Analisis Pemasaran Produk Rotan Olahan di Kota Binjai

  TINJAUAN PUSATAKA Deskripsi Rotan

  Rotan adalah palem memanjat berduri yang terdapat di daerah tropis dan subtropis Benua lama. Tumbuhan ini merupakan sumber rotan batang untuk industri mebel rotan, kebanyakan rotan batang yang memasuki perdagangan dunia dikumpulkan dari tanaman yang tumbuh liar dan di berbagai bagian Asia Tenggara, rotan merupakan hasil hutan yang paling penting setelah kayu (Dransfield dan Manokaran, 1996).

  Menurut Januminro (2000) dalam Sinambela (2011) bahwa batang tanaman rotan merupakan bagian yang terpenting karena nilai ekonomi tanaman rotan terletak pada batangnya. Batang tanaman rotan berbentuk memanjang dan bulat seperti silinder atau segitiga, tetapi selalu bersifat aktinomorf, yakni bila dibagi dua akan menjadi bagian yang setangkup. Batang rotan memiliki ciri dan sifat berbeda-beda, tergantung pada jenis dan varietasnya. Ukuran ruas pada sebatang rotan berbeda-beda. Ukuran ruas pada pangkal batang hingga sepanjang 1,5 mm tidak sama, tetapi ukuran 1,5 m ke atas akan didapat ukuran ruas dan diameter batang yang hampir seragam. Ujung batang tanaman rotan akan selalu beratambah panjang.

  a.

  Batang tanaman rotan terbagi menjadi ruas-ruas yang setiap ruas dibatasi oleh buku-buku. Pelepah dan tangkai daun tanaman rotan melekat pada buku-buku tersebut.

  b.

  Batang tanaman rotan selalu tumbuh ke atas menuju sinar matahari (fototrop atau heliotrop).

  Rotan merupakan tumbuhan yang tergolong dalam kelompok palem- palemanyang hidupnya merambat. Golongan ini termasuk dalam sub-famili calamoideae yangmempunyai 13 marga dan sekitar 600 jenis dan hidup pada kawasan hutan hujan tropis di Asia Tenggara.Kelompok rotan pada umumnya tumbuh dan dijumpai pada daerah yang beriklim basah. Di Indonesia jenis ini dapat ditemui di Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan beberapa kepulauan lainya.

  Beberapa laporan menyebutkan bahwa di Jawa dapat dijumpai sekitar 25 jenis, Sumatera 75 jenis, Kalimantan 100 jenis, Sulawesi 25 jenis. Selain itu rotan juga dapat dijumpai di beberapa pulau lainnya di Indonesia (Erwinsyah, 1999).

  Taksonomi Rotan

  Pengelompokan jenis-jenis rotan umumnya didasarkan atas persamaan ciri-ciri karakteristik morfologi organ tanaman, yaitu: akar, batang, daun, bunga, buah dan alat-alat tambahan (Tellu, 2005). Dalam ilmu taksonomi tumbuhan, rotan diklasifikasikan sebagai berikut yaitu : Kingdom : Plantae Subkingdom : Tracheobionta (tumbuhan berpembuluh) Divisi : Spermatophyta Sub Divisi : Angiospermae Kelas : Monocotyledoneae Ordo : Arecales Famili : Palmae (Arecaceae) Sub Famili : Calamoideae Genus : Calamus Spesies : Calamus spp.

  Teknologi Pengolahan Rotan

  Menurut Rachman dan Hermawan (2005) dalam situmorang (2012) ada beberapa langkah yang dilakukan dalam proses pengolahan rotan, yaitu : a.

  Persiapan Tahapan persiapan terdiri atas kegiatan penumpukan rotan segar,pembersihan, dan sortasi. Rotan yang diterimadi tempat penumpukan adalah rotan yang berkualitas baik dan sudahcukup tua dengan ciri-ciri diameter silindris, cukup keras, tidak adatanda-tanda keriput, dan mengandung lebih banyak warna hijau tua.

  b.

  Penggorengan Tujuan penggorenganrotan adalah untuk menurunkan kadar air rotan dan mengeluarkanbahan-bahan larut minyak yang umumnya terdapat di bagian kulit(epidermis) rotan serta dapat menghalangi proses keluarnya air daridalam rotan.

  c.

  Penggosokan dan pencucian Penggosokan dilakukan pada rotan yang telah digoreng dan ditiriskandengan menggunakan kain perca, sabut kelapa atau karunggoni yang dicampurkan dengan pasir halus atau serbuk gergaji. Penggosokan dilakukan berulang-ulang agar sisa kotoranterutama getah yang masih menempel pada kulit rotan dapat dilepaskansehingga kulit rotan menjadi bersih dan dapat diperoleh rotandengan warna yang cerah dan mengkilap.

  d.

