Menggambar Ragam Hias Ukiran

17 Seni Budaya a b c Sumber: Dok. Kemdikbud Gambar 2.11 Jenis palu: a palu besi; b palu kayu; c batu Sumber: Dok. Kemdikbud Gambar 2.12 Jenis mata pahat mendatar dan melengkung Alat utama untuk mengukir ada dua jenis mata pahat. Pertama yaitu, mata pahat mendatar dan mata pahat melengkung. Penggunaan pahat harus disesuaikan dengan bentuk ragam hias yang akan diukir. Alat pemukul yang digunakan dalam kegiatan mengukir umumnya terbuat dari kayu meskipun ada juga yang menggunakan palu besi, dan batu. Sumber: Dok. Kemdikbud Gambar 2.13 Talenan kayu 1 2 3

2. Melukis Ragam Hias di Atas Bahan Kayu

Kayu pada dasarnya dapat diberi warna dengan berbagai macam cat, misalnya cat minyak atau cat akrilik. Oleh karena itu, produk dari bahan kayu dapat diberi hiasan ragam hias dengan teknik melukis. Berikut adalah contoh melukis ragam hias pada produk dari bahan kayu. 18 Kelas VII SMPMTs Edisi Revisi Semester 2 1. Menyiapkan bahan dan alat melukis cat akrilikcat tembok, kuas, dan palet, 2. Menyiapkan bahan kayu papan kayu, 3. Membuat rancangan gambar ragam hias pada kertas, 4. Memindahkan gambar rancangan tersebut pada permukaan bahan kayu 5. Menerapkan cat untuk menyelesaikan gambar ragam hias, dan 6. Memberikan lapisan vernis atau cat transparan pada permukaan kayu. Setelah membaca ragam hias pada Bahan kayu, jawablah pertanyaan di bawah ini: Tuliskan beberapa teknik untuk menerapkan ragam hias pada bahan kayu dan jelaskan alat apa yang digunakan serta tahapan cara membuatannya. Mengenal Tokoh Rupa Trubus Soedarsono lahir di Yogyakarta, 23 April 1926 - meninggal September 1966 adalah pematung dan pelukis naturalis Indonesia yang dikenal karena aliran realismenya yang sangat kuat. Dalam bidang politik, Trubus pernah menjabat sebagai anggota DPRD-DIY wakil Partai Komunis Indonesia PKI. Dia tidak sempat menamatkan pendidikan Sekolah Dasar SD karena orang tuanya yang bekerja sebagai buruh tani tidak memiliki uang yang cukup. Sejak kelas 3 SD, Trubus telah membuat dan menggambar sendiri boneka wayang yang digunakannya ketika dia menjadi dalang di acara sunatan teman-temannya. Di masa kecilnya, Trubus mampu membuat ukiran, topeng kayu, Tembem, Kelana, dan kepala Barongan untuk pertunjukkan jatilan atau reog. Selain mempelajari cara melukis secara otodidak, Trubus juga pernah belajar kepada Afandi maupun Sindoesoedarsono Soedjojono di Jakarta pada tahun 1942-1945. Salah satu karya Trubus adalah patung Urip Soemohardjo di Magelang yang bergaya realistik. Trubus juga terlibat dalam pembuatan Patung Selamat Datang di Jakarta yang didesain berdasarkan sketsa Henk Ngantung dan dikerjakan bersama dengan Edi Sunarso dan beberapa mahasiswa Akademi Seni Rupa Indonesia ASRI sekarang disebut Institut Seni Indonesia. Di dalam karyanya, Trubus memberikan kesan misterius dan mengungkapkan nilai spiritual. Beberapa karyanya yang dikenal luas adalah Balinese Dancer dan Noctumo. Pada tahun 1958, Trubus membangun sebuah rumah sekaligus sanggar di Jalan Pakem, Purwodadi, Pakembinangun Sleman, yang dimanfaatkan sebagai tempat orang-orang yang ingin belajar dari Trubus.