Pengaruh Lama Ekstraksi Terhadap Mutu Pektin Dari Kulit Durian (Durio zibethinus)

Lampiran 1
Data pengamatan rendemen (%)
Ulangan
Perlakuan
1
2
3
4
A1
1,23
1,27
1,64
1,75
A2
1,80
3,00
2,66
2,64

5
1,88

2,56

Total

Rataan

7,770
12,660

1,554
2,532

A3

1,85

3,20

2,97


3,06

3,14

14,220

2,844

A4

2,46

3,40

3,41

3,50

3,88


16,650

3,330

A5

3,31

3,45

4,41

4,42

4,79

20,380

4,076


71,680

Total
Rataan
Daftar analisis sidik ragam rendemen (%)
SK
db
JK
KT
Fhitung
Perlakuan
4
17,564
4,391
16,875
Galat
20
5,204
0,260
Total

19
22,768
Keterangan :
FK
: 205,521
KK : 7,791%
**
: Sangat nyata

2,867

**

F 0,05
2,87

F 0,01
4,43

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 2
Data pengamatan kadar air (%)
Ulangan
Perlakuan
1
2
3
A1
9,18
9,56
9,10
A2
9,06
8,89
8,80

4
9,09
8,79


5
8,96
8,93

Total

Rataan

45,89
44,47

9,178
8,894

A3

8,81

8,67


8,54

8,49

8,08

42,59

8,518

A4

7,34

7,39

7,65

7,84


7,93

38,15

7,630

A5

6,14

6,12

6,43

7,01

7,21

32,91


6,582

Total
Rataan
Daftar analisis sidik ragam kadar air (%)
SK
db
JK
KT F hitung
Perlakuan
4
22,371 5,593 60,693
Galat
20
1,843 0,092
Total
19
24,214
Keterangan :

FK
: 1664,803
KK : 3,720%
**
: Sangat nyata

204,010
8,160

**

F 0,05
2,87

F 0,01
4,43

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 3
Data pengamatan kadar abu (%)
4
3,68
3,86

5
3,90
3,97

Total

Rataan

A1
A2

1
3,18
3,26

Ulangan
2
3
3,25
3,40
3,47
3,52

17,41
18,08

3,482
3,616

A3

3,33

3,88

4,27

4,53

5,10

21,11

4,222

A4

3,57

4,16

4,51

4,44

4,90

21,58

4,316

A5

3,72

4,21

4,90

5,32

5,21

23,36

4,672

Perlakuan

101,540

Total
Rataan
Daftar analisis sidik ragam kadar abu (%)
SK
db
JK
KT F hitung
Perlakuan
4
4,988 1,247
4,666
Galat
20
5,344 0,267
Total
19
10,332
Keterangan :
FK : 412,415
KK : 2,727%
** : Sangat nyata

4,062

**

F 0,05
2,87

F 0,01
4,43

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 4
Data pengamatan berat ekivalen (g/mol)
Ulangan
Perlakuan
1
2
3
A1
1203,96 1098,60 1012,87
A2
1112,00 996,41 880,69

4
851,10
810,98

Total
5
842,77 5009,30
719,42 4519,50

Rataan
1001,86
903,899

A3

1009,14

962,63

835,61

766,97

683,45 4257,80

851,560

A4

932,61

880,90

814,55

703,60

657,95 3989,62

797,923

A5

907,50

786,15

677,18

633,32 3836,98

767,395

832,82

Total
Rataan
Daftar analisis sidik ragam berat ekivalen (g/mol)
SK
db JK
JK
F hitung
Perlakuan
4
4
172247,290
43061,822
Galat
20 20
370435,521
18521,776
Total
19 19
542682,810
Keterangan :
FK : 18685197,204
KK : 5,742%
tn : tidak nyata

