Perancangan Informasi Manfaat Ceker Ayam Sebagai Makanan Bergizi Bagi Balita Melalui Media Video Infografis

(1)

(2)

(3)

(4)

90

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Yopi Fardilah

Alamat : Jl. Cilember RT.02/06 No.48

Kel. Cigugur Tengah Kec. Cimahi Tengah Kota Cimahi 40522

No. Telp : +62 878 2516 3809 / +62 821 1947 5580

Email : fardilah85@gmail.com

Jenis Kelamin : Laki - laki

Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 3 Desember 1993 Warga Negara : Indonesia

Suku : Sunda

Agama : Islam

1999 - 2005 : SDN DIAN 1 Kota Bandung

2005 - 2008 : SMPN 47 Kota Bandung

2008 - 2011 : SMK Pusdikpal Kota Cimahi 2012 - 2016 : Universitas Komputer Indonesia

Prestasi : PASKIBRAKA 2009 Kota Cimahi

Delegeasi UNIKOM dalam Lomba Desain Motif Batik (Dikti) 2013

Finalis Mojang Jajaka Kota Cimahi 2014 Jajaka Kameumeut Moka Kota Cimahi 2014 Finalis Mojang Jajaka Jawa Barat 2015

Bandung, 20 Agustus 2016


(5)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN INFORMASI MANFAAT CEKER AYAM SEBAGAI MAKANAN BERGIZI BAGI BALITA MELALUI MEDIA VIDEO INFOGRAFIS

DK 38315 / Tugas Akhir Semester II 2015-2016

oleh:

Yopi Fardilah NIM. 51912090

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(6)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Pengantar Tugas Akhir Desain Komunikasi Visual pada semester 8 dengan tema Ceker Ayam sebagai Makanan Bergizi Bagi Balita Melalui Media Video Infografis.

Laporan Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi syarat menyelesaikan salah satu Mata Kuliah di Jurusan Desain Komunikasi Visual Universitas Komputer Indonesia.

Penghargaan dan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada rekan dan semua pihak yang telah membantu dalam terselesaikannya laporan Pengantar Tugas Akhir ini. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan Rahmat, Kesehatan, Karunia dan keberkahan di dunia dan di akhirat atas budi baik yang telah diberikan kepada penulis.

Penghargaan dan terima kasih penulis berikan kepada Bapak Deni Albar, S.Sn, M.Ds. selaku dosen pembimbing yang telah membantu penulis dalam laporan Pengantar Tugas Akhir ini.

Akhir kata penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan Pengantar Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan. Karena itu, penulis memohon saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaannya dan semoga bermanfaat bagi kita semua. Amin

Bandung, Agustus 2016 Penulis,


(7)

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ………... ix

DAFTAR TABEL ………... xii

BAB I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah ... 1

I.2 Identifikasi Masalah ... 4

I.3 Rumusan Masalah ... 5

I.4 Batasan Masalah ... 5

I.5 Tujuan Perancangan ... 5

BAB II. PERANCANGAN INFORMASI CEKER AYAM SEBAGAI MAKANAN BERGIZI BAGI BALITA II.1 Landasan Teori………... 6

II.1.1 Definisi Ayam... 6

II.1.2 Anatomi Tubuh Ayam ... 7

II.1.3 Gizi ………. 12

II.1.4 Gizi pada Ceker Ayam ……… 12

II.1.5 Balita ……….. 17

II.1.6 Oromotor Pada Anak………... 19

II.2 Ceker Ayam ... 21

II.3 Analisa ... 24

II.3.1 Hasil Kuisioner ………....………...….. 31

II.4. Opini Masyarakat Terhadap Ceker Ayam …... 31


(8)

vii BAB III. STRATEGI PERANCANGAN & KONSEP DESAIN

III.1 Strategi Perancangan ... 34

III.1.1 Tujuan Komunikasi ... 34

III.1.2 Pendekatan Komunikasi ... 34

III.1.3 Materi Pesan ... 35

III.1.4 Gaya Bahasa ... 35

III.1.5 Khalayak Sasaran Perancangan ... 35

III.1.6 Strategi Kreatif ... 37

III.1.7 Strategi Media ... 38

III.1.8 Strategi Distribusi dan Waktu Penyebaran Media ... 40

III.2 Konsep Visual ... 42

III.2.1 Format Desain ... 41

III.2.2 Layout ... 41

III.2.3 Tipografi ... 43

III.2.4 Ilustrasi ... 45

III.2.5 Warna ... 50

III.2.6 Backsound ... 51

BAB IV. KONSEP TEKNIS PRODUKSI DAN APLIKASI MEDIA IV.1 Media Utama ... 52

IV.1.1 Perangkat Produksi... 52

IV.1.2 Teknis Produksi ... 52

IV.2 Media Informasi ... 68

IV.2.1 Poster ... 68

IV.2.2 Postcard ... 68

IV.2.3 Sticker ... 69

IV.2.4 Mini Banner ... 69

IV.2.5 X-banner... 70

IV.3 Media Pendukung ... 71

IV.3.1 Mug ... 71


(9)

viii

IV.3.3 Kalender ... 72

IV.3.4 Notebook ... 72

IV.3.5 Gantungan Baju ... 73

IV.3.6 Jam Dinding ... 73

IV.3.7 Totebag....... 74

IV.3.8 Mangkuk ... 74

IV.3.9 Gantungan Kunci ... 75

IV.3.10 Kaos ... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 76


(10)

76

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Pustaka/Buku:

Anggraini S. Lia. & Nathalia, Kirana. (2014) DKV (Desain komunikasi Visual). Bandung: Nuansa Cendikia.

Anjarsari, Bonita. (2010). Pangan Hewan. Jakarta: Graha Ilmu.

Ichsan, M., Yulianti., & Redjeki, Sri. (1992). Ilmu Kesehatan dan Gizi.Jakarta : Universitas Terbuka Depdikbud.

Khomsan, Ali. (2010). Pangan dan Gizi Untuk Kesehatan. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada.

Napitupulu, B (1964). Gizi dan Kesehatan Djasmani. Bandung : Genta Ilmu. Reece, Campbell (2008). Pengantar Keanekaragaman Hewan. Jakarta : PT

Gramedia Pustaka Utama.

Sulistyawati, Ari (2014). Deteksi Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : Salemba Medika.

Supriyono, Rakhmat. (2010). Desain Komunikasi Visual (Teori Dan Aplikasi). Yogyakarta : PT. Andi.

Syafic, Ahmad. (2010). Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada.

Sumber Skripsi/Tesis/Penelitian:

Annisa, Anna. (2015). Perancangan Kampanye Sosial Pentingnya Makanan Sehat Dengan Pola Seimbang Untuk Balita. Bandung : Universitas Komputer Indonesia.

Hanifah, Mutia. (2015). Perancangan Kampanye Sosial Bahasa Isyarat Tunarungu Melalui Media Video Infografis. Bandung : Universitas Komputer Indonesia.

Mangesti, Prasetyaning. (2014). Pengaruh Pendampingan Mpasi Berbahan Tempe Terhadap Perubahan Status Gizi Dan Asupan Zat Gizi Pada Balita Usia 9-24 Bulan Di Puskesmas Janti Kota Malang. Mulyorejo : Universitas Airlangga.


(11)

77 Mustiqoh, Nur. (2009). Pola Keruangan Peternakan Ayam Pedaging (Broiler) di

Kota Depok. Depok : Universitas Indonesia.

Nasution, Ramadhani (2013). Pemanfaatan Tepung Ceker Ayam Pada Pembuatan Biskuit Dan Uji Daya Terima. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Setyaningsih, Endang. (2009). Perbedaan Kadar Kalsium, Albumin dan Daya Terima pada Selai Ceker Ayam dan Kulit Pisang Dengan Variasi Perbandingan Kulit Pisang yang Berbeda. Surakarta : Universitas Muhammadiyah.

Sururi, M. Hattan. (2009). Sistem Pakar Berbasis Web Identifikasi Penyakit Ayam. Malang : Universitas Islam Negeri.

Sumber Internet:

Anonym. (1 Juni 2016). Jika Ana Terlambat Bicara. Tersedia di : http://www.ayahbunda.co.id

Anonym. (6 Juni 2016). Gizi Ibu & Anak. Tersedia di.

http://www.unicef.org/indonesia/id/A6_-_B_Ringkasan_Kajian_Gizi.pdf Anonym. (28 Juni 2016). Fungsi zat gizi ditubuh kita. Tersedia di :

http://www.infogizi.com/7/fungsi- zat- gizi-bagi-tubuh-kita.html

Abusari, Husain Furqan. (30 Februari 2016). Anatomi dan Fisiologi Ayam, Tersedia di : http://husainfurqanabusari.blogspot [2010]

Balitapedia. (1 Juli 2016). Inilah Sumber Protein yang Baik bagi Si Kecil. Tersedia di : http://balitapedia.com/inilah-sumber-protein-rendah- lemak-terbaik-bagi-si-kecil/1736

Diana, Ayun. (1 Juni 2016). Manfaat mengonsumsi ceker ayam bagi kesehatan. Tersedia di : informasitips.com


(12)

1

BAB I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Pertumbuhan dan perkembangan mengalami peningkatan yang pesat pada usia 0- 24 bulan sehingga masa ini sering juga disebut sebagai fase “Golden Age” atau periode emas dan periode kritis. Golden Age merupakan masa yang sangat penting untuk memperhatikan tumbuh kembang anak secara cermat agar sedini mungkin dapat terdeteksi apabila terjadi kelainan. Menurut Nutrisiani (2010) dalam Nurmalita (2014) pemberian asupan gizi yang sesuai untuk tumbuh kembang secara optimal juga perlu diperhatikan, karena jika asupan gizi tidak terpenuhi sesuai kebutuhannya, golden age akan menjadi periode kritis. Periode kritis ini akan mengganggu tumbuh kembang bayi dan anak, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya. Selain itu pada usia tersebut, rentan terjadi malnutrisi dan stunting yang merupaka keadaan kronik yang berkaitan dengan perkembangan otak anak khususnya terhadap bagian cerebellum yang merupakan pusat koordinasi gerak motorik.

Soetjinignsih (1995) menyebutkan bahwa perkembangan anak melip ut i perkembangan fisik, kognitif, emosi, bahasa motorik (kasar dan halus), personal social dan adaptif. Perkembangan motorik kasar pada anak lebih dahulu terlihat dibandingkan motorik halus seperti kegiatan memegang benda ukuran besar daripada ukuran kecil. Motorik kasar merupakan gerak tubuh yang menggunaka n otot-otot besar, sebagian besar atau seluruh anggota tubuh motorik kasar diperlukan untuk dapat duduk, menendang, berlari, naik turun tangga dan sebagainya (Nutrisiani dalam Sutrisno, 2014).

