Pengertian Peran TINJAUAN PUSTAKA

a. Peran yang ideal yaitu peran yang di jalankan oleh individu atau kelompok sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang di tetapkan. b. Peran yang seharusnya yaitu peran yang memang seharusnya dijalankan oleh individu atau kelompok sesuai dengan kedudukannya. c. Peran yang dianggap diri sendiri yaitu peran yang di jalankan oleh diri sendiri karena kedudukannya dilakukan untuk kepentingannya. d. Peran yang di sebenarnya di lakukan yaitu peran dimana individu mempunyai kedudukan dan benar telah menjalankan peran sesuai dengan kedudukannya. 23 Berkaitan dengan penegakan hukum, peranan yang ideal dan peranan yang sebenarnya adalah memang peranan yang di kehendaki dan diharapkan oleh hukum di tetapkan oleh undang-undang. Sedangkan peran yang di anggap diri sendiri dan peran yang sebenarnya telah dilakukan adalah peran yang mempertimbangakan antara kehendak hukum yang tertulisdengan kenyataan-kenyataan, dalam hal ini kehendak hukum harus mementukan dengan kenyataan yang ada.Berdasarkan teori tersebut Soerjono Soekanto mengambil pengertian bahwa: 1 Peranan yang telah ditetapkan sebelumnya disebut sebagai peranan normatif, dalam penegakan hukum secara total enforcement, yaitu penegakan hukum yang bersumber pada substansi subtansi the of criminal law 2 Peranan ideal dapat diterjemahkan sebagai peranan yang di harapkan dilakukan oleh pemegang peranan tersebut. 3 Interaksi kedua peranan yang telah diuraikan diatas, akan membentuk peranan yang faktual yang dimiliki Satuan petugas perbuatan melawan hukum. 24 Peran memiliki beberapa cakupan penting berdasarakan pengertian-pengertian di atas. Cakupan inilah yang menentukan sejauh mana peran tersebut dapat menjangkau keadaan disekitarnya. Soerjono Soekanto mengatakan bahwa peran itu mencangkup tiga hal, yaitu : 23 Ibid. hlm. 140 24 Soerjono Soekanto.2009.Op.Cit. hlm.12 a. Peran juga meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat yang membimbing seseorang dalam kehidupan bermasyarakat. b. Peran merupakan suatu konsep perilaku apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi. c. Peran dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat. 25

B. Pengertian Jaksa

1. Tinjauan Umum Tentang Kejaksaan

Jaksa adalah pejabat fungsional yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk bertindak sebagai penuntut umum dan pelaksana putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap serta wewenang lain berdasarkan undang- undang. Jaksa Agung Muda Bidang Pengawasan adalah unsur pembantu pimpinan dalam melaksanakan tugas dan wewenang Kejaksaan dibidang pengawasan, bertanggungjawab kepada Jaksa Agung. Organisasi Kejaksaan Agung terdiri dari: a. Jaksa Agung;

b. Wakil Jaksa Agung; c. Jaksa Agung Muda Bidang Pembinaan;

d. Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen; e. Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Umum;

f. Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus; g. Jaksa Agung Muda Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara;

h. Jaksa Agung Muda Bidang Pengawasan; i. Bidang Pendidikan dan Pelatihan;

j. Staf Ahli; k. Pusat.

Fungsi merupakan suatu tugas ataupun tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh seseorang sesuai dengan profesi yang dimilikinya. Begitu pula dengan Jaksa, 25 Soerjono Soekanto.2003.Op.Cit.hlm.145 memiliki beberapa fungsi dalam menjalankan tugasnya. Jaksa memiliki fungsi sebagai berikut : 1. Perumusan kebijaksanaan pelaksaanaan dan kebijaksanaan teknis pemberian bimbingan dan pembinaan serta pemberian perijinan sesuai denga bidang tugasnya berdasarkan peraturan perundang-undangan dan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Jaksa Agung; 2. Penyelenggaraan dan pelaksanaan pembangunan prasarana dan sarana, pembinaan manajemen, administrasi, organisasi dan tata laksanaan serta pengelolaan atas milik Negara menjadi tanggung jawabnya; 3. Pelaksanaan penegak hukum baik preventif maupun yang berintikan keadilan di bidang pidana; 4. Pelaksanaan pemberian bantuan di bidang intelijen yustisial, dibidang ketertiban dan ketentraman umum, pemberian bantuan, pertimbangan,, pelayanan dan penegakan hukum di bidang perdata dan tata usaha Negara serta tindakan hukum dan penyelamatan kekayaan Negara, berdasarkan peraturan perundang-undangan dan kebijaksanaan yang ditetapkan Jaksa Agung;; 5. Penempatan seorang tersangka atau terdakwa di rumah sakit atau tempat perawatan jiwa atau tempat lain yang layak berdasarkan penetapan Hakim karena tidak mamu berdiri sendiri atau disebabkan hal-hal yang dapat membahayakan orang lain, lingkungan atau dirinya sendiri; 6. Pemberian pertimbangan hukum kepada instansi pemerintah, penyusunan peraturan perundang-undangan serta peningkatan kesadaran hukum masyarakat; 7. Koordinasi, pemberian bimbingan dan petunjuk teknis serta pengawasan, baik di dalam maupun dengan instansi terkait atas pelaksanaan tugas dan fungsinya berdasarkan peraturan perundang-undangan dan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Jaksa Agung. 26

2. Jaksa Pengawas

Ketentuan mengenai Jaksa Pengawas terdapat dalam Perpres 38 tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kejaksaan Republik Indonesia. Pasal 562 Perpres 38 tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kejaksaan Republik 26 Budi Rizki Husin, Rini Fathonah, Studi Lembaga Penegak Hukum, Bandar Lampung, 2014, hlm 39. Indonesia memberikan pengertian dari Jaksa Pengawas atau biasa disebut Asisten Pengawasan. Asisten Bidang Pengawasan mempunyai tugas melaksanakan perencanaan dan pengawasan atas kinerja dan keuangan intern semua unsur Kejaksaan baik pada Kejaksaan Tinggi, Kejaksaan Negeri maupun Cabang Kejaksaan Negeri di daerah hukum Kejaksaan Tinggi yang bersangkutan, serta melaksanakan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Kepala Kejaksaan Tinggi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Asisten Bidang Pengawasan mempunyai fungsi sesuai dengan Pasal 563 Perpres 38 tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kejaksaan Republik Indonesia, yaitu: a. Penyusunan rencana dan program kerja bidang pengawasan serta laporan pelaksanaannya; b. Penyiapan perumusan kebijakan teknis di bidang pengawasan; c. Pelaksanaan pemeriksaan terhadap kinerja dan keuangan terhadap satuan-satuan kerja pada Kejaksaan Tinggi, Kejaksaan Negeri dan Cabang Kejaksaan Negeri di daerah hukum Kejaksaan Tinggi yang bersangkutan sesuai dengan program kerja pengawasan tahunan dan kebijaksanaan pimpinan serta penyusunan laporan hasil pemeriksaan; d. Pelaksanaan pemeriksaan atas adanya temuan, laporan, pengaduan dugaan pelanggaran disiplin, penyalahgunaan jabatan atau wewenang dan mengusulkan penindakan terhadap pegawai Kejaksaan pada Kejaksaan Tinggi, Kejaksaan