TINJAUAN PUSTAKA Manajemen penggemukan (feedlot) sapi potong Di cv. Agrobiz abadi jaya Kabupaten Karanganyar dedy

commit to user

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengadaan Sapi Bakalan Sapi pada umumnya digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu Bos Indicus zebu atau berpunuk, Bos Taurus dan Bos Sondaicus. Bos Indicus merupakan bangsa sapi yang terdapat didaerah tropis, Bos Taurus merupakan bangsa sapi yang terdapat didaerah dingin dan Bos Sondaikus merupakan bangsa sapi yang berada didaerah tropis. Sapi yang diusahakan sebagai sapi potong memiliki ciri antara lain: 1 Ukuran tubuh besar, bentuk persegi panjang atau balok 2 Kualitas daging baik 3 Laju pertumbuhan cepat 4 Cepat dewasa 5 Evesiensi pakan tinggi Seleksi bakalan harus dilakuakan dengan teliti baik dari segi fisik maupun genetik. Genetik memegang peran penting dalam usaha pengemukan sapi potong karena setiap jenis sapi potong memiliki kemampuan memproduksi daging yang berbeda-beda. Santosa, U. 2008. Usaha ternak sapi potong merupakan usaha yang harus diperhitungkan secara matang. Dalam pengembangananya ternak potong memerlukan bibit yang tersedia secara kontinyu, dalam hal ini perusahaan harus benar-benar memertimbangkan aspek bibit. Ketersedian bibit kurang maksimal maka yang akan ditimbulkan adalah terhentinya usaha sapi potong ini. Dalam hal ini maka akan sangat merugikan bagi para pengusaha Akoso, 1996. Penilaian keadaan individual sapi potong yang akan dipilih sebagai sapi potong bibit atau bakalan, pada prinsipnya berdasarkan pada umur, bentuk luar tubuh, daya pertumbuhan, dan temperamen. Bila mungkin sangat dianjurkan mengetahui sejarah sapi yang berkaitan dengan penyakit. Namun secara praktis, pada umumnya dipergunakan dalam penilaian individual adalah mengamati bentuk luar, yakni bentuk tubuh umum, ukuran vital dari bagian- 3 commit to user bagian tubuh, normal tidaknya pertumbuhan organ kelamin, dan dari sudut silsilah tidak terlepas dari faktor genetik sapi potong Murtidjo, 1990. Bibit sapi impor yang didatangkan ke Indonesia mempunyai keuntungan dan kerugian, keuntungannya adalah peningkatan produktifitas dapat diperoleh dengan cepat bila ternak cocok pada kondisi lingkungan lokal karena ternak dari luar negeri dapat diseleksi dan mempunyai sifat-sifat yang baik dan tidak dimiliki populasi ternak asli atau lokal, sedangkan kerugiannya dari segi biaya yang mahal sehingga sulit untuk meningkatkan jumlah ternak impor dengan cepat begitu juga dengan penyesuaian ternak yang memerlukan waktu dan biaya Williamson dan Payne, 1993. Semua aktivitas yang berhubungan dengan perbaikan populasi atau kelompok ternak bibit dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yang luas yaitu pertama menetapkan sasarannya dan kedua mengembangkan program seleksi yang dimaksudkan untuk mengubah rata-rata populasi atau kelompok ke arah sasaran yang dikehendaki. Seleksi dapat dipandang sebagai suatu proses yang terdiri dari dua tahap. Pertama membentuk dan menyeleksi populasi yang akan dipakai. Kedua mengembangkan program seleksi yang tepat untuk perbaikan populasi Warwick et al., 1983. Pemilihan sapi potong bakalan yang akan dipelihara, akan tergantung pada selera petani ternak dan kemampuan modal yang dimiliki. Namun secara umum yang menjadi pilihan petani ternakk adalah sapi potong yang pada umumnya dipelihara di daerah atau lokasi peternakkan dan yang paling mudah pemasarannya. Indonesia cukup banyak dikenal sapi potong lokal, jenis sapi potong impor, maupun sapi peranakan atau hasil silangan yang dikembangkan lewat kawin suntik atau inseminasi buatan Murtidjo, 1990. B. Manajemen Pakan Bahan Pakan adalah segala sesuatu yang dapat diberikan pada ternak sebagai pakan, baik merupakan bahan organik, baik sebagian maupun keseluruhannya dapat dicerna dan tidak menyebabkan gangguan kesehatan pada ternak yang memakannya. Siregar menyatakan bahwa pakan sapi potong commit to user harus memenuhi persyaratan antara lain tersedian sepanjang tahun, bernilai gizi tinggi, harga relatif murah dan tidak mengandung racun atau zat antinutrisi Hartadi et al, 1986 Secara alamiah pakan utama ternak sapi adalah hijauan yang dapat berupa rumput alam atau lapang, rumput unggul, legumenosa, limbah pertanian serta tanaman hijauan lainnya. Pemeliharaan pakan hijauan