Menurut Hurlock (1978) perkembangan motorik berarti perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi. Cerebellum atau otak yang lebih bawah yang mengendalika n keseimbangan, dan berkembangan dengan cepat selama tahun awal kehidupan dan praktis mencapai ukuran kematangan pada waktu anak berusia 5 tahun, kemudian juga otak yang lebih atas atau cerebrum, khususnya ruang masuk depan yang


(13)

2 mengendalikan gerakan terampil berkembangan dalam beberapa tahun permulaan. Gerakan terampilan belum dapat dikuasai sebelum mekanisme otot anak berkembang. Kemampuan anak untuk dapat mengembangkan kemampuan saraf motoriknya adalah melalui pemberian asupan gizi yang seimbang. Pemberian asupan gizi yang sangat berperan dalam tumbuh kembang anak mulai dari janin dalam kandungan, balita, anak usia sekolah, remaja bahkan sampai dewasa. Apabila anak mengalami kekurangan gizi akan berdampak pada keterbasan pertumbuhan, rentan terhadap infeksi, peradangan kulit dan akhirnya dapat menghambat perkembangan anak meliputi kognitif, motorik, bahasa, dan keterampilannya dibandingkan dengan anak yang memiliki status gizi baik. Salah satu proses kemampuan anak adalah kemampuan motorik halus yang diantaranya dalam bagian Bahasa seperti bersuara, “ooooh” atau “aaaah”, tertawa, berteriak, menoleh kearah bunyi kerincing, mengucapkan satu suku kata, mengoceh dan sebagainya (Sulistyawati, 2014).

Dalam Nutrisiani (2014) penelitian yang dilakukan oleh Sutrisno (2003), dari 98 anak yang diteliti 60% perkembangan motoriknya baik dan sisanya mengala mi perkembangan yang terlambat yaitu 40%. Ditemukan bahwa ada hubungan antar status gizi, asupan gizi seperti energi dan asupan protein terhadap perkembangan motorik balita. Berbagai penelitian menunjukan bahwa kekurangan beberapa zat gizi mempunyai dampak negatif terhadap proses pertumbuhan kembang otak. Anak membutuhkan energi dan protein per kilogram berat badan lebih banyak daripada orang dewasa, karena anak masih bertumbuh dan berkembang. Selain itu nutrisi yang dikonsumsi harus seimbang, artinya proporsi protein, hidrat arang, dan lemak masing- masing adalah 10-20%, 50%-60% dan 20%-30% dari kalori yang dibutuhkan. Kelengkapan zat gizi dalam makanan merupakan hal yang mutlak dengan jumlah yang sesuai dengan angka kecukupan gizi.

Air susu ibu (ASI) memenuhi seluruh kebutuhan bayi terhadap zat gizi-gizi untuk pertumbuhan dan kesehatan sampai berumur enam bulan. Sesudah itu ASI tidak dapat lagi memenuhi seluruh kebutuhan, karena itu bayi memerlukan pula makanan


(14)

3 tambahan, dengan demikian makanan untuk bayi terdiri dari dua unsur pokok yaitu ASI dan makanan tambahan. Komposisi dan konsistensi makanan tambahan bayi disesuaikan dengan perkembangan fisiologis dan psikomotor atau denan perkembangan fisiologis dan psikomotor atau dengan kata lain disesuaikan dengan umurnya. Selain itu faktor-faktor seperti budaya, sosial-ekonomi, dan kebiasaan turut berperan. Sebelum tahun 1920, belum banyak penelitain tentang makanan padat. Tahun 1923, Jundel melaporkan hasil penelitiannya terhadap bayi-bayi yang dirawat di panti asuhan, bahwa pemberian makanan padat mulai umur enam bulan menyebabkan kenaikan berat badan bertambah baik, lebih tahan terhadap penyakit infeksi dan pervalensi anemia berkurang. Mariot (1935) menganjurkan pemeberian makanan sebaiknya pada umur enam bulan. Tetapi dewan makanan dari persatuan Dokter Amerika, pada tahun 1937 menganjurkan pengenalan buah-buahan dan sayur-sayuran yang disaring mulai pada umur 4-6 bulan, sehingga pada umur enam bulan bayi sudah terbiasa dengan makanan tambahan tersebut (Suhardjo, 1992). Banyaknya pilihan makanan pedamping ASI (MP-ASI) memberikan kemudahan para orang tua untuk memberikannnya kepada anak balita, salah satunya adalah ceker ayam (kaki ayam). Sebagaimana observasi yang telah dilakukan oleh penelit i ceker ayam dapat merangsang gerak motorik halus balita dengan mengkonsumsinya secara langsung. Ceker ayam sendiri adalah bagian dari tubuh ayam yang berhubungan langsung benda-benda kotor, akan teatapi ceker ayam memiliki kandungan gizi yang sangat tinggi seperti protein, karbohidrat, lemak, vitamin A, asam folat, kalsium, fosfor, asam lemak omega-3, asam lemak omega- 6 yang mempunyai penting dalam menunjang kesehatan tubuh (Nasution, 2013). Menurut Anisa (2008) dalam Nasution (2013) ceker ayam mengandung protein yang terdapat pada kulit, otot, tulang dan kolagen. Kolagen adalah sejenis protein jaringan ikat liat dan bening yang berwarna kekuning-kuningan. Susunan utama pada ceker ayam adalah asam amino yaitu komponen dasar pada protein dan ceker ayam juga mengandung zat kapur dan mineral yang berfungsi untuk mencegah terjadinya osteoporosis.


(15)

4 Hampir semua orang pasti sudah mengenal dan tahu yang namanya ceker ayam. Namun tidak semua orang paham akan manfaat ceker ayam serta tidak semua orang suka mengkonsumsi ceker ayam. Mayoritas para ibu jaman sekarang lebih banyak menggunakan makanan instant untuk asupan gizi balita mereka. Padahal jika dimengerti dan dipahami ternyata kandungan ceker ayam ini sangat baik dan bermanfaat untuk kesehatan tubuh manusia dan juga bisa dimanfaatkan untuk asupan gizi makanan pedamping ASI. Sangat pentingnya memberikan asupan gizi yang baik untuk balita harus disadari sejak dini oleh para ibu, karena dengan asupan gizi yang baik anak anda akan tumbuh dan berkembang dengan baik.

Namun ada satu hal yang menjadi pusat perhatian peneliti untuk meneliti ceker ayam ini, yaitu pemanfaat yang belum maksimal oleh para orang tua sebagai makanan tambahan bagi balita untuk mempercepat rangsangan motorik. Perlunya pengetahuan informasi mengenai manfaat ceker ayam ini harus dikembangka n melalui media yang informatif dan menarik. Dengan demikian, penting untuk melakukan perancangan ini.

I.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti mengambil identifikasi masalah sebagai berikut :

 Pengetahuan mayoritas orang tua tentang manfaat ceker ayam untuk makanan pedamping ASI masih kurang.

 MP-ASI yang sering digunakan oleh para orang tua sekarang kurang menunjang dalam perkembangan motorik balita.

 Banyaknya kandungan gizi yang terdapat dalam ceker ayam belum dimanfaatkan dengan baik oleh sebagian besar masyarakat, terutama bagi pertumbuhan dan perkembangan balita.

 Kurangnya informasi mengenai manfaat ceker ayam sebagai makanan yang bergizi bagi balita baik literatur tertulis maupun visual.

 Perlunya media informasi yang menjelaskan kandungan dari ceker ayam yang mudah dipahami dan menarik minat.


(16)

5

I.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas peneliti mengambil rumusan masalah sebagai berikut, yaitu bagaimana mengemas informasi mengenai manfaat ceker ayam sebagai makanan bergizi yang belum dimanfaatkan dengan baik oleh para orang tua bagi balita dengan cara yang informatif dan menarik ?

I.4 Batasan Masalah

Batasan objek dalam perancangan ini adalah memberikan informasi kepada masyarakat atau para orang tua untuk memanfaatkan ceker ayam sebagai makanan bergizi bagi balita. Batasan target audiens yaitu masyarakat umum dan khususnya para para orang tua yang berhubungan langsung dengan balita dan batasan wilayah berlokasi di Kota Bandung, Jawa Barat.

I.5 Manfaat dan Tujuan Perancangan

Tujuan dari perancangan ini untuk menjawab rumusan masalah yang sudah ditetapkan, yaitu:

 Menyampaikan informasi tentang ceker ayam sebagai makanan bergizi terutama bagi pertumbuhan dan perkembangan balita lebih informatif.  Memberikan pengetahuan kepada para ibu di Indonesia tentang manfaat

ceker ayam sebagai makanan bergizi bagi balita.

 Mengemas dan mengoptimalkan fungsi media-media informasi yang sudah ada dengan memperkenalkan manfaat ceker ayam sebagai makanan bergizi bagi balita kepada para ibu yang mempunyai balita.

 Mendukung program kementrian kesehatan Indonesia dalam hal membangun SDM yang lebih baik


(17)

6

BAB II. PERANCANGAN INFORMASI CEKER AYAM SEBAGAI MAKANAN BERGIZI BAGI BALITA

II.1 Landasan Teori

Dalam Bab ini, perancangan akan membahas mengenai landasan teori yang terkait dengan perancangan informasi manfat ceker ayam bagi balita, diantaranya mengena i ayam dan ceker ayam, gizi, balita dan oromotor.

II.1.1 Definisi Ayam

Ayam menurut kamus Ilmiah biologi adalah hewan yang termasuk phylum chordata, subphilum dari vertebrata kelas aves (Burung), sub kelas neormithes, super ordernya carinatae, dan genus atau berspesies Gallus Domesticus adalah suatu unggas yang berasal dari daerah Indian, yang tersebar luas diseluruh dunia. Dengan populasi lebih dari 24 milyar pada tahun 2003, sehingga merupakan jumlah terbesar dari jenis burung yang ada. Ayam secara alami dapat hidup selama lima sampai sebelas tahun tergantung cara pengelolaanya, pada pengelolaan peternakan komersial ayam pedaging dari ras tertentu secara umum hanya hidup selama 6 sampai 14 minggu (Sururi, 2009).

Menurut (Suharno, 1992) Ternak ayam pedaging (Broiler) merupakan salah satu ternak unggas yang dapat menyediakan daging dalam waktu relatif cepat dibandingkan ternak lain, harganya relatif murah, dapat diterima oleh berbagai kalangan padat teknologi dan modal. Berdasarkan kondisi perkembangan peternakan ayam di Indonesia, dapat diklasifikasikan menjadi ayam ras dan ayam bukan ras (lokal). Menurut (Mustiqoh, 2009) menggolongkan keluarga ayam sebagai berikut :


(18)

7 Gambar II.1. Penggolongan keluarga ayam

(Sumber : Nur Mustiqoh, (2009). Pola Keruangan Peternakan Ayam Pedaging diakses: 25/3/2016)

Ayam ras merupakan jenis ayam hasil perkembangbiakan peternakan yang memilik i mutu genetik tinggi. Dalam ilmu peternakan, semakin tinggi mutu genetik berarti semakin membutuhkan perlakuan manajemen yang tinggi pula. Ayam ras memerluka n tempat rapi, bersih, dan tidak menjadi tempat lalu lalang manusia. Cuaca yang berubah-ubah akan membuat ayam mudah terserang penyakit. Itulah sebabnya, disamping pakan yang baik, ayam perlu diberi sejumlah vitamin, antibiotik, dan vaksin serta sanitasi agar dapat bertahan hidup hingga panen. Tanpa didukung oleh sanitasi yang ketat, pemberian pakan dan obat-obatan akan percuma saja. Menurut Sudaryani dan Santosa (1994) menyatakan bahwa berdasarkan tujuan pemeliharaan, ayam diklasifikasikan menjadi tiga yaitu :

1. Ayam tipe petelur

2. Ayam tipe pedaging, dan 3. Ayam tipe petelur dan pedaging

II.1.2 Anatomi Tubuh Ayam

Menurut (Abusari, 2010) anatomi tubuh ayam dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu : 1. Tatanama Organ Eksterior Ayam

Bagian organ ayam yang tampak dari luar terdiri dari bagian kepala, leher, terdapat paruh, jengger, dan kuping. Sementara tubuh bagian depan terdapat


(19)

8 dada dan sayap. Dibagian belakang terletak punggung, perut, ekor, paha, betis, dan ceker.