21613,189
864,528

F 0,05
tn 2,87

F 0,01
4,43

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 5
Data pengamatan kandungan metoksil (%)
Ulangan
Perlakuan
1
2
3
4
A1
7,19
7,34
7,24
8,14
A2
8,20
8,27
8,37
8,61

5
8,64
9,56

Total

Rataan

38,55
43,01

7,710
8,602

A3

8,37

9,57

9,75

9,89

10,18

47,76

9,552

A4

9,22

9,83

10,07

10,15

10,17

49,44

9,888

A5

9,68

10,12

10,22

10,05

10,22

50,29

10,058

Total
Rataan
Daftar analisis sidik ragam kandungan metoksil (%)
SK
db
JK
KT
Fhitung
Perlakuan
4
19,519 4,880 17,132
**
Galat
20
5,697 0,285
Total
19
25,216
Keterangan :
FK : 2098,556
KK : 5,825%
** : Sangat nyata

229,050
9,162

F 0,05
2,87

F 0,01
4,43

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 6
Data pengamatan kadar galakturonat (%)
Ulangan
Perlakuan
1
2
3
A1
54,99
57,30
57,92
A2
62,15
64,40
65,78
A3
65,19
74,56
76,89
A4
73,05
77,51
80,10
A5
73,20
81,07
84,04
Total
Rataan

4
64,46
68,41
77,36
85,33
87,55

Daftar analisis sidik ragam kadar galakturonat (%)
SK
db
JK
KT
Fhitung
Perlakuan
4
1915,274 478,819 11,755
Galat
20
814,657 40,733
Total
19
2729,931
Keterangan :
FK : 135743,612
KK : 8,661%
** : Sangat nyata

5
67,63
75,20
84,18
89,75
94,15

Total

Rataan

302,30
335,94
378,18
405,74
420,01
1842,170

60,460
67,188
75,636
81,148
84,002
73,687

**

F 0,05
2,87

F 0,01
4,43

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 7
Data pengamatan warna

A1

1
3,90

2
2,03

Ulangan
3
3,33

A2

3,53

2,91

2,89

2,88

1,78

13,990

2,798

A3

2,93

3,71

2,87

1,67

1,66

12,840

2,568

A4

2,58

2,57

2,37

2,02

2,33

11,870

2,374

A5
Total
Rataan

1,98

2,08

2,08

2,07

1,99

10,195
64,355

2,039

Perlakuan

Daftar analisis sidik ragam warna
SK
db
JK
KT
Perlakuan
4
3,224
0,806
Galat
20
6,959
0,348
Total
19
10,182
Keterangan :
FK : 185,613
KK : 2,291%
** : Sangat nyata

4
2,83

5
3,37

Total

Rataan

15,460

3,092

2,574

Fhitung
2,316

tn

F 0,05
2,87

F 0,01
4,43

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR PUSTAKA

Adryansah, A., H. Novendri, Prasetyo, dan M. Fahrurrozi. 2006. Ekstraksi Pektin
dari Limbah Kulit Buah Coklat. JBPTITBCHE/2006-11-08/14;23;03.
Akhmalludin dan K. Arie. 2005. Pembuatan pektin dari kulit cokelat dengan cara
ekstraksi. Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang.
BPS. 2013. Statistik Perdagangan Ekspor Impor Indonesia, diolah Pusdatin
Perdagangan, Kementerian Perdangangan, Jakarta.
Cempaka, A. 2010. Pektin. Makalah. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Dewan

Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Industri.
Markisa. http://www.iptek.net.id. [18 April 2013].

2004.

