MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR BAHASA INGGRIS DENGAN MENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 5 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

(1)

ABSTRAK

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR BAHASA INGGRIS DENGAN MENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA

KELAS XI SMA NEGERI 5 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh

YENI FEBRIYANTI

Masalah dalam penelitian ini motivasi belajar Bahasa Inggris siswa rendah. Permasalahan penelitian ini meningkatkan motivasi belajar Bahasa Inggris dengan menggunakan layanan bimbingan kelompok pada siswa kelas XI SMA Negeri 5 Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini metode eksperimen dengan desain one group pretest-posttest, dan dianalisis dengan statistik non parametrik menggunakan uji Wilcoxon. Subyek penelitian 8 orang siswa kelas XI SMA Negeri 5 Bandar Lampung yang memiliki motivasi belajar Bahasa Inggris yang rendah.

Hasil yang diperoleh dalam penelitian menunjukkan motivasi belajar Bahasa Inggris mengalami peningkatan yang signifikan setelah pemberian layanan bimbingan kelompok. Hal ini ditunjukkan dari hasil pretest dan posttest yang diperoleh zhitung =-2,254 dan ztabel 0,05 = 4. Karena zhitung < ztabel maka, Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat perbedaan signifikan antara motivasi belajar Bahasa Inggris antara sebelum dan setelah diberikan layanan bimbingan kelompok.

Kesimpulan dalam penelitian ini motivasi belajar Bahasa Inggris mengalami peningkatan secara signifikan sebesar 18% setelah pemberian layanan bimbinga kelompok pada siswa kelas XI SMA Negeri 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012. Saran diberikan kepada siswa, guru Bimbingan dan Konseling dan peneliti selanjutnya untuk meningkatkan motivasi belajar bahasa inggris dengan menggunakan layanan bimbingan kelompok.


(2)

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR BAHASA INGGRIS

DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN

KELOMPOK PADA SISWA KELAS XI SMA

NEGERI 5 BANDARLAMPUNG

TAHUN PELAJARAN

2011/2012

OLEH

YENI FEBRIYANTI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2012


(3)

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR BAHASA INGGRIS

DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN

KELOMPOK PADA SISWA KELAS XI SMA

NEGERI 5 BANDARLAMPUNG

TAHUN PELAJARAN

2011/2012

(Skripsi)

OLEH

YENI FEBRIYANTI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2012


(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 1.1 Pola Kerangka Pikir Penelitian ... 9

Gambar 2.1 Hierarki Kebutuhan Maslow ... 12

Gambar 2.2 Tahap Pemberntukan ... 32

Gambar 2.3 Tahap Peralihan ... 34

Gambar 2.4 Tahap Kegiatan ... 36

Gambar 2.5 Tahap Pengakhiran ... 38

Gambar 3.1 One Group Pretest-Posttest Design ... 43

Gambar 4.1 Grafik Peningkatan Motivasi Belajar Bahasa Inggris Siswa 68 Gambar 4.2 Grafik Perubahan Motivasi Belajar Bahasa Inggris Esti ... 84

Gambar 4.3 Grafik Perubahan Motivasi Belajar Bahasa Inggris Eni ... 86

Gambar 4.4 Grafik Perubahan Motivasi Belajar Bahasa Inggris Adit .... 89

Gambar 4.5 Grafik Perubahan Motivasi Belajar Bahasa Inggris Gega .. 92

Gambar 4.6 Grafik Perubahan Motivasi Belajar Bahasa Inggris Sena ... 94

Gambar 4.7 Grafik Perubahan Motivasi Belajar Bahasa Inggris Fachri . 97 Gambar 4.8 Grafik Perubahan Motivasi Belajar Bahasa Inggris Adi ... 99


(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN RIWAYAT HIDUP

MOTTO

PERSEMBAHAN SANWACANA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

I.PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

1. Latar Belakang ... 1

2. Identifikasi Masalah ... 4

3. Pembatasan Masalah ... 5

4. Rumusan Masalah ... 5

B. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 5

1. Tujuan Penelitian ... 5

2. Kegunaan Penelitian... 6

3. Ruang Lingkup ... 6

C. Kerangka Pikir ... 7

D. Hipotesis ... 10

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 11


(6)

4. Fungsi Motivasi dalam Belajar ... 22

5. Peranan Motivasi dalam Belajar ... 23

B. Bimbingan Kelompok ... 26

1. Pengertian Bimbingan Kelompok ... 26

2. Tujuan Bimbingan Kelompok ... 28

3. Komponen dalam Bimbingan Kelompok ... 28

4. Asas-Asas dalam Bimbingan Kelompok ... 30

5. Jenis-Jenis Kelompok dalam Bimbingan Kelompok ... 31

6. Teknik-Teknik dalam Kegiatan Bimbingan Kelompok ... 32

7. Tahap-Tahap Kegiatan Kelompok dalam Bimbingan Kelompok ... 33

8. Materi Layanan Bimbingan Kelompok ... 41

C. Keterkaitan Antar Variabel... 43

III. METODOLOGI PENELITIAN ... 45

A. Metodologi Penelitian ... 45

B. Subyek Penelitian ... 46

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 47

D. Teknik Pengumpulan Data ... 51

E. Pengujian Instrumen Penelitian ... 55

F. Teknik Analisis Data... 57

BAB IV. PEMBAHASAN ... 58

A.Hasil Penelitian ... 58

1. Gambaran Hasil Pra Bimbingan Kelompok ... 58

2. Deskripsi Data ... 60

3. PelaksanaanKegiatan Layanan Bimbingan Kelompok ... 62

4. Data Skor Subjek Sebelum (Pretest) dan Sesudah (Posttest) Mengikuti Layanan Bimbinan Kelompok ... 70

5. Analisis Data Hasil Penelitian ... 72

B.Pembahasaan ... 75

C.Deskripsi Hasil yang Diperoleh dari Setiap Pertemuan Layanan Bimbingan Kelompok ... 86

D.Peningkatan Motivasi Belajar Bahasa Inggris Sebelum dan Sesudah Layanan Bimbingan Kelompok ... 111

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN ... 113

A.Kesimpulan ... 113

1.Kesimpulan Statistik ... 113

2. Kesimpulan Penelitian ... 113

B. Saran ... 114

DAFTAR PUSTAKA ... 116


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 3.1 Kriteria Bobot Nilai Skala Motivasi Belajar Bahasa Inggris ... 48

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Skala Motivasi Belajar Bahasa Inggris ... 49

Tabel 4.1 Skor Motivasi Belajar Bahasa Inggris Sebelum Perlakuan ... 57

Tabel 4.2 Jadwal Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok ... 58

Tabel 4.3 Skor Motivasi Belajar Bahasa Inggris Setelah Perlakuan ... 66

Tabel 4.4 Data Hasil Skala Motivasi Belajar Bahasa Inggris Sebelum Dan Setelah Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok ... 66

Tabel 4.5 Analisis Data Hasil Peneltian Menggunakan Uji Wilcoxon ... 68

Tabel 4.6 Kesulitan Dan Kiat Belajar Bahasa Inggris Versi Esti Dan Eni .... 82

Tabel 4.7 Perubahan Motivasi Belajar Bahasa Inggris Esti Setelah Mengikuti Layanan Bimbingan Kelompok ... 83

Tabel 4.8 Perubahan Motivasi Belajar Bahasa Inggris Eni Setelah Mengikuti Layanan Bimbingan Kelompok ... 86

Tabel 4.9 Kesulitan Dan Kiat Belajar Bahasa Inggris Adit Dan Sena ... 88

Tabel 4.10 Perubahan Motivasi Belajar Bahasa Inggris Adit Setelah Mengikuti Layanan Bimbingan Kelompok ... 88

Tabel 4.11 Kesulitan Dan Kiat Belajar Bahasa Inggris Gega Dan Adi ... 91

Tabel 4.12 Perubahan Motivasi Belajar Bahasa Inggris Gega Setelah Mengikui Layanan Bimbingan Kelompok ... 91

Tabel 4.13 Perubahan Motivasi Belajar Bahasa Inggris Sena Setelah Mengikuti Layanan Bimbingan Kelompok ... 94

Tabel 4.14 Kesulitan Dan Kiat Belajar Bahasa Inggris Fachri Dan Egi ... 95

Tabel 4.15 Perubahan Motivasi Belajar Bahasa Inggris Fachri Setelah Mengikut Layanan Bimbingan Kelompok ... 96

Tabel 4.16 Perubahan Motivasi Belajar Bahasa Inggris Adi Setelah Mengikuti Layanan Bimbingan Kelompok ... 99

Tabel 4.17 Perubahan Motivasi Belajar Bahasa Inggris Egi Setelah Mengikuti Layanan Bimbingan Kelompok ... 101


(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 1.1 Pola Kerangka Pikir Penelitian ... 9

Gambar 2.1 Hierarki Kebutuhan Maslow ... 12

Gambar 2.2 Tahap Pemberntukan ... 32

Gambar 2.3 Tahap Peralihan ... 34

Gambar 2.4 Tahap Kegiatan ... 36

Gambar 2.5 Tahap Pengakhiran ... 38

Gambar 3.1 One Group Pretest-Posttest Design ... 43

Gambar 4.1 Grafik Peningkatan Motivasi Belajar Bahasa Inggris Siswa 68 Gambar 4.2 Grafik Perubahan Motivasi Belajar Bahasa Inggris Esti ... 84

Gambar 4.3 Grafik Perubahan Motivasi Belajar Bahasa Inggris Eni ... 86

Gambar 4.4 Grafik Perubahan Motivasi Belajar Bahasa Inggris Adit .... 89

Gambar 4.5 Grafik Perubahan Motivasi Belajar Bahasa Inggris Gega .. 92

Gambar 4.6 Grafik Perubahan Motivasi Belajar Bahasa Inggris Sena ... 94

Gambar 4.7 Grafik Perubahan Motivasi Belajar Bahasa Inggris Fachri . 97 Gambar 4.8 Grafik Perubahan Motivasi Belajar Bahasa Inggris Adi ... 99


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman Lampiran 1 Kisi-Kisi Skala Motivasi Belajar Bahasa Inggris (Uji Coba) 110

Lampiran 2 Skala Motivasi Belajar Bahasa Inggris (Uji Coba) ... 118

Lampiran 3 Validitas Instrumen... 123

Lampiran 4 Realibilitas Instrumen ... 124

Lampiran 5 Hasil Uji Coba ... 125

Lampiran 6 Kisi-Kisi Skala Motivasi Belajar Bahasa Inggris ... 127

Lampiran 7 Skala Motivasi Belajar Bahasa Inggris ... 135

Lampiran 8 Data Hasil Pretest ... 137

Lampiran 9 Data Hasil Posttest ... 138

Lampiran 10 Data Hasil Uji Wilcoxon (menggunakan SPSS 17.0) ... 139

Lampiran 11 Satual Layanan (SATLAN) Bimbingan Kelompok ... 140

Lampiran 12 Tahap Pelaksanaan Penelitian ... 144

Lampiran 13 Laporan Pelaksanaan Bimbingan Kelompok ... 148

Lampiran 14 Modul... 158


(10)

MOTTO

Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga,

padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya

orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh

malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan

bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan

orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya

pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan

Allah itu amat dekat

(Al-Baqarah:214)


(11)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Syaifuddin Latif, M.Pd. ... ...

