapat dilihat pada gambar 3.8.

Actual Transaction

Intention to Transact

Perceived Risk Perceived Usefulness

Perceived Ease of Use

Trust

Gambar 3.8 faktor faktor penelitian

Sumber Data

Sumber data merupakan asal data yang diperoleh dalam penelitian. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer. Sumber data primer merupakan sumber data yang langsung memberikan data kepada peneliti sebagai pengumpul data (Sugiyono, 2012) . Seluruh data primer yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada seluruh responden yang terikat dalam penelitian ini. Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Teknik Informatika UNIKOM yang pernah baru mengakses website Groupon Disdus maupun yang telah melakukan pembelian pada website Groupon Disdus.


(61)

Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2012). Populasi dapat juga diartikan sebagai keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006). Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Penelitian populasi dilakukan apabila peneliti ingin melihat semua yang ada dalam populasi. Objek yang ada dalam populasi kemudian diteliti, hasilnya dianalisis dan diambil kesimpulan yang berlaku untuk seluruh populasi (Arikunto, 2006).

Sedangkan pengertian sampel adalah sebagian dari populasi (Sugiyono, 2012). Apabila populasi yang akan diteliti jumlahnya banyak serta peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Apa yang dipelajari dari sampel, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu, sampel yang diambil dari populasi harus

representative atau dapat mewakili.

Teknik estimasi yang akan digunakan dalam analisis structural equation model (SEM) adalah dengan menggunakan Maximum Likehood Estimation yaitu dengan menentukan ukuran sampel yang diperlukan dengan melakukan perkiraan, sekitar 5 sampai 10 responden perindikator (Wijayanto, 2008). Maximum Likehood Estimation akan efektif jika dilakukan pada jumlah sampel Antara 150 sampai dengan 400 responden (Singgih, 2012).


(62)

Secara umum, jumlah sampel yang diperlukan dalam analisis menurut Singgih (2012) adalah :

1. Untuk model SEM dengan jumlah variabel laten sampai 5 buah, dan setiap konstruk dijelaskan oleh tiga atau lebih indikator, jumlah sampel 100 sampai 150 sudah dianggap memadai.

2. Pada kondisi diatas, korelasi Antara indikator dengan variabel laten tidak kuat atau tidak kurang dari 0,6 maka jumlah sampel sebaiknya sampai 300 data. 3. Untuk model yang sangat komplek, seperti terdapat lebih dari enam variabel

laten atau ada variabel lain dengan jumlah indikator kurang dari 3 pervariabel maka jumlah sampel sebaiknya mencapai 500 data.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan purposive sampling. Purposive sampling merupakan pemilihan sampel yang didasarkan atas pertimbangan tertentu yang diharapkan mendapatkan informasi yang akurat dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang bersifat representative (mewakili). Jenis purposive sampling yang digunakan adalah snowball sampling. Dengan demikian dalam penelitian ini, penulis menentukan sebanyak 150 sampel yang sudah memenuhi syarat minimum agar bisa dianalisis dengan menggunakan SEM dengan menggunakan teknik estimasi

Maximum Likehood Estimation.

Penyusunan Kuesioner

Penyusunan kuesioner dilakukan dengan cara menentukan jumlah dan isi butir kuesioner yang mengacu pada definisi masing-masing variabel penelitian


(63)

yang ditentukan berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu, observasi serta berdasarkan pengalaman pribadi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.2.

Tabel 3.2 Penentuan Jumlah dan Isi Pernyataan dalam Kuesioner

Variabel

Laten Indikator

Jumlah

Pernyataan Nomor Variabel

Actual Transaction

(AT)

1. Kondisi nyata

menggunakan

2. Frekuensi Penggunaan

3. Kepuasan Pelanggan

2 2 2 AT1, AT2 AT3, AT4 AT5, AT6 Perceived Ease of Use (PEOU)

1. Jelas dan mudah dipahami

2. Tidak membutuhkan usaha

yang besar

3. Mudah digunakan

4. Sistem mudah digunakan sesuai dengan keinginan 2 2 3 1 PEOU1, PEOU2 PEOU3 PEOU4,PEOU5, PEOU6 PEOU7 Perceived Usefulness (PU) 1. Meningkatkan performansi kerja 2. Meningkatkan produktifitas

3. Meningkatkan efektivitas

4. Sistemnya berguna

2 1 1 1 PU1, PU2 PU3 PU4 PU5

Trust (T)

1. Kemampuan 2. Kebajikan 3. Terintegrasi 2 1 1 T1,T2 T3 T4 Perceived Risk (PR)

1. Risiko finansial 2. Risiko Sosial

3. Risiko Waktu

4. Risiko Kinerja

5. Risiko Fisik

6. Risiko Psikologi

7. Risiko Privacy

8. Risiko Security

1 1 1 2 1 1 1 1 PR1 PR2 PR3 PR4,PR5 PR6 PR7 PR8 PR9 Intention to Transact (IT)

1. Ketersediaan akses

pengguna

2. Motivasi untuk tetap

menggunakan

3. Motivasi untuk

menyarankan kepada pengguna yang lain

1 2 2 IT1 IT2, IT3 IT4, IT5


(1)

91

Tabel 4.11 Hal-hal yang harus disediakan oleh Groupon Disdus (lanjutan) Faktor yang

mempengaruhi Indikator Groupon Disdus

Perceived Risk (PR)

5. Risiko psikologi

Memberikan rasa nyaman kepada konsumen dalam melakukan transaksi pada website Groupon Disdus, misalnya dengan memberikan respon yang cepat jika ada pertanyaan/keluhan terhadap Groupon Disdus.