Pektin

Dinas pertanian. 2012. Produksi Durian. diperta@jabarprov.go.id [9 April 2013].
Edahwati, L., Susilowati, dan H. Tutuk. 2013. Produksi Pektin dari Kulit Kakao
(Theobroma Cacao). Staff Pengajar Prodram Studi Teknik Kimia, UPN,
Surabaya. Hal : 121-122.
Fitriani, V. 2003. Ekstraksi dan karakterisasi pektin dari kulit jeruk lemon (Citrus
medica var Lemon). Skripsi. Departemen Teknologi Industri Pertanian.
Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Hanifah, N. 2003. Kajian Sifat Fisik Kimia dan Organoleptik Pektin Kulit Pisang
dari Beberapa Varietas dan Tingkat Kematangan. Humas-BPDT, Jakarta.
Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia. V 5. No.5. Hal : 151-155.
Hanum, F., M. A. Tarigan dan I. M. D. Kaban. 2012. Ekstraksi pektin dari kulit
buah pisang kepok (Musa Paradisiaca). Skripsi. Universitas Sumatera
Utara. Medan.
Hartulistiyoso, E. 2003. Rancangan Bangun Unit Pengolahan Hasil Perkebunan
Skala Kecil. Create LP. IPB, Bogor.
Haryati, M. N. 2006. Ekstraksi dan karakterisasi pektin dari limbah proses
pengolahan jeruk pontianak. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Herbstreith, K.dan G. Fox. 2005. Pectin. http://www.herbstreithfox.de.htm
[18 April 2013].
Herfiyanti. 2010. Kulit Durian Pengental Cendol. FMIPA-UNTAN,
Pontianak. http://www.borneotribune.com [19 April 2013].

Universitas Sumatera Utara

Lubis, M. A. 2003. Pengaruh jumlah pengendap dan alat pengering pada proses
pembuatan pektin berbahan baku kulit jeruk manis. Skripsi. Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
Mulyiono. 2007. Ilmu Kimia Universitas. Erlangga, Jakarta.
Nasril, S. M. 2011. Daya serap pektin dari kulit buah durian terhadap logam
tembaga dan seng. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Nugraha, D. E. 2011. Kandungan Kimia Durian. http://www.dheunicorn.com
[20 April 2013].
Puspitasari, D., D. Natalia, dan E. Tutuk. 2008. Ekstraksi pektin dari ampas nanas.
Skripsi. FTI-UPN, Jawa Timur.
Ramadhan, A. E. dan A. P. Haries. 2010. Pengaruh konsentrasi etanol, suhu, dan
jumlah stage pada ekstraksi oleoresin jahe secara batch. Skripsi. Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
Ristek. 2007. Analisa Kimia Fisika Pektin. http:www.ristek.go.id [18 April 2013].
Rosyadi, A. 2007. Studi Ekstraksi Pektin dari Jambu Biji. Departemen Teknologi
Pertanian. FP-USU.
Untung, O. 2008. Durian untuk Kebun Komersial dan Hobi. Penebar Swadaya,
Jakarta.
Widarto, H. 2009. Uji aktifitas minyak atsiri kulit durian sebagai obat nyamuk
elektrik. Skripsi. UMS, Yogyakarta.
Widodo, L. U., K. Novel, dan C. K. Yohandrik. 2006. Pektin dari Kulit Pepaya.
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Universitas
Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur, Surabaya.
Wijayanti, M. 2011. Uji vitamin C dan organoleptik terhadap jelli dari buah apel
hijau dengan penambahan gula pasir dan pektin dari albedo kulit durian.
Skripsi. UMS, Surakarta.
Wong, W.W., Abbas F. M. A., Liong, M.T., dan Azhar, M.E. 2008. Modification
of Durian Rind Pectin for Improving Biosorbent Ability International
Food Research Journal. V.15(3), 363-365.
Yujaroen, P., U. Supjaroenkul, dan S. Rungrodrimitchai. 2008. Extraction of
Pectin from Sugar Palm Meat. Thammasat International Journal Science
Technology. Vol.13 (44-47).