Sekretaris : Ranni Rahmayanthi Z, S.Pd.M.A ...

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Yusmansyah, M.Si. ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

NIP


(12)

Jalan Soemantri Brojonegoro No. 1 Gedungmeneng Bandar Lampung 35145 Telepon (0721) 704 624 Faximile (0721) 704624

SURAT PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini, adalah:

Nama : Yeni Febriyanti

NPM : 0813052052

Program Studi : Bimbingan dan Konseling

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Alamat : Jl. Sriwijaya No.89 Kec. Baradatu Kab. Way Kanan

Dengan ini membuat pernyataan, bahwa Skripsi saya yang berjudul “

Meningkatkan Motivasi Belajar Bahasa Inggris Dengan Menggunakan Layanan Bimbingan Kelompok Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012”.

Bukan hasil penjiplakan atau dibuatkan oleh orang lain. Apabila dikemudian hari ditemukan kecurangan dalam pembuatan Skripsi tersebut di atas, maka saya bersedia untuk menerima sanksi ( Maka gelar akademik yang saya peroleh, saya bersedia dicabut).

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bandar Lampung, 10 Mei 2012

Yang Membuat Pernyataan,

Yeni Febriyanti


(13)

PERSEMBAHAN

Karya kecilku ini ku persembahkan untuk Allah SWT yang sangat

Menyayangi ku dan Selalu Ada Untuk Ku, Menjaga ku

Kedua orang tua ku tercinta yang tak pernah lelah mendukung dan

selalu mendo’akan ku di setiap sujudnya

Adik- adikku tersayang yang selalu mendukungku

Seseorang yang aku sayang yang selalu menemani dan mencintaiku,

dan


(14)

Judul Skripsi : Meningkatkan Motivasi Belajar Bahasa Inggris Dengan Menggunakan Layanan Bimbingan Kelompok Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012. Nama Mahasiswa : Yeni Febriyanti

Nomor Pokok Mahasiswa : 0813052052

Program Studi : Bimbingan dan Konseling

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Pembimbing I, Pembimbing II

Drs. Syaifuddin Latif, M.Pd. Ranni Rahmayanthi Z, S.Pd.M.A.

NIP. 19600112 198503 1 001 NIP. 19861102 200812 2 002 2. Mengetahui

Ketua Jurusan, Ketua Program Studi,

Ilmu Pendidikan Bimbingan dan Konseling

Drs. Baharudin Risyak, M.Pd. Drs. Yusmansyah, M.Pd.


(15)

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Menggala, tanggal 19 Februari 1990, sebagai putri pertama dari 3 bersaudara, dari pasangan Bapak Jayadi dan Ibu Ella Erawati.

Pendidikan Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SD Negeri 1 Setia negara Kabupaten Way Kanan tahun 2004, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Baradatu Kabupaten Way Kanan tahun 2006, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Baradatu tahun 2008.

Tahun 2008, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Unila melalui jalur SPMB.

Penulis mengikuti Praktik Layanan Bimbingan dan Konseling (PLBK) di MTs Hidayatul Muslihin Desa Bumi Jaya Kabupaten Way Kanan


(16)

SANWACANA

Alhamdulillahirrabbil’aalamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul ”Meningkatkan Motivasi Belajar Bahasa Inggris Dengan Menggunakan Layanan Bimbingan Kelompok Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012”. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Bimbingan dan Konseling Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Lampung. Penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan atas bantuan dan kerja sama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung yang telah memberikan ijin bagi penulis untuk mengadakan penelitian.

2. Bapak Drs.Baharudin, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Lampung.

3. Bapak. Yusmansyah, M.Si selaku ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling, FKIP Universitas Lampung sekaligus selaku Pembahas yang telah membimbing dan membantu dalam menyelesaikan skripsi ini .


(17)

4. Bapak Drs. Syaifuddin Latif, M.Pd selaku Pembimbing Utama yang telah memberikan masukan dan mengarahkan demi terselesaikannya skripsi ini. 5. Ibu Ranni Rahmayanthi Z, S.Pd.,M.A. selaku Pembimbing Kedua yang telah

memberikan masukan dan mengarahkan demi terselesaikannya skripsi ini. 6. Bapak Drs. Soegiarto. Kepala SMA Negeri 5 Bandar Lampung yang telah

berkenan memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

7. Ibu Masturo, Ibu Ika, Ibu Ratna, dan Ibu Nurhana, Ibu Ani selaku guru Bimbngan Konseling di SMA Negeri 5 Bandar Lampung terima kasih atas kesediannya membantu penulis dalam mengadakan penelitian ini.

8. Ibu Kanca Barus S.Pd selaku guru bidang studi bahasa inggris kelas XI IPS dan para guru serta siswa di SMA Negeri 5 Bandar Lampung yang telah berkenan memberi bantuan informasi dan kesempatan untuk melakukan penelitian.

9. Kedua orang tuaku tercinta yang selalu menyayangiku, dan tak pernah berhenti memberikan do’a, dukungan, atas apa pun yang telah kukerjakan selama ini.Mudah-mudahan selalu bahagia dengan keluarga barunya masing-masing

10. Kedua adikku (dek septy dan dek sulis) tersayang dan keluargaku terima kasih atas doa dan motivasi yang diberikan kepada penulis.

11. Ewin Tri Haryanto (calon suamiku) terimakasih untuk cinta, doa, dukungan, dan motivasinya.

12. Ibu, Bapak, Andek Amara, Kakak Kinan,Puput (Ndut), Mbak Lita, Mas Andri, Mas Yudi, Mbak Septi terimakasih untuk kasih sayang dan


(18)

13. Lek Mar, Lek Har, Mak Olot, Mbah Kakung, dan keluarga terimakasih untuk semuanya, suka dan duka, dan semua pengalaman hidup yang berharga. 14. Keluarga ku di Asrama 43A Mb Tari, Mb Mia, Mb Inoel, Mb Lely, Mb Lia

(Sonem), Ira, Vera, Yopi terimakasih atas dukungan dan kasih sayangnya 15. Keluarga ku di asrama Danau Mas, Yayang, Mbak Mega, Ega, Fatma, Ari 16. Sahabat-sahabat terbaikku Iyol, Ika, Intong, Ida, Uli, Oci, Mbak uli, yang

senantiasa selalu ada dalam hidupku baik suka maupun duka.

17. Sahabat-sahabat BK 08,Riky, Bagus, Rahmat, Idris, Oci, Umi, Nurul, Yona, Sari, Mas Ari, Hendi, Riki Ndut, Abang Tio, Ariska, Cempaka, Yuspa, Lilis, Dwi, Fitri, Dika, Mela, Geisha, Mifta, Mira, Cindy, Denia, Ucil (anak IPS) Milan, Sinta, Putu, Mb Titis, Widia dan semuanya terimakasih untuk kerja samanya selama ini.

18. Sahabat-sahabat seperjuanganku di “Bumi Jaya Ngombeh”,Oci, Ica, Bundo, Gika, Kiki, Dono, Dio, Papi Rofi, terima kasih atas canda tawa kalian, kebersamaan itu membuat PLBK terasa begitu menyenangkan. 19. Pak De, Bu’de, Guru-guru dan Siswa di Mts Hidayatul Muslhin Bumi

Jaya terimakasih atas kasih sayang dan dukungannya

20. Teman – teman mahasiswa Bimbingan dan Konseling (2005 – 2011) yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima banyak atas masukannya , saran, motivasi, serta semangatnya.

21. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih.


(19)

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Tidak sedikit kekurangan dan kelemahan yang ada di dalamnya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi sempurnanya skripsi ini. Bandarlampung, April 2012

Penulis


(20)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang dan Masalah

1. Latar Belakang

Dalam pembelajaran di sekolah, agar memperoleh prestasi harus dilakukan dengan sadar, bertahap, dan berkesinambungan. Namun demikian hambatan dalam proses pembelajaran tentu akan terjadi karena masih ada siswa yang belum memiliki kesadaran akan tujuan belajar. Hal ini menunjukan kurangnya motivasi belajar dalam diri siswa yang dapat menyebabkan tujuan belajar tidak tercapai secara optimal. Motivasi merupakan tahap awal dalam belajar yang memberikan dorongan kepada siswa untuk menggerakkan dan melakukan kegiatan belajar secara umum dapat mempengaruhi keberhasilan siswa.

Motivasi berfungsi sebagai pendorong usaha dalam pencapaian prestasi. Menurut penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sulistyaningrum (dalam Wijayanti, 2010), bahwa dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa motivasi yang tinggi dapat meningkatkan prestasi. Hasil penelitian Sulistyaningrum juga didukung oleh Sardiman (2011:87) yang mengungkapkan bahwa “Hasil belajar akan menjadi optimal jika ada motivasi, semakin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil dalam belajar. Seorang siswa yang memiliki intelegensi cukup tinggi, boleh jadi


(21)

2 gagal karena kekurangan motivasi. Dengan kata lain, bahwa dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya. Dalam kaitan pentingnya peningkatan motivasi belajar siswa sebagai salah satu faktor penting untuk meraih prestasi akademik. Motivasi merupakan peranan yang penting dalam menciptakan kondisi atau suatu proses yang mengarahkan siswa untuk melakukan aktivitas belajar”.

Aktivitas belajar siswa di sekolah salah satunya adalah belajar Bahasa Inggris. Pelajaran Bahasa Inggris merupakan salah satu pelajaran yang mempelajari tata bahasa dalam Bahasa Inggris. Siswa SMA harus menguasai pelajaran Bahasa Inggris yang merupakan salah satu mata pelajaran yang diujikan dalam ujian nasional (UN), pelajaran Bahasa Inggris juga telah di tetapkan Mendiknas dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) mengenai struktur kurikulum mengungkapkan bahwa

“Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan kurikulum pada setiap mata pelajaran pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan beban belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum. Struktur kurikulum SMA/MA meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai Kelas X sampai dengan Kelas XII. Struktur kurikulum disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran. Salah satu mata pelajaran yaitu mata pelajaran Bahasa Inggris”

Berdasarkan hasil observasi awal, khususnya pada siswa kelas XI di SMA Negeri 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012 didapatkan informasi mengenai siswa yang memiliki motivasi belajar Bahasa Inggris rendah. Hal ini


(22)

dapat diketahui dari beberapa siswa yang kurang antusias jika sedang belajar Bahasa Inggris misalnya siswa tidak mendengarkan dan memperhatikan saat guru menjelaskan pelajaran Bahasa Inggris, jarang bertanya kepada guru Bahasa Inggris, lebih memilih mengobrol dan mengganggu temannya yang sedang belajar Bahasa Inggris, tidak mengerjakan tugas Bahasa Inggris, mengerjakan pekerjaan rumah (PR) Bahasa Inggris di sekolah, mencontek pada saat ulangan Bahasa Inggris. Kurangnya pengetahuan tentang cara belajar Bahasa Inggris.

