PENINGKATAN MOTIVASI DAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA DENGAN WORD GUESSING GAME KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 ANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2010-2011
ABSTRACT
INCREASING OF STUDENTS’ MOTIVATION AND ENGLISH SPEAKING SKILL USING WORD GUESSING GAME AT SOCIAL CLASS GRADE
XI IN SENIOR HIGH SCHOOL OF 2 BANDAR LAMPUNG, IN THE ACADEMIC YEAR OF 2010/2011
BY SURANTO
The objective of the research was to describe how to make lesson plan, implementation, evaluation system, reflect the word guessing game for increasing
motivation and students’ speaking skill.
The study used the model of Classroom Action Research. It was conducted in three cycles. The first cycle was a big group discussion (classical), second cycle was a small group dicussion, third cycle was a pair. To obtain the research data, it was used some instruments, APKG 1, the observation of students’ activities, students’ motivation , evaluation system and students’ speaking skill tes.
The conclusions of the study are: 1) there were improvement in lesson plan quality, the first cycle was skor 2,80 (poor category ), second cycle was skor 3,80 (average, )third cycle was skor 4,20 (good ), 2) at the first cycle, student was active 55% in social one and in social two 68%, second cycle, in social one increased 80% and in social two 82%, third cycle,in social one increased 100% and social two 100% , 3) evaluation system of the students’ speaking skill was implemented by pre-tes and post- te, pre-pre-tes validity was 0,89, reliability was 0,91, post-pre-tes validity was 0,84, reliability was 0,80, 4) students’ motivation in social one average 25%, high motivation 41% and average 40%, high motivation 59% in social two, second cycle increased average motivation in social one 15% , high motivation 75% and social two average motivation 18% high motivation 77%, third cycle increased average motivation 22% ,high motivation 77%, 5) students’ speaking skill in social one increased 35% (40% became 75%) and in social two 36,5% (45,5% became 82%).
Keywords: Students’ motivation, speaking skill, word guessing game.
(2)
ABSTRAK
PENINGKATAN MOTIVASI DAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA DENGAN WORD GUESSING GAME
KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 ANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2010-2011
Oleh SURANTO
Tujuan penelitian ini untuk mendiskripsikan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, sistem evaluasi, peningkatan motivasi dan keterampilan berbicara bahasa Inggris siswa dengan word guessing game.
Penelitian menggunakan Classroom Action Research. Dilakukan dengan tiga siklus, siklus ke I diskusi kelompok besar (classical), siklus ke II diskusi kelompok kecil (small group discussion), siklus ke III diskusi berpasangan (pair). Untuk memperoleh data penelitian digunakan instrumen: APKG 1, lembar pengamatan aktivitas belajar siswa, sistem evaluasi keterampilan berbicara bahasa Inggris, dan lembar angket motivasi belajar.