PENGARUH PEMBELAJARAN PASSING SEPAKBOLA ANTARA PENDEKATAN DRILL DAN PENDEKATAN BERMAIN FUTSAL PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 2 JATIROTO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2009 2010

(1)

commit to user

PENGARUH PEMBELAJARAN PASSING SEPAKBOLA ANTARA

PENDEKATAN DRILL DAN PENDEKATAN BERMAIN FUTSAL

PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 2 JATIROTO KABUPATEN WONOGIRI

TAHUN PELAJARAN 2009/2010

SKRIPSI OLEH:

DENY SOPHIA THINKER SURYO HARTONO K4603026

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2010


(2)

commit to user

PENGARUH PEMBELAJARAN PASSING SEPAKBOLA ANTARA

PENDEKATAN DRILL DAN PENDEKATAN BERMAIN FUTSAL

PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 2 JATIROTO KABUPATEN WONOGIRI

TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Oleh :

DENY SOPHIA THINKER SURYO HARTONO K4603026

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

S U R A K A R T A 2010


(3)

commit to user PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, Juli 2010

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Waluyo, M.Or. Fadilah Umar S.Pd., M.Or. NIP. 19660307 199403 1 002 NIP. 19720927 200212 1 001


(4)

commit to user PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari : Tanggal :

Tim Penguji Skripsi :

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : ……… Sekretaris : ………

Anggota I : ……… Anggota II : ………

Disahkan oleh:

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. NIP. 19600727198702 1 001


(5)

commit to user ABSTRAK

Deny Sophia Thinker Suryo H. PENGARUH PEMBELAJARAN PASSING

SEPAKBOLA ANTARA PENDEKATAN DRILL DAN

PENDEKATAN BERMAIN FUTSAL PADA SISWA PUTRA KELAS

VIII SMP NEGERI 2

JATIROTO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2009/2010.

Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Agustus 2010.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Perbedaan pengaruh pendekatan drill dan pendekatan bermain futsal terhadap kemampuan passing

dalam permainan sepakbola pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 2 Jatiroto Wonogiri tahun pelajaran 2009/2010. (2) Pembelajaran passing yang lebih baik pengaruhnya antara pendekatan drill dan pendekatan bermain futsal terhadap kemampuan passing dalam permainan sepakbola pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 2 Jatiroto Wonogiri tahun pelajaran 2009/2010.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Populasi dalam penelitian ini siswa putra kelas VIII SMP Negeri 2 Jatiroto Kabupaten Wonogiri tahun pelajaran 2009/2010 berjumlah 80 orang yang terbagi dalam empat kelas. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik random sampling

dengan teknik undian. Jumlah sampel yang akan digunakan dalam penelitian sebanyak 30 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes ketepatan passing dalam permainan sepakbola Teknik analisis data yang digunakan dengan uji t pada taraf signifikansi 5%.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan sebagai berikut: (1) Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara pembelajaran passing sepakbola dengan pendekatan drill dan pendekatan bermain futsal terhadap kemampuan

passing dalam permainan sepakbola pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 2

Jatiroto Wonogiri tahun pelajaran 2009/2010, dengan nilai perhitungan thit sebesar 2.2082 dan ttabel sebesar 1,75 pada taraf signifikasi 5%. (2) Pembelajaran passing

sepakbola dengan pendekatan drill lebih baik pengaruhnya daripada pendekatan bermain futsal terhadap kemampuan passing dalam permainan sepakbola pada


(6)

commit to user

siswa putra kelas VIII SMP Negeri 2 Jatiroto Wonogiri tahun pelajaran 2009/2010.

Kelompok 1 (kelompok yang mendapat perlakuan pendekatan drill) memiliki peningkatan sebesar 60.8696%. Sedangkan kelompok 2 (kelompok yang mendapat perlakuan pendekatan bermain futsal ) memiliki peningkatan sebesar 50.7463%.


(7)

commit to user MOTTO

DENY

Deny Shopia Thinker Suryo Hartono

Anda tidak akan menemukan waktu untuk apa pun. Jika anda menginginkan waktu anda harus meluangkan.

(Charles Buxton)

Cukup Kerja untuk dilakukan, dan cukup tenaga untuk bekerja. (Rudyard Kipling)


(8)

commit to user PERSEMBAHAN

Kusunting skripsi ini untuk:

 Bapak dan Almarhumah Ibu tercinta yang telah membesarkan dan mendidik Aku tanpa pamrih

 Someone yang telah menjadi bagian hidupku yang selalu memberi semangat dan mendampingi Aku

 Teman-teman ku Angkatan ’03 FKIP JPOK UNS dan Adik-Adik tingkat serta Alamamater


(9)

commit to user DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ...………

PENGAJUAN ...……….

PERSETUJUAN ...………..

PENGESAHAN ...………

ABSTRAK ...……….

MOTTO ...……….

PERSEMBAHAN ...………..

DAFTAR ISI ...……….

KATA PENGANTAR ...………..

DAFTAR TABEL ...………

DAFTAR GAMBAR ...………..

DAFTAR LAMPIRAN ...………

BAB I PENDAHULUAN ………

A. Latar Belakang Masalah

………. B. Identifikasi Masalah………. C. Pembatasan Masalah……… D. Perumusan Masalah………. E. Tujuan Penelitian……… F. Manfaat Penelitian………

BAB II KAJIAN PUSATAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS…….

A. Kajian Pustaka ...……….. 1. Permainan Sepakbola……….. i ii iii iv v vii viii ix xii xiv xv xvi 1 1 5 5 5 7 7 8 8 8 8 9 10 10 12 13 ix


(10)

commit to user

a. Pengertian Permainan

Sepakbola………..

b. Pentingnya Menguasai Teknik Dasar Bermain

Sepakbola………

2. Teknik Dasar Menendang

Bola………

a. Pengertian Menendang

Bola………..

b. Jenis-Jenis tendangan dalam Permainan Sepakbola……..

c. Bagian-Bagian Kaki untuk Menendang Bola………

3. Passing dalam Permainan

Sepakbola………..

a. Pengertian

Passing……….

b. Teknik Pelaksanaan Passing

Sepakbola………

c. Kesalahan yang Sering Terjadi dalam Melakukan

Passing Sepakbola……….

4. Pendekatan Pembelajaran

Keterampilan………..

a. Hakikat Pendekatan Pembelajaran……… b. Macam-Macam Pendekatan Pembelajaran………

c. Pendekatan Drill………

d. Pendekatan Bermain……….. 5. Pembelajaran Passing Sepakbola dengan Pendekatan

Drill

a. Pelaksanaan Pembelajaran Passing Sepakbola dengan 14 14 15 17 18 18 20 21 25 26 26 27 28 28 31 32 34 35 35 35 35 36 37 37 41 x


(11)

commit to user

Pendekatan Drill………

b. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Passing

Sepakbola dengan Pendekatan Drill………. 6. Pembelajaran Passing Sepakbola dengan

Pendekatan

Bermain Futsal………

a. Pelaksanaan Pembelajaran Passing Sepakbola dengan Pendekatan Bermain Futsal……….. b. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Passing

Sepakbola dengan Pendekatan Bermain Futsal………… B. Kerangka Pemikiran ...……… C. Perumusan Hipotesis………..

BAB III METODE PENELITIAN ...………

A. Tempat dan Waktu Penelitian ....……….. B. Populasi dan Sampel………. C. Teknik Pengumpulan Data………. D. Rancangan Penelitian……… E. Variabel Penelitian……… F. Teknik Analisis Data ...………

BAB IV HASIL PENELITIAN ...……….

A. Deskripsi Data ...………. B. Mencari Reliabilitas………. C. Pengujian Persyaratan Analisis………

1. Uji Normalitas………. 2. Uji Homogenitas……… D. Hasil Analisis Data……… 1. Uji Perbedaan Sebelum Diberi Perlakuan………. 2. Uji Perbedaan Setelah Diberi Perlakuan……… E. Pengujian Hipotesis………...

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ...………. ………

A. Simpulan...……… 41 41 42 42 43 44 44 44 47 49 49 49 50 51 54 xi


(12)

commit to user

B. Implikasi ...……… C. Saran ...………..

DAFTAR PUSTAKA ...………

LAMPIRAN...………


(13)

commit to user KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga dapat diselesaikan penulisan skripsi ini.

Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. H. Agus Margono, M.Kes., Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Drs.H. Sunardi, M.Kes., Ketua Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Drs. Waluyo, M.Or., sebagai pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.

5. Fadilah Umar, S.Pd., M.Or., sebagai pembimbing II yang telah memberikan semangat dan dorongan serta pembimbingan skripsi, sehingga skripsi dapat tersusun dengan baik.

6. Bapak dan Ibu Dosen FKIP JPOK Surakarta yang secara tulus memberikan ilmu dan masukan-masukan kepada penulis.

7. Kepala SMP Negeri 2 Jatiroto Wonogiri yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian di sekolah yang dipimpinya.

8. Siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Jatiroto Wonogiri tahun pelajaran 2009/2010 yang telah bersedia menjadi sampel penelitian.

9. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.


(14)

commit to user

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap semogra skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca, khususnya permainan sepakbola.

Surakarta, Agustus 2010

Penulis


(15)

commit to user DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Deskripsi Data Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan Passing dalam Permainan Sepakbola pada Kelompok 1 dan

Kelompok 2………..

Tabel 2. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data Tes Awal dan Tes Akhir……… Tabel 3. Range Kategori Reliabilitas……….. Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data………. Tabel 5. Rangkuman Hasil Uji HomogenitasData………. Tabel 6. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal pada Kelompok 1 dan Kelompok 2………. Tabel 7. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal dan Tes Akhir pada Kelompok 1……… Tabel 8. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal dan Tes Akhir pada Kelompok 2……….. Tabel 9. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Akhir antara Kelompok 1 dan Kelompok 2……….. Tabel 10. Rangkuman Hasil Penghitungan Nilai Perbedaan Peningkatan Kemampuan Passing dalam Permainan Sepak Bola antara Kelompok 1 dan Kelompok 2………

41

41 42 42 43

44

45

45

46

46


(16)

commit to user DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Bagian-Bagian Kaki untuk Menendang Bola………. Gambar 2. Gerakan Passing Sepakbola dengan Kaki Bagian Dalam….. Gambar 3. Tes Kemampuan Passing Sepakbola………..