Pentingnya meningkatkan motivasi belajar Bahasa Inggris bagi siswa untuk mendapatkan prestasi yang baik merupakan tugas semua pihak, yaitu siswa, orang tua siswa dan lingkungan sekolah termasuk di dalamnya adalah guru Bimbingan dan Konseling.

Dalam Bimbingan dan Konseling terdapat beberapa layanan yang dapat diberikan seorang guru Bimbingan dan Konseling untuk membantu siswa agar dapat menyelesaikan masalah, termasuk masalah dalam meningkatkan motivasi belajar Bahasa Inggris, salah satu layanan itu adalah layanan bimbingan kelompok.

Gadza (dalam Prayitno, 1999:309) mengemukakan bahwa “layanan bimbingan kelompok merupakan kegiatan informasi kepada sekelompok siswa untuk membantu mereka menyusun rencana dan keputusan yang tepat. Bimbingan kelompok diselenggarakan untuk memberikan informasi yang bersifat personal, vokasional dan sosial. Kegiatan dalam bimbingan kelompok dikatakan sebagai pemberian informasi untuk keperluan tertentu bagi para anggota kelompok”.


(23)

4 Siswa yang mengikuti kegiatan bimbingan kelompok dapat secara langsung berlatih menciptakan dinamika kelompok yang di dalamnya siswa akan berlatih memecahkan masalah bersama, merasa ada yang menyayangi dan memperhatikan, mendapatkan informasi mengenai belajar Bahasa Inggris, sehingga kebutuhan-kebutuhan yang selama ini belum terpenuhi yang mengakibatkan siswa memiliki motivasi belajar Bahasa Inggris rendah akan terpenuhi dalam kelompok, seperti kebutuhan akan penghargaan, rasa aman, aktualisasi diri, sehingga motivasi siswa akan meningkat. Selain kebutuhan siswa terpenuhi dalam kegiatan bimbingan kelompok siswa dapat memahami tujuan yang ingin dicapai, sehingga jika siswa sudah memahami tujuan yang ingin dicapai, siswa akan memiliki motivasi dalam usaha mewujudkan tujuan tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik meneliti tentang meningkatkan motivasi belajar Bahasa Inggris melalui penggunaan layanan bimbingan kelompok pada siswa kelas XI SMA Negeri 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012.

2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :


(24)

b. Terdapat siswa yang tidak mengerjakan pekerjaan rumah (PR) pada pelajaran Bahasa Inggris.

c. Terdapat siswa yang tidak konsentrasi ketika belajar pada jam pelajaran Bahasa Inggris

d. Ada siswa yang keluar kelas pada saat jam pelajaran Bahasa Inggris dengan alasan – alasan tertentu.

3. Pembatasan masalah

Berdasarkan beberapa masalah yang timbul, untuk lebih efekitf penulis membatasi masalah dengan mengkaji “Meningkatkan Motivasi Belajar Bahasa Inggris Dengan Menggunakan Layanan Bimbingan Kelompok Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012”.

4. Rumusan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini adalah “Motivasi belajar Bahasa Inggris siswa rendah” maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut “ Bagaimana Peningkatan Motivasi Belajar Bahasa Inggris Setelah Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandar Lampung?”

B. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar


(25)

6 Bahasa Inggris siswa kelas XI SMA Negeri 5 Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012 setelah pemberian layanan bimbingan kelompok.

2. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini sebagai berikut : a. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bidang bimbingan dan konseling, khusunya mengenai peningkatan motivasi belajar Bahasa Inggris siswa melalui kegiatan layanan bimbingan kelompok.

b. Kegunaan Praktis

1. Siswa dapat meningkatkan motivasi belajar Bahasa Inggris melalui kegiatan layanan bimbingan kelompok

2. Menambah pengetahuan guru bimbingan dan konseling dalam melaksanakan layanan bimbingan kelompok di sekolah terkait dengan peningkatan motivasi belajar Bahasa Inggris siswa.

3. Ruang Lingkup Penelitian

Penulis membatasi ruang lingkup penelitian ini agar penelitian ini lebih jelas dan tidak menyimpang dari tujuan yang ditetapkan, diantaranya adalah :

a. Ruang lingkup ilmu

Penelitian ini termasuk dalam ruang lingkup ilmu bimbingan dan konseling. b. Ruang lingkup objek


(26)

Ruang lingkup objek dalam penelitian ini adalah mengenai sejauh mana motivasi belajar siswa pada pelajaran Bahasa Inggris yang rendah dapat ditingkatkan dengan penggunaan layanan bimbingan kelompok.

c. Ruang lingkup subjek

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 5 Bandar Lampung.

d. Ruang lingkup wilayah

Ruang lingkup wilayah dalam penelitian ini adalah SMA Negeri 5 Bandar- Lampung

e. Ruang lingkup waktu

Ruang lingkup waktu dalam penelitian ini dilakukan pada semester genap 2011/2012

C. Kerangka Pikir

Memperoleh prestasi yang baik pada pelajaran Bahasa Inggris merupakan tujuan proses pembelajaran. Namun demikian hambatan dalam proses pembelajaran tentu akan terjadi karena masih ada siswa yang belum memilki kesadaran akan tujuan belajar Bahasa Inggris. Hal ini menunjukan kurangnya motivasi belajar Bahasa Inggris dalam diri siswa yang dapat menyebabkan tujuan belajar Bahasa Inggris tidak tercapai secara optimal. Motivasi merupakan tahap awal dalam belajar yang memberikan dorongan kepada siswa untuk menggerakkan dan melakukan kegiatan belajar secara umum dapat mempengaruhi keberhasilan siswa.


(27)

8 Dalam proses pembelajaran di sekolah, motivasi belajar Bahasa Inggris berfungsi sebagai pendorong usaha dalam pencapaian prestasi pada pelajaran Bahasa Inggris. Seseorang melakukan sesuatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukan hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi belajar Bahasa Inggris, maka seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya pada pelajaran Bahasa Inggris. Dalam kaitan pentingnya peningkatan motivasi belajar Bahasa Inggris siswa sebagai salah satu faktor penting untuk meraih prestasi yang baik pada pelajaran Bahasa Inggris. Dalam kegiatan pembelajaran, motivasi belajar Bahasa Inggris merupakan peranan yang penting dalam menciptakan kondisi atau suatu proses yang menggambarkan siswa untuk melakukan aktivitas belajar Bahasa Inggris. Siswa dapat menjadikan aktivitas belajar Bahasa Inggris sebagai kebutuhan, karena seseorang akan terdorong untuk melakukan sesuatu karena merasa ada suatu kebutuhan sehingga timbul motivasi dalam dirinya.

Maslow ( Sardiman, 2011) menyebutkan beberapa kebutuhan individu dalam hierarki kebutuhan yaitu kebutuan fisik, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan kecintaan dan penerimaan dalam hubungan dengan orang lain, kebutuhan untuk mendapatkan kehoramatan dari masyarakat, aktualisasi diri.

Dalam usaha memenuhi kebutuhan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada pelajaran Bahasa Inggris, guru bimbingan konseling dapat


(28)

membantu siswa dengan menggunakan layanan-layanan dalam bimbingan konseling, salah satunya adalah layanan bimbingan kelompok.

Kegiatan ini membahas topik-topik umum, dimana masing-masing anggota di dalamnya saling mengemukakan pendapat, memberikan saran maupun ide-ide, menaggapi, saling berkomunikasi menciptakan dinamika kelompok yang intensif, topik-topik itu mendorong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap yang menunjang diwujudkannya tingkah laku yang lebih efektif (Prayitno, 2004: 3).

Teknik dengan pemberian layanan bimbingan kelompok diharapkan dapat digunakan karena dalam bimbingan kelompok siswa dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang belum terpenuhi sehingga dapat meningkatkan motivasi terutama dalam belajar pada pelajaran Bahasa Inggris, siswa juga mendapatkan informasi mengenai belajar dan siswa dapat menyadari akan tujuan belajar, selain itu siswa merasa senang karena memiliki teman dan dapat berbagi ide.

Kerangka pemikiran yang sudah dijelaskan dapat di gambarkan seperti berikut:

Gambar 1.1 Kerangka Pikir Penelitian.

Gambar 1.1 tersebut memperlihatkan bahwa pada awalnya siswa memiliki motivasi belajar rendah pada pelajaran Bahasa Inggris kemudian peneliti mencoba untuk mengatasi masalah motivasi belajar Bahasa Inggris siswa yang

Layanan Bimbingan Kelompok Motivasi belajar

Bahasa Inggris siswa rendah

Motivasi belajar Bahasa Inggris siswa meningkat


(29)

10 rendah tersebut dengan penggunaan layanan bimbingan kelompok yang memiliki tujuan meningkatnya motivasi belajar Bahasa Inggris siswa yang rendah.

D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pikir yag telah dikemukakan, maka hipotesis yang diajukan adalah :

Ho :Tidak terdapat peningkatan motivasi belajar Bahasa Inggris antara sebelum diberi layanan bimbingan kelompok dan setelah diberi layanan bimbingan kelompok dengan taraf signifikansi 5% maupun 1%.

Ha :Terdapat peningkatan motivasi belajar Bahasa Inggris antara sebelum diberi layanan bimbingan kelompok dan setelah diberi layanan bimbingan kelompok dengan taraf signifikansi 5% maupun 1%.


(30)

II. TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian ini berjudul “Meningkatkan Motivasi Belajar Bahasa Inggris Dengan Menggunakan Layanan Bimbingan Kelompok Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012”. Untuk itu berdasarkan teori yang digunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah hal-hal yang berhubungan dengan layanan bimbingan kelompok dan motivasi belajar Bahasa Inggris siswa.

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat penting dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Artinya bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan amat tergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri. Pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan segala aspek, bentuk dan manifestasinya mutlak diperlukan oleh para pendidik khusunya para guru. Bukan hanya arti belajar yang perlu dipahami oleh para pendidik, namun para pendidik juga perlu memahami hal-hal yang menunjang hasil belajar yang baik, salah satunya motivasi belajar Bahasa Inggris


(31)

12

A.Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar

Menurut Sardiman (2011:75) “ Motivasi adalah keseluruhan daya

penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar”. Perngertian menurut Sardiman itu juga sesuai dengan pengertian motivasi menurut Donald (dalam Sardiman, 2011) yang mengatakan bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “ feeling” dan didahului dengan tanggapan adanya tujuan.

Dari pernyataan yang dikemukakan Donald (dalam Sardiman, 2011) ini mengandung tiga elemen penting:

a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia.

b. Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa “ feeling”, afeksi seseorang. c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan, jadi motivasi dalam hal ini

sebenarnya merupakn respon dari suatu aksi, yakni tujuan.

