2
• Episodic or Sequence Dream
Mimpi yang berkelanjutan dari setiap mimpi yang didapatkan, dan pemimpi pun dapat terlibat di dalamnya.
• Repetitive or Recurring Dream
Mimpi yang terus-menerus serupa dari hari ke hari. Hal ini bisa saja terjadi bila alam bawah sadar ingin memberikan peringatan akan sesuatu hal.
• Sexual Dream
Juga dikenal sebagai mimpi basah bagi kaum pria. Mimpi basah merupakan salah satu jenis mimpi yang dialami oleh laki-laki ketika
masuk dalam masa pubertas. Pada mimpi ini tentu saja seseorang dapat melakukan apa saja terkait seks yang tidak bisa dilakukan di dunia nyata.
• Tunnel Dream
Seseorang akan mengalami pengalaman berjalan disebuah lorong menuju sinar putih yang menyilaukan. Pada perjalanan tersebut terkadang akan
mendengar bunyi percikan air atau tiupan angin. Kemudian pemimpi akan bertemu dengan seseorang atau bahkan diri sendiri di akhir lorong.
Terkadang mimpi ini dapat memberikan pesan tertentu kepada pemimpi tersebut.
• Lucid Dream
Mimpi yang membuat
seseorang memiliki
kemampuan untuk mengendalikan alur mimpinya dan bahkan menciptakan apapun sesuai
keinginan. Hal ini serupa dengan pendapat Kahan LaBerge 1994, dalam bukunya berjudul “Lucid Dreaming as Metacognition: Implications
for Cognitive Science”, yang menyatakan bahwa sebuah mimpi lucid yang terkontrol, adalah keadaan seseorang yang bermimpi menyadari
sepenuhnya bahwa percobaan keadaan tersebut adalah mimpi lucidity dan dengan sengaja mempunyai kemampuan mengubah segi pandang
dalam mimpi control.
3
II. 3. Pengertian Lucid Dream
Lucid dream adalah kesadaran yang menguat atau bangkit saat berada di alam mimpi, semuanya menjadi terang dan lebih real. Bahkan seseorang dapat
mengontrol mimpi sesuai keinginannya Waggoner, 2008, 10. Tingkat kesadaran untuk mengontrol mimpi disebut lucidity.Semakin
sering seseorang melatih tingkat lucidity nya, maka semakin besar kemungkinannya untuk mengontrol mimpi. Kondisi lucid dream ini dapat
dilakukan jika mampu menyadarkan secara penuh seseorang bahwa dirinya sedang bermimpi. Lucid dream dapat dilakukandilatih oleh semua orang, tanpa
harus mempunyai keahlian khusus. Seseorang yang melakukan lucid dream biasa disebut dream bender.
Lucid dreaming adalah pengalaman yang luar biasa untuk bisa sadar bahwa seseorang sedang bermimpi. Tidak seperti mimpi biasa, selama
berlangsungnya mimpi dimana tidak mungkin untuk memiliki pemikiran, lucid dream memperkenalkan elemen kuat dari kesadaran reflektif diri Rechtschaffen,
1978, 12. Dengan kesadaran ini seseorang dapat merasakan kebebasan dan memiliki kontrol terhadap perkembangan cerita. Pikiran mungkin masih
bercampur aduk antara kenyataan dan keadaan yang seperti mimpi, atau seseorang mungkin berpengalaman kejernihan yang luar biasa dari pikiran menandingi dari
kehidupan nyata. Ingatan akan masa lalu atau pengalaman didunia nyata dapat dihadirkan, dan pergerakan tubuh dapat dengan sengaja dilakukan. Fungsi sensor
kadang memungkinkan untuk dicegah, tetapi beberapa saat mimpi dapat lebih jelas dan ekspresif daripada kehidupan nyata Tart, 1988, 27.
Meskipun pada kenyataannya kebanyakan orang melaporkan pernah mengalami lucid dream setidaknya sekali dalam sebulan Snyder Gackenbach,
1988, tidak ada bukti ilmiah yang mengkonfirmasi kenyataan dari fenomena ini selama 30 tahun lalu. Hearne 1978 and, independently, LaBerge, Nagel,
Dement, and Zarcone 1981 adalah yang mencatat dengan sukarela tentang komunikasi dengan subjek yang sedang tidur. Menyadari bahwa pergerakan mata
nyata selama pergerakan mata cepat REM: Rapid Eye Movement terlihat cocok menurut laporan pandangan sendiri dari pergerakan mata dalam mimpi, Dement
dan Zarcone menyusun subyek untuk menampilkan perbedaan sinyal penglihatan
4 setelah mendapatkan lucidity. Dement dan Zarcone kemudian menempatkan
elektroda di dagu, kulit kepala, dan mata untuk mencatat fisiologis data ketika subyek sedang tertidur. Laporan Polysomnograph menunjukkan kesepakatan
antara signal mata ketika REM tertidur dan ketika subyek dilaporkan sukses dalam memberikan sinyal ketika terbangun.
Adanya kemungkinan sinyal dari lucid dream pada waktu nyata telah dicek kebenarannya, peneliti mulai mempelajari pengubahan keadaan ini dari
kesadaran secara besar - besaran. Gackenbach 1988 meneliti perbedaan fisiologi antara mimpi lucid dan nonlucid, mempertimbangkan angka yang besar dari
variable yang telah diuji, menemukan beberapa perbedaan signifikan yang mengagetkan. Rangsangan pendengaran dan kinetik dipertimbangkan lebih merata
dalam lucid dream, sama seperti aktifitas kognitif. Sebagai tambahan, mimpi biasa muncul untuk mengendalikan karakter manusia.Schatzman, Worsley, dan
Fenwick 1988 mendemonstrasikan bahwa aksi dilakukan dalam lucid dream menghasilkan efek fisiologi yang sama.
II. 4. Sejarah Lucid Dream
Lucid dream telah dipelajari secara ilmiah dan terbukti menjadi fenomena yang nyata. Manusia telah mengenal lucid dream sejak berabad-abad. Ribuan
tahun yang lalu, Buddha Tibet berlatih yoga mimpi sebagai sarana untuk mencapai bentuk murni kesadaran melalui kesadaran dalam mimpi. Tertulis dalam
buku berjudul ‘Tibetan Book of the Dead’1993.
Pada awal abad 19 buku pertama untuk memperkenalkan potensi ilmiah dari lucid dream adalah Marquis d’Hervey de Saint-Denys’s Les Reves et Les
Moyens de Les Diriger: Observations Pratiques, dimana buku ini berisi mengenai dokumentasi dari kegiatannya meneliti mimpi selama 20 tahun, dan dibuku ini
dijelaskan selangkah demi selangkah perkembangan kemampuannya dalam mengontrol mimpi, dimulai dari dream recall, hingga kontrol mimpi. Penerbitan
buku Prancis ini, berawal dari penerbitan tanpa nama, yang diterjemahkan menjadi “Dreams and the Ways to Direct Them: Practical Observations”.
Kemudian, peneliti Celia Green pada tahun 1968 mempelajari lucid dream, menganalisa inti karakter dari mimpi, meninjau publikasi literature