14 17 72


(17)

commit to user DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Data Tes Awal Kemampuan Passing Sepakbola…………. Lampiran 2. Uji Reliabilitas Data Tes Awal……… Lampiran 3. Kelompok Sampel Penelitian………. Lampiran 4. Uji Normalitas Kelompok 1 (A)………. Lampiran 5. Uji Normalitas Kelompok 2 (B)………. Lampiran 6. Uji Homogenitas Data Tes Awal……… Lampiran 7. Data Tes Akhir Kemampuan Passing Sepakbola………... Lampiran 8. Uji Reliabilitas Data Tes Akhir……….. Lampiran 9. Rekapitulasi Data Tes Kemampuan Passing dalam Sepakbola……… Lampiran 10 Uji Perbedaan Data Tes Awal Kelompok 1 dan 2……….. Lampiran 11 Uji Perbedaan Data Tes Awal dan Tes Akhir Kelompok 1 (A)……… Lampiran 12 Uji Perbedaan Data Tes Awal dan Tes Akhir Kelompok 2 (B)……….. Lampiran 13 Uji Perbedaan Data Tes Akhir pada Kelompok 1 dan Kelompok 2……… Lampiran 14 Menghitung Peningkatan Kemampuan Passing dalam Persen pada Kelompok 1 dan Kelompok 2……… Lampiran 15 Petunjuk Pelaksanaan Tes Kemampuan Passing Sepak Bola……… Lampiran 16 Program Latihan Passing Sepakbola dengan

Pendekatan Drill dan Bermain Futsal……… Lampiran 17 Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian……….. Lampiran 18 Surat Ijin Penelitian dari Universitas Sebelas Maret Surakarta……… Lampiran 19 Surat Keterangan Penelitian SMP Negeri 2 Jatiroto Kabupaten Wonogiri……….. 55 56 58 59 60 61 62 63 65 66 67 68 69 70 71 73 78 80 86 xvii


(18)

commit to user


(19)

commit to user


(20)

commit to user BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sepakbola merupakan olahraga permainan yang cukup digemari hampir di seluruh negara di dunia termasuk Indonesia. Permainan sepakbola dikenal di Indonesia sejak tahun 1600. Pada tahun 1600 di daerah Sulawesi dan Maluku sudah ada orang bermain sepakbola dengan nama “sepak raga”.

Dibandingkan dengan cabang olahraga permainan lainnya, permainan sepakbola cukup populer jika dibandingkan dengan olahraga lainnya. Seperti dikemukakan Timo Scheunemann (2005: 15) bahwa, “Sepakbola pada saat ini adalah olahraga yang paling populer di dunia, jauh lebih populer dibandingkan olahraga populer lainnya seperti basket, volleyball, dan tenis”. Sedangkan Beltasar Tarigan (2001: 1) menyatakan, “Sepakbola merupakan permainan beregu yang paling populer di dunia dan bahkan telah menjadi permainan Nasional bagi setiap negara di Eropa, Amerika Selatan, Asia, Afrika dan bahkan pada saat ini permainan itu digemari di Amerika Serikat”.

Seiring dengan perkembangan sepakbola di Indonesia, saat ini mengalami perkembangan dan kemajuan yang cukup pesat. Munculnya klub-klub sepakbola atau Lembaga Pendidikan Sepakbola merupakan wujud dari perkembangan sepakbola di Indonesia. Bahkan sekarang ini telah membudaya permainan sepakbola dalam bentuk yang sederhana yang dapat dimainkan di dalam gedung dengan nama futsal.

Dalam dunia pendidikan (sekolah), sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang diajarkan di sekolah yang terangkum dalam kurikulum pendidikan jasmani. Upaya meningkatkan keterampilan bermain sepakbola para siswa sekolah harus menguasai macam-macam teknik dasar bermain sepakbola. Kemampuan siswa menguasai teknik dasar bermain sepakbola dapat mendukung penampilannya dalam bermain sepakbola baik secara individu maupun secara kolektif. Pentingnya peranan penguasaan teknik dasar bermain 1


(21)

commit to user

sepakbola, maka bagi para pemain pemula (siswa sekolah) harus dilatih secara baik dan benar.

Menendang bola merupakan salah satu teknik dasar bermain sepakbola yang memiliki konstribusi besar dalam permainan sepakbola. Hampir seluruh permainan sepakbola dilakukan dengan menendang bola. Besarnya konstribusi menendang bola dalam permainan sepakbola, maka perlu diajarkan kepada siswa sekolah. Menurut Wahjoedi (1999: 120) bahwa, “Menendang bola merupakan keterampilan paling penting dan mendasar yang harus dikuasai dalam permainan sepakbola. Oleh karena itu, pertama kali harus dikuasai oleh setiap pemain adalah teknik dasar menendang bola”.

Berdasarkan fungsi dan tujuannya, menendang bola berfungsi sebagai operan untuk menghubungkan pemain satu dengan pemain lainnya dalam satu tim atau mencetak gol ke gawang lawan. Menghubungkan pemain satu dengan lainnya dalam satu tim merupakan salah satu jalan vital untuk menjalin kerjasama dalam upaya menyerang pertahanan lawan untuk mencetak gol. Pada umumnya, menghubungan pemain satu dengan lainnya dalam satu tim pada jarak dekat dilakukan dengan operan-operan rendah menyusur tanah (passing). Melalui operan-operan rendah yang tepat dapat mencerminkan kerjasama tim yang kompak dalam satu tim. Melalui operan-operan rendah yang tepat dan penerapan taktik dan strategi yang baik dapat mengecoh atau membuka pertahanan lawan. Pentingnya peranan menendang bola dalam sepakbola, maka menendang bola harus diajarkan pada tahap awal bagi siswa pemula yang belajar bermain sepakbola.

Melakukan passing dengan baik dan tepat pada sasaran bagi siswa sekolah bukan merupakan hal yang mudah. Bagi siswa pemula sering kali dalam melakukan passing tidak tepat pada sasaran yang diinginkan, bahkan tidak menutup kemungkinan bolanya melambung rendah. Kondisi yang demikian akan merugikan timnya, karena bola mudah dikuasai oleh lawan. Kesalahan-kesalahan yang sering terjadi saat melakukan passing, salah satu faktor penyebabnya adalah belum menguasai teknik menendang bola yang benar. Agar para siswa dapat menguasai teknik menendang yang benar dibutuhkan cara belajar yang baik dan 2


(22)

commit to user

tepat. Dalam pelaksanaan pembelajaran passing dalam permainan sepakbola perlu diterapkan cara belajar yang tepat agar dipoeroleh kemampuan passing yang baik. Menurut Depdiknas (2004: 27-28) dalam Kurikulum Pendidikan Jasmani SMP dijelaskan, “Pembelajaran pendidikan jasmani dapat dilakukan dengan beberapa macam di antaranya dengan pendekatan latihan (drill) dan pendekatan permainan (taktis)”.

Pendekatan drill (latihan) merupakan bentuk pembelajaran sutau teknik cabang olahraga yang dilakukan dengan mengulang-ulang gerakan secara sistematis dan kontinyu. Sedangkan pendekatan bermain yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu pendekatan bermain futsal. Futsal merupakan olahraga permainan sepakbola yang pada umumnya dilakukan di dalam gedung. Permainan

futsal berbeda dengan permainan sepakbola standart. Lapangan permainan futsal

lebih kecil dan berbentuk bujur sangkar. Aturan permainannya berbeda dengan peraturan permainan sepakbola standart. Ditinjau dari permainan futsal, passing

merupakan teknik yang paling sering digunakan dalam permainan dibandingkan dengan teknik lainnya. Hal ini karena lapangan permainan yang kecil, sehingga permainannya sering dilakukan dengan melakukan passing. Melalui passing yang baik dan akurat maka akan mampu menjalin kerjasama tim yang kompak. Berkaitan dengan permasalahan penelitian, pendekatan bermain futsal disini dimaksudkan membelajarkan passing dengan bentuk permainan futsal (bermain

futsal dengan teknik khusus passing).

Dari pendekatan pembelajaran drill dan bermain futsal tersebut, masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan, sehingga belum diketahui pendekatan mana yang lebih efektif terhadap peningkatan kemampuan passing dalam permainan sepakbola. Untuk mengetahui pendekatan pembelajaran mana yang lebih efektif antara pendekatan drill dan bermain futsal terhadap peningkatan kemampuan passing dalam permainan sepakbola, maka perlu dikaji dan diteliti melalui penelitian eksperimen.

Upaya mengetahui dan menjawab permasalahan yang muncul dalam penelitian, pembelajaran passing dengan pendekatan drill dan bermain futsal ini dieksperimenkan pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 2 Jatiroto Wonogiri 3


(23)

commit to user

tahun pelajaran 2009/2010. Sejauh ini pembelajaran pendidikan jasmani di SMP Negeri 2 Jatiroto Wonogiri khususnya permainan sepakbola (teknik dasar

passing) belum menunjukkan hasil yang maksimal, sehingga perlu ditingkatkan. Seringkali siswa melakukan kesalahan, passing-nya kurang tepat pada sasaran, sulit dikontrol oleh teman seregunya, bolanya sering melambung rendah dan lain sebagainya. Kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan siswa perlu ditelusuri faktor penyebabnya, apakah faktor teknik yang masih rendah, apakah disebabkan faktor kelelahan, atau faktor kemampuan fisik dan lain sebagainya.

Melalui penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan penguasaan teknik

passing yang benar, sehingga dapat mendukung keterampilan teknik bermain sepakbola menjadi lebih baik. Melalui pendekatan drill siswa diharapkan melakukan gerakan passing secara berulang-ulang, sehingga dapat mengotomatisasikan gerakan passing dengan baik dan benar. Disisi lain, melalui pembelajaran passing dengan pendekatan bermain futsal bertujuan memperkenalkan permianan futsal di lingkungan sekolah. Hal ini karena, membudayanya permainan futsal di Indonesia, teryata belum menjadi bagian dari pendidikan jasmani di sekolah. Padahal kenyataannya, masih banyak sekolah-sekolah di Indonesia tidak memiliki lapangan olahraga (lapangan sepakbola), sehingga menjadi kendala dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Dengan adanya permainan futsal, dapat dijadikan sarana untuk membelajarkan materi pendidikan jasmani, khususnya permainan sepakbola dengan prasarana dan sarana yang lebih sederhana. Melalui penelitian ini, maka akan diketahui pendekatan pembelajaran mana yang lebih baik dan efektif antara pendekatan drill dan bermain futsal terhadap peningkatan kemampuan passing dalam permainan sepakbola.

Permasalahan yang telah dikemukakan di atas yang melatar belakangi judul “Pengaruh Pembelajaran Passing Sepakbola antara Pendekatan Drill dan Pendekatan Bermain Futsal pada Siswa Putra Kelas VIII SMP Negeri 2 Jatiroto Wonogiri Tahun Pelajaran 2009/2010”.