Universitas Sumatera Utara

Yulianingsih dan B. Agus. 2008. Pengaruh Suhu dan Waktu Ekstraksi Terhadap
Karakter Pektin dari Ampas Jeruk Siam. Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Pasca Panen, Bogor. Jurnal Pasca Panen 5. Vol. 2(37-44).
Yusuf,

W. N. 2011. Proposal Penelitian Pengolahan Limbah
Durian.http://www.wigiwildanberbagi.com [20 April 2013].

Kulit

Universitas Sumatera Utara

BAHAN DAN METODA

Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Juli 2013 sampai dengan Agustus 2013 di
Laboratorium Teknologi Pangan, Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan,
Universitas Sumatera Utara, Medan.
Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kulit durian
yang diperoleh dari pedagang durian di Jalan Iskandar Muda, Medan.
Reagensia
Bahan-bahan kimia yang digunakan adalah HCl, alkohol, NaCl, NaOH dan
phenolpthalein.

Alat Penelitian
Peralatan yang digunakan dalam ekstraksi pektin kulit durian adalah
blender (mesin giling), kain saring, oven, timbangan, saringan 60 mesh, beaker
glass, gelas ukur, pH meter, stopwatch, tanur oven, dan alat-alat titrasi lainnya.

Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu
faktor berupa lama ekstraksi (A) yang terdiri dari 5 taraf perlakuan :
A1 = 1 jam
A2 = 2 jam
A3 = 3 jam
A4 = 4 jam
A5 = 5 jam
Semua perlakuan dibuat dalam 5 kali ulangan. Parameter mutu yang
diamati meliputi rendemen, kadar air, kadar abu, berat ekivalen, kandungan
metoksil, kadar galakturonat, dan warna.
Model Rancangan (Bangun, 1991 di dalam Rosyadi 2007)
Penelitian ini dilakukan dengan model rancangan acak lengkap (RAL) non
faktorial dengan model sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

Ŷij = µ + αi + εij
dimana :
Ŷij
: Hasil pengamatan dari faktor A pada taraf ke-i dalam ulangan ke-j
µ
: Efek nilai tengah
αi
: Efek faktor A pada taraf ke-i
εij
: Efek galat dari faktor A pada taraf ke-i dalam ulangan ke-j
Apabila diperoleh hasil yang berbeda nyata dan sangat nyata maka uji
dilanjutkan dengan uji beda rataan, menggunakan uji Least Significant Range
(LSR).
Pelaksanaan Penelitian
Kegiatan yang akan dilakukan dalam penelitian ini yaitu :
a.

Ekstraksi
Kulit durian bagian dalam ditimbang 250 g dan ditambahkan air 1 : 3
untuk mempermudah dalam pemblenderan. Diblender bahan, kemudian
ditambahkan larutan HCl hingga pH 2. Kemudian dipanaskan

sesuai

dengan perlakuan yaitu 1 jam, 2 jam, 3 jam, 4 jam, dan 5 jam pada suhu
90oC. Selanjutnya disaring dengan kain saring. Filtratnya diambil dan
didinginkan pada suhu ruang.
b.

Pengendapan
Filtrat diendapkan dengan alkohol 95% masing-masing 1 : 1 lalu didiamkan
selama 16 jam. Kemudian disaring dengan kain saring sehingga diperoleh
bagian gelnya.

c.

Pencucian

Gel yang diperoleh dicuci dengan penambahan alkohol 95% kemudian
disaring kembali sehingga diperoleh pektin basah.
d. Pengeringan
Pektin basah dikeringkan pada suhu 60oC selama 16 jam. Selanjutnya
dihaluskan untuk mendapatkan bentuk dan ukuran yang seragam.

