Jenis Rotan, Produk Rotan Olahan dan Analisis Ekonomi pada Industri Pengolahan Rotan Komersial di Kota Medan

JENIS ROTAN, PRODUK ROTAN OLAHAN DAN ANALISIS EKONOMI PADA INDUSTRI PENGOLAHAN ROTAN KOMERSIAL DI KOTA MEDAN HASIL PENELITIAN
Oleh : OBBI PARDAMEAN PANE 071203024/ Teknologi Hasil Hutan
PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012
Universitas Sumatera Utara

Judul Penelitian
Nama NIM Program Studi

LEMBAR PENGESAHAN
: Jenis Rotan, Produk Rotan Olahan dan Analisis Ekonomi Pada Industri Pengolahan Rotan Komersial di Kota Medan : Obbi Pardamean Pane : 071203024 : Kehutanan

Disetujui oleh: Komisi Pembimbing

Irawati Azhar, S.Hut., M.Si Ketua

Tito Sucipto, S.Hut., M.Si Anggota

Mengetahui,
Siti Latifah, S.Hut, M.Si, Ph.D Ketua Program Studi Kehutanan


Universitas Sumatera Utara

Obbi Pardamean Pane. Type Rattan, Rattan Products Processed and Economic Analysis On Commercial Rattan Manufacturing in Medan. Suvervised by Irawati Azhar and Tito Sucipto.
ABSTRACT Rattan processing as non-timber forest production creates a range of activities for a variety of rattan industry. This reasearch aim to describe the existence and development of rattan processing industry in the city of Medan, the type and price of raw materials processed rattan and rattan products are traded, and analyze the feasibility of rattan processing industry in the city of Medan. Data obtained through the census rattan processing industry in 21 districts in the city of Medan and guided interviews with selected rattan processing industry and analyze the feasibility in CV Haramas. The results of reasearch showed that the rattan processing industry is only found in five districts namely 15 industries in Medan Petisah, 3 industries in Medan Helvetia, 3 industries in Medan Sunggal, 2 industries in Johor and 1 industry in Medan Tuntungan. The type and price of the type genera of Calamus rattan and Daemonorops have Rp.2.000-Rp 20,000 per stem or per kg. Processed rattan products are tables, chairs, baskets, hoods serving, place parcel rattan, wicker mirror and semi-finished table with selling prices between 8,000-Rp.400.000 per unit. Based on the R/C ratio and the BEP of both products in the CV. Haramas viable and economically beneficial to the R/C ratio >1 and the lowest BEP 219 of the 300 units (chair products).
Keywords: rattan, processed rattan products, rattan industry, economic analysis
Universitas Sumatera Utara

Obbi Pardamean Pane. Jenis Rotan, Produk Rotan Olahan dan Analisis Ekonomi Pada Industri Pengolahan Rotan Komersial di Kota Medan. Dibimbing oleh Irawati Azhar dan Tito Sucipto.
ABSTRAK Pengolahan rotan sebagai hasil hutan non kayu menciptakan berbagai aktifitas produksi bagi berbagai industri rotan. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan keberadaan dan perkembangan industri pengolahan rotan di Kota Medan, jenis dan harga bahan baku rotan serta produk rotan olahan yang diperdagangkan, serta menganalisis kelayakan usaha industri pengolahan rotan di kota Medan. Data diperoleh melalui sensus industri pengolahan rotan di 21 kecamatan di Kota Medan dan melakukan wawancara terbimbing dengan industri pengolahan rotan yang terpilih serta menganalisis kelayakan usaha di CV Haramas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa industri pengolahan rotan hanya terdapat di 5 kecamatan yaitu 15 industri di Medan Petisah, 3 industri di Medan Helvetia, 3 industri di Medan Sunggal, 2 industri di Medan Johor dan 1 industri di Medan Tuntungan. Jenis dan harga rotan yaitu jenis marga rotan calamus dan daemonorops yang memiliki harga antara Rp.2.000-Rp.20.000 per batang atau per kg. Produk rotan olahan yaitu meja, kursi, keranjang, tudung saji, tempat parcel rotan, cermin rotan dan meja setengah jadi dengan harga jual antara Rp.8.000-Rp.400.000 per buah. Berdasarkan R/C ratio dan BEP dari kedua produk di CV. Haramas layak diusahakan dan menguntungkan secara ekonomi dengan R/C ratio >1 dan BEP terendah yaitu 219 dari 300 unit (produk kursi). Kata kunci: jenis rotan, produk rotan olahan, industri rotan, analisis ekonomi
Universitas Sumatera Utara

RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Medan, Sumatera Utara pada tanggal 6 Nopember 1988 dari keluarga Bapak Jonner Pane dan Ibu Resta Tampubolon. Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Penulis memulai pendidikan di SD Negeri 050600 Kuala Langkat dan lulus pada tahun 2000 kemudian melanjutkan pendidikan di SMP Methodist Kuala Langkat. Pada tahun 2006, penulis menyelesaikan pendidikan di SMA Negeri 1 Kuala Langkat dan pada tahun 2007 penulis diterima di Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Selama perkuliahan penulis tergabung dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Slyva USU. Pada tahun 2009, penulis mengikuti kegiatan Praktik Pengenalan dan Pengelolaan Hutan (P3H) di Aras Napal dan Pulau Sembilan, Kabupaten Langkat. Penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PERUM Perhutani Unit II, KPH Banyuwangi Utara, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur pada bulan Juni-Juli 2011.
Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi hasil penelitian ini. Adapun judul dari penelitian ini adalah “Jenis Rotan Komersial, Produk Rotan Olahan dan Analisis Ekonomi pada Industri Pengolahan Rotan di Kota Medan”.
Terima kasih disampaikan kepada Ibu Irawati Azhar, S.Hut, M.Si, dan Bapak Tito Sucipto S.Hut, M.Si. selaku komisi pembimbing yang telah banyak mengarahkan dan memberikan saran kepada penulis dalam menyelesaikan laporan hasil penelitian ini. Penulisan skripsi hasil penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana kehutanan di Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.
Pengolahan rotan menciptakan aktifitas produksi bagi masyarakat di Kota Medan. Untuk itu, penelitian ini bertujuan mendeskripsikan industri pengolahan rotan, jenis rotan komersial, produk rotan olahan serta menganalisis kelayakan usaha industri rotan di Kota Medan. Dari hasil penelitian terdapat 24 unit industri pengolahan rotan yang mengolah 6 jenis rotan serta menghasilkan bermacam produk rotan olahan yang tersebar di 5 kecamatan di Kota Medan.
Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang membantu penulis menyelesaikan skripsi hasil penelitian ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Desember 2012