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa 1) perencanaan pembelajaran RPP, siklus 1 dengan skor 2,80 (kategori kurang), siklus II dengan skor 3,80 (sedang), siklus III dengan skor 4,20 (baik), 2) proses pembelajaran pada siklus I di kelas IPS1 jumlah siswa yang aktif 11 orang (55%) sedang di siklus II siswa yang aktif 16 orang (80%). Siklus III jumlah siswa yang aktif 20 orang (100%). Siklus I di kelas IPS2 siswa yang aktif 15 orang (68%), di Siklus II siswa yang aktif 18 orang (82%). Siklus III jumlah siswa yang aktif 22 orang (100%), berarti terjadi peningkatan dalam setiap siklus, 3) sistem evaluasi menggunakan tes lisan dengan empat aspek yang dinilai, soal pre-tes; validitas (0,89), reliabilitas (0,91), daya pembeda soal item 1 (53,3%), item 2 (40%), item 3 (46,6%), item 4 (40%), tingkat kesukaran soal item 1 (60%), item 2 (53,3%), item 3 (56,6%), item 4 (53,3%), pos-tes; validitas (0,84), reliabilitas (0,80), daya pembeda soal item 1 (53,3%), item 2 (33,3%), item 3 (46,6%), item 4 (40%), tingkat kesukaran soal itam 1 (73,3%), item 2 (70%), item 3 (56,6%), item 4 (53,3%), 4) motivasi belajar siswa siklus I di kelas IPS1 siswa yang bermotivasi sedang 5 orang (25%), siswa yang bermotivasi tinggi 9 orang (41%). Siklus II siswa bermotivasi sedang 3 orang (15%), siswa yang bermotivasi tinggi 15 orang (75%) siklus III siswa bermotivasi sedang 3 (15%), sedang siswa bermotivasi tinggi 16 orang (80%). Siklus I di kelas IPS2 siswa bermotivasi sedang 8 orang (40%), siswa bermotivasi tinggi 13 orang (59%), siklus II siswa bermotivasi sedang 4 orang (18%), bermotivasi tinggi 17 orang (77%) Siklus III siswa yang bermotivasi sedang 5 orang (22%), siswa bermotivasi tinggi 17 orang (77%), terjadi peningkatan setiap siklus, 5) siswa yang terampil berbicara meningkat IPS 1 meningkat 35% (40% menjadi 75% ) dan di IPS2 36,5% (45,5% menjadi 82%) Kata kunci: Motivasi, keterampilan berbicara siswa, word guessing game.
(3)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data pembahasan pada BAB VI, maka disimpulkan bahwa untuk meningkatkan motivasi dan keterampilan berbicara bahasa Inggris siswa dengan Word Guessing Game di kelas XI IPS1 dan IPS2 SMA Negeri 2 Bandar Lampung. Pada tahun pelajaran 2010 – 2011, telah dilaksanakan tiga siklus tindakan oleh peneliti melalui Action Research yang dilakukan secara berkolaborasi dengan guru bahasa Inggris (sebagai kolaborator). Jenis kegiatan diawali dengan observasi situasi pembelajaran (reconnaissance) serta diikuti tindakan (action) Tebak Kata (word guessing).
5.1.1 Terjadi peningkatan kualitas RPP yang disusun guru bahasa Inggris pada KD peningkatan keterampilan berbicara. Pada siklus I, kualitas RPP dengan skor 2,80 (kategori kurang). Pada siklus II dengan skor 3,80(kategori (sedang), dan siklus III dengan skor 4,20 (kategori baik)
5.1.2 Pelaksanaan pembelajaran speaking dengan word guessing game di kelas XI IPS SMA Negeri 2 Bandar Lampung, dengan menjadikan siswa sebagai subjek pembelajaran, mengurangi peran guru, menerapkan
pendekatan pembelajaran humanisme, dan tindakan (action) dengan jenis Tebak Kata (word guessing) di siklus 1 secara klasikal (by class), aktivitas belajar siswa belum menunjukkan hasil yang baik yaitu, di IPS1 siswa yang aktif 11 orang (55%), dan di IPS2 siswa yang aktif 15 orang (68%) yang
(4)
terlibat dalam proses pembelajaran. Di siklus II diskusi kelompok (group discussion), pada pertemuan pertama di IPS1 siswa yang aktif 14 orang (70%) dan di IPS2 siswa yang aktif 17 (77%). Pertemuan ke dua juga mengalami kenaikan di IPS1 siswa yang aktif 16 orang (80%) dan di IPS2 siswa yang aktif 18 orang (82%). Siklus III berpasangan (pair), mengalami kenaikan sangat tinggi di IPS siswa yang aktif 20 orang (100%) dan di IPS2 siswa yang aktif 22 orang (100%). Strategi pelaksanaan tersebut di atas dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk memperbaiki dan
mempermudah proses pembelajaran.