Universitas Sumatera Utara

Pengamatan dan Pengukuran Data
Pengamatan dan pengukuran data dilakukan dengan cara analisa. Pada
pektin kulit durian tadi dilakukan pengujian kadar air (basis basah), kadar abu
(basis basah), berat ekivalen, kandungan metoksil, kadar galakturonat, rendemen,
dan warna pektin yang dihasilkan.
Rendemen (Ranganna, 1977 di dalam Fitriani, 2003)
Pektin yang dihasilkan, dikeringkan, kemudian dihaluskan dan ditimbang
untuk mengetahui rendemennya. Rendemen dapat dihitung dengan rumus :
Berat pektin kering (g)
Rendemen (%) =
x 100%
Berat basah bahan (g)
Kadar air (Ranganna, 1977 di dalam Fitriani, 2003)
Sebanyak 2 g contoh dikeringkan di dalam oven pada suhu 100oC, selama
4 jam. Selanjutnya didinginkan dalam desikator dan ditimbang sampai diperoleh
bobot yang tetap.
Berat awal (g) - berat akhir (g)
Kadar air (%) =
x 100 %
Berat awal (g)

Kadar abu (Ranganna, 1977 di dalam Fitriani, 2003)
Cawan porselin dikeringkan di dalam tanur pada suhu 600oC, kemudian
didinginkan di dalam desikator dan ditimbang sebagai wadah. Satu g contoh
ditimbang di dalam cawan porselin yang telah diketahui bobotnya. Pengabuan
dilakukan dalam tanur pada suhu 600oC selama 3-4 jam. Abu yang telah diperoleh
didinginkan di dalam desikator dan ditimbang sampai diperoleh bobot konstan.
Berat abu (g)
Kadar abu (%) =
x 100%
Berat sampel (g)
Berat ekivalen (BE) (Ranganna, 1977)

Pektin sebanyak 0,5 g dibasahi dengan 5 ml etanol dan dilarutkan dalam
100 ml air suling bebas karbonat yang berisi satu g NaCl. Larutan hasil campuran
tersebut dititrasi perlahan-lahan dengan 0,1 N NaOH memakai indikator fenol
merah sampai terjadi perubahan menjadi merah kekuningan (pH 7) yang bertahan
sedikitnya 30 detik.
Berat contoh (mg)
Berat ekivalen =
ml NaOH x N NaOH

Kandungan metoksil (Ranganna, 1977 di dalam Fitriani, 2003)
Larutan netral dari penentuan BE ditambah 25 ml larutan 0,25 N NaOH,
dikocok dan dibiarkan selama 30 menit pada suhu kamar dalam keadaan tertutup.
Selanjutnya ditambahkan 25 ml larutan 0,25 N HCl dan dititrasi dengan larutan

Universitas Sumatera Utara

0,1 N NaOH dengan indikator fenol merah sampai titik akhir seperti pada
penentuan BE.
ml NaOH x 31 x N NaOH x 100
Kadar metoksil (%) =
Bobot contoh (mg)
Nilai 31 didapatkan dari bobot molekul metoksil yang berupa CH3O.
Kadar galakturonat (Ranganna, 1977 di dalam Fitriani, 2003)
Kadar galakturonat dihitung dari mek (miliekivalen) NaOH yang
diperolehdari penentuan BE dan kandungan metoksil.
mek (BE + metoksil) x 176 x 100
Galakturonat (%) =
Bobot contoh (mg)
Nilai 176 diperoleh dari berat ekivalen terendah asam pektat.
Warna (Ranganna, 1977)
Uji organoleptik warna dilakukan dengan memberikan sampel berupa
tepung pektin pada panelis 15 orang dengan kode tertentu. Parameter yang
diamati adalah warna dari tepung pektin yang dihasilkan dengan skala skor warna
dan numerik seperti disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Skala uji skor terhadap warna
Kimiawi
Numerik
Coklat tua
1
Coklat kemerahan
2
Coklat
3
Coklat muda
4
Keterangan : Nilai warna dibuat berdasarkan tingkat warna dari yang gelap sampai mendekati
cerah dari pektin yang dihasilkan.