Penulis
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI
Halaman ABSTRACT ……………………………………………………………... i
ABSTRAK ................................................................................................. ii
RIWAYAT HIDUP ................................................................................... iii
KATA PENGANTAR …………………………………………………... iv
DAFTAR ISI …………………………………………………………….. v
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………............. vii
DAFTAR TABEL ……………………………………………………….. viii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. x
PENDAHULUAN Latar Belakang …………………………………………………... 1 Tujuan Penelitian ………………………………………………… 3 Manfaat Penelitian ……………………………………………….. 3
TINJAUAN PUSTAKA Rotan ……………………………………………………………... 4 Perusahaan dan Industri Pengolahan Rotan ……………………… 5 Konsumsi Rotan di Masyarakat ...................................................... 7 Harga sebagai Aspek yang Mempengaruhi Konsumsi Rotan ................................................................................... 10 Mutu dan Kualitas Rotan .................................................... 10 Jenis Rotan yang diperdagangkan .................................................. 11 Keawetan dan Kekuatan Rotan ...................................................... 15 Tingkat Keawetan .............................................................. 15 Tingkat Kekuatan ............................................................... 16 Analisis Ekonomi ............................................................................ 16 Penelitian-penelitian Terbaru Mengenai Industri Rotan di Kota Medan ............................................................................................. 18
METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ......................................................... 20 Bahan dan Alat ............................................................................... 20 Pengambilan Data ........................................................................... 20 Metode Analisis Ekonomi ................................................... 23
HASIL DAN PEMBAHASAN Industri Pengolahan Rotan di Kota Medan...................................... 25
Universitas Sumatera Utara

Bentuk Badan Usaha Pengolahan Rotan di Kota Medan..... 28 Tenaga Kerja......................................................................... 28 Prospek Industri Pengolahan Rotan...................................... 31 Jenis Rotan Komersial yang Diperdagangkan di Kota Medan......... 33 Jenis Produk Olahan Rotan yang Diperdagangkan........................... 38 Distribusi Rotan dan Pemasaran Produk Olahan Rotan di Kota Medan.............................................................................................. 43 Analisis Ekonomi.............................................................................. 47 Produk.................................................................................. 47 Analisis Biaya dan Pendapatan............................................ 48 Analisis R/C Ratio............................................................... 52 Analisis BEP........................................................................ 53 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan...................................................................................... 56 Saran................................................................................................. 56 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR Halaman
1. Skema Pengambilan Data ....................................................................... 22 2. Klasifikasi Industri Pengolahan Rotan di Kota Medan............................ 30 3. Rotan Sega yang Diperdagangkan di Kota Medan................................... 35 4. Rotan Getah yang Diperdagangkan di Kota Medan................................. 35 5. Rotan Manau yang Diperdagangkan di Kota Medan............................... 36 6. Rotan Cacing yang Diperdagangkan di Kota Medan............................... 37 7. Bentuk Meja yang Diperdagangkan di UD. Langgeng Rattan................. 39 8. Bentuk Kursi yang Diperdagangkan di Kota Medan.................................. 40 9. Bentuk Keranjang yang Diperdagangkan di UD. Arihta Rattan.............. 41 10. Bentuk Tudung Saji yang Diperdagangkan di UD. Zul Rotan............... 41 11. Bentuk Tempat Parcel Rotan yang Diperdagangkan di UD. Kurnia
Rotan....................................................................................................... 42 12. Bentuk Cermin Rotan yang Diperdagangkan di UD. Kurnia Rotan...... 42 13. Meja setengah jadi yang Diperdagangkan CV Haramas........................ 43 14. Distribusi Pasokan Rotan....................................................................... 45 15. Pesanan Produk Rotan pada Bulan Mei 2012 di CV Haramas............... 48
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL

Halaman 1. Luas Wilayah Kecamatan di Kota Medan .............................................. 9

2. Daftar Jenis Rotan Komersial dan Daerah Sebaran di Indonesia ……… 12

3. Jenis Rotan Komersial dan Penggunaannya di Dalam Negeri ………… 14

4. Kelas Awet (Ketahanan) 8 Jenis Rotan terhadap Serangan Bubuk Dinoderus minutus Farb ……………………………………………….

15

5. Klasifikasi Keawetan (Ketahanan) Rotan terhadap Bubuk Dinoderus minutus Farb. ........................................................................................... 16


6. Harga Rotan Berdasarkan Jenisnya pada Tahun 2000 ……………........ 19

7. Harga Barang Kerajinan Berdasarkan Jenisnya pada Tahun 2000.......... 19

8. Tally Sheet untuk Jenis Rotan yang Diperdagangkan di Setiap Kecamatan............................................................................................... 21

9. Tally Sheet untuk Produk yang Diperdagangkan di Setiap Kecamatan... 21

10. Kriteria Pengambilan Jumlah Sampel ................................................... 22

11. Industri Pengolahan Rotan di 21 Kecamatan di Kota Medan................ 25

12. Industri Pengolahan Rotan yang Mewakili Tiap Kecamatan................. 26

13. Keberadaan Industri Pengolahan Rotan di Kota Medan Berdasarkan Lama Beroperasi..................................................................................... 26

14. Kuantitas Tenaga Kerja yang Digunakan di Industri Rotan.................. 29

15. Jenis dan Harga Rotan yang di Perdagangkan di Kota Medan............. 34


16. Tingkat Pemakaian Jenis Rotan Komersial di Industri Rotan Kota Medan.................................................................................................... 38

17. Bentuk dan Harga Produk yang Diperdagangkan di Kota Medan........ 39

18. Distribusi Pasokan Rotan di Kota Medan............................................. 43

19. Pemasaran Produk Rotan Olahan di Kota Medan................................. 45

Universitas Sumatera Utara

20. Harga Produk dan Volume Produksi di CV Haramas........................... 48 21. Penyusutan Peralatan Produksi di CV. Haramas................................... 49 22. Biaya Pengolahan Rotan pada Produk Kode 259 t…………………… 50 23. Biaya Pengolahan Rotan pada Produk Kode 259…………………….. 51 24. Biaya Produksi Produk di CV Haramas……………………………… 52 25. Nilai R/C Produk di CV Haramas......................................................... 53 26. Nilai BEP Produk di CV. Haramas....................................................... 54
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR LAMPIRAN 1. Daftar Jenis Rotan yang Diperdagangkan di Kota Medan 2. Daftar Jenis Produk yang Diperdagangkan di Kota Medan 3. Perhitungan Biaya Produksi di CV Haramas 4. Lembar Kuisioner Penelitian 5. Peralatan dan Mesin di Industri Pengolahan Rotan di Kota Medan
Universitas Sumatera Utara