Dengan ketiga elemen di atas, maka dapat dikatakan bahwa motivasi itu sebagai sesuatu yang kompleks. Motivasi akan mneyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan terkait dengan persoalan kejiwaan, perasaan dan juga emosi untuk kemudian melakukan sesuatu. Semua itu didorong karena adanya tujuan, kebutuhan atau keinginan. Hal ini juga sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh Maslow (dalam Sardiman, 2011) bahwa setiap individu memiliki tingkat kebutuhan yang dikenal dengan piramida hierarki kebutuhan. Berikut gambar piramida hierarki kebutuhan yang dinyatakan oleh Maslow :


(32)

Gambar 2.1 Piramida Hirearki kebutuhan Maslow

Gambar 2.1 tersebut memperlihatkan tingkatan kebutuhan individu dari tingkatan paling bawah yaitu kebutuhan fisik sampai yang paling atas yaitu aktualisasi diri, berikut tingkatan kebutuhan yang dimaksud:

a) Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya)

b) Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya) c) Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan orang lain,

diterima, memiliki)

d) Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan mendapatkan dukungan serta pengakuan)

e) Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif: mengetahui, memahami, dan menjelajahi; kebutuhan estetik: keserasian, keteraturan, dan keindahan; kebutuhan aktualisasi diri: mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya).

Setiap tingkat kebutuhan di atas hanya dapat dibangkitkan apabila telah dipenuhi tingkat kebutuhan di bawahnya. Dengan kata lain siswa akan

Aktualisasi diri penghargaan Rasa cinta/kasih sayang

Rasa aman Fisik


(33)

14 terdorong untuk mencapai prestasi bahasa inggris jika telah terpenuhi kebutuhan akan rasa cinta, rasa aman, dan kebutuhan fisiknya.

Siswa akan berhasil dalam belajar Bahasa Inggris, jika siswa ada keinginan untuk belajar Bahasa Inggris. Inilah prinsip dan hukum pertama dalam kegiatan pendidikan dan pembelajaran. Keinginan atau dorongan untuk belajar inilah yang disebut dengan motivasi.

Kita tidak dapat mengetahui motivasi pada siswa secara langsung. Motivasi pada siswa dapat kita interpretasikan dari tingkah lakunya. Perbedaan antara tingkah laku yang tampak dengan proses- proses yang terjadi adalah penting untuk diperhatikan. Hal ini menuntut kejelian dari pengamatan kita.

Dari pembicaraan tentang motivasi di atas, dapat dikemukakan dua prinsip penting yaitu :

a. Motivasi adalah suatu proses di dalam individu. Pengetahuan tentang proses ini membantu kita untuk menerangkan tingkah laku yang lain dari orang itu. b. Kita menentukan dari proses ini dengan menyimpulkan dari tingkah laku

yang dapat diamati.

Donald (dalam Soemanto: 1994) menyatakan :“ motivasi sebagai suatu peruabahan tenaga di dalam diri seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi – reaksi dalam usaha mencapai tujuan.”


(34)

Sedangkan menurut Hilgard & Russel ( dalam Soemanto: 1994) motivasi itu merupakan bagian dari usaha learning.

“Definisi ini berisi tiga hal yaitu :

a) Motivasi dimulai dengan perubahan tenaga di dalam diri seseorang b) Motivasi itu ditandai oleh dorongan efektif

c) Motivasi itu ditandai oleh reaksi-reaksi mencapai tujuan.”

Whittaker (dalam Soemanto : 1994) mengatakan “ Motivasi adalah kondisi-kondisi atau keadaan yang mengaktifkan atau memberi dorongan kepada mahluk untuk bertingkah laku mencapai tujuan yang ditimbulkan oleh motivasi tersebut”.

Morgan ( dalam Sardiman : 2011) mengatakan “motivasi itu bertalian dengan tiga hal yang sekaligus merupakan aspek-aspek dari motivasi, yaitu :

a) Keadaaan yang mendorong tingkah laku ( motivating state).

b) Tingkah laku yang didorong oleh keadaan tersebut (Motivated behavior). c) Tujuan dari tingkah laku tersebut ( Goals or ends of such behavior).”

Berdasarkan pengertian motivasi dari beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak yang ada dalam diri siswa untuk mencapai tujuan yakni tujuan belajar. Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Motivasi merupakan salah satu faktor yang dapat menimbulkan dorongaan untuk belajar.

Dalam kegiatan belajar, motivasi itu dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai. Motivasi merupakan suatu hal yang sangat penting untuk menambah semangat belajar siswa. Bila siswa memiliki motivasi yang tinggi, maka kemampuan


(35)

16 dalam belajar pun semakin tinggi seperti yang dikemukakan oleh Hakim (2005:26) “ Motivasi belajar adalah suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu.”

Kesadaran tentang pentingnya motivasi dalam belajar menimbulkan suatu perubahan dari dalam diri siswa sesuai dengan pendapat dari Donald (Dalam Sardiman, 2011:74) : “Motivasi belajar adalah perubahan tenaga dari dalam diri seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi dalam mencapai tujuan yang di dalamnya merupakan bagian dari belajar. Dorongan yang timbul untuk mencapai sesuatu yang diinginkan dalam belajar diperoleh melalui proses belajar.”

Motivasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah motivasi belajar Bahasa Inggris. Bahasa inggris merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari di SMA. Dalam Bahasa Inggris terdapat beberapa materi pokok, diantaranya vocabulary, conversation, writing, speaking dan listening. Mempelajari Bahasa Inggris kini merupakan suatu “keharusan”, karena semakin menglobalnya dunia menuntut siswa cakap dalam Berbahasa Inggris, bukan hanya dalam baca tulis melainkan juga pergaulan (Danarti, 2008).

Pentingnya belajar Bahasa Inggris bagi siswa yaitu sebagai berikut:

a. Merupakan bahasa internasional, semakin tinggi jenjang pendidikan siswa, siswa harus dapat meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris karena referensi siswa nantinya berupa referensi yang berbahasa Inggris.


(36)

c. Mengikuti perkembangan teknologi, karena saat ini teknologi menggunakan Bahasa Inggris.

Dengan beberapa pentingnya Bahasa Inggris yang sudah diungkapkan di atas, sehingga siswa membutuhkan motivasi belajar Bahasa Inggris. Motivasi belajar Bahasa Inggris merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar Bahasa Inggris, sehingga diharapkan tujuan dalam pembelajaran Bahasa Inggris dapat tercapai.

2. Prinsip-Prinsip Motivasi Belajar

Prinsip-prinsip ini disusun atas dasar penelitian yang seksama dalam rangka mendorong motivasi belajar Bahasa Inggris siswa di sekolah yang mengandung pandangan demokratis dan dalam rangka menciptakan self motivation dan self discipline siswa.

Hover (dalam Uno :2007) mengemukakan prinsip-prinsip motivasi sebagai berikut :

“1. Pujian lebih efektif daripada hukuman.

2. Semua murid mempunyai kebutuhan –kebutuhan psikologis (yang bersifat dasar) tertentu yang harus mendapat kepuasan.

3. Motivasi yang berasal dari dalam individu lebih efektif daripada motivasi dari luar yang dipaksakan.

4. Terhadap jawaban (perbuatan) yang serasi (sesuai dengan keinginan) perlu dilakukan usaha pemantauan (reinforcement).

5. Motivasi itu mudah menjalar atau tersebar terhadap orang lain.


(37)

18 7. Tugas–tugas yang dibebankan oleh diri sendiri akan menimbulkan minat yang lebih besar untuk mengerjakannya daripada apabila tugas-tugas itu dipaksakan oleh guru.

8. Pujian–pujian yang datang dari luar (external reward) kadang-kadang diperlukan dan cukup efeketif untuk merangsang minat yang sebenarnya. 9. Teknik dan proses mengajar yang bermacam-macam adalah efektif untuk

memelihara minat murid.

10. Manfaat minat yang telah dimiliki oleh murid adalah yang bersifat ekonomis.

11. Kegiatan-kegiatan yang dapat merangsang minat murid-murid yang mungkin tidak ada artinya atau kurang berharga bagi para siswa yang tergolong pandai.

12. Kecemasan yang besar akan menimbulkn kesulitan belajar. 13. Kecemasan dan frustasi yang lemah dapat membantu belajar.

14. Apabila tugas tidak terlalu sukar dan apabila tidak ada maka frustasi akan cepat menunujjuu demoralisasi.

15. Setiap murid mempunyai tingkat-tingkat frustasi toleransi yang berlainan. 16. Tekanan kelompok murid (per group) kebanyakan lebih efektif dalam

motivasi daripada ntekanan /paksaan dari orang dewasa .

17. Motivasi yang besar erat hubungannaya dengan kreativiats murid.”

Dalam penelitian ini berdasarkan prinsip motivasi di atas, prinsip-prinsip yang digunakan adalah prinsip-prinsip motivasi belajar bahasa inggris, diantaranya:

1. Semua murid mempunyai kebutuhan-kebutuhan psikologis (yang bersifat dasar) tertentu yang harus mendapat kepuasaan.

2. Motivasi yang berasal dari dalam individu lebih efektif daripada dari luar yang dipaksakan

3. Terhadap jawaban (perbuatan) yang serasi (sesuai dengan keinginan perlu dilakukan usaha pemantauan (reinforcement).


(38)

5. Tekanan kelompok murid (per-group) kebanyakan lebih efektif dalam motivasi daripada tekanan/ paksaan orang dewasa.

6. Motivasi yang besar erat hubungannya dengan kreatifitas murid.

3. Macam-Macam Motivasi Belajar

Motivasi belajar yang ada pada setiap siswa dalam melakukan setiap kegiatan berbeda satu sama lain. Selain itu, dalam melakukan suatu kegiatan, seorang siswa dapat mempunyai motivasi lebih dari satu macam motivasi dalam belajarnya, karena itu menurut Sardiman (2011:86) motivasi belajar dapat dibagi menjadi beberapa macam yaitu : “

1. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya. a. Motif-motif bawaan

b. Motif-motif yang dipelajari

2. Motivasi dilihat dari jenis-jenis motivasinya a. Motif atau kebutuhan organis

b. Motif-motif darurat c. Motif-motif objektif

3. Motivasi jasmaniah dan rohaniah

4. Motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.”

Motivasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor dari dalam (motivasi intrinsik) maupun faktor dari luar (motivasi ekstrinsik). Menurut Hakim (2005:30) yang termasuk motivasi intrinsik antara lain : “

1. Memahami manfaat yang dapat diperoleh dari setiap pelajaran.

2. Memilih bidang studi yang paling disenangi dan paling sesuai dengan minat. 3. Memilih jurusan bidang studi sesuai dengan bakat dan pengetahuan.