Gambar II.2 Tatanama Organ Eksterior Ayam

(Sumber : http://husainfurqanabusari.blogspot.sg/2014/12/anatomi-dan- filosofi-ayam.jpg diakses 3/12/2015)

2. Organ Pelindung Tubuh

Kulit dan bulu berfungsi secara bersamaan membentuk organ pelindung tubuh yang berfungsi melindungi tubuh dari pengaruh luar yang buruk.

a. Kulit

Fungsi kulit antara lain sebagai berikut :

 Melindungi tubuh dari pengaruh temperatur lingkungan.

 Sebagai perlindungan terhadap masuknya mikroorganisme secara langsung ke dalam tubuh.


(20)

9 b. Struktur kulit

 Epidermis adalah lapisan luar. Bulu, paruh, kuku, dan sisik merupakan perkembangan dari lapisan epidermis.

 Dermis merupakan bagian utama dari kulit. Perkembangan dermis ini membentuk jengger, dan kuping.

c. Jengger dan Kuping

Organ ini merupakan kulit yang menjulur ke bagian luar. Pada ayam, umumnya epidermis kaya akan pembuluh darah sehingga organ ini berwarna merah. Jengger terdapat di atas kepala. Jengger ayam jantan lebih besar. Selain jengger terdapat juga pial pada bagian kedua sisi rahang bawah di bagian basal paruh. Kuping telinga bersifat berdaging tebal yang terletak di bagian bawah telinga. Warnanya bervariasi sesuai dengsn masing- masing bangsa ayam.

Gambar II.3 Tatanama Organ Eksterior Bagian Kepala Ayam (Sumber : http://husainfurqanabusari.blogspot.sg/2014/12/anatomi-dan-

filosofi-ayam.jpg diakses 3/12/2015) d. Paruh, kuku, paha dan ceker

Paruh, jari dan taji bersifat menulang, tersusun atas keratin. Kaki bagian bawah (shank) atau ceker pada ummnya tertutup oleh sisik, tetapi pada bangsa tertentu terutama yang berbulu total (seluruh tubuh), bagian ceker


(21)

10 tertutup oleh bulu. Kuku pada ayam sangat keras, kuku yang keras ini di sebabkan oleh keratin yang banyak mengandung kalsium.

e. Warna Kulit

Warna kulit terbentuk karena adanya pigmen. f. Bulu

Tubuh ayam hampir seluruhnya tertutup bulu. Pada ayam dewasa. bulu mengalami pertumbuhan dan rontok secara alami. Kemudian bulu baru tumbuh kembali secara periodik sekitar setehun sekali dengan pengaruh hormonal. Proses rontok bulu disebut meluruh atau molting Selama ayam betina mengalami molting, produksi telur mulai berhenti. Fungsi bulu bagi ternak unggas sebagai berikut:

 Ssebagai isolator.

 Melindungi tubuh dari luka dan infeksi karena gesekan langsung dengan benda keras.

 sebagai sarana untuk terbang.  Sebagai reseptor dari luar.

 Perhiasan untuk memikat lawan jenis (secundary sex feather).  Dapat digunakan untuk mendeteksi kondisi kesehatan dan menduga

kemampuan bertelur.

Bulu tumbuh secara teratur di daerah tertentu yang disebut feather tract atau pterylae. Terdapat 10 pterylae yaitu, kepala, sayap, leher, perut, bahu, paha, dada, kaki, punggung, dan ekor. Bagian-bagian buklu yakni :

Plumae, bulu penutup tubuh paling luar.

Plumumae, bulu yang terletak di bagian bawah plumae.


(22)

11 g. Sistem pencernaan

 Mulut (paruh)

Paruh ayam berfungsi untuk mengambil makanan, lidah di dalam mulut akan mendorong makanan ke saluran pencernaan.

Esophagus

Esophagus atau kerongkongan berupa pipa tempat pakan melalui saluran ini dari belakang mulut ke proventikulus.

 Crop (tembolok)

Berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara.  Proventikulus

Suatu pelebaran dari esophagus sebelum berhubungan dengan ventrikulus.

Ventrikulus

 Di ventrikulus partikel pakan akan di giling menjadi partikel kecil yang mampu melalui saluran usus.

 Usus Halus

Organ pertama tempat berlangsungnnya pencernaan dan absorpsi produk pencernaan.

Gambar II.4 Sistem Pencernaan Ayam

(Sumber : http://husainfurqanabusari.blogspot.sg/2014/12/anatomi-dan- filosofi-ayam.jpg diakses 3/12/2015)


(23)

12

II.1.3 Gizi

Gizi berasal dari Bahasa Arab “giza” yang berarti zat makanan, sedangkan dalam Bahasa Inggris dikenal dengan istilah “nutrition” yang berarti bahan makanan atau zat gizi atau sering diartikan sebagai suatu proses menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses pencernaan, penyerapan, transportasi, penyimpanan, pertumbuhan, dan fungsi normal organ tubuh secara rutin untuk menghasilkan tenaga (Irianto, 2006).

Sedangkan menurut WHO yang dikutip Soekirman (2000) menyatakan bahwa gizi merupakan pilar utama dari kesehatan dan kesejahteraan sepanjang kehidupan. Sejak janin dalam kandungan, bayi, balita, anak, remaja, dewasa, dan usia lanjut, makanan yang memenuhi syarat gizi meruapakan kebutuhan utama untuk pertahanan hidup, pertumbuhan fisik, perkembangan mental, prestasi kerja, kesehatan dan kesejahteraan. Menurut pendapat Suhardjo (1996), makanan bila dilihat dari sudut ilmu gizi mempunyai tiga kegunaan, yaitu :

a. Sebagai pemberi bahan untuk membangun tubuh, memelihara dan memperbaiki bagian-bagian tubuh yang rusak

b. Memberi energi atau tenaga, sehingga anak dapat melakukan aktifitas fisik c. Pengatur dan memelihara tubuh

Selain berguna bagi pertumbuhan, pembentukan sel baru, penyedia energi, zat gizi ini berfungsi juga sebagai pemelihara dan memperbaiki sel-sel yang rusak.

II.1.4 Gizi pada Ceker Ayam

Cekerayam sendiri adalah bagian dari tubuh ayam yang berhubungan langsung dengan benda- benda kotor, akan tetapi cekerayam memiliki kandungan zat gizi yang sangat tinggi seperti protein, karbohidrat, lemak, vitamin A, asam folat, kalsium, fosfor, asam lemak omega-3, asam lemak omega-6 yang mempunyai peran penting dalam


(24)

13 menunjang kesehatan tubuh. Berikut adalah manfaat dari gizi yang terkandung dalam ceker ayam:

1. Protein

Menurut Djoko Pekik Irianto (2006) Protein adalah senyawa kimia yang mengandung asam amino yang tersusundari atom-atom C, H, O dan N. Protein merupakan bahan utama pembentukan sel tumbuhan, hewan, dan manus ia. Manfaat protein bagi tubuh manusia antara lain:

 Membangun sel tubuh  Mengganti sel tubuh

 Membuat air susu, enzim dan hormone

 Membentuk protein darah untuk mempertahankan stabilitas tekanan osmose struktur darah

 Menjaga keseimbangan asam atau basa  Pemberi kalori dalam keadaan memaksa

2. Karbohidrat

Menurut Djoko Pekik Irianto (2006) Karbohidrat adalah suatu atau beberapa senyawa kimia termasuk gulu, pati dan serat yang mengandung atom C, H, dan O dengan rumus kimia C (H20) Karbohidrat merupakan senyawa sumbe r energy utama bagi tubuh manusia kira-kira 80% kalori yang didapat tubuh berasal dari karbohidrat.

3. Lemak

Menurut Djoko Pekik Irianto (2006) Lemak dalah garam yang terjadi dari penyatuan asam lemak dengan alkohol organik yang disebut glisserol atau gliserin. Seperti halnya karbohidrat lemak tersusun atas molekul C, H dan O dengan jumlah atom lebih banyak. Dalam tubuh lemak bermanfaat sebagai berikut, antara lain :

a. Sebagai sumber energy (1 gram lemak setara dengan 9 kalori) b. Melarutkan vitamin sehingga dapat diserap oleh usus


(25)

14 c. Sebagai bantalan alat-alat tubuh

d. Memperlama rasa kenyang 4. Vitamin A

Vitamin A terutama memainkan peran penting untuk kesehatan penglihata n, pertumbuhan tulang , serta membantu untuk melindungi tubuh dari infeks i. Vitamin A juga berguna untuk mempromosikan kesehatan dan pertumbuha n sel dan jaringan tubuh, terutama pada jaringan rambut, kuku , dan kulit. Kebutuhan vitamin A bagi A\anak usia 1 sampai 3 tahun membutuhka n Vitamin A sekitar 1.000 IU , atau 300 mikrogram ( mcg ) per hari, sedangkan untuk usia 4 tahun hingga 1.320 IU ( 400 mcg ) per hari. Anak tidak harus mendapatkan jumlah vitamin A yang disarankan setiap hari. Diatas adalah jumlah rata-rata selama beberapa hari atau minggu.

5. Asam Folat

Asam folat atau vitamin B12 merupakan salah satu jenis nutrisi yang memilik i peranan penting untuk tubuh. Fungsi dari asam folat diantaranya yaitu sintesis DNA, membantu metabolisme asam amino dan pembentukan eritrosit dan leukosit. Secara umum manfaat asam folat untuk bayi yaitu untuk mengoptimalkan perkembangan sistem saraf. Asam folat juga dibutuhka n dalam pembentukan sel darah merah dan pembentukan sumsum tulang belakang. Selain itu, Asam folat juga berperan penting dalam memperbaiki dan menjaga kinerja sistem DNA ataupun RNA pada bayi.

6. Kalsium

Kalsium bermanfaat untuk membangun tulang dan gigi yang kuat, mempromosikan perkembangan saraf dan fungsi otot, membantu pembekuan darah, dan mengaktifkan enzim yang mengubah makanan menjadi energi. Sekitar 99 persen kalsium dalam tubuh disimpan dalam tulang dan gigi.


(26)

15 7. Fosfor

Fungsi utama fosfor sebagai pemberi energi dan kekuatan untuk metabolis me lemak dan pati, sebagai penunjang kesehatan gigi dan gusi, untuk sintesa DNA serta penyerapan dam pemakaian kalsium. Manfaat lainnya adalah sebagai berikut :

 Menjaga Keseimbangan Hormon

 Fosfor bermanfaat membantu meningkatkan energi dan metabolisme tubuh, karena fosfor berperan juga dalam mengoptimalkan pemanfaatan karbohidrat dan lemak.

 Fosfor sangat penting untuk membantu beberapa proses kimiawi di dalam tubuh.

 Fosfor mengandung Suplemen fosfat, yang bermanfaat untuk

mengurangi kelelahan pada otot, dan juga mencegah terjadinya nyeri otot. Sehingga fosfor dan syaraf bisa terjaga dengan baik.

 Mineral fosfor membantu untuk melancarkan proses urinasi (buang air kecil) sehingga lebih lancer.