Obbi Pardamean Pane. Type Rattan, Rattan Products Processed and Economic Analysis On Commercial Rattan Manufacturing in Medan. Suvervised by Irawati Azhar and Tito Sucipto.
ABSTRACT Rattan processing as non-timber forest production creates a range of activities for a variety of rattan industry. This reasearch aim to describe the existence and development of rattan processing industry in the city of Medan, the type and price of raw materials processed rattan and rattan products are traded, and analyze the feasibility of rattan processing industry in the city of Medan. Data obtained through the census rattan processing industry in 21 districts in the city of Medan and guided interviews with selected rattan processing industry and analyze the feasibility in CV Haramas. The results of reasearch showed that the rattan processing industry is only found in five districts namely 15 industries in Medan Petisah, 3 industries in Medan Helvetia, 3 industries in Medan Sunggal, 2 industries in Johor and 1 industry in Medan Tuntungan. The type and price of the type genera of Calamus rattan and Daemonorops have Rp.2.000-Rp 20,000 per stem or per kg. Processed rattan products are tables, chairs, baskets, hoods serving, place parcel rattan, wicker mirror and semi-finished table with selling prices between 8,000-Rp.400.000 per unit. Based on the R/C ratio and the BEP of both products in the CV. Haramas viable and economically beneficial to the R/C ratio >1 and the lowest BEP 219 of the 300 units (chair products).
Keywords: rattan, processed rattan products, rattan industry, economic analysis
Universitas Sumatera Utara


Obbi Pardamean Pane. Jenis Rotan, Produk Rotan Olahan dan Analisis Ekonomi Pada Industri Pengolahan Rotan Komersial di Kota Medan. Dibimbing oleh Irawati Azhar dan Tito Sucipto.
ABSTRAK Pengolahan rotan sebagai hasil hutan non kayu menciptakan berbagai aktifitas produksi bagi berbagai industri rotan. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan keberadaan dan perkembangan industri pengolahan rotan di Kota Medan, jenis dan harga bahan baku rotan serta produk rotan olahan yang diperdagangkan, serta menganalisis kelayakan usaha industri pengolahan rotan di kota Medan. Data diperoleh melalui sensus industri pengolahan rotan di 21 kecamatan di Kota Medan dan melakukan wawancara terbimbing dengan industri pengolahan rotan yang terpilih serta menganalisis kelayakan usaha di CV Haramas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa industri pengolahan rotan hanya terdapat di 5 kecamatan yaitu 15 industri di Medan Petisah, 3 industri di Medan Helvetia, 3 industri di Medan Sunggal, 2 industri di Medan Johor dan 1 industri di Medan Tuntungan. Jenis dan harga rotan yaitu jenis marga rotan calamus dan daemonorops yang memiliki harga antara Rp.2.000-Rp.20.000 per batang atau per kg. Produk rotan olahan yaitu meja, kursi, keranjang, tudung saji, tempat parcel rotan, cermin rotan dan meja setengah jadi dengan harga jual antara Rp.8.000-Rp.400.000 per buah. Berdasarkan R/C ratio dan BEP dari kedua produk di CV. Haramas layak diusahakan dan menguntungkan secara ekonomi dengan R/C ratio >1 dan BEP terendah yaitu 219 dari 300 unit (produk kursi). Kata kunci: jenis rotan, produk rotan olahan, industri rotan, analisis ekonomi
Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN
Latar Belakang Rotan merupakan salah satu hasil hutan non kayu (HHNK) yang dikenal
luas oleh masyarakat, baik masyarakat yang berkecimpung langsung dengan pemungutan rotan maupun masyarakat yang lebih luas yang memanfaatkan rotan sebagai bahan baku industri, bahan perdagangan, dan pelengkap dalam kehidupan sehari-hari. Indonesia merupakan negara produsen rotan yang mampu memenuhi kebutuhan rotan dunia, dan selama ini mampu memasok kurang lebih 85% dari kebutuhan rotan di dunia. Di Indonesia terdapat kurang lebih 306 spesies rotan telah teridentifikasi dan menyebar di semua pulau di Indonesia. Dari keseluruhan yang teridentifikasi, rotan yang sudah ditemukan dan digunakan untuk keperluan lokal mencapai kurang lebih 128 jenis. Sementara itu rotan yang sudah umum diusahakan/ diperdagangkan dengan harga tinggi untuk berbagai keperluan baru mencapai 28 jenis saja (Baharuddin dan Taskirawati, 2009).
Pengolahan rotan sebagai hasil hutan non kayu menciptakan berbagai aktifitas produksi bagi berbagai industri rotan. Medan merupakan salah satu kota besar di Indonesia yang memiliki luas wilayah 265,10 km2. Secara administratif terdiri dari 21 kecamatan dan 151 kelurahan dengan jumlah penduduk 1.899.327 jiwa, memiliki berbagai industri hasil hutan yang berperan penting dalam kegiatan ekonomi daerah termasuk industri pengolahan rotan (Pemko Medan, 2011).
Dransfield dan Manokaran (1996) menyebutkan bahwa dalam penggunaanya rotan banyak digunakan sebagai mebel dan anyaman rotan yang dimanfaatkan secara komersial karena kekuatan, kelenturan dan keseragamannya. Rotan digunakan untuk membuat keranjang, tikar, mebel, tangkai sapu, pemukul
Universitas Sumatera Utara

permadani, tongkat, penangkap ikan, perangkap binatang, tirai, kurungan burung, ikatan pada rumah, pagar, jembatan, perahu dan untuk hampir semua tujuan lain apapun yang menuntut kekuatan dan kelenturan yang digabungkan dengan keringanan.
Jenis rotan yang diperdagangkan masih belum banyak diketahui dan dikenal oleh masyarakat awam. Penafsiran terhadap nilai atau harga dari berbagai jenis rotan yang diperdagangkan masih sering keliru, hal ini disebabkan belum tersedianya informasi yang akurat dan terkini tentang jenis, produk dan harga rotan komersial yang ada di pasaran khususnya di kota Medan.
Bentuk-bentuk badan usaha yang legal seperti badan usaha perseorangan, badan usaha persekutuan dan koperasi di bidang pengolahan rotan merupakan industri yang menyediakan kebutuhan produk rotan olahan untuk masyarakat, menjual berbagai jenis produk pada tingkat harga yang berbeda. Untuk itu penelitian ini dilakukan guna memastikan jenis dan harga rotan yang banyak diperdagangkan di Kota Medan.
Kegiatan suatu usaha pengolahan rotan dalam menghasilkan produkproduk olahan ditujukan untuk mencapai suatu keuntungan agar usaha dapat dilakukan secara kontinu. Dalam hal ini perlu dilakukan analisis ekonomi untuk mengetahui kelayakan ekonomi yang didapat dalam industri pengolahan rotan di Kota Medan.
Universitas Sumatera Utara

Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan keberadaan dan
perkembangan industri rotan di Kota Medan, jenis dan harga bahan baku rotan serta produk rotan olahan yang diperdagangkan, serta menganalisis kelayakan usaha industri pengolahan rotan di kota Medan. Manfaat Penelitian