(39)

20 Faktor intrinsik juga dinyatakan oleh Clelland (dalam Ubaydillah, 2006) yang mengatakan bahwa ada tiga hal penting yang menjadi kebutuhan manusia, yaitu:

a) Need for achievement (kebutuhan akan prestasi) b) Need for afiliation (kebutuhan akan hubungan sosial) c) Need for Power (dorongan untuk mengatur)

Berdasarkan hal yang diungkapkan di atas mengenai motivasi intrinsik dapat disimpulkan bahwa siswa sebagai manusia juga ingin memenuhi kebutuhan akan berprestasi yang timbul dari dalam diri dengan cara mengetahui manfaat dari setiap pelajaran, khusus dalam penelitian ini adalah mengetahui manfaat belajar Bahasa Inggris.

Selain motivasi belajar dipengaruhi oleh motivasi instrinsik, motivasi belajar juga dipengaruhi oleh motivasi ekstrinsik. Sebab, motivasi belajar siswa akan semakin kuat jika siswa memiliki motivasi ekstrinsik di samping motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik menurut. Hakim (2005:30-31) sebagai berikut: “ 1. Keinginan mendapat nilai ujian yang baik.

2. Keinginan menjadi juara kelas atau juara umum. 3. Keinginan naik kelas atau lulus ujian.

4. Keinginan menjaga harga diri atau gengsi, misalnya ingin diaanggap sebagai orang pandai.

5. Keinginan untuk menang bersaing dengan orang lain. 6. Keinginan menjadi siswa teladan.

7. Keinginan untuk dapat memenuhi persyaratan dalam memasuki pendidikan lanjutan.

8. Keinginan untuk menjadi sarjana.


(40)

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul dari luar. Motivasi ekstrinsik penting bagi siswa untuk memperoleh tujuan yang diinginkan, yaitu mendapatkan hasil yang baik pada pelajaran bahasa inggris. Siswa ingin berlomba-lomba untuk mendapatkan nilai yang baik, siswa ingin membuat orang-orang yang menyayanginya bangga akan prestasi yang dicapai.

Merujuk pada pemikiran adanya motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik, maka upaya-upaya membangkitkan motivasi pada prinsipnya terdapat pada upaya bagaimana menciptakan kondisi luar individu (stimulus ekstrinsik) yang mampu membangkitkan motivasi instrinsiknya. Cara-cara yang dapat ditempuh untuk membangkitkan motivasi antara lain:

a. Kompetisi atau persaingan

Ada dua macam kompetisi disini, yaitu: kompetisi dengan orang lain (teman) dan kompetisi dengan prestasi yang telah diraihnya sendiri sebelumnya.

b. Mendekatkan Tujuan ( pace making)

Seringkali tujuan suatu kegiatan sangat jauh, sehingga membuat seseorang merasa tidak termotivasi untuk berbuat mencapainya. Oleh sebab itu, tujuan yang jauh dirumuskan kembali sehingga tampak adanya tujuan-tujuan sementara. Dengan adanya tujuan sementara orang akan bergairah untu berusaha mencapainya.

c. Memperjelas tujuan yang bermakna

Jika tujuan jelas dan mempunyai arti bagi individu, maka individu itu akan berusaha sekuat tenaga untuk mencapainya (Hadiwinarto, 2009: 15).

Pada penelitian ini, motivasi yang akan ditingkatkan adalah motivasi ekstrinsik untuk menstimulus motivasi instinsik dengan upaya meningkatkan motivasi yang diungkapkan oleh Hardiwinarto di atas.


(41)

22

4. Fungsi Motivasi Belajar

Motivasi dalam belajar Bahasa Inggris mempunyai peranan yang sangat besar pengaruhnya untuk mendorong kegiatan belajar siswa.

Fungsi motivasi belajar menurut pendapat Sardiman (2011:85) :”

a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motorik yang akan melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

b. Menentukan arah perbuatan yakni kearah ynag hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memebrikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

c. Menyeleksi perbuatan, yaitu menentukan perbuatan- perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan –perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.”

Berdasarkan fungsi motivasi di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dalam pencapaian prestasi. Seorang siswa melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukan hasil yang baik pula. Dengan kata lain bahwa adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seseorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.

Sesuai dengan pendapat di atas maka diharapkan siswa memiliki motivasi yang tinggi, sebab dengan motivasi yang tinggi akan sangat membantu siswa tersebut untuk meningkatkan prestasi belajarnya. Diharapkan juga kepada guru mata pelajaran dan guru pembimbing menberikan perhatian yang dapat


(42)

menumbuhkan motivasi belajar dengan menggunakan indikator-indikator yang dikemukakan oleh Sardiman (2011 : 83), yaitu :

1. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).

2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa).

3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah. 4. Lebih senang bekerja mandiri.

5. Cepat bosan dengan tugas-tugas rutin. 6. Dapat mempertahankan pendapatnya. 7. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini.

8. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal”.

5. Peranan Motivasi dalam Belajar Bahasa Inggris

Di dalam kegiatan pembelajaran peranan motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Peranan motivasi dalam kegiatan pembelajaran sangat penting dan memiliki pengaruh yang amat besar terhadap apa yang akan diperoleh siswa dalam hal ini lebih ditekankan pada tingkat prestasi dan keberhasilan siswa dalam hal belajar.

Menurut Sardiman (2011:78-80) motivasi sangat berperan dalam belajar Bahasa Inggris karena motivasi mengandung nilai- nilai sebagai berikut :” 1. Motivasi menentukan tingkat keberhasilan atau gagalnya kegiatan siswa

Belajar tanpa motivasi sulit untuk mencapai keberhasilan secara optimal. 2. Pembelajaran yang termotivasi pada hakekatnya adalah pembelajaran yang

sesuai dengan kebutuhan, dorongan motif, minat yang ada pada siswa. 3. Pembelajaran yang termotivasi pada hakekatnya menurut kreativitas dan

imajinitas guru untuk beruapaya secara sungguh-sungguh mencari caara-cara yang relevan dan serasi guna membangkitkan dan memilihara motivasi belajar siswa.

4. Berhasil atau gagalnya dalam membangkitkan dan mendayagunakan motivasi dalam proses pembelajaran berkaitan dengan uapaya pembianaan displin kelas. Kegagalan dalam hal ini mengakibatkan timbulnya masalah disiplin dalam kelas.


(43)

24 5. Penggunaan asas motivasi merupakan sesuatu yang essensial dalam proses belajar dan pembelajaran. Motivasi menjadi salah satu faktor yang turut menentukan pembelajarn yang efektif.”

Dengan adanya nilai yang terkandung dalam motivasi akan lebih memudahkan menimbulkan kesadaran bagi siswa dalam meningkatkan motivasi belajarnya. Sehingga siswa secara sadar dapat mengikuti kegiatan belajar tanpa adanya paksaan dari pihak lain.

Motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan menjelaskan perilaku individu termasuk perilaku individu yang sedang belajar. Ada beberapa peranan penting dari motivasi dalam belajar dan pembelajaran, anatara lain dalam (a) menentukan hal-hal yang dapat dijadikan penguat belajar, (b) memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai, (c) menentukan ragam kendali terhadap rangsangan belajar, (d) menentukan ketekunan belajar. a. Peran Motivasi dalam Menentukan Penguatan Belajar Bahasa Inggris.

Motivasi dapat berperan dalam pengauatan belajar Bahasa Inggris apabila seorang siswa yang belajar Bahasa Inggris dihadapkan pada suatu masalah yang memerlukan pemecahan, dan hanya dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang pernah dilaluinya. Sebagai contoh, seorang siswa akan memecahkan materi Bahasa Inggris dengan bantuan kamus Bahasa Inggris. Tanpa kamus Bahasa Inggris tersebut, siswa itu tidak dapat menyelesaikan tugas Bahasa Inggris. Upaya untuk mencari kamus Bahasa Inggris


(44)

merupakan peran motivasi yang dapat menimbulkan penguatan belajar Bahasa Inggris.

b. Peran Motivasi dalam Memperjelas Tujuan Belajar Bahasa Inggris.

Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar Bahasa Inggris erat kaitannya dengan kemaknaan belajar Bahasa Inggris. Siswa akan tertarik untuk belajar Bahasa Inggris, jika yang dipelajari itu sedikitnya sudah dapat diketahui atau dinikmati manfaatnya bagi siswa. Sebagai contoh, siswa akan termotivasi belajar Bahasa Inggris karena tujuan belajar Bahasa Inggris itu dapat melahirkan kemampuan anak dalam bidang Bahasa Inggris. Dalam suatu kesempatan misalnya, siswa tersebut diminta membawakan pidato Bahasa Inggris, dan berkat pengalamannya dari bidang Bahasa Inggris, siswa dapat membawakan pidato dengan sangat baik. Dari pengalaman itu, siswa makin hari makin termotivasi untuk belajar, karena sedikit siswa sudah mengetahui makna dari belajar itu.

c. Motivasi Menentukan Ketekunan Belajar Bahasa Inggris

Seorang anak yang telah termotivasi untuk belajar Bahasa Inggris, akan berusaha mempelajarinya dengan baik dan tekun, dengan harapan memperoleh hasil yang baik. Dalam hal itu, tampak bahwa motivasi belajar Bahasa Inggris menyebabkan seseorang tekun belajar Bahasa Inggris. Itu berarti motivasi sangat berpenagruh terhadap ketahan dan ketekunan belajar.


(45)

26

B.Bimbingan Kelompok

1. Pengertian Bimbingan Kelompok

Kegaiatan bimbingan kelompok akan terlihat hidup jika di dalamnya terdapat dinamika kelompok, Dinamika kelompok merupakan media efektif bagi anggota kelompok dalam mengembangkan aspek-aspek positif ketika akan meningkatkan motivasi belajar yang rendah, karena dalam bimbingan kelompok, siswa akan merasa senang dan mendapatkan informasi dalam menyelesaikan masalah belajarnya.

Bimbingan kelompok adalah kegiatan yang diberikan kepada kelompok individu yang mengalami masalah. Bimbingan kelompok pada dasarnya tidak mementingkan hasil berupa simpulan-simpulan (misalnya pada kegiatan diskusi), yang penting dalam bimbingan kelompok adalah apakah individu yang bersangkutan telah memperoleh sesuatu yang berguna bagi perkembangan dirinya berkat keikutsertaannya dalam dinamika kelompok yang berkembang dalam kegiatan bimbingan kelompok (Hartinah, 2009: 6-7).

Siswa dapat memanfaatkan dinamika kelompok semaksimal mungkin pada layanan bimbingan kelompok untuk memecahkan masalahnya. Siswa dapat memanfaatkan semua informasi, tanggapan dan reaksi siswa yang lainnya untuk memecahkan masalah.

Sedangkan menurut Prayitno (2004: 1), mengemukakan bahwa bimbingan kelompok di sekolah merupakan:

“Layanan konseling yang diberikan secara kelompok dengan mengaktifkan dinamika kelompok untuk membahas berbagai hal umum yang berguna bagi pengembangan pribadi dan/atau pemecahan masalah individu yang menjadi peserta kegiatan kelompok”.