harus diperhatikan juga disukai oleh ternak atau tidak, mengandung racun atau tidak. Namun permasalahan yang ada bahwa hijauan didaerah tropis mempunyai kualitas yang kurang baik sehingga untuk memenuhi kebutuhan nutrien perlu ditambah dengan pemberian pakan konsentrat. Konsentrat merupakan campuran bahan pakan ternak yang mutu dan gizinya baik serta mudah dicerna oleh ternak dengan kandungan protein yang tinggi dan kandungan serat kasar yang rendah. Konsentrat ditambahkan dalam pakan pakan untuk meningkatkan keserasian gizi Siregar, 1996 Pakan mempunyai peranan yang penting baik diperlukan bagi ternak muda, maupun untuk mempertahankan hidupnya dan menghasilkan suatu produksi serta tenaga bagi ternak dewasa. Berfungsi untuk memelihara daya tahan tubuh dan kesehatan. Pakan yang diberikan pada seekor ternak harus mengandung semua nutrien yang diperlukan oleh tubuh dengan kualitas yang baik BPTP, 2001. Secara teknis diketahui bahwa ruminan mempunyai potensi biologis untuk dapat mencerna hijauan dengan baik sebagai bahan makanan utamanya. Hijauan terutama rumput relatif lebih mudah ditanam atau dipelihara sehingga sumber energi relatif lebih murah dibandingkan dengan pakan sumber karbohidrat lainnya. Ternak dapat mengadaptasikan diri terhadap berbagai keadaan lingkungan dan pakan Parakkasi, 1995. C. Manajemen Perkandangan Kandang merupakan tempat tinggal ternak sepanjang waktu, sehingga pebangunan kandang sebagai salah satu faktor lingkungan hidup ternak, harus bisa menjamin hidup yang sehat dan nyaman. Tidak hanya kenyamanan ternak commit to user saja kandang juga merupakan pengamanan terhadap pencurian sapi. Kandang dibangun hendaknya dapat menunjang kegiatan peternakan dari segi ekonomis maupun segi teknis dalam penanganan sapi. Diharapakan dengan adanya bangunan kandang ini sapi tidak sapi tidak berkliaran disembarang tempat dan kotorannya pun dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin dan tidak menimbulkan pencemaran Sugeng, 1998. Beberapa hal yang harus diperhatikan mengenai kandang diantaranya adalah desain layout, kapasitas dan materi bangunan kandang terutama lantai dan atap kandang. Kesemuanya itu harus diperhatikan dalam rangka mempermudahkan alur kegiatan pemeliharaan mulai dari kedatangan bakalan, kemudahan proses pemberian pakan ternak dan minum, sekaligus menyangkut kemudahan membersihkan kandang baik dari sisa pakan yang tercecer dan genangan air serta persiapan pengangkutan sapi yang siap dijual Rahmat, 2005. Konstruksi kandang dirancang sesuai dengan keadaan iklim setempat, jenis ternak, dan tujuan pemeliharaan sapi itu sendiri. Merancang kandang ternak yang penting untuk diperhatikan adalah tinggi bangunan, kedudukan atap dan bayangan atap, serta lantai kandang. Lantai kandang untuk penggemukan sebaiknya disemen dengan kemiringan 4-5 cm. Kemiringan itu bertujuan agar air kencing, air siraman pembersih kandang atau cairan lain di dalam kandang dapat mengalir keluar dengan mudah Sarwono dan Arianto, 2002. Bahan bangunan kandang harus memperhatikan segi ekonomis, tahan lama dan tidak menimbulkan refleksi panas sehingga dapat berpengaruh terhadap ternak yang dipelihara, kerangka kandang bisa menggunakan bambu petung, kayu beton atau baja. Atap kandang yang paling baik adalah genteng karena tidak menimbulkan panas dan dapat mengalirkan udara dari celah-celah genteng. Ketinggian dinding disesuaikan dengan kondisi iklim setempat, bisa menggunakan bambu, kayu, atau bata. Daerah dingin dan banyak angin maka dinding kandang dibuat penuh atau tertutup tetapi harus tetap ada ventilasi sedangkan daerah panas dibuat setengah dinding atau terbuka. Lantai kandang commit to user sebaiknya menggunakan semen dibuat kasar sehingga kuat dan tahan lama, dibuat miring ke belakang 5-10 cm BPTP, 2001. D. Pengendalian Penyakit Pengertian umum tentang hewan sakit adalah setiap penyimpangan dari kondisi normalnya. Hewan sakit adalah suatu kondisi yang ditimbulkan oleh suatu individu hidup atau oleh penyebab lainnya, baik yang diketahui maupun tidak, yang merugikan kesehatan hewan yang bersangkutan. Dari pengertian ini, maka hewan yang sakit dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain faktor mekanis, termis, kekurangan nutrisi, pengaruh zat kimia, faktor keturunan, dan sebagainya Akoso, 1996. Keberhasilan peternakkan