Menyajikan data sebagai sumber informasi tentang jenis rotan komersial dan harga rotan yang diperdagangkan industri rotan di Kota Medan bagi masyarakat serta pihak yang membutuhkannya.
Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA
Rotan Rotan sebagaimana asalnya merupakan tumbuhan yang tergolong dalam
kelompok palem-paleman yang hidupnya merambat. Golongan ini termasuk dalam sub-famili calamoideae yang mempunyai 13 marga dan sekitar 600 jenis yang hidup pada kawasan hutan hujan tropis di Asia Tenggara. Kelompok rotan pada umumnya tumbuh dan dijumpai pada daerah yang beriklim basah. Di Indonesia, jenis ini dapat ditemui di Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan beberapa kepulauan lainya. Beberapa laporan menyebutkan bahwa di Jawa dapat dijumpai sekitar 25 jenis, Sumatera 75 jenis, Kalimantan 100 jenis, Sulawesi mencapai 25 jenis. Selain itu rotan juga dapat dijumpai di beberapa pulau lainnya di Indonesia (Erwinsyah, 1999).
Rotan merupakan tumbuhan khas tropika yang tumbuh di kawasan hutan tropika basah yang heterogen. Tempat tumbuh rotan pada umumnya di daerah yang berawa, tanah kering, hingga tanah pegunungan. Tingkat ketinggian tempat untuk tanaman rotan dapat mencapai 2.900 m di atas permukaan laut. Semakin tinggi tempat tumbuh, maka rotan semakin jarang dijumpai. Rotan juga akan semakin sedikit di daerah yang berbatu kapur (Januminro 2000).
Tellu (2005) menyatakan bahwa pengelompokan jenis-jenis rotan umumnya didasarkan atas persamaan ciri-ciri karakteristik morfologi organ tanaman, yaitu: akar, batang, daun, bunga, buah dan alat-alat tambahan. Dalam ilmu taksonomi tumbuhan, rotan diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae Subkingdom : Tracheobionta (tumbuhan berpembuluh)
Universitas Sumatera Utara

Divisi

: Spermatophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Kelas

: Monocotyledoneae


Ordo

: Arecales

Famili

: Palmae (Arecaceae)

Sub Famili : Calamoideae

Genus

: Calamus

Spesies

: Calamus spp.

Perusahaan dan Industri Pengolahan Rotan Manusia melakukan kegiatan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Berbagai hal atau usaha yang dilakukan, baik itu bekerja pada orang lain, instansi maupun berwiraswasta. Perusahaan adalah suatu unit kegiatan yang melakukan aktifitas pengolahan faktor produksi, untuk menyediakan barangbarang dan jasa bagi masyarakat, mendistribusikannya seta melakukan upayaupaya lain dengan tujuan memperoleh keuntungan dan memuaskan kebutuhan masyarakat (Fuad et al., 2005).

Industri mempunyai dua pengertian yaitu pengertian secara luas dan pengertian secara sempit. Dalam pengertian secara luas, industri mencakup semua usaha dan kegiatan di bidang ekonomi yang bersifat produktif. Sedangkan pengertian secara sempit, industri atau industri pengolahan adalah suatu kegiatan yang mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia, atau dengan tangan sehingga menjadi barang setengah jadi atau barang jadi (Dumairy, 1996).
Menurut BPS Medan (2011) industri adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan mengubah barang jadi dan barang yang kurang nilainya

Universitas Sumatera Utara

menjadi barang yang lebih nilainya. Menurut BPS klasifikasi industri menurut banyaknya tenaga kerja adalah: 1. Industri besar, apabila mempunyai tenaga kerja 100 orang atau lebih. 2. Industri sedang, apabila mempunyai tenaga kerja 20–99 orang. 3. Industri kecil, apabila mempunyai tenaga kerja 5–19 orang. 4. Industri rumah tangga, apabila memiliki tenaga kerja 1–4 orang.
Departemen Perindustrian (2009) menyatakan bahwa industri pengolahan rotan terdiri atas: 1. Industri pengolahan rotan hilir dapat dikatakan sebagi industri antara, yaitu
industri pengolahan rotan yang menghasilkan rotan yang sudah dicuci dan dibelerang (wash and sulfurized), anyaman rotan (webbing), rotan yang sudah ditipiskan (split) dan sejenisnya, sedang pengerjaan produk rotan olahan ini biasanya melalui proses semi mekanis. 2. Industri furniture rotan, yaitu industri yang menghasilkan perabotan rumahtangga dari rotan antara lain sofa, meja, kursi, lemari, buffet, dan sejenisnya. Pengerjaan produk pada industri furniture rotan sebagian besar semi mekanis, sedangkan desain banyak terinspirasi muatan lokal namun juga ada yang masih ditentukan konsumen. 3. Industri barang-barang kerajinan dari rotan, yaitu industri yang menghasilkan produk barang kerajinan rotan berdasarkan atas desain kearifan lokal. Pengerjaan produk pada industri ini umumnya tradisional buatan tangan (hand-made products).
Bisnis rotan yang terus berkembang menciptakan badan usaha yang berbeda-beda sehingga mampu menghasilkan keuntungan ekonomi bagi
Universitas Sumatera Utara

pendapatan daerah maupun pendapatan nasional. Menurut Kismono (2001) ada beberapa bentuk badan usaha/organisasi bisnis legal di Indonesia diantaranya:
1. Badan usaha perseorangan yaitu badan usaha yang memiliki karakteristik seperti modal yang kecil, jumlah tenaga kerja sedikit, terbatasnya keanekaragaman produk dan jasa yang dihasilkan, dan penggunaan teknologi yang masih sederhana.
2. Persekutuan (partnership) yaitu bentuk legal suatu bisnis yang dimiliki dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan bisnis. Bentuk persekutuan antara lain: a. Firma b. Persekutuan komanditer/ commanditaire vennotschaap (CV) c. Perseroan terbatas (PT)
3. Bentuk-bentuk perseroan yang lain seperti : a. Badan usaha milik negara (BUMN) yaitu organisasi bisnis yang dimiliki oleh pemerintah dengan tujuan untuk mensejahaterakan dan memenuhi kebutuhan masyarakat. b. Koperasi yaitu organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan hukum, sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan dan kegotongroyongan. c. Organisasi nonprofit (yayasan) yaitu organisasi yang berbentuk korporasi untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Konsumsi Rotan di Masyarakat Bagi kebanyakan masyarakat di Indonesia, rotan sudah sejak lama dikenal.
Selain untuk pemakaian sendiri, rotan juga sudah lama diperdagangkan walaupun
Universitas Sumatera Utara

masih belum jauh berkembang dari perdagangan bahan mentah dan setengah jadi yang kemudian berkembang menjadi perdagangan hasil rotan. Sampai saat ini rotan telah dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan mebel, kerajinan, peralatan rumah tangga dan lain-lain. Kekuatan, kelenturan dan keseragaman rotan serta kemudahan dalam pengolahannya menjadikan rotan sebagai salah satu bahan non kayu yang sangat penting dalam industri mebel (Krisdianto dan Jasni, 2005).