(46)

Bimbingan kelompok dapat memberikan kemudahan bagi pertumbuhan dan perkembangan klien (anggota kelompok). Dimana dalam bimbingan kelompok ini siswa boleh mempergunakan interaksi kelompok untuk meningkatkan pengertian dan penerimaan nilai-nilai, cita-cita atau tujuan serta sikap tingkah laku nyata.

Bimbingan kelompok dalam pelaksanaanya merupakan bantuan terhadap individu yang dilaksanakan secara kelompok. Bimbingan kelompok dapat berupa penyampaian informasi ataupun aktivitas kelompok yang membahas masalah-masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi dan sosial. Bimbingan kelompok juga dapat dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman tentang kenyataan, aturan-aturan dalam kehidupan dan cara-cara yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan tugas, serta meraih masa depan dalam studi, karir, ataupun kehidupan. Aktivitas kelompok itu sendiri dapat diarahkan untuk memperbaiki dan mengembangkan pemahaman diri dan pemahaman lingkungan, penyesuaian diri serta pengembangan diri.

Berdasarkan beberapa pengertian bimbingan kelompok di atas, maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan kelompok yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok, yaitu adanya interaksi saling mengeluarkan pendapat, memberikan tanggapan, saran dan sebagainya, dimana pemimpin kelompok menyediakan informasi-informasi yang bermanfaat agar dapat membantu individu mencapai


(47)

28 perkembangan yang optimal, baik itu dalam menyusun rencana maupun pengambilan keputusan yang tepat.

2. Tujuan Bimbingan Kelompok

Kesuksesan layanan bimbingan kelompok sangat dipengaruhi sejauh mana tujuan yang akan dicapai dalam layanan bimbingan kelompok yang diselenggarakan. Menurut Prayitno (2004 :2-3), tujuan dalam bimbingan kelompok terdapat tujuan umum dan tujuan khusus yaitu sebagai berikut:” a. Tujuan Umum

Tujuan umum dari layanan bimbingan kelompok adalah berkembangnya sosialisasi siswa, khusunya kemampuan komunikasi anggota kelompok. Selain tujuan tersebut yaitu untuk mengentaskan masalah siswa dengan memanfaatkan dinamika kelompok.

b. Tujuan Khusus

Bimbingan kelompok bermaksud membahas topik-topik umum yang telah ditentukan oleh pemimpin kelompok. Secara khusus bimbingan kelompok bertujuan untuk :

a) Melatih untuk mengemukakan pendapat dihadapan angotanya. b) Melatih siswa dapat bersikap terbuka dalam kelompok

c) Melatih siswa untuk dapat membina keakraban bersama aggota dalam kelompok khusunya dan teman di luar kelompok pada umumnya.

d) Melatih siswa untuk dapat mengendalikan diri dalam kegiatan kelompok. e) Melatih siswa untuk dapat bersikap tenggang rasa dan bertoleransi

dengan orang lain.

f) Melatih siswa memperoleh keterampilan sosial.

g) Membantu siswa mengenali dan memahami dirinya dalam hubungannya dengan orang lain.

h) Melatih siswa untuk mengadakan kerja sama dalam situasi kelompok dan dapat menumbuhkan daya kreatif siswa”

3. Komponen dalam Bimbingan Kelompok

Layanan bimbingan kelompok akan tercipta apabila memperhatikan komponen-kompponen pendukung dalam pelaksanaan bimbingan kelompok.


(48)

a. Suasana Kelompok

“Suasana kelompok yaitu antar hubungan dari semua orang yang terlibat dalam kelompok, dapat menjadi wahana dimana masing-masing anggota kelompok tersebut secara perseorangan dapat memanfaatkan semua informasi, tanggapan kepentingan dirinya yang bersangkutan dengan masalahnya tersebut”( Hartinah, 2009: 12).

Layanan bimbingan kelompok merupakan proses pemberian informasi dan bantuan yang diberikan oleh guru pembimbing pada sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok guna mencapai tujuan tertentu. Bimbingan kelompok memanfaatkan dinamika kelompok sebagai media untuk membimbing anggota kelompok dalam mencapai tujuan. Agar dinamika kelompok yang berlangsung dalam suatu kelompok dapat secara efektif beramanfaat bagi pembinaan para anggota kelompok , maka jumlah anggota dalam bimbingan kelompok sekitar 8-10 orang.

b. Anggota kelompok

“Keanggotan kelompok merupakan salah satu unsur pokok dalam proses kehidupan kelompok. Tanpa anggota tidaklah mungkin ada kelompok. Kegiatan ataupun kehidupan kelompok itu sebagaian besar didasarkan atas peranan para anggota kelompok ” (Hartina, 2009:86).

Melalui dinamika kelompok semua angota kelompok diharapkan dapat melaksanakan peranan yang telah disebutkan di atas. Dalam hal ini. Pemilihan anggota sangatlah penting agar dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan kelompok dapat berjalan dengan lancer. Peranan para anggota


(49)

30 kelompok menentukan keberhasilan dari pelaksanan layanan bimbingan kelompok.

c. Pemimpin kelompok

“Pemimpin kelompok adalah konselor yang terlatih dan berwenang menyelenggarakan praktik konseling profesional. Tugas pemimpin kelompok dalam bimbingan kelompok adalah memimpin kelompok yang bernuansa layanan konseling melalui “bahasa” konseling untuk mencapai tujuan-tujuan konseling, secara khusus tugas pemimpin kelompok diwajibkan untuk menghidupkan dinamika kelompok “(Prayitno, 2004:4-5). Peran pimpinan kelompok dalam kegiatan bimbingan kelompok adalah untuk memberikan bantuan, untuk memberikan pengarahan kepada anggota kelompok sehingga kegiatan bimbinga kelompok dapat mencapai tujuan yang telah disepakati. Selain itu, pemimpin kelompok perlu membuat dan menjelaskan aturan yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan tersebut.

4. Asas –Asas dalam Bimbingan Kelompok

Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok terdapat asas-asas yang diperlukan untuk memperlancar pelaksanaan dan lebih menjamin keberhasilan kegiatan bimbingna kelompok sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

Menurut Prayitno (2004 :13-15) asas yang digunakan dalam pelaksanaan bimbingan kelompok yaitu asas keterbukaan, asas kesukarelaan, asas kegiatan, asas kenormatifan, dan asas kerahasian.


(50)

Asas-asas yang digunakan dalam pelaksanan bimbingan kelompok, yaitu: 1) Asas keterbukaan, yaitu semua peserta bebas dan terbuka mengeluarkan

pendpat, ide, saran, dan apa saja yang dirasakannya dan dipirkirkannya, tidak merasa takut, malu atau ragu-ragu untuk dibicarakan.

2) Asas kesukarelaan, yaitu semua peserta dapat menampilkan dirinya secara spontan tanpa malu-malu atau dipaksa oleh orang lain dan sukarela untuk membantu teman, sukarela dalam mengemukakan pendapat serta mengluarkan perasaan-perasaan dihadapan semua anggota kelompok.

3) Asas kegiatan,yaitu partispasi semua anggota kelompok dalam mengemukaakn pendapat sehingga cepat tercapainya tujuan bimbingan keolompok.

4) Asas kenormatifan, yaitu semua yang dibicarakan dan dilakukan dalam kelompok tidak boleh bertentangan dengan norma-norma dan peraturan yang berlaku.

5) Asas kerahasiaan, yaitu semua yang hadir dalam kegiatan harus menyimpan dan merahasiakan apa saja yang didengar dan dibicarakan dalam kelompok, terutama hal-hal yang tidak boleh dan tidak layak diketahui oleh orang lain. Asas kerahasiaan temasuk asas terakhir karena topik (pokok bahasan) permasalahan dalam bimbingan kelompok bersifat umum.

5. Jenis-Jenis Kelompok dalam Bimbingan Kelompok

Agar layanan bimbingan kelompok dapat terlaksana dengan baik, terlebih dahulu perlu dibentuk kelompok-kelompok siswa sesuai dengan kebutuhan


(51)

32 atau permasalahan yang akan diungkap dalam proses layanan bimbingan kelompok.

Menurut Hartinah (2009, 13), “bahwa dalam penyelenggaraan bimbingan kelompok dikenal dua jenis kelompok, yaitu kelompok bebas dan kelompok tugas.”

a) Kelompok bebas

Dalam kegiatannya para anggota bebas mengemukakan segala pikiran dan peranannya dalam kelompok. Selanjutnya apa yang disampaikan mereka dalam kelompok itulah yang menjadi pokok bahasan kelompok.

b).Kelompok tugas

Kelompok tugas pada dasarnya diberi tugas untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, baik pekerjaan tersebut ditugaskan oleh pihak di luar kelompok tersebut maupun tumbuh di dalam kelompok itu sendiri sebagai hasil dari kegiatan-kegiatan sebelumnya.

6. Teknik-Teknik dalam Kegiatan Bimbingan Kelompok

Penggunaan teknik dalam kegiatan bimbingan kelompok mempunyai banyak fungsi selain dapat lebih memfokuskan kegiatan bimbingan kelompok terhadap tujuan yang ingin dicapai tetapi juga dapat membuat suasana yang terbangun dalam kegiatan bimbingan kelompok agar lebih bergairah dan tidak cepat membuat siswa jenuh mengikutinya sehingga tujuan bimbingan kelompok dapat tercapai sesuai dengan harapan.


(52)

Teknik-teknik yang dikemukakan oleh Prayitno (2004) adalah sebagai beriku: a. Teknik Umum

Pengembangan dinamika kelompok, teknik –teknik ini meliputi 1. Komunikasi multi arah secara efektif dinamis dan terbuka.

2. Pemberian rangsangan untuk menimbulkan inisiatif dalam pembahasan, diskusi, analisis, pengembangan argumentasi,.

3. Dorongan minimal untuk memantapkan respon dan aktivitas anggota kelompok

4. Penjelasan, pendalaman dan pemberian contoh untuk lebih memantapkan analisis, pengembangan argumentasi dan pembahasan.

5. Pelatihan untuk membentuk pola tingkah laku baru yang dikehendaki. b. Permainan Kelompok

Dalam penyelenggaraan bimbingan kelompok seringkali dilakukan permainan kelompok, baik sebagai selingan maupun sebagai wahana yang memuat materi pembinaan tertentu. Permainan kelompok yang efektif bercirikan (1) sederhana, (2) menggembirakan, (3) menimbulkan suasana relaks dan tidak melelahkan, (4) meningkatkan keakraban, dan (5) diikuti oleh semua anggota kelompok. Jenis permainan itu antara lain:

1. Find Your Mate”

2. “BIP-BOP”

3. “Find Me” 4. “Pantomine” 5. “Tell Us More” 6. “Shoot the target”

7. “Word Chain”

8. “Your Dictionary”

9. “What am I “(Danarti, 2008: 2-20).

Permainan yang dilakukan pada penelitian ini adalah Your Dictonary, What am I, BIP-BOP, dan Find Your Mate. Permainan dilakukan untuk lebih mengakrabkan anggota kelompok, mendukung meningkatkan motivasi belajar Bahasa Inggris anggota kelompok.