(24)

commit to user

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Pembelajaran teknik dasar menendang bola pada siswa putra kelas VIII SMP

Negeri 2 Jatiroto Wonogiri Tahun Pelajaran 2009/2010 belum menunjukkan hasil maksimal.

2. Kemampuan passing sepakbola siswa putra kelas VIII SMP Negeri 2 Jatiroto

Wonogiri Tahun Pelajaran 2009/2010 sering tidak tepat pada sasaran.

3. Perlunya diterapkan pendekatan pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan

kemampuan passing sepakbola siswa putra kelas VIII SMP Negeri 2 Jatiroto Wonogiri Tahun Pelajaran 2009/2010.

4. Belum diketahui pengaruh pendekatan pembelajaran drill dan bermain futsal

terhadap peningkatan kemampuan passing sepakbola pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 2 Jatiroto Wonogiri Tahun Pelajaran 2009/2010

5. Kemampuan passing sepakbola pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 2

Jatiroto Wonogiri Tahun Pelajaran 2009/2010 belum teruji.

C. Pembatasan Masalah

Banyaknya masalah yang muncul dalam penelitian maka perlu dibatasi agar tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Pembatasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran drill dan bermain futsal

terhadap peningkatan kemampuan passing sepakbola.

2. Kemampuan passing sepakbola pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 2

Jatiroto Wonogiri Tahun Pelajaran 2009/2010.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:


(25)

commit to user

1. Adakah perbedaan pengaruh pendekatan drill dan pendekatan bermain futsal

terhadap kemampuan passing dalam permainan sepakbola pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 2 Jatiroto Wonogiri tahun pelajaran 2009/2010?

2. Manakah yang lebih baik pengaruhnya antara pendekatan drill dan pendekatan bermain futsal terhadap kemampuan passing dalam permainan sepakbola pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 2 Jatiroto Wonogiri tahun pelajaran 2009/2010?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui:

1. Perbedaan pengaruh pendekatan drill dan pendekatan bermain futsal terhadap kemampuan passing dalam permainan sepakbola pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 2 Jatiroto Wonogiri tahun pelajaran 2009/2010.

2. Pembelajaran passing yang lebih baik pengaruhnya antara pendekatan drill

dan pendekatan bermain futsal terhadap kemampuan passing dalam permainan sepakbola pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 2 Jatiroto Wonogiri tahun pelajaran 2009/2010.

F. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut:

1. Dapat diperoleh informasi tentang pendekatan pembelajaran yang baik dan efektif untuk meningkatkan kemampuan passing dalam permainan sepakbola. 2. Dapat dijadikan sebagai masukan dan pedoman guru Penjaskes SMP Negeri 2

Jatiroto Wonogiri tentang pendekatan pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kemampuan passing dalam permainan sepakbola.


(26)

commit to user

3. Memperkenalkan permainan futsal di lingkungan sekolah, sehingga dapat dijadikan sarana dalam membelajarkan materi kurikulum pendidikan jasmani khususnya materi permainan sepakbola.

4. Bagi peneliti dapat menambah wawasan tentang karya ilmiah untuk dikembangkan lebih lanjut.


(27)

commit to user BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka

1. Permainan Sepakbola a. Pengertian Permainan Sepakbola

Sepakbola merupakan olahraga permainan yang hampir seluruh permainannya menggunakan kaki, dan kadangkala menggunakan dada dan kepala. Bagi penjaga gawang bebas menggunakan seluruh anggota badannya untuk memainkan bola. Sepakbola adalah olahraga beregu yang dimainkan oleh dua regu yang saling berhadapan dalam satu lapangan. Tujuan dari masing-masing kesebelasan adalah berusaha untuk memasukkan bola ke gawang lawannya sebanyak mungkin dan berusaha menggagalkan serangan lawan untuk melindungi atau menjaga agar gawangnya tidak kemasukkan bola. Seperti dikemukakan Jef Sneyers (1988: 3) bahwa, “Prinsip dalam sepak bola sederhana sekali yaitu membuat gol dan mencegah jangan sampai lawan berbuat sama terhadap gawang sendiri”.

Untuk mencapai kemenangan dalam permainan sepakbola, maka suatu tim sepakbola harus memiliki kerjasama tim yang kompak. Soedjono (1985: 16) menyatakan, “Apa yang dilakukan pemain-pemain secara perorangan harus bermanfaat bagi kesebelasannya. Kesebelasan tanpa koordinasi atau kerjasama dalam satu regu, maka penampilan yang sempurna dari setiap pemain hanya akan mempunyai arti kecil”. Hal senada dikemukakan Remmy Muchtar (1992: 56) bahwa:

Permainan sepakbola adalah permainan beregu. Sebelas orang pemain mempunyai tujuan yang sama, yakni memenangkan pertandingan. Keterampilan individu baru akan besar manfaatnya jika digunakan untuk kepentingan tim. Dalam sepakbola, seorang pemain tidak ada artinya walaupun memiliki kemampuan yang baik, jika tidak dapat menjalin kerjasama dengan teman seregunya.


(28)

commit to user

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh dua ahli tersebut dapat disimpulkan, sepakbola merupakan olahraga beregu yang menuntut kualitas teknik dan taktik serta kerjasama yang kompak dalam satu tim untuk memperoleh kemenangan. Untuk memiliki keterampilan bermain sepakbola, maka harus menguasai teknik dasar bermain sepakbola. Soekatamsi (1995: 16) menyatakan, teknik dasar bermain sepakbola dikelompokkan menjadi dua yaitu:

1) Teknik tanpa bola yaitu semua gerakan-gerakan tanpa bola yang terdiri atas:

(a) Lari cepat dan merubah arah (b) Melompat dan meloncat

(c) Gerak tipu tanpa bolayaitu: gerakan tipu dengan badan (d) Gerakan-gerakan khusus penjaga gawang

2) Teknik dengan bola. (a) Mengenal bola. (b) Menendang bola (c) Menerima bola:

- Menghentikan bola

- Mengontrol bola

(d) Menggiring bola. (e) Menyundul bola. (f) Melempar bola.

(g) Gerak tipu dengan bola. (h) Merampat atau merebut bola

(i) Teknik-teknik khusus penjaga gawang

Teknik tanpa bola dan teknik dengan bola pada prinsipnya memiliki keterkaitan yang erat dalam pelaksanaan bermain sepakbola. Kedua teknik dasar tersebut harus mampu diperagakan atau dikombinasikan dalam permainan menurut kebutuhannya dan situasi yang dihadapi dalam permainan. Kualitas dan kemampuan teknik yang baik akan mendukung penampilan seorang pemain. Semakin baik penguasaan teknik yang dimiliki, semakin efektif dan efisien gerakan-gerakan yang dilakukan dalam permainan sepakbola.

b. Pentingnya Menguasai Teknik Dasar Bermain Sepakbola

Baik dan tidaknya penampilan seorang pemain sepakbola sangat bergantung pada penguasaan teknik dasar bermain sepakbola yang dimiliki. A. Sarumpaet dkk., (1992: 47) menyatakan, “Dalam usaha meningkatkan mutu 9


(29)

commit to user

permainan ke arah prestasi, maka masalah teknik merupakan salah satu persyaratan yang menentukan”. Menurut Josef Sneyers (1990: 24) “Dilihat dari segi taktis, mutu permainan suatu kesebelasan ditentukan oleh penguasaan teknik dasar“. Sedangkan Remmy Muchtar (1992: 27) berpendapat, “Untuk dapat bermain sepakbola dengan baik perlu menguasai teknik dengan baik pula. Tanpa penguasaan teknik yang baik tidak mungkin dapat menguasai atau mengontrol bola dengan baik, dan tanpa kemampuan menguasai bola dengan baik, tidak mungkin dapat menciptakan kerjasama dengan pemain lain”.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut menunjukkan bahwa, hal yang mendasar dan harus dikuasai agar dapat bermain sepakbola dengan baik adalah menguasai teknik dasar bermain sepakbola. Dengan menguasai teknik dasar bermain sepakbola akan dapat mendukung penampilannya dalam bermain sepakbola baik secara individu maupun tim. Semakin baik seorang pemain menguasai teknik dasar bermain sepakbola, maka ia akan memiliki keterampilan teknik bermain sepakbola. Selain itu, penguasaan teknik seorang pemain akan mempengaruhi penerapan taktik dan strategi permainan, sehingga hal ini akan dapat mempengaruhi kualitas tim, bahkan dapat mempengaruhi menang atau kalahnya suatu tim. Oleh karena itu, melatih teknik dasar bermain sepakbola adalah langkah awal yang harus dilakukan seorang pemain sepakbola.

2. Teknik Dasar Menendang Bola

a. Pengertian Menendang Bola

Menendang bola pada dasarnya merupakan upaya untuk memindahkan bola dari satu tempat ke tempat lain. Seperti dikemukakan A. Sarumpaet dkk. (1992: 20) bahwa, “Menendang bola merupakan suatu usaha untuk memindahkan bola dari sutau tempat ke tempat lain dengan menggunakan kaki. Menendang bola dapat dilakukan dalam keadaan bola diam, menggelinding maupun melayang di udara”.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, menendang bola mempunyai tujuan untuk memindahkan bola dari satu tempat ke tempat lain sebagai umpan 10


(30)

commit to user

atau membersihkan bola dari daerah pertahan. Dalam pelaksanaan menendang bola dapat dilakukan terhadap bola diam, menggelinding atau melayang di udara bergantung pada situasi yang terjadi dalam permainan.

Ditinjau dari permainan sepakbola, menendang bola merupakan teknik yang paling banyak dilakukan dalam permainan dan sebagai jalan untuk menghubungkan pemain satu dengan lainnya untuk menjalin kerjasama dalam satu tim dalam upaya menciptakan gol ke gawang. Dalam hal ini Richard Widdows & Paul Buckle (1981: 23) berpendapat, “Sepakbola itu permainan tim dan operan bolalah yang menghubungkan para pemain”. Menurut Joseph A. Luxbacher (1997: 12) bahwa, “Keterampilan untuk mengoper dan menerima bola membentuk jalan vital yang menghubungkan kesebelasan pemain ke dalam satu unit yang berfungsi lebih baik daripada bagian-bagiannya”. Hal senada dikemukakan Beltasar Tarigan (2001: 37) bahwa, “Sepakbola merupakan permainan tim. Oleh karena itu, operan bola merupakan alat penghubung antara pemain yang satu dengan lainnya”.

Berdasarkan tiga pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, menendang bola merupakan teknik dasar sepakbola yang mempunyai peran penting untuk menghubungkan pemain satu dengan pemain lainnya dalam satu tim. Operan melalui tendangan ini pada prinsipnya bertujuan untuk memberi umpan dan selanjutnya melakukan penyerangan pertahanan lawan. Hal ini sesuai dengan tujuan dari menendang bola yang dikemukakan A. Sarumpaet dkk., (1992: 20) yaitu:

1) Untuk memberikan bola kepada teman atau mengoper bola. 2) Dalam usaha memasukkan bola k egawang lawan.