Dransfield dan Manokaran (1996) menyatakan bahwa batang polos rotan dimanfaatkan secara komersial untuk mebel dan anyaman rotan karena kekuatan, kelenturan dan keseragamannya. Diperkirakan 20% spesies rotan digunakan secara komersial baik dalam bentuk utuh maupun dalam belahan. Kulit dan teras rotan dimanfaatkan untuk tikar dan keranjang. Di daerah pedesaan banyak spesies rotan telah digunakan untuk berbagai tujuan seperti tali-temali, konstruksi, keranjang, atap dan tikar.
Batang rotan dapat dibuat bermacam-macam bentuk perabot rumah tangga atau hiasan-hiasan lainnya. Misalnya mebel, kursi, rak, penyekat ruangan, keranjang, tempat tidur, lemari, lampit, sofa, baki, pot bunga, dan sebagainya. Selain itu, batang rotan juga dapat digunakan untuk pembuatan barang-barang anyaman untuk dekorasi, tas tangan, kipas, bola takraw, karpet, dan sebagainya (Januminro, 2000).
Di bidang konstruksi, batang rotan banyak dipakai untuk mengisi batang sepeda, alat sandaran kapal, penahan pasir di daerah gurun pasir, bahkan dapat digunakan untuk pengganti konstruksi tulangan beton. Batang rotan yang muda (umbut) dapat dikonsumsi sebagai sayuran. Daerah-daerah yang banyak
Universitas Sumatera Utara

mengkonsumsi umbut rotan adalah Aceh, Jambi, Sulawesi, Kalimantan dan Jawa

Barat. Getah rotan yang didapat dari pengolahan buah jernang merupakan bahan

baku industri pewarna, industri farmasi, serbuk pembuatan pasta gigi, ekstrak

tannin, dan sebagainya (Januminro, 2000). Kota Medan secara geografis terletak di antara 20 27'-20 47' Lintang Utara
dan 980 35'-980 44' Bujur Timur. Posisi Kota Medan ada di bagian Utara Propinsi

Sumatera Utara dengan topografi miring ke arah Utara dan berada pada ketinggian

tempat 2,5-37,5 m di atas permukaan laut. Luas wilayah Kota Medan adalah

265,10 km2 secara administratif terdiri dari 21 Kecamatan (Tabel 1) dan 151


Kelurahan dengan jumlah penduduk 1.899.327 jiwa (Pemko Medan, 2011)

Tabel 1. Luas Wilayah Kecamatan di Kota Medan

No. Nama Kecamatan 1. Medan Tuntungan 2. Medan Selayang 3. Medan Johor 4. Medan Amplas 5. Medan Denai 6. Medan Tembung 7. Medan Kota 8. Medan Area 9. Medan Baru 10. Medan Polonia 11. Medan Maimun 12. Medan Sunggal 13. Medan Helvetia 14. Medan Barat 15. Medan Petisah 16. Medan Timur 17. Medan Perjuangan 18. Medan Deli 19. Medan Labuhan 20. Medan Marelan 21. Medan Belawan
Total Sumber : BPS Kota Medan (2011)

Luas (Km2) 20,68 9,01 12,81 14,58 11,19 4,09 7,99 9,05 5,84 5,52 5,27 2,98 15,44 6,82 13,16 5,33 7,76 20,84 36,67 23,82 26,25 265,10

Universitas Sumatera Utara

Harga sebagai Aspek yang Mempengaruhi Konsumsi Rotan Menurut Fuad et al. (2005) harga adalah sejumlah kompensasi (uang
maupun barang) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi barang dan jasa. Pada saat ini bagi sebagian besar anggota masyarakat, harga masih menduduki tempat teratas dalam keputusan untuk membeli suatu barang dan jasa.
Pemakaian dan penggunaan rotan oleh masyarakat sangat dipengaruhi tingkat harga yang ada. Pada dasarnya harga ditentukan oleh keseimbangan antara penawaran dan permintaan. Apabila harga yang berlaku itu rendah maka tentu saja jumlah yang diminta masyarakat akan lebih banyak, karena dengan harga yang lebih rendah tentulah akan lebih banyak orang yang dapat menjangkau harga tersebut (Indriyo, 2001).
Mutu dan Kualitas Rotan Penentuan jenis dan kualitas rotan yang diperdagangkan hanya didasarkan
pada penampakan dan kekerasan batangnya. Syarat kualitas yang ditetapkan dalam perdagangan rotan lebih menekankan pada penampakan morfologi batang, tanpa memperhatikan aspek lainnya seperti sifat fisik, mekanik, dan sifat kimia batangnya (Tellu, 2008).
Menurut SNI 01-7254-2006 menyatakan bahwa mutu dari suatu jenis rotan ditentukan oleh kemampuan kegunaan rotan untuk tujuan tertentu berdasarkan karakateristik yang dimilikinya berdasarkan secara visual (jenis, cacat, dimensi, kuantitas) dan secara laboratoris (kadar air dan kekuatan tarik) pada jenis-jenis sortimen rotan
Kualitas rotan ditentukan oleh bagaimana berat jenis, kelenturan, warna dan penampilan buku-buku dan permukaan batang. Rotan yang baik memiliki
Universitas Sumatera Utara

berat jenis bahan lebih tinggi, kelenturannya tinggi sehingga apabila dibengkokkan akan segera lurus kembali. Warna putih dari kulit rotan adalah yang terbaik. Kualitas yang lebih rendah berwarna kuning. Lebih rendah lagi apabila berwarna hitam. Rotan yang kualitasnya tinggi buku-bukunya halus tanpa adanya benjolan-benjolan (Yayasan Prosea, 1994).
Jenis Rotan Yang Diperdagangkan Di Indonesia terdapat delapan jenis rotan, yakni calamus, daemonorops,
khortalsia, plectocomia, ceratolobus, plectocomiopsis, myrialepis dan calospatha. Dari 8 jenis tersebut total jenis yang terdiri atas kurang lebih 306 spesies telah terindentifikasi dan menyebar di semua pulau di Indonesia. Dari keseluruhan yang telah terindentifikasi tersebut, sebanyak kurang lebih 50 jenis diantaranya telah dipungut, dipakai, diolah, dan diperdagangkan sejak lama oleh penduduk Indonesia yang tinggal disekitar hutan untuk memenuhi permintaan lokal dan internasional. Dari delapan genera terdapat dua genera rotan yang bernilai ekonomi tinggi adalah calamus dan daemonorops. Jumlah total rotan yang sudah ditemukan dan digunakan untuk keperluan lokal mencapai kurang dari 128 jenis (Baharuddin dan Taskirawati, 2009).
Baharuddin dan Taskirawati (2009) menyatakan bahwa rotan yang benarbenar memiliki sifat dan memenuhi syarat serta kualitas baik untuk berbagai keperluan berjumlah 128. Dari jumlah tersebut, rotan yang memiliki nilai komersial tinggi dan banyak dipungut serta diperdagangkan sekitar 28 jenis (Tabel 2)
Universitas Sumatera Utara

Tabel 2. Daftar Jenis Rotan Komersial dan Daerah Sebaran di Indonesia.

