Rw – Resistivity Overlay Log Rw SSP

                        w t c sh c sh w w R R R V R V R S 2 2 2 5 4 .   ……..3.9 R t = true resistivity dari formasi R w = resistivity formasi air pada temperatur formasi R c = resistivity clay S w = saturasi air V sh = Volume shale  = porositas

3.6.5.3 Saturasi Air dari Dual Water

         wa w wt R R b b S 2 ……………………..…..…… 3.10 2 1         b w b R R S b …………..…………………….……. 3.11 b b wt w S S S S    1 .............................................................. 3.12 S wt = saturasi air total S b = fraksi air ikat pada lapisan sand R b = resistivitas air ikat dekat lapisan shale R wa = resistivitas air di daerah shaly sand R w = resistivitas air S w = saturasi air t tsh sh b V S     ……………….…………………….. 3.13 nsh dsh tsh         1   …….…………..…… 3.14 . 1 5 .    Ф tsh = porositas total dekat shale Ф dsh = porositas densitas shale Ф nsh = porositas neutron shale

3.7 Analisa Reservoir

Indikator yang paling dapat dipercaya terhadap keberadaan reservoir adalah dengan melihat pergerakan dari log densitas dan log neutron, yaitu ketika log densitas bergerak ke kiri densitas rendah dan bersinggungan atau bersilangan dengan kurva neutron. Pada reservoir klastik, hampir tiap keberadaan reservoir dihubungkan dengan log gamma ray. Pada sejumlah kecil reservoar, log GR tidak dapat digunakan sebagai indikator pasir karena kehadiran mineral radioaktif di dalam pasir. Serpih dapat dengan jelas dikenali sebagai suatu zona ketika log densitas berada di sebelah kanan dari log neutron, dicirikan dengan nilai unit porositas sebesar 6 atau lebih Darling, 2005. Jadi crossover antara log densitas dan log neutron lebih baik digunakan untuk mengidentifikasi reservoir. Zona gas akan menunjukkan nilai crossover yang lebih besar daripada zona air dan minyak. Log densitas dan log neutron merupakan hasil pengukuran statistik diukur berdasarkan waktu kedatangan sinar gamma pada detektor yang bersifat acak sehingga tampilannya dapat tetap meliuk-liuk walaupun berada pada lithology yang homogeny. Oleh karena

Dokumen yang terkait

Analisis Fasies Dan Sikuen Stratigrafi Formasi Air Benakat Berdasarkan Data Well Log, Pada Lapangan "EA", Cekungan Sumatra Selatan.

0 3 18

KONTROL FACIES PADA RESSERVOIR BATUPASIR "ECKO E" FORMASI "ECKO" PADA LAPANGAN "SOUTH COAST" BERDASARKAN INTEGRASI WELL LOG DATA AND CORE DATA, CEKUNGAN SUMATRA TENGAH.

0 0 3

Evaluasi Formasi dan Penentuan Kualitas Reservoir Formasi Tuban, Berdasarkan Data Well Logging, Lapangan ADITYA, Cekungan Jawa Timur Utara.

0 0 8

FASIES DAN LINGKUNGAN PENGENDAPAN FORMASI LOWER TALANG AKAR BERDASARKAN DATA CORE, WIRELINE LOG DAN FMI PADA LAPANGAN KECOK, SUB CEKUNGAN JAMBI, CEKUNGAN SUMATERA SELATAN.

0 6 2

Studi Sikuen Stratigrafi Untuk Menentukan Fasies Pada Batupasir A Formasi Duri dan Batupasir B Formasi Bekasap Berdasarkan Data Core dan Data Log Pada Lapangan Ramadhan, Cekungan Sumatera Tengah.

0 0 3

Evaluasi Formasi Gas Metan Batubara Pada Lapangan Gambi, Formasi Balikpapan, Cekungan Kutai.

0 0 4

ANALISIS FASIES BATUAN KARBONAT FORMASI BATURAJA BERDASARKAN DATA CORE DAN LOG PADA LAPANGAN KITIN DI CEKUNGAN SUNDA.

0 1 3

Ketentuan Penerimaan CPNS Formasi Tahun (1)

0 0 8

Evaluasi Formasi Menggunakan Data Log dan Data Core pada Lapangan “X” Cekungan Jawa Timur Bagian Utara

0 0 6

DAFTAR ISI - GEOLOGI, KONTROL FASIES DAN PERUBAHAN KONTAK FLUIDA PADA FORMASI DURI, FORMASI BEKASAP, DAN FORMASI BANGKO PADA LAPANGAN “ER” CEKUNGAN SUMATRA TENGAH BERDASARKAN DATA CORE, DATA WIRELINE LOG, DATA LABORATORIUM DAN DATA PRODUKSI - Eprints UPN

0 0 8