Lokasi dan Karakteristik Usahatani Pandanwangi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Keadaan Umum

4.1.1. Lokasi dan Karakteristik Usahatani Pandanwangi

Kabupaten Cianjur merupakan salah satu daerah penghasil beras, dengan varietas padi unggulannya Pandanwangi. Namun, ada padi varietas lain yang juga ditanam di wilayah tersebut, baik kategori varietas unggulan nasional maupun kategori varietas lokal, serta kategori varietas lainnya Tabel 5. Semua varietas padi tersebut ada yang dapat ditanam di lahan persawahan, yang memiliki kandungan air cukup tinggi, maupun ditanam di ladang, yang memiliki kandungan air rendah. Kategori varietas unggulan nasional, sebagian besar ditanam di lahan persawahan, hanya varietas Towuti yang juga dapat ditanam di ladang. Sedangkan kategori varietas lokal sebagian besar ditanam di ladang dan hanya varietas Pandanwangi yang juga dapat ditanam di lahan persawahan. Varietas lain yang tidak termasuk kategori varietas unggul nasional maupun lokal, seperti varietas BTN dapat ditanam pada lahan persawahan maupun di ladang. Tabel 5. Varietas padi yang dikembangkan di Kabupaten Cianjur No. Varietas Padi Sawah Ha Padi Ladang Ha Jumlah Ha I. Unggul Nasional 1. IR 64 2. Cisadane 3. Way Seputih 4. Way Apo Buru 5. Cibodas 6. Cilamaya Muncul 7. Widas 8. Ciherang 9. Aromatik 10. Towuti 29.828 4.165 952 8.881 586 246 4.793 1.449 50 250 - - - - - - - - - 521 29.828 4.165 952 8.881 586 246 4.793 1.449 50 771 II. Varietas Lokal 1. Pandan Wangi 2. Tambleg 3. Cere 4. Hawara 5. Cingkrik 4.711 - - - - - 6.559 2.359 2.845 167 4.711 6.559 2.359 2.845 167 6. Morneng - 389 389 III. Lain-lain 1. BTN 1.075 4.445 5.520 Sumber : BPP Cianjur, 2007 Daerah penghasil Pandanwangi sebagian besar merupakan daerah yang kaya akan air, sehingga jarang ditemui adanya permasalahan berkaitan dengan air dalam pembudidayaannya. Padi jenis Pandanwangi memiliki sedikit perbedaan dari jenis padi lainnya dalam hal pembudidayaan hingga proses pengolahannya mengolah bentuk gabah menjadi beras. Umur tanaman yang jauh lebih lama dan harganya yang lebih mahal dibandingkan dengan jenis lainnya, mendorong terjadinya praktek pencampuran dengan beras lain yang bentuknya hampir sama, sehingga beras yang beredar di pasaran sebagian besar merupakan beras Pandanwangi campuran. Pandanwangi merupakan beras khas Cianjur yang berasal dari padi bulu varietas lokal. Pandanwangi mulai dikembangkan sekitar tahun 70- an, sampai saat ini data mengenai penangkar asli padi Pandanwangi masih simpang siur. Rasanya yang khas membuat padi Pandanwangi banyak dibudidayakan di tahun 80-an dan mulai terkenal di luar wilayah Cianjur. Permintaan yang tinggi terhadap padi Pandanwangi menyebabkan berkembangnya budidaya padi Pandanwangi pada lokasi yang mulai menyebar dan pada akhirnya memunculkan permasalahan baru berupa beranekaragamnya jenis padi Pandanwangi. Upaya untuk memurnikan padi mulai dilakukan di tahun 90-an, dan pada tahun 2004 dikeluarkan SK Menteri Pertanian RI