Tujuan Penataan Ruang Ruang Lingkup Penataan Ruang

c. Pelaksanaan penataan ruang kawasan strategis kabupatenkota; d. Kerja sama ruang antar kabupatenkota. 2 Wewenang pemerintah daerah kabupatenkota dalam pelaksanaan penataan ruang wilayah kabupatenkota sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf b meliputi: a. Perencanaan tata ruang willayah kabupatenkota; b. Pemanfaatan ruang wilayah kabupatenkota; dan c. Pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupatenkota. 3 Dalam pelaksanaan penataan ruang kawasan strategis kabupatenkota sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf c, pemerintah daerah kabupatenkota melaksanakan: a. Penetapan kawasan strategis kabupatenkota; b. Perencanaan tata ruang kawasan strategis kabupatenkota; c. Pmanfaatan ruang kawasan strategis kabupatenkota; dan d. Pengendalian pemanfaatan ruang kawasan strategis kabupatenkota. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 mengatur tentang rencana tata ruang nasional dan peraturan perundang-undangan dibawahnya. Dimana dalam undang- undang setiap daerah akan merujuk kepada peraturan daerah di masing-masing wilayah yang sesuai dengan kebutuhan daerahnya. Di dalam PP Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang, Pengaturan penataan ruang diselenggarakan untuk: a. Mewujudkan ketertiban dalam penyelenggaraan penataan ruang; b. Memberikan kepastian hukum bagi seluruh pemangku kepentingan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab serta hak dan kewajibannya dalam penyelenggaraan penataan ruang; dan c. Mewujudkan keadilan bagi seluruh pemangku kepentingan seluruh aspek penyelenggaraan penataan ruang. Pengaturan penataan ruang disusun dan ditetapkan oleh Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupatenkota sesuai dengan kewenangannya yang mengacu kepada keanekaragaman kekayaan alam dan perencanaan pembangunan daerah. BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Masalah

Pembahasan terhadap masalah yang disajikan dalam penelitian ini maka penulis akan melakukan pendekatan secara yuridis normatif dan yuridis empiris. Untuk itu diperlukan penelitian yang merupakan suatu rencana pokok dalam pengembangan ilmu pengetahuan. 1. Pendekatan yuridis normatif yaitu pendekatan yang dilakukan dengan cara mempelajari teori-teori dan konsep-konsep yang berhubungan dengan masalah. 2. Pendekatan yuridis empiris pendekatan kepustakaan adalah metode atau cara yang dipergunakan di dalam penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka yang ada.

3.2 Sumber Data

Jenis data dilihat dari sudut sumbernya, dibedakan antara data yang diperoleh langsung dari masyarakat dan dari bahan kepustakaan. 1. Data Primer yaitu data secara langsung dari sumber pertama, dengan demikian data yang diperoleh langsung dari obyek penelitian di lapangan yang tentunya berkaitan dengan pokok penelitian. Penelitian dilaksanakan ke: 1. UPTD TAHURA WAR = 1 orang 2. BAPPEDA Provinsi Lampung = 1 Orang 3. Dinas Tata Kota Bandar Lampung = 1 orang 4. Wahan Lingkungan Hidup = 1 orang + = 4 orang Wawancara yang dilakukan, dengan memberikan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan. 2. Data Sekunder bersumber dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier. a. Bahan hukum primer adalah sumber yang berasal dari peraturan perundang- undangan, yakni: 1. Undang-Undang a. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945; b. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan; c. Undang Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. 2. Peraturan Pemerintah Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang 3. Peraturan Daerah a. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Lampung; b. Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandar Lampung; c. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 3 Tahun 2012 tentang Kolaborasi Pengelolaan Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman Provinsi Lampung. b. Bahan hukum sekunder adalah sumber yang di dapat dari buku-buku literatur yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas. c. Bahan hukum tersier adalah kamus hukum.

3.3 Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data

3.3.1 Prosedur Pengumpulan data

3.3.1.1 Studi Kepustakaan

Prosedur pengumpulan data dilakukan melalui studi kepustakaan. Studi kepustakaan dilakukan dengan cara membaca, mengutip, dan menganalisis aturan perundang-undangan dan literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas.

3.3.1.2 Studi Lapangan

Prosedur pengumpulan data dilakukan melalui studi lapangan. Studi lapangan dilakukan dengan cara mewawancarai secara terbuka kepada informan yang telah ditentukan, yakni : 1. UPTD TAHURA WAR, yakni Aryadi Agustiono dari Bidang Perencanaan Wilayah UPTD TAHURA WAR Provinsi Lampung;