Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

commit to user 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sebagai suatu negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki tidak kurang dari 17.508 pulau besar dan kecil, membentang sepanjang khatulistiwa dari barat ke timur sejauh 5.100 kilometer dan dari utara ke selatan sejauh 1.888 kilometer. Dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta orang menghasilkan keragaman budaya dan seni di Indonesia. Keragaman kesenian di Indonesia terdiri dari kesenian tari, rupa, kriya, dan musik. Hampir diseluruh wilayah Indonesia mempunyai kesenian musik tradisional yang khas. Keunikan tersebut dapat dilihat dari teknik permainannya, penyajiannya maupun bentuk instrumen musiknya. Di Indonesia sendiri, saat ini jarang menghadirkan suatu pertunjukan musik etnik. Padahal Indonesia merupakan negara yang mempunyai keragaman kesenian musik dilihat dari penduduknya yang mempunyai latar belakang suku, agama, dan ras yang berbeda. Era globalisasi saat ini, musik pop barat menjadi pilihan para remaja pada umumnya jika dibandingkan musik etnik itu sendiri. Dari keprihatinan itulah, muncul suatu gagasan untuk menghadirkan suatu perhelatan musik etnik di Indonesia. Gagasan tersebut adalah event internasional yang bernama Solo Internationa l contemporary Ethnic Music SIcEM. SIcEM diadakan di Kota Solo dan yang pertama kali di Indonesia, sehingga diharapkan keragaman musik etnik bisa dinikmati oleh khalayak yang lebih luas. commit to user 2 Kota Solo merupakan kota terbesar kedua di propinsi Jawa Tengah. Dengan slogan Solo The Spirit of Ja va diharapkan bisa membangun Kota Solo sebagai pusat kebudayaan dan kesenian Jawa. Kota Solo selain menjadi kota seni dan budaya, saat ini telah berkembang menjadi kota MICE meeting, incentive tra vel, conference, a nd exhibition. Dimana Kota Solo telah menjadi tuan rumah beberapa kegiatan besar berskala nasional maupun internasional serta berhasil mengemas seni industri kreatif. Selain itu, pemerintah Kota Solo dianggap berhasil bekerja keras dan konsisten bagi pengembangan wisata, tidak hanya bagi Kota Solo, tetapi juga bagi Tanah Air. SIEM telah diselenggarakan dua kali di Kota Solo. Pementasan SIEM I yaitu pada 1-5 September 2007 yang berlokasi di kawasan cagar budaya Benteng Vastenburg Solo. Pada pementasan ini dihadiri delapan delegasi luar negeri dan beberapa delegasi dari dalam negeri. Sedangkan pementasan SIEM II diselenggarakan pada 28 Oktober-1 November 2008 di Pura Mangkunegaran yang menghadirkan empat delegasi luar negeri dan beberapa delegasi dari dalam negeri. Pementasan SIEM I dan II memang cukup menarik banyak penonton. Akan tetapi kebanyakan dari penonton tersebut adalah masyarakat lokal Solo yang merasa penasaran dengan event ini. Tentu saja hal ini menjadi sebuah kekurangan dari SIEM . Paling tidak sebuah event internasional mampu menarik penonton dari luar kota ataupun wisatawan asing yang sedang berkunjung ke Indonesia. Hal ini dikarenakan kurang dilakukannya promosi konvensional kepada masyarakat DIY, Jawa Tengah, dan wisatawan asing yang berkunjung ke Indonesia. Oleh karena commit to user 3 itu, perlu adanya suatu kegiatan promosi untuk mempromosikan SIcEM kepada masyarakat DIY, Jawa Tengah, dan wisatawan asing yang berkunjung ke Indonesia. Untuk menyempurnakan atau mendukung kegiatan promosi yang telah dilakukan, maka penulis mengambil tema PERANCANGAN PROMOSI SOLO INTERNATIONAL CONTEMPORARY ETHNIC MUSIC SIcEM MELALUI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL dengan menggunakan strategi promosi yang kreatif, menarik, komunikatif, dan tepat.

B. Rumusan Masalah