3) Untuk menghidupkan bola kembali setelah terjadi suatu pelanggaran seperti tendangan bebas, tendangan penjuru, tendagan hukuman, tendangan gawang dan sebagainya.

4) Usaha melakukan clearing atau pembersihan dengan jalan menyaou

bola yang berbahaya di daerah sendiri atau dalam usaha membendung serangan lawan pada daerah perthanan sendiri.

Pendapat tersebut menunjukkan bhawa, menendang bola mempunyai peran penting baik sebagai umpan, mencetak gol ke gawang lawan, menghidupkan kembali permainan dan untuk clearing atau menyaou bola dari 11


(31)

commit to user

daerah perthanan. Untuk mencapai kualitas tim yang baik, maka setiap pemain sepakbola harus menguasai teknik menendang bola yang baik dan benar.

b. Jenis-Jenis Tendangan dalam Permainan Sepakbola

Menendang bola merupakan ciri khas yang dominan dalam permainan sepakbola. Agar menjadi pemain sepakbola yang berkualitas, seorang pemain perlu mengembangkan kemahirannya dalam menendang bola. Menendang bola pada dasanya mempunyai tujuan yang berbeda menurut situasi yang dihadapi dalam permainan. Menurut Agus Mukholid (2004: 24) tujuan menendang bola adalah, “Untuk mengumpan, menembak ke gawang agar terjadi gol, dan untuk menghalau atau menyapu dalam rangka menggagalkan serangan atau permainan lawan”.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, tujuan menendang bola dapat diklasifikasikan bermacam-macam menurut situasi yang terjadi di dalam permainan. Menendang bola dapat dijadikan sebagai umpan kepada teman seregunya, mencetak gol ke gawang lawan atau menyapu bola bila pertahanannya mendapat serangan dari lawan.

Tendangan dalam permainan sepakbola dapat bermacam-macam bentuknya. Adakalanya tendangan bola keras menyusur tanah, tendangan lurus (setengah melambung) dan keras, tendangan melambung tinggi dan melengkung. Berdasarkan hal tersebut tendangan dalam sepakbola dapat dibedakan menjadi beberapa macam. Soekatamsi (1988: 48-49) membedakan jenis tendangan sebagai berikut:

1) Berdasarkan atas tinggi rendahnya lambungan bola, tendangan dibedakan menjadi tiga yaitu:

a) Tendangan bola rendah, bola menggulir datar di atas tanah sampai setinggi lutut.

b) Tendangan bola melambung lurus atau melambung sedang, bola melambung paling rendah setinggi lutut dan paling tinggi setinggi kepala.

c) Tendangan bola melambung tinggi, bola melambung paling rendah setinggi kepala.


(32)

commit to user

2) Berdasarkan atas putaran dan jalannya bola yaitu:

a) Tendangan lurus (langsung), bola setelah ditendang tidak berputar sehingga bola melambung lurus dan jalannya kencang. Tenaga tendangan melalui titik pusat bola.

b) Tendangan melengkung, bola setelah ditendang berputar ke arah yang berlawanan dengan tendangan dan arah bola.

Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, jenis tendangan dalam permainan sepakbola dibedakan menjadi dua yaitu, berdasarkan tinggi rendahnya lambungan bola dan berdasarkan putaran jalannya bola. Kemampuan seorang pemain melakukan jenis-jenis tendangan tersebut didasarkan pada kebutuhan dalam permainan. Untuk menjadi pemain yang baik, maka jenis-jenis tendangan tersebut harus dikuasai.

c. Bagian-Bagian Kaki untuk Menendang Bola

Menendang bola merupakan teknik sepakbola yang memiliki konstribusi besar dalam permainan sepakbola. Oleh karenanya, seorang pemain harus mampu menendang bola dengan baik dan benar. Seorang pemain harus mampu menggunakan bagian-bagian kaki untuk menendang bola dengan efektif. Menurut Remmy Muchtar (1992: 29-30) bagian kaki yang dapat digunakan untuk menendang bola yaitu “(1) Kaki bagian dalam (inside-foot), (2) Punggung kaki (instep-foot), (3) Punggung kaki bagian dalam (inside-instep), (4) Punggung kaki bagian luar (Outside-instep)”. Menurut hasil penelitian Wahjoedi (1999: 120) bahwa, “Menendang bola pada prinsipnya dapat dilakukan dengan menggunakan kaki kanan maupun kaki kiri, pada (1) bagian dalam kaki, (2) bagian punggung kaki, (3) bagian luar kaki”.

Menendang bola pada dasarnya dapat dilakukan dengan tiga bagian kaki. Bagian-bagian kaki yang dapat digunakan untuk menendang bola harus mampu dimanfaatkan secara optimal menurut kebutuhannya. Hal ini karena, setiap bagian kaki memiliki fungsi dan tujuan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, dalam melakukan tendangan harus diperhitungkan dengan cermat bagian kaki mana yang harus digunakan untuk menendang bola agar menghasilkan tendangan yang benar dan tepat pada sasaran yang diinginkan.


(33)

commit to user

Berikut ini disajikan ilustrasi gambar bagian-bagian kaki yang dapat digunakan untuk menendang bola sebagai berikut:

Gambar 1. Bagian-Bagian Kaki untuk Menendang Bola (Soekatamsi, 1988:47)

3. Passing dalam Permainan Sepakbola

a. Pengertian Passing Sepakbola

Passing merupakan teknik dasar menendang bola yang berperan penting

dalam permainan sepakbola. Melalui passing yang cermat dan akurat akan meningkatkan kualitas permainan suatu tim sepakbola. Danny Mielke (2007: 19) menyatakan:

Sepakbola sejatinya adalah permainan tim. Walaupun pemain yang memiliki keterampilan tinggi bisa mendominasi pada kondisi tertentu, seorang pemain sepakbola harus saling bergantung pada setiap anggota tim untuk menciptakan permainan cantik dan membuat keputusan yang tepat. Agar bisa berhasil di dalam lingkungan tim ini, seorang pemain sepakbola harus mengasah keterampilan passing.

Pendapat tersebut menunjukkan, sebaik apapun keterampilan seorang pemain sepakbola keberhasilan atau kemenangan sebuah tim sepakbola dibutuhkan kerjasama tim yang kompak. Kerjasama tim yang kompak dibutuhkan kemampuan passsing yang baik dari setiap pemainnya. Lebih lanjut Danny Mielke (2007: 19) menyatakan, “Passing adalah seni memindahkan momentum bola dari satu pemain ke pemain lain”.


(34)

commit to user

Passing pada prinsipnya bertujuan sebagai umpan atau operan kepada teman seregunya. Laju bola dari passing pada umumnya menyusur tanah atau lapangan. Yusuf Adisasmita & Muhadi (1992: 149) menyatakan, “Tendangan lurus adalah tendangan yang jalannya bola lurus menuju sasaran”. Passing yang dilakukan menyusur tanah akan memudahkan teman seregunya untuk menguasai atau mengontrol bola.

Passing yang cermat dan akurat banyak manfaatnya terhadap kualitas permainan. Hal ynag terpenting dalam melakukan passing harus diimbangi kontrol bola yang baik. Kemampuan pemain sepakbola melakukan passing

dengan cermat dan kontrol bola yang baik dapat digunakan sebagai serangan untuk mencetak gol ke gawang lawan. Danny Mielke (2007: 20) menyatakan:

Passing yang baik dimulai ketika tim yang sedang menguasai bola menciptakan ruang diantara lawan dengan bergerak dan membuka ruang di sekeliling pemain. Keterampilan dasar mengontrol bola perlu dilatih secara berulang-ulang, sehingga pemain yang melakukan passing

mempunyai rasa percaya diri untuk melakukan passing yang tegas dan terarah kepada teman satu tim yang tidak dijaga lawan. Passing yang efektif juga memberikan peluang yang lebih baik untuk mencetak gol karena pemain yang menerima passing tersebut berada pada lokasi yang lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan passing yang dilakukan dengan lemah atau tidak terarah.

Pendapat tersebut menunjukkan, passing yang baik sangat berperan penting untuk membuka ruangan yang diimbangi kontrol bola yang baik. Selain itu, passing yang baik, kuat dan terarah dapat mendukung menciptakan gol ke gawang lawan. Untuk memperoleh kemampuan passing yang baik, maka harus dilakukan latihan secara teratur dan dilakukan secara berulang-ulang.

b. Teknik Pelaksanaan Passing Sepakbola

Passing dalam permainan sepakbola memiliki konstribusi besar dalam usaha menjalin kerjasama tim yang kompak untuk mencetak gol ke gawang lawan. Untuk memperoleh kemampuan passing yang baik, maka setiap pemain sepakbola harus mampu menggunakan bagian-bagian kaki untuk melakukan

passing dengan baik dan benar. Menurut Remmy Muchtar (1992: 29-30) bagian

kaki yang dapat digunakan untuk menendang bola yaitu “(1) Kaki bagian dalam 15


(35)

commit to user

(inside-foot), (2) Punggung kaki (instep-foot), (3) Punggung kaki bagian dalam (inside-instep), (4) Punggung kaki bagian luar (Outside-instep)”. Menurut hasil penelitian Wahjoedi (1999: 120) bahwa, “Menendang bola pada prinsipnya dapat dilakukan dengan menggunakan kaki kanan maupun kaki kiri, pada (1) bagian dalam kaki, (2) bagian punggung kaki, (3) bagian luar kaki”.

Berdasarkan bagian-bagian kaki yang digunakan menendang bola, passing

dalam permainan sepakbola pada umumnya dilakukan dengan kaki bagian dalam. Hal ini karena, tendangan (passing) dengan kaki bangian dalam banyak manfaatnya. Soekatamsi (1988:101) menyatakan, kegunaan menendang bola dengan kaki bagian dalam antara lain:

1) Untuk operan jarak pendek. 2) Untuk operan bawah (rendah). 3) Untuk operan lambung atas (tinggi). 4) Untuk tendangan tepat ke mulut gawang. 5) Untuk tendangan bola melengkung (slice).

6) Untuk tendangan kombinasi dengan gerakan lain.

