31
sistem proporsional juga adanya sistem distrik dalam pemilihan untuk anggota DPD Dewan Perwakilan Daerah. Dengan adanya sistem
pemilihan umum yang terbuka inilah diharapkan dapat memilih wakil- wakil rakyat yang mempunyai integritas dan benar-benar mewakili
aspirasi, keragaman, kondisi, serta keinginan dari rakyat yang memilihnya.
5. Macam-Macam Pemilihan Umum
a. Pemilihan umum Legislatif
Pemilu legislatif adalah pemilu untuk memilih wakil-wakil rakyat yang akan duduk di kursi Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah KabupatenKota, yang
pelaksanaanya di selenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum KPU yang bersifat nasional, tetap, mandiri, yang bertanggung jawab atas
penyelenggaraan pemilu dan waktu pemilihanya dilakukan secara serentak di seluruh wilayah negara kesatuan republik Indonesia.
b. Pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden adalah memilih Presiden dan Wakil Presiden dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pemilu Presiden dan Wakil Presiden ini
melalui proses pemilihan secara langsung oleh rakyat. Adapun peserta
32
pemilu Presiden dan Wakil Presiden adalah pasangan calon yang diusulkan secara berpasangan oleh partai politik atau gabungan partai
politik yang memperoleh kursi paling sedikit 20 dua puluh persen dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25 dua puluh lima persen
dari suara sah nasional dalam pemilu anggota DPR, sebelum pelaksanaan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden.
6. Tata Cara Pemberian Suara Pada Pemilu Tahun 2009
Dalam pemilihan umum masyarakat diberikan hak suara untuk memilih calon, maupun partai politik yang mereka nilai akan mampu
memperjuangkan aspirasinya. Tata cara pemberian suara pada pemilu 2009 berbeda dengan pemilu sebelumnya. Pada pemilu 2004, pemberian suara
dilakukan dengan mencoblos tanda gambar dan nama calon anggota legislatif, pemilu 2009 pemilih cukup memberikan tanda satu kali pada surat
suara. Undang-Undang Nomor 10 tahun 2008 pada Bab X Pasal 153 ayat 1
dan 2 menjelaskan bahwa pemberian suara untuk pemilu anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRD kabupatenkota dilakukan dengan
memberikan tanda satu kali pada surat suara berdasarkan prinsip memudahkan pemilih, akurasi dalam penghitungan suara, dan efisien dalam
penyelenggaraan pemilu. Kemudian tata cara pemberian suara dipertegas lagi dalam peraturan KPU Nomor 35 Tahun 2008 pasal 26 ayat 3 poin g
dijelaskan bahwa, tata cara memilih wakil rakyat dengan cara memberi
33
tanda √ centang atau sebutan lainnya menggunakan alat yang sudah
disediakan oleh KPU, pemberian tanda √ centang atau sebutan lainnya
untuk memilih anggota DPRDPRD ProvinsiDPRD KabupatenKota dilakukan satu kali pada kolom nama partai atau kolom nomor calon
atau kolom nama calon anggota DPRDPRD ProvinsiDPRD KabupatenKota sedangkan cara untuk pememilihan anggota DPD yaitu
dengan cara memberikan tanda √ centang atau sebutan lainnya pada salah
satu foto calon anggota DPD. Jadi tatanan sistem yang berbeda itu, pemilu diharapkan akan berlangsung secara demokratis, jujur dan adil serta
langsung umum bebas dan rahasia.
C. Pemilih Pemula