Universitas Sumatera Utara

Kulit durian dibersihkan/dicuci dan diiris
Ditimbang 250 g
Diblender
dengan
ditambah
air 1:3
Ditambahkan
HCl
hingga pH
2
Dipanaskan pada suhu 90oC

Lama ekstraksi :
A1 = 1 jam
A2 = 2 jam
A3 = 3 jam
A4 = 4 jam
A5 = 5 jam

Disaring
Filtrat didinginkan
Ditambahkan
etanol1695%
Pengendapan
selama
jam
Disaring
Pencucian dengan etanol 95%
Disaring
Pektin basah
Dikeringkan pada suhu 60oC selama 16 jam
Diblender sampai halus

Dilakukan analisa :
1. Rendemen
2. Kadar air
3. Kadar abu
4. Berat ekivalen
Gambar 2. Skema ekstraksi pektin dari kulit durian
5. Kandungan metoksil
HASIL DAN PEMBAHASAN 6. Kadar galakturonat
7. Warna
Diayak dengan ayakan 60 mesh
Pektin kering halus

Pengaruh Lama Ekstraksi terhadap Parameter yang Diamati
Dari hasil penelitian yang dilakukan, secara umum disimpulkan bahwa
perbedaan lama ekstraksi memberikan pengaruh terhadap rendemen, kadar air,
kadar abu, berat ekivalen, kandungan metoksil, kadar galakturonat, dan warna
seperti Tabel 5 berikut ini.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 5. Pengaruh lama ekstraksi terhadap parameter yang diamati
Lama ekstraksi
A1
A2
A3
A4
A5
(1 jam) (2 jam)
(3 jam)
(4 jam) (5 jam)
Rendemen (%)
1,554
2,532
2,844
3,330
4,076
Kadar air (%)
9,178
8,894
8,518
7,630
6,582
Kadar abu (%)
3,482
3,616
4,222
4,316
4,672
Berat ekivalen (g/mol)
1001,861 903,899 851,560 797,923 767,395
Kandungan metoksil (%)
7,710
8,602
9,552
9,888
10,058
Kadar galakturonat (%)
60,460
67,188
75,636
81,148 84,002
Warna
1,746
2,234
2,626
3,226
3,792
Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa perbandingan lama ekstraksi
memberikan pengaruh terhadap parameter yang diuji. Rendemen tertinggi
terdapat pada perlakuan A5 (5 jam) yaitu sebesar 4,076% dan terendah terdapat
pada A1

(1 jam) yaitu sebesar 1,554%. Kadar air tertinggi diperoleh pada

perlakuan A1

(1 jam) yaitu sebesar 9,178% dan yang terendah diperoleh pada

perlakuan A5

(5 jam) yaitu sebesar 6,582%. Kadar abu tertinggi terdapat pada

perlakuan A5

(5 jam) yaitu sebesar 4,672% dan yang terendah terdapat pada

perlakuan A1

(1 jam) yaitu sebesar 3,482%. Berat ekivalen tertinggi terdapat

pada perlakuan A1 (1 jam) yaitu sebesar 1001,86 (g/mol) dan yang terendah
terdapat pada perlakuan A5 (5 jam) yaitu sebesar 767,395 (mg/ml). Kandungan
metoksil tertinggi terdapat pada perlakuan A5 (5 jam) yaitu sebesar 10,058% dan
yang terendah terdapat pada perlakuan A1 (1 jam) yaitu sebesar 7,710%. Kadar
galakturonat tertinggi terdapat pada perlakuan A5 (5 jam) yaitu sebesar 84,002%
dan yang terendah terdapat pada perlakuan A1 (1 jam) yaitu sebesar 60,460%.
Nilai warna tertinggi terdapat pada perlakuan A5 (5 jam) yaitu sebesar 3,792 dan
yang terendah terdapat pada perlakuan A1 (1 jam) yaitu sebesar 1,746.

Universitas Sumatera Utara

Rendemen
Pengaruh lama ekstraksi terhadap rendemen
Dari daftar sidik ragam (Lampiran 1) dapat dilihat bahwa lama ekstraksi
memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P