5.1.3 Sistem evaluasi pembelajaran khususnya keterampilan berbicara siswa dengan aspek accuracy, fluency, pronunciation dan vocabulary dilakukan pada pre-tes; validitas (0,89), reliabilitas (0,95), daya pembeda soal item 1 (53,3%), item 2 (40%), item 3 (46,6%), item 4 (40%), tingkat kesukaran soal item 1 (60%), item 2 (53,3%), item 3 (56,6%),item 4 (53,3%), pos-tes; validitas (0,84), reliabilitas (0,80), daya pembeda soal item 1 (53,3%), item 2 (33,3%), item 3 (46,6%), item 4 (40%), tingkat kesukaran soal item 1
(73,3%), item 2 (70%), item 3 (56,6%), item 4 (53,3%).
5.1.4 Pembelajaran dengan word guessing game mampu meningkatkan motivasi siswa untuk berbicara. Pengamatan awal peneliti hanya 6 siswa (30%) dari 20 siswa di IPS 1, dan 10 siswa (45,5%) di IPS 2 dari 22 siswa termotivasi untuk berbicara, setelah diadakan tindakan di siklus 1 meningkat di IPS1 siswa bermotivasi sedang 5 orang (25%), bermotivasi
(5)
tinggi 9 orang (41%) dan di IPS2 siswa bermotivasi sedang 8 orang (40%), bermotivasi tinggi 13 orang (59%). Siklus 2 meningkat cukup segnifikan di IPS1 siswa bermotivasi sedang 3 orang (15%), bermotivasi tinggi 15 orang (75%) dan di IPS 2 siswa bermotivasi sedang 4 orang (18%), bermotivasi tinggi 17 orang (77%).
Siklus 3 meningkat di IPS 1 siswa yang bermotivasi sedang 0 (0%),
bermotivasi tinggi 16 (80%), sedangkan di IPS 2 siswa bermotivasi sedang 4 orang (18%), bermotivasi tinggi 17 orang (77%).
5.1.5 Pembelajaran dengan word guessing game terbukti dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa, setelah di adakan tindakan pembelajaran persiklus dan dua kali tes lisan yaitu: Pre-test di kelas IPS1 dan IPS2 dari hasil tes di IPS 1 ada 8 siswa (40%) , di IPS2 ada 10 siswa (45,5%) terampil berbicara, hasilnya belum maksimal karena siswa masih merasa takut dan malu jika melakukan kesalahan. Post-test dilaksanakan di akhir siklus 3, hasil tes di IPS1 ada 15 siswa (75%), dan IPS2 ada 18 siswa (82%) yang sudah terampil berbicara, karena siswa sudah percaya diri dan tidak takut untuk berbicara dengan menggunakan kalimat sederhana.
5.2 Saran
Keberhasilan permainan Tebak Kata (word guessing) dalam meningkatkan motivasi dan keterampilan berbicara siswa dalam pembelajaran merupakan sebagian kecil saja dari jenis permainan yang ada, dan yang dapat digunakan
(6)
untuk tujuan tersebut. Oleh karena itu, kepada guru bahasa Inggris dan pihak sekolah disarankan agar:
5.3.1 Menggunakan dan mengembangkan permainan Tebak Kata yang
berbasis pembelajaran dalam kelompok kecil, dengan materi yang sesuai kompetensi dan minat siswa.
5.3.2 Terus menggali lebih banyak jenis permainan dan melakukan penelitian lebih lanjut untuk mencoba menguji, mempelajari, merencanakan, dan mengimplementasikan di kelas.
5.3.3 Untuk pihak sekolah dapat mengembangkan potensi guru bahasa Inggris melalui pelatihan pengembangan model pembelajaran.
(7)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Salah satu tuntutan yang harus dijawab oleh para siswa Indonesia dalam mempersiapkan dirinya menuju masyarakat global adalah kemampuan menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa komunikasi dalam kontek lisan maupun tulis. Memiliki keterampilan berbahasa Inggris akan sangat membantu siswa dalam mengembangkan dirinya secara intelektual, sosial, dan emosional. Bahasa juga merupakan kunci penentu menuju keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi.