Nomor 163KptsLB.24032004 tentang Pelepasan Galur Padi Sawah Lokal Pandanwangi Cianjur Sebagai Varietas Unggul dengan nama Pandanwangi. Deskripsi padi sawah varietas Pandanwangi adalah a umur tanaman 150-160 hari; b tinggi tanaman 150-170 cm; c bentuk gabah endosperm bulatgemuk berperut; d berbulu; e tahan rontok; f berat 1.000 butir gabah 30 g; g beraroma pandan; h kadar amilose 26; i potensial hasil 6-7 tonHa malai kering pungut; j ditanam di dataran sedang dengan ketinggian sekitar 700 m di atas permukaan laut dpl; k banyak diperjualbelikan di toko dan kios beras disekitar Kota Cianjur; l dijajakan mulai dari ukuran kemasan 5-50 kg, dengan berbagai grade mutu, diantaranya beras super, beras kepala I dan beras kepala II; serta m realisasi penyebaran padi pada masa tanam bulan September 2001 sampai dengan Februari 2002 mencapai 29.828 Ha, dengan potensi hasilnya mencapai 5-7 tonHa dalam satu kali panen. Dalam SK tersebut dinyatakan bahwa penangkar padi Pandanwangi saat ini adalah Bapak H Mansyur yang bertempat tinggal di Kecamatan Warung Kondang Desa Buni Asih. Sebagai penangkar H. Masyur sudah mendapatkan sertifikat resmi, sehingga benih yang dihasilkannya telah dijamin keaslian dan mutunya. Saat ini hampir sebagian besar petani mendapatkan benih dari Bapak H Mansyur. Beras Pandanwangi memiliki kandungan zat gizi yang sangat baik sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Kandungan zat gizi Pandanwangi per 100 g No Parameter Satuan Hasil 1. Kadar Protein 8,97 2. Kadar Lemak 0,32 3. Kadar Gula Pereduksi 63,39 4. Fe ppm 4,65 5. Kalori Kcal 14,81 Sumber : BPP Cianjur, 2007 Luas pertanaman padi Pandanwangi relatif berfluktuasi setiap tahunnya. Luas pertanaman tertinggi terjadi antara tahun 1986–1990. Tahun berikutnya hingga sekarang luas pertanaman semakin menurun. Hal tersebut terjadi karena kurangnya insentif dalam pengusahaan Pandanwangi, dimana harga jual Pandanwangi tidak jauh berbeda dibandingkan padi Varietas Unggul Nasional VUN. Perkembangan pertanaman padi Varietas Pandanwangi di Kecamatan Warung Kondang dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Perkembangan areal pertanaman padi Pandanwangi di Wilayah Kecamatan Warung Kondang Perkembangan Pertanaman dari Luas Pokok Sawah No. Tahun Padi Varietas Lokal Padi Varietas Unggul Nasional 1 1976 – 1980 Pandanwangi 10 Lainnya 75 15 2 1981 - 1985 Pandanwangi 25 Lainnya 45 30 3 1986 – 1990 Pandanwangi 45 Lainnya 10 45 4 1991 – 1995 Pandanwangi 35 Lainnya 10 55 5 1996 - 2000 Pandanwangi 25 Lainnya 15 60 Sumber : BPP Cianjur, 2007 Penyebaran padi Pandanwangi di Kabupaten Cianjur terbatas pada daerah– daerah tertentu seperti Kecamatan Warung Kondang, Cianjur, Ciku, Cibeber dan Kecamatan Cugenang. Terbatasnya daerah penyebaran Pandanwangi terkait dengan persyaratan tumbuh Pandanwangi itu sendiri, seperti ketinggian tempat minimal 500-800 m dpl, tanah dengan tingkat kesuburan tertentu dan air yang cukup. Apabila persyaratan tumbuhnya kurang terpenuhi, maka sifat-sifat dari Pandanwangi seperti harum, rasa nasi yang enak dan pulen kurang muncul. Di kecamatan Warung Kondang sendiri penyebaran Pandanwangi setiap periode lima tahunan terus mengalami perubahan tingkat penyebaran, terlihat pada Tabel 8. Tabel 8. Daerah sebaran Padi Pandanwangi No. Tahun Daerah Penyebaran Keterangan 1. 