Dalam bahan pangan, fosfor terdapat dalam berbagai bahan organik dan anorganik. Enzim dalam saluran pencernaan membebaskan fosfor yang anorganik dari ikatannya dengan bahan organik. Sebagian besar fosfor diserap tubuh dalam bentuk anorganik, khususnya di bagian atas duodenum yang bersifat kurang alkalis 70% yang dicerna akan diserap.

8. Asam lemak Omega 3

Omega 3 baik membantu mencegah penggumpalan darah, bagus untuk perkembangan sel-sel otak, serta mengurangi risiko serangan jantung. Omega 3 juga dikenal sebagai anti-inflamasi. Untuk anak-anak, mengonsumsi omega 3 sangat baik bagi pertumbuhan dan perkembangan otak.


(27)

16 Asam lemak Omega-3 sangat baik dalam menjaga kesehatan jantung, ginja l, dan sistem pencernaan. Asam lemak omega-3 diperlukan oleh tubuh kita untuk membuat prostaglandin yang mengatur pembekuan darah, produksi hormon, dan peradangan, nyeri, dan bengkak di dalam tubuh. Ada tiga jenis asam lemak omega-3; docosahexaenoic acid (DHA) dan eicosapentaenoic acid (EPA) yang ditemukan dalam minyak ikan, dan alpha-linolenic acid (ALA) ditemuka n dalam makanan nabati seperti kacang-kacangan, biji-bijian, dan minyak nabati terutama minyak biji rami.

9. Asam Lemak Omega 6

Sama seperti omega 3, omega 6 juga tergolong asam lemak tak jenuh ganda yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Omega 6 mengandung tiga asam lemak esensial, yaitu LA, GLA, dan AA. Sempat diperdebatkan bahwa mengonsums i omega 3 jauh lebih bermanfaat ketimbang mengonsumsi omega 6. Karena, omega 6 diduga justru bisa menyebabkan penyakit jantung. Namun ternyata, mengonsumsi kedua asam lemak itu sama bagusnya untuk meningkatka n manfaat asam lemak tak jenuh ganda pada tubuh, asal dikonsumsi dengan jumlah seimbang. Seperti disebutkan dalam website University of Maryland Medical Center, omega 6 sendiri baik untuk menjaga kesehatan jantung. Omega 6 membantu menurunkan level kolesterol jahat (LDL) dan meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL). Omega 6 juga bermanfaat menurunkan tekanan darah, mengurangi gejala reumatik, dan bersama dengan omega 3, dapat meringankan gejala attention deficit/hyperactivity disorder (ADHD) pada anak.

Gizi memegang peranan penting dalam siklus hidup manusia . Pada bayi dan anak, kekurangan gizi akan menimbulkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang apabila tidak diatasi secara dini dapat berlanjut hingga dewasa (Depkes RI, 2006). Periode emas dapat diwujudkan apabila pada masa bayi dan anak memperoleh asupan gizi yang sesuai untuk tumbuh kembang optimal (Hapsari, 2013: hal 2).


(28)

17 Dari beberapa pendapat diatas maka penulis menarik kesimpulan bahwa gizi merupakan zat yang sangat penting untuk dikonsumsi oleh tubuh untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan fungsi normal organ tubuh serta proses tubuh serta untuk menghasilkan energy atau tenaga. Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi makanan beranekaragam yang dapat memberikan sumbangan zat gizi yang cukup bagi tubuh. Untuk hidup sehat, makanan yang kita konsumsi harus mengandung zat gizi seperti karbohidrat, protein, lemak, mineral dan vitamin.

II.1.5 Balita

Dalam penulisan Suparyanto (2011) Balita adalah istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3-5 tahun). Saat usia batita, anak masih tergantung penuh kepada orang tua untuk melakukan kegiatan penting, seperti mandi, buang air dan makan. Perkembangan berbicara dan berjalan sudah bertambah baik, namun kemampuan lain masih terbatas (Sutomo, 2010).

Berdasarkan siklus kehidupan, balita atau anak bawah lima tahun dikarakteristika n menjadi 2 kelompok yaitu anak usia 1 sampai 3 tahun yang disebut batita atau toddler dan anak usia lebih dari 3 tahun sampai 5 tahun yang disebut usia pra sekolah atau preschool children. Pada usia 1-3 tahun pertumbuhan anak menjadi lebih lambat atau tidak sepesat pada masa bayi. Secara rata-rata, pertambahan berat badannya adalah sebesar 0,23 Kg perbulan dan penambahan tinggi sebesar 1 cm perbulan. Perlambatan tinggi pertumbuhan pada balita usia ini sejalan dengan penurunan dalam nafsu makan dan asupan makanannya. Ini merupakan hal yang normal, namun di sisi lain asupan energi dan zat lain yang kuat sangatlah penting untuk memenuhi kebutuhan gizi nya (Wooldrige, 2005).

Dalam usia balita sangat penting menentukan suatu pertumbuhan dan perkembanga n anak di periode usia anak selanjutnya.Peran orang tua dalam memberikan asupan makanan yang sehat dan bergizi seimbang sangatlah besar, sebab pada usia tersebut


(29)

18 balita masih sangat bergantung kepada orang tuangya, mulai dari kegiatan buang air, mandi dan makan. Maka dari itu asupan gizi pada saat usia balita harus sangat diperhatikan, jangan sampai kekurangan zat gizi dalam tubuhnya (Nur Fallah, 2015).

Gambar II.5 Balita

(Sumber : Dokumentasi pribadi diakses 12/03/2015)

Pada usia 1-3 tahun perkembangan balita ditandai oleh peningkatan yang cepat dalam gerakan motorik kasar dan halus, gerakannya menjadi lebih bebas, melakuka n eksplorasi lingkungan dan terjadi peningkatan kemampuan bahasa. Khusus untuk anak usia 12-24 bulan, miestone perkembangan yang penting antara lain adalah berjalan, mengeksplorasi rumah dan sekeliling rumah, menyusun 2 atau 3 kotak, mengatakan 5 sampai 10 kata, naik turun tangga, menyusun kotak, menunjuk mata dan hidungnya dan menyusun 2 kata (Soetjiningsih, 1995).


(30)

19

II.1.6 Oromotor Pada Anak

Oromotor atau oral motor didefinisikan sebagai sistem gerak otot yang mencakup area rongga mulut (oral cavity) termasuk rahang, gigi, lidah, langit- langit, bibir dan pipi. Kematangan oral motor umumnya terjadi pada usia 4-6 bulan, dan dilanjutkan dengan pemberian stimulasi untuk mengembangkannya. Pada bayi usia 6-18 bulan kekuatan, koordinasi dan kontrol dari struktur mulut ini yang menjadi dasar dari kegiatan makan seperti menghisap, menelan, menggigit dan mengunyah (Bararah, 2011).

Perkembangan motorik anak termasuk di antaranya perkembangan motorik oral merupakan salah satu bagian penting, karena beberapa gangguan perkembanga n motorik oral ternyata dapat mengganggu kualitas hidup seorang anak. Perkembangan motorik oral merujuk pada kegunaan dan fungsi dari bibir, lidah, rahang, gigi, dan palatal keras dan lunak. Pergerakan dan koordinasi struktur ini adalah sangat penting dalam produksi bicara, proses menelan yang aman, makan berbagai tekstur makanan. Perkembangan motorik oral normal dimulai sebelum sampai sesudah lahir dan berlanjut sampai usia tiga tahun (Indonesian Children, 2009).

Agar anak memiliki keterampilan makan yang baik, diperlukan proses belajar dan stimulasi oromotor yang tepat. Oromotor merupakan dasar keterampilan makan, mencakup semua kegiatan yang menggunakan sistem gerak otot dari oral cavity (rongga mulut), seperti rahang, gigi, lidah, langit- langit, bibir, dan pipi, termasuk koordinasi gerak di antara organ-organ rongga mulut ini. (Mother And Baby, 2015) Saat lahir, bayi dibekali dengan beberapa refleks untuk bertahan hidup di lingkungan baru. Refleks ini lama kelamaan akan menghilang seiring dengan bertambahnya usia bayi. Beberapa refleks oromotor yang dimiliki bayi adalah:

 Refleks Rooting


(31)

20 jari Anda. Sebenarnya yang ia cari adalah puting Anda, inilah bekal yang bayi punya untuk mengetahui sumber makanannya.

 Refleks Phasic Bite

Refleks ini bisa dikenali ketika rahang bayi bergerak cepat ke atas dan ke bawah. Gerakan ini timbul akibat adanya rangsangan pada gusi, misalnya saat gusi tersentuh sendok atau mainan.

 Refleks Ekstrusi

Refleks ini adalah refleks melengkungkan dan meluruskan lidah. Saat menyusu, Bayi harus 'mengunci' daerah areola payudara Anda, caranya dengan melengkungkan lidahnya itu.

 Refleks Isap-Telan

Agar bisa makan, Bayi dibekali dengan refleks menelan yang didahului oleh pengisapan. Ini merupakan suatu gerakan yang membentuk satu kesatuan dan tidak bergerak sendiri-sendiri.

Dr. dr. Damayanti Rusli Sjarif, SpA(K), dari Divisi Nutrisi dan Penyakit Metabolik, Departeman Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, menjelaskan bahwa stimulasi oromotor mencakup beberapa hal, yaitu pertama, mengetahui dengan jelas waktu yang tepat untuk memberikan MPASI, kedua, melatih keterampilan mengunyah Bayi sebagai dasar dari proses makan, dan terakhir, mengetahui gangguan makan pada anak dan mengatasinya dengan segera.

Menurut narasumber yang merupakan ahli gizi menjelaskan bahwa stimulasi oromotor dapat dilakukan dengan memberikan makanan yang dapat membantu melatih kemampuan oromotor pada balita, salah satunya dengan memberikan makanan olahan dar ceker ayam untuk balita. (Tau gak sih Trans 7, 2015).

Stimulasi oromotor yang tepat adalah dengan pemberian makan, termasuk waktu, variasi, dan tekstur yang sesuai dengan perkembangan usia balita. Berikut perkembangannya kemampuan oromotor bayi: (motherandbaby, 2015).


(32)

21 Tabel II.1 Perkembangan Oromotor

Usia Perkembangan Oromotor

6-9 bulan - Menggigit dan mengunyah gerakan rahang ke atas dan ke bawah

- Menelan dengan mulut tertutup

- Menempatkan makanan diantara rahang atas dan bawah 9-12 bulan - Gerakan lidah ke samping kiri dan kanan serta memutar

- Mulai mencangkupkan bibir pada pinggir cangkir 12-23 bulan - Gerakan mengunyah berputar, rahang stabil

II.2 Ceker Ayam

Makanan bergizi yang baik dapat diperoleh dimana saja, sebagai contoh dari buah-buahan segar, sayur mayur, dan daging segar lainnya. Bahkan dari organ tubuh hewan ternak sekalipun, salah satunya adalah ceker ayam. Ceker ayam merupakan makanan yang sangat lezat, sehingga sering kali ditambahkan atau bahkan jadi bahan utama dalam suatu menu makanan.