Berdasarkan kegunaan menendang bola dengan kaki bagian dalam yaitu, untuk operan jarak pendek dan operan bawah (rendah). Jika ditinjau dari peranan

passing yaitu sebagai operan rendah atau menyusur tanah , maka bagian kaki yang baik untuk melakukan passing yaitu menggunakan kaki bagian dalam. Untuk memperoleh kualitas passing ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Remmy Muchtar (1992: 30) menyatakan, “Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan passing yaitu: (1) sikap tubuh keseluruhan, (posisi kaki tumpu, gerakan kaki ayun, posisi togok dan sikap tangan), (2) kontak antara bagian kaki dan bagian bola, (3) pandangan mata dan, (4) followthrough”.

Dalam melakukan passing harus memperhatikan hal-hal seperti di atas agar diperoleh kualitas passing yang baik dan benar. Adapun teknik pelaksanaan

passing dengan kaki bagian dalam menurut Remmy Muchtar (1992: 30) sebagai

berikut:

1) Kaki tumpu ditempatkan sejajar dan dekat dengan bola. Lutut sedikit dibengkokkan.

2) Kaki tendang datang dari arah belakang, dengan lutut

berputar arah keluar. Kaki (sepatu) membentuk sudut 900 dengan kaki


(36)

commit to user

tumpu pada saat terjadi kontak antara kaki dengan kaki tendang dengan bola.

3) Posisi badan berada di ata sbola (menutup).

4) Tangan membentang ke samping untuk menjaga

keseimbangan tubuh.

5) Bola ditendang pada bagian tengah-tengah bola.

Bagian kaki menyentuh bola adalah tengah-tengah kaki bagian dalam.

6) Mata melihat bola.

Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan ilustrasi gambar gerakan passing

dengan kaki bagian dalam sebagai berikut:

Gambar 2. Gerakan Passing Sepakbola dengan Kaki Bagian Dalam (Soekatamsi, 1988: 52)

c. Kesalahan yang Sering Terjadi dalam Melakukan Passing Sepakbola

Menendang bola dengan kaki bagian dalam adalah teknik dasar bermain sepakbola yang paling mudah dilakukan, jika dibandingkan dengan teknik dasar lainnya. Tidak menutup kemungkinan bagi siswa pemula, menendang bola dengan kaki bagian dalam ini sering kali melakukan kesalahan. Kesalahan yang sering terjadi pada tendangan dengan kaki bagian dalam, menurut Joseph A. Luxbacher (1997: 18) adalah “(1) bola terangkat dari permukaan, (2) operan tidak tepat, (3) operan kurang cepat, (4) mendekati bola dari sudut yang tajam dan berusaha melakukan tendangan melintang”.

Kesalahan mendang bola denngan kaki bagian dalam tersebut menyebabkan bola akan melenceng dari sasaran yang diinginkan. Sebagi seorang pengajar atau pelatih, kesalahan yang dilakukan siswanya segera mungkin dibenarkan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari pola gerakan yang salah. 17


(37)

commit to user

Lebih lanjut Jospeh A. Luxbacher (1997: 18) memberikan tips cara perbaikan kesalahan operan dengan kaki bagian dalam sebagai berikut:

1) Menendang bola dengan menggunakan bagian kaki yang terlalu jauh, di dekat jari, atau terlalu ke bawah akan membuat bola melambung ke udara. Tendanglah bagian tengah bola dengan samping dalam kaki antara pergelangan kaki dan jari

2) Letakkan kaki yang menahan keseimbangan di samping bola dan arahkan pada target. Bahu dan pinggul lurus dengan target. Jaga kepala agar tidak bergerak saat menendang bola.

3) Kaki yang menendang tetap kuat. Pindahkan berat badan ke depan saat kaki menyentuh bola. Gunakan gerakan akhir yang mulus.

4) Dekati bola langsung dari belakang. Bahu dan pinggul lurus dengan target saat kaki menyentuh bola. Tendang bola ke arah depan.

Setiap kesalahan yang dilakukan siswa, seorang guru harus mampu mencermatinya dan segera membetulkannya dengan memberikan contoh gerakan

passing yang benar. Agar kesalahan-kesalahan tidak sering dilakukan, seorang guru harus mampu memberikan penekanan-penekanan secara khusus pada teknik yang seringkali salah. Dengan demikian kesalahan yang sering dilakukan mendapat perhatian lebih dan dapat dihindari, sehingga akan terbentuk penguasaan teknik passing yang baik dan benar.

4. Pendekatan Pembelajaran Keterampilan

a. Hakikat Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan pembelajaran merupakan salah satu bagian yang tidak dapat diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar. Pendekatan pembelajaran pada hakikatnya merupakan strategi pembelajaran yang diterapkan oleh guru untuk mencapai hasil belajar yang optimal. Benny A. Pribadi (2009: 47) menyatakan, “Strategi pembelajaran yaitu cara-cara spesifik yang dapat dilakukan oleh individu untuk membuat siswa mencapai tujuan pembelajaran atau standar kompetensi yang telah ditentukan”. Sedangkan pengertian pendekatan pembelajaran menurut Suharno dkk., (1998: 25) bahwa, “Pendekatan pembelajaran diartikan model pembelajaran”. Wahjoedi (1999: 121) bahwa, “Pendekatan pembelajaran adalah cara mengelola kegiatan belajar dan perilaku 18


(38)

commit to user

siswa agar ia dapat aktif melakukan tugas belajar sehingga dapat memperoleh hasil belajar secara optimal”. Menurut Syaiful Sagala (2005: 68) berpendapat, “Pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang akan ditempuh oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan instruksional untuk suatu satuan instruksional tertentu”. Sedangkan menurut Briggs dalam Ritchey (1986: 9) yang dikutip Benny A. Pribadi (2009: 58) pendekatan pembelajaran diartikan desain sistem pembelajaran yaitu, “Sebagai suatu keseluruhan proses yang dilakukan untuk menganalisis kebutuhan dan tujuan pembelajaran serta pengembangan sistem penyampaian materi pelajaran untuk mencapai tujuan tersebut”.

Berdasarkan pengertian pendekatan pembelajaran tersebut dapat disimpulkan bahwa, pendekatan pembelajaran merupakan cara kerja yang mempunyai sistem untuk memudahkan pelaksanaan proses pembelajaran dan membelajarkan siswa guna membantu dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, lazimnya pendekatan pembelajaran dimulai dari kegiatan analisis yang digunakan untuk menggambarkan masalah pembelajaran sesungguhnya yang perlu dicari solusinya. Setelah dapat menentukan masalah yang sesungguhnya, maka langkah selanjutnya menentukan alternatif solusi yang akan digunakan untuk mengatasi masalah pembelajaran.

Seorang guru harus mampu menentukan solusi yang tepat dari berbagai alternatif yang ada. Selanjutnya dapat menerapkan solusi tersebut untuk mengatasi masalah yang dihadapi dalam kegiatan pembelajaran. Evaluasi merupakan langkah selanjutnya yang diperlukan untuk menilai apakah solusi yang dipilih dan diterapkan dapat berperan efektif dan efisien dalam mengatasi permasalahan dalam pembelajaran. Adang Suherman dan Agus Mahendra (2001: 143) menyatakan, “Efektifitas pengajaran sangat ditentukan oleh pendekatan pengajaran yang dipilih guru atas dasar pengetahuan guru terhadap sifat keterampilan atau tugas gerak yang kan dipelajari siswa”.

Penerapan pendekatan pembelajaran merupakan upaya untuk mencapai hasil belajar yang maksimal. Oleh kartena itu, seorang guru harus cermat dan tepat dalam menerapkan pendekatan pemblajaran, sehingga keterampilan yang 19


(39)

commit to user

dipelajari dapat dikuasai siswa dengan baik dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.

b. Macam-Macam Pendekatan Pembelajaran

Pendidikan jasmani merupakan suatu pendidikan yang mempunyai karakteristik yang berbeda dengan pelajaran lainnya. Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang mengutamakan aktivitas gerak untuk mengembangkan aspek-aspek yang ada dalam diri siswa untuk mendukung pencapaian tujuan pendidikan secara keseluruhan. Untuk membelajarkan pendidikan jasmani yang tepat, maka perlu diterapkan model pembelajaran yang baik dan tepat. Sugiyanto (1998: 247) bahwa, ”Cara-cara atau pendekatan yang sering digunakan dalam pengajaran gerak olahraga ada beberapa macam, di antaranya adalah: (1) pendekatan praktek keseluruhan, (2) pendekatan praktek bagian, (3) pendekatan drill, (4) pendekatan pemecahan masalah, (5) pendekatan ketepatan dan (6) pendekatan kecepatan”. Menurut Griffin, Mitchell dan Oslin (1997), Joyce, Well, dan Showers (1992), Singer dan Dick (1980) dalam Kurikulum Penjas untuk Sekolah Menengah Pertama (2004: 27-28) model pembelajaran yang sering digunakan dalam pembelajaran pendidikan jasmani sebagai berikut:

1) Pendekatan pengetahuan keterampilan (knowledge skill aproach).

Model pembelajaran ini memiliki dua metode yaitu ceramah (lecture) dan latihan (drill).

2) Pendekatan sosialisasi (socialization approach), berlandaskan

pandangan bahwa, proses pendidikan harus diarahkan untuk meningkatkan keterampilan pribadi berkarya, keterampilan interaksi sosial. Model pembelajaran ini terdiri dari: model the social family, the information processing family, dan the professional skills.

3) Pendekatan personalisasi. Model ini berlandasakan atas pemikiran

bahwa aktivitas jasmani dapat dipergunakan sebagai media untuk mengembangkan kualitas pribadi, model pembelajarannya yaitu:

movement education (problem solving techniques).

4) Pendekatan belajar (learning approach). Model ini berupaya untuk

mempengaruhi kemampuan dan proses belajar anak dengan metode terprogram (programmed instruction), Computer Assisted Instruction

(CAI) dan model kreativitas dan pemecahan masalah (creativity and problem solving).


(40)

commit to user

5) Pendekatan pembelajaran motorik (motor learning). Model ini

mengajarkan aktivitas jasmani berdasarkan klasifikasi keterampilan dan teori proses informasi yang diterima. Model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan model part hwole methods dan modelling

(demonstration).

6) Spektrum gaya mengajar. Spektrum dikembangkan berdasarkan

pemikiran bahwa, pembelajaran merupakan interaksi antra guru dengan murid dan pelaksanaan pembagian tanggungjawab. Model pada spektrum gaya mengajar berjumlah sebelas (11) yaitu: komando (commad), latihan (practice), resiprokal (reciprocal), uji diri (self check), inklusi (inclusion), penemuan terbimbing (guided discovery), penemuan tunggal (convergen discovery), penemuan beragam (divergent production), program individu (individual program), inisiasi siswa (learner initiated), dan pengajaran diri (self teaching).

7) Pendekatan permainan taktis (tactical games approaches). Model

ini mengajarkan permainan agar anak memahami manfaat teknik permainan tertentu dengan cara mengenalkan situasi permainan tertentu terlebih dahulu kepada anak.