6. Risiko privacy

Menyediakan fungsionalitas yang dapat menjaga privacy pengguna, misalnya dengan memberikan hak akses sesuai dengan account yang dimiliki oleh masing-masing pengguna serta memberikan batas waktu minimal setiap melakukan login pada website Groupon Disdus

Perceived Ease of Use (PEOU)

1. Jelas dan mudah dipahami

Menyediakan informasi yang jelas dan mudah dipahami seperti menyediakan fungsionalitas dengan alur yang mudah dipahami agar pengguna dapat dengan mudah melakukan proses pembelian.

2. Tidak membutuhkan usaha yang besar

Menyediakan fungsionalitas untuk menyimpan data deals apa saja yang sudah dibeli oleh pengguna, agar pengguna tidak perlu repot-repot mengingat detail data deals apa saja yang dibeli.

3. Mudah digunakan

Menggunakan tombol atau icon yang familiar agar pengguna lebih mudah menggunakan website Groupon Disdus

4. Sistem mudah digunakan sesuai dengan keinginan

Menyediakan fungsionalitas pencarian atau melakukan pengelompokkan terhadap deals yang ditawarkan, misalnya pengelompokkan berdasarkan kota deals tersebut berada maupun berdasarkan waktu dikeluarkan deals tersebut.

Perceived Usefulness (PU)

1. Meningkatkan performansi kerja

Menyediakan proses yang cepat saat melakukan pembelian

2. Meningkatkan produktifitas

Menyediakan alur kerja yang tidak ribet agar pengguna merasa nyaman ketika menggunakan website Groupon Disdus 3. Meningkatkan

efektivitas

Menyediakan banyak alternatif untuk melakukan pembayaran

4. Sistemnya berguna Menyediakan fungsionalitas yang sesuai dengan keinginan pengguna yakni untuk melakukan pembelian


(2)

92 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan analisa dan pengolahan data yang telah dilakukan pada bab IV, maka dapat diambil beberapa kesimpulan yakni sebagai berikut :

1. Faktor yang paling mempengaruhi penerimaan pengguna dalam menggunaka

website Groupon Disdus yaitu faktor kepercayaan (trust), faktor persepsi risiko (perceived risk), faktor persepsi kegunaan atau manfaat (perceived usefulness) dan faktor persepsi kemudahaan penggunaan (perceived ease of use).

2. Keterhubungan/relasi antar keenam faktor-faktor yaitu bahwa faktor kepercayaan (trust) terhadap Groupon Disdusmempengaruhi penerimaan user

dalam persepsi kemudahaan (perceived ease of use), manfaat (perceived usefulness) dan risiko (perceived risk) untuk menggunakan atau bertransaksi pada Groupon Disdus. Kemudian setelah konsumen merasakan persepsi kemudahaan (perceived ease of use), manfaat (perceived usefulness) dan merasa risiko (perceived risk) yang ada pada website Groupon Disdus kecil, maka tingkat penerimaan user terhadap Groupon Disdus juga akan meningkat. 3. Rekomendasi yang dapat diberikan yaitu website Groupon Disdus diharapkan dapat memperhatikan faktor kepercayaan (trust), faktor persepsi risiko (perceived risk), faktor persepsi kegunaan atau manfaat (perceived usefulness) dan faktor persepsi kemudahaan penggunaan (perceived ease of use) agar dapat meningkatkan penerimaan user dalam menggunakan website Group Buying.


(3)

93

Saran

Adapun saran yang dapat direkomendasikan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Bagi pihak penyedia website Groupon Disdus, untuk menyediakan atau meningkatkan fasilitas bagi para user (pengguna) website Groupon Disdus,hal ini didasarkan pada hasil penelitian yang menunjukkan bahwa pengguna akan menggunakan website Groupon Disdus apabila memiliki manfaat dan membantu untuk memudahkan proses belanja secara online.

2. Penelitian selanjutnya sebaiknya menambahkan dimensi pengukuran yang ada dalam masing-masing konstruk dengan teori penunjang selain menggunakan

Technology Acceptance Model (TAM).

3. Rekomendasi untuk penelitian mendatang adalah dengan memperluas dan memperbanyak cakupan responden.


(4)

(5)

LAMPIRAN D SURAT PUBLIKASI


(6)