7. Tahap-Tahap Kegiatan Layanan Bimbingan Kelompok

Kegiatan layanan bimbingan kelompok tidak akan berjalan secara efektif dan efisien tanpa didukung tahap-tahap perkembangan kegiatan kelompok. Jika


(53)

34 setiap tahap dapat dilaksanakan dengan baik, dapat diketahui bahwa pelaksanaan kegiatan bimbingan kelompok sudah berjalan dengan baik dan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.

“Kegiatan layanan bimbingan kelompok pada umumnya terdapat empat tahap perkembangan kegiatan kelompok, yaitu: tahap pembentukan, tahap peralihan, tahap kegiatan dan tahap pengakhiran” (Prayitno,2004).

1) Tahap Pembentukan

Tahap ini merupakan tahap pengenalan atau tahap perlibatan diri dalam kegiatan kelompok. Pada tahap ini para anggota kelompok saling memperkenalkan diri dan juga mengungkapkan tujuan ataupun harapan-harapan yang ingin dicapai baik oleh masing-masing, sebagian ataupun seluruh anggota.

Pola keseluruhan tahap pertama ini dapat disimpulkan ke dalam Bagan 2.2 berikut ini :


(54)

Gambar 2.2 : Tahap Pembentukan

2) Tahap Peralihan

Tahap peralihan atau tahap transisi dari tahap pembentuakan ke tahap kegiatan, dalam kegiatan ini pemimpin kelompok menjelaskan kegiatan apa yang akan dilaksanakan. Setelah jelas kegiatan apa yang harus dilakukan, maka tidak akan muncul keragu-raguan atau belum siapnya anggota dalam

Tema: Pengenalan - Pelibatan diri - Pemasukan diri

PEMBENTUKAN

Tujuan:

1. Anggota memahami pengertian dan kegiatan kelompok dalam rangka bimbingan dan konseling. 2. Tumbuhnya suasana kelompok. 3. Tumbuhnya minat anggota mengikuti

kegiatan kelompok.

4. Tumbuhnya saling mengenal, percaya, menerima, dan membantu di antara para anggota.

5. Tumbuhnya suasana bebas dan terbuka.

6. Dimulainya pembahasan tentang tingkah laku dan perasaan dalam kelompok.

Kegiatan:

1. Mengungkapkan pengertian dan tujuan kegiatan kelompok dalam rangka pelayanan bimbingan dan konseling.

2. Menjelaskan (a) cara-cara, dan (b) asas-asas kegiatan kelompok. 3. Saling memperkenalkan, dan

mengungkapkan diri. 4. Teknik khusus.

5. Permainan

penghayatan/pengakraban.

PERANAN PEMIMPIN KELOMPOK: 1. Menampilkan diri secara utuh dan terbuka.

2. Menampilkan penghormatan kepada orang lain, hangat, tulus, bersedia membantu dan penuh empati.

3. Sebagai contoh.


(55)

36 melaksanakan kegiatan dan manfaat-manfaat yang akan diperoleh oleh setiap anggota kelompok.

Tahap peralihan menurut Prayitno (2004) dijelaskan sebagai berikut: “Tahap peralihan yang bertujuan membebaskan anggota kelompok dari perasaan atau sikap enggan, ragu, malu atau saling tidak percaya untuk memasuki tahap berikutnya.”

Pada tahap ini pemimpin kelompok perlu menawarkan kepada anggota kelompok tentang kesiapan untuk mengikuti kegiatan selanjutnya, yaitu dengan membuka diri secara wajar dan tidak berlebihan. Apabila pemimpin kelompok melihat adanya ketidaksiapan siswa atau siswa merasa kurang paham dengan kegiatan yang akan dilaksanakan maka sebelum praktikan melanjutkan ke tahap berikutnya, praktikan kembali ke tahap sebelumnya sampai siswa siap untuk melanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu tahap kegiatan.

Pola keseluruhan tahap kedua ini dapat disimpulkan ke dalam bagan 2.3 berikut ini:


(56)

Gambar 2.3 Tahap Peralihan

3) Tahap Kegiatan

Tahap ini merupakan kehidupan yang sebenarnya dari kelompok. Namun kegiatan kelompok pada tahap ini tergantung pada hasil dari dua tahap sebelumnya. Jika tahap-tahap sebelumnya berhasil dengan baik, maka tahap ini akan berlangsung dengan lancar.

PERALIHAN

Tema: Pembangunan jembatan antara tahap pertama dan tahap ketiga

Tujuan:

1. Terbebaskannya anggota dari perasaan atau sikap enggan, ragu, malu atau saling tidak percaya untuk memasuki tahap berikutnya.

2. Makin mantapnya suasana kelompok dan kebersamaan.

3. Makin mantapnya minat untuk ikut serta dalam kegiatan kelompok.

Kegiatan:

1. Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh pada tahap berikutnya. 2. Menawarkan atau mengamati

apakah para anggota sudah siap menjalani kegiatan pada tahap selanjutnya (tahap ketiga). 3. Membahas suasana yang terjadi. 4. Meningkatkan kemampuan

keikutsertaan anggota.

5. Kalau perlu kembali ke beberapa aspek tahap pertama (tahap pembentukan).

PERANAN PEMIMPIN KELOMPOK: 1. Menerima suasana yang ada secara sabar dan terbuka.

2. Tidak mempergunakan cara-cara yang bersifat langsung atau mengambil alih kekuasaannya.

3. Mendorong dibahasnya suasana perasaan.

4. Membuka diri, sebagai contoh, dan penuh empati. Tahap II


(57)

38 Prayitno (1999: 47) mengemukakan “tahap ini merupakan inti kegiatan kelompok sehingga aspek-aspek yang menjadi isi pengiringnya cukup banyak”.

Pada tahap kegiatan ini anggota akan berpartisipasi aktif dalam kelompok, terciptanya suasana mengembangkan diri anggota kelompok, baik yang menyangkut pengembangan kemampuan berkomunikasi, berpendapat, sabar dan tenggang rasa, maupun menyangkut pemecahan masalah yang dikemukakan dalam kelompok.

Peranan pemimpin kelompok pada tahap ini yaitu: memperhatikan dan mendengarkan secara aktif, khususnya memperhatikan hal-hal khusus yang diungkapkan anggota kelompok, memperhatikan hal-hal yang dapat merusak suasana kelompok yang baik, menjadi narasumber yang membuka diri seluas-luasnya, serta menjadi penunjuk jalan untuk pembahasan masalah.

Tujuan tahap ini adalah (1) terungkapnya secara bebas masalah atau topik yang dirasakan, dipikirkan dan dialami oleh anggota kelompok, (2) terbahasnya masalah dan topik yang dikemukakan secara mendalam dan tuntas, dan (3) ikut sertanya seluruh anggota secara aktif dan dinamis dalam pembahasan, baik yang menyangkut unsur-unsur tingkah laku, pemikiran ataupun perasaan.


(58)

Pola keseluruhan tahap ketiga ini dapat disimpulkan ke dalam bagan 2.4 berikut ini:

Gambar 2.4 : Tahap Kegiatan

4) Tahap Pengakhiran

Tahap pengakhiran merupakan tahap terakhir dari kegiatan bimbingan kelompok. Pada tahap ini terdapat dua kegiatan, yaitu penilaian (evaluasi) dan tindak lanjut (follow up). Tahap ini merupakan tahap penutup dari

TAHAP III Kegiatan Kelompok Tugas

Tema: Kegiatan pencapaian tujuan Tujuan:

1. Terbahasnya suatu masalah atau topik yang relevan dengan kehidupan anggota secara mendalam dan tuntas. 2. Ikut sertanya seluruh anggota secara

aktif dan dinamis dalam pembahasan, baik yang menyangkut unsur-unsur tingkah laku, pemikiran ataupun perasaan.

Kegiatan:

1. Pemimpin kelompok mengemukakan suatu masalah atau topik.

2. Tanya jawab antara anggota dan pemimpin kelompok tentang hal-hal yang belum jelas yang menyangkut masalah atau topik yang

dikemukakan pemimpin kelompok. 3. Anggota membahas masalah atau

topik tersebut secara mendalam dan tuntas.

4. Kegiatan selingan.

PERANAN PEMIMPIN KELOMPOK: 1. Sebagai pengatur lalu lintas yang sabar dan terbuka.


(59)

40 seluruh rangkaian pertemuan kegiatan bimbingan kelompok dengan tujuan telah tercapainya suatu pemecahan masalah oleh kelompok tersebut.

Menurut Prayitno (2004: 27), peranan pemimpin kelompok pada tahap ini adalah:

a. Tetap mengusahakan suasana hangat, bebas dan terbuka,

b Memberikan pernyataan dan mengucapkan terima kasih atas keikutsertaan anggota,

c. Memberikan semangat untuk kegiatan lebih lanjut, d. Penuh rasa persahabatan dan empati,

Kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan pada tahap ini adalah:

a. Pemimpin kelompok mengemukakan bahwa kegiatan akan segera diakhiri

b. Pemimpin dan anggota kelompok mengemukakan pesan dan hasil-hasil kegiatan

c. Membahas kegiatan lanjutan d. Mengemukakan pesan dan harapan

Pola keseluruhan tahap keempat ini dapat disimpulkan ke dalam bagan 2.5 berikut ini :


(60)

Gambar 2.5 : Tahap Pengakhiran

8. Materi Layanan Bimbingan Kelompok

Layanan bimbingan kelompok memungkinkan siswa memperoleh kesempatan bagi pembahasan dan pengentasan masalah yang dialami melalui dinamika kelompok. Materi layanan bimbingan kelompok terdiri dari materi umum

PENGAKHIRAN Tema: Penilaian dan Tindak Lanjut Tujuan:

1. Terungkapkannya kesan-kesan anggota kelompok tentang pelaksanaan kegiatan. 2. Terungkapnya hasil kegiatan

kelompok yang telah dicapai yang dikemukakan secara mendalam dan tuntas.

3. Terumuskannya rencana kegiatan lebih lanjut.

4. Tetap dirasakannya hubungan kelompok dan rasa kebersamaan meskipun kegiatan diakhiri.

Kegiatan:

1. Pemimpin kelompok mengemukakan bahwa kegiatan akan segera diakhiri. 2. Pemimpin dan anggota kelompok

mengemukakan kesan dan hasil-hasil kegiatan.

3. Membahas kegiatan lanjutan. 4. Mengemukakan pesan dan harapan.

PERANAN PEMIMPIN KELOMPOK: 1. Tetap mengusahakan suasana hangat, bebas dan terbuka.

2. Memberikan pernyataan dan mengucapkan terima kasih atas keikutsertaan angota. 3. Memberikan semangat untuk kegiatan lebih lanjut.

4. Penuh rasa persahabatan dan empati.


(61)

42 layanan bimbingan kelompok dan materi layanan bimbingan kelompok dalam bidang-bidang bimbingan.