Peranan para guru sangat penting dalam meningkatkan proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran guru tidak harus menyampaikan materi saja, tetapi juga harus melaksanakan berbagai usaha agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, menyenangkan, dan mampu memotivasi siswa untuk meningkatkan kapasitas belajar bahasa Inggris. Untuk mencapai tersebut, guru perlu mengupayakan tercapainya tujuan-tujuan pembelajaran yang telah diprogramkan secara efektif dan efisien.
Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) telah dirumuskan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk mata pelajaran bahasa Inggris di SMA adalah kompetensi yang harus dimiliki oleh peserta didik sebagai hasil dari mempelajari bahasa Inggris, terdiri dari mendengarkan (listening), berbicara (speaking), membaca (reading), dan menulis (writing),
(8)
rumusan untuk kompetensi berbicara (speaking) adalah mengungkapkan makna dalam percakapan transaksional dan interpersonal dalam konteks kehidupan sehari-hari, (DepDikNas 2005)
SMA Negeri 2 Bandar Lampung menggunakan kurikulum yang diberlakukan secara nasional yaitu KTSP yang merupakan penyempurnaan kurikulum 2004. Mulai tahun pelajaran 2007/2008, SMA Negeri 2 Bandar Lampung sebagai penyelenggara program rintisan SMA Bertarap Internasional (R SMA BI). Tentunya kompetensi guru dan siswa harus ditingkatkan baik pengusaan materi pelajaran maupun kompetensi kebahasaan, terutama pengusaan bahasa Inggris baik lisan atau tulis. Untuk guru-guru mata pelajaran matematik, fisika, kimia, biologi, diharapkan dalam menyampaikan materi pelajaran tersebut menggunakan pengantar bahasa Inggris. Namun kenyataannya belum dapat terpenuhi, masih banyak guru maupun siswa mempergunakan pengantar bahasa Indonesia.
Berdasarkan pengamatan awal peneliti dan hasil wawancara dengan guru bahasa Inggris di kelas XI IPS, ada beberapa kendala dan kondisi yang dihadapi di antaranya: 1) guru kesulitan mengaktifkan siswa saat proses pembelajaran, 2) proses pembelajaran kurang hidup, 3) siswa kurang berani mengemukakan pendapat, 4) jawaban siswa kurang kreatif karena hanya meniru persis contoh yang ada, 5) siswa sering salah dalam pronunciation, 6) siswa kadang ramai sendiri saat pelajaran berlangsung tapi saat diajukan pertanyaan langsung menjadi diam semua. Kondisi ini menyebabkan proses pembelajaran bahasa Inggris tidak dapat berjalan dengan semestinya.
(9)
Namun satu hal yang tidak dapat dipungkiri adalah terlihat kecenderungan bahwa pembelajaran bahasa Inggris di SMA Negeri 2 Bandar Lampung, khususnya di kelas XI IPS banyak terfokus pada reading karena reading banyak mendominasi soal-soal ulangan, disisi lain, keterampilan berbicara (speaking skill) tidak mendapat perhatian yang cukup. Pembelajaran disajikan sebatas pada penjelasan-panjelasan mengenai fungsi ungkapan-ungkapan bahasa, tampa memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempraktekkan ungkapan-ungkapan itu. Hasil pengamatan peneliti selama proses pembelajaran berlangsung, siswa yang mempunyai motivasi untuk berbicara bahasa Inggris baik dalam kelas maupun di luar hanya 6 siswa dari jumlah 20 siswa (30%) di kelas XI IPS 1 dan 10 siswa dari jumlah 22 siswa (45%) di kelas XI IPS 2.
Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa aktivitas pembelajaran masih rendah dan sebagian kecil saja siswa termotivasi untuk berbicara bahasa Inggris baik bersama teman ataupun guru. Sehingga perlunya dilakukan pembaharuan dalam kualitas pembelajaran, mulai dari merencanakan pembelajaran, pemilihan materi yang menarik dan disesuaikan dengan kompetensi siswa. Guru perlu menyegarkan wawasan keilmuan maupun keterampilan didaktik metodologinya bagi kepentingan pembelajaran sehingga mampu menyajikan materi pembelajaran yang menarik, maupun sistem evaluasi yang baik atau menjadikan dirinya sebagai model dalam berbahasa Inggris, dan dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Menciptaan lingkungan belajar yang kondusif ini menuntut kreatifitas guru dalam merancang pembelajaran, memilih dan memvariasikan metode yang cocok untuk pembelajaran speaking. Untuk meningkatkan
(10)
keterampilan berbicara bahasa Inggris siswa kelas XI IPS, peneliti berkolaborasi dengan guru bahasa Inggris mencoba melakukan penelitian tindakan kelas (classroom action research) mengadopsi model Kemmis,S.,Mc Taggert,R dalam Wiriaatmadja (2008). Penelitiannya dimulai dari tahap Reconnaissance (Evaluasi terhadap situasi pembelajaran) kemudian melakukan tindakan (action) di mulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi/evaluasi, dan refleksi. dan mempertimbangkan metode yang tepat untuk pembelajaran speaking adalah:
Word Guessing Game, sesuai dengan peryataan Klippel (1984: 31)
“Word guessing games are true communicative situations and as such very important for foreign language learning” Dalam word guessing game siswa diperlakukan sebagai subjek pembelajaran, secara aktif melakukan praktik-praktik berbahasa, bertanya dan menjawab dalam bahasa Inggris pada situasi tertentu. Proses pembelajaran yang menggunakan word guessing game terfokus pada peningkatan berbicara dan motivasi siswa dalam pembelajaran di kelas, pada kelas word guessing game terdiri dari berpasangan (pair) dan diskusi kelompok (group discussion). Sehingga pembelajaran akan lebih efektif karena dimulai dari lingkungan yang berpusat pada diri siswa, sehingga siswa akan memiliki keterampilan berbicara yaitu: kemampuan mengungkapkan pendapat atau pikiran dan perasaan kepada seseorang atau kelompok secara lisan, baik secara berhadapan ataupun dengan jarak jauh.
Word Guessing game cocok dengan kebutuhan belajar siswa, pembelajaran yang memungkinkan adanya interaksi guru-siswa dan siswa - siswa yang berjalan dengan harmonis, sehingga dapat memotivasi dan meningkatkan
(11)
keterampilan berbicara bahasa Inggris siswa, dan pembelajaran yang mampu mengkombinasikan peran guru dan siswa sebagai sumber belajar serta materi atau buku paket pembelajaran yang dipakai.
Berdasarkan deskripsi permasalahan pembelajaran di atas, ini perlu bagi peneliti untuk meminimalkan permasalahan yang ada di kelas XI IPS dan mencoba meningkatkan motivasi dan keterampilan berbicara siswa dalam pembelajaran bahasa Inggris. Peneliti mengusulkan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan word guessing game.
1.2 Identifikasi Masalah
Keterampilan berbicara (speaking skill) siswa dalam proses pembelajaran bahasa Inggris menjadi satu aspek penting berhasilnya suatu kegiatan pembelajaran. Ada beberapa faktor penting yang harus di indentifikasi yaitu:
1. Perencanaan pembelajaran bahasa Inggris di kelas XI IPS. SMA Negeri 2 Bandar Lampung belum baik.
2. Kompetensi siswa kelas XI IPS SMAN 2 Bandar Lampung dalam Penguasaan berbicara bahasa Inggris masih rendah.
3. Metode pembelajaran yang digunakan guru di kelas tidak bervariasi dan kurang tepat.
4. Materi pembelajaran kurang menarik, terlalu sulit tidak sesuai dengan kemampuan akademik siswa.
5. Baru sebagian kecil siswa yang termotivasi untuk menggunakan bahasa Inggris sebagai alat berkomunikasi lisan maupun tulis.
