53 Setahun lamanya menjadi Hakim Agung kemudian mendapat fitnah dari berbagai
pihak sehingga sultan Zahir memberhentikannya, dan Ibn Khaldun tetap mengisi kehidupannya dengan mengajar dan menyusun karya-karyanya.
Hubungan dengan Sultan tetap baik, sehingga pada waktu itu Sultan mengangkatnya menjadi guru besar Fiqh Malikiyah di Perguruan Az-Zahiriyah
al-Barquqiyyah yang dibuka pada tahun 788 H. Tiga tahun berikutnya beliau diangkat lagi menjadi guru besar di bidang Hadis di Perguruan Shargatmusy.
Setelah Sultan Az-Zahier meninggal, kemudian digantikan oleh anaknya al-Nasir, kemudian Ibn Khaldun di lantik lagi menjadi Hakim Agung. Kemudian
digeser lagi, lalu ia memfokus pada kegiatannya mengajar dan menyusun karya- karyanya. Pada masa itulah Mongolia menyerbu Syiria
62
menaklukkan Aleppo di bawah Pimpinan Timur Lenk
63
sampai ke kota Damaskus. Hal ini sangat mengoncangkan Mesir. Sultan Nashir segera menyusun
kekuatan Ibn Khaldun ikut serta, tetapi sampai di Damaskus Sultan pulang tergesa-gesa setelah terbentik berita bahwa beliau akan digeser dari jabatannya.
Sedangkan Ibn Khaldan dan yang lainnya tetap tinggal di kota yang terkepung itu, Kemudian mereka mengadakan perdamaian dengan Timur Lenk, sebagai
juru rundingnya adalah Ibn Khaldun, selanjutnya ia diberi izin untuk kembali ke Kairo. Setibanya di Kairo, dia kembali menduduki jabatan Hakim Agung pada
bulan Sya’ban 803 H. Jabatan yang sama dipegang sampai tiga kali, akibat konflik dengan lawannya. Namun dalam ketiga kalinya, usia tidak mungkin memeberinya
kesempatan untuk digeser lagi, akhir dia wafat pada 25 Ramadhan 808 H 19 Maret 1406 M dalam usia 76 tahun. Selanjutnya Ibn Khaldun dimakamkan di
Pemakaman para sufi di luar Bab Al- Nasr kairo.
64
3. Karya-karya Ibn Khaldun
Ibn Khaldun merupakan penulis yang handal dan luar biasa, karyanya yang terbesar adalah al-
‘Ibar, nama lengakapnya adalah “Al-Ibar wa diwan al-
62
Wilayah kekuasaan Mesir.
63
Timur Lenk 1336-1405, lahir seorang Muslim di Syr, dia bukan orang Mongol asli, tetapi orang Turki, namun punya darah dari mongol dari garis ibunya.
64
Warul Walidin, Konstelasi Pemikiran. h. 38-39.
54 Mubtada’ wal Akhbar al-‘arab wa al- Barbar wa man ‘Astaruhum min Zawi al-
Sulthan al- Akbar”
ربكأا ناطلسلا يوذ نم مهرثأ نم و ربربلا و برعلا مايأ يف رابخأا و أدتبملا ناود و ربعلا
Arti judul buku tersebut adalah Buku ‘Ibar adalah merupakan rekaman Asal Usul , peristiwa hari-hari bangsa Arab, Barbar dan orang-orang yang
sezaman dengan mereka yang memiliki kekuasaan besar dan sangat berpengaruh di wilayah tersebut.
Karya monumental ini yang dikenang sepanjang masa adalah al- Muqaddimah atau Muqaddiamh Ibn Khaldun, kitab ini pada mulanya merupakan
pengantar dari kitab al- ‘Ibar. Namun karena begitu pentingnya akhirnya
dipisahkan dari karya induknya menjadi suatu karya tersendiri. Naskah Muqaddimah dalam bentuk yang pertama, disamping bagian-bagiannya dari al-
‘ibar , dihadiahkan oleh Ibn Khaldu kepada Sultan Abu Al-‘Abbas
65
pada tahun 784 H. setelah itu ia merevisinya dan melengkapinya dengan beberapa Fasal yang
belum ada sebelumnya. Karya ini ditulis dalam dua naskah. Salah satunya dihadiahkan kepada Zahir Barquq
66
, sedangkan Naskah satu lagi di hadiahkan kepada sultan Fariz Abdul Aziz
67
pada tahun 799 H. Beliau membagi muqaddimah tersebut menjadi bagian yang membahas
tentang ilmu sejarah, yang terdiri dari 6 pasal yakni: Pasal pertama : tentang kehidupan manusia menurut jumlah, dan jenis-jenis serta
penyebarannya di bumi. Pasal kedua: tentang kehidupan orang Baduwi dan kabilah-kabilahnya beserta
bangsa-bangsa primtif, serta kondisi-kondisi kehidupan mereka. Pasal ketiga: tentang negara, kerajaan, dan disebutkan pula tentang tingkat-tingkat
kekuasaannya, serta semua yang berhubungan dengannya. Pasal keempat: tentang kehidupan peradaban, kota-kota dan tempat-tempat tinggal
Pasal kelima: tentang pekerjaan, penghidupan, beserta hasil-hasil karya
65
Sultan Tunisia.
66
Sultan Mesir.
67
Sultan Magrib.
55 Pasal keenam: tentang jenis-jenis ilmu pengetahuan, metode pengajaran, cara-cara
memperoleh dan berbagai dimensinya. Selain Al-
‘Ibar dan Muqaddimah, ada juga karya lainnya yang bernama Al-
Ta’arif. Karya ini dapat dipandang sebagai otobiografi.
68
di dalamnya berisi tentang kehidupannya, kasidah-kasidah, surat-surat yang dikirim kepada Tokoh-
tokoh penting, dan kitab ini rampung pada tahun 797 H, dengan judul al- Ta’arir
Ibn Khaldun. Karyanya yang lain berapa komentar terhadap beberapa buku, serta
kritikan beliau dalam beberapa buku, seperti al-Burdah. Ibn Khladun juga banyak meringkas karangan Ibn Rusyd, al-Muhassal karya Al-Razi, menyusun sebuah
karya di bidang matematika dan memeberi komentar sebuah karya di bidang Ushul Fiqh dengan uraian yang benar-benar bermutu dan dapat dijadikan referensi
yang sangat bernilai bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Sebenarnya masih banyak karya Ibn Khladun, namun tidak sampai ke tangan kita, antara lain al-
Syifa’ al-Sail li Tahzib al-Masail dan Lubab al- Muhassal fi Usul al-din.
69
4. Karier Ibn Khaldun dalam berbagai Aspek keilmuan