Dari macam-macam pendekatan pembelajaran tersebut, seorang guru penjas dapat menerapkannya dalam pembelajaran menurut kebutuhannya. Selain macamn-macam pendekatan pembelajaran tersebut, seorang guru penjas harus selalu mengikuti perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan tentang pendekatan pembelajaran pendidikan jasmani. Hal ini karena, pengakajian tentang pendekatan pembelajaran selalu dilakukan oleh praktisi-praktisi pembelajaran yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas pendidikan.

c. Pendekatan Drill

Pendekatan drill atau sering disebut juga dengan pendekatan latihan. Pendekatan drill merupakan bentuk pembelajaran yang berpusat pada guru atau pelatih. Semua kegiatan pembelajaran diorganisasi oleh guru dan siswa mempraktikkannya sesuai dengan instruksi atau petunjuk dari guru. Nana Sudjana (2005: 86) menyatakan, “Pendekatan latihan pada umumnya digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan dari apa yang telah dipelajari”. Sedangkan Benny A. Pribadi (2009: 45-56) menyatakan:

Metode latihan dan pengulangan biasa disebut juga dengan istilah drill and practice, yakni metode yang menekankan pad alatihan intensif dan berulang-ulangdengan tujuan agar siswa dapat menguasai keterampilan 21


(41)

commit to user

yang bersifat spesifik. Latihan dan pengulangan akan mengarahkan siswa untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan dalam topik atau mata pelajaran tertentu.

Pendapat tersebut menunjukkan, pendekatan latihan sama dengan drill and practice, dimana pendekatan latihan ini menekankan pengulangan gerakan atau keterampilan yang dipelajari secara terus menerus. Berkaitan dengan metode drill

Sugiyanto dan Sudjarwo (1992: 371) menyatakan, “Pendekatan drill (latihan) pada dasarnya merupakan pembelajaran yang berorientasi pada guru. Di dalam pendekatan latihan guru menciptakan situasi tertentu untuk memacu siswa berpikir dan berbuat sesuai dengan instruksi darih guru”. Hal senada dijelaskan oleh KONI Pusat (1993: 36) bahwa:

Pendekatan drill adalah cara dalam mengajarkan gerakan dimana siswa diinstruksikan melakukan gerakan tertentu berulang-ulang berdasarkan petunjuk yang diberikan oleh guru. Guru secara ketat mengontrol agar gerakan benar-benar dilakukan siswa sesuai dengan petunjuk yang diberikan. Siswa harus benar-benar memperhatikan bentuk gerakan dan prosedur pelaksanaannya yang diinstruksikan oleh guru.

Berdasarkan pengertian pendekatan latihan yang dikemukakan empat ahli tersebut dapat disimpulkan, pendekatan latihan merupakan bentuk pembelajaran yang berpusat pada guru. Semua kegiatan dan keputusan dalam pembelajaran bergantung pada guru. Pada pendekatan latihan ini guru menetapkan tujuan dan apa yang harus dilakukan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Siswa melakukan gerakan-gerakan sesuai dengan instruksi dari guru dan melakukannya secara berulang-ulang. Hal ini dimaksudkan agar teknik yang dipelajari dapat dikuasai siswa dengan baik dan benar. Segala bentuk kegiatan pembelajaran ditentukan oleh guru dan siswa harus melaksanakan tugas ajar sesuai tata urutan yang telah ditetapkan oleh guru. Menurut Husdarta & Yudha M. Saputra (2000: 28) bahwa peran guru sangat dominan dalam pendekatan latihan yaitu:

1) Membuat segala keputusan dalam pembelajaran.

2) Membuat semua keputusan yang terkait dengan mata pelajaran, susunan pelaksanaan tugas, memulai dan mengakhiri waktu pelaksanaan pengajaran, interval, dan mengklarifikasi berbagai pertanyaan siswa.

3) Memberi umpan balik kepada siswa mengenai peran guru dan materi. 22


(42)

commit to user

Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan latihan sangat bergantung pada inisiatif dan kreativitas guru dalam menyajikan materi pembelajaran. Organisasi pembelajaran telah diatur sedemikian rupa oleh guru, sehingga kreativitas dan inisiatif siswa dalam pendekatan latihan kurang berkembang. Namun demikian, pendekatan latihan ini semua siswa memiliki kesempatan yang sama untuk melaksanakan tugas ajar yang telah ditetapkan oleh guru. Hal terpenting dalam pendekatan latihan yaitu, penjelasan harus disampaikan dengan singkat dan langsung tertuju pada materi yang dimaksud. Hal yang ditekankan dalam pendekatan latihan yaitu, siswa harus melakukan pegulangan gerakan sebanyak-banyaknya terhadap keterampilan atau teknik yang dipelajari. Hal ini dimaksudkan agar keterampilan atau teknik yang dipelajari dapat dikuasai dengan baik dan benar. Untuk mencapai hasil belajar yang maksimal Sugiyanto (1996: 27) menyarankan beberapa hal yang perlu dipertimbangkan apabila pendekatan

drill (latihan) digunakan, yaitu:

1) Drill digunakan sampai gerakan yang benar bisa dilakukan secara

otomatis atau menjadi terbiasa, serta menekankan dalam keadaan tertentu gerakan itu harus dilakukan.

2) Siswa diarahkan agar berkonsentrasi pada kebenaran pelaksanaan gerakan serta ketepatan penggunaannya. Apabila pelajar tidak meningkat penguasaan geraknya, situasinya perlu dianalisis untuk menemukan penyebabnya dan kemudian membuat perbaikan pelaksanaannya.

3) Selama pelaksanaan drill perlu selalu mengoreksi agar perhatian tetap

tertuju pada kebenaran gerak. Koreksi secara umum pada tahap awal kepada semua siswa bisa memberikan rangsangan dan bisa efektif. Sejalan dengan pelaksanaan koreksi, diperlukan komentar umum tentang gerakan yang benar. Siswa harus disadarkan akan tujuan yang ingin dicapai melalui drill.

4) Pelaksanaan drill disesuaikan dengan bagian-bagian dari situasi

permainan olahraga yang sebenarnya. Hal ini bisa menimbulkan daya tarik dalam latihan.

5) Perlu dilakukan latihan peralihan dari situasi drill ke situasi permainan

yang sebenarnya. Latihan peralihan ini berbentuk drill beberapa unsur gerakan yang dilakukan secara berangkai mendekati situasi dan permasalahan yang ada dalam permainan yang sebenarnya.

6) Suasana kompetetif perlu diciptakan dalam pelaksanaan drill, tetapi

tetap ada kontrol kebenaran geraknya.


(43)

commit to user

Pendapat tersebut menunjukkan, dalam penerapan pendekatan latihan ada beberapa hal yang harus diperhatikan di antaranya: kebenaran gerak sangat penting dalam pendekatan latihan, perlunya diadakan koreksi untuk menghindari kesalahan gerak, teknik yang dipelajari dalam pendekatan latihan dapat dikonsep seperti permainan olahraga untuk menghindari rasa bosan pada siswa, namun kebenaran gerak dari teknik yang dipelajari tetap menjadi fokus utama.

Selain hal tersebut ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pendekatan drill. Sugiyanto (1998: 328-329) berpendapat, “Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan di dalam mengatur kondisi praktik belajar gerak atau keterampilan yaitu: (1) prinsip pengaturan giliran, (2) prinsip belajar meningkat, (3) prinsip kondisi belajar bervariasi, (4) prinsip pemberian motivasi dan dorongan semangat”. Pendapat lain dikemukakan Toho Cholik dan Rulsi Lutan (2001: 51-52) bahwa, “Beberapa prinsip sederhana untuk diingat yang mana dapat membantu dalam menyusun latihan yaitu (1) gerakan-gerakan umum sebelum gerakan-gerakan khusus, (2) tugas sederhana ke tugas kompleks, (3) bagian dan keseluruhan, (4) latihan terus menerus atau berselang dan, (5) mengkondisikan suasana latihan dan kompetisi”. Sedangkan Nana Sudjana (2005: 87) menyatakan prinsip dan petunjuk dari penggunaan metod elatihan yaitu:

1) Siswa harus diberi pengertian yang mendalam sebelum

diadakan latiahn tertentu.

2) Latihan untuk pertama kalinya hendaknya bersifat diagnosis, mula-mula kurang berhasil, lalu diadakan perbaikan untuk kemudia bisa lebih sempurna.

3) Latihan tidak perlu lama asal sering dilakukan. 4) Harus disesuaikan dengan taraf kemampuan siswa.

5) Proses latihan hendaknya mendahulukan hal-hal yang essensial dan berguna.

Berdasarkan tiga pendapat tersebut menunjukkan, untuk mencapai hasil belajar yang optimal dalam belajar keterampilan, maka dalam penerapan pendekatan drill harus didasarkan prinsip-prinsip belajar yang tepat. Penerapan prinsip-prinsip belajar yang baik dan tepat, maka tujuan pembelajaran dapat dicapai lebih optimal.


(44)

commit to user d. Pendekatan Bermain

Pendekatan bermain merupakan suatu cara yang diterapkan seorang guru dalam kegiatan pembelajaran yang dikemas dalam bentuk bermain atau permainan. Wahjoedi (1999: 121) menyatakan, “Pendekatan bermain adalah latihan yang diberikan dalam bentuk atau situasi permainan”. Menurut Beltasar Tarigan (2001: 17) bahwa, “Pengajaran melalui pendekatan bermain adalah meningkatkan kesadaran siswa tentang konsep bermain melalui penerapan teknik yang tepat sesuai dengan masalah atau situasi dalam permainan sesungguhnya”. Menurut Depdiknas. (2004: 28) dijelaskan, “Pendekatan permainan bertujuan untuk mengajarkan permainan agar anak memahami manfaat teknik permainan tertentu dengan cara mengenalkan situasi permainan tertentu terlebih dahulu kepada anak”. Sedangkan Benny A. Pribadi (2009: 43-44) berpendapat:

Metode pembelajaran bermain bersifat kompetetif dan mengarahkan siswa untuk dapat mencapai dan mengarahkan siswa untuk dapat mencapai prestasi atau hasil belajar tertentu. Permainan harus menyenangkan dan memberi pengalaman belajar baru bagi siswa. Pada umumnya dalam metode pembelajaran bermain ada pihak yang menang ada pihak yang kalah. Pihak yang menang akan mendapat reward, sedangkan pihak yang kalah perlu berlatih lebih keras untuk memenangkan permainan.