  Pengeringan Pengeringan rotan dilakukan di lapangan terbuka agar rotan langsungterkena paparan sinar matahari. Waktu pengeringan di musim kemarau hanyasekitar 1 minggu dan di musim penghujan dapat mencapai 2- 3 minggu untuk sampai pada kondisi kering udara dengan kadar airsekitar 15-18%. Penjemuran untuk rotan kecil dapat dilakukan dengan menghamparkanrotan di atas para-para setinggi pusar atau sekitar 50 cm dari tanah. Waktu pengeringanbervariasi untuk setiap jenis rotan, tapi umumnya antara 1minggu - 2 minggu pada saat cuaca cerah.

  e.

  Pengasapan Pengasapan bertujuan untuk memutihkan warna kulit rotan, denganproses pengelantangan (bleaching) menggunakan asap belerang (gas

  SO

  2 ). Pengasapan dilakukan dalam rumah asap berbentuk kubah

  yangterbuat dari tembok dan balok kayu dengan sumber asap berasal daribelerang yang dibakar di atas wadah anti bakar dan disalurkan ke dalamrumah asap tersebut. Rotan disusun berlapis-lapis dengan menggunakanganjal agar asap dapat bergerak bebas di antara lapisan

  Pemanfaatan Rotan

  Penggunaan rotan begitu banyak yaitu digunakan untuk membuat keranjang, tikar, mebel, tangkai sapu, pemukul permadani, tongkat, perangkap ikan, perangkap binatang, tirai, kurungan burung dan untuk hampir semua tujuan lain apapun yang menuntut kekuatan dan kelenturan yang digabung dengan keringanan. Ikatan pada rumah, pagar, jembatan dan bahkan perahu dilakukan dengan rotan, sering tanpa menggunakan paku sama sekali. Tali untuk menambatkan kerbau, tambang penambat, tali jangkar dan jembatan juga dibuat rotan. Pinak-pinak daun rotan tua dianyam untuk atap, pinak daun muda digunakan sebagai kertas rokok, tunas muda atau ‘kobis’ dimakan, buah rotan digunakan beragam sebagai buah dan obat, dan ‘darah naga’ yang diperoleh dari kulit buah beberapa spesies pernah digunakan sebagai zat warna, pernis, dan dalam jamu lokal (Dransfield dan Manokaran, 1996).

  Menurut komunitas Wikipedia (dalam hhtp://id.wikipedia.org/wiki/Rotan) bahwa pemanfaatan rotan (sp. Daemonorops) terutama adalah sebagai bahan baku mebel, misalnya kursi, meja, serta rak buku. Rotan memiliki beberapa keunggulan daripada kayu, seperti ringan, kuat, elastis/mudah dibentuk, serta murah. Namun kelemahannya adalah mudah terkena kutu bubuk ”Pin Hole”. Batang rotan juga dapat dibuat sebagai tongkat penyangga berjalan dan senjata. Berbagai perguruan pencak silat mengajarkan cara bertarung menggunakan batang rotan. Di beberapa tempat di Asia Tenggara, rotan dipakai sebagai alat pemukul dalam hukuman cambuk rotan bagi pelaku tindakan kriminal.

  Di bidang konstruksi, batang rotan banyak dipakai untuk mengisi batang sepeda, alat sandaran kapal, penahan pasir di daerah gurun pasir, bahkan dapat digunakan untuk pengganti konstruksi tulangan beton. Batang rotan yang muda (umbut) dapat dikonsumsi sebagai sayuran. Daerah-daerah yang banyak mengkonsumsi umbut rotan adalah Aceh, Jambi, Sulawesi, Kalimantan dan Jawa Barat. Getah rotan yang didapat dari pengolahan buah jernang merupakan bahan baku industri pewarna, industri farmasi, serbuk pembuatan pasta gigi, ekstrak tanin, dan sebagainya (Januminro, 2000).

  Pengertian Pemasaran

  Pemasaran adalah sebagai suatu proses sosial dan manajerial yang membuatindividu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewatpenciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain. Pemasaranmerupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusahadalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang danmendapatkan laba (Kotler, 2000).

  Selain itu menurut Kotler (2001), pemasaran adalah kegiatan manusia yang bertujuan memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia melalui proses pertukaran. Pengertian tersebut dapat memberikan gambaran bahwa pemasaran sebagai suatu sistem dari kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan, ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang/jasa kepada pembeli secara individual maupun kelompok pembeli.