1976 - 1980 Bunikasih, Jambudipa, Bangbayang 2 1980 – 1985 Bunikasih, Tegallega, Mekarwangi, Kebon Peuteuy, Bunisari, Sukawangi, Ciwalen, Jambudipa, Cikaroya, Cieundeur, Cikancana, Songgom, Sukaratu, Cikahuripan, Gekbrong, Bangbayang, Cisarandi, Sukamulya dan Cintaasih Keadaan sebelum pemekaran kecamatan 3 1986 – 1990 Bunikasih, Tegallega, Mekarwangi, Kebon Peuteuy, Bunisari, Sukawangi, Ciwalen, Jambudipa, Cikaroya, Cieundeur, Cikancana, Songgom, Sukaratu, Cikahuripan, Gekbrong, Bangbayang, Cisarandi, Sukamulya dan Cintaasih 4 1991 – 1995 Bunikasih, Tegallega, Mekarwangi, , Bunisari, Sukawangi, Ciwalen, Jambudipa, Songgom, Gekbrong, Bangbayang, Cikahuripan dan Kebon Peuteuy 5 1996 – 2000 Bunikasih, Tegallega, Mekarwangi, , Bunisari, Sukawangi, Ciwalen, Jambudipa, Songgom, Bangbayang, Kebon Peuteuy, Cikaroya dan Cikancana 6 2001 – 2005 Bunikasih, Tegallega, Mekarwangi, , Bunisari, Sukawangi, Ciwalen, Jambudipa, dan Cieundeur 7 2006 - sekarang Bunikasih, Tegallega, Mekarwangi, , Bunisari, Sukawangi, Ciwalen dan Jambudipa Keadaan sesudah pemekaran kecamatan Sumber : BPP Cianjur, 2007 Tabel 9 menunjukkan bahwa dari sekian kecamatan yang ada di Kabupaten Cianjur, Kecamatan Warung Kondang memiliki kapasitas produksi yang terbesar. Padahal, jika dibandingkan dengan kecamatan Cibeber yang luas areal sawahnya 3.200 Ha, Kecamatan Warung Kondang hanya memiliki areal sawah seluas 2.985 Ha. Hal ini salah satunya dikarenakan jumlah petani Pandanwangi yang cukup banyak dan produktif, yaitu 2.597 orang. Tabel 9. Daerah sentra produksi Pandanwangi di Kabupaten Cianjur Kecamatan Jumlah Kelompok Tani Jumlah Anggota orang Luas Sawah Ha Jumlah Petani P.Wangi Total Produksi ton Dikon- sumsi ton Dijual ton Wr.Kondang 28 2.597 2.985 760 6.298 348 5.950 Cibeber 20 818 3.200 351 2.080 216 1.864 Cugenang 14 912 2.174 357 1.874 468 1.406 Cilaku 31 412 2.574 210 1.472 143 1.329 Cianjur 14 494 1.206 183 1.088 187 901 Campaka 2 40 2.800 15 88 12 76 Jumlah 78 4.870 14.939 1.876 12.901 1.374 11.527 Sumber : BPP Cianjur, 2007 Khusus di Kecamatan Warung Kondang, potensi lokasi pengembangan padi Pandanwangi disajikan pada Tabel 10. Tabel 10. Lokasi pengembangan padi Pandanwangi di Kecamatan Warungkondang No. Desa Pengembangan Kelompok Tani Potensi luas per Musimha Perkiraan Produktivitas tonha Jadwal tanampanen 1. Tegallega Mekartani 35 5,5 – 8,5 JanuariJuli JuniDesember 2. Mekarwangi Sawargi 25 6,0 – 9,0 DesMei AgstDes Sugih Tani 35 5,5 – 9,0 JanJuli AgstJan 3. Bunikasih Karya Tirta 25 5,5 – 9,0 NopMei JuliDes Karya Sari 35 5,5 – 9,0 NopMei JuliDes Karya Usaha 35 5,5 – 9,0 JanAgst JunDes 4. Bunisari Kalapa Dua 25 5,5 – 9,0 DesJuni JuniDes H.Ma’mun 10 5,5 – 9,0 