Berdasarkan pengertian pendekatan bermain yang dikemukakan empat ahli tersebut dapat disimpulkan, pendekatan bermain merupakan bentuk pembelajaran yang mengaplikasikan teknik ke dalam suatu permainan atau belajar teknik suatu cabang olahraga yang dikemas dalam bentuk permainan. Dalam pelaksanaan pendekatan bermain siswa belajar teknik suatu cabang olahraga yang dikemas dalam bentuk permainan. Dari permainan yang dilaksanakan ada pihak yang menang dan ada pihak yang kalah.

Mempelajari suatu cabang olahraga yang dikemas dalam bentuk bermain menuntut siswa untuk mandari dan memecahkan permasalahan yang muncul dalam permainan. Dalam pendekatan bermain siswa dituntut mengaplikasikan teknik ke dalam suatu permainan. Tidak menutup kemungkinan teknik yang buruk atau rendah mengakibatkan permainan kurang menarik. Untuk itu seorang guru harus mampu mengatasinya. Dalam hal ini Rusli Lutan dan Adang Suherman (2000: 35-36) menyatakan:


(45)

commit to user

Manakala guru atau pelatih menyadari bahwa rendahnya kualitas permainan disebabkan oleh rendahnya kemampuan skill, maka guru mempunyai beberapa pilihan sebagai berikut:

1) Guru dapat terus melanjutkan aktivitas permainan untuk beberapa lama sehingga siswa menangkap gagasan umum permainan yang dilakukannya.

2) Guru dapat kembali pada tahapan belajar yang lebih rendah dan membiarkan siswa berlaih mengkombinasikan keterampilan tanpa tekanan untuk menguasai strategi.

3) Guru dapat merubah keterampilan pada level yang lebih simpel dan lebih dikuasai sehingga siswa dapat konsentrasi belajar startegi bermain.

Memahami dan memberikan solusi yang tepat adalah sangat penting dalam pendektan bermain, jika pelaksanaan pembelajaran tidak sesuai seperti yang diharapkan. Selama pembelajaran berlangsung seorang guru harus mencermati kegiatan permainan sebaik mungkin. Kesalahan-kesalahan yang dilakukan selama bermain harus dicermati dan dibenarkan. Jika kesalahan-kesalahan yang dilakukan selama bermain dibiarkan akan berakibat penguasaan skill yang salah, sehingga tujuan pembelajaran tidak dapat tercapai.

5. Pembelajaran Passing Sepakbola dengan Pendekatan Drill

a. Pelaksanaan Pembelajaran Passing Sepakbola dengan Pendekatan Drill

Sesuai dengan pengertian pendekatan drill, maka pembelajaran passing

sepakbola disusun dan diatur oleh guru dan siswa melakukan tugas sesuai instruksi dari guru. Pelaksanaan pembelajaran passing sepakbola dengan pendekatan drill yaitu, guru mengatur siswa sedemikian rupa agar dalam pelaksanaan pembelajaran passing sepakbola semua siswa memperoleh kesempatan melakukan tugas gerak secara merata dan dapat melakukannya pengulangan gerakan sebanyak-banyaknya.

Susunan materi pembelajaran passing sepakbola dapat dilakukan dari cara yang lebih mudah atau yang sederhana. Hal terpenting dalam pendekatan drill

yaitu, guru menjelaskan pengertian passing, teknik pelaksanaan passing, dari letak kaki tumpu, kaki yang menendang, sikap badan, pandangan mata, dan bagian bola 26


(46)

commit to user

yang ditendang serta sasaran yang diinginkan. Sebagai contoh tata urutan pembelajaran passing sepakbola dengan pendekatan drill sebagai berikut:

1) Siswa memperagakan teknik pelaksanaan passing sepakbola dari cara

menempatkan kaki tumpu, bagian kaki untuk menendang bola, sikap badan, pandangan mata dan bagian bola yang ditendang.

2) Siswa memperagakan gerakan teknik passing sepakbola tanpa menggunakan

bola.

3) Siswa memperagakan passing sepakbola secara berpasangan.

4) Siswa memperagakan passing sepakbola berpasangan secara bergantian. 5) Siswa memperagakan passing dengan dipantulkan ke tembok.

Berdasarkan contoh tata urutan materi pembelajaran passing sepakbola yang dirancang oleh guru, siswa harus memperagakannya sesuai instruksi dari guru atau sesuai tata urutan yang telah dibuat oleh guru. Pembelajaran dilaksanakan secara berulang-ulang hingga materi pembelajaran dapat dikuasai dengan baik.

b. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Passing S epakbola dengan

Pendekatan Drill

Perlu disadari bahwa setiap pendekatan pembelajaran tentu memiliki kelebihan dan kelemahan. Demikian halnya pembelajaran passing sepakbola dengan pendekatan drill juga memiliki kelebihan dan kelemahan. Berdasarkan pengertian pelaksanaan pembelajaran passing sepakbola dengan pendekatan drill

dapat diidentifikasi kelebihan dan kelemahannya. Kelebihan pembelajaran

passing sepakbola dengan pendekatan drill antara lain:

1) Siswa dapat mengerti dan menguasai teknik passing sepakbola yang benar. 2) Kesalahan teknik passing sepakbola yang dilakukan siswa akan segera

diketahui guru dan langsung dapat dibetulkan.

3) Guru selalu dapat mengawasi atau memonitoring pelaksanaan pembelajaran. 4) Semua siswa dapat terlibat dalam pelaksanaan pembelajaran.

Sedangkan kelemahan pembelajaran passing sepakbola dengan pendekatan drill antara lain:


(47)

commit to user

1) Siswa hanya selalu mengikuti instruksi guru sehingga kurang kreativitas

dalam mengikuti tugas ajar dari guru.

2) Siswa tidak memiliki inisiatif dan kreatifitas dalam mengikuti pembelajaran. 3) Jika penjelasan guru terlampau rinci dan banyak, biasanya siswa tidak dapat

mengingat secara keseluruhan.

6. Pembelajaran Passing Sepakbola dengan Pendekatan Bermain Futsal

a. Pelaksanaan Pembelajaran Passing Sepakbola dengan Pendekatan

Bermain Futsal

Pembelajaran passing sepakbola dengan pendekatan bermain futsal

merupakan bentuk pembelajaran passing sepakbola yang dikemas dalam bentuk permainan futsal. Hal ini artinya, guru membelajarkan teknik dasar passing

sepakbola dalam bentuk permainan futsal. Siswa melakukan permainan futsal

dengan menggunakan teknik khusus passing. Dari permainan passing tersebut dibuat peraturan berdasarkan aturan permainan futsal. Aturan permainan futsal

sebagai berikut:

1) Lapangan permainan:

a) Ukuran panjang 25 - 42 m.

b) Lebar 15-25 m.

c) Garis batas, garis selebar 8 cm, yakni garis sentuh di sisi, garis gawang di ujung-ujung.

d) Garis melintang tengah lapangan 3 m lingkaran tengah.

e) Tak ada tembok penghalang atau papan.

f) Daerah penalti berbentu busur berukuran 6 m dari setiap pos.

g) Garis penalti 6 m dari titik tengah garis gawang.

h) Garis penalti kedua: 12 m dari titik tengah garis gawang.

i) Zona pergantian: daerah 6 m (3 m pada setiap sisi garis tengah lapangan) pada sisi tribun dari pelemparan.

j) Gawang: tinggi 2 m x lebar 3 m.

k) Permukaan daerah pelemparan: halus, rata, dan tak abrasif. 2) Ukuran bola:

a) Ukuran: #4

b) Keliling: 62-64 cm c) Berat: 390-430 gram

d) Lambungan: 55-65 cm pada pantulan pertama


(48)

commit to user

e) Bahan: kulit atau bahan yang cocok lainnya (yaitu, tak berbahaya).

3) Jumlah pemain:

a) Jumlah pemain maksimal untuk memulai pertandingan: 5, salah satunya penjaga gawang.

b) Jumlah pemain minimal untuk mengakhiri pertandingan: 2 c) Jumlah pemain cadangan maksimal: 7

d) Batas jumlah pergantian pemain: tak terbatas.

e) Metode pergantian: "pergantian melayang" (semua pemain kecuali penjaga gawang boleh memasuki dan meninggalkan lapangan kapan saja.

f) Pergantian penjaga gawang hanya dapat dilakukan jika bola tak sedang dimainkan dan dengan persetujuan wasit).

4) Perlengkapan pemain:

Kaos bernomor, celana pendek, kaus kaki, pelindung lutut, dan alas kaki bersolkan karet.

5) Lama permainan:

a) Lama: dua babak 20 menit; waktu diberhentikan ketika bola berhenti dimainkan.

b) Waktu dapat diperpanjang untuk tendangan penalti.

c) Time-out: 1 per regu per babak; tak ada dalam waktu tambahan.

d) Waktu pergantian babak maksimal 10 menit. (http://id.wikipedia.org/wiki/Futsal ).

Dari permainan yang dilaksanakan ada peraturan khusus yaitu, siswa hanya diperbolehkan melakukan passing. Jika dalam permainan siswa melanggar aturan (melakukan teknik selain passing) dianggap melakukan kesalahan, dan selanjutnya dilakukan passing dari samping lapangan oleh tim lawan.

Maksud dan tujuan dari pembelajaran passing dengan pendekatan bermain

futsal yaitu menerapkan teknik suatu cabang olahraga ke dalam bentuk permainan yang sebenarnya. Selama permainan berlangsung pembelajaran tidak hanya difokuskan bagaimana melakukan passing yang benar, tetapi bagaimana menampilkan skill individu, kerjasama tim, bahkan taktik dan strategi permainan. Melalui pendekatan bermain diharapkan akan meningkatkan motivasi dan minat siswa dalam belajar, sehingga akan diperoleh hasil belajar yang optimal.

Pendekatan bermain merupakan bentuk latihan yang mengaplikasikan teknik ke dalam suatu permainan. Tetapi ada kalanya permainan kurang menarik, karena teknik passing belum dikuasai siswa. Untuk itu seorang guru harus mampu 29


(1)

commit to user

Berdasarkan hasil pengujian perbedaan dengan analisis statistik t-test kelompok 1 antara hasil tes awal dan tes akhir diperoleh nilai sebesar 12.582 dan ttabel dengan N = 15, db = 15 – 1 = 14 dengan taraf signifikansi 5% adalah sebesar 1,75. Hal ini menunjukkan bahwa thitung > ttabel , sehingga dapat disimpulkan H0 ditolak. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa antara tes awal dan tes akhir pada kelompok 1 terdapat perbedaan yang signifikan.

b. Hasil uji perbedaan tes awal dan tes akhir pada kelompok 2 yaitu: Tabel 8. Rangkuman Hasil Ujian Perbedaan Tes Awal dan Tes Akhir pada

Kelompok 2.