No Nama Lokal 1 Manau

Nama Botanis Calamus manna Miq.

2 Semambu

Calamus scipionum Loure

3 Sega/taman Calamus caesius Bl.

4 Irit

Calamus trachyoleus Becc

5 Tohiti

Calamu inops Becc

6 Batang/air

Calamus zoligeri Becc

7 Pulut/bole

Calamus ipar Bl

8 Pulut putih Calamus sp

9 Seuti

Calamus ornatus Bl

10 Taman, Sego Calamus optimus Becc

11 Sega air

Calamus exilis Griff

12 Sega batu

Calamus heroideus Bl.

13 Jermasin

Calamus leijocaulis Becc.

14 Tabu-tabu

Daemonorops sabut Becc

15 Jernang

Daermonorops draco Bl

16 Getah

Khorthalsia angustifolia Bl.

17 Datu

Calamus minahasa Warb

18 Lilin

Calamus javanensis Bl

19 Batu

Calamus filiformis Becc.

20 Lita

Daemonorops lamprolepis Becc

21 Dandan

Calamus schistacanthus Bl.

22 Umbul

Calamus symhysipus Mart

23 Duduk

Daemonorops longopes Mart

24 Suwai 25 Seel 26 Wilatung 27 Balubuk 28 Telang 29 Dahan

Calamus warbugii K. Schum Daemonorops melanochaetes Becc Daemonorops fissus Calamus burchianus Becc Calamus polystachys Becc Khorthalsia flagellaris Miq.

30 Inun

Calamus scabidulus

31 Bulu

Khorthalsia celebica Bl

32 Semut

Khorthalsia scaphigera Mart

33 Cacing

Calamus ciliaris Bl.

34 Udang

Khorthalsia echinomerta Becc.

35 Manau tikus Calamus oleyanus Becc

36 Manau gajah Calamus marginatus Mart

37 Pelah

Daemonorops rubra Bl.

38 Lacak

Calamus crinatus Bl.

39 Tunggal

Calamus mucronatus Becc

40 Leules

Calamus melanoloma Mart

41 Epek

Calamus tolitoliensis Becc

42 Rawa

Calamus tenuis

43 Samuli

Calamus picicapus Bl

44 Arasulu

Calamus rumpii Bl.

45 Buluk

Calamus hispidulus Becc

46 Terumpu

Calamus muricatus

47 Hoa

Calamus didymmocarpus Warb

48 Lambang

Calamus sp.

49 Selutup

Calamus optimus Becc.

50 Kidang

Calamus sp.

51 Leluo

Calamus maximus

Sumber : Baharuddin dan Taskirawati (2009)

Daerah Sebaran Produksi
Aceh, Sumut, Sumbar, Jambi, Bengkulu, Lampung, Kalimantan Sumbar, Bengkulu, Lampung Aceh, Sumut, Sumbar, Riau, Bengkulu Kalimantan Sulawesi, Maluku Sulawesi, Maluku Kaltim, Kalsel Kaltim, Kalsel Bengkulu, Lampung, Sumbar, Jawa Kaltim, Kalsel, Kalteng Jambi, Sumsel, Lampung Jambi, Sumsel, Lampung Sulawesi, Maluku Sumbar, Bengkulu, Kalimantan Jambi, Sumbar, Riau NTB, Aceh, Sumbar, Jambi, Lampung Maluku, Irja Sumatera, Jawa, Kalimantan Bengkulu, Lampung, Kalteng Kalbar, Kaltim, Sulawesi Sumsel, Jambi, Lampung NTB, Sulawesi Bengkulu, Sumbar, Sumsel, Lampung, Aceh Maluku, Irja Sumatera, Jawa, Kalimantan Kalimantan Sumatera, Jawa Sumut, Aceh, Jambi, Riau, Kalimantan Jambi, Riau, Bengkulu, Jawa, Kalimantan Lampung, Jawa Sulawesi, Maluku, Irja Lampung, Jawa Sumatera, Jawa, Kalimantan Sumbar, Bengkulu Jambi, Sumbar, Bengkulu, Kalimantan Sumbar, Bengkulu, Kalimantan Sumatera, Jawa, Kalimantan Riau, Jawa, Kalimantan Sumatera, Kalimantan Lampung, Jabar NTB, Sulawesi, Maluku Jambi, Sumsel, Lampung Sulawesi, Maluku Maluku, Irja Sumbar, Riau, Bengkulu, Sumbar, Lampung, Kalimantan Sulawesi Sulawesi, Maluku, Irja Sulawesi, Maluku Sumatera, Jawa, Kalimantan Lampung, Jabar Sulawesi

Universitas Sumatera Utara

KPPURI (2010) menyatakan bahwa berdasarkan tingkat pengolahannya, rotan dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok sebagai berikut : a. Rotan mentah: rotan yang diambil/ ditebang dari hutan, masih basah dan
mengandung air getah rotan, warna hijau atau kekuning-kuningan (lapisan berklorofil), belum digoreng dan belum dikeringkan. b. Rotan asalan: rotan yang telah mengalami proses penggorengan, penjemuran, dan pengeringan. Permukaan kulit berwarna coklat kekuning-kuningan, masih kotor belum dicuci, bergetah-kering, permukaan kulit berlapisan silikat. c. Rotan natural washed & sulphured (W/S): rotan bulat natural yang masih berkulit, sudah mengalami proses pencucian dengan belerang (sulphure), ruas/ tulang sudah dipangkas maupun tidak dipangkas (trimmed atau untrimmed), biasanya kedua ujungnya sudah diratakan, sudah melalui sortasi ukuran diameter maupun kualitas. d. Rotan poles: rotan bulat yang telah dihilangkan permukaan kulit bersilikatnya dengan menggunakan mesin poles rotan e. Hati rotan: merupakan isi/ hati rotan tanpa kulit dengan berbagai bentuk. f. Kulit rotan: merupakan lembaran rotan yang diperoleh dari hasil pembelahan rotan bulat natural dan/ atau rotan bulat poles. g. Serbuk rotan: merupakan sisa (waste) dari proses poles rotan. Dipergunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan obat nyamuk bakar maupun briket.
Meskipun Indonesia kaya akan berbagai jenis rotan, namun tidak seluruh rotan tersebut dapat dimanfaatkan. Menurut Yayasan Rotan Indonesia (YRI) dalam KPPURI (2010) dari 350 spesies rotan yang ada di Indonesia, baru 53
Universitas Sumatera Utara

spesies yang memiliki nilai komersial. Pada Tabel 3 ditampilkan data berbagai

jenis rotan komersial Indonesia serta penggunaannya di dalam negeri.