DesJuni AgstJan Jumlah 250 Sumber : Gapoktan Citra Sawargi, 2007 Kepemilikan rataan lahan di Kabupaten Cianjur relatif kecil, sekitar 0,3 Harumah tangga petani dan diperkirakan sekitar 80 merupakan petani penggarap. Kondisi ini tentunya sangat berpengaruh terhadap kelembagaan usahatani padi Pandanwangi. Irigasi yang digunakan di Kabupaten Cianjur, terutama di sentra produksi Pandanwangi merupakan irigasi non teknis, dalam posisi ini pengaturan irigasi lebih diserahkan kepada petugas di kantor pedesaan yang bekerjasama dengan kelompok tani dan dibantu oleh para penyuluh. Sampai saat ini, petani tidak mengalami permasalahan air, karena air relatif tersedia sepanjang musim. Dalam hal pengolahan tanah, sebagian besar masyarakat menggunakan jasa ternak kerbau, orang, dan sebagian lainnya sudah ada yang menggunakan traktor. Lokasi yang berbukit-bukit, menyebabkan tidak semua lahan diolah oleh traktor, minimnya penggunaan traktor disebabkan juga oleh kecilnya pengusahaan lahan pertanian. Ketersediaan pupuk dan obat obatan di wilayah sentra produksi dipasok oleh kios-kios tani yang berada di setiap desa. Pada wilayah tertentu yang jaraknya sangat jauh seperti di pegunungan dimana kios tani tidak ada, ketersediaan pupuk dan obat-obatan di pasok oleh tokowarung di tingkat desa, hal ini berimplikasi terhadap peningkatan harga pupuk. Permasalahan klasik yang seringkali dihadapi oleh petani dalam hal ketersediaan pupuk adalah hilangnya pupuk pada saat posisi petani akan mulai tanam, tindakan spekulatif ini mengakibatkan harga pupuk meningkat di atas ambang kewajaran. Tenaga kerja yang digunakan untuk mengolah usahatani sebagian besar menggunakan tenaga kerja dari rumah tangga petani itu sendiri, akan tetapi pada lahan di atas 2000 m 2 , diperlukan tenaga kerja diluar rumah tangga. Dari Tabel 11 terlihat bahwa hampir 50 luas areal pertanaman padi varietas Pandanwangi terdapat di Kecamatan Warung Kondang. Di lokasi ini juga dilakukan pemurnian varietas Pandanwangi dan penangkaran benih varietas Pandanwangi. Beberapa perusahaan penggilingan khusus untuk padi varietas Pandanwangi juga terdapat di Kecamatan ini. Dengan demikian wilayah sentra program ini ditetapkan di wilayah Kecamatan Warungkondang atau Wilayah Kerja Balai Penyuluhan Pertanian Warung Kondang. Dari 11 desa yang ada di Kecamatan Warungkondang, terdapat 3 desa dengan penanaman padi varietas Pandanwangi terluas yaitu, Desa Bunikasih, Desa Mekarwangi dan Desa Tegalega. Tabel 11. Keragaan pengusahaan padi Varietas Pandan Wangi Di Kabupaten Cianjur Luas Tanam Tahun ha Kecamatan 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Warungkondang Cianjur Cilaku Cibeber Cugenang Sukaresmi 2.785 513 719 1.227 899 120 2.467 558 708 1.943 875 152 3,388 526 703 1.890 990 116 3.366 496 785 2.113 1.134 168 2.396 377 352 1.193 588 172 2.056 200 150 1100 641 115 Total 6.263 6.703 7.613 8.062 5.078 4.262 Sumber : BPP Cianjur, 2007

4.1.2 Karakteristik Pelaku Kemitraan a. Gabungan Kelompok Tani Citra Sawargi