  Kegiatan-kegiatan tersebut beroperasi dalam suatu lingkungan yang dibatasi sumber-sumber dari perusahaan itu sendiri, peraturan-peraturan, maupun konsekuensi sosial perusahaan.

  Analisis Pemasaran

  Analisis pemasaran adalah suatu penganalisasian atau penyelenggaraan untuk mempelajari berbagai masalah pasar. Analisis pasar akan menyangkut lokasi pasar, luas pasar, sifat pasar dan karakteristik pasar. Keberhasilan usaha perusahaan dapat ditentukan oleh ketepatan strategi pemasaran yang diterapkannya dengan dasar memperhatikan situasi dan kondisi dari analisis pasarnya ( Helmi, 2011).

  Di dalam menganalisis pasar, perusahaan perlu meninjau jenis pasar produknya, motif dan perilaku, segmen pasar dan penentu sasaran pasarnya.

  Masalah yang perlu dianalisis di dalam pasar adalah besarnya pasar, ruang lingkup pasar, struktur pasar, pasar saham, serta peluang-peluang pasar. Mengenai besarnya pasar dapat ditentukan oleh besarnya permintaan dan penawaran terhadap barang atau jasa yang dibutuhkan para konsumen. Sedangkan mengenai ruang lingkup pasar, biasanya mencakup luasnya pasar, misalnya luas pasar menurut geografis, pendidikan para konsumen, profesi para konsumen, tingkat umur para konsumen dan lain sebagainya.

  Tujuan analisis pasar yaitu mengenal lingkungan pasar, mengenal tipe-tipe pasar, mengetahui karakteristik pasar, menentukan keputusan yang tepat, menghadapi para pesaing, melaksanakan kebijakan dalam pemasaran, membuat program dalam bidang pemasaran dan mengenal ciri-ciri pasar.

  Menurut Helmi, (2011) adapun permasalahan di dalam ruang lingkup analisis pasar antara lain yaitu :

  1. Barang dan jasa yang dipasarkan Barang-barang dan jasa yang diproduksi oleh perusahaan berdasarkan analisis pasar yaitu : a.

  Jenis dan sifat barang b. Kuanitas dan kualitas barang c. Warna dan ukuran barang d. Desain dan model barang e. Merk dan harga barang f. Barang-barang industri dan konsumsi.

  2. Tujuan analisis Tujuan mengadakan analisis pasar adalah ingin mengetahui siapa-siapa yang memakai, menggunakan barang dan jasa yang diproduksi untuk menghadapi para pesaing. Serta untuk mengetahui barang tersebut untuk dikonsumsi sendiri atau dijual kembali.

  3. Letak pasar, sifat dan karakterisitik Seorang manajer pemasaran harus mengetahui tentang letak pasar, berikut sifat dan karakterisitik yang akan dituju. Dalam hal ini, agar manajer memudahkan melaksanakan target pasar, strategi pasar dan segmentasi pasar.

  4. Organisasi pembelian Seorang manajer pemasaran harus mengetahui siapa yang membeli barang, siapa yang menggunakan, siapa yang paling berpengaruh di dalam pembelian barang dan lain sebagainya.

  Efisiensi pemasaran

  Menurut Mubyarto (1982) dalam turnip (2013) pemasaran suatu komoditi dikatakan efisien apabila memenuhi beberapa syarat yaitu a). mampu mentransfer produk yang diperdagangkan dari produsen awal ke konsumen akhir dengan biaya minimal b). mampu menciptakan distribusi pendapatan yang adil dari harga yang dibayar konsumen terhadap semua lembaga tataniaga yang ikut terlibat.

  Efisiensi sistem pemasaran suatu komoditi adalah sangat penting karena dapat meningkatkan pendapatan produsen (petani hutan rakyat) dan secara agregat kelak bisa memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian nasional. Disamping itu, informasi tentang efisiensi pemasaran sangat membantu para pihak dan penentu kebijakan yang lebih adil sebagai dampak adanya proses distribusi barang dari produsen ke konsumen tersebut (Awang, dkk, 2002).