Tabel 3. Jenis Rotan Komersial dan Penggunaannya di Dalam Negeri

No Jenis Rotan

Diameter

Penggunaan Dalam Negeri

Pulau Sumatera

1 Manau

18/44 mm Pemakaian terbatas di dalam negeri

2 Sega loonti

Pemakaian terbatas di dalam negeri

3 Jerimasin

Pemakaian terbatas di dalam negeri

4 Tabu-tabu

18/36 mm Tidak dipakai di dalam negeri

5 Mawi

16/28 mm Tidak dipakai di dalam negeri

6 Giok-giok

16/28 mm Tidak dipakai di dalam negeri

7 Lacak

Tidak dipakai di dalam negeri

Pulau Sulawesi

1 Batang

16/48 mm Hanya diameter 18/30mm dalam bentuk poles

2 Manuk putih

16/38 mm Hanya diameter 18/30mm dalam bentuk poles

(noko)

3 Lambang

10/24 mm Hanya diameter 2,5/15mm dalam bentuk hati

rotan

4 Tohiti

10/34 mm Pemakaian di dalam negeri terbatas

5 Manuk merah

14/36 mm Pemakaian di dalam negeri terbatas

6 Umbulu

10/24 mm Pemakaian di dalam negeri terbatas

7 Pato

28/50 mm Tidak terpakai di dalam negeri

8 Paik

10/20 mm Tidak terpakai di dalam negeri

9 Tarumpu

16/32 mm Tidak terpakai di dalam negeri

10 Botol

14/38 mm Tidak terpakai di dalam negeri

11 Ubang

14/38 mm Tidak terpakai di dalam negeri

12 Barakcung

14/24 mm Tidak terpakai di dalam negeri

13 Lebanga

Tidak terpakai di dalam negeri

14 Moli

14/24 mm Tidak terpakai di dalam negeri

15 Tanah (ape)

10/20 mm Tidak terpakai di dalam negeri

16 Jemasin (ronti)

6/16 mm

hanya bisa diproses menjadi rotan W/ S

17 Sabutang

8/16 mm

Tidak terpakai (hanya bisa diproses menjadi

rotan W/ S)

18 Anduru

6/16 mm

Hanya bisa diproses menjadi rotan W/ S

19 Putih (paloe)

6/18 mm

Hanya bisa diproses menjadi rotan W/ S

20 Taimanuk

10/18 mm Hanya bisa diproses menjadi rotan W/ S

21 Datu merah

2/5 mm

Hanya bisa diproses menjadi rotan W/ S

22 Datu putih

3/7 mm

Hanya bisa diproses menjadi rotan W/ S

23 Katak merah

12/20 mm Hanya bisa diproses menjadi rotan W/ S

24 Katak putih

12/20 mm Hanya bisa diproses menjadi rotan W/ S

Pulau Kalimantan

1 Sega (Kooboo)

6/16 mm

Pemakaian terbatas di dalam negeri

2 Pulut merah

2/5 mm

Pemakaian terbatas (hanya dalam bentuk W/ S

3 Sarang buaya

Pemakaian terbatas (hanya dalam bentuk W/ S

4 Tunggal

18/42 mm Pemakaian terbatas di dalam negeri

5 Pulut putih

3/6 mm

Tidak dipakai (hanya dalam bentuk W/ S)

6 Semambu

18/34 mm Tidak dipakai (hanya dalam bentuk W/ S)

7 Jalayan

20/42 mm Tidak dipakai di dalam negeri

8 Batu

10/24 mm Tidak dipakai (hanya dalam bentuk W/ S)

Pulau Jawa

1 Suti

20/34 mm Pemakaian terbatas di dalam negeri

2 Manis/Banyuwangi 18/34 mm Pemakaian terbatas di dalam negeri

Sumber : Asosiasi Petani Rotan Indonesia (APRI), 2010

Universitas Sumatera Utara

Keawetan dan Kekuatan Rotan

Tingkat Keawetan

Nilai suatu jenis rotan untuk keperluan mebel, barang kerajinan dan

peralatan rumah tangga sangat ditentukan oleh keawetannya, Keawetan rotan

adalah daya tahan suatu jenis rotan terhadap berbagai faktor perusak rotan, tetapi

biasanya yang dimaksud ialah daya tahan terhadap faktor perusak biologis yang

disebabkan oleh organisme perusak rotan yaitu jamur dan serangga. Dalam hal ini

perlu diperhatikan terhadap organisme mana keawetan itu dimaksudkan, karena

sesuatu jenis rotan yang tahan terhadap serangan jamur misalnya belum tentu akan

tahan juga terhadap serangga atau organisme perusak lainnya. Keawetan rotan

juga dipengaruhi pula faktor lain seperti kandungan selulosa, lignin, pati dan

kimia lainnya (Jasni dan Supriana, 2000).

Jasni dan Supriana (2000) menyatakan bahwa hasil penelitian secara

laboratoris mengenai ketahanan 8 jenis rotan terhadap organisme perusak dari

jenis bubuk rotan kering Dinoderus minutus Farb, dibuat 5 kelas awet (ketahanan)

berdasar penilaian penurunan berat rotan (Tabel 5) akibat diserang bubuk tersebut.

Adapun klasifikasi tersebut tercantum pada Tabel 4.

Tabel 4. Kelas awet (ketahanan) 8 jenis rotan terhadap serangan bubuk Dinoderus minutus Farb.

No

Nama Jenis Rotan

Nama Daerah

Nama Botanis

1 Bubuay

Plectocomia elongata Becc.

2 Semambu

Calamus scipionum Burr.

3 Tretes

Daemonorop heteroides Bl.

4 Balubuk

Calamus burchianus Becc.

5 Batang

Calamus zolingerii Becc.

6 Galaka

Calamus sp.

7 Tohiti

Calamus inops Becc.

8 Manau

Calamus manan Miq.

Kelas Awet (Ketahanan)
V III III II II I I I

Universitas Sumatera Utara

Tabel 5. Klasifikasi keawetan (ketahanan) rotan terhadap bubuk Dinoderus minutus Farb.

Kelas awet (ketahan) I II III IV V

Penurunan berat (mg) < 42 43 - 62 63 - 82 83 - 102 > 102

Tingkat Kekuatan Menurut Bhat dan Thulasidas (1993) dalam Krisdianto dan Jasni (2005)
dimensi serat merupakan parameter yang penting untuk menentukan kekuatan rotan. Panjang serat dan tebal dinding serat dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk menentukan kekuatan rotan. Semakin tebal dinding dan semakin panjang serat, maka semakin tinggi kekuatan batang rotan. Dinding serat yang tebal menjadikan rotan lebih keras dan meningkatkan kemampuan menyangga beban yang berat.

Analisis Ekonomi Analisis ekonomi adalah proses analisis kekuatan dan kelemahan suatu
ekonomi dianalisis. Analisis ekonomi penting untuk memahami kondisi ekonomi yang tepat. Di dalam analisis ekonomi, suatu proyek dilihat dari sudut pandang perekonomian sebagai keseluruhan (Alam et al, 2009).
Menurut Aziz (2003) untuk mengetahui tingkat kelayakan dari berbagai produk hal yang dilakukan adalah menganalisis biaya dan pendapatan. Setelah mengetahui biaya dan pendapatan dilanjutkan dengan pemakaian metode R/C Ratio dan Break Event Point (BEP).

Universitas Sumatera Utara

a. Analisis biaya dan pendapatan Dalam analisis biaya dan pendapatan dilakukan perhitungan biaya
produksi total (biaya tetap total dan biaya variabel total). Setelah mengetahui biaya produksi dihitung penerimaan dan keuntungan.
Menurut Aziz (2003) rumus perhitungan biaya produksi, penerimaan dan keuntungan adalah sebagai berikut: Biaya produksi: TC = TFC + TVC Penerimaan: TR = P.Q Keuntungan = TR – TC Keterangan: TC = total cost (biaya total)
TFC = total fixed cost (biaya tetap total ) TVC = total variabel cost (biaya tidak tetap total) TR = total revenue (penerimaan total) P = price per unit (harga jual per unit) Q = quantity (jumlah produksi) b. Revenue Cost Ratio (R/C) Metode R/C merupakan perbandingan penerimaan dengan biaya yang dikeluarkan. Menurut Kuswadi (2006) untuk menghitung R/C dapat dirumuskan sebagai berikut. RC = TR TC Keterangan: TR = total revenue (penerimaan total) TC = total cost (biaya total) Kriteria penilaian R/C: R/C < 1 = produk tidak layak secara ekonomi
Universitas Sumatera Utara

R/C > 1 = produk layak secara ekonomi c. Pendekatan Break Event Point (BEP)
Analisis break event point adalah suatu analisis yang bertujuan untuk menemukan satu titik, dalam unit atau rupiah, yang menunjukkan biaya sama dengan pendapatan. Menurut Aziz (2003) perhitungan BEP (konsep titik impas) dapat dilakukan dengan dua rumus yaitu: BEP Biaya Produksi = Biaya Total
Harga Produk BEP Harga Produksi = Biaya Total
Total Produksi
Penelitian-penelitian Terbaru Mengenai Industri Rotan di Kota Medan Menurut Sigalingging (2011) hasil penelitian di Perusahaan CV. Haramas
Medan menggunakan jenis rotan yang antara lain rotan manau (Calamus manan), rotan sega (Calamus caesius), rotan cacing batu (Calamus melanoloma) dan rotan batu lantai (Calamus sp). Produksi di CV. Haramas tergantung pada pesanan (orderan). Bentuk produk yang diproduksi disesuaikan dengan permintaan pembeli (buyer). Pada bulan April 2011 pesanan produk di CV. Haramas ada tiga yaitu Kode 259 t (meja setengah jadi), Kode 259 (kursi) dan Kode 262 (kursi). Pemberian kode pada produk ini adalah untuk mempermudah perusahaan dalam proses produksi. Masing-masing jumlah produksi dari produk adalah 200 unit, jadi jumlah seluruh produksi pada bulan April 2011 adalah 600 unit.
Menurut Suratmi (2010) hasil produk-produk dari rotan yang ditawarkan usaha toko pengrajin rotan di kota Medan adalah kursi tamu (kursi teras), sekat (pembatas ruangan), kuda-kudaan (mainan anak), keranjang parsel (bentuk
Universitas Sumatera Utara

bertingkat, bentuk keranjang biasa), sofa, perangkat meja makan, kursi goyang ati,

kursi goyang anyaman, hulahop, tudung saji, bakul pakaian, kursi malas, rak

buku, rak dispenser, dan keranjang buah.

Menurut Syahraini (2010) harga rotan berdasarkan jenisnya pada tahun

2000 disajikan pada Tabel 6. Kemudian harga barang kerajinan berdasarkan

jenisnya disajikan pada Tabel 7 berikut:

Tabel 6. Harga Rotan di Kota Medan Berdasarkan Jenisnya pada Tahun 2000

No Jenis Rotan

Harga (Rp)

1. Rotan manau

13.000/batang

2. Rotan manau poles kecil

12.000/batang

3. Rotan manau sedang

17.000/batang

4. Rotan manau ukuran 40 mm

20.000/batang

5. Rotan manau ukuran 35-40 mm

18.000/batang

6. Rotan manau ukuran 30-35 mm

16.000/batang

7. Rotan getah

3.000- Rp. 4.000/kg

8. Rotan pitrit

25.000- Rp. 27.000/batang

9. Rotan semambu

5000-Rp 7.000/batang

10. Rotan sega

12.500/batang

11. Rotan cacing

3.000/kg

12. Rotan tabu-tabu berdasarkan ukurannya 7.000-10.000/batang

Sumber: Kamaludin (2000) dalam Syahraini (2010)

Tabel 7. Harga barang kerajinan di Medan berdasarkan jenisnya pada Tahun 2000

No Barang-Barang Kerajinan 1. Kursi teras harga persetnya 2. Kursi tamu harga persetnya 3. Kursi sofa harga persetnya 4. Meja makan dan kursinya 5. Kursi malas 6. Rak Sudut 7. Lemari 8. Ayunan 9 Cermin rotan 10 Keranjang berbagai bentuk 11 Hulahop 12 Sarang Lampu 13 Pot berdasarkan jenis dan bentuknya 14 Bola takraw Sumber: Kamaludin (2000) dalam Syahraini (2010)

Harga (Rp) 1 juta – 3 juta 1,5 juta – 5 juta 700.000. 500.000 – Rp.700.000 300.000 800.000 – 1500.000. 2 jt – 3 jt 50.000 – 100.000 15.000 – 50.000 5.000 – 100.000. 10.000 – 50.000. 30.000 – 60.000. 3.000 – 800.000. 5000 – 15.000

Universitas Sumatera Utara

METODOLOGI Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di industri pengolahan rotan yang tersebar pada 21 kecamatan di kota Medan. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2012 sampai Mei 2012.
Bahan dan Alat Adapun bahan yang digunakan adalah seluruh jenis rotan yang ada di
industri pengolahan rotan terpilih kota Medan. Alat yang digunakan dalam melaksanakan penelitian ini adalah alat tulis, tally sheet, kamera, kalkulator.
Pengambilan Data 1. Pengambilan data industri pengolahan rotan yang ada di kota Medan
dilaksanakan melalui sensus di 21 kecamatan yang ada di kota Medan. Data meliputi: a. Nama Perusahaan b. Status badan hukum c. Alamat dan nomor telepon d. Jenis rotan yang diperdagangkan
Adapun tally sheet untuk jenis rotan yang diperdagangkan di setiap kecamatan disajikan pada Tabel 8
Universitas Sumatera Utara

Tabel 8. Tally Sheet untuk Jenis Rotan yang Diperdagangkan di Setiap Kecamatan
Nama Kecamatan : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

No Nama Industri Rotan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Jenis Rotan

Diameter

Harga

Alamat.

Ket.

e. Jenis produk yang diperdagangkan

Adapun tally sheet untuk jenis pr