Salah satu limbah yang dihasilkan dari rumah potong ayam (RPA) adalah ceker ayam dengan volume limbah cukup banyak. Selama ini, potensinya belum secara optimal tergali. Ceker ayam mempunyai ukuran keliling minimal 4 cm dan panjangnya dapat mencapai 13 cm. Ceker ayam adalah suatu bagian dari tubuh ayam yang kurang diminati, yang terdiri atas komponen kulit, tulang, otot, dan kolagen sehingga perlu diberikan sentuhan teknologi untuk diolah menjadi produk yang memiliki nilai tambah. Selama ini, ceker ayam baru dimanfaatkan sebagai campuran sup dan krupuk ceker. Nilai tambah dari kedua produk tersebut masih rendah. Salah satu komponen ceker ayam yang berpotensi untuk dikembangkan adalah kulit kaki ayam menginga t


(33)

22 memiliki komposisi kimia yang mendukung seperti kadar air 65,9%; protein 22,98%; lemak 5,6%; abu 3,49%; dan bahan bahan lain 2,03% (Purnomo, 1992).

Kandungan protein yang terdapat pada ceker ayam sebanyak 19,8 gram per 100 gram ceker. Kemudian protein yang cukup tinggi tersebut dapat memberikan zat gizi yang sangat bagus untuk dikonsumsi oleh anak- anak yang sedang mengalami proses tumbuh kembang, selain rasanya gurih ternyata ceker ayam sangat kaya dengan kandunga n omega 3 dan omega 6, masing-masing 187 mg dan 2,571 mg per 100 gram. Omega 3 dan omega 6 merupakan asam lemak tak jenuh yang sangat penting bagi kesehatan tubuh (Purwatiwidiastuti, 2011).

Tingginya kandungan protein pada kulit kaki ayam khususnya protein kolagen membuka peluang untuk diekstraksi agar dihasilkan produk gelatin. Nilai tambah dari produk gelatin cukup tinggi mengingat selama ini Indonesia mengimpor gelatin ribuan ton per tahun dengan harga jual di pasar dalam negeri berkisar antara Rp 60.000 hingga Rp 70.000 setiap kilogramnya. Gelatin merupakan produk yang diperoleh dari hasil hidrolisis kolagen (protein utama kulit ternak) sedangkan kolagen diperoleh dari ekstraksi kulit ternak segar. Pemanfaatan gelatin sangat luas seperti sebagai bahan kosmetik dan produk farmasi serta bahan baku makanan (es krim, permen karet, pengental, dan mayonaise), bahan film, material medis, dan bahan baku kultur jasad renik (Apriyantono, 2003).


(34)

23 Gambar II.6 Ceker ayam

(Sumber : http://ibudanmama.com/wp-content/uploads/2015/03/Manfaat- Ceker-Ayam-Sebagai-Makanan-Bayi.jpg diakses: 26/01/2016 )

Ceker ayam berpotensi sebagai sumber mineral dan kalogen yang sangat baik dalam penyembuhan retak atau patah tulang, sember mineral dan asam amino prolin dan hidroksi prolin yang sangat berguna bagi pertumbuhan mahluk muda yang sedang tumbuh. Otot pada ceker ayam sebenarnya berupa tenunan kolagen, yang memberika n kekuatan otot dan urat. Kolagen tidak bergizi atau rendah nilai gizinya, tetapi dalam kolagen banyak terkandung asam amino prolin dan hidroksiprolin, serta arginin. Ketiga jenis asam mino tersebut merupakan asam-asam amino penyusun jaringan kuat dalam tubuh, seperti rambut, kuku, sisik, dan ceker ayam, serta urat otot.

Ceker ayam biasanya hanya dimanfaatkan sebagai pelengkap mie ayam, sup, dan makanan olahan lainnya, ternyata ceker ayam ini juga dapat dibuat sebagai olahan tepung yang dapat dimanfaatkan untuk membuat makanan lain seperti roti, biskuit dan kripik. Selain itu ceker ayam sendiri relatif murah dan mudah di dapatkan ternyata ceker ayam juga mengandung omega 3 dan omega 6 yang dapat membant u partumbuhan otak dan mengurangi tekanan darah. Banyak cara untuk mengolah ceker ayam tersebut sebelum dikonsumsi, dapat diproses dengan direbus, digoreng, atau dikukus. Guna mendapatkan manfaat yang baik dari ceker ayam tersebut maka proses memasaknyapun harus dilakukan dengan baik.


(35)

24 Gambar II.7 Olahan dari ceker ayam

(Sumber : dokumentasi pribadi diakses: 26/01/2016 )

II.3 Analisa

Metode penelitian yang digunakan untuk mengana lisa permasalahan yang diangkat adalah metode penelitian kuantitatif. Kuesioner dibagikan kepada 20 responden secara acak di Kota Bandung dengan pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan ceker ayam dan ketertarikan mereka terhadap media informasi. Hal ini dilakukan untuk mempermuda h dalam menentukan perancangan yang akan dibuat.


(36)

25 Tabel II.2

Kuesioner Penelitian Ceker Ayam Sebagai Makanan Bergizi Bagi Balita (Sumber: Data pribadi, pengambilan data kuesioner : 1 – 20 Januari 2016)

No Umur

Jenis T ingkat Umur Pertanyaan

kelamin Pend. Anak 1 2 3 4 5 6 7 8

A1 24 P PT 1 th 1 0 0 1 buah & sayur 1 1 1 1

A2

32 L PT 1 th 1

kaki ayam yang diolah menjadi makanan

0 0 1 buah & sayur 1 1 dibuat sup 0 1 tidak tentu

A3

P PT 1 bagian kaki ayam bermanfaat bagi pertumbuhan & kesehatan anak

1 1

media cetak, media elektronik, paramedist 1 asupan yangmengandung karbohidrat, protein, vitamin, mineral 1 media cetak, media elektronik dan paramedist 1 direbus: sup,

soto, kari 1 1 8-12 kali

A4

22 P PT

0 0

media cetak, media elektronik, paramedist dan orang yang berpengalaman

0 1 buah & sayur 0 0 0

pengolahan yang tidak baik akan berpengaruh pada rasa dan manfaatnya 0 A5

50 P SD

1 makanan 1 0 1 susu kaleng 1 dar

pengalaman 1 direbus 0 1 4 kali

A6

44 P PT

1 vit utk tulang 1 dari

pengalaman 1 dari org lain 1 susu formula 1 dari org lain 1 direbus 1 1 60 kali

A7

45 P SMP 1

kakinya dua

jarinya empat 1 dari org lain 1

dokter & bidan 1

bubur bayi &

buah 1 dokter 1 direbus 0

adanya

bakteri 1 1 kali

A8

57 P SMA 1

makana sehat mengandung kalsium 1

dokter & bidan 1

dorg tua, sekolah, pengetahuan umum

1 bervariasi 1

dorg tua, sekolah, pengetahuan d masyarakat 1 nasi bubur,

sayur sop 1 1 tidak tentu

A9

40 P SMA 3 th 1

ceker adalah kaki ayam 1

dorg tua, sekolah, pengetahuan umum 1 buku, majalah, tabloid 1

buah, telur,

ceker, ayam 1

buku, majalah, tabloid 1

sayur dibuat


(37)

26

A10

49 P SMP

0 1 dari buku 0 0 0 1 direbus 1

kurang bersih, kurang empuk 0 A11

29 P SMA 7 th

1 enak 0 0 1 makanan bergizi 1 1 direbus 0

ceker ayam akan busuk, bau 1

2 (dua)

A12

39 P PT 1 th

1 kaki ayam 1 1

pertumbuhan

anaka 1 madu 1 dari orang tua 1 digoreng 0 1

1 bulan 4 kali

A13

33 P SMA 2 th

0 1

untuk menambah vitamin anak dari sumsum dalam tulang

0 1

telur, sayur,

buah-buahan 1 T elevisi 1 direbus 0 1

3 kali dalam 1 bulan

A14

30 P PT 3 th

1 kaki ayam 1

untuk memperkuat tulang pada anak

1 jejaring sosial 1

buah-buah, ikan salmon, susu kedelai 1

internet

1 direbus 0 1 6 kali

A15

31 P PT 2 th 1

organ tubuh dari ayam 1

memperkuat

tulang 1 internet 1 susu 1 media televisi 1 direbus 0 1

1 kali sebulan

A16

27 P SMA 4 th 1

terdapat banyak kandungan kelebehihan gizi dari ceker ayam

1

memperkuat

tulang 1 jejaring sosial 1 susu kedelai 1 internet 1 di rebus 0 1

2 kali 1 bulan

A17 20 P PT 1 th 1 bergizi tinggi 1 jejaring sosial 1 televisi 1 makanan bergizi 1 televisi 1 direbus 0 1 4-5 kali

A18

45 P SMA 2 th 1

mengandung omega 3 1

dari orang-orang, acara T V 1

internet (kalsium,

fosfor, b12) 1 1

internet

1 direbus 1 1 2 kali

A19

24 P SMA 1 th

1 kaki ayam 1

internet (menjaga imunitas tubuh)

0 1

vitamin &

suplemen bayi 1

kandungan kalsium d ceker bagi bayi

1 dibuat sup 1

masih terdapat bakteri 1

hampir tiap hari

A20

34 P SMA 2 th

1 kai ayam 1

memiliki kandungan gizi yang baik 1

kalsium

1

ceker ayam,

bubur bayi 1 tv, majalah 1 direbus 1

busuk &


(38)

27 Tabel II.3

Pengetahuan Responden

Kuesioner Penelitian Ceker Ayam Sebagai Makanan Bergizi Bagi Balita (Sumber: Data pribadi, pengambilan data kuesioner : 1 – 20 Januari 2016)

No

Pe rtanyaan

r

1 2 3 4 5 6 7 8

A1 1 0 0 1 1 1 1 1 0,75

A2 1 0 0 1 1 1 0 1 0,63

A3 1 1 1 1 1 1 1 1 1

A4 0 0 0 1 0 0 0 0 0,13

A5 1 1 0 1 1 1 0 1 0,75

A6 1 1 1 1 1 1 1 1 1

A7 1 1 1 1 1 1 0 1 0,88

A8 1 1 1 1 1 1 1 1 1

A9 1 1 1 1 1 1 1 1 1

A10 0 1 0 0 0 1 1 0 0,38

A11 1 0 0 1 1 1 0 1 0,63

A12 1 1 1 1 1 1 0 1 0,88

A13 0 1 0 1 1 1 0 1 0,63

A14 1 1 1 1 1 1 0 1 0,88

A15 1 1 1 1 1 1 0 1 0,88

A16 1 1 1 1 1 1 0 1 0,88

A17 1 1 1 1 1 1 0 1 0,88

A18 1 1 1 1 1 1 1 1 1

A19 1 1 0 1 1 1 1 1 0,88

A20 1 1 1 1 1 1 1 1 1


(39)

28 Peneliti melakukan penyebaran kuesioner untuk mengetahui pengetahua n responden tentang ceker ayam, dengan hasil pengukuran kuantitatif dengan memberikan skor sebagai berikut :

0 : Tidak 1 : Ya

Untuk setiap jawaban yang ditunjukan responden, lalu dicari nilai rata-rata dari seluruh jawaban responden. Presentasi pengetahuan yang dimiliki responden dipresentasikan dengan menggunakan rumus :

Pengetahuan Responden (%) −

− %

= ,8 %

= 80 %

Dari yang sudah dihitung menggunakan proses kuantitatif, hasilnya dapat di representrasikan ke dalam kriteria tingkatan kemampuan yang sudah ditentukan oleh peneliti, tingkatan tersebut dibagi ke dalam 3 kriteria, yakni rendah, sedang dan tinggi. Berikut merupakan kriterianya :

1. Kemampuan responden dikatakan rendah apabila hanya memenuhi kurang dari sama dengan 1/3 poin jawaban dari keseluruhan pertanyaan. Bentuk presentase yaitu 0-33%

2. Kemampuan responden dikatakan sedang apabila hanya memenuhi kurang dari sama dengan 2/3 poin jawaban dari keseluruhan pertanyaan. Bentuk presentase yaitu 33,01-66 %


(40)

29 3. Kemampuan responden dikatakan tinggi apabila hanya memenuhi kurang dari sama dengan 3/3 poin jawaban dari keseluruhan pertanyaan. Bentuk presentase yaitu 66,01-100%

Berdasarkan hasil presentase dan kriteria yang telah ditetapkan, responden mendapatkan hampir keseluruhan poin jawaban dari pertanyaan. Responden memiliki presentase sebesar 80 % maka responden memiliki kecenderungan yang mendekati tingkat pengetahuan yang tinggi mengenai ceker ayam.