  Pemasaran Hasil Hutan Non Kayu (rotan)

  Terkait pemasaran produk HHNK, masyarakat memanfaatkan pasar-pasar tradisional yang berada di sekitar kawasan, pusat desa maupun kecamatan. Hasil kajian Participatory Action Research (PAR) Rinjani tahun 2002 mencatat sekitar 22 pasar tradisional yang berlokasi cukup jauh dari tempat tinggal masyarakat yakni sekitar 7-10 km. Karena itu, jasa agen pedagang (penendak) yang langsung datang ke lokasi ‘cukup membantu’ kesulitan pemasaran produk terutama pengurangan beban biaya tranportasi(Taqiuddin, 2009).

  Mekanisme pemasaran konvensional semacam ini sebenarnya tidak memberi keuntungan bagi produsen (petani HKm). Margin keuntungan besar justru lebih dinikmati oleh pedagang pengumpul. Pengelola hutan sendiri seringkali terjebak pada permainan harga dari para penendak dan jaringannya yang membeli HHNK di lokasi (pinggir hutan). Padahal HHNK diyakini memiliki keunggulan komparatif jika dikelola secara optimal. Komoditas HHNK ini diolah menjadi barang setengah jadi, harganya bisa meningkat beberapa kali lipat (bahkan puluhan kali lipat) dibandingkan harga yang ditetapkan para tengkulak (Ngakan dkk., 2006)

  Menurut KPPU (2010) terdapat lima jalur distribusi rotan yang ada di Indonesia dimulai dari petani rotan, pengumpul rotan serta industri pengolahan rotan. Adapun kelimajalur distribusi tersebut adalah sebagai berikut :

  1. Jalur distribusi tipe 1 yang diawali dengan petani rotan, kemudian rotan dijual kepada pengumpul rotan di pedesaan, yang selanjutnya dijual kepada pengumpul rotan di tingkat provinsi. Dari pengumpul rotan tersebut kemudian rotan disebarluaskan kepada pengrajin rotan di wilayah lokal (daerah penghasil bahan baku).

  2. Jalur distribusi tipe 2, yaitu jalur distribusi rotan dengan konsumen akhir rotan adalah industri pengolahan besar di Pulau Jawa. Rotan dari pengumpul tingkat provinsi menjual rotannya langsung ke industri meubel besar di Pulau Jawa.

  3. Jalur distribusi tipe 3, merupakan jalur distribusi rotan yang lebih panjang dari jalur distribusi tipe 1 dan tipe 2. Pada jalur distribusi tipe-3 ini, rotan dari pengumpul di tingkat kabupaten tidak hanya dijual kepada distributor besar, namun dijual juga kepada pedagang besar antar pulau. Selanjutnya, rotan dari distributor besar akan dikirimkan kepada pedagang besar di Jawa dan setelah itu rotan kembali dijual kepada industri mebel menengah. Sedangkan pedagang besar antar pulau kan menjual rotannya kepada pedagang di Jawa dan selanjutnya rotan diolah oleh industri mebel menengah.

  4. Jalur distribusi tipe 4 memiliki jalur yang lebih panjang dari tipe-tipe sebelumnya. Tipe ini menerangkan distribusi rotan di daerah sentra industri.

  Rotan dari pedagang antar pulau masih melalui tahap-tahap distribusi lain sebelum sampai pada industri kecil. Tahapan distribusi tersebut antara lain pedagang besar serta pedagang menengah.

  5. Jalur distribusi tipe 5 yang menerangkan distribusi rotan dari petani rotan hingga industri mikro pengolah rotan. Jalur distribusi tipe ini hampir sama dengan tipe 4, namun sebelum sampai pada industri, masih melalui satu tahapan yang lebih panjang dari tipe 4, yaitu pedagang kecil.

  Perilaku konsumen

  Perilaku konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut (Swastha dan Irawan, 1997).

  Perilaku konsumen mempelajari di mana, dalam kondisi macam apa, dan bagaimana kebiasaan seseorang membeli produk tertentu dengan merk tertentu.

  Kesemuanya ini sangat membantu manajer pemasaran di dalam menyusun kebijaksanaan pemasaran perusahaan. Proses pengambilan keputusan pembelian suatu barang atau jasa akan melibatkan berbagai pihak, sesuai dengan peran masing-masing. Peran yang dilakukan tersebut adalah:

  1. Initiator adalah individu yang mempunyai inisiatif pembelian barang tertentu

  2. Influencer adalah individu yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Informasi mengenai kriteria yang diberikan akan dipertimbangkan baik secara sengaja atau tidak.

  3. Decider adalah yang memutuskan apakah akan membeli atau tidak, apa yang akan dibeli, bagaimana membelinya.

  4. Buyer adalah individu yang melakukan transaksi pembelian sesungguhnya.

  

User yaitu individu yang mempergunakan produk atau jasa yang dibeli.