Kelompok N Mean thitung ttabel 5%

Tes awal 15 4.47

7.994 1,75

Tes akhir 15 6.73

Berdasarkan pengujian perbedaan dengan analisis statistik t-test kelompok 2 antara hasil tes awal dan tes akhir diperoleh nilai sebesar 7.994, dan ttabel dengan N = 15, db = 15 – 1 = 14 pada taraf signifikansi 5% sebesar 1,75. Hal ini menunjukkan bahwa thitung > ttabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa antara tes awal dan tes akhir pada kelompok 2 terdapat perbedaan yang signifikan.

c. Hasil uji perbedaan tes akhir antara kelompok 1 dan kelompok 2 yaitu:

Tabel 9. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Akhir antara Kelompok 1 dan Kelompok 2

Kelompok N Mean thitung ttabel 5%

K1 15 7.40

2.2082 1,75


(2)

commit to user

Berdasarkan pengujian perbedaan dengan analisis statistik t-test hasil tes akhir antara kelompok 1 dan kelompok 2 diperoleh nilai sebesar 2.2082, dan ttabel dengan N = 15, db = 15 – 1 = 14 pada taraf signifikansi 5% adalah sebesar 1,75. Hal ini menunjukkan bahwa thitung > ttabel. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan hasil tes akhir antara kelompok 1 dan kelompok 2 terdapat perbedaan yang signifikan.

d. Perbedaan Prosentase Peningkatan

Kelompok mana yang memiliki prosentase peningkatan yang lebih baik dapat diketahui melalui penghitungan perbedaan prosentase peningkatan tiap-tiap kelompok. Nilai perbedaan peningkatan kemampuan passing sepakbola dalam persen antara kelompok 1 dan kelompok 2 sebagai berikut:

Tabel 10. Rangkuman Hasil Penghitungan Nilai Perbedaan Peningkatan Kemampuan Passing Sepakbola antara Kelompok 1 dan Kelompok 2.

Kelompok N Mean

Pretest

Mean Posttest

Mean Different

Prosentase Peningkatan

Kelompok 1 15 4.60 7.40 2.80 60.8696%

Kelompok 2 15 4.47 6.73 2.27 50.7463%

Berdasarkan hasil pengitungan prosentase peningkatan kemampuan

passing sepakbola diketahui bahwa kelompok 1 memiliki peningkatan

kemampuan passing sepakbola sebesar 60.8696%. Sedangkan kelompok 2 memiliki peningkatan kemampuan passing sepakbola sebesar 4350.7463%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelompok 1 memiliki prosentase peningkatan kemampuan passing sepakbola yang lebih besar dari pada kelompok 2.

E. Pengujian Hipotesis

1. Perbedaan Pengaruh Pendekatan Drill dan Bermain Futsal terhadap


(3)

commit to user

Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan sebelum diberi perlakuan, diperoleh nilai t antara tes awal pada kelompok 1 dan kelompok 2 = 1.131, sedangkan ttabel = 1,75. Ternyata thit < ttabel, yang berarti hipotesis nol diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, kelompok 1 dan kelompok 2 sebelum diberi perlakuan dalam keadaan seimbang atau tidak terdapat perbedaan kemampuan passing sepakbola. Hal ini artinya, antara kelompok 1 dan 2 berangkat dari titik tolak kemampuan passing sepakbola yang sama. Apabila setelah diberi perlakuan terdapat perbedaan, hal ini karena adanya perbedaan perlakuan yang diberikan.

Berdasarkan hasil pengujian perbedaan tes awal dan tes akhir pada kelompok 1 diperoleh nilai sebesar = 12.582 sedangkan ttabel = 1,75. Ternyata thitung > ttabel 5%, yang berarti hipotesis nol ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tes awal dan tes akhir pada kelompok 1. Hal ini artinya, kelompok 1 memiliki peningkatan kemampuan

passing sepakbola yang disebabkan oleh perlakuan yang diberikan yaitu

pembelajaran passing sepakbola dengan pendekatan drill .

Berdasarkan hasil pengujian perbedaan tes awal dan tes akhir pada kelompok 2 diperoleh nilai sebesar = 7.994, sedangkan ttabel = 1,75. Ternyata thitung > ttabel, yang berarti hipotesis nol ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tes awal dan tes akhir pada kelompok 2. Hal ini artinya, kelompok 2 memiliki peningkatan kemampuan

passing sepakbola yang disebabkan oleh perlakuan yang diberikan, yaitu

pembelajaran passing sepakbola dengan pendekatan bermain futsal.

Berdasarkan hasil pengujian perbedaan yang dilakukan pada data tes akhir antara kelompok 1 dan kelompok 2 diperoleh hasil thitung sebesar 2.2082, sedangkan ttabel pada taraf signifikansi 5% sebesar 1,75. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa, terdapat perbedaan yang signifikan antara tes akhir pada kelompok 1 dan tes akhir kelompok 2. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan, ada perbedaan pengaruh pembelajaran passing sepakbola antara pendekatan drill dan pendekatan bermain futsal terhadap kemampuan passing


(4)

commit to user

dalam permainan sepakbola pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 2 Jatiroto Wonogiri tahun pelajaran 2009/2010, dapat diterima kebenarannya.

2. Pendekatan Pembelajaran Drill Lebih Baik Pengaruhnya terhadap

Kemampuan Passing Sepakbola

Berdasarkan hasil penghitungan prosentase peningkatan kemampuan

passing sepakbola diketahui bahwa, kelompok 1 memiliki nilai prosentase

peningkatan kemampuan passing sepakbola sebesar 60.8696% Sedangkan kelompok 2 memiliki peningkatan kemampuan passing sepakbola sebesar 50.7463%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa, kelompok 1 memiliki prosentase peningkatan kemampuan passing sepakbola yang lebih besar dari pada pada kelompok 2. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan, pembelajaran passing sepakbola dengan pendekatan drill lebih baik pengaruhnya daripada pendekatan bermain futsal terhadap kemampuan passing dalam permainan sepakbola pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 2 Jatiroto Wonogiri tahun pelajaran 2009/2010, dapat diterima kebenarannya.

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN


(5)

commit to user

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang telah dilakukan, ternyata hipotesis yang diajukan dapat diterima. Dengan demikian dapat diperoleh simpulan sebagai berikut:

1. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara pembelajaran passing

sepakbola dengan pendekatan drill dan pendekatan bermain futsal terhadap kemampuan passing dalam permainan sepakbola pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 2 Jatiroto Wonogiri tahun pelajaran 2009/2010, dengan nilai perhitungan thit sebesar 2.2082 dan ttabel sebesar 1,75 pada taraf signifikasi 5%.

2. Pembelajaran passing sepakbola dengan pendekatan drill lebih baik pengaruhnya daripada pendekatan bermain futsal terhadap kemampuan

passing dalam permainan sepakbola pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri

2 Jatiroto Wonogiri tahun pelajaran 2009/2010.

Kelompok 1 (kelompok yang mendapat perlakuan pendekatan drill) memiliki peningkatan sebesar 60.8696%. Sedangkan kelompok 2 (kelompok yang mendapat perlakuan pendekatan bermain futsal ) memiliki peningkatan sebesar 50.7463%.

2. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa, pendekatan drill memiliki pengaruh yang lebih baik terhadap peningkatan kemampuan passing dalam permainan sepakbola.

Implikasi teoritik dari hasil penelitian ini adalah, setiap pendekatan memiliki efektivitas yang berbeda dalam meningkatkan kemampuan passing

dalam permainan sepakbola. Oleh karena itu, dalam menerapkan pendekatan pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan passing sepakbola harus menerapkan pendekatan pembelajaran yang tepat. Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar pertimbangan untuk memilih pendekatan pembelajaran yang tepat, khususnya untuk meningkatkan kemampuan passing dalam permainan sepakbola.


(6)

commit to user

Sehubungan dengan simpulan yang telah diambil dan implikasi yang ditimbulkan, maka kepada guru Penjasorkes SMP Negeri 2 Jatiroto Wonogiri disarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Kepada guru Penjasorkes SMP Negeri 2 Jatiroto Wonogiri disarankan menggunakan pendekatan drill dalam upaya meningkatkan kemampuan passing sepakbola.

2. Kepada guru Penjasorkes SMP Negeri 2 Jatiroto Wonogiri diharapkan senantiasa menambah pengetahuannya dengan membaca buku-buku dan artikel-artikel mengenai pendekatan pembelajaran pendidikan jasmani.

3. Kepada guru Penjasorkes SMP Negeri 2 Jatiroto Wonogiri diharapkan dapat menerapkan pendekatan pembelajaran lainnya, agar pembelajaran yang dilaksanakan tidak monoton.


Dokumen yang terkait

PENGARUH METODE MENGAJAR DAN KELINCAHAN TERHADAP KETERAMPILAN TEKNIK DASAR SEPAKBOLA PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SAMBI TAHUN 2010

0 3 74

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PEGAJAHAN TAHUN AJARAN 2016/2017.

0 1 19

PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DRILL DAN BERMAIN TERHADAP HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA PUTRA KELAS X SMA NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010 2011

0 1 65

KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI TEKNIS DENGAN PENDEKATAN PROSES SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 PACITAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010.

0 1 7

PENERAPAN MEDIA AUDIO-VISUAL PADA PELAJARAN AL-QUR’AN KELAS VIII DI SMP NEGERI 2 JATIROTO WONOGIRI Penerapan Media Audio-Visual Pada Pelajaran Al-Qur’an Kelas VIII Di SMP Negeri 2 Jatiroto Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 2 14

Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Drill dan Bermain terhadap Hasil Belajar Servis Bawah dalam Permainan Bola Voli Siswa Putra Kelas X SMA Negeri 1 Bojong Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009.

0 1 68

upaya meningkatkan hasil belajar passing bawah sepakbola melalui pendekatan bermain pada siswa kelas XI AP 2 smk negeri 1 surakarta tahun pelajaran 2015/2016.

0 0 18

PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN LATIHAN DAN BERMAIN TERHADAP KEMAMPUAN PASSING BOLA MENYUSUR TANAH SEPAKBOLA PADA SISWA PUTRA EKSTRAKURIKULER SMP MUHAMMADIYAH 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

0 0 17

PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DRILL DAN BERMAIN TERHADAP KEMAMPUAN LARI CEPAT 100 METER PADA SISWA KELAS VII PUTRA SMP NEGERI 3 COLOMADU TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

0 0 18

PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DRILL DAN GAME TERHADAP HASIL BELAJAR LOMPAT TINGGI GAYA STRADDLE PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 2 TAWANGSARI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 - UNS Institutional Repository

0 0 15