(12)
6. Aktifitas siswa kelas XI IPS dalam pembelajaran bahasa Inggris masih rendah.
7. Evaluasi pembelajaran bahasa Inggris di kelas XI IPS belum baik
1.3 Pembatasan Masalah
Masalah dalam penelitian ini dibatasi dalam upaya beberapa perbaikan yang mungkin dilakukan:
1. Merencanakan perencanaan pembelajaran berbicara. 2. Meningkatkan aktivitas pembelajaran berbicara. 3. Merencanakan evaluasi pembelajaran berbicara. 4. Meningkatkan motivasi belajar siswa.
5. Menigkatkan keterampilan berbicara bahasa Inggris siswa dengan Word guessing game.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran dengan Word guessing Game, sehingga dapat meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Inggris siswa?
2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran dengan Word guessing Game yang dapat meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Inggris siswa?
(13)
3. Bagaimanakah evaluasi keterampilan berbicara bahasa Inggris dengan Word guessing game?
4. Bagaimana peningkatan motivasi belajar siswa dengan menggunakan word guessing game?
5. Bagaimana peningkatan keterampilan berbicara bahasa Inggris dengan menggunakan Word guessing game?
1.5 Tujuan Penelitian
Berkaitan dengan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini untuk mendiskripsikan:
1. perencanaan pembelajaran dengan Word guessing game untuk meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Inggris siswa.
2. pelaksanaan pembelajaran dengan Word guessing game untuk
meningkatkan motivasi dan keterampilan berbicara bahasa Inggris siswa 3. evaluasi pembelajaran dengan Word guessing game
4. peningkatan motivasi belajar siswa dengan word guessing game 5. peningkatan keterampilan berbicara bahasa Inggris siswa dengan menggunakan Word guessing game.
1.6 Manfaat Penelitian
Hasil temuan dari penelitian ini bermamfaat baik secara teoritis maupun praktis. Manfaat teoritis adalah:
(14)
1. Memberikan sumbangan pemikiran untuk pengembanagn ilmu pengetahuan khususnya Teknologi Pendidikan., khususnya
pengembangan desain dan pengelolaan pembelajaran bahasa Inggris dalam mendukung pemerolehan keterampilan berbicara.
Manfaat praktis adalah:
1. Peneliti sendiri sebagai masukan melaksanakan pembelajaran bahasa Inggris yang lebih baik di kelas yang diajarnya serta memperkaya pengetahuannya untuk melakukan berbagai jenis penelitian.
2. Guru bahasa Inggris di SMAN 2 Bandar Lampung sebagai masukan untuk mengenali diri, melihat kelebihan dan kekurangan dalam
pembelajaran, sehingga dapat mengupayakan tindakan pembelajaran lebih lanjut, dengan demikian upaya peningkatan kualitas
pembelajaran bahasa Inggris di kelas akan terus dilakukan melalui peningkatan keterampilan berbicara bahasa Inggris siswa dalam pembelajaran sekaligus upaya peningkatan profesionalisme guru. 3. SMA Negeri 2 Bandar Lampung sebagai masukan atau referensi
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa Inggris. 4. Guru bahasa Inggris di sekolah lain sebagai masukan model
peningkatan kualitas pembelajaran melalui peningkatan keterampilan berbicara bahasa Inggris siswa.
(1)
Namun satu hal yang tidak dapat dipungkiri adalah terlihat kecenderungan bahwa pembelajaran bahasa Inggris di SMA Negeri 2 Bandar Lampung, khususnya di kelas XI IPS banyak terfokus pada reading karena reading banyak mendominasi soal-soal ulangan, disisi lain, keterampilan berbicara (speaking skill) tidak mendapat perhatian yang cukup. Pembelajaran disajikan sebatas pada penjelasan-panjelasan mengenai fungsi ungkapan-ungkapan bahasa, tampa memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempraktekkan ungkapan-ungkapan itu. Hasil pengamatan peneliti selama proses pembelajaran berlangsung, siswa yang mempunyai motivasi untuk berbicara bahasa Inggris baik dalam kelas maupun di luar hanya 6 siswa dari jumlah 20 siswa (30%) di kelas XI IPS 1 dan 10 siswa dari jumlah 22 siswa (45%) di kelas XI IPS 2.
Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa aktivitas pembelajaran masih rendah dan sebagian kecil saja siswa termotivasi untuk berbicara bahasa Inggris baik bersama teman ataupun guru. Sehingga perlunya dilakukan pembaharuan dalam kualitas pembelajaran, mulai dari merencanakan pembelajaran, pemilihan materi yang menarik dan disesuaikan dengan kompetensi siswa. Guru perlu menyegarkan wawasan keilmuan maupun keterampilan didaktik metodologinya bagi kepentingan pembelajaran sehingga mampu menyajikan materi pembelajaran yang menarik, maupun sistem evaluasi yang baik atau menjadikan dirinya sebagai model dalam berbahasa Inggris, dan dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Menciptaan lingkungan belajar yang kondusif ini menuntut kreatifitas guru dalam merancang pembelajaran, memilih dan memvariasikan metode yang cocok untuk pembelajaran speaking. Untuk meningkatkan
(2)
keterampilan berbicara bahasa Inggris siswa kelas XI IPS, peneliti berkolaborasi dengan guru bahasa Inggris mencoba melakukan penelitian tindakan kelas (classroom action research) mengadopsi model Kemmis,S.,Mc Taggert,R dalam Wiriaatmadja (2008). Penelitiannya dimulai dari tahap Reconnaissance (Evaluasi terhadap situasi pembelajaran) kemudian melakukan tindakan (action) di mulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi/evaluasi, dan refleksi. dan mempertimbangkan metode yang tepat untuk pembelajaran speaking adalah:
Word Guessing Game, sesuai dengan peryataan Klippel (1984: 31) “Word guessing games are true communicative situations and as such very important for foreign language learning” Dalam word guessing game siswa diperlakukan sebagai subjek pembelajaran, secara aktif melakukan praktik-praktik berbahasa, bertanya dan menjawab dalam bahasa Inggris pada situasi tertentu. Proses pembelajaran yang menggunakan word guessing game terfokus pada peningkatan berbicara dan motivasi siswa dalam pembelajaran di kelas, pada kelas word guessing game terdiri dari berpasangan (pair) dan diskusi kelompok (group discussion). Sehingga pembelajaran akan lebih efektif karena dimulai dari lingkungan yang berpusat pada diri siswa, sehingga siswa akan memiliki keterampilan berbicara yaitu: kemampuan mengungkapkan pendapat atau pikiran dan perasaan kepada seseorang atau kelompok secara lisan, baik secara berhadapan ataupun dengan jarak jauh.
Word Guessing game cocok dengan kebutuhan belajar siswa, pembelajaran yang memungkinkan adanya interaksi guru-siswa dan siswa - siswa yang berjalan dengan harmonis, sehingga dapat memotivasi dan meningkatkan
(3)
keterampilan berbicara bahasa Inggris siswa, dan pembelajaran yang mampu mengkombinasikan peran guru dan siswa sebagai sumber belajar serta materi atau buku paket pembelajaran yang dipakai.
Berdasarkan deskripsi permasalahan pembelajaran di atas, ini perlu bagi peneliti untuk meminimalkan permasalahan yang ada di kelas XI IPS dan mencoba meningkatkan motivasi dan keterampilan berbicara siswa dalam pembelajaran bahasa Inggris. Peneliti mengusulkan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan word guessing game.