Tabel II. 4 Kemampuan Responden

Kuesioner Penelitian Ceker Ayam Sebagai Makanan Bergizi Bagi Balita (Sumber: Data pribadi, pengambilan data kuesioner : 1 – 20 Januari 2016)

No Pertanyaan r

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1,8 A2 2 2 2 0 1 2 2 2 1 1 1,5 A3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 A4 0 0 2 1 2 0 2 2 0 0 0,9 A5 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1,8 A6 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 A7 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1,8 A8 0 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1,7 A9 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 A10 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1,9 A11 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 A12 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1,8 A13 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 1,7 A14 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 A15 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 A16 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 1,7 A17 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1,9 A18 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1,9 A19 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2


(41)

30 A20 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

1,82

Peneliti melakukan penyebaran kuesioner untuk mengetahui kemampuan responden dalam mengatur pola makan balita dan pengolahan ceker ayam, dengan hasil pengukuran kuantitatif dengan memberikan skor sebagai berikut :

2 : Tidak Mampu (TM)

3 : Kadang Mampu (KM) / Kadan Tidak Mampu (KTM) 4 : Mampu Melakukan (MM)

Untuk setiap jawaban yang ditunjukan responden, lalu dicari nilai rata-rata dari seluruh jawaban responden. Presentasi kemampuan yang dimiliki responden dipresentasikan dengan menggunakan rumus :

Kemampuan Responden (%) −

− %

= ,8 %

= 91 %

Dari yang sudah dihitung menggunakan proses kuantitatif, hasilnya dapat di representrasikan ke dalam kriteria tingkatan kemampuan yang sudah ditentukan oleh peneliti, tingkatan tersebut dibagi ke dalam 3 kriteria, yakni rendah, sedang dan tinggi. Berikut merupakan kriterianya :

1. Kemampuan responden dikatakan rendah apabila hanya memenuhi kurang dari sama dengan 1/3 poin jawaban dari keseluruhan pertanyaan. Bentuk presentase yaitu 0-33 %

2. Kemampuan responden dikatakan sedang apabila hanya memenuhi kurang dari sama dengan 2/3 poin jawaban dari keseluruhan pertanyaan. Bentuk presentase yaitu 33,01-66 %


(42)

31 3. Kemampuan responden dikatakan tinggi apabila hanya memenuhi kurang dari sama dengan 3/3 poin jawaban dari keseluruhan pertanyaan. Bentuk presentase yaitu 66,01-100 %

Berdasarkan hasil presentase dan kriteria yang telah ditetapkan, responden mendapatkan hampir keseluruhan poin jawaban dari pertanyaan. Responden memiliki presentase sebesar 91 % maka responden memiliki kecenderungan yang mendekati tingkat kemampuan yang tinggi untuk mengatur pola makan balita dan pengolahan ceker ayam.

II.3.1 Hasil Kuesioner

Hasil kuesioner mengenai pengetahuan responden tentang informasi ceker ayam, menunjukan hasil yang tinggi dengan presentase 80 %, namun walaupun hasil yang ditunjukan oleh data kuantitatif cenderung tinggi, alasan yang diberikan oleh responden tidak maksimal. Ada beberapa responden yang sama sekali tidak memberikan alasan dan ada pula jawaban dari responden yang kurang tepat. Sedangkan untuk kuesioner ke dua yaitu tentang kemampuan responden dalam pengaturan pola makan balita dan pengolahan ceker ayam menunjukan presentase yang tinggi yaitu 91 % yang berarti bahwa responden sudah mampu mengola h ceker ayam dan mengatur pola makan balita dengan gizi sehat dengan baik.

II.4 Opini Masyarakat Terhadap Ceker Ayam

Ceker ayam merupakan salah satu hasil samping pemotongan ayam, selain kepala, leher, dan jeroan. Sebagai hasil samping, nilai ekonominya memang lebih rendah dibandingkan hasil utama, yaitu daging. Namun demikian banyak orang yang percaya akan khasiat ceker ayam terhadap kesehatan.

Menurut Khomsan pada tahun 2010 setiap makhluk menyimpan kekuatannya dibagian badan yang menjadi sumber kekuatannya. Misalnya, ikan hiu mempunya i sumber kekuatan disiripnya dan ayam di cekernya. Oleh karena itu, siapa saja yang mengkonsumsi sirip ikan hiu akan memperoleh khasiat tambahan berupa kekuatan


(43)

32 ditubuhnya. Tak heran bila ceker ayam dianggap hidangan penting bagi orang sehat maupun sakit.

Seperti halnya bagian tubuh yang lain, ceker ayam terdiri dari tulang, kulit, dan otot. Bedanya, otot ceker ayam merupakan tenunan kolagen yang sangat kuat. Kolagen adalah jenis protein yang nilai gizinya rendah, karena terdiri dari susunan asam amino yang tidak lengkap (tidak mengandung asam amino triptofan). Tapi, di dalam kolagen ini terdapat asam amino prolin dan hidroksiprolin yang merupakan unsur penting bagi pertumbuhan makhluk muda, termasuk anak balita.

Selain itu, ceker ayam dapat dijadikan sumber mineral (kalsium dan fosfor) yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan anak dan memperkuat tulang. Oleh karena itu, ibu sering memberikan kaldu ceker ayam bagi anak-anaknya yang masih balita. Untuk medapatkan sari ceker ayam ayam yang bening dan tidak keruh , lebih dahulu kulit dan kuku ceker ayam ayam dibuang terlebih dahulu, kemudian telapak dibelah dan dipanaskan secara perlahan-lahan dengan suhu 600 C. Untuk mencegah

rasa amis dapat ditambahkan belimbing wuluh, baru ditambah bumbu yang dikehendaki untuk menambah citarasa sari ceker ayam yang diinginkan.

Mengkonsumsi ceker ayam bukan sesuatu hal yang buruk, asalkan tidak terlalu berlebihan dan senantiasa menjaga kebersihan ketika mengolahnya menjadi bahan makanan utama. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari Department of Animal Science of National Chung-Hsing University di Taiwan menunjukka n bahwa ceker ayam mengandung banyak kolagen. Ini berarti bahwa ceker ayam dapat dijadikan sebagai sumber kolagen alternatif selain dari sapi, ikan laut ataupun babi. Oleh karena itu, para ilmuwan tengah melakukan penelitian lain untuk dapat menemukan tehnik terbaik untuk mengekstrak kolagen dari ceker ayam.


(44)

33

II.5 Analisis Masalah dan Solusi

Hasil penelitian menunjukan bahwa ceker ayam mengandung gizi yang baik dan bermanfaat untuk masa pertumbuhan balita. Ceker ayam sering juga dijadikan olahan lain bukannya hanya untuk balita saja, namun orang dewasapun gemar mengkonsumsinya. Banyak cara untuk mengolah ceker ayam tersebut sebelum dikonsumsi, dapat diproses dengan direbus, digoreng, atau dikukus. Guna mendapatkan manfaat yang baik dari ceker ayam tersebut maka proses memasaknyapun harus dilakukan dengan baik. Namun, dengan proses direbusla h mayoritas para ibu melakukan pengolahan ceker ayam tersebut.

Kesibukan para orang tua terutama para ibu yang bekerja, menjadikan makanan instant atau makanan sepat saji bagi balita adalah solusi utama untuk konsumsi balita mereka. Banyaknya varian rasa dan kemudahan mengolahnya membuat para ibu ini semakin ketagihan untuk menggunakan produk ini. Perlunya kesadaran para orang tua dalam hal memberikan makanan pedamping ASI yang seimbang dan bernutrisi dapat disimpulkan bahwa minat untuk mempelajari manfaat ceker ayam sebagai makanan bergizi perlu ditingkatkan, dengan cara memberi pengetahua n tentang manfaat-manfaat ceker ayam. Maka salah satu solusi yang baik adalah dengan membuat sebuah perancangan informasi tentang manfaat ceker ayam melalui media video infografis yang didalamnya berupa informasi untuk mempelajari manfaat ceker ayam sebagai makanan bergizi bagi balita.


(45)

34

BAB III. STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP DESAIN

III.1 Strategi Perancangan

Strategi didefiniskan sebagai cara atau upaya yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan secara khusus, dan untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan suatu proses atau cara yang disebut perancangan. Dapat diartikan bahwa strategi perancangan adalah metode ataupun cara yang digunakan untuk mencapai sebuah solusi atau tujuan yang baik. Dalam keterangan sebelumnya diperoleh beberapa masalah yang terjadi terkait dengan manfaat ceker ayam sebagai makanan bergizi bagi balita, salah satunya adalah kurangnya media Informasi yang tertulis maupun visual yang ada di masyarakat secara umum dan para orang tua secara khusus. Dari hal tersebut maka dibutuhkan sebuah solusi, diantaranya melalui pendekatan visual yang didalamnya bermuatan nilai informasi dan bersifat persuasi, yaitu video infogra f is yang mudah diterima oleh para orang tua khususnya para ibu, yang berfungs i sebagai bahan pengetahuan dan pengingat pentingnya memberikan asupan gizi yang baik kepada balita.

III.1.1 Tujuan Komunikasi

Tujuan komunikasi perancangan informasi mengenai manfaat ceker ayam sebagai makanan bergizi bagi balita ini yaitu untuk memberikan informasi mengena i manfaat atau kelebihan ceker ayam dibandingkan dengan MP-ASI lainnya dalam hal merangsang sistem motorik balita.

III.1.2 Pendekatan Komunikasi

Pendekatan komunikasi yang digunakan dalam perancangan media infor mas i manfaat ceker ayam ini adalah video infografis, dimana yang di dalamnya berisi diantarnya mengenai informasi manfaat ceker ayam secara umum, dan ceker ayam secara khusus bagaimana manfaatnya bagi balita dalam hal merangsang motorik kasar seperti mengunyah, menelan, babbling dan lain-lain.


(46)

35

III.1.3 Materi Pesan

Materi pesan yang disampaikan pada perancangan video infografis ini terdiri dari beberapa tahapan. Pada awal memperkenalkan karakter yang berperan dalam video infografis ini untuk memudahkan audiens menerima pesan. Lalu menyampa ika n informasi mengenai informasi manfaat dan kandungan ceker ayam dapat melatih rangsangan motorik atau melatih fase oral pada balita dan pembelajaran bagi para ibu dalam hal memberikan asupan gizi untuk balitanya. Setelah itu diakhiri dengan ajakan untuk selalu memperhatikan asupan gizi yang baik untuk balita.

