terstruktur sekalipun dengan cara yang relatif mudah. Penggunaan CFD umumnya berhubungan dengan keempat hal berikut:
1. Studi konsep dari desain baru
2. Pengembangan produk secara detail
3. Analisis kegagalan atau troubleshooting
4. Desain ulang
2.7.1 Proses simulasi CFD
Pada uumnya terdapat tiga thapan yang harus dilakukan ketika kita melakukan simulasi CFD, yaitu:
a Pre-processing
Komponen pre-processor merupakan komponen input dari permasalahan aliran ke dalam program CFD dengan menggunakan interface yang memudahkan
operator, berfungsi sebagai transformer input berikutnya ke dalam bentuk yang sesuai dengan pemecahan oleh solver. Pada tahapan pre-processor, dapat
dilakukan hal-hal sebagai berikut: 1
mendefinisikan geometri daerah yang dikehendaki perhitungan domain ; 2
pembentukan grid mesh pada setiap domain; 3
pemilihan fenomena kimia dan fisik yang dibutuhkan; 4
menentukan sifat-sifat fluida konduktivitas, viskositas, panas jenis, massa jenis dan sebagainya ;
5 menentukan kondisi batas yang sesuai dengan keperluan.
Ketepatan aliran dalam geometri yang dibentuk dalam CFD ditentukan oleh jumlah sel di dalam grid yang dibangun. Semakin besar jumlah sel, ketepatan
atau ketelitian dari hasil pemecahan semakin baik. Mesh optimal tidak harus selalu seragam, dapat dilakukan dengan memperhalus mesh pada bagian yang
memiliki variasi cukup besar dan semakin kasar untuk bagian yang relatif tidak banyak mengalami perubahan.
Universitas Sumatera Utara
b Solving
Proses pada solver merupakan proses pemecahan secara matematika dalam CFD dengan software FLUENT 6.1.22. Metode yang digunakan adalah metode
volume hingga finite volume yang dikembangkan dari metode beda hingga finite difference khusus.
2.7.2 Penggunaan CFD Fluent pada Pompa Sentrifugal
Pada pompa sentrifugal, yang dapat dianalisa oleh CFD Fluent ini adalah airan fluidanya, dimana dengan CFD Fluent ini kita dapat mensimulasikan vektor
- vektor kecepatan yang terjadi pada impeler dan rumah keong pompa tersebut. CFD Fluent juga dapat mensimulasikan distribusi tekanan yang terjadi dalam
pompa tersebut. Hasil simulasi aliran fluida ini adaah gambaran aliran fluida nantinya yang terjadi di lapangan. Pada gambar 2.2 dan gambar 2.3 merupakan
contoh hasil dari simulasi pompa sentrifugal.
Gambar 2.2 Hasil simulasi untuk vektor-vektor kecepatan yang terjadi
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.3 Hasil simulasi untuk distribusi tekanan yang terjadi
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PERENCANAAN
Dalam memilih suatu pompa untuk suatu maksud tertentu, terlebih dahulu harus diketahui kapasitas aliran serta head yang diperlukan untuk mengalirkan zat
cair yang akan di pompa pada instalasi yang akan dibuat. Selain dari pada itu, agar pompa dapat bekerja tanpa mengalami kavitasi,
perlu ditaksir berapa tekanan minimum yang tersedia pada sisi masuk pompa yang terpasang pada instalasinya. Atas dasar tekanan isap ini maka putaran pompa
dapat ditentukan. Selanjutnya, untuk menentukan penggerak mula yang akan dipakai, harus
lebih dahulu dilakukan penyelidikan tentang jenis sumber tenaga yang dapat dipergunakan di tempat yang bersangkutan. Pedoman dalam menentukan jenis
pompa yang digunakan adalah instalasi yang direncanakan.
3.1 Skema Instalasi Pompa Yang Direncanakan
Instalasi yang direncanakan adalah sangat sederhana. Dimana instalasi yang direncanakan terdiri dari:
1. Roof Tank
Roof tank atau tangki atas berfungsi sebagai tangki tempat penampungan air yang telah dipompakan dari ground tank dengan kapasitas maximum
400 liter dengan ukuran sebagai berikut: −
Panjang 100 cm −
Lebar 80 cm −
Tinggi 50 cm 2.
Besi Besi ini digunakan sebagai penyangga atau dudukan dari roof tank
sehingga roof tank tidak jatuh dan air dapat bersirkulasi dengan baik dimana penyangga ini memiliki tinggi 2 meter.
Universitas Sumatera Utara