1.2 Identifikasi Masalah
Keterampilan berbicara (speaking skill) siswa dalam proses pembelajaran bahasa Inggris menjadi satu aspek penting berhasilnya suatu kegiatan pembelajaran. Ada beberapa faktor penting yang harus di indentifikasi yaitu:
1. Perencanaan pembelajaran bahasa Inggris di kelas XI IPS. SMA Negeri 2 Bandar Lampung belum baik.
2. Kompetensi siswa kelas XI IPS SMAN 2 Bandar Lampung dalam Penguasaan berbicara bahasa Inggris masih rendah.
3. Metode pembelajaran yang digunakan guru di kelas tidak bervariasi dan kurang tepat.
4. Materi pembelajaran kurang menarik, terlalu sulit tidak sesuai dengan kemampuan akademik siswa.
5. Baru sebagian kecil siswa yang termotivasi untuk menggunakan bahasa Inggris sebagai alat berkomunikasi lisan maupun tulis.
(4)
6. Aktifitas siswa kelas XI IPS dalam pembelajaran bahasa Inggris masih rendah.
7. Evaluasi pembelajaran bahasa Inggris di kelas XI IPS belum baik
1.3 Pembatasan Masalah
Masalah dalam penelitian ini dibatasi dalam upaya beberapa perbaikan yang mungkin dilakukan:
1. Merencanakan perencanaan pembelajaran berbicara. 2. Meningkatkan aktivitas pembelajaran berbicara. 3. Merencanakan evaluasi pembelajaran berbicara. 4. Meningkatkan motivasi belajar siswa.
5. Menigkatkan keterampilan berbicara bahasa Inggris siswa dengan Word guessing game.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran dengan Word guessing Game, sehingga dapat meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Inggris siswa?
2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran dengan Word guessing Game yang dapat meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Inggris siswa?
(5)
3. Bagaimanakah evaluasi keterampilan berbicara bahasa Inggris dengan Word guessing game?
4. Bagaimana peningkatan motivasi belajar siswa dengan menggunakan word guessing game?
5. Bagaimana peningkatan keterampilan berbicara bahasa Inggris dengan menggunakan Word guessing game?
1.5 Tujuan Penelitian
Berkaitan dengan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini untuk mendiskripsikan:
1. perencanaan pembelajaran dengan Word guessing game untuk meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Inggris siswa.
2. pelaksanaan pembelajaran dengan Word guessing game untuk
meningkatkan motivasi dan keterampilan berbicara bahasa Inggris siswa 3. evaluasi pembelajaran dengan Word guessing game
4. peningkatan motivasi belajar siswa dengan word guessing game 5. peningkatan keterampilan berbicara bahasa Inggris siswa dengan menggunakan Word guessing game.
1.6 Manfaat Penelitian
Hasil temuan dari penelitian ini bermamfaat baik secara teoritis maupun praktis. Manfaat teoritis adalah:
(6)
1. Memberikan sumbangan pemikiran untuk pengembanagn ilmu pengetahuan khususnya Teknologi Pendidikan., khususnya
pengembangan desain dan pengelolaan pembelajaran bahasa Inggris dalam mendukung pemerolehan keterampilan berbicara.
Manfaat praktis adalah:
1. Peneliti sendiri sebagai masukan melaksanakan pembelajaran bahasa Inggris yang lebih baik di kelas yang diajarnya serta memperkaya pengetahuannya untuk melakukan berbagai jenis penelitian.
2. Guru bahasa Inggris di SMAN 2 Bandar Lampung sebagai masukan untuk mengenali diri, melihat kelebihan dan kekurangan dalam
pembelajaran, sehingga dapat mengupayakan tindakan pembelajaran lebih lanjut, dengan demikian upaya peningkatan kualitas
pembelajaran bahasa Inggris di kelas akan terus dilakukan melalui peningkatan keterampilan berbicara bahasa Inggris siswa dalam pembelajaran sekaligus upaya peningkatan profesionalisme guru. 3. SMA Negeri 2 Bandar Lampung sebagai masukan atau referensi
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa Inggris. 4. Guru bahasa Inggris di sekolah lain sebagai masukan model
peningkatan kualitas pembelajaran melalui peningkatan keterampilan berbicara bahasa Inggris siswa.