III.1.4 Gaya Bahasa

Gaya bahasa perancangan ini menggunakan bahasa Indonesia tidak baku atau keseharian, dimana menggunakan cara tutur bahasa seperti cerita (storytelling). Tujuan menggunakan pendekatan verbal seperti ini agar menarik perhatian para ibu dan lebih mudah memahaminya.

III.1.5 Khalayak Sasaran Perancangan

Pentingnya memberikan asupan gizi yang baik untuk balita perlu ditingkatkan guna untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Peran orang tua sangat penting dalam memberikan makanan pendamping ASI yang baik untuk balitanya. Dari hal tersebut, maka target audiens akan ditentukan berdasarkan segi demografis, psikografis dan geografis sebagai berikut.

a. Demografis

Usia : Para ibu usia 25-30 tahun

Pemilihan target pada fase dewasa awal ini berdasarkan tugas perkembangan dewasa awal adalah menikah atau membangun suatu keluarga, mengelola rumah tangga, mendidik atau mengasuh anak, memikul tangung jawab sebagai warga negara, membuat hubungan dengan suatu kelompok sosial tertentu, dan melakukan suatu pekerjaan. Dewasa awal merupakan masa permulaan dimana seseorang mulai menjalin hubunga n secara intim dengan lawan jenisnya.


(47)

36 Hurlock (1993) dalam hal ini telah mengemukakan beberapa karakteristik dewasa awal dan pada salah satu intinya dikatakan bahwa dewasa awal merupakan suatu masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru dan memanfaatkan kebebasan yang diperolehnya.

Status ekonomi sosial : Menengah-atas, Hal ini dilihat dari mayoritas penduduk di wilayah penyebaran media informasi ini mayoritas para ibu yang menggunakan media sosial (ibu-ibu sosialita).

Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SMA – Mahasiswi b. Consumer insight

Dalam perancangan informasi ini, perancangan mepertimbangan 3 aspek yang mendasari Consumer insight:

Want : Semua orang tua selalu menginginkan yang terbaik untuk tumbuh kembang anaknya. Maka informasi kesehatan seperti ini sangat penting diketahui oleh seorang ibu yang memiliki balita.  Need : Isu kesehatan menjadi isu yang selalu berkembang

dan harus dipahami dengan teliti, hal ini bukan menjadi kewajiban namun sudah menjadi kebutuhan. Begitu juga dengan infor mas i kesehatan seperti ini yangs sangat dibutuhkan oleh seorang ibu dalam merawat anaknya.

Expectation : Untuk memenuhi harapan dari target audiens, perancang mengemas informasi sebaik mungkin agar menarik perhatian mudah dimengerti oleh target audiens.

c. Journey

Perancang mempertimbangkan media apa yang mungkin digunakan oleh target audiens dalam perjalanan kesehariannya. Target audiens yang merupakan ibu yang memiliki anak balita, pada pagi hari pasti akan menggunakan handuk untuk memandikan anaknya, dan penggunaan gelas


(48)

37 untuk minum. Selain itu juga, jam dinding yang akan dilihatnya setiap waktu. Setelah itu ibu akan pergi ke pasar dnegan menggunakan kantong belanja, selanjutnya pada pagi menuju siang hari adalah waktu perkiraan seorang ibu membersihkan rumah dan pada saat itu ibu akan melihat gantungan baju saat merapikan baju. Semua media pendukung akan dilihat oleh target audiens setiap hari secara berulang, hal ini diharapkan dapat tersampaikannya informasi secara efektif yang akan memberikan dampak signifikan terhadap tujuan dibuatnya perancangan informasi ini.

d. Indikator konsumen

- Wanita / pengasuh balita di usia dewasa awal hingga dewasa madya - Wanita yang memiliki balita

III.1.6 Strategi Kreatif

Pada perancangan informasi ini pendekatan kreatif dilakukan dengan membuat gambar ilustrasi dan video dalam bentuk infografis yang didalamnya terdapat cerita, dimana gambar dan video tersebut merupakan penguat konten informasi secara umum untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta menjadi sebuah reminder untuk target audiens.

Terdapat ilustrasi yang berbentuk ikon yang merupakan tanda yang memilik i kemiripan "rupa". sebagai mana yang telah ada wujud nyatanya. Penggambara n ikon ada dengan dua cara, yaitu ilustratif (sesuai bentuk aslinya) dan diagramatt ik (dalam bentuk penyederhanaan). Penyederhanaan dari karakter anak kecil digunakan agar target audiens mampu menangkap informasi secara suka rela, dan tidak mudah lupa. Penyederhanaan bentuk organ karakterpun disesuaikan agar mempertahankan tone and manner yang konsisten seperti bentuk tangan yang hanya ada 4 jari (tidak realistis). Diharapkan dengan strategi ini informasi yang diterima dapat dengan mudah diterima oleh target audiens. Dilakukan juga strategi backsound dan sound effect untuk mempertegas setiap informasi yang disampaikan. Tokoh utama dan tokoh pendukung sedekat mungkin dibuat agar sesuai dengan media utama, antara lain melalui pendekatan karakter dengan pekerjaan yang


(49)

38 berhubungan dengan keahlian bicara dan nama karakterpun disesuaikan dengan nama plesetan dari “ceker” yaitu Cakra.

Adapun strategi copywriting yang dilakukan seperti judul utama perancangan ini adalah “Semangkuk Sup untuk Balita”. Penggunaan kata dalam perancangan ini diadaptasi dari kebiasaan dan budaya masyarakat Indonesia, khususnya kaum Ibu saat memberikan makanan pada anaknya. Biasanya alat makan yang digunakan untuk memakan sup adalah mangkuk, maka semangkuk sup ini dinilai merupakan hal yang sederhana dan mudah diterima oleh target audiens.

Pendekatan sapaan “mom’s” di Indonesia banyak kata yang digunakan untuk memanggil seorang Ibu seperti Mamah, momy, bunda, umi, mamih, dan lainnya. Namun, penggunaan sapaan mom’s untuk target audiens disini dapat dianggap sebagai sapaan yang tidak kaku dan lebih ‘friendly’. Kata mom’s digunakan agar target audiens dapat merasakan bahwa informasi yang disampaikan oleh perancang seakan-akan disampaikan oleh rekan sebayanya sendiri, dalam perancangan ini rekan sebaya untuk mom’s adalah dr. tiwi yang merupakan karakter ibu dari Cakra.

III.1.7 Strategi Media

Berdasarkan pada objek perancangan yang akan dibuat, maka dalam pemiliha n suatu media diharapkan dapat menjadi solusi dan menjawab permasalahan. Media yang digunakan terbagi pada tiga jenis yaitu media utama, media informasi dan media pendukung serta bagaimana mekanisme dan penempatan media-media tersebut.

 Media Utama

Media utama dari perancangan Informasi Ceker Ayam sebagai Makanan bergizi bagi Balita ini diaplikasikan dalam Video Infografis. Video infografis ini dianggap sebagai salah satu media yang dianggap cukup efektif untuk penyampaian informasi. Informasi grafis atau infogra f is adalah representasi visual informasi, data atau ilmu pengetahuan secara grafis. Grafis ini memperlihatkan informasi rumit dengan singkat dan jelas (Doug Newsom and Jim Haynes, 2004:236).


(50)

39 Dikutip dari situs alboardman.com (Situs resmi milik seorang motion designer dari Chicago, UK), video infografis adalah teknik digital yang mengkombinasikan gambar, kata, suara, dan video. Video infografis juga merupakan kombinasi dari bahasa film, animasi, dan desain grafis dan menyatukan beberapa elemen kreatif seperti tipografi, ilustrasi, logo, bentuk, dan video. Elemen-elemen tersebut kemudian digerakan sehingga membentuk sebuah cerita. Kemasan informasi yang dinamis ini dianggap cukup atraktif karna melibatkan proses audiovisual yang memungkinka n penyampaian informasi kepada target audiens akan lebih efektif.

 Media Informasi

Perancang menggunakan media tambahan untuk memperkuat media utama yaitu dengan membuat Poster, sticker, x-banner, mini x-banner dan postcard. Media informasi ini berbentuk cetak dan digital. Hal ini dipercaya akan lebih memaksimalkan penyebaran informasi, dengan didukung oleh penyebaran distribusi yang tepat sasaran.

 Media Pendukung (Merchandise)

Media pendukung dalam perancangan ini berbentuk merchandise berupa jam dinding, kalender, mug, gantungan baju, handuk, tas belanja, dan notebook. Dengan diaplikasikannya ke dalam berbagai jenis barang yang sering dilihat dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari, diharapkan informasi yang disampaikan oleh perancang dapat diterima dengan baik oleh target audiens.

III.1.8 Strategi Distribusi dan Waktu Penyebaran Media

Pertimbangan dasar distribusi informasi ini adalah bagaimana informasi atau pesan yang disampaikan akan efektif dan mampu diterima oleh target audiens. Dalam


(51)

40 proses pendistribusian, selain melalui optimalisasi media sosial, penyebaran akan melibatkan pihak-pihak yang terkait erat dengan objek penelitian dibawah KEMENKES RI seperti Rumah sakit, Puskesmas, dan instansi kesehatan lainnya. Pendistribusiaan ini dilakukan ketika akan menyambut hari Anak Balita Nasional yang jatuh pada tanggal 8 april.

Table III.1 Jadwal penyebaran media

Media Bulan

Maret April Mei

Media Utama (Video Infografis)

Media Informasi (Poster, Sticker,

Postcard)

Media Pendukung (jam dinding, kalender, mug, gantungan baju,

handuk, tas belanja, dan notebook)

III.2 Konsep Visual

Bentuk pola visual akan disesuaikan dengan target audiens yang dituju, yang didalamnya diantaranya sedekat mungkin memuat bentuk-bentuk visual yang merepresentasikan karakter-karakter yang layak untuk menyampaikan pesan yang terkandung dalam perancangan informasi ini.

Konsep visual yang akan digambarkan antara lain akan dikhususkan kepada karakter utama dan karakter pendukung, aset yang menggambarkan lokasi tertentu, seperti studio siaran, studio di stasiun televisi, rumah, dapur dan kamar. Juga aset tanaman yang merupakan mayoritas hobi ibu di Indonesia yang gemar memelihara tanaman hias.