Hartinah (2009:106) mengemukakan bahwa materi umum layanan bimbingan kelompok berupa permasalahan yang muncul di dalam kelompok, meliputi berbagai masalah dalam bidang bimbingan yaitu mencakup:”

a. pemahaman dan pemantapan kehidupan keberagamaan, hidup sehat. b. pemahaman penerimaan diri sendiri dan orang lain sebagaimana adanya. c. pemahaman tentang emosi, prasangka, konflik, dan peristiwa yang terjadi di

masyarakat, serta pengendaliannya/pemecahannya. d. pengaturan dan penggunaan waktu secara efektif.

e. pemahaman tentang adanya berbagai alternatif pengambilan keputusan.” Materi secara khusus layanan bimbingan kelompok dalam bidang bimbingan menurut Hartinah (2009:107) yaitu :

Layanan bimbingan kelompok dalam belajar

Kegiatan bimbingan kelompok membahas dan mengentaskan masalah belajar, antara lain:

1. Motivasi dan tujuan belajar. 2. Sikap dan kebiasaan belajar.

3. Kegiatan disiplin belajar serta berlatih secara efektif, efisien, dan produktif. 4. Penguasaan materi pelajaran dan latihan/keterampilan.

5. Keterampilan teknis belajar.

6. Pengenalan dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial, dan budaya di sekolah. 7. Orientasi belajar di perguruan tinggi.


(62)

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat penulis simpulkan bahwa layanan bimbingan kelompok diharapkan dapat membantu memenuhi kebutuhan siswa agar siswa dapat memcahkan masalah secara mandiri dan kekeluargaan.

C.Keterkaitan Antar Variabel

Istilah bimbingan dan penyuluhan (BP) atau bimbingan dan konseling (BK) sekarang diganti dengan istilah konseling tanpa mengurangi sedikitpun hakiki dan substansi pelayanan yang selama ini terwadahi dalam BP atau BK (Prayitno: 2004)

Definisi konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara dan teknik-teknik pengubahan tingkah laku lainnya oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu atau individu-individu yang sedang mengalami masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah klien ( Abimanyu dan Manrihu, 1996: 12)

Konselor dalam menyelenggarakan konseling dapat menggunakan BK-17 Plus yang di dalam pola tersebut terdapat beberapa layanan salah satu nya adalah layanan bimbingan kelompok

Mengingat pentingnya motivasi belajar Bahasa Inggris bagi siswa, layanan bimbingan kelompok diharapkan dapat digunakan dalam meningkatkan motivasi belajar siswa khusunya pada pelajaran Bahasa Inggris, karena dalam layanan bimbingan kelompok terdapat beberapa kelebihan yang diharapkan mampu meningkatkan motivasi belajar siswa pada pelajaran Bahasa Inggris, salah satunya adalah dalam bimbingan kelompok siswa bisa membangun dinamika kelompok,dalam dinamika kelompok siswa akan diharapkan akan


(1)

Dalam pengkategorian hasilnya peneliti membagi menjadi 3 kategori yaitu tinggi, sedang, rendah. Menurut Azwar (2006 :109), untuk

mengkategorikannya terlebih dahulu ditentukan besar intervalnya dengan ketentuan rumus interval:

X<[µ-1,0 α] = Katagori rendah [μ-1,0α]≤ X < [μ+1,0α ] = Katagori sedang

[μ+1,0α]≤ X = Katagori tinggi

Keterangan :

X = Jumlah skor yang di dapatkan siswa µ = Mean teoritis

α = Besarnya satuan standar deviasi

Jadi interval untuk menentukan motivasi belajar Bahasa Inggris rendah adalah

X<61 = Katagori rendah 61≤X<95 = Katagori sedang 95≤X = Katagori tinggi


(2)

Tabel 3.2. Kisi-Kisi Skala Motivasi Belajar Bahasa Inggris Siswa

Variabel Indikator Deskriptor Jml

Motivasi Belajar Bahasa Inggris

1. Tekun menghadapi tugas dan kesulitan belajar Bahasa Inggris

2. Menunjukkan minat terhadap berbagai macam masalah belajar Bahasa Inggris

3. Mandiri dalam belajar Bahasa Inggris

4. Percaya pada hal yang diyakini pada

pelajaran Bahasa Inggris

1.1 Dapat belajar pada pelajaran Bahasa Inggris dalam waktu yang lama

1.2 Tidak mudah putus asa saat mengerjakan tugas Bahasa Inggris 2.1 Kesungguhan dalam

menyelesaikan suatu masalah atau

tantangan belajar Bahasa Inggris 2.2 Minat untuk

mengulangi materi Bahasa Inggris yang telah diajarkan 3.1 Percaya terhadap

kemampuan sendiri dalam mengerjakan tugas Bahasa Inggris 4.1 Malas mengerjakan

tugas rumah pada pelajaran Bahasa Inggris

4.2 Rendahnya motivasi untuk mengikuti pelajaran tambahan atau les Bahasa Inggris

4.3 Sikap kritis untuk bertanya terhadap materi yang disampaikan pada pelajaran Bahasa Inggris. 6 2 26 2 23 18 1 2


(3)

2. Teknik Penunjang a. Wawancara

Dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara bebas atau tak berstruktur. Menurut Sukardi (2011: 80) wawancara bebas atau tak berstruktur adalah wawancara dimana peneliti dalam menyampaikan pertanyaan pada responden tidak menggunkan pedoman. Cara ini pada umumnya lebih efektif dalam memperoleh informasi yang diinginkan, karena peneliti dapat memodifikasi jalannya wawancara menjadi lebih santai dan membuat responden lebih terbuka dalam memberikan informasi.

Wawancara dilakukan oleh peneliti kepada guru bimbingan konseling dan guru bidang studi bahasa inggris yang dijadikan sumber data dalam pengambilan subjek penelitian.

b. Observasi

Sukardi (2011:182) menyatakan bahwa “observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan sistematis dan sengaja, melalui pengamatan dan pencatatan terhadap gejala-gejala atau situasi yang diselidiki. Observasi sebagai alat evaluasi banyak digunakan untuk menilai tingkah laku indvidu atau proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi yang diciptakan”.

Pada penelitian ini observasi yang dilakukan adalah pada saat pra penelitian dan pada saat jalannya kegiatan bimbingan kelompok. Observasi yang dilakukan untuk melihat perkembangan perilaku subjek dalam peningkatan motivasi belajar bahasa inggris dan dalam antusias subjek terhadap kegiatan bimbingan kelompok yang diikuti.


(4)

D.Pengujian Instrumen Penelitian

Teknik pengolahan data yang digunakan untuk menilai keampuhan instrumen penelitian. “Syarat instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting, yaitu valid dan reliabel” (Arikunto, 2006:156).

“Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur”(Sugiyono, 2008 : 267).

“Instrumen yang reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama dan akan menghasilkan data yang sama”(Sugiyono, 2008 : 267).

1. Validitas Instrumen

Instrumen pokok pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala. Validitas yang digunakan pada penelitian ini adalah validitas konten. Menurut Sukardi (2011:123) Validitas konten adalah derajat di mana sebuah tes mengukur cakupan substansi yang ingin diukur. Validitas isi (konten) ditentukan dengan pertimbangan para ahli.

Pada penelitian ini, penulis menggunakan validitas isi karena instrumen yang dibuat disesuiakan dengan apa yang ingin diukur yaitu motivasi belajar Bahasa Inggris dan validitas menggunakan pertimbangan ahli.


(5)

2. Analisis Item

Analisis Item yang digunakan dalam penelitian ini untuk menguji validitas item yang dilakukan dengan menghitung korelasi antara skor item instrument dalam suatu faktor, dan mengkorelasikan skor faktor dengan skor total. Rumus yang digunakan rumus Product Moment oleh Pearson. Analisis menggunakan penghitungan komputerisasi yaitu dengan menggunakan program SPSS 17.0.

Hasil analisis item yang telah dilakukan adalah dari 48 item yang diuji cobakan pada 10 responden, item yang valid sebanyak 26 item, 26 item ini yang kemudian akan di uji realibilitasnya dan dijadikan instrument pada penelitian ini. Hasil analisis ini dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 129. 3. Realibilitas Instrumen

Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan secara internal consistency

“Pengujian reliabilitas secara internal consistency dilakukan dengan cara mencobakan instrument sekali saja, kemudian setelah data diperoleh selanjutnya dianalisis dengan teknik tertentu. Hasil analisis dapat digunakan untuk memprediksi reliabilitas instrument” (Sugiyono, 2008: 131).

Untuk menguji reliabilitas instrument dan mengetahui tingkat reliabilitas isntrumen dalam penelitian ini , peneliti menggunakan rumus Alpha. Analisis menggunakan penghitungan komputerisasi yaitu dengan menggunakan program SPSS 17.0.


(6)

Untuk mengetahui tinggi rendahnya reliabilitas menggunakan kriteria reliabilitas (Koestoro dan Basrowi, 2006 ; 244) sebagai berikut :”

0,8-1,000 = sangat tinggi 0,6- 0,799 = tinggi

0,4- 0,599 = cukup tinggi 0,2- 0,399 = rendah

0<0,200 = sangat rendah”.

Hasil pengujian realibilitas yang dilakukan adalah instrumen yang diujicobakan dengan 26 item memiliki kriteria realibilitas tinggi dengan nilai hasil pengujian sebesar 0,758. Hasil pengujian realibilitas ini dapat dilihat pada lampiran 4 halaman 130.

E.Teknik Analisi Data

Karena jenis data pada penelitian ini merupakan data ordinal, maka analisis statistik yang digunakan adalah nonparametrik. Maka analisis data dilakukan dengan menggunakan uji Wilxocon Match Pairs Test .

Analisis yang dilakukan menggunakan penghitungan komputerisasi SPPS 17.0 dan pengambilan keputusan analisis data akan didasarkan pada hasil uji z. Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiyono (2005: 241) yang menyatakan bahwa “mengambil keputusan dapat didasarkan pada hasil uji z, yaitu :

Jika statistik hitung (angka z output) > statistik tabel (tabel z), maka H0 diterima (dengan taraf signifikansi 5% maupun 1%).

Jika statistik hitung (angka z output) < statsitik tabel (tabel z), maka H0 ditolak (dengan taraf signifikansi 5% maupun 1%)”.


Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN TEKNIK PERMAINAN DALAM LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP WIYATAMA BANDARLAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 9 188

PENGGUNAAN TEKNIK PERMAINAN DALAM LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP WIYATAMA BANDARLAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 8 67

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR BAHASA INGGRIS DENGAN MENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 5 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 10 82

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR BAHASA INGGRIS DENGAN MENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 5 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 12 76

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 8 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 4 62

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK SISWA KELAS X MAN KRUI LAMPUNG BARAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 8 71

PENINGKATAN ACADEMIC SELF MANAGEMENT DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 5 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

1 6 70

PENINGKATAN MINAT BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

1 11 84

PENINGKATAN KETERAMPILAN BELAJAR MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 22 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 11 71

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 01 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2015/2016

1 5 93