sapi potong tidak hanya terletak pada usaha pengembangan jumlah ternak yang dipelihara, namun juga pada perawatan dan pengawasan, sehingga kesehatan ternak sapi tetap terjaga. Pencegahan lebih baik dilakukan dari pada pengobatan. Perawatan dan pengobatan pada ternak sapi juga memerlukan pertimbangan dari berbagai aspek penyakit ringan, tidak menular, atau menular maupun dari segi ekonomis Murtidjo, 1990. Vaksinasi pencegahan hendaknya dianggap sebagai perlindungan tambahan dibandingkan dengan pentingnya menjaga kebersihan. Keberhasilan vaksinasi jarang mencapai 100 dan hewan muda mungkin peka, jadi hendaknya hati-hati untuk mengurangi resiko intensitas dan penyebaran infeksi. Caranya adalah dengan menghindari kontak dengan hewan sakit, kontak dengan lendir, kotoran dan benda-benda tercemar Williamson dan Payne, 1993. E. Penanganan Limbah Limbah sapi dapat berupa kotoran atau feses dan air seni. Saat ini, limbah sapi yang dijadikan kompos atau pupuk organik banyak diminati masyarakat. Hal ini disebabkan harga pupuk kimia relatif mahal dan dapat merusak zat hara tanah. Pengolahan limbah sapi menjadi kompos jika dilakukan dengan benar akan menjadi sumber penghasilan tambahan. commit to user Pengolahan limbah sapi ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, tergantung dari bahan tambahan yang digunakan Sudono et.al, 2003. Feses ternak dapat dikelola dengan baik untuk tujuan yang bermanfaat misal untuk pembuatan pupuk, pakan ikan serta dapat pula dimanfaatkan sebagai energi biogas. Boigas adalah campuran gas-gas yang dihasilkan dari suatu proses fermentasi bahan organik oleh bakteri dalam keadaan tanpa oksigen. Campuran gas yang dihasilkan dari proses fermentasi tersebut adalah methan, karbon dioksida, nitrogen, karbon monoksida, oksigen, propan, hidrogen sulfida dan sebagainya Jauhari, 1986. Pupuk kandang terdiri dari jerami atau pakan yang tercecer, feses, dan urine. Sifat dari bahan-bahan ini tergantung pada binatangnya dan pakan yang diberikan. Dengan bobot badan 500 kg sapi menghasilkan feses dan urine sebanyak 13,5 ton setahun, yaitu 70 feses dan 30 urine. Pupuk kandang sapi mengandung 0,45 nitrogen, 0,35 asam fosfor P 2 O 5 dan 0,07 kalium K 2 O. Pupuk kandang dari berbagai jenis ternak sangat berbeda susunan kadar nutrisinya, demikian pula banyaknya tergantung pakan yang dikonsumsi Tafal, 1981. F. Pemasaran Pemasaran merupakan proses merencanakan dan melaksanakan konsep, memberi harga, melakukan promosi, dan mendistribusikan ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi tujuan individu dan organisasi. Manajemen suatu pemasaran dibutuhkan suatu riset pemasaran. Riset pemasaran adalah fungsi yang menghubungkan konsumen, pelanggan dan publik dengan pemasaran sehingga menghasilkan, melaksanakan dan mengevaluasi upaya pemasaran, memantau kinerja pemasaran sebagai suatu proses produksi. Riset pemasaran mengkhususkan informasi yang dibutuhkan untuk menghadapi isu-isu, mendesain metode pengumpulan informasi, mengelola dan mengimplementasikan proses pengumpulan data, menganalisis hasilnya dan mengkomunikasikan hasil temuan dan implikasinya Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, 1996. commit to user Usaha penggemukan sapi potong menguntungkan atau tidak, peternak harus merencanakan usahanya secara benar dan baik. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mencatat semua pengeluaran, penerimaan, dan permasalahan selama usaha penggemukan dilaksanakan misalnya: 1. Mencatat kapan kandang dibuat dan berapa modal untuk bangunan kandang tersebut. 2. Mencatat harga bakalan dan kapan tanggal pembelian. 3. Mencatat jumlah pakan dan biaya pakan per ekor per hari. 4. Mencatat permasalahan dan perkembangan sapi selama penggemukan. 5. Mencatat harga jual sapi dan keuntungan yang diperoleh. BPTP, 2001. Analisa usaha dapat digunakan untuk mengetahui kelayakan suatu usaha sebelum dilakukan usaha dan untuk mengevaluasi kegiatan usaha yang sudah berlangsung sesudah usaha dilakukan. Analisa usaha bertujuan untuk mengetahui besarnya penggunaan faktor peroduksi. Dengan mengetahui faktor produksi maka dapat diketahui jumlah biaya, jumlah pendapatan atau keuntungan, jumlah penerimaan, jangka waktu pengembalian modal, titik impas dan kriteria ekonomi lainnya Tobing, 2003. commit to user

BAB III. METODE PELAKSANAAN