Konsep visual meliputi gaya adaptasi gambar dan pendekatan warna yang dikenal dengan Flat Design. Ada yang menganggap flat design adalah implementasi dari


(52)

41

gaya minimalis dan mengaitkannya dengan The Swiss Style yang terkenal pada

tahun1940-an sampai 1950-an

III.2.1 Format Desain

Format video infografis ini menggunakan resolusi widescreen 16:9 mempertimbangkan pandangan mata seseorang yang bersifat horizontal, sehingga akan mendapatkan kenyamanan saat menonton, dengan spesifikasi format sebagai berikut :

- Custom video for windows

- Frame size : 1920 x 1080 px - Frame rate : 25 fps

- Aspect ratio : PAL widescreen square pixel 16 : 9

- Channel : RGB

- Color : Millions of Colors+ - Format video : quicktime (.mov) - Video Codec : Animation

- Duration : 00:02:00 - 00:03:00 - Audio sample rate : 48 kHz

- Audio channels : Stereo - Format audio : mp3

- Compressor : Uncompressed

III.2.2 Layout

Menurut Lia (2014) secara umum, layout merupakan tata letak ruang atau bidang. Layout dapat kita lihat pada majalah, website, iklan televisi, bahkan susunan furniture di salah satu ruangan di rumah kita. Dalam sebuah layout, terdapat beberapa elemen seperti elemen teks, elemen visual, dan elemen lainnya. Tujuan utama layout adalah menampilkan elemen gambar dan teks agar menjadi komunikatif dan dapat memudahkan pembaca menerima informasi yang disajikan. Penyusunan dari elemen-elemen pada media perancangan ini menggunakan prinsip penekanan center of interest dan symmetrical balance. Tujuannya untuk


(53)

42 menitikberatkan perhatian target audiens terhadap objek yang sedang dibahas dan menyeimbangkan komposisi antara kiri dan kanan. Dengan penggunaan bidang kosong yang cukup luas untuk menciptakan fokus, akan menampilkan elemen gambar bergerak dan teks yang dapat memudahkan target audiens menerima informasi yang disajikan.

Gambar III.1 Referensi Layout untuk video infografis (Sumber : kezzler.com Diakses pada 1/6/2016)

Gambar III.2 Referensi Layout untuk infografis (Sumber : pinterest.com Diakses pada 1/6/2016)

Berikut merupakan contoh screenshot tata letak yang digunakan pada perancangan media utama video infografis, berdasarkan konsep dan referensi yang telah ditentukan:


(54)

43 Gambar III.3 Layout video infografis

(Sumber: Dokumentasi pribadi Diakses pada 1/6/2016)

III.2.3 Tipografi

Menurut Lazlo dalam buku pengantar desain komunikasi visual (2010) berpendapat bahwa tipografi adalah alat komunikasi, oleh karena itu tipografi yang digunakan harus bisa berkomunikasi dalam bentuknya yang paling kuat, jelas (clarity), dan terbaca (legibility). Eksekusi terhadap desain tipografi dalam rancangan grafis pada aspek legibility akan mencapai hasil yang baik bila melalui proses investigas i terhadap makna naskah, alasan-alasan kenapa naskah harus dibaca, serta siapa target audiensnya.

Untuk menyesuaikan dengan gaya visual, maka jenis tipografi yang digunakan untuk media aplikasi perancangan informasi ini adalah font yang memiliki bentuk simpel. Mengutamakan keterbacaan agar target audiens dapat menerima infor mas i dengan baik dan nyaman. Tipografi yang digunakan untuk body text, typeface adalah Din Round Pro dari keluarga Sans-serif. Tujuannya agar tipografi nyaman dibaca di layar monitor dengan baik.


(55)

44 Gambar III.4 Tipografi

(Sumber: Dokumentasi pribadi diakses pada 1/6/2016)

Adapun decorative text yang digunakan adalah typeface Krinkes Décor PERSONAL USE Penggunaan yang konsisten dari jenis font ini akan membuat audiens menangkap kesan ceria dan homey.

Gambar III.5 tipografi pada logo utama


(56)

45

III.2.4 Ilustrasi

Menurut Rahkmat (2010) pengertian ilustrasi secara umum adalah gambar atau foto yang bertujuan menjelaskan teks dan sekaligus menciptakan daya tarik. Illust ras i yang berhasil menarik perhatian pembaca atau target audiens pada umumnya mempuyai kriteria komunikatif, informative, mudah dipahami dan mengguga h perasaan. Saat ini di computer banyak tersedia illustrasi yang siap pakai seperti clip art, texture, dan pattern. Namun penggunaan ilustrasi yang berlebihan justru dapat membingungkan dan mengurangi nilai keterbacaan.

Gaya ilustrasi yang digunakan untuk video infografis Perancangan Informasi ini adalah desain datar atau lebih sering disebut flat design, dengan gaya yang minimalis, menghindari tekstur dan efek pencahayaan serta menggunakan warna yang datar.

Gambar III.6 Referensi Ilustrasi untuk video infografis (Sumber : mtv-dribbble.com

diakses pada 21/3/2016)


(57)

46 Gambar III.7 Ilustrasi video infografis “Manfaat Ceker Ayam”

(Sumber : dokumentasi pribadi diakses pada 1/6/2016) a. Tokoh Utama

Dalam perancangan Informasi ini, perancang memunculkan 2 karakter yaitu Cakra dan dr. Tiwi yang mendukung sebagai penyampai informasi kepada target audien.

Gambar III.8 Ilustrasi Tokoh Utama “Cakra” (Sumber : Dokumentasi pribadi diakses pada 1/6/2016)


(58)

47 Cakra Aprilio adalah seorang anak laki-laki yang sangat cerdas, memakai kaca mata mencirikan bahwa dia mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi dan dia merupakan seorang announcer radio terkenal di Bandung. Rasa penasarannya tentang pola makan saat ia kecil yang telah membuatnya menjadi pintar, jago ngomong, dan cerewet.

Studi karakter ini mengacu pada tampilan seorang yang ahli dalam bidang broadcasting, yaitu charming, good looking, & berwawasan luas. Penggunaan nama Cakra Aprilo yaitu berdasarkan dari plesetan dari “Ceker” menjadi “Cakra” namun jika diartikan yakni Cakra dalam bahasa Jawa, artinya Yang melindungi. Nama belakang yang digunakan adalah Aprlio, karena untuk menyambut dan memperingati hari Anak Balita Nasional yang jatuh pada tanggal 8 April.

Gambar III.9 Ilustrasi Tokoh dr. Tiwi

(Sumber : Dokumentasi pribadi diakses pada 1/6/2016)

 dr. Tiwi adalah ibu Cakra, berusia 40 tahun. Ia menjalani profesi sebagai Dokter anak yang sangat memahami ilmu gizi, maka dari itu ia merawat Cakra dengan baik dari sejak kecil hingga sekarang.


(59)

48 b. Background

Background yang digunakan dalam perancangan informasi ini menggunakan pola atau pattern yang memiliki tema yang selaras dengan informasi yang disampaikan.

Gambar III.10 Ilustrasi Pattern

(Sumber: Dokumentasi pribadi diakses: 2/6/2016)

Selain itu, dibuat juga background lokasi dimana penyapaian informasi terjadi. Antara lain: Studio siaran dan berbagai sudut di rumah Cakra.


(60)

49 Gambar III.11 Ilustrasi Ilustrasi Background kamar Cakra

(Sumber : Dokumentasi pribadi diakses pada 1/6/2016)

Gambar III.12 Ilustrasi Background dapur (Sumber : Dokumentasi pribadi diakses pada 1/6/2016)

Gambar III.13 Ilustrasi Background studio siaran radio dan studio acara televisi (Sumber : Dokumentasi pribadi diakses pada 1/6/2016)


(61)

50 Gambar III.14 Ilustrasi Background ruang tamu

(Sumber : Dokumentasi pribadi diakses pada 1/6/2016)

III.2.5 Warna

Warna merupakan salah satu elemen yang dapat menarik perhatian, meningkatka n mood, menggambarkan citra sebuah perusahaan, dan lainnya (Lia, 2014). Dalam penggunaan warna kita perlu memperhatikan kesan apa yang ingin kita bangun dalam desain tersebut. Pemilihan warna akan dipusatkan kepada warna 41 warna hangat dan dingin. seperti warna hangat merah muda, kuning orange dan warna-warna dingin seperti biru hijau dan beberapa warna-warna coklat muda ataupun krem. pada dasarnya warna dapat mempengaruhi psikologi seseorang, seperti membuat rileks dan meningkatkan adrenalin (Zelanski & Fisher, 2010).

Atas dasar tersebut maka dipilihlah warna-warna yang lembut tersebut seperti pemilihan beberapa warna hangat dan dominansi warna dingin agar pembaca ataupun target audien merasa nyaman dalam membaca dan memperhatikan isi dari informasi yang disampaikan.


(1)

70 IV.2.5 X-banner

Disimpan di dekat screen monitor tempat pemutaran media utama yaitu video dan juga bisa diletak terpisah dengan screen motitor seperti contohnya didekat ruang tunggu atau tempat pembayaran. Berbahan dasar Luster dengan teknik cetak digita l berukuran 160 cm x 60 cm disertai dengan kaki-kaki.

Gambar IV.45 X-Banner


(2)

71 IV. 3 Media Pendukung

IV.3.1 Mug

Desain mug ini berukuran 8 x 20 cm dan di cetak menggunakan mesin press.

Gambar IV.46 Mug

(Sumber: dokumentasi pribadi diakses: 30/7/2016)

IV.3.2 Handuk

Handuk ini dipergunakan untuk keperluan balita sedang makan ataupun yang lainnya. Teknik yang digunakan dengan teknik border otomatis dengan 6 warna benang dan handuk ini berukuran 30 x 31 cm.

Gambar IV.47 Handuk


(3)

72 IV.3.3 Kalender

Kalender duduk ini dicetak dengan menggunakan teknik offset menggunakan kertas Artpaper dengan ukuran 21x29.7 cm atau setara dengan A4.

Gambar IV.48 Kalender

(Sumber: dokumentasi pribadi diakses: 30/7/2016)

IV.3.4 Notebook

Notebook ini dicetak menggunakan teknik offset dengan ukuran 12x9 cm menggunakan kertas Artpaper 85 gr.

Gambar IV.49 Notebook


(4)

73 IV.3.5 Gantungan Baju

Gantungan baju ini dicetak dengan teknik cutting dan dilapisi dengan stiker vinyl dan dipasangkan 3 buah gantungan.

Gambar IV.50 Gantungan baju

(Sumber: dokumentasi pribadi diakses: 30/7/2016)

IV.3.6 Jam Dinding

Jam dinding ini dicetak dengan teknik cutting dan dilapisi dengan stiker vinyl lalu ditempelkan pada sebuah jam dinding siap pakai.

Gambar IV.51 Jam dinding


(5)

74 IV.3.7 Totebag

Tas Belanja ini dipergunakan untuk keperluan Ibu yang akan membeli sesuatu dan menaruh barang ataupun belanjaannya di dalam tas ini. Teknik yang digunaka n dengan teknik border otomatis dengan 6 warna benang.

Gambar IV.52 Totebag

(Sumber: dokumentasi pribadi diakses: 30/7/2016)

IV.3.8 Mangkuk

Mangkuk ini berfungsi sebagai pengingat untuk para ibu yang memiliki balita agar senantiasa rutin mengonsumsi ceker ayam bagi balitanya. Mangkuk ini terbuat dari keramik dan meniliki diameter 13cm,

Gambar IV.53 Mangkuk


(6)

75 IV.3.9 Gantungan Kunci

Media ini digunakan untuk souvenir dari Posyandu dan Puskesmas setempat yang diberikan khusus bagi orang tua yang telah berhasil menjaga nutrisi anak dengan baik. Diproduksi menggunakan mesin press dan media ini berukuran 5.8 x 5.8 cm.

Gambar IV.54 Gantungan kunci

(Sumber: dokumentasi pribadi diakses: 30/7/2016)

IV.3.10 Kaos

Media ini digunakan untuk souvenir dan awarding dari Posyandu dan Puskesmas setempat yang diberikan khusus bagi orang tua yang telah berhasil menjaga nutris i anak dengan baik. Berbahan Cotton combed 25 dengan teknik cetak Direct to